Anda di halaman 1dari 69

BUKU INFORMASI

MENGEMBANGKAN JEJARING KERJA SAMA


KEMITRAAN ANTAR LEMBAGA/PERUSAHAAN

P.85SPS02.027.2

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
DIREKTORAT BINA INSTRUKTUR DAN TENAGA PELATIHAN
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.6 B Telepon/Fax 021.5262643 Jakarta Selatan
2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------------------- 2


BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------ 6
A. Tujuan Umum --------------------------------------------------------------------- 6
B. Tujuan Khusus -------------------------------------------------------------------- 6
C. Pengantar mengenai Jejaring Kerja sama kemitraan ----------------------- 6

BAB II MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP LEMBAGA / PERUSAHAAN YANG


BERPOTENSI UNTUK MENGEMBANGKAN JEJARING KERJA SAMA ------------ 14
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melakukan analisis terhadap
lembaga / perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring
kerja sama ------------------------------------------------------------------------- 14
1. Langkah-langkah mengidentifikasi Sekolah/Lembaga/perusahaan
berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama berdasarkan
bidangnya ----------------------------------------------------------------------- 13
2. Cara menyusun daftar Sekolah/lembaga/perusahaan yang berpotensi
untuk mengembangkan jejaring kerja sama berdasarkan hasil
identifikasi ----------------------------------------------------------------------- 14
3. Cara menganalisis Sekolah/lembaga/perusahaan untuk mendapatkan
mitra yang sesuai dengan kompetensi yang diperlukan ---------------- 15
B. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan analisis terhadap
lembaga / perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring
kerja sama ------------------------------------------------------------------------ 18
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melakukan analisis terhadap
lembaga/ perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring
kerja sama ------------------------------------------------------------------------ 19

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 2 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB III MENGKOMUNIKASIKAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN KERJA SAMA ---- 20


A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Mengkomunikasikan kemungkinan
Pengembangan Kerja sama ----------------------------------------------------- 20
1. Cara mengkomunikasikan penawaran kerja sama dengan
sekolah/lembaga/ perusahaan sesuai dengan hasil analisis ---------- 20
2. Cara mengkomunikasikan konsep kerja sama kepada
sekolah/lembaga/ perusahaan terkait serta kepihak berwenang
lainnya ------------------------------------------------------------------------- 21
3. Cara mengkomunikasikan daft kerja sama kepada sekolah/lembaga/
perusahaan ------------------------------------------------------------------- 28
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mengkomunikasikan kemungkinan
Pengembangan Kerja sama ---------------------------------------------------- 31
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menetapkan Data Hasil Analisis
Sebagai Bahan Informasi Penyelenggaraan Pelatihan ---------------------- 31

BAB IV MENETAPKAN JEJARING KERJA SAMA -------------------------------------------- 32


A. Pengetahuan yang diperlukan dalam menetapkan Jejaring kerja sama 32
1. Cara mengkomunikasikan Ketentuan tentang Kerja sama dengan
Sekolah/ Lembaga/Perusahaan. ------------------------------------------- 32
2. Cara menetapkan Kerja sama dengan Sekolah/ Lembaga/
Perusahaan ------------------------------------------------------------------- 33
B. Keterampilan yang diperlukan dalam menetapkan Jejaring kerja sama 37
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam menetapkan Jejaring kerja sama --- 37

BAB V MEMELIHARA JEJARING KERJA SAMA -------------------------------------------- 38


A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara Jejaring kerja sama - 38
1. Langkah-langkah mengidentifikasi sarana untuk memelihara
jejaring Kerja sama sesuai dengan karakteristik Lembaga/
Perusahaan. ------------------------------------------------------------------ 39
2. Cara memelihara Jejaring Kerja sama dengan Sekolah/ Lembaga/
Perusahaan menggunakan sarana yang sesuai hasil identifikasi ---- 48

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 3 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

B. Keterampilan yang diperlukan dalam memelihara Jejaring kerja sama - 51


C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memelihara Jejaring kerja sama----- 51

BAB VI MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PERBAIKAN PELATIHAN ------------------- 52


A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengidentifikasi kebutuhan
perbaikan pelatihan -------------------------------------------------------------- 52
1. Cara mengevaluasi kesesuaian Keberhasilan Kerja sama dengan
kebutuhan perbaikan pelatihan-------------------------------------------- 52
2. Langkah-langkah mengidentifikasi Keberhasilan Kerja sama
perbaikan/peningkatan di Sekolah/ Lembaga/ Perusahaan ----------- 55
B. Keterampilan yang diperlukan dalam mengidentifikasi kebutuhan
perbaikan pelatihan --------------------------------------------------------------- 56
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam mengidentifikasi kebutuhan
perbaikan pelatihan --------------------------------------------------------------- 56

BAB VII MELAKSANAKAN PERBAIKAN BERLANJUT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN


LEMBAGA/PERUSAHAAN ------------------------------------------------------------- 57
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam melaksanakan perbaikan berlanjut
sesuai dengan kebutuhan lembaga/perusahaan ---------------------------- 57
1. Langkah-langkah mengidentifikasi Solusi yang tepat untuk
perbaikan pendidikan dan pelatihan -------------------------------------- 58
2. Langkah-langkah mengkomunikasikan Rencana solusi perbaikan --- 60
3. Pedoman Rencana perbaikan yang telah dibuat untuk dilaksanakan
di semua yang terkait dengan perubahan tersebut -------------------- 62
B. Keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan perbaikan berlanjut
sesuai dengan kebutuhan lembaga/perusahaan ---------------------------- 64
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam melaksanakan perbaikan berlanjut
sesuai dengan kebutuhan lembaga/perusahaan ----------------------------- 64

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 4 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------------- 66


A. Dasar Perundang-undangan ---------------------------------------------------- 66
B. Buku Referensi ------------------------------------------------------------------- 66
C. Referensi Lainnya ----------------------------------------------------------------- 66

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN --------------------------------------------------- 67


A. Daftar Peralatan/Mesin ----------------------------------------------------------- 67
B. Daftar Bahan ----------------------------------------------------------------------- 67

LAMPIRAN ----------------------------------------------------------------------------------------- 68

DAFTAR PENYUSUN ----------------------------------------------------------------------------- 69

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 5 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu membangun,


memelihara dan mendayagunakan jejaring kerja sama kemitraan dalam
mengembangkan organisasi/lembaga pelatihan kerja menuju center of excellent.

B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku mengembangkan jejaring
kerja sama kemitraan antar lembaga / perusahaan ini guna memfasilitasi peserta
latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan analisis terhadap Lembaga / perusahaan yang berpotensi untuk
mengembangkan jejaring kerja sama dengan Lembaga yang peserta kelola;
2. Mengkomunikasikan kemungkinan pengembangan kerja sama kepada para
stakeholder yang terkait pelatihan kerja dan pengembagan tenaga kerja yang
kompeten
3. Menetapkan jejaring kerja sama dengan stakeholder yang sesuai dengan tujuan
lembaga
4. Memelihara Jejaring kerja sama yang sudah terjalin selama ini
5. Mengidentifikasi kebutuhan perbaikan pendidikan dan pelatihan atas dasar
monitoring dan evaluasi
6. Melaksanakan perbaikan berlanjut sesuai dengan kebutuhan lembaga /
perusahaan yang dikelola maupun stakeholders.

C. Pengantar mengenai Jejaring Kerja sama kemitraan


Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai membangun dan mengembangkan
jejaring kerja sama kemitraan ada baiknya kita kembangkan rasa ingin tahu kita
mengenai :

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 6 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

✓ Apa itu Jejaring kerja sama ? bagaimana cara membangun dan


mengembangkannya? apa manfaatnya?
✓ Bagaimana melakukan analisis terhadap lembaga / perusahaan yang
berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama
✓ Bagaimana cara mengkomunikasikan kemungkinan pengembangan kerja
sama
✓ Bagaimana langkah untuk menetapkan jejaring kerja sama
✓ Bagaimana cara memelihara jejaring kerja sama
✓ Bagaimana langkah mengidentifikasi kebutuhan perbaikan pendidikan dan
pelatihan
✓ Bagaimana dan siapa saja yang terlibat dalam melaksanakan perbaikan
berlanjut sesuai dengan kebutuhan lembaga/perusahaan.
Untuk menjawab keingintahuan dari hal-hal diatas, berikut akan diberikan
pengantar mengenai jejaring kerja sama kemitraan, dan selanjutnya akan dibahas
dalam setiap bab agar lebih rinci.
Membangun Jejaring Kerja kemitraan pada hakekatnya adalah sebuah proses
membangun komunikasi atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumber daya
atas dasar saling percaya (trust) dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak
yang bermitra yang dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan
kerja sama guna mencapaitujuan organisasi

1. Hakikat Jejaring Kerja (Kemitraan)


Dalam era globalisasi, merupakan suatu kenyataan bahwa tidak ada satu entitas
yang mampu berdiri sendiri terpisah dari entitas yang lain. Secara garis besar kita
sangat membutuhkan Jejaring Kerja sama (networking) untuk menjadikan
kehidupan kita lebih sukses. Menurut Agung Sudjatmoko (dalam buku Cara
Cerdas Menjadi Pengusaha Hebat, 2009) bahwa sukses atau gagalnya seseorang
karena pilihan hidupnya sangat tergantung pada garis tangan dan campur
tangan. Garis tangan terkait dengan nasib seseorang yang telah digariskan oleh

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 7 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Sang Kholik, sedangkan campur tangan merupakan usaha yang dilakukan


seseorang untuk mendapat dukungan dari orang lain.
Demikian pula LPK, jika ingin dikatakan profesional maka wajib hukumnya semua
program terkoneksi dengan berbagai sumber dalam suatu Jejaring Kerja
(networking). Walaupun kini kita berada di era digital, dimana segala sesuatu
dapat dikendalikan dengan teknologi mutakhir, tetapi kesuksesan lembaga atau
organisasi masih sangat bergantung pada keberhasilan menciptakan Jejaring
Kerja (networking). Dengan kata lain, menjalin hubungan sosial dengan siapa
pun menjadi bagian penting dalam segala aktivitas kehidupan LPK sebagai
lembaga yang bisnis oriented.

2. Pengertian Jejaring Kerja (Kemitraan)


Jejaring Kerja (kemitraan) atau sering disebut
partnership, secara etimologis berasal dari akar kata
partner yang dapat diartikan pasangan, jodoh, sekutu
atau kompanyon, sedangkan partnership
diterjemahkan persekutuan atau perkongsian. Dengan
demikian, kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu
bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk satu ikatan
kerja sama di suatu bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu sehingga dapat
memperoleh hasil yang lebih baik. Memgutip pendapat Agung Sudjatmoko bahwa
”kemitraan bisnis merupakan kerja sama terpadu antara dua belah pihak atau
lebih, secara serasi, sinergis, terpadu, sitematis dan memiliki tujuan untuk
menyatukan potensi bisnis dalam mengahasilkan keuntungan yang optimal”.
Pengertian tersebut diatas tidak jauh berbeda dengan pendapat Dr. Frank Minirth
dalam bukunya berjudul You Can yang mengungkapkan bahwa Jejaring Kerja
adalah seni berkomunikasi satu sama lain, berbagi ide, informasi dan sumber
daya untuk meraih kesuksesan individu ataupun kelompok. Networking adalah
proses kebersamaan. Selain itu networking merupakan jalinan hubungan yang
bermanfaat dan saling menguntungkan, tandasnya. Secara garis besar dalam
membangun Networking haruslah berlandaskan prinsip saling menguntungkan
dan komunikasi dua arah. Sementara pendapat yang lebih sederhana dari Wayne

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 8 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

E. Baker dalam bukunya Network Smart: How To Build Relationships for Personal
and Organizational Success, mengakatan bahwa
Jejaring adalah proses aktif dalam membangun dan mengelola termasuk
mengembangkan hubungan-hubungan yang produktif, Jejaring merupakan
hubungan yang luas dan kokoh baik personal maupun organisasi.

3. Hakekat Membangun Jejaring Kerja sama (Kemitraan)


Dari beberapa pengertian diatas dapat
disarikan bahwa hakikat membangun
termasuk mengembangkan Jejaring
Kerja sama(kemitraan) adalah sebuah
proses membangun komunikasi atau
hubungan, berbagi ide, informasi dan
sumber daya atas dasar saling percaya
(trust) dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra yang
dituangkan dalam bentuk nota kesepahaman atau kesepakatan kerja sama guna
mencapai kesuksesan bersama yang lebih besar. Dari definisi di atas dapat
dijelaskan bahwa membangun Jejaring Kerja sama (kemitraan) dapat dilakukan
jika pihak-pihak yang bermitra memenuhi persyaratan berikut: a. Ada dua pihak
atau lebih organisasi/lembaga b. Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga. c. Ada kesepakatan/kesepahaman d. Saling percaya dan
membutuhkan e. Komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Secara prinsip membangun jejaring kerja sama dimulai dari mengidentifikasi
potensi (stakeholders yang berkaitan dengan pelatihan kerja) kemudian
dilakukan analisis atas informasi tenatang potensi, selanjutnya secara proaktif
dilakukan komunikasi dengan stakeholder dan ditawarkan bentuk / skema kerja
sama bila ada kesesuaikan segera ditetapkan lembaga mana yang akan dijadikan
mitra dengan mempertimbangkan manfaatnya, selanjutnya perlu diikat dalam
bentuk perjanjian kerja sama, Bila kerja sama telah berjalan harus dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala sehingga bila terdapat penyimpangan
segera dapat dilakukan tindakan perbaikan, selanjutnya setiap setahun sekali
atau sesuai skema yang tertuang dalam kerjanjian kerja sama hasil evaluasi

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 9 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

harus selalu dibuatkan perencanaan kembali yang bisa dimasukkan dalam


adendum perjanjian kerja sama.
Gambar 1.
Bagan mengembangkan Jejaring Kerja sama

KOMUNIKASI MENYUSUN DI MAINTENANCE


MENETAPKAN
RENCANA BENTUK DAN
MITRA
KERJASAMA SKEMA KS

ANALISIS
INFORMASI
MoU

PELAKSANAAN
PERENCANAAN
IDENTIFIKASI PROGRAM MONEV KEMBALI
POTENSI PELATIHAN

DI MAINTENANCE

PERBAIKAN

4. Pentingnya Membangun Jejaring Kerja sama (Kemitraan)


Mengapa membangun Jejaring Kerja samamenjadi sangat penting baik secara
individu atau organisasi termasuk LPK ? LPK tidak bisa eksis ditengah tingkat
persaingan yang begitu ketat pada masa kini tanpa membangun Jejaring Kerja,
hal ini disebabkan karena:
a. Sumber Daya LPK terbatas; masih banyak LPK yang memiliki keterbatasan
sumber daya seperti kualifikasi dan kompetensi Instruktur dan tenaga
kepelatihan, fasilitas atau sarana-prasarana dan keuangan. Keterbatasan ini
mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan LPK. Untuk itu, LPK perlu menjalin
kemitraan (sharing) sumber daya dengan parapihak (stakeholders) untuk
meningkatkan mutu layanan.
b. Tersedianya berbagai potensi sumber daya di masyarakat yang dapat
disinergikan dengan LPK; di masyarakat tersedia berbagai sumber daya yang
cukup potensial tetapi belum diberdayakan secara optimal oleh LPK.
LPK tidak bisa hanya mengandalkan bantuan/ campur tangan pemerintah
semata, tetapi harus mampu mengakses semua sumber-sumber di masyarakat
sesuai dengan spirit LPK itu sendiri yakni kemandirian. Kedepan LPK diarahkan
untuk menjadi sebuah lembaga dengan tingkat kemandirian yang tinggi dan
dikelola secara professional dan berorientasi profit. LPK bisa memiliki tingkat

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 10 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

kemandirian (independency) yang tinggi apabila mampu memberdayakan


parapihak yang terkait pelatihan kerja melalui pola kemitraan.
c. Masih terdapat kesenjangan kompetensi antara lulusan LPK dengan kebutuhan
pasar kerja; sebagian besar lembaga Pelatihan kerja belum memiliki akses
yang luas dengan dunia usaha dan industri (dudi). Lemahnya link dengan
dunia usaha dan industri menyebabkan kesenjangan kompetensi yang
semakin lebar antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan pasar sehingga
banyak lulusan lembaga kursus yang tidak terserap ke dunia kerja.
d. Adanya tren kebutuhan pasar kerja yang selalu berubah mengikuti perubahan
dunia kerja/industri;
e. Masih banyak LPK yang jumlah peserta didiknya terus menurun dari waktu ke
waktu; Tingkat persaingan antar LPK untuk merebut pasar semakin ketat.
f. Masih banyak LPK yang kesulitan mendapatkan job order; LPK yang mampu
memberikan layanan pasca pelatihan dengan menyalurkan lulusan ke dunia
kerja akan menjadi pilihan pertama masyarakat. Untuk itu, LPK perlu
membangun kemitraan dengan berbagai lembaga atau instansi dan dudi untuk
mendapatkan job order

Dengan demikian dapat dipahami bahwa Jejaring kerja sama di dalam sebuah organisasi
termasuk LPK dijalankan agar tercipta koordinasi dan sinergi yang kuat menyatukan
tindakan, menyerasikan kegiatan dan mensinkronisasikan setiap usaha guna mencapai
tujuan organisasi, hal itu terjadi manakala dilakukan sinergitas unsur-unsur manjemen
organisasi yang meliputi 4 unsur dasar yaitu Strategic planning, Customer Satisfaction,
Manpower dan Management process. Namun 4 unsur tersebut akan berjalan baik bila
dipimpin oleh leader yang kompeten dan berorientasi hasil kerja yang optimal didukung
dengan data serta informasi yang valid berarti setiap organisasi
seyogyanya memiliki system data dan informasi yang berbasis IT. Karena tujuan akhir
manajemen jejaring adalah harmonisasi perencanaan, tatakelola SDM, pengawalan
manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan mendasarkan pada data dan
informasi yang akurat, maka harus didesain dan kawal pelaksanaan kerja sama melalui
koordinasi yang harmonis antar bagian di organisasi (mengkombinasikan unsur-unsur
atau bagian-bagian internal) dengan potensi eksternal/stakeholders untuk
menghasilkan keluaran yang lebih bermutu (lebih baik atau lebih besar).
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 11 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Gambar 2.
Sinergitas unsur-unsur Management organisasi

ORGANISASI

PERENCANAAN SUMBER DAYA


STRATEGIK MANUSIA

KEPEMIMPINAN HASIL KERJA

KEPUASAN PROSES
PELANGGAN MANAJEMEN

DATA DAN INFORMASI

Adapun bentuk-bentuk Jejaring kerja sama secara internal dapat berupa pertemuan
teknis, rapat koordinasi, pertemuan konsultatif, workshop, dan lain-lain. Namun dalam
buku ini sesuai dengan judulnya akan lebih banyak membahas mengenai membangun
jejaring kerja sama kemitraan secara eksternal.
Beberapa bentuk kerja sama yang dilakukan oleh LPK dengan stakeholders seperti
melakukan tukar menukar informasi pengembangan SDM, tukar menukar teknologi
yang terkait dengan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh dunia
kerja/ dunia industri.
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh manakala Jejaring kerja sama ini dilaksanakan
dengan terencana dan diimplementasikan dengan benar, terus-menerus dan dipelihara/
maintenance maka akan dirasakan hasilnya sebagai bagian dari kelangsungan hidup
organisasi. Manfaat pertama adalah melalui kerja sama program-program Pelatihan
yang diselenggarakan akan dapat dimantapkan secara substansial dengan program-
program Pelatihan dan lainnya. Lembaga Pelatihan dapat melakukan pembaruan
program, materi dan metode pembelajarannya, serta pemanfaatan fasilitas dan sarana
produksi di dunia industri. Adapun manfaat kedua adalah melalui kerja sama akan
diperoleh manfaat ekonomis akibat pemanfaatan bersama berbagai sumber daya dan
fasilitas yang ada seperti cost sharing/ memanfaatkan dana Corporate Social
Responsibility (CSR) perusahaan atau dana desa, pelaksanaan on the job training atau
penempatan lulusan pelatihan langsung maupun melalui adjustment training.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 12 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Pengetahuan mengenai training need analisis, mengenai pelatihan berbasis kompetensi,


KKNI, SKKNI, Learning Material, sistem anggaran di pemerintah maupun perusahaan
juga harus dikuasai oleh pengelola Lembaga pelatihan Kerja (LPK).

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 13 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB II
MELAKUKAN ANALISIS TERHADAP LEMBAGA/ PERUSAHAAN YANG
BERPOTENSI UNTUK MENGEMBANGKAN JEJARING KERJA SAMA

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam melakukan analisis terhadap


lembaga/ perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring
Kerja sama
Dalam melakukan analisis sesuatu pada dasarnya merupakan langkah mengurai data
awal yang diperoleh untuk mendapatkan informasi yang diperlukan hingga
menetapkan institusi sebagai mitra kerja sama, secara umum proses mengurai
tersebut dapat digambarkan seperti berikut :
Gambar 3
Bagan cara menganalisis Informasi

HASIL MENGAKSES DATA MENGURAIKAN TERPERINCI HAL PENTING TERKAIT


SEKOLAH/ LEMBAGA/ DENGAN SEKOLAH/ LEMBAGA/ PERUSAHAAN YANG
PERUSAHAAN POTENSIAL ( SEBAGAI CALON MITRA) UNTUK
DILAKUKAN KERJA SAMA

MENETAPKAN CALON MITRA MENCATAT HAL PENTING YANG AKAN DIJADIKAN


YANG MEMENUHI KRITERIA KRITERIA PENETAPAN CALON MITRA KERJA SAMA,
SEBAGAI MITRA KERJA SAMA KEMUDIAN MEMBUAT DAFTAR CALON MITRA YANG
MEMENUHI SYARAT

1. Langkah-langkah mengidentifikasi Sekolah/Lembaga/perusahaan yang


berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama berdasarkan
bidangnya.

LPK perlu melakukan identifikasi atau memetakan stakeholders yaitu DUDI,


Sekolah, Dinas pemerintah, lembaga atau organisasi yang potensial bisa diajak
bermitra baik di daerah kabupaten/kota setempat maupun wilayah yang lebih luas.
Identifikasi didasarkan pada karakteristik dan kebutuhan bermitra, sedangkan
Pemetaan dilakukan secara bertahap mulai dari cakupan yang lebih kecil kepada
yang lebih besar, langkah tersebut meliputi :

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 14 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

a. Mempelajari hasil mengakses Sekolah/Lembaga/perusahaan yang potensial


untuk mengembangkan jejaring kerja sama
b. Menguraikan secara terperinci pokok-pokok isi data Sekolah/Lembaga/
perusahaan tersebut .
c. Mencatat hal-hal yang penting berkaitan dengan Sekolah/Lembaga/
perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama
berdasarkan bidangnya.
d. Merekomendasikan hal-hal penting tersebut dijadikan kriteria penentuan
Sekolah/Lembaga/ perusahaan sebagai mitra kerja sama.

Langkah selanjutnya setelah melakukan identifikasi dan pemetaan stakeholders


atau calon mitra adalah langkah menggali informasi tentang tujuan organisasi,
ruang lingkup pekerjaan atau bidang garapan, visi misi stakeholders dan
sebagainya. Informasi-informasi tersebut berguna untuk menjajagi kemungkinan
membangun jejaring kemitraan. Pengumpulan informasi dapat dilakukan dengan
pendekatan personal, informal dan formal. Pendekatan personal lebih menekankan
pada pendekatan secara pribadi tanpa memperhatikan sisi-sisi kelembagaan
formal. Pendekatan informal dilakukan dengan memanfaatkan hubungan baik
yang sudah terjalin. Pendekatan formal dilakukan dengan memanfaatkan posisi
atau peran seseorang dalam sebuah lembaga. Dalam beberapa kasus, pendekatan
personal dan informal akan lebih efektif bila dibandingkan dengan pendekatan
formal.
Terdapat modalitas lembaga kita yang harus dikuasai seperti tugas dan fungsi LPK
kita, hal ini dapat mengacu kepada peraturan yang berlaku misalnya Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2015, selain itu juga harus
memahami tugas dan fungsi lembaga yang akan
dijadikan mitra agar kita tahu persis tujuan dan visi
misinya apakah sesuai dengan LPK kita. Karena
1. KESAMAAN VISI & MISI
2. KEPERCAYAAN
3. SALING MENGUNTUNGKAN
sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip dalam 4. SANGKIL DAN MANGKUS
5. KOMUNIKASI TIMBAL BALIK

membangun jejaring kerja sama adalah adanya : 6. KOMTIMEN YANG KUAT

a. Kesamaan visi & misi

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 15 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

b. Kepercayaan
c. Saling menguntungkan
d. Sangkil dan mangkus (efektif dan efisien)
e. Komunikasi timbal balik
f. Komitmen yang kuat

Pada tahap ini, sangat mengandalkan data dan infomasi yang dapat diperoleh
melalui data dari BPS kab/kota dimana stakeholders yang akan dijadikan target
kerja sama itu berada, misalnya untuk kota Semarang selain data dari BPS, juga
dapat diakses melalui : https://semarangkota.bps.go.id, klik menu, tulis ‘Jumlah
Perusahaan di popup Pencarian’
Dalam membuat daftar ini semua data yang ada pada suatu kota ditulis semua

2. Cara menyusun daftar Sekolah/lembaga/perusahaan yang berpotensi


untuk mengembangkan jejaring kerja sama berdasarkan hasil
identifikasi.

Setelah berhasil mengidenfitikasi stakeholders atau calon mitra, berikutnya


dilakukan pengumpulan dan mengolah data stakeholders sesuai dengan
katagorinya, misalnya : mana sekolah yang dapat dilakukan kerja sama, Dinas
pemerintah, lembaga, organisasi bahkan pemerintah desa/kelurahan. Bilamana
terdapat lembaga yang sekiranya sesuai barulah kita tetapkan lembaga tersebut
sebagai sasaran kerja sama.
Pengelompokan dilakukan berdasarkan katagori calon mitra atau stakeholders,
misalnya :
a. INDUSTRI :
1) Perusahaan
2) UMKM
b. Lembaga Pendidikan dan atau Pelatihan
c. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja
d. Lembaga Bursa Kerja (BKS, BKK)
e. Dinas/Instansi Terkait
f. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 16 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Setelah itu melakukan pemilahan berdasarkan bidang/kejuruan terhadap


Sekolah/Lembaga/perusahaan berpotensi dalam mengembangkan jejaring kerja
sama, kemudian disusun daftar lembaga tersebut menurut tujuan kerja samanya,
misalnya :
1) Menyusun daftar Lembaga yang potensial diajak kerja sama
2) Menyusun daftar perusahaan yang berpotensi mau bekerja sama sesuai
tujuanya misalnya : menerima OJT , menyerap lulusan LPK
Dalam membuat daftar ini ditampilkan hanya lembaga yang potensial dapat diajak
kerja sama.

3. Cara menganalisis Sekolah/lembaga/perusahaan untuk mendapatkan


mitra yang sesuai dengan kompetensi yang diperlukan

Setelah data lembaga/ stakeholders yang potensial dijadikan mitra dikumpulkan,


kemudian dipelajari item-item visi, misi, fasarlat dan lainnya untuk melakukan kerja
sama serta potensi lain yang sekiranya dapat dikembangkan lebih lanjut.
Dalam membuat data stakeholder setidaknya meliputi : nama instansi, alamat,
bidang/kejuruan, kesamaan visi-misi atau tujuan organisasi yang menjadi dasar
pertimbangan dilakukannya kerja sama, tujuan kerja sama dan analisis baik-
buruknya, probabilitynya, untung-ruginya sehingga dijadikan prioritas atau tidak.
Penentuan prioritas meliputi : prioritas 1 adalah yang dianggap Layak dan sangat
diperlukan, prioritas 2 berarti masih perlu dipertimbangkan/Dalam Pertimbangan
dan prioritas 3 berarti belum diperlukan saat ini namun data tetap disimpan.
Dalam melakukan analisis agar diperoleh hasil yang akurat maka perlu menguasai
prinsip link and match antara dunia Sekolah dengan dunia kerja/perusahaan/
industri sebagai pengguna lulusan pelatihan sehingga hasil pelatihannya
mempunyai kompetensi yang memang diperlukan oleh pengguna, untuk itu ikuti
langkah berikut :
1. Menganalisis potensi lulusan Sekolah yang bersedia bekerja sama.
2. Menyusun daftar Lembaga yang potensial diajak kerja sama
3. Menyusun daftar perusahaan yang potensi mau menerima OJT maupun
potensial menyerap lulusan LPK

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 17 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Dengan demikian setelah menyusun Daftar Sekolah/lembaga/perusahaan yang


berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama yang disusun berdasarkan
hasil identifikasi, kemudian dilakukan analisis dan akhirnya dipilih atau ditetapkan
Lembaga mana yang menjadi prioritas untuk dilakukan kerja sama.
Dari hasil analisis data dan informasi, langkah berikutnya adalah melakukan
penjajagan lebih mendalam dan intensif dengan pihak-pihak yang memungkinkan
diajak kerja sama. Penjajagan dapat dilakukan dengan cara melakukan audensi
atau presentasi tentang pelatihan kerja termasuk kemungkinan OJT, sharing cost
maupun penempatan lulusan pelatihan kerja dan lain sebagainya.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam melakukan analisis terhadap


lembaga/ perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan jejaring
kerja sama
1. Melakukan identifikasi berdasarkan bidangnya terhadap Sekolah/ Lembaga/
perusahaan berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja sama
4. Menyusun daftar Sekolah/lembaga/perusahaan yang berpotensi untuk
mengembangkan jejaring kerja sama disusun berdasarkan hasil identifikasi.
2. Melakukan analisis Sekolah/lembaga/perusahaan untuk mendapatkan mitra yang
sesuai dengan kompetensi yang diperlukan

Berikut ini merupakan salah satu contoh tabel yang digunakan untuk menunjukkan
keterampilan diatas.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 18 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

C. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam melakukan identifikasi berdasarkan bidangnya terhadap
Sekolah/ Lembaga/ perusahaan berpotensi untuk mengembangkan jejaring kerja
sama, Menyusun daftar Sekolah/lembaga/perusahaan yang berpotensi untuk
mengembangkan jejaring kerja sama disusun berdasarkan hasil identifikasi.
Melakukan analisis Sekolah/lembaga/perusahaan untuk mendapatkan mitra yang
sesuai dengan kompetensi yang diperlukan
2. Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman
yang dilakukan.
3. Berpikir analitis serta evaluatif sewaktu melakukan analisis.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 19 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB III
MENGKOMUNIKASIKAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
KERJA SAMA

A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Mengkomunikasikan Kemungkinan


Pengembangan Kerja sama
1. Cara Mengkomunikasikan penawaran kerja sama dengan sekolah/
lembaga / perusahaan sesuai dengan hasil analisis.

Dari hasil analisis data dan informasi perlu dilakukan penjajagan lebih mendalam
dan intensif dengan pihak-pihak yang memungkinkan diajak kerja sama.
Penjajagan dapat dilakukan dengan cara melalukan audensi atau presentasi atau
menyelenggarakan open hause. Didalam penyelenggaraan audensi/presentasi/
open house perlu memberikan informasi tentang LPK seperti company profile dan
brosur tentang kondisi LPK kepada mitra kerja sama.
Company profile merupakan sumber media informasi bagi mitra kerja sama.
Informasi yang ada didalamnya mampu menonjolkan perihal produk/jasa yang
ditawarkan oleh lembaga.
Isi dan susunan company profile setidaknya menampilkan berbagai informasi yang
berkaitan dengan lembaga dalam susunan sebagai berikut :
a. Cover Depan
b. Kata Pengantar
c. Tentang Lembaga/Sejarah Lembaga
d. Visi dan Misi
e. Struktur Organisasi
f. Produk/Jasa Lembaga
g. Pengalaman Lembaga/Daftar Klien
h. Galeri Foto
i. Cover Belakang dan Kontak Informasi
j. Informasi Tambahan

Langkah ini yang merupakan tindak lanjut dari penjajagan yang dilakukan
sebelumnya dan diperlukan komunikasi intensif yang dapat dilaksanakan melalui

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 20 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

surat, surat elektronik/surel/email, membuat jadwal bertemu dan lainnya. Namun


perlu diperhatikan bahwa semua persiapan ini sudah dibahas secara internal di
LPK.

Oleh karena itu dalam langkah ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Menetapkan Calon mitra yang akan dikunjungi
b. Menyiapkan garis besar konsep yang ditawarkan
c. Menyiapkan company profile , leaflet dan brosur tentang kondisi LPK.
d. Menyelenggarakan open house dan mengundang sekolah/lembaga/
perusahaan yang sudah didaftar untuk menghadiri open house, dan
kehadirannya dimanfaatkan berdialog kemungkinan jadi mitra kerja sama.
e. Apabila tidak/belum bisa menyelenggarakan open house, kirimkan
company profile dan brosur ke sekolah/lembaga/perusahaan yang telah
didaftar dengan tujuan menjajaki kemungkinan bisa dijadikan mitra kerja
sama.

2. Cara mengkomunikasikan konsep kerja sama kepada sekolah/lembaga/


perusahaan terkait serta kepihak berwenang lainnya.

Manakala langkah penawaran kerja sama sudah ada hasilnya maka langkah
berikutnya adalah mengkomunikasikan konsep kerja sama dengan cara
melakukan kunjungan ke calon mitra, oleh karena itu LPK harus menyiapkan surat
pemintaan kunjungan, siapa saja petugas dari LPK, berapa orang, materi apa saja
yang diperlukan misalnya harus membawa surat tugas, leaflet, company profile
dan lainnya. Selain menyiapakan dokumen administrasi seperti SK Tim, perlu
disiapkan juga logistik yang diperlukan seperti Laptop (bila perlu LCD projector,
Screen), mobil yang digunakan sewa atau milik sendiri karena hal ini terkait juga
dengan anggaran. Selanjutnya bila sudah terjadi kunjungan maka yang dapat
dilakukan :
a. Mendata dan memetakan lembaga/perusahaan berdasarkan segmentasi
mitra kerja sama mana saja yang berpotensi bisa dijadikan mitra kerja
sama.
b. Mencatat secara lengkap alamat, kegiatan utamanya yang sesuai dengan
kegiatan fungsi.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 21 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

c. Mengelompokan kegiatan yang sejenis supaya memudahkan waktu


membuat jadwal kunjungan.

Setiap lembaga perlu melakukan pemetaan tentang lembaga/perusahaan yang


sekiranya bisa diajak kerja sama kemitraan baik di wilayah sekitarnya maupun
jangkauan yang lebih luas. Adapun pemetaan didasarkan pada bidang, bentuk dan
skema kerja samanya.
Beberapa bidang kerja sama yang dapat dikerja samakan :
A. Pengembangan Program
B. Pengembangan Instruktur
C. Pemanfaatan Fasarlat
D. Penempatan Lulusan
E. Pengelolaan Lulusan
Setiap bidang mempunyai bentuk dan skema kerja sama sebagai berikut :

A. Pengembangan Program :
a. Tujuan Kerja sama
1. Meningkatkan relevansi dan kualitas program pelatihan
2. Mengembangkan kemasan program pelatihan yang lebih responsive dan
fleksibel
b. Bentuk dan Skema Kerja sama
1. Joint Training Program
Joint Training Program adalah kerja sama antar LPK dalam
pengembangan kemasan program dan disusun bersama serta
dilaksanakan bersama sesuai keunggulan/spesifikasi masing-masing
untuk mencapai tujuan pelatihan
2. Franchise Program
• LPK/LDP pemilik program (Franchiser) terlebih dahulu melakukan
verifikasi terhadap infrastruktur LPK pemohon (Franchisee)
• Setelah lulus verifikasi, seluruh program dikelola oleh LPK Franchisee
dibawah kendali mutu Franchiser
• Sertifikasi lulusannya dikeluarkan oleh LPK/LDP pemilik program
(Franchiser)
• LPK Franchisee dikenai kewajiban membayar ”royalty” kepada
LPK/LDP Franchser

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 22 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

3. Integrated Training Program


• Perpaduan beberapa program dari sektor yang berbeda sehingga
saling melengkapi untuk mencapai satu tujuan bersama (common
interest)
• Program biasanya bersifat paket, misal: paket program USMAN, kerja
sama antar Dinas terkait dengan LPK
4. On The Job Training Program
• OJT adalah bagian integral dari program CBT
• Kerja sama program OJT yang pas terjadi bila ada joint program
dengan perusahaan tempat OJT (saling menguntungkan, saling
membutuhkan)
5. UJK dan Sertifikasi Kompetensi
• Kerja sama terjadi antara LPK – TUK dengan LSP terkait
• Calon peserta UJK bisa dari peserta pelatihan atau dari tenaga
berpengalaman yang membutuhkan pengakuan sertifikasi kompetensi
6. Production Training Program
• Production training yang menghasilkan barang jadi adalah satu atau
beberapa kejuruan yang bersifat manufaktur berintegrasi dan
bersinerjik dalam satu production training program
• Production training yang menghasilkan jasa terkait dengan kejuruan
yang bersifat service training program
• Sebaiknya antara workshop produksi dengan workshop latihan dipisah
• Keuntungan dari adanya production training program adalah
meningkatkan inovasi rekayasa teknologi untuk instruktur dan praktek
kerja nyata bagi peserta pelatihan

B. Pengembangan Instruktur
a. Tujuan Kerja sama
a. Meningkatkan kompetensi dan profesional Instruktur
b. Mengoptimalkan pemanfaatan Instruktur
c. Menghindari terjadinya kevakuman kegiatan instruktur
b. Bentuk dan Skema Kerja sama
1. Pinjam meminjam Instruktur antar LPK
Manfaat :

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 23 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

- Meningkatkan kebersamaan, solidaritas, wawasan linkungan, transfer


teknologi dan pengalaman instruktur.
- Mengatasi sementara masalah kekurangan instruktur
- Mobilisasi instruktur memberikan dampak pada keseimbangan mutu
penyelenggaraan secara makro (regional, bahkan nasional)
2. Penugasan Instruktur di Perusahaan
Manfaat :
- Cara efektif meningkatkan kompetensi profesionalisme dan
pengalaman industri instruktur.
- Dapat mengetahui secara pasti perkembangan teknologi dan
persyaratan kerja yang terjadi didunia kerja.
- Membantu menemukan relevansi materi dan metoda pelatihan sesuai
dengan keinginan dan harapan industri.
3. Penugasan Instruktur Tamu dari Perusahaan
Manfaat :
- Meningkatkan relevansi dan kualitas hasil pelatihan dengan kebutuhan
industri
- Meningkatkan kualitas tim teaching LPK
- Meningkatkan hubungan harmonis LPK dengan dunia industri

C. Pemanfaatan Fasilitas dan Sarana Pelatihan


Bentuk dan Skema Kerja sama
1. Pinjam Meminjam Fasarlat
Skema penyediaan fasarlat untuk praktek peserta pelatihan LPK lain dengan
instruktur dari LPK yang bersangkutan atau dari LPK pemilik Fasarlat
tergantung kesepakatan.
Manfaatnya adalah untuk meningkatkan pendayagunaan fasarlat terpasang
hal ini akan meringankan beban masing-masing LPK dalam pengadaan
fasarlat tertentu. Skema ini dapat dipadukan dengan skema pinjam
meminjam instrukur.
2. Penyediaan Fasarlat bersama
Untuk program pelatihan tertentu yang membutuhkan fasarlat tertentu
yang mahal harganya, tetapi penggunaannya sewaktu-waktu.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 24 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Manfaatnya dapat meningkatkan efisiensi pengadaan masing-masing LPK.


Skema ini dapat dipadukan dengan skema kerja sama joint training program
(misal: lab. Bahasa, lab. Komputer, dll)
3. Sewa Menyewa Fasarlat
Sewa menyewa fasarlat Sewa pendukung seperti : asrama, ruang kelas,
aula, dan sarana pendukung lainya harus tetap mempertimbangkan jangan
sampai mengganggu kegiatan pokok LPK. Kegiatan sewa menyewa bersifat
sementara tidak permanen

D. Penempatan Lulusan
Tujuan Kerja sama adalah untuk memfasilitasi lulusan agar cepat terserap di
pasar kerja.
Bentuk dan Skema Kerja Sama :
1. Penempatan di Pasar Kerja
- Menjalin kerja sama yang relatif permanen dengan Lembaga
Penempatan Tenaga Kerja (LPTK) untuk penempatan dalam negeri dan
Lembaga Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja (PPTKI) untuk
penempatan luar negeri.
- Menjalin kerja sama yang relative permanen dengan Lembaga Bursa
Kerja Elektronik (LBKE), pemerintah maupun swasta Skema kerja sama
bersifat jejaring informasi online.
- Dengan memanfaatkan kios ”3 in 1”, LPK dapat menjalin kerja sama
online seluas-luasnya dengan LBKE dalam dan luar negeri.

2. Penempatan Usaha Mandiri


- Skema kerja sama bisa dipadukan dengan Integrated Training Program
bersama dinas/sektor terkait dalam satu kesatuan program
pemberdayaan masyarakat.
- Skema kerja sama dengan perusahaan dalam pelaksanaan program
Corporate Social Responsibility (CSR).
- Skema kerja sama dengan dinas/instansi terkait dalam pengembangan
kewirausahaan, pengembangan UKM, pemberdayaan kelompok petani,
nelayan.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 25 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

- Skema kerja sama dipadukan dengan Program Nasional Pemberdayaan


Masyarakat Mandiri (PNPM), Program Nasional Penanggulangan
Pengangguranb(PNPP).

E. Kerja sama Pengelolaan LPK


Tujuan Kerja sama adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan
LPK menuju pelayanan prima (Good Governance) dan meningkatkan kualitas
manajemen LPK sebagai Excellence Organization (sesuai dengan 7 kriteria
Malcon Baldrige).
Dengan demikian untuk memberikan layanan prima kepada pelanggan dengan
memberikan mutu kinerja LPK yang Excellence, maka kerja sama yang
ditawarkan setidaknya menerapkan bentuk dan skema kerja sama sebagai
berikut :

1. Sister – Center Training Center


Skema kerja sama adalah hubungan benchmark dari center (LPK tingkat
perkembangan lebih tinggi) dengan sister (LPK tingkat perkembangan lebih
rendah. Benchmark bisa berupa pembimbingan, konsultansi dan fasilitasi.
Skema kerja sama ini dapat dipadukan dengan skema kerja sama ”joint training
program” atau ”franchise training program”
2. Group Management
Dalam skema kerja sama ini, LPK sebagai anggota kelompok manajemen ikatan
manejerial group, yaitu kesamaan sistem manajeman (mis: ISO 9001-2000).
Sesama anggota saling mengisi dan saling melengkapi, saling bertukar iptek
dan pengalaman serta saling mempromosi. Dan group manajeman biasanya
dibangun dari latar belakang sponsorship yang sama. Keterbukaan persaingan
antar member menjadi pemicu perkembangan dan pertumbuhan.
Skema kerja sama ini bisa dipadukan dengan ”franchise traing program”.

Sementara dalam Quality & Improvement suatu organisasi disadari atau tidak produk
LPK itu tentang kualitas atau mutu. Ukuran mutu kinerja organisasi seringkali diukur
melalui 7 (tujuh) kriteria Malcolm Baldrige yaitu :
1. Leadership (Kepemimpinan)
2. Strategic Planning (Perencanaan Strategis)
3. Consumer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 26 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

4. Performance Measurement (Pengukuran Kinerja)


5. People Focus (Fokus pada Karyawan)
6. Management Process (Proses Manajemen)
7. Result (Hasil Akhir)

Tabel
Jejaring Kerja sama Kemitraan

Bentuk dan
Mitra Kerja Bidang Kerja Tujuan Kerja
No Skema Kerja
sama sama sama
sama

Tabel
Bentuk Kerja sama Yang Tepat antara Bidang dengan Segmentasi di Lembaga
Latihan Kerja

Bidang Kerja Lembaga Instansi Lembaga


Perusahaan LSP
sama Diklat Pemerintah Penempatan

Tabel
Matriks Kerja sama Lembaga Pelatihan Kerja
BENTUK KERJA MITRA SKEMA JADWAL
NO
SAMA KERJA SAMA PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
1. • Program Pelatihan:

• Joint Training Program


• Franchise Trn Program
• Integrated Trn Progm
• OJT Siswa Pelatihan
• Production Trn Progrm
• UJK dan Sertifikasi dll

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 27 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

2. • Instruktur

• Pinjam-Meminjam Ist.
• Penugasan Instruktur
dll

3. • Fasilitas dan Sarana

• Pinjam Meminjam
Fasarlat
• Fasarlat Bersama
• Sewa Menyewa
Fasarlat

4. Penempatan Lulusan
▪ Pasar Kerja DN/LN
▪ Mandiri dll

5. Pengelolaan LPK
▪ Sister Training Centre
▪ Group Management dll

3. Cara mengkomunikasikan draft kerja sama dengan pihak internal


lembaga/ perusahaan

Untuk mengkomunikasikan draft kerja sama dengan pihak internal lembaga/


perusahaan maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat jadwal kunjungan siapa petugas yang ditunjuk untuk melakukan
kunjungan.
b. Mengirimkan surat pemberitahuan ke lembaga/perusahaan yang akan
dikunjungipaling tidak satu minggu sebelum kunjungan.
c. Siapkan perlengkapan kunjungan terutama media yang digunakan untuk
membahas kemitraan termasuk kartu nama petugas.
d. Menghubungi lembaga/perusahaan (via telepon/email/WA, dll) setidaknya
satu hari sebelum kunjungan untuk melakukan kunjungan besok paginya.
e. Pada saat ke lembaga/perusahaan sebaiknya menggunakan mobil kantor dan
pakaian petugas adalah baju lengan panjang berdasi dengan identitas atau
uniform.
f. Pada saat berkenalan dengan petugas penerima diawali dengan saling tukar
kartu nama

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 28 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

g. Petugas yang berkunjung waktu mengkomunikasikan kemitraan harus


menguasai pedoman berkomunikasi yang baik dan efektif
h. Pada saat mengakhiri kunjungan saling menyampaikan contact person untuk
berkomunikasi selanjutnya.

Draft yang ditawarkan kepada stakeholders atau calon mitra harus mengacu pada
bentuk dan skema sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Manakala Draft kerja sama
disepakati maka perlu ditindaklanjuti dengan pembuatan nota kesepahaman dalam
bentuk Memorandum of Understanding (MoU) atau kontrak kerja sama dalam bentuk
Memorandum of Agreement (MoA). Menurut Munir Fuady, Pengertian MoU yaitu suatu
perjanjian pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti serta juga dijabarkan dalam
perjanjian lain yang mengaturnya secara lengkap/detail. Karena itu pembuatan
memorandum of understanding ini berisikan hal-hal yang inti atau pokok saja, adapun
mengenai aspek lainnya dari MoU ini relatif sama dengan perjanjian lainnya. Jadi MoU
bukanlah sebuah kontrak dan masih menjadi pra kontrak. Karena itu di dalam MoU ini
biasa dicantumkan ‘Intention To Create Legal Relation’ oleh kedua belah pihak.

Ciri Nota Kesepahaman


Suatu nota kesepakatan atau kesepahaman ini dengan melihat karakteristiknya,
mempunyai beberapa ciri dari MoU, antara lain :
• MoU ini digunakan sebagai dasar dalam membuat perjanjian untuk kepentingan
banyak pihak, contohnya investor, pemegang saham, pemerintah, kreditor, dan
lainnya;
• Umumnya isi MoU ini dibuat dengan secara ringkas, bahkan seringkali hanya satu
halaman saja;
• Isi di dalam MoU ini merupakan hal-hal yang bersifat pokok atau umum saja;
• MoU sifatnya pendahuluan, yang mana akan diikuti oleh kesepakatan lain yang isinya
lebih detail;
• MoU jangka mempunyai jangka waktu yang cukup singkat, contohnya sebulan hingga
satu (1) tahun, bila tidak ada tindak lanjut dengan perjanjian yang lebih rinci dari
kedua belah pihak, maka nota kesepakatan itu batal;
• Umumnya nota kesepahaman ini dibuat dalam bentuk perjanjian di bawah tangan.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 29 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Tujuan MoU
Berdasarkan tujuan dari MoU menurut Munir Fuady terdapat beberapa tujuan, antara
lain yaitu:
• Memudahkan Proses Pembatalan Suatu Kesepakatan;
• Sebagai Ikatan yang Sifatnya Sementara;
• Sebagai Pertimbangan dalam Kesepakatan;
• Sebagai Gambaran Besar Kesepakatan.

Manfaat MoU
Ada berbagai manfaat MoU bagi pihak yang menyetujui dari suatu perjanjian tersebut,
diantaranya yaitu:
1. Manfaat Yuridis yang mana menjadi kepastian hukum bagi kedua belah pihak yang
membuat kesepakatan, dan MoU juga dapat berlaku sebagai Undang-Undang bagi
tiap-tiap pihak yang membuatnya.
2. Manfaaat Ekonomis yaitu adanya penggerakan hak milik sumber daya yang awalnya
nilai penggunaannya rendah menjadi lebih tinggi setelah dibuatnya MoU.

Untuk MoA pada prinsipnya hampir sama namun lebih teknis dan mengikat ikatan kerja
sama jangka Panjang, isinya lebih merinci MoU, berkaitan dengan aset,berkaitan dengan
keuangan dan tentunya lebih mengikat secara hukum.
Ciri-ciri kontrak kerja sama (irene radius sureta-artikel 27 februari 2020 dalam
www.cermati.com) :
• Ikatan kerja sama berjangka panjang/lebih dari 1 tahun
• Mendiskripsikan hak dan kewajiban
• Sebagai ikatan ‘keamanan’ bagi keduabelah pihak
• Mengurangi risiko
• Sebagai acuan penyelesaian masalah

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 30 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Mengkomunikasikan kemungkinan


Pengembangan Kerja sama
1. Mengkomunikasikan penawaran kerja sama dengan sekolah/ lembaga/
perusahaan sesuai hasil analisis.
2. Mengkomunikasikan konsep kerja sama kepada sekolah/lembaga/organisasi
terkait serta ke pihak berwenang lainnya.
3. Mengkomunikasikan draft kerja sama dengan pihak internal lembaga/perusahaan.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menetapkan Data Hasil Analisis Sebagai
Bahan Informasi Penyelenggaraan Pelatihan
1. Harus cermat dan teliti dalam mengkomunikasikan penawaran kerja sama dengan
sekolah/lembaga/perusahaan.
2. Harus cermat, teliti dan komunikatif dalam mengkomunikasikan konsep kerja
sama kepada sekolah/lembaga/organisasi terkait serta ke pihak berwenang
lainnya n.
3. Harus cermat, teliti dan sopan dalam mengkomunikasikan draft kerja sama
dengan pihak internal lembaga/perusahaan.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 31 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB IV
MENETAPKAN JEJARING KERJA SAMA

A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menetapkan Jejaring Kerja sama


1. Cara Mengkomunikasikan Ketentuan tentang Kerja sama dengan
Sekolah/ Lembaga/Perusahaan.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari hasil analisis data dan informasi, dengan
cara melakukan penjajagan lebih mendalam dan intens dengan pihak-pihak yang
memungkinkan diajak kerja sama. Penjajagan dapat dilakukan dengan cara
melakukan audiensi atau presentasi tentang profil perusahaan/ organisasi dan
penawaran program-program yang bisa dikerja samakan baik secara formal
maupun non formal.

Secara garisbesar langkah penjagagan sebagai upaya mengkomunikasikan kerja


sama dapat dilakukan dengan cara :
- Menghubungi para pihak untuk bertemu, bisa dilakukan bersama-sama
dalam bentuk workshop atau sendiri-sendiri
- Membuat jadwal untuk bertemu dengan parapihak disertai pembuatan surat
pemberitahun untuk berkunjung
- Menjelaskan detail item per item substansi kerja sama
- Harus menunjuk staf yang kompeten dan memahami visi lembaga kita,
namun saat petugas melakukan kunjungan harus dilengkap dengan surat
tugas, SK Tim dan daftar perlengkapan apa saja yang akan dibawa (seperti
compani profile, leaflet, dsb)
Namun sebelumnya harus disiapkan materi dan ketentuan yang perlu disepakati bila
terjadi kesepakatan kerja sama, misalnya hak-kewajiban, biaya-biaya, dan lainnya.
Contoh Garis besar konsep yang ditawarkan seperti berikut :

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 32 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

2. Cara Menetapkan kerja sama dengan Sekolah/Lembaga/Perusahaan

Bilamana terjadi kesepahaman dengan lembaga


lain, maka segera dilaporkan kepada pimpinan,
kemudian dilakukan koordinasi internal selanjutnya
persiapan penetapan dalam bentuk penanda-
tanganan kerja sama.
Jika parapihak sepakat untuk bekerja sama dan
sudah melakukan penandatanganan MoU maka langkah selanjutnya adalah
penyusunan rencana kerja sama, dalam perencanaan harus melibatkan pihak-pihak
yang akan bermitra sehingga semua aspirasi dan kepentingan setiap pihak dapat
terwakili.
Pihak-pihak yang ingin bermitra perlu untuk merumuskan peran dan tanggungjawab
masing-masing pihak pada kegiatan yang akan dilakukan bersama yang dituangkan
dalam nota kesepahaman atau sering disebut memorandum of understanding (MOU).
Nota kesepahaman yang sudah dirumuskan selanjutnya ditandatangani oleh pihak-
pihak yang bermitra dalam MOU atau perjanjian kontrak kerja sama.
Untuk menetapkan lembaga mana yang sesuai dengan harapan kita maka semua data
dan informasi dari hasil kunjungan/pertemuan dengan calon mitra perlu dibahas
secara internal di lembaga kita, kemudian dicocokkan dengan kriteria untuk
menetapkan mitra kerja sama yaitu tujuan, manfaat, biaya dan kesepakatan yang
paling mungkin dilaksanakan (action possibilty).
Bilamana sudah sesuai dengan kriteria penetapan kemudian dibuat skala prioritas
untuk memutuskannya yaitu :
a. Prioritas 1, manakala calon mitra dinyatakan layak (feasible)
b. Prioritas 2 manakala masih ada yang dipertimbangkan lagi atau Dalam
Pertimbangan / DP, misalnya jaraknya dan pembiayaan serta lainnya.
c. Prioritas 3 atau Belum Perlu (not for now)

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 33 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Dalam merumuskan Nota kesepahaman atau Perjanjian Kerjasama berarti


keduabelahpihak melakukan pengikatan secara hukum dan perjanjian tersebut
menjadi dokumen hukum, oleh karenanya substansi yang tersurat dan tersirat herus
dipahami benar dan setidaknya berisi :
o Identitas Pihak yang melakukan Kerjasama
o Hak dan kewajiban
o Isi Kerjasama
o Konsekuensi
o Sanksi
o Penyelesaian masalah

Contoh perjanjian kerja sama :

LEMBAGA PELATIHAN KERJA


LPK DIAS
Jl. Perkebunan Gedeh Kp. Cariu Rt/Rw 03/02 Desa Mangunkerta Kec. Cugenang Kab. Cianjur Provinsi Jawa Barat

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA


“ LPK DIAS”
DENGAN
PT AURORA GOLD

Pada hari ini Selasa tanggal, empat bulan Februari tahun dua ribu dua puluh
Yang bertanda tanda dibawah ini :
Nama : IDA SU’AIDA
Jabatan : Pengelola
Perusahaan : LPK DIAS
Alamat : Jl. Perkebunan Gede Desa Mangun Kerta Kab. Cianjur
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama LPK DIAS, Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Antoni surbakti
Jabatan : Manejer
Peusahaan : PT. Aurora Gold
Alamat : Jl. Sutrisno N0 3 Cianjur
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT AURORA GOLD, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Bahwa Pihak Kedua adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang Penjahit Pakaian.
Bahwa antara kedua belah pihak telah mufakat untuk mengadakan perjanjian kontrak kerja di bidang
Pariwisata pada perusahaan Pihak Pertama dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
BENTUK KONTRAK KERJA
1) Bentuk kontrak kerja adalah Penyelenggaraan Pelatihan, OJT dan Penempatan Karyawan
2) Kelayakan Peralatan yang digunakan Lembaga untuk penilaian harus Standart Industri DU/DI

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 34 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

3) Kelayakan Kurikulum dan silabus Lembaga Pelatihan Dengan DU/DI harus di Singkronkan dengan
kebutuhan Pasar (DUDI).
4) Bersedia Sebagai Nara Sumber di lembaga.
5) Penerimaan Karyawan Kerja di bidang Pariwisata.

Pasal 2
JANGKA WAKTU KERJA
Pihak Kedua bersedia menerima dan mempekerjakan Pihak Pertama sebagai pekerja di PT
AURORA GLOD. Jl. Sutrisno N0 3 , Kab. Cianjur waktu Selama 1 tahun untuk priode 2020 sampai
dengan 2021.

PIHAK KEDUA wajib mentaati Peraturan dan Tata Tertib Perusahan serta mentaati waktu kerja
sebagai berikut :
Senin – Sabtu : Jam 08.00 – 17.00 wib
Istirahat : Jam 12.00 – 13.00 wib

Pasal 3
TUGAS DAN PENEMPATAN
1. Pihak Pertama diterima training/bekerja oleh Pihak Kedua untuk bekerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jabatan : Karyawan Kontrak
b. Tanggal Mulai Bekerja : 10 Febuari 2021
c. Lokasi Bekerja : Kabupaten Cianjur
2. Pihak Kedua berhak untuk memindahkan atau memutuskan Pihak Pertama ke bagian lain dan
atau daerah lain sepanjang diperlukan oleh Pihak Kedua dengan tidak mengurangi upah yang
di terima oleh pihak Pertama.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN
1. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA secara bersama sama berkewajiban membina hubungan
kerja yang harmonis agar tercipta ketenangan kerja dan ketenaga usaha

2. PIHAK PERTAMA berhak :


1.1. Menerima masukan tentang perkembangan kurikum dan silabus sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak untuk kemajuan Pelatihan Kerja.
1.2. Melakukan studi banding untuk Nara Sumber dari perusahan ke lembaga guna peningkatan
mutu SDM Karyawan/ Instruktur .

3. PIHAK PERTAMA berkewajiban :


1.3. Mentaati segala peraturan dan perjanjian yang diberikan PIHAK KEDUA.
1.4. Memenuhi/Melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana diuraikan dalam uraian perjanjian
atau job description yang merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
1.5. Merahasiakan semua informasi mengenai PIHAK KEDUA yang diterima atau diketahui
olehnya - baik karena jabatannya, atau karena sebab lain termasuk semua informasi
maupun data dalam bentuk hard copy, email, disket, CD, USB maupun dalam bentuk media
lainnya; kepada atasannya.

Pasal 5
SANKSI
1. Bila mana PIHAK PERTAMA ternyata tidak memenuhi kewajiban – kewajiban diatas, PIHAK
KEDUA berwenang memberikan teguran atas peringatan baik lisan maupun tulisan kepada
PIHAK PERTAMA.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 35 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak mengindahkan teguran atau peringatan tersebut, maka
beakhir, tanpa adanya kewajiban PIHAK KEDUA memberikan uang pesangon, uang jasa ,
ataupun uang ganti kerugian lainnya kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
PERSELISIHAN
1. Jika terjadi peselisihan; antara PARA PIHAK maka akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mencapai mufakat,.
2. Jika musyawarah untuk mencapai mufakat sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak
tercapai, maka PARA PIHAK dapat meminta bantuan dari instansi terkait untuk memfasilitasi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7
LAIN – LAIN
1. Jika isi ketentuan dalam perjanjian ini ada yang bertentangan dengan ketentuan peratutaran
perundang-undangan maka akan dilakuakan revisi atau pembahasan oleh PARA PIHAK.

2. Hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan para pihak dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 8
PENUTUP
1. Perjanjian pemagangan ini di buat dan ditandattangani oleh PARA PIHAK dalam keadaan
sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun juga.

2. Perjanjian pemagangan ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK dan
berakhir setelah selesai pelaksanaan program pemagangan.

CIANJUR, 20 Februari 2020


PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

ANTONI SURBAKTI IDA SU’AIDA


Menejer Perusahaan Pengelola

Sebenarnya tidak cukup hanya dengan telah ditandatanganinya perjanjian kerja


sama, namun perlu implementasi dari rencana kerja sama yang sudah disusun
bersama dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pelaksanaan
kegiatannya disesuaikan dengan peranan dan tanggungjawab masing-masing pihak
yang bermitra.
Pada tahap pelaksanaan kegiatan tersebut agar implementasinya on the track sesuai
dengan tanggungjawab dan peran parapihak, maka perlu dibuatkan mekanisme
pengendalian atau controlling chart seperti berikut :
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 36 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Selanjutnya setiap kurun waktu yang telah ditetapkan atau setiap mencapai tahapan
kegiatan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. Maksud diadakan
monitoring adalah memantau progres pelaksanaan kegiatan menuju tercapainya
tujuan yang dikehendaki dan segera mengetahui bila ada penyimpangan agar cepat
diambil tindakan. Hasil monitoring dapat dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi
yang dilakukan bersama antar pihak yang bermitra untuk mengetahui kegiatan mana
yang belum bisa berjalan sesuai rencana dan mana yang sudah, tujuan mana yang
sudah tercapai dan mana yang belum, masalah / kelemahan apa yang menghambat
pencapaian tujuan dan penyebabnya. Lebih lanjut tentang monitoring dan evaluasi
akan dijelaskan dalam bab VI.

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam

1. Mengkomunikasikan Ketentuan tentang Kerja sama dengan Sekolah/


Lembaga/Perusahaan sehingga terjadi kerja sama saling menguntungkan
keduabelahpihak
2. Menetapkan Kerja sama dengan Sekolah/Lembaga/Perusahaan sesuai kriteria
yang ditentukan.

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam


1. Harus cermat, teliti dan taat azas dalam mengkomunikasikan ketentuan tentang
kerja sama dengan sekolah/lembaga’perusahaan.
2. Harus cerma, teliti dan taat azas dalam mengkomunikasikan ketentuan tentang
kerja sama dengan sekolah/lembaga’perusahaan.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 37 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB V.
MEMELIHARA JEJARING KERJA SAMA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam memelihara jejaring kerja sama


Kelangsungan suatu bisnis banyak ditentukan oleh
seberapa banyak si pemilik bisnis membangun
jejaring, merawat dan mengembangkan jejaring
yang telah dibangun. Jika tidak memelihara dan
mengembangkan jejaring, jangan berharap bisnis
akan lestari. Merawat dan memelihara jejaring sama
pentingnya dengan membangun atau mengembangkan jejaring.
Jangan sampai pengelola merasa Lembaga sudah dikenal maka menjadi pasif,
sebaiknya dalam memelihara dan mengembangkan jejaring untuk kemajuan LPK,
pengelola dapat melakukan upaya berikut :
1. Ingatlah peristiwa-peristiwa penting dalam komunitas yang telah kita bangun.
2. Cermatilah perubahan-perubahan yang terjadi pada pribadi, organisasi, atau
perusahaan pada jejaring kita.
3. Kirimlah surat, faksimili, atau e-mail ke perusahaan calon mitra Anda.
4. Dokumentasikan peristiwa penting yang terjadi pada jejaring kita.
5. Manfaatkan tempat singgah kita secara konstruktif.
6. Jadilah perantara yang mampu menangani komunikasi diantara pihak yang
sedang bertikai.
7. Telepon mereka sewaktu mereka ditimpa kemalangan.
8. Laporkan pada jejaring kita jika memang ada perubahan-perubahan besar.
9. Hadirilah setiap anggota yang mengundang kita. Memnuhi undangan merupakan
bentuk rasa hormat kita kepada mitra kerja kita.
Memelihara jejaring kerja sama dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
pertemuan dengan face to face, pertemuan kelompok (pesta, event tertentu, dan lain-
lain), melalui telepon, kartu pos, surat, e-mail atau bahkan hanya menitip salam melalui
jejaring kita yang lain. Gunakan berbagai media atau jejaring kita sendiri untuk
senantiasa berhubungan dengan seluruh (atau minimal sebagian besar) jejaring kita.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 38 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Kita harus membuat target atau jadwal rutin siapa saja yang harus kita hubungi
(meskipun kita tidak mempunyai urusan bisnis tertentu dengan mereka) dan berapa
sering kita harus mengontak mereka.

1. Langkah-langkah mengidentifikasi sarana untuk memelihara jejaring


kerja sama sesuai dengan karakteristik lembaga/perusahaan

Dalam pelaksanaan identifikasi sarana dalam memelihara jejaring kerja sama


harus dilakukan dengan memperhatikan karakteristik lembaga/perusahaan agar
jejaring kerja sama dara terpelihara dengan baik serta kerja sama tersebut dapat
berjalan berkelanjutan dan berkesinambungan.

Adapun langkah melakukan identifikasi sarana dalam rangka memelihara jejaring


adalah :

a. Mengumpulkan data tentang kesenangan/keinginan mitra


b. Memilih metoda yang akan digunakan berdasarkan mitra tujuan, dapat
menggunakan cara Pro aktif atau Positif reaktif
c. Menyusun data sarana yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik
mitra, yaitu Menyusun saran untuk kepentingan melalui Entertainmet atau
berupa Give attention
d. Menawarkan kepada mitra dikaitkan dengan bidang dan skema kerjasama

Untuk dapat mengetahui kesenangan atau kebiasaan mitra terutama pimpinannya


dapat dilakukan dengan pendekatan antar staf atau informasi dari kolega,
Sedangkan metoda dalam memelihara Jejaring kerja sama agar tepat sasaran dan
dapat memberikan dampak yang positif terhadap kerja sama tersebut dapat
diuraikan sebagaimana di bawah ini :

a. Pro aktif
Tujuan metoda pro aktif adalah agar kita selalu memberikan
perhatian dengan baik kepada pelanggan terutama pada
pelanggan setia/loyal sehingga merasa dan merasakan
bahwa keberadaan pelanggan tersebut diterima atau dilayani
dengan baik. Dan pelanggan tersebut manyadiri bahwa kita
sebagai pelayan atau melayani mereka dengan baik.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 39 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Pelanggan akan selalu merasa ingin diperhatikan oleh Lembaga Pelatihan Kerja.
Mereka ingin dijadikan pelanggan yang paling penting meskipun mereka
bukanlah pelanggan pertama dan satu-satunya. Itulah alasan mengapa
Lembaga Pelatihan Kerja harus memiliki customer service yang proaktif dan
mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelanggan akan
memiliki lebih banyak pelanggan loyal.

Loyalitas pelanggan akan selalu bergantung pada customer service yang mampu
melayani pelanggan dengan baik. Pelanggan akan merelakan waktunya untuk
berkendara lebih dari 20 menit hanya untuk makan di restoran favorit mereka.
Begitu juga untuk pelanggan-pelanggan bisnis lain. Ketika Anda memberikan
layanan yang prima kepada pelanggan, ia juga akan rela memberikan uangnya
untuk membeli produk pelatihan yang Anda tawarkan secara berulang-ulang dan
harus sesuai dengan tuntutan Lembaga mereka.

b. Positif Reaktif

Senantiasa mengetahui berbagai peristiwa penting atau


perubahan perubahan yang terjadi dan dialami oleh jejaring
kita, di dalam hal ini diperlukan sebuah sistem yang tepat
untuk mengumpulkan data dari pelanggan untuk dijadikan
sebuah momentum untuk membuat sebuah pelanggan loyal
tersebut merasakan hal yang berbeda karena reaksi positif yang diberikan oleh
Lembaga Pelatihan Kerja sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi
pada pelanggan kita, misalnya :

1) Ucapan selamat pada hal-hal tertentu/ Give attention :

a) Hari-hari besar keagamaan


b) Perayaan ulang tahun baik secara personal atau kelembagaan
c) Hari jadi lembaga
d) Atau pengangkatan promosi terhadap orang-orang penting
e) Memberikan cinderamata

2) Entertaiment kepada stakeholders :

a) Coffe Morning

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 40 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

b) Gathering (olah raga bersama, rekreasi bersama, makan bersama


outbond)
c) Pasrtisipasi dalam bazar (brosure, leaflet, poster, dan lain-lain)
d) Naik gunung

c. Bank data karakteristik mitra

Dalam menyusun data sarana apa saja yang bisa dijadikan fasilitas untuk
memelihara kemitraan dengan lembaga/perusahaan harus disesuaikan dengan
karakteristiknya maka perlu dikumpulkan dalam bank data karakteristik para
mitra/stakeholders karena tidak semuanya memiliki kemauan yang sama misalnya
tidak semua mitra bersedia diajak rekreasi bersama atau olahraga bersama. Oleh
karenanya untuk memahami karakter mitra perlu dilakukan hal-hal berikut :

1) Mengidentifikasi fungsi-fungsi lembaga yang memiliki kesamaan

Pelajari company profile lembaga/perusahaan tersebut untuk mendapatkan


sarana mana yang bisa dilakukan kerja sama terhadap lembaga/perusahaan
tersebut

a) Kesamaan Visi-Misi;

Jejaring kerja hendaknya dibangun atas dasar kesamaan visi dan misi dan
tujuan organisasi. Kesamaan dalam visi dan misi menjadi motivasi dan perekat
pola jejaring kerja. Dua atau lebih lembaga dapat bersinergi untuk mencapai
tujuan yang sama.

b) Kepercayaan (trust);

Setelah ada kesamaan visi dan misi maka prinsip berikutnya yang tidak kalah
penting adalahadanya rasa saling percaya antar pihak yang bermitra. Oleh
karena itu kepercayaan adalah modal dasar membangun jejaring dan jejaring
kerja. Untuk dapat dipercaya maka komunikasi yang dibangun harus dilandasi
itikad (niat) yang baik dan menjunjung tinggi kejujuran

c) Saling menguntungkan;

Asas saling menguntungkan merupakan fondasi yang kuat dalam membangun


jejaring kerja. Jika dalam bermitra ada salah satu pihak yang merasa dirugikan,
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 41 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

merasa tidak mendapat manfaat lebih, maka akan menggangu keharmonisan


dalam bekerja sama. Antara pihak yang bermitra harus saling memberi
kontribusi sesuai peran masing-masing dan merasa diuntungkan.

d) Efisiensi dan efektivitas;

Dengan mensinergikan beberapa sumber untuk mencapai tujuan yang sama


diharapkan mampu meningkatkan efisiensi waktu, biaya dan tanaga. Efisiensi
tersebut tentu saja tidak mengurangi kualitas proses dan hasil. Justru
sebaliknya dapat meningkatkan kualitas proses dan produk yang dicapai.
Tingkat efektifitas pencapaian tujuan menjadi lebih tinggi jika proses kerja kita
melibatkan mitra kerja. Dengan jejaring kerja dapat dicapai
kesepakatankesepakatan dari pihak yang bermitra tentang siapa melakukan
apa sehingga pencapaian tujuan menjadi lebih efektif.

e) Komunikasi timbal balik;

Komunikasi timbal balik atas dasar saling menghargai satu sama lain
merupakan fondamen dalam membangun kerja sama. Tanpa komunikasi
timbal balik maka akan terjadi dominasi satu terhadap yang lainnya yang dapat
merusak hubungan yang sudah dibangun

f) Komitmen yang kuat;

Jejaring Kerja sama akan terbangun dengan kuat dan permanen jika ada
komitmen satu sama lain terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibuat
bersama.

Pada dasarnya jejaring kerja itu merupakan suatu kegiatan saling


menguntungkan, untuk itu harus ada komitmen yang didasarkan pada :

❖ Kesetaraan.

Prinsip kesetaraan mengandung makna bahwa jejaring kerja yang


dilaksanakan harus didasarkan pada rasa saling menghormati antar anggota
jejaring kerja tanpa melihat besaran dan kekuatan. Para peserta harus saling
menghormati mandat kewajiban dan kemandirian dari anggota yang lain
serta memahami keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu sama lain

❖ Transparansi.
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 42 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Prinsip transparansi mengandung makna bahwa jejaring kerja yang dilakukan


harus didasari atas hasil kesepakatan dengan menekankan pada konsultasi
dan pembagian informasi terlebih dahulu.

Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu


meningkatkan kepercayaan antar organisasi. Prinsip pendekatan berorientasi
hasil mengandung makna bahwa jejaring kerja yang dilakukan harus
berdasarkan pada realitas dan berorientasi pada tindakan.

❖ Pendekatan berorientasi hasil.

Artinya jejaring kerja tersebut membutuhkan koordinasi yang berorientasi


hasil dan berbasis pada kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang
konkrit.

❖ Tanggung jawab.

Prinsip tanggung jawab mengandung makna bahwa jejaring kerja harus


dilaksanakan oleh seluruh anggota jejaring kerja dengan rasa penuh
tanggung jawab dengan integritas dan cara yang relevan dan tepat. Untuk
itu, setiap anggota jejaring kerja harus berkomitmen terhadap tugas yang
menjadi tanggung jawabnya, dan berusaha memiliki alat, kompetensi,
keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut.

❖ Saling melengkapi.

Prinsip saling melengkapi, mengsiyaratkan bahwa dengan keragaman yang


dimiliki oleh setiap anggota jejaring kerja harus dijadikan asset yang berharga
dan dijadikan bahan untuk berkontribusi antara yang satu dengan yang lain.
Kapasitas yang dimiliki suatu anggota jejaring kerja adalah salah satu aset
penting untuk ditingkatkan dan menjadi dasar pengembangan.

2) Mengidentifikasi momentum bersejarah dari mitra

Salah satu tugas sekretaris adalah mencari tahu momen-momen yang menarik
bagi mitra/stakeholders untuk kemudian membuat daftarnya yang dapat
dimanfaatkan dikemudian hari

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 43 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

3) Sarana yang sudah diidentifikasi sebaiknya ditawarkan dulu kepada pihak


lembaga/perusahaan kemungkinannya bisa dilakukan.

Penawaran sarana Kerja sama yang dianalisis memungkinkan dilaksanakan,


sebaiknya dikaitkan dengan kebutuhan pengembangan jejaring sesuai dengan
bidang kerja sama yaitu :

i. Kerja sama Pengembangan Program

➢ Kerja sama Pengembangan Program

o Meningkatkan relevansi dan kualitas program pelatihan

o Mengembangkan kerja sama program yang lebih responsif dan


flesiblel

➢ Bentuk dan skema kerja sama

o Joint Training Program.

Kerja sama antar LPK dlm pengembangan kemasan program,disusun


bersama dan dilaksanakan bersama,sesuai keunggulan/spesifikasi
masing-masing, untuk mencapai tujuan pelatihan.

o Franchise Program.

LPK pemilik program (Franchiser) terlebih dahulu melakukan ferifikasi


terhadap infrastruktur LPK pemohon (Franchisee). Setelah lulus
ferifikasi, seluruh program dikelola oleh LPK Franchisee dibawah
kendali mutu Franchiser. Sertifikasi lulusannya dikeluarkan oleh
LPK/LDP pemilik program (Franchiser). LPK Franchisee dikenai
kewajiban membayar “royalty” kepada LPK/LDP Franchiser.

o Integrated Training Program.

Perpaduan beberapa program dari sektor yang berbeda sehingga


saling melengkapi untuk mencapai satu tujuan bersama (common
interest). Program biasanya bersifat paket, mis paket program usaha
mandiri, kerja sama antar Dinas terkait dengan LPK.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 44 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

o On The Job Training Programm (OJT)

OJT adalah bagian integral dari program CBT, kerja sama program OJT
yang tepat bisa terjadi bila ada joint program dengan perusahaan
tempat OJT (saling menguntungkan, saling membutuhkan).

ii. UJK dan Sertifikasi Kompetensi.

Kerja sama terjadi antara LPK–TUK degan LSP terkait, calon peserta UJK
bisa dari peserta pelatihan atau dari tenaga berpengalaman yang
membutuhkan pengakuan sertifikasi kompeten.

iii. Production Training Program.

Production training yang menghasilkan barang jadi, adalah satu atau


beberapa kejuruan yg bersifat manufaktur berintegrasi dan bersinerji dalam
satu production training program. Production training yang menghasilkan
jasa terkait dengan kejuruan yg bersifat service training program.

Dalam pelaksanaan Production Training program di Industri sedapat


mungkin dipisahkan antara workshop produksi dan workshop latihan
praktek karena mempunai keuntungan meningkatkan inovasi rekayasa
teknologi untuk Instruktur dan praktek kerja nyata bagi siswa.

iv. Pengembangan Instruktur/pelatih

Pengembangan Instruktur berbentuk dan Skema kerja sama dapat


diluraikan sebagai berikut :

➢ Pinjam meminjam Instruktur antar LPK

Manfaatnya pinjam meminjam Instruktur antar LPK antara lain, adalah:


✓ Meningkatkan kebersamaan, solidaritas, wawasan lingkungan,
transfer teknologi dan pengalaman instruktur.

✓ Mengatasi sementara masalah kekurangan instruktur

✓ Mobilisasi instruktur memberikan dampak pada keseimbangan mutu


penyelenggaraan secara makro (regional ,bahkan nasional)

➢ Penugasan Instruktur di Perusahaan

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 45 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Manfaatnya adalah: Meningkatkan relevansi dan kualitas hasil pelatihan


dengan kebutuhan Industri. Meningkatkan kualitas tim teaching LPK
Meningkatkan hubungan harmonis LPK dengan dunia Industri

➢ Penugasan Instruktur Tamu dari Perusahaan

Manfaatnya antara lain : Cara efektif meningkatkan kompetensi,


profesionalisme dan pengalaman industri instruktur.Dapat mengetahui
secara pasti perkembangan teknologi dan persyaratan kerja yang tejadi
di dunia kerja. Membantu menemukan relevansi materi dan metode
pelatihan sesuai dengan keinginan dan harapan industri.

v. Kerja sama Pemanfaatan Fasarlat

Bentuk dan skema kerja sama Pemanfaatan Fasarlat meliputi :

➢ Pinjam meminjam Fasarlat

Skema penyediaan fasarlat untuk praktek siswa LPK lain dengan


instrukturdari LPK yang bersangkutan atau dari LPK pemilik fasarlat,
tergantung kesepakatan.

Manfaatnya, adalah meningkatkan pendayagunaan fasarlat terpasang


meringankan beban masing-masing LPK dalam pengadaan fasarlat
tertentu Skema ini bisa dipadukan dengan skema pinjam meminjam
instruktur.

➢ Penyediaan Fasarlat bersama


Untuk program pelatihan tertentu yang membutuhkan fasarlat tertentu
yang mahal harganya, tetapi penggunaannya sewaktu-waktu.

Manfaatnya: Meningkatkan efisiensi pengadaan fasarlat masing-masing


LPK, Skema ini dapat dipadukan dengan skema kerja sama joint training
program (mis: lab. Bahasa, lab. Komputer,dll)

➢ Sewa menyewa Fasarlat

Sewa menyewa fasarlat pendukung, seperti :

✓ Asrama,
✓ Ruang kelas,

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 46 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

✓ Aula
✓ Sarana pendukung lainnya.

vi. Penempatan Lulusan

Tujuan Kerja sama Memfasilitasi lulusan agar cepat terserap di pasar kerja
dengan cara :

1) Dalam rangka penempatan di dalam negeri, LPK dapat menjalin kerja


sama dengan skema kerja sama yang dipadukan dengan integrated
training program bersama dinas/sektor terkait dalam satu kesatuan
program pemberdayaan masyarakat.

2) Dalam rangka penempatan keluar negeri bagi lulusan pelatihan, LPK


dapat menjalin kerja sama dengan industry untuk ditempat pada
industry sejenis di luar negeri (misalnya direkrut di perusahaan Honda
di Indonesia namun ditempatkan di perusahaan Honda di Thailand)
atau LPK bekerja sama dengan perusahaan Penempatan Pekerja
Migran Indondonesia (P3MI)

3) Dalam rangkan mendorong tumbuhnya wirausahawan baru, LPK dapat


menjalin kerja sama dengan Dinas/Instansi terkait dalam
pengembangan kewirausahaan, pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM), pemberdayaan kelompok petani, nelayan atau
peternakan.

vii. Kerja sama Pengelolaan LPK

➢ Tujuan Kerja sama :

o Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan LPK menuju


pelayanan prima (Good Governance)

o Meningkatkan kualitas manajemen LPK sebagai Excellence


Organization

➢ Bentuk Dan Skema Kerja sama :

o Sister – Center Training Centre

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 47 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

✓ Skema kerja sama adalah hubungan benchmark dari Center (LPK


tingkat perkebangan lebih tinggi) dengan Sister (LPK tingka
perkembanganlebih rendah). Benchmark bisa berupa
pembimbingan, konsultansi dan fasilitasi
✓ Skema kerja sama ini dapat dipadukan dengan skema kerja sama
“joint training program” atau “franchise training program”
o Group Management
✓ Dalam skema kerja sama ini, LPK sebagai anggota kelompok
manajemen memiliki ikatan manegerial group yaitu kesamaan
sistem manajemen (mis: ISO 9001-2015)
✓ Sesama anggota saling mengisi dan saling melengkapi ,saling
bertukar iptek dan pengalaman ,serta saling mempromosi.
✓ Keterbukaan persaingan antar member menjadi pemicu
perkembangan dan pertumbuhan
✓ Skema kerja sama ini bisa dipadukan dengan “franchise training
program”
✓ Group manajemen biasanya dibangun dari latar belakang
sponsorship manajemen yang sama,

2. Cara memelihara jejaring kerja sama dengan sekolah lembaga/


perusahaan menggunakan sarana yang sesuai hasil identifikasi.

Agar upaya memelihara /maintenance jejaring kerja sama berjalan efektif adalah
menggunakan saran yang sudah diidentifikasi, caranya adalah :

a. Menetapkan sarana yang sudah diidentifikasi disesuaikan dengan timing/


waktu dan momentum/kejadian, misalnya hari raya keagamaan, hari ulang
tahun lembaga atau pimpinannya dan lainnya.

b. Menyiapkan sarana yang akan digunakan untuk memelihara kemitraan sesuai


target.

Dalam mempersiapkan sarana yang akan digunakan dalam memelihara


jejaring kerja sama haruslah memperhatikan target apa yang harus

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 48 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

diprioritaskan sehingga seluruh pemeliharaan jejaring tersebut betul-betul


dapat dipertahankan

c. Kalau sarana yang digunakan berupa benda, misalnya kalender, agenda,


kado, tinggal dikirimkan dengan kemasan yang baik disertai ucapan yang bisa
diterima dengan senang hati.
d. Kalau sarana yang digunakan berupa event kegiatan, misalnya olah raga
bersama, maka perlu dibentuk panitia agar bisa diselenggarakan secara
tertata dan berjalan secara teratur dan tertib.
e. Panitia harus intensif berkoordinasi dengan pihak mitra kerja sama.

Dalam memelihara jejaring kerja sama diperlukan strategi agar dapat


memberikan atmosfer yang positif bagi setiap jejaring kerja sama sehingga
loyalitas menjadi lebih baik dan terpelihara.
Oleh karena itu perlu menugaskan staff atau tim tertentu dalam rangka
memelihara jejaring kerja sama, dengan tugas-tugas tertentu sebagai berikut :
a. Tugaskan staf/Sekretaris untuk membuat daftar catatan hari-hari penting
stakeholder
b. Membuat agenda untuk melakukan entertainment reguler dan khusus :
1) Siapa saja yg diundang
2) Dimana
3) Dengan cara apa
c. Merancang kegiatan amal/charity

Dalam memelihara jejaring kerja sama maaka diperlukan pedoman


memelihara jejaring kerja sama dengan lembaga/perusahaan menggunakan
sarana yang sesuai dengan hasil identifikasi sebagai berikut :
a. Mempersiapkan sarana yang akan digunaka apakah menggunakan
1) Ucapan selamat
a) Hari-hari besar keagamaan
b) Perayaan ulang tahun baik secara personal atau kelembagaan
c) Hari jadi lembaga
d) Atau pengangkatan promosi terhadap orang-orang penting

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 49 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

e) Memberikan cinderamata
2) Entertaiment kepada stakeholders :
a) Coffe Morning
b) Gathering (olah raga bersama, rekreasi bersama, makan bersama
outbond)
c) Partisipasi dalam bazar (brosure, leaflet, poster, dan lain-lain)
d) Partisipasi pada event Naik gunung, dan sebagainya.
Dalam memelihara jejaring kerja sama dapat dengan menyusun atau menetapkan
kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan peruntukkannya dapat menggunakan
tabel seperti dibawah ini
Siapa yang Untuk siapa dan
Apa yang akan Dimana
No. Kapan dilakukan akan bagaiaman
dilakukan dilakukan
melakukan melakukannya

Dengan keterangan di atas maka kita dapat menetapkan proses pelaksanaan yang
sesuai dengan fungsi-fungsi memelihara jejaring kerja sama yang efektif sesuai
dengan peruntukkannya. Sebagai contoh dapat dilihat di bawah ini:

ACTION PLAN
No Nama Persahaan Sarana/Media Kemitraan
Metoda Waktu

PT. Budiman Sekali dalam


1 Gathering Pro aktif
Karoseri 1 tahun

2 Palms Spa Cofee morning Positif Reaktif Sebulan sekali

3 SMK ‘Budikarya’ Kalender, Kartu ucapan Pro aktif Setahun 3 kali

Brosure, leaflet, poster, alat peraga


4. Disnaker Positif reaktif Job fair
aktif

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 50 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

B. Keterampilan Diperlukan dalam Memelihara Jejaring Kerja sama


1. mengidentifikasi sarana untuk memelihara jejaring kerja sama sesuai dengan
karakteristik lembaga/perusahaan
2. memelihara jejaring kerja sama dengan sekolah/lembaga/perusahaan
menggunakan sarana yang sesuai hasil identifikasi

C. Sikap kerja Diperlukan dalam Memelihara Jejaring Kerja sama


1. Menerapkan tata- cara identifikasi sarana untuk memelihara jejaring kerja sama
sesuai dengan karakteristik lembaga/peru sahaan sesuai prosedur
2. Menerapkan tata cara pemeliharaan jejaring kerja sama dengan
sekolah/lembaga/perusahaan menggu-nakan sarana yang sesuai hasil identifikasi
sesuai prosedur

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 51 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB VI
MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN PERBAIKAN PELATIHAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam mengidentifikasi kebutuhan


perbaikan pelatihan

1. Cara mengevaluasi keberhasilan kerja sama kesesuaiannya dengan


kebutuhan pelatihan.
Dalam siklus manajemen monitoring dan evaluasi (monev) pada hakekatnya
adalah membandingkan antara perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaan
kegiatan apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak, untuk mengetahui hal
itu perlu dilakukan pemantauan atau monotoring yang kemudian hasilnya
dievaluasi dan selanjutnya diberikan umpan balik untuk dilakukan Tindakan
perbaikan sebagai upaya meningkatkan pelaksanaan kedepan.

Gambar 4.

Dengan demikian untuk mengevaluasi keberhasilan kerja sama misalnya antara


LPK dengan lembaga lain, harus didahului dengan melakukan monitoring
pelaksanaan kerja sama kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi
keberhasilan kerja sama berdasarkan kesesuaiannya dengan kebutuhan
pelatihan, hal itu dapat dilakukan dengan urutan langkah :

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 52 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

a. Mempelajari perencanaan dan pelaksanaan program kerja sama


berdasarkan MoU atau perjanjian lain
b. Melakukan Analisis kebutuhan pelatihan di daerah tempat lokasi LPK dan
sekitarnya secara reguler misalnya setiap semester atau setiap ada
penerimaan pegawai/karyawan
c. Memilah keberhasilan dan penyimpangan pelaksanaan kerja sama
d. Memberikan rekomendasi hasil monitoring untuk dijadikan dasar untuk
melakukan evaluasi

Sehingga di dalam pelaksanaan evaluasi sejatinya tidak dapat berdiri sendiri,


karena secara teoritis maupun empiris berlaku yang namanya Monitoring dan
Evaluasi oleh karena itu perlu dipahami apa yang dimaksud dengan monitoring
dan evaluasi.
a. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan Evaluasi adalah satu proses yang memantau, mengukur dan
menilai suatu kegiatan pelatihan yang dilaksanakan pada PK.
Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang telah membangun jejaring kerja sama
dengan mitra di dalam dan luar negeri maka wajib dilakukan monitoring dan
evaluasi atas pelaksanaan program yang sedang dijalankan. Monitoring dan
evaluasi kerja sama dilakukan secara berkala (tahunan) dengan melihat
realitas hasil Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Monitoring dan evaluasi kerja sama menjadi penting dilakukan karena
keberhasilan sebuah kerja sama dapat dilihat dari kesesuaian antara
perencanaan dengan pelaksanaan dan hasil yang dicapai sesuai dengan
kesepakatan yang dibangun.
Pada dasarnya monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara memantau
hasil yang dicapai dan jika terdapat masalah maka harus segera dicarikan
solusinya sehingga program dapat berjalan dengan semestinya. Dengan
demikian tujuan monitoring itu sendiri adalah :

a. Memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan agar dapat dicegah


terjadinya deviasi dari tujuan yang ingin dicapai

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 53 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

b. Bila sudah terjadi permasalahan saat pelaksanaan berlangsung, dapat


segera dicarikan solusi

Di dalam Monitoring dan Evaluasi harus :


1) Mendapatkan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan
kegiatan;
2) Mengidentifikasi dan menginventarisasi permasalahan dari aspek teknis
maupun administrasi;
3) Mengambil tindakan perbaikan ataupun pencegahan terhadap
penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kegiatan;
4) Menilai hasil pelaksanaan kegiatan.

b. Fungsi Mengevaluasi

Fungsi Mengevaluasi dalam sebuah Lembaga Pelatihan Kerja adalah sebuah


proses menilai dan mengukur setiap capaian sebuah kegiatan pelatihan
sehingga menghasilkan :
1) Rumusan secara bersama hasil dari memantau perkembangan
pelaksanaan kegiatan agar dapat dilanjutkan sesuai rencana atau
mencegah terjadinya deviasi atau temuan/masalah dari tujuan yang ingin
dicapai
2) Keputusan untuk menghentikan pelaksanaan kegiatan, bila evaluasi
dilakukan saat pelaksanaan kegiatan belum selesai ditemui
penyimpangan/permasalahan. Atau mencari solusi dan kegiatan
dilanjutkan
3) Keputusan tidak meneruskan kerja sama

c. Tujuan evaluasi untuk mengetahui kegiatan :

1) Belum bisa berjalan sesuai rencana,


Dalam pelaksanaan kerja sama dimungkinkan terjadinya perbedaan apa
yang sudah direncanakan sehingga untuk itu perlu dilakukan evaluasi
2) Sudah tercapai,
Dalam pelaksanaan kerja sama setelah dilakukan evaluasi ternyata apa
yang direncanakan dengan realitasnya sudah sesuai, maka demikian

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 54 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

mitra kerja sama kedua belah pihak diharapkan atau melakukan usaha
untuk meningkatkannya agar hasil kerja sama menjadi lebih baik lagi.
3) Belum tercapai dan masalah apa yang menghambat pencapaian tujuan
serta penyebabnya
Jika terjadi hambatan dalam kerja sama ini maka harus dilakukan dan
ditelusuri penyebab utamanya sehinnga dengan mengetahui penyebab
utamanya bisa mencarikan solusinya.
Hasil evaluasi oleh pihak-pihak yang bermitra merupakan dokumen yang dapat
dipakai sebagai dasar dalam melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan
selanjutnya apakah kerja sama akan dilanjutkan pada tahun berikutnya atau
tidak.

d. Memberikan rekomendasi hasil monitoring untuk dijadikan dasar


untuk melakukan evaluasi

Setelah mengetahui atau mendapatkan informasi atas pelaksanaan kegiatan,


apakah ditemui permasalahan ataupun berjalan sesuai rencana maka harus
dibuatkan rekomendasi agar dapat dilakukan evaluasi secara terstruktur dan
terukur dengan menggunakan parameter-parameter yang ditetapkan
bersama.

2. Langkah-langkah mengidentifikasi kebutuhan perbaikan/peningkatan


di sekolah / lembaga / perusahaan.

Kebutuhan perbaikan dalam rangka mengembangkan jejaring kerja sama


merupakan Tindakan terus menerus dari para pihak yang bermitra agar outputnya
semakin baik dan diharapkan mampu meningkatkan citra organisasi, oleh
karenanya perlu dilakukan identifikasi apa yang diperlukan oleh pelaku jejaring
kerja sama.
Dalam mengidentifikasi kebutuhan perbaikan/peningkatan dilakukan langkah
sebagai berikut :
a. Merujuk hasil evaluasi, didata hal-hal yang harus diperbaiki oleh para
pihak/stakeholders atau mitra kerja sama
b. Kemudian disusun kebutuhan perbaikan dari pihak LPK

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 55 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

c. Hasil evaluasi digunakan oleh para pihak yang bermitra sebagai dasar dalam
melakukan perbaikan dan pengambilan keputusan selanjutnya apakah kerja
sama akan dilajutkan pada masa berikutnya atau tidak
d. Item perbaikan harus disepakati Bersama
e. Perbaikan dilakukan oleh masing-masing pihak
f. Keduabelah pihak membuat matrik time table sebagai pengendali

Setelah dilakukan identifikasi dan mempertimbangkan kondisi internal para pihak


maupun kondisi internal LPK dan mempertimbangkan hasil evaluasi, maka
dilakukan Perencanaan selanjutnya, dengan opsi :
a. Jika para pihak memandang perlu melanjutkan kerja sama, atau
b. Perlu melakukan adendum MoU atau
c. Perlu memperpanjang MoU, atau
d. Perlu merencanakan kembali kegiatan yang disepakati atau
e. Jika tidak melakukan pilihan diatas, maka :
➢ Tegaskan kepada mitra untuk memutuskan Kerja sama sementara
karena kemungkinan akan melakukan kerja sama kembali, atau
➢ Perlu mencari mitra lain

B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memelihara Jejaring Kerja sama

1. Mengevaluasi keberhasilan kerja sama kesesuaiannya dengan kebutuhan


pelatihan
2. Mengidentifikasi kebutuhan perbaikan /peningkatan di sekolah /lembaga/
perusahaan

C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Memelihara Jejaring Kerja sama

1. Menerapkan tatacara evaluasi keberhasilan kerja sama kesesuaiannya dengan


kebutuhan pelatihan sesuai prosedur
2. Menerapkan tatacara identifikasi kebutuhan perbaikan/peningkatan di sekolah/
lembaga/ perusahaan sesuai prosedur

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 56 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

BAB VII
MELAKSANAKAN PERBAIKAN BERLANJUT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
LEMBAGA/PERUSAHAAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Melaksanakan Perbaikan Berlanjut


Sesuai dengan Kebutuhan Lembaga/Perusahaan
Maksud dari melaksanakan perbaikan berlanjut adalah melakukan perubahan
berdasarkan rekomendasi atas hasil evaluasi yang telah dibuat sebelumnya, agar
pelaksanaan pelatihan kerja (kegiatan kerja sama) pada siklus berikutnya menjadi
lebih baik dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi sebelumnya. Perbaikan
tersebut dilakukan secara terus menerus agar tercapai kepuasan pelanggan.
Mekanisme perbaikan dapat menggunakan prinsip PDCA atau konsep lain seperti
Kaizen.
Gambar 4.
BAGAN PERBAIKAN BERLANJUT

INPUT CONTINUAL IMPROVEMENT

PLAN DO CHECK ACT

OUTPUT

Plan (Rencanakan) : Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk


memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Do (Kerjakan) : Implementasi proses.
Check (Cek) : Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap
sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya.
Act (Tindak lanjuti) : Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang
diperlukan. Ini berarti juga meninjau seluruh langkah dan
memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum
implementasi berikutnya.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 57 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Tujuan melaksanakan perbaikan berlanjut adalah agar pelaksanaan pelatihan kerja


(kegiatan kerja sama) menjadi lebih efektif dan efisien dengan cara menghindari
biaya-biaya yang tidak perlu, selain itu juga berguna untuk memberikan nilai
tambah pada proses maupun output pelatihan dalam rangka menjaga kepuasan
pelanggan. Kondisi yang semakin baik ini diharapkan berjalan secara terus menerus
atau berkesinambungan, karena dilakukan berdasarkan rekomendasi atas hasil
evaluasi sebelumnya.

1. Langkah-langkah mengidentifikasi Solusi yang tepat untuk


perbaikan pendidikan dan pelatihan
Proses untuk menentukan solusi yang akan digunakan dalam melakukan
perbaikan berlanjut, sesungguhnya adalah sebuah decision making, oleh sebab
itu perlu mengikuti norma yang lazim digunakan dalam pengambilan keputusan.
Secara sederhana digambarkan bahwa pengambilan keputusan itu biasanya
berawal dari sebuah fakta. Fakta diolah menjadi data yang valid, relevan, dan
berasal dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dilakukan
analisis data dengan cara memilih dan memilah, melakukan telaahan atas
kebenarannya. Hasilnya adalah berupa informasi yang sudah layak digunakan
sebagai alternatif dalam pengambilan keputusan.

Gambar 5.
Bagan Proses Penentuan Solusi

FAKTA DIOLAH MENJADI DATA ANALISIS DATA


MASALAH VALID DAN RELEVAN VALID DAN RELEVAN

MENETAPKAN INFORMASI DIAGNOSIS HASIL


SOLUSI ALTERNATIF SOLUSI ANALISIS

Adapun langkah menuju ke penemuan fakta masalah tersebut adalah :


✓ Identifikasikan keluhan mitra kerja sama/ stakeholders
✓ identifikasikan permasalahan secara detail pada setiap elemen
penyelenggaraan pelatihan
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 58 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

✓ Identifikasikan prosedur penyelenggaraan pelatihan


✓ Identifikasi kepuasan pelanggan

Menganalisis berarti aktivitas/kegiatan yang melingkupi beberapa tahap


kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa membedakan, mengurai, serta
memilah-milih untuk bisa dimasukan ke dalam kelompok tertentu atau
dikategorikan dengan tujuan-tujuan tertentu. Hingga akhirnya harus mencari
kaitan antara hal-hal tersebut serta juga menterjemahkan arti tersebut.

Sementara tahapan mendiagnosis berarti proses menemukan penyebab pokok


dari masalah-masalah Kerja sama, jadi Diagnosis merupakan pendekatan
sistematis terhadap gambaran kondisi terkini dalam pelaksanaan kerjasama
yang merinci pada hakekat permasalahan dan identifikasi faktor penyebab yang
memberikan dasar untuk memilih strategi perubahan dan teknik yang paling
tepat sebagai alternatif solusi.

Tabel identifikasi masalah

Setelah dtemukan permasalahannya kemudian dianalisis dan didiagnosis


kemudian dicarikan alternatif solusi, seterusnya setiap alternatif solusi
tersebut di carikan upaya apa yang diperlukan untuk mengurai pokok
masalahnya sebagaimana tabel dibawah

Daftar Solusi Masalah

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 59 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah mengidentifikasi Solusi


yang tepat untuk perbaikan pendidikan dan pelatihan adalah :
a. Menemukan masalah dari berbagai sumber sebagai fakta informasi
b. Melakukan pemilahan dan pengolahan informasi masalah tersebut, karena
kadangkala terdapat informasi yang kurang valid maka perlu dilakukan
pemilahan
c. Melakukan analisis atau menguraikan akar masalah
d. Melakukan diagnosis untuk mengelompokkan dan menentukan tiap masalah
yang memerlukan alternatif solusi.
e. Menyajikan beberapa alternatif solusi

2. Langkah-langkah mengkomunikasikan Rencana solusi perbaikan


Kegiatan ini biasanya termasuk krusial karena kadangkala terjadi tidak sama dalam
pemahaman, perencanaan dan implementasi dari para pihak, oleh karena itu
diperlukan upaya melakukan komunikasi atas rencana solusi perbaikan. Langkah
yang dapat dilakukan sebagai berikut :
➢ Mendasarkan pada hasil evaluasi dan penetapan alternatif solusi atas
permasalahan dalam melaksanakan kerjsama, perlu dilakukan komunikan
atas rencana perbaikan
➢ Salah satu pihak (misalnya LPK kita) menyusun Rencana solusi perbaikan
sebagai rencana Tindak lanjut sesuai ketentuan atau pedoman
➢ Menjelaskan Perbaikan Berlanjut terutama mengenai tujuan, manfaatdan
keterlibatan SDP yang diperlukan.
Jika berhasil dalam mengkomunikasikan Rencana solusi perbaikan kepada
mitra berarti sudah setengah jalan menuju keberhasilan perbaikan berlanjut.

a. Menyusun Rencana solusi perbaikan sebagai rencana Tindak lanjut.


Agar perbaikan berlanjut dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dibuat
perencanaan sesuai dengan rekomendasi sebagai implementasi dari solusi
yang telah ditetapkan. Perencanaan ini melibatkan para pihat yang terlibat
dalam perbaikan jejaring kerja sama, melibatkan SDP dan menggunakan
fasilitas maupun sarana yang diperlukan, selain itu juga diperhitingkan jangka
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 60 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

waktu perbaikan berlanjut itu hingga kapan karena hal ini menyangkut
pembiaayan dan harus dibuat paling efisien dan efektif.

Tabel Rencana tindak lanjut

b. Cara Menjelaskan Perbaikan Berlanjut.


Penting untuk dipahami terlebih dahulu pengertian dari perbaikan berlanjut
dalam materi ini. Perbaikan berlanjut atau sering disebut continuous
improvement atau never ending improvement adalah proses perbaikan yang
dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan. Hasil perbaikan dalam
satu siklus, akan menjadi masukan dalam proses siklus berikutnya, demikian
seterusnya. Di Jepang hal seperti ini disebut manajemen Kaizen, dimana dalam
pencapaian suatu organisasi tidak pernah ada rasa puas, tidak mengenal titik
puncak, dan selalu ingin menaikkan standard.
Perbaikan, dalam konteks ini dapat dilihat dari 2 kondisi, yaitu :
o Memperluas atau menambah ruang lingkup kerja sama. Misalnya, jika
semula hanya dalam bidang Penugasan Instruktur, ditambah dengan
bidang lain seperti Penggunaan Fasilitas , atau bidang lainnya.
o Meningkatkan atau memperbaiki kerja sama yang telah berjalan, tetap
dalam bidang sama, yaitu Penugasan Instruktur.
Hal yang penting diperhatikan, bahwa perbaikan dilakukan beradasarkan hasil
evaluasi keduabelah pihak, dan jika terdapat item-item yang disepakati perlu
diperbaiki, maka terhadap aspek itu saja yang dilakukan perbaikan.
Selanjutnya, langkah-langkah yang dilakukan adalah :
➢ Melakukan Identifikasi Solusi Perbaikan Berlanjut
Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 61 dari 69
Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

➢ Membuat Rencana Perbaikan dan Mengomunisasikan dengan Mitra


➢ Melaksanakan Perbaikan Berlanjut

Hasil pelaksanaan perbaikan berlanjut pada siklus proses kerja sama ini akan
menjadi feed back atau bahan umpan balik bagi siklus berikutnya, demikian
seterusnya secara berkesinambungan. Secara bagan, dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 5.
Prose Perbaikan Berlanjut

3. Rencana perbaikan yang telah dibuat untuk dilaksanakan di semua


yang terkait dengan perubahan tersebut

a. Pedoman Menyusun Dokumen Kerja sama


Dokumen kerja sama pada umumnya berbentuk perjanjian kerja sama, atau
bentuk lainnya yang serupa dengan itu. Salah satu contoh Perjanjian Kerja sama
dapat dilihat pada Bab IV di atas. Secara umum, hal-hal penting yang harus
termuat dalam dokumen kerja sama, antara lain :
➢ Identitas para pihak yang melakukan kerja sama, yaitu pejabat yang
berwenang mewakili dan mengatasnamakan organisasinya
➢ Ruang lingkup kegiatan yang dikerja samakan
➢ Hak dan Kewajiban masing-masing pihak
➢ Jangka waktu pelaksanaan kerja sama
➢ Tandatangan asli pihak yang bekerja sama, bila perlu dapat ditandatangani
oleh pihak ketiga, sebagai saksi atau mengetahui adanya kerja sama.

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 62 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

b. Cara Melakukan Komunikasi dan Negosiasi.


Langkah-langkah mengomunikasikan konsep Perjanjian Kerja sama dengan pihak
mitra telah diuraikan dalam Bab III. Dalam rangka melakukan perbaikan
berlanjut, juga tidak terlepas dari proses komunikasi bahkan negosiasi dengan
pihak mitra. Oleh sebab itu perlu dikuasai tatacara berkomunikasi yang efektif,
dan juga cara bernegosiasi. Pada Bab III di atas telah disebutkan bahwa salah
satu hal penting dalam melakukan komunikasi dengan pihak mitra adalah “Harus
menunjuk staf yang kompeten, dan memahami visi lembaga kita”.
Salah satu kompetensi yang perlu dimiliki staf yang dimaksud adalah melakukan
komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Stephen Covey
mengatakan, syarat utama komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang
dibangun dari integritas pribadi yang kuat (kredibilitas). Artinya bahwa staf yang
ditunjuk adalah personil yang mampu menunjukkan kredibilitas.
Untuk melakukan negosiasi dengan pihak mitra, salah satu syarat penting yang
harus dimiliki adalah petugas adalah kemampuan melakukan komunikasi efektif.
Menurut William I Gorden, syarat komunikasi efektif adalah :
➢ Menciptakan suasana yang menguntungkan
➢ Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
➢ Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat pihak
komunikan (penerima pesan) karena menguntungkan
➢ Menumbuhkan suatu penghargaan (reward) bagi pihak komunikan
Dalam penyampaian pesan (message) kepada komunikan perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :
➢ Gunakan istilah yang umum digunakan, jangan sampai membingungkan
➢ Pesan harus jelas, siapkan secara spesifik
➢ Pesan tersusun baik saat disampaikan tidak terpotong-potong
➢ Disampaikan secara objektif, akurat
➢ Efisien, seringkas mungkin, hindari kata yang kurang relevan

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 63 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

c. Cara mengendalikan Rencana Perbaikan berlanjut


Agar perbaikan berlanjut dapat terlaksana dengan baik sesuai rencana perlu
dibuat mekanisme pengendalian atau controlling dan ditegaskan peran serta
tanggungjawab parapihak. Untuk memudahkan pengendalian dan juga
transparansi maka dibuat time table rencana perbaikan yang didalamnya disertai
penangung jawab kegiatan. Bila pelaksanaan perbaikan berlanjut telah selesai
dilaksanakan, dibuat laporan sebagai dokumen hasil perbaikan.

TIME TABLE PELAKSANAAN PERBAIKAN BERLANJUT

Pelaksanaan perbaikan berlanjut yang didasarkan hasil monitoring, maupun berupa


aspirasi dari mitra kerja sama, pada dasarnya adalah upaya perbaikan bagi lembaga
yang melakukan kerja sama termasuk kinerjanya, yang pada akhirnya akan
memunculkan brand image baru bagi masing-masing lembaga bersangkutan.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Melaksanakan Perbaikan Sesuai


dengan Kebutuhan Lembaga/Perusahaan
1. Melakukan identifikasi berbagai alternatif solusi guna perbaikan berlanjut atas
kerja sama pendidikan dan pelatihan yang telah berjalan
2. Menyusun rencana perbaikan berlanjut atas kerja sama yang telah berjalan
3. Mengomunikasikan rencana perbaikan berlanjut atas kerja sama yang telah
berjalan dengan para mitra kerja sama

C. Sikap kerja yang diperlukan dalam Melaksanakan Perbaikan Sesuai


dengan Kebutuhan Lembaga/Perusahaan

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 64 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

1. Harus cermat dalam melakukan identifikasi serta penetapan solusi perbaikan


berlanjut atas kerja sama kemitraan.
2. Harus teliti dalam menyusun rencana perbaikan berlanjut atas kerja sama
kemitraan.
3. Harus sopan dalam mengomunikasikan rencana perbaikan kerja sama, dengan
pihak mitra
4. Harus ulet dalam bernegosiasi dengan pihak mitra

-----0-----

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 65 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

DAFTAR PUSTAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015
2.
B. Buku Referensi
1. Agung Sudjatmoko, Cara Cerdas Menjadi Pengusaha Hebat, VisiMedia Pustaka,2009
2. Frank Minirth, Mark Littleton, You can, T. Nelson, 1994
3. Wayne E. Baker, Network Smart: How To Build Relationships for Personal and
Organizational Success, iUniverse, 1994, 2000.
4. Munir Fuady, Pengantar hukum bisnis: menata bisnis modern di era global, Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2005

C. Referensi Lainnya
1. http://www.infokursus.net/download/2704101411modul_5_diklat_manajemen_kursus.pd
f.15, september2017, dunduh 18 Juni 2020
2. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/01/pengertian-mou.html, diunduh, 20 juni
2020, jam 6.42
3. hhtp :www//academia.edu

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 66 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN

A. Daftar Peralatan/Mesin

No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan


1. Laptop,
2. Printer
3. Peralatan Praktik terkait dgn keahlian
peserta (untuk evaluasi praktik)

B. Daftar Bahan

No. Nama Bahan Keterangan


1. Modul Pelatihan (buku informasi, buku Setiap peserta
kerja, buku penilaian)
2. Kertas HVS A4
3. Tinta printer

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 67 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

LAMPIRAN

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 68 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Bidang Standardisasi, Pelatihan Kerja, Sertifikasi P.85SPS02.027.2

DAFTAR PENYUSUN MODUL

NO. NAMA PROFESI

1. Agus Triyanto AS • Praktisi Pelatihan


• Anggota Asosiasi Instruktur
Metodologi Pelatihaan (AIMP)
• Asesor lisensi

2 Tangsi Tarigan • Praktisi Pelatihan


• Anggota Asosiasi Instruktur
Metodologi Pelatihaan (AIMP)

3 Syaiful Syarifudin • Praktisi Pelatihan


• Anggota Asosiasi Instruktur
Metodologi Pelatihaan (AIMP)
• Anggota LA-LPK
• Auditor LA-LPK

4 Bayu Priantoko • Praktisi Pelatihan


• Anggota Asosiasi Instruktur Metodologi
Pelatihaan (AIMP)

Judul Modul Mengembangkan Jejaring Kerja sama Kemitraan Halaman: 69 dari 69


Buku Informasi Versi: 2020

Anda mungkin juga menyukai