Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN SPIRITUAL

Spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan spirit, semangat untuk mendapatkan
keyakinan, harapan dan makna hidup, serta Spiritualitas merupakan suatu
kecenderungan untuk membuat makna hidup melalui hubungan intrapersonal,
interpersonal dan transpersonal dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan.Perawat
sebagai tenaga kesehatan yang paling lama berada disamping klien, tugas utamanya
adalah mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

Beberapa indikator terpenuhi kebutuhan spiritualnya seseorang adalah


apabila ia mampu:

 Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaan


kehidupan di dunia.

 arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian atau


penderitaan.

 Membina hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya


dan cinta kasih yang tinggi.

 Membina integritas personal dan merasa diri berharga.

 Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.

 Membina hubungan antar manusia dengan positif.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan berbentuk pelayanan biopsikosisial dan spiritual kompreshensif,
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Kesehatan spiritual adalah kondisi yang dalam pandangan sufistik disebut sebagai
terbebasnya jiwa dari berbagai penyakit ruhaniah, seperti syirik (polytheist), kufur (atheist),
nifaq atau munafik (hypocrite), dan fusuq (melanggar hukum). Kondisi spiritual yang sehat
terlihat dari hadirnya ikhlas (ridha dan senang menerima pengaturan Illahi), tauhid (meng-
Esa-kan Allah), tawakal (berserah diri sepenuhnya kepada Allah).

Ada 6 dimensi sehat menurut dobus dalam pandanganya

A. Sehat fisik ukuran tubuh, ketajaman sensorik, kerentanan terhadap


penyakit, fungsi tubuh, kebugaran fisik, dan kemampuan sembuh
B. Sehat intelektual kemampuan untuk berfikir dengan jernih dan
menganalisis secara kritis untuk memenuhi tantangan hidup.
C. Sehat sosial kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal
dan interaksi dengan orang lain yang memuaskan.
D. Sehat emosional ekspresi yang sesuai dan control emosi; harga diri, rasa
percaya dan cinta.
E. Sehat lingkungan penghargaan terhadap lingkungan eksternal dan
peran yang dimainkan seseorang dalam mempertahankan,
melindungi, dan memperbaiki kondisi lingkungan.
F. Sehat spiritual keyakinan terhadap Tuhan atau cara hidup yang
ditentukan oleh agama; rasa terbimbing akan makna atau nilai
kehidupan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan spiritual antara lain :


1.Perkembangan
Usia perkembangan dapat menentukan proses pemenuhan kebutuhan spiritual,
karena setiap tahap perkembangan memiliki cara meyakini kepercayaan
terhadap Tuhan.
2.Keluarga
Keluarga memiliki peran yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan spiritual,
karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan selalu berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.
3.Ras/Suku
Ras/Suku memiliki keyakinan/kepercayaan yang berbeda, sehingga proses pemenuhan
kebutuhan spiritual pun berbeda sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.
4.Agama yang dianut
Keyakinan pada agama tertentu yang dimiliki oleh seseorang dapat menentukan arti
kepentingan kebutuhan spiritual.
5.Kegiatan Keagamaan
Adanya kegiatan keagamaan dapat selalu mengingatkan keberadaan dirinya dengan
Tuhan dan selalu mendekatkan diri kepada PenciptaNYA (Asmandi, 2008).
Karakteristik Spritual
 Hubungan dengan diri sendiri
Hubungan dengan diri sendiri mencakup bagaimana individu tersebut mengetahui dirinya
dan sikap pada diri sendiri
 Hubungan dengan alam
Hubungan dengan alam menggambarkan bagaimana seorang individu peka terhadap
keadaan lingkungan di sekitarnya baik makhluk hidup maupun benda mati.
 Hubungan dengan orang lain
Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbale balik; mengasuh anak, orang tua,dan orang
sakit; meyakini kehidupan dan kematian.

KONSEP KEPERAWATAN SPIRITUAL


Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan
dan rnemenuhi kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan.

Menginventarisasi 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia (Clinebell dalam Hawari,


2002), yaitu :
 Kebutuhan akan kepercayaan dasar (basic trust), kebutuhan ini secara terusmenerus diulang
guna membangkitkan kesadaran bahwa hidup ini adalah ibadah.
 Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup, kebutuhan untuk menemukan makna hidup dalam
membangun hubungan yang selaras dengan
 Tuhannya (vertikal) dan sesama manusia (horisontat) serta alam sekitaraya
 Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya dengan keseharian, pengalaman
agama integratif antara ritual peribadatan dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
 Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur mengadakan hubungan dengan
Tuhan, tujuannya agar keimanan seseorang tidak melemah.
 Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa. rasa bersaiah dan berdosa ini merupakan
beban mental bagi seseorang dan tidak baik bagi kesehatan jiwa seseorang. Kebutuhan ini
mencakup dua hal yaitu pertama secara vertikal adalah kebutuhan akan bebas dari rasa
bersalah, dan berdosa kepada Tuhan. Kedua secara horisontal yaitu bebas dari rasa bersalah
kepada orang lain
 Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri {self acceptance dan self esteem), setiap orang
ingin dihargai, diterima, dan diakui oleh lingkungannya.
 Kebutuhan akan rasa aman, terjamin dan keselamatan terhadap harapan masa depan. Bagi
orang beriman hidup ini ada dua tahap yaitu jangka pendek (hidup di dunia) dan jangka
panjang (hidup di akhirat). Hidup di dunia sifatnya sementara yang merupakan persiapan bagi
kehidupan yang kekal di akhirat nanti.
 Kebutuhan akan dicapainya derajat dan martabat yang makin tinggi sebagai pribadi yang utuh.
Di hadapan Tuhan, derajat atau kedudukan manusia didasarkan pada tingkat keimanan
seseorang. Apabila seseorang ingin agar derajatnya lebih tinggi dihadapan Tuhan maka dia
senantiasa menjaga dan meningkatkan keimanannya.
 Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan sesame manusia. Manusia hidup
saling bergantung satu sama lain. Oleh karena itu, hubungan dengan orang disekitarnya
senantiasa dijaga. Manusia juga tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya sebagai
tempat hidupnya. Oleh karena itu manusia mempunyai kewajiban untuk menjaga dan
melestarikan alam ini.
 Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan nilai-nilai religius. Komunitas
keagamaan diperlukan oleh seseorang dengan sering berkumpul dengan orang yang beriman
akan mampu meningkatkan iman orang tersebut.
C. Manifestasi perubahan fungsi spiritual
Verbalisasi distress
Individu yang mengalami gangguan fungsi spiritual, biasanya akan meverbalisasikan yang
dialaminya untuk mendalatkan bantuan.
Perubahan perilaku
Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi gangguan fungsi spiritual.
Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah
mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja sedang menderita distress spiritual.

D. Peran Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan keadaan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang
sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan
berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasian yang meliputi hak atas peleyanan sebaik-
baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah mendapatkan pendidikan kesehatan.
Koordinator
Peran ini dilaksakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sesuai dengan kebutuhan klien.
Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalaui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi, atau bertukar pendapat dalam bentuk
pelayanan selanjutnya.
Konsultan
Peran perawat sebagai konsultan adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatan. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien merupakan bagian
dari peran dan fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai