Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


BARBASIS EKONOMI SUMBERDAYA
DI PROVINSI MALUKU UTARA

Arman Drakel
Staf Pengajar Faperta UMMU-Ternate, e-mail : -

ABSTRAK

Tujuan penulisan ini adalah untuk menelaah dampak kebijakan pengelolaan


ekonomi lingkungan di Maluku Utara, serta untuk mengkaji perspektif
pemanfaatan ekonomi sumberdaya dengan sumberdaya alam, Dari kedua
aspek ini dianalisa dan dikaji keterkaitan permasalahan yang berhubungan
dengan dampak dari pengelolaan lingkungan yang didalam
pemanfaatannya mengandung ekonomi sumberdaya dengan sumberdaya
alam. Permasalahan kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan ekonomi
sumberdaya mempengaruhu kualitas lingkungan, karena semakin besar
potensi ekonomi sumberdaya dan sumberdaya yang dieksplotasi, semakin
besar pula dampak yang diterima dilingkungan yang mempengaruhi
kualitas hidup manusia. Pemanfaatan ekonomi sumberdaya dengan
sumberdaya alam mengandung dampak positif maupun negatif, karena
keduanya berorentasi kepada profit dari pengelolaan barang dan jasa
ekonomi lingkungan. Aktifitas manusia yang memanfaatkan ekonomi
sumberdaya dengan mengurasnya potensi sumberdaya alam, beriimplikasi
menurunnya kualitas lingkungan baik sekarang maupun dimasa yang akan
datang. Untuk memulihkan kembali lingkungan sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung, profit pemanfaatan potensi ekonomi sumberdaya dan
potensi sumberdaya alam dikembalikan kepada biaya jasa lingkungan untuk
peletariannya, sehingga daya dukung dan daya tampung dapat pulih
kembali.

Kata Kunci : Pengelolaan Lingkungan, Ekonomi Sumberdaya, Maluku Utara.

I. PENDAHULUAN negatif terhadap mahluk hidup diplanet


1.1. Latar Belakang bumi ini.
Permsalahan lingkungan hidup Penanganan lingkungan hidup dan
(enveriomental problems) merupakan issu sumberdaya alam di Indonesia sudah
global dunia yang perlu ditangani secara melebihi ambang batas kerusakan, akibat
terencana dan terintaegrasi oleh pemerintah over eksploitasi sumber daya alam pada
dan masyarakat baik negara maju maupun beberapa dekade terakhir ini. Perberlakuan
negara berkembang. Menyadari pentingnya Undang-Undang No. 32 Tahun 2003
permasalahan lingkungan hidup tentang otonomi daerah dan disertai tidak
memberikan perhatian khusus terutama memiliki rasa bertanggung jawab
eksploitasi sumber daya alam (natural pemerintah daerah, dan memarjinalkan
resources) yang berorentasi profit ekonomi masyarakat dari ekoploitasi sumber daya
tidak hanya menimbulkan dampak positif alam. Sementara kerusakan lingkungan
tapi lebih dari itu menimbulkan dampak hidup terus berlanjut, serta terkurasnya
sumberdaya ekonomi mengalami

90
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

penurunan, akan membawa konsukwensi pelestarian lingkungan. Pembangunan


lingkungan hidup. Semakin besar ekonomi sumberdaya alam, perlu memiliki
pemanfaatan sumberdaya ekonomi, strategi yang sinergi dengan arah
dampaknya semakin besar terhadap pembangunan berkelanjutan berwawasan
sumbedaya alam dan terjadinya degradasi lingkungan antara lain pembangunan
kualitas lingkungan yang dapat dilihat pada diberbagai sector tidak hanya
waktu jangka panjang. pembangunan sumberdaya ekonomi saja,
Kepentingan untuk memenuhi tetapi juga peningkatan etika dan social
ekonomi selalu memiliki jarak perhatian budaya manusia yang mendukung
yang berbeda. Para ahli ekonomi pelestarian lingkungan baik sekarang
(economicst) berpendapat bahwa efisiensi maupun yang akan datang.
dan keuntungan maksimum alternatif yang Dengan pendekatan perspektif
terbaik, dimana biaya social dan pengelolaan lingkungan hidup dengan
biaya lingkungan (social environmental mengkorelasikan pendekatan yang
cost ) belum sepenuhnya diperhitungkan. integrative dan terpadu (approach),
Para lingkungan berpendapat bahwa factor sehingga pemanfaatan kebutuhan
etika social perlu mendapat perhatian sumberdaya ekonomi dengan kebijakan
khusus, sehingga kegiatan produksi dan pengelolaan lingkungan dapat diketahui
ekonomi harus mengacu pada aspek secara pasti. Untuk itu perlu dilakukan
pemerataan. Dan distribusi yang adil pada rumusan kehijakan yang bersifat
generasi yang akan datang yang mengacu kompromistis (trade off) antara kedua
pada pengelolaan dan konservasi kepentingan tersebut. Adanya dasar ini
sumberdaya alam. perlu dilakukan kajian kebijakan
Pengelolaan sumberdaya alam pengelolaan lingkungan hidup terhadap
proses pembangunan menghadapi sumberdaya ekonomi di Propinsi Maluku
tantangan karena tidak ada kondisi yang Utara.
berimbang antar ketersediaan sumberdaya
alam dengan dinamika penduduk yang 1.2. Permasalahan
terus berkembang sesuai dimensi ekonomi, Dengan permasalahan yang
social budaya dan lingkungan. Adanya dikemukakan pada latar belakang masalah
kritis permasalahan tersebut, perlu dapat ditelaah masalah sebagai berikut :
dilakukan kajian kebijakan pengelolaan 1. Dampak kebijakan pengelolaan
lingkungan hidup dengan sistim lingkungan dan sumberdaya
pengelolaan sumberdaya alam yang ada. ekonomi
Kajian ini meliputi system kelembagaan 2. Perspektif pemanfaatan sumberdaya
dengan perencana pembangunan ekonomi lingkungan dengan
lingkungan hidup yang berorentasi sumberdaya alam
kebijakan yang lebih efektif dan efisien.
Dilandasi ketentuan yang normative 1.3. Tujuan
dalam upaya melakukan kebijakan Dari permasalahan tersebut, dapat
pengendalian dan pengelolaan lingkungan dikemukakan tujuan penulisan ini, yaitu :
hidup dengan pengelolaan sumberdaya 1. Untuk menelaah dampak kebijakan
alam perlu diikuti dengan penerapan pengelolaan ekonomi lingkungan di
tehnologi yang ramah lingkungan, Maluku Utara.
partisipasi masyarakat, kesadaran aparatur 2. Untuk mengkaji perspektif
pemerintah, dunia usaha swasta, pemanfaatan ekonomi sumberdaya
peningkatan pengawasan, penerapan dengan sumberdaya alam.
hukum dan perbaikan system atau
perangkat hukum untuk pengelolaan dan

91
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

4. Pendekatan Kerangka Berpikir

Kepentingan SD Kondisi
Ekonomi SDA

Interaksi
Kepentingan

Eksternalitas

Masalah
Lingkungan

Dampak Lokal Regional Jangka Pendek,


Lingkungan Global Menengah, Panjang

Kebijakan
(Hukum Normatif)

Korelasi MAsalah
Ekonomi SDA

Lingkungan dan
Manusia

Gambar 1. Kerangka Berpikir

II. KAJIAN TEORI menjadi menurun. Permasalahan ini


2.1. Deskripsi Kebijakan diperlukan oleh perencana pembangunan
Menghadapi permasalahan lingkungan dengan di implementasikan
pembangunan lingkungan hidup yang kebijakan dalam mengatur perilaku
begitu kompleks, akibat perubahan dan anggota masyarakat dalam melakukan
tuntutan kebutuhan masyarakat maupun aktifitas hidup tertentu.
pembangunan akan menguras sumberdaya Karena kebijakan yang dilakukan
alam, sehingga daya dukung lingkungan dapat menghasilkan suatu perubahan yang
92
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

terjadi dan bahkan mungkin terjadi Untuk 2.2 Deskripsi Lingkungan


mendefenisikan kata kebijakan muncul Kehidupan manusia dan mahluk
berbagai penafsiran masyarakat dengan hidup lain selalu tergantung pada
berbagai persepsi tentang aktualisasi lingkungan dari kondisi sumberdaya alam
pelaksanaan dan tindakan melalui suatu yang ada. Menurut Otto Sumarwoto,
proses kegiatan mencapai tujuan. Dengan (1997), Pengelolan lingkungan untuk
berbagai sumber yang berbeda mendapatkan kondisi yang optimum,
dikemukakan defenisi tentang kata didasari pada pertimbangan untung rugi.
kebijakan yaitu : Bila didasari pada aspek kepentingan dan
1) Kebijakan adalah pengendalian atau tuntutan hidup selalu mengeksploitasi
pengaturan urusan - urusan umum sumberdaya alam, tanpa menjaga kondisi
untuk kesejahteraan masyarakat oleh ekologi dan ekosistem lingkungan paru
unit pemerintah (Webster’s New paru kehidupan mahluk hidup. Dilain pihak
Collagiate Dictionary, 1995 dalam lingkungan yang mengandung potensi
Sanim, 2005) keaneragaman hayati memerlukan
2) Instrumen dari tindakan yang pelestarian dari sisi pengelolaannya.
dilakukan oleh pemerintah untuk Dipihak lain selalu terancam dengan
mempengaruhi perubahan sesuatu pemanfaatan potensi ekologik yang
keadaan ( Pearson and Monk, 1987 mengandung rantai kehidupan antara satu
dalam Sanim, 2005). dengan yang lain di eksploitasi, tanpa
3) Kebijakan adalah peraturan yang melihat unsure daya pulih diri dan daya
telah dirumuskan yang disetujui lenting kehidupan akan menjadi ancaman
untuk dilaksanakan guna kondisi keanekaragaman hayati yang ada.
mempengaruhi suatu keadaan, baik Kondisi lingkungan yang mengalami
besaran maupun arahnya yang degradasi, akan selalu memiliki dampak
melingkupi kehidupan masyarakat menurnnnya kualitas hidup dan akan
umum ( Sanim, 2005). terancam pula kepunahan dari berbagai
Demikian halnya kebijakan yaitu sistem rantai kehidupan ekosistem baik
suatu campur tangan yang dilkukan oleh didarat, pesisir maupun laut. Dan yang
pemerintah untuk mempengaruhi suatu lebih parah lagi perberlakuan otonomi
pertumbuhan secara sectoral dari aktifitas daerah, belum diimplementasi tata ruang
yang dilakukan oleh masyarakat. Dan antar wilayah kabupaten dan kota,
secara yuridis, peraturan dibuat untuk lemahnya penegakan hukum Undang-
kepentingan masyarakat umum yang undang No. 31 Tahun 2004 tentang
disetujui oleh legislatif. perikanan dan Undang-undang Nomor 41
Secara karasteristik, kebijakan yaitu : tentang kehutanan yang didalamnya
1) Tidak pernah tunggal memiliki sumberdaya alam, memunculkan
keberadaannya. sifat monopolistik para perencana
2) Keberhasilan pencapaiannya harus pembangunan lingkungan mengejar profit
ditunjang oleh suatu system yang berasal dari potensi sumberdaya alam
3) Merubah keadaan dari sesuatu yang ada.
hancur. Dan lebih konkrit lagi ekploitasi
4) Didukung dengan data yang akurat. sumberdaya alam tanpa perduli aspek
Kebijakan dilakukan secara efektif, pengelolaan dan pelestariannya
apabila didukung atau menggunakan suatu sumberdaya alam yang ada, akan
instrumen untuk menhasilkan perubahan mengancam kehidupan manusia bagi
dari tujuan yang ditetapkan. Kemudian generasi sekarang, dan yang akan datang.
dikatakan efisien, apabila kebijakan Permasalahan lingkungan ini ada selalui
tersebut membutuhkan biaya yang kecil. dibaringgi dengan konsep kebijakan para
penguasa yang memiliki otoritas perencana

93
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

dan secara implisit juga melabrak yuridis pelestariannya memiliki parameter


formal yang berlaku untuk umum. pemanfataan untuk menjaga fungsi
Sebagai contoh terjadi kerusakan lingkungan meliputi ekosistem darat
lingkungan tanah, hutan dan pencemaran maupun laut, keanekaragaman hayati,
lingkungan oleh PT NHM yang terletak di daya dukung lingkungan, daya pulih diri
Desa Gosowong, Kabupaten Halmahera dan daya tampung lingkungan.
Utara. Dan masih banyak lagi kasus Kesemuanya ini dapat diperhankan dalam
kerusakan lingkungan di Kabupaten lingkungan yang berbeda, bila
Halmahera Tengah, Halmahera Timur dan pemanfaatannya tidak terlampauinya batas
Kepulauan Sula. fungsi kehidupan mahluk hidup.
Menurut Darmono, (2001), Ketentuan lain dijelaskan tentang
mengemukakan bahwa manusia didunia ini baku mutu lingkungan hidup pada Bab V,
tidak selalu hidup sendiri tetapi selalu Pasal 20, alinia (1) dan (2) dikemukakan
ditemani oleh benda benda disekitarnya bahwa :
dan dibedakan menjadi dua komponen (1) Penentuan terjadinya pencemaran
utama dari suatu ekosistem yaitu abiotik lingkungan hidup diukur melalui
dan biotic. baku mutu lingkungan hidup
Jadi pada hakekatnya lingkungan (2) Baku mutu lingkungan hidup
hidup merupakan suatu kesatuan ruang meliputi :
dengan kesemua benda, daya, keadaan dan a. Baku mutu air
mahluk hidup termasuk manusia dan b. Baku mutu air limbah
perilakunya yang mempengaruhi c. Baku mutu air laut
kelangsungan prikehidupan dan d. Baku mutu udara ambien
kesejahteraan manusia dan mahluk hidup e. Baku mutu emisi
lainnya. Sedangkan pengelolaan f. Baku mutu gangguan dan
lingkungan hidup didefenisikan sebagai g. Baku lain sesuai dengan
upaya terpadu untuk melestarikan fungsi perkembangan ilmu
lingkungan hidup yang meliputi pengetahuan dan teknologi.
kebijaksanaan, penataan, pemanfaatan, Adanya baku mutu lingkungan
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, tersebut, apakah otoritas perencana
pengawasan dan pengendalian lingkungan mengaktualisasi tentang ketentuan tersebut
hidup. Bila dilihat Bab V, Pasal 16, kepada jasa investasi, sehingga kegiatan
Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2003, usaha tidak menimbulkan dampak penting
di kemukakan bahwa kajian lingkungan terhadap lingkungan hidup. Demikian
hidup dan strategis memuat, antara lain : halnya Peraturan Pemerintah Nomor : 27
1) Kapasitas daya dukung dan daya Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai
tampung lingkungan hidup untuk Dampak Lingkungan (AMDAL), Pasal
pembangunan 3 menyebutkan bahwa usaha dan atau
2) Perkiraan mengenai dampak dan kegiatan yang kemungkinan dapat
resiko lingkungan hidup menimbulkan dampak besar dan penting
3) Kinerja layanan dan jasa ekosistem terhadap lingkungan meliputi :
4) Efisiensi pemanfaatan sumberdaya 1) Pengubahan bentuk lahan dan
alam bentang alam
5) Tingkat kerentanan dan kapasitas 2) Eksploitasi sumberdaya alam baik
adaptasi terhadap perubahan iklim yang terbaharui maupun yang tidak
6) Tingkat ketahanan dan potensi terbaharui
keanekaragaman hayati. 3) Proses dan kajian secara potensial
Dengan adanya kajian lingkungan dapat menimbulkan pemborosan,
dan strategis dapat dikaji bahwa pencemaran, dan kerusakan
pengelolaan lingkungan dengan program lingkungan hidup serta kemerosotan

94
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

sumberdaya alam dalam saat dan bahkan tiap hari seperti eksplorasi
pemanfaatanya. tambang emas, nikel, energi, makanan,
4) Proses dan kegiatan yang hasilnya mineral, hutan, rekreasi, ruang udara, ikan,
dapat mempengaruhi lingkungan tanah maupun air. Kesemuanya dipakai
alam, lingkungan buatan, serta sebagai barang dan jasa untuk memenuhi
lingkungan sumberdaya. permintaan pasar. Tetapi apabila
5) Proses dann kegiatan yang hasilnya sumberdaya ekonomi tersebut, diekplorasi
akan mempengaruhi pelestarian dari waktu ke waktu dan didukung dengan
kawasan konservasi sumberdaya pelestariannya, daya dukung lingkungan
alam dan/atau cagar budaya mengalami tetap akan berkurang. Karena
6) Introduksi jenis tumbuh tumbuhan, daya pulih diri sumberdaya alam yang
jenis hewan dan jasat renik. dimanfaatkan sudah terganggu dan daya
7) Pembuatan dan penggunaan bahan pulih lambat kembali.
hayati dan non hayati Untuk itu perlu dilakukan pemetaan
8) Penerapan tehnologi yang kawasan peruntukan berdasarkan alokasi
diperkirakan mempunyai potensi kebutuhan sumberdaya alam yang efisien
besar untuk mempengaruhi dan karakter pemanfaatan berwawasan
lingkugan hidup lingkungan, tanpa intervensi kepentingan
9) Kegiatan yang mempunyai resiko penguasa dan para politik. Apalagi
tinggi dan mempengaruhi pertahanan penerapan kebijakan tidak memihak fungsi
Negara. lingkungan dan masyarakat umum dengan
Dalam pedoman pada lampiran II berbagai argumentasi eksploitasi
studi AMDAL terdapat empat kelompok sumberdaya alam untuk memenuhi
parameter komponen lingkungan hidup : kebutuhan ekonomi pasar, tanpa melihat
1) Fisik- Kimia (Iklim, kualitas udara, kerusakan lingkungan, akan berpengaruh
kebisingan, demografi, fisiografi, buruk terhadap kualitas hidup manusia.
hidro- Oceanografi, ruang, lahan, Permasalahan lingkungan jika
tanah dan hidrologi) ditelaah sangat kompleks karena menyakut
2) Biologi (Flora dan Fauna) ruang dan waktu. Ditambah dengan
3) Sosial (Budaya, ekonomi, karasteristik fungsi kebutuhan dan
Pertahanan keamanan) permintaan yang spesifik tidak terdeteksi
4) Kesehatan masyarakat. pemanfaatan jelas sumber dan
kontribusinya, akan menjadi panjang
2.3. Problematika Lingkungan permasalahan lingkungan. Penanganan
Faktor permintaan ekonomi masalah lingkungan dilakukan dengan
lingkungan yang tidak mampu didukung sistem integratif dan holistic dengan
kemampuan supply sumberdaya ekonomi melibatkan berbagai disiplin ilmu, pihak
lingkungan mengakibatkan over eksploitasi terkait dan partisipasi masyarakat dalam
terhadap sumberdaya yang ada dan pada bentuk pengawasan. Selanjutnya
akhirnya terjadi kerusakan lingkungan. permasalahan lingkungan juga akibat dari
Faktor lain juga sangat dan tidak bisa aktifitas ekonomi dan merupakan barang
terabaikan yaitu meningkatnya dan jasa publik, Sanim, (2002), sehingga
pertambahan penduduk setiap wilayah dari eksternalitas diperlukan kajian yang dapat
tuntutan dan kebutuhan hidup ditambah diketahui publik.
dengan permintaan pasar akan barang dan Efek samping dari pengelolaan
jasa produk yang dihasilkan dari ekonomi lingkungan yang menimbulkan dampak
lingkungan akan menguras sumberdaya atau eksternal effek, menurut Sudgen dan
yang tersedia. Williams, 1990, Mishan, 1990 adalah suatu
Peningkatan permintaan sumberdaya kegiatan atau transaksi ekonomi bisa
alam tidak hanya sementara tetapi setiap positif (positive eksternal effect,

95
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

eksternal economies). Tetapi dalam kendali, biaya akibat polusi udara dan
kenyataannya eksternal positif dan negatif pencemaran air, biaya untuk pengolahan
dapat terjadi secara bersamaan dan limbah. Timbulnya biaya lingkungan
simultan. Sebagai contoh dampak yang memiliki dampak negatif terhadap ekonomi
menguntungkan seseorang menanam wilayah, karena :
investasi pariwisata atau tempat rekreasi 1) Total biaya lingkungan untuk
dengan estetika lingkungan alam yang memulihkan kembali sumberdaya
bagus, tetapi dampak positif adalah alam yang dieksplotasi diambil 2 %
masyarakat yang ada disekitarnya dari PDB tiap tahun
merasakan. Tetapi jika dikaji dari aspek 2) Biaya yang timbul dari rehabilitasi
eskternal negatif, ekploitasi sumberdaya summberdaya alam, akibat dari
lingkungan untuk pariwisata atau rekreasi eksploitasi akan mempengaruhi
mengorbankan fungsi ekologi dan beban APBN dan APBD dan
ekosistem yang ada disekitarnya baik sumber pendanaan lainnya.
manusia maupun mahluk hidup lainnya. Bila dilihat aspek kontribusi biaya
Permasalahan lingkungan ini pada biaya ini lebih banyak ditanggung oleh
umumnya publik tidak mengetahui akan kelompok yang berpenghasilan rendah,
ada dampaknya, antara lain ekonomi karena ada dua faktor yaitu (1) kelompok
lingkungan menguntungkan pengusaha, ini banyak kena dampak dari kerusukan
fungsi lingkungan tidak bisa pulih kembali, lingkungan yang ada, (2) kelompok ini
masyarakat termarjinalisasi ekonomi, juga memiliki kemampuan untuk
tatanan kehidupan sosial masyarakat membiayai pencegahan, dan mengatasi
semakin terancam, menimbulkan akibat dampak yang ada. Sementara
pencemaran dari aktifitas ekonomi otoritas perencana yang membuat
pariwisata. kebijakan lambat melakukan penanganan
dan bahkan pengawasan terhadap dampak
III. PEMBAHASAN lingkungan tidak berjalan secara maksimal.
3.1. Dampak Kebijakan Pengelolaan Ada beberapa biaya kerusakan
Ekonomi Lingkungan lingkungan muncul, karena berbagai
Kondisi lingkungan yang stabil permasalahan yaitu :
dengan eksistensi sumberdaya alam dan a. Kualitas sumberdaya air menurun dan
keanekaragaman ekosistem dari waktu ke penyediaan air bersih.
waktu sering kali mengalami suksesi, tapi Sumberdaya air yang ada diperut
sebaliknya kondisi lingkungan yang stabil bumi, jika kondisi yang stabil apabila
diganggu dengan berbagai aktivitas adanya daya dukung lingkungan yang
manusia, akan berpengaruh terhadap fungsi cukup dan tidak mengalami kerusakan,
lingkungan yang mengarah kepada memiliki supply air baku yang cukup
kerusakan dan degradasi lingkungan. besar untuk penyediaan konsumsi
Demikian halnya permasalahan lingkungan masyarakat yang ada pada setiap wilayah.
dengan kerusakan, menimbulkan biaya Kualitas air tanah sering mengalami
lingkungan untuk memulihkan kembali ancaman akibat dari contaminant limbah
fungsi lingkungan dari sumberdaya alam industri, dan sumber pencemaran lainnya,
yang eksploitasi. Biaya lingkungan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan
ditanggung oleh perencana sebagai otoritas Lingkungan Secara Terpadu, Kementerian
kebijakan dan jasa lingkungan dengan LH, 2001. Penyediaan air bersih sering
tujuan untuk Sustainable development dan mengalami hambatan, karena terbatasnya
menjaga kualitas lingkungan sesuai dengan anggaran penyediaan dan jaringan
daya dukung yang ada. Sebagai contoh distribusi dan pelayanan yang ada.
beban biaya lingkungan untuk reboisasi Pengolahan air bersih untuk Propinsi
hutan, akan penebangan kayu tanpa Maluku Utara yang terdiri enam (6)

96
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

Kabupaten dan dua (2) Kotamadya dengan hutan lindung ditambang timah di pulau W,
jaringan distribusi dan pelayanannya baru 2 Halmahera Tengah, maupun kawasan
persen dari jumlah penduduk 1 juta lebih. pengembangan tambang timah di kawasan
Dan bahkan penduduk yang tinggal hutan di wilayah Halmahera Timur. Belum
dibeberapa kecamatan belum memiliki lagi kerusakan ekosistem hutan mangrove
jaringan distribusi air bersih, sehingga di berbagai kawasan terus meningkat
konsumsi masyarakat bergantung kepada sejalan dengan alih fungsi hutan mangrove
air tanah (sumur), bak penampungan air untuk tambak ikan, kawasan pelabuhan
hujan dan air sungai. Buruknya pelayanan laut, pengembangan dan peruntukan
air baku untuk konsumsi masyarakat, akan kawasan perdagangan dan jasa transportasi
mempengaruhi kualitas hidup manusia laut, pengembangan struktur tata ruang
terutama sanitasi lingkungan, timbulnya kota yang mengarah kepesisir, maupun
penyakit dan epidemi lainnya. Untuk penebangan liar oleh masyarakat untuk
mengolah air baku dari sumberdaya air bahan bakar kayu Bila dikaji
yang ada sebagai jasa lingkungan yang permasalahan lingkungan yang
diperuntukan konsumsi masyarakat berhubungan dengan kerusakan
maupun distribusi jaringan dan pelayanan sumberdaya hutan, apabila direcafere atau
publik, memerlukan biaya lingkungan yang dipulihkan kembali sesuai dengan daya
besar diinvestasi. dukung dan daya tampung, memerlukan
b. Kritis sumberdaya hutan biaya yang diinvestasi kelingkungan
Pemanfaatn sumberdaya hutan oleh tersebut sangat besar. Kerana cakupan
manusia, pengusaha hutan maupun kerusakan sumberdaya hutan dan
konversi hutan untuk kepentingan investasi mengembalikan daya pulih memerlukan
pertambangan dan bahan miniral lainnya waktu yang lama dengan sistim
akan menguras dan mengancam system pelestariannya.
ekologis maupun ekosistem yang c. Limbah Industri, Pertambangan, dan
mengandung keanekaragaman hutan. Limbah Rumah Sakit
Sumberdaya hutan dengan karasteristik Pertumbuhan ekonomi disektor
keragaman jenis maupun keanekaragaman industri, pertambangan dan rumah sakit
hayati, bila dikaji secara holistik yang ada disetiap wilayah tidak terlepas
merupakan potensi sumberdaya hutan yang dari pemanfaatan sumberdaya ekonomi
memiliki heterogenitas kehidupan. Apabila lingkungan. Karena disektor ini mengalami
sumberdaya tersebut diekploitasi untuk pertumbuhan pada skala makro sejalan
kepentingan ekonomi, barang dan jasa dengan kebutuhan ekonomi yang mengolah
lingkungan tanpa dikuti sistim pengelolaan bahan baku menjadi bahan jadi maupun
dan pelestarian, akan mempengaruhi kebutuhan manusia disektor kesehatan.
potens sumberdaya. Faktor lain yang Namun didalam perkembangannya efek
menjadi ancaman sumberdaya hutan adalah samping yang berdampak terhadap
tidak memiliki kesadaran masyarakat lingkungan menimbulkan masalah,
dengan melakukan penebangan liar dan terutama limbah yang dihasilkan, apakah
kebijakan pemerintah memberikan ijin sudah melalui suatu proses pengolahan.
usaha hutan tanpa melihat topografi dan Sebab para perencana dalam
bentangan alam maupun ijin pengalihan mengekploitasi ekonomi sumberdaya
kawasan hutan lindung yang mengandung lingkungan mengejar profit dengan
tambang dan bahan miniral dikonversi mengabaikan sisa bahan yang tidak
untuk eksplorasi, secara tidak langsung terpakai atau limbah. Karena limbah yang
mengancam kehidupan plasma nutfah dihasilkan atau bahan kimia yang sudah
maupun flora dan fauna yang ada. Sebagai terpakai mengandung unsur logam, jika
contoh hutan lindung dikawasan tambang tidak diolah bahan yang mengandung
emas NHM, hutan lindung di pulau Obi, logam tersebut dibuang ke lingkungan

97
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

dapat menimbulkan pencemaran baik pada rumah tangga, industri pengolahan


lingkungan perairan, tanah maupun tapiyoka, pemotongan hewan, industri tahu
pencemaran air tanah. Limbah yang dan tempe, maupun bahan detergen
terkontaminat akan mempengaruhi lainnya. Masalah pengolahan limbah cair
kehidupan mahluk hidup dan sekligus ini sampai sekarang belum ditangani, dan
menunrunkan kualitas lingkungan. Jika bahkan dibuang pada lingkungan tanah,
ditelaah kualitas lingkungan dari selokan, sungai serta dibuang kelaut. Jika
pemnafaatan ekonomi lingkungan untuk permasalahan penanganan limbah cair terus
proses produksi masih minim terdeteksi berlanjut tanpa penangan akan berpengaruh
dan sifat pengawasan yang kurang. Karena buruk terhadap kualitas lingkungan,
kesadaran pelaku ekonomi industri trutama tingkat kebauan, dan terganggunya
terhadap lingkungan masih kurang dan kehidupan habitat dan biota perairan.
bahkan mengabaikan karena mengandung Bila dikaji permasalahan
cost (biaya). Sebagai contoh kasus yang pengelolaan limbah tersebut, tanpa diikuti
terjadi pencemaran teluk kao yang kebijakan yang komprehensif akan
bersumber dari limbah cair tambang emas berpengaruh buruk terhadap kesehatan
PT NHM, dampaknya menurun kualitas air manusia di lingkungan dan menimbulkan
laut dengan kehidupan biota perairan, biaya pengolahan dengan perangkat
terutama menurunnya populasi dan tehnologi sarana penanganan yang
produksi ikan teri yang hidup diperairan memadai. Karena permasalahan limbah
sekitanrnya. Untuk memulihkan kembali diwilayah perkotaan sangat mempengaruhi
fungsi lingkungan dari pencemaran limbah kualias dan kesehatan lingkungan dan
ekonomi industri sesuai daya dukung, daya menimbulkan toksik dan rentan penyakit
tampung dan daya pulih diri, memerlukan masyarakat, diperlukan penanganan yang
biaya yang dikembalikan ke jasa efektif dengan perangkat tehnologi
lingkungan. pengelolaan limbah. Sebab biaya yang
d. Masalah Pengolahan Limbah timbul dari aktifitas ekonomi sumberdaya
Perkotaan lingkungan yang berimbas pada
Pemanfaatn sumberdaya alam yang terganggunya kesehatan manusia
diikuti dengan aktifitas ekonomi memerlukan biaya pemulihan yang
masyarakat perkotaan, akan menghasilkan dikembalikan pada biaya jasa lingkungan.
sisa bahan atau produk yang tidak terpakai
(limbah). Bentuk limbah dari proses 3.2. Perspektif Pemanfaatan Ekonomi
produksi terdiri dari limbah padat dan Sumberdaya dengan Sumberdaya
limbah cair. Kebanyakan limbah padat Alam
dihasilkan dari rumah tangga, pasar, Konsepsi sistem ekonomi
restoran dan perkantoran. Permasalahan sumberdaya yang konvensional dengan
limbah padat yang ada di setiap wilayah lingkungan tidak diperhitungkan kedalam
perkotaan belum seratus persen proses produksi dan konsumsi. Dalam
penanganan system pengolahannya. Dan sistim ekonomi, komponen lingkungan
bahkan ditemukan limbah padat yang tidak dimasukkan sebuah komponen
dibuang dikali maupun kelaut, akan merupakan permasalahan yang tidak
menimbulkan pembusukan dan diterima oleh ekonomi sumberdaya yang
pencemaran perairan. Pembuangan limbah bersumber dari pemanfaatan sumberdaya
padat ditempat pembuangan akhir (TPA) alam. Sebab didalam aktifitas ekonomi
selama ini belum ada tehnologi pengolahan terjadi interaksi dengan lingkungan hidup
limbah padat menjadi produk yang yang memiliki fungsi sebagai daya dukung
dihasilkan untuk pupuk dan bahan pengelolaan ekonomi oleh pengusaha,
sampingan lain terpakai. Sedangkan rumah tangga, jasa perdagangan, jasa
limbah cair dihasilkan dari bahan cucian transportasi, maupun ekonomi pasar.

98
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

Semuanya merupakan suatu sistem aktifitas asimilasi dan introduksi abiotik dan
ekonomi lingkungan secara menyeluruh. ancaman terhadap lingkungan biotik. Dan
Untuk itu perlu dilakukan sebaliknya lingkungan mampu menampung
pembedahan antara sumberdaya alam dan limbah sebagai faktor penyedia bahan baku
barang sumberdaya. Sumberdaya alam ekonomi sumberdaya, secara tidak
(natural resources) adalah segala sesuatu langsung dapat mensupply proses produksi
yang berada dibawah/diatas bumi termasuk ekonomi didalam lingkungan hidup.
tanah yang sifatnya masih potensial dan Dampak dari kerusakan lingkungan
belum dilibatkan dalam proses produksi. dapat menghambat kegiatan ekonomi
Sedangkan barang sumberdaya (resource sumberdaya secara produktif dan membalik
commodity) adalah sumberdaya alam yang aktifitas ekonomi lingkungan. Dan
sudah diambil dibumi dan siap digunakan selanjutnya akan menghambat pula
dan dikombinasikan dengan faktor program pembangunan ekonomi dari bahan
produksi lain, sehingga dapat dihasilkan baku, barang dan jasa bersumber dari
produk baru berupa barang dan jasa untuk ekonomi sumberdaya. Potensi potensi
produsen dan konsumen. ekonomi yang bersumber dari bahan baku
Keterkaitan ekonomi dan lingkungan ekonomi lingkungan akan terpakai dengan
dapat disimpulkan ada tiga macam yang permintaan dan pemanfataan yang berbeda
saling terkait dan terdapat hubungan positif dapat menguras penyedia ekonomi
antara jumlah dan kualitas sumberdaya sumberdaya, dan ini tidak dapat dihindari
dengan ekonomi. Dengan asumsi semakin serta terus menerus digerosi tanpa batas.
tinggi permintaan barang atau jasa Penggunaan sumberdaya alam tanpa batas
lingkungan, kebutuhan akan sumberdaya dengan fluktuasi angka kematian dan
semakin meningkat. barang dan jasa dan kelahiran penduduk dengan perhitungan
negatif. absolut jumlah penduduk dengan penyedia
Akan tetapi terdapat hubungan ekonomi sumberdaya dimasa yang datang.
negatif antara pertumbuhan ekonomi Sebab pertambahan jumlah penduduk
sumberdaya dengan tersedianya dalam perhitungan angka kualitas hidup
sumberdaya alam diperut bumi. Dengan manusia dengan potensi penyedia ekonomi
analisa kenaikan pertumbugan ekonomi sumberdaya terutama penyedia barang, dan
akan diikuti oleh menurunnya ketersediaan berbagai jasa maupun sumberdaya lahan
sumberdaya alam diperut bumi. Karena tidak tertampung akan menggerogoti
ekploitasi sumberdaya alam, akan sumberdaya alam dari daya dukung yang
mengurangi bahan yang tersedia diperut ada, menimbulkan implikasi buruk
bumi. terhadap lingkungan, antara lain sanitasi
Untuk menjamabrkan konsep lingkungan, kesehatan kemiskinan,
merupakan saling keterkaitan dan pengangguran, dan ekses sosial.
hubungan timbal balik dalam aktifitas
ekonomi tersebut, sumberdaya yang IV. PENUTUP
tersedian berasal dari sumberdaya alam Permasalahan lingkungan tetap ada
yang dimanfaatkan dalam suatu kesatuan karena interaksi manusia dengan
lingkungan hidup. Aktifitas ekonomi lingkungan dalam melakukan aktifitas
lingkungan hidup, bila limbah yang ekonomi dengan mengekploitasi
dibuang sampai pada ambang batas sumberdaya alam, dan menimbulkan
tertentu, lingkungan masih mampu dampak terhadap degradasi kualitas
menampung dengan proses secara alami. lingkungan terus meningkat. Dampak
Jika pembuangan limbah ke lingkungan kerusakan lingkungan mengganggu
dilakukan terus menerus dan terlampauinya aktifitas ekonomi sumberdaya dan
ambang batas yang mempengaruhi daya terdegradasinya potensi yang ada pada
dukung lingkungan, akan mempengaruhi

99
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 3 Edisi 1 (Mei 2010)

sumberdaya alam, baik jangka pendek kali terkena dampak, terutama pencemaran
maupun jangka panjang. air tanah dan laut. Kedua, kelompok
Disamping permasalahan tersebut masyarakat ini juga kurang memiliki
muncul, ada perbedaan perspektif ekonomi kemampuan untuk membiayai pencegahan
sumberdaya dengan sumberdaya alam. dan mengatasi dampak akibat ekploitasi
Sebab pandangan ekonomi menganggap sumberdaya alam.
bahwa sumberdaya alam ada untuk Untuk itu perlu diperlukan suatu
memenuhi kebutuhan dan keinginan kebijakan pengelolaan lingkungan oleh
manusia, sehingga tuntutan akan otoritas perencana terutama Pemerintah
mengekploitasi untuk memenuhi kepuasan Propinsi Maluku, pelaku ekonomi industri,
dan keuntungan tidak memperhatikan pengusaha barang dan jasa lingkungan,
tersedianya sumberdaya alam dan lembaga swadaya masyarakat, maupun
lingkungan dimasa yang datang. Kerusakan partisipasi masyarakat. Kebijakan
lingkungan menimbulkan biaya untuk pengelolaan ekonomi sumberdaya dari
memulihkan kembali fungsi lingkungan potensi sumberdaya alam tidak hanya
dengan sistem pelestariannya. Biaya yang mengejar profit sesuai dengan tujuannya,
terpakai, akibat kerusakan lingkungan tapi sering kali muncul biaya yang
biasanya ditanggung oleh kelompok dialokasikan ke jasa lingkungan, akibat
masyarakat berpenghasilan rendah, karena kerusakan lingkungan.
: Pertama, kelompok masyarakat ini sering

DAFTAR PUSTAKA

Otto Sumarwoto, 1997, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jambatan, Jakarta,
Hal. 57.

Kementrian Lingkungan Hidup, 2001, Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan


Hidup Secara Terpadu,

Darmono, Lingkungan Hidup dan Pencemaran, UI Press, 2001, Hal. 1

Sanim Bunasor, Prof. Dr. M.Sc (2002), Ekonomi Lingkungan, Pasca Sarjana IPB, Dikatat
Mata Kuliah Ekonomi Lingkungan.

Sanim, Bunasor. 2005. Kebijakan, Institut Pertanian Bogor.

Undang-Undang Nomor : 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang Undang Nomor : 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup

Undang Undang 32 Tahun 2003, tentang Pemerintahan Daerah, Bab V, Pasal 16.

Undang-Undang Nomor : 31 Tahun 2004, tentang Perikanan

Undang Undang Nomor : 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan

Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan.

100

Anda mungkin juga menyukai