Oleh :
Muhammad Abdul Ghofur
(1310320005)
Syafi’I Khoirul Habib
(1310320019)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURURSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang
menganggap bahwa perkembangan kognisi manusia baru dimulai ketika sang jabang bayi baru dilahirkan.
Padahal, titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu di saat manusia belum lahir
yang mana masih berada di dalam rahim ibu atau dikenal dengan masa pranatal.
Periode pranatal atau prakelahiran merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi, dan mental bayi.
Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orang tua mulai terbentuk konsekuensi
yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam
kandungan.
Oleh karena itu, para orang tua dituntut untuk concern pada pertumbuhan masa pranatal. Mereka harus
memperhatikan hal-hal yang seharusnya dilakukan atau dihindari guna menjaga perkembangan janin
sehingga sang bayi nantinya lahir menjadi anak yang tumbuh dengan baik sesuai dengan harapan.
Pada kali ini penulis akan memaparkan makalah mengenai tahapan perkembangan prakelahiran dan
kelahiran serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan perkembangan manusia pada masa prakelahiran dan kelahiran?
2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia masa prakelahiran dan masa kelahiran?
C. Tujuan
1. Mengetahui tahapan perkembangan manusia pada masa prakelahiran dan kelahiran
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia masa prakelahiran dan masa kelahiran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Manusia pada Masa Prakelahiran
1. Perspektif Islam
Para ahli psikologi Islam membagi periode pranatal atas beberapa tahap. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran Surat Al-Mukminun ayat 12-14 berikut:[1]
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (sulalatin min thin) dari tanah (12).
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (nuthfah) yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) (13).
Kemudian air mani (nuthfah) itu kami jadikan segumpal darah (mudghah), lalu segumpal darah (‘alaqah) itu
kami jadikan segumpal daging (mudghah), dan segumpal daging (mudghah) itu kami jadikan tulang belulang
(‘idhom), lalu tulang belulang (‘idhom) itu kami bungkus dengan daging (lahm). Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (14).
Tahap-tahap perkembangan masa pranatal berdasarkan Alquran seperti yang dijelaskan pada ayat di atas
dapat diuraikan lebih jelas sebagai berikut.
a. Tahap Sulalatin min thin (saripati tanah)
b. Tahap Nuthfah
c. Tahap ‘Alaqah
d. Tahap Mudhghah
e. Tahap ‘Idzaman
f. Tahap Lahman
g. Tahap Takhalluq (masa perkembangan)
2. Perspektif Barat
Pada umumnya ahli psikologi Barat membagi periode pranatal atas tiga tahapan yaitu tahap germinal atau
zigot, embrionik, dan janin. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode pranatal ini, berikut
akan diuraikan masing-masing.[2]
a. Tahap Germinal (Germinal Stage) atau Zigot
Tahap germinal, yang sering juga disebut periode zigot, ovum, atau periode nuthfah adalah periode awal
kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak
terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan yang dinamakan
dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma laki-laki bergabung dengan sel telur perempuan dan
menghasilkan satu bentuk sel baru yang disebut zigot. Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel
yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung
sekitar 60 sel. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tuba
falopi.
Setelah beberapa hari (kira-kira seminggu setelah konsepsi) blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis
yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang disebut embrio, dan peristiwa ini sekaligus
menandakan akhir dari tahap germinal dan permulaan tahap embrio.
b. Tahap Embrio (Embriyonic Stage)
Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu
sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ
utama dan sistem-sistem fisiologis.
Selama periode ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal.
Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian
bawah dan sampai ke bagian ekor. Bagian-bagian dan organ-organ tubuh yang paling penting seperti kepala,
pembuluh darah dan jantung lebih dahulu berkembang daripada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang
dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang dimulai dari bagian-
bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat
badan.[3]
Di samping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan
struktur anak yaitu kantong emniotik, plasenta dan tali pusar. Kantong emniotik berisi cairan amniotik, suatu
cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan
perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen
dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darah.
Sementara itu, tali pusar adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang
berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusar ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar,
satu untuk menyediakan bahan makan dan dua untuk membawa sisa buangan ke tubuh ibu.
Periode ini juga ditandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlihat bahwa
pada umur 6 minggu embrio telah dapat dikenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar dibandingkan
dengan bagian-bagian badan lainnya. Pada umur 8-9 minggu, muka, mulut, mata dan telinga sudah mulai
terbentuk dengan baik. lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak. Pada tahap ini organ-
organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ
dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru dan ginjal mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara
sederhana.
c. Tahap janin (Fetus Stage)
Periode ketiga ini disebut dengan periode fetus atau periode janin. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu
sampai lahir. Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala
yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara
substansial. Pada bulan ketiga janin secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya,
serta jantungnya mulai berdenyut.[4]
Sel-sel saraf, yang ada sejak minggu ketiga jumlahnya meningkat pesat pada bulan-bulan kedua, ketiga dan
keempat. Apakah peningkatan pada saat ini akan terus berkembang atau tidak itu bergantung pada kondisi di
dalam tubuh ibu.[5]
Pada bulan keempat dan kelima, ibu sudah bisa merasakan gerakan-gerakan janinnya seperti menonjok-
nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci.
Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5-2,5kg dan ciri-cirinya
sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu menumbuhi kepalanya dan mulut mulai
menonjol keluar, bergerak-gerak, dibuka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya.
Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat.[6] Pada masa
ini pula, janin sudah memiliki kemampuan untuk hidup di luar kandungan. Akan tetapi, bayi yang lahir di usia
kehamilan 7 bulan masih harus dibantu untuk proses pernapasannya.
Pada 2 bulan terakhir masa perkembangan pranatal, jaringan lemak terbentuk dan fungsi beberapa organ
seperti jantung dan ginjal mulai meningkat. Pada masa 8-9 bulan, janin tumbuh semakin besar dan beratnya
mulai substansial, sekitar 1,8 kg.[7]
3. Ciri masa prakelahiran
Menurut Harlock periode prakelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan selanjutnya. Ada enam ciri
penting masa kelahiran, yaitu:[8]
a. Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya
diturunkan sekali untuk selamanya.
b. Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjukkan perkembangan sifat bawaan, sedangkan
kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya, bahkan sampai mengganggu pola
perkembangan yang akan datang.
c. Jenis kelamin individu baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan, dan kondisi-kondisi
pada tubuh ibu tidak akan memengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan.
d. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal
dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
e. Periode prakelahiran merupakan masa yang banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f. Periode prakelahiran merupakan saat di mana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-
sikap pada diri individu yang baru diciptakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu di saat
manusia belum lahir atau masih berada di rahim ibu.
2. Tahap-tahap perkembangan masa pranatal berdasarkan Alquran seperti yang adalah: (a) Tahap
Sulalatin min thin (saripati tanah); (b) Tahap Nuthfah; (c) Tahap ‘Alaqah; (d) Tahap Mudhghah; (e) Tahap
‘Idzaman; (f) Tahap Lahman; (g) Tahap Takhalluq (masa perkembangan).
3. Pada umumnya ahli psikologi Barat membagi periode pranatal atas tiga tahapan yaitu tahap germinal
atau zigot, embrionik, dan janin.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prakelahiran antara lain: (a) Kesehatan ibu; (b) Gizi
Ibu; (c) Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu; (d) Takhayul; (e) Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu; (f)
Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan
4. Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir antara lain: (a) Jenis kelahiran;
(b) Pengobatan ibu; (c) Lingkungan pra lahir; (d) Jangka waktu periode kelahiran; (e) Perawatan pasca lahir;
(f) Sikap orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan. 2010. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. terj.
Istiwidiyanti dan Soedjarwo. 2002. Jakarta: Penerbit Erlangga.
John W. Santrock. Masa Perkembangan Anak. terj. Verawaty Pakpahan. 2009. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.
Meilina Rupiani. Makalah Perkembangan Masa Pranatal Dan Kelahiran Pada Peserta Didik. Program Study D-
III Kebidanan Uninersitas Respati Yogyakarta. Tahun 2014/2015
Muhibbin Syah. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. 2014. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Rizma Alifatin dkk.. Makalah Perkembangan Prakelahiran Dan Kelahiran. Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Tahun 2014.
Siti Rahayu Haditono. Psikologi Perkembangan. 2006. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press:.
Syamsu Yusuf L.N. dan Nani M. Sugandhi. Perkembangan Peserta Didik; Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP)
bagi para Mahasiswa Calon Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). 2013. Depok: PT
RajaGrafindo Persada. hal. 10-11