Nim : 201102029
FAKULTAS KEPERAWATAN
MEDAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
Nama Klien : Tn D
A. Defenisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya (cedera fisiologis) akibat
gangguan emosional yang hebat (Nugroho, 2015). Trauma dada adalah
abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang
mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru, diafragma ataupun isi mediastinal
baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan (Rendy, 2012).
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang
dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax
yang disebabkan oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan
keadaan gawat thorax akut. Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan
tembus. Trauma tumpul merupakan luka atau cedera yang mengenai rongga thorax
yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit diidentifikasi keluasan kerusakannya
karena gejala-gejala umum dan rancu (Sudoyo, 2010).
B. Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi menjadi dua yaitu oleh karena trauma
tumpul 65% dan trauma tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks
disebabkan karena kecelakaan kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010).
Dalam trauma akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda,
yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling (Sudoyo, 2010).
D. Gejala Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009) yaitu :
1. Temponade jantung
2. Hematothorax
3. Pneumothoraks
E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi : X-foto thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral)
2. Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
3. Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
4. Hemoglobin : mungkin menurun.
5. Pa Co2 kadang-kadang menurun.
6. Pa O2 normal / menurun.
7. Saturasi O2 menurun (biasanya).
8. Toraksentesis : menyatakan darah/cairan.
9. Bila pneumotoraks < 30% atau hematothorax ringan (300cc) terap
simtomatik, observasi.
10. Bila pneumotoraks > 30% atau hematothorax sedang (300cc) drainase
cavum pleura dengan WSD, dainjurkan untuk melakukan drainase dengan
continues suction unit.
11. Pada keadaan pneumothoraks yang residif lebih dari dua kali harus
dipertimbangkan thorakotomi.
12. Pada hematotoraks yang massif (terdapat perdarahan melalui drain lebih
dari 800 cc segera thorakotomi
G. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien
trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with care ofcervical
spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D: Disabilityassessment, dan
E: Exposure without causing hypothermia (Nugroho, 2015). Pemeriksaan primary
survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus dilakukan. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang mengancam nyawa
dengan segera, seperti obstruksi jalan napas, tension Pneumotoraks, pneuomotoraks
terbuka yang masif, hemotoraks masif, tamponade perikardial, dan flail chest yang
besar (Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama
untuk intubasi endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan
terapiutama dalam menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif
merupakan salah satu hal yang sangat penting pada pasien trauma toraks. Ventilator
harus digunakan pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea berat
atau ancaman gagal napas (Hudak, 2011). Pasien dengan tanda klinis tension
Pneumotoraks harus segera menjalani dekompresi dengan torakosentesis jarum
dilanjutkan dengan torakostomi tube. Foto toraks harus dihindari pada pasien -
pasien ini karena diagnosis dapat ditegakkan secara klinis dan pemeriksaan x - ray
hanya akan menunda pelaksanaan tindakan medis yang harus segera dilakukan
(Hudak, 2011).
Pencegah trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor
penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami
pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta
menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang menyebabkan
keadaan gawat thorax akut (Patriani, 2012)
H. Patways
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian :
1. Pengkajian Fisik
Sistem Pernapasan:
Sesak napas
Nyeri,batuk-batuk.
Terdapat retraksiklavikula/dada.
Sistem Kardiovaskuler
- Takhikardia, lemahPucat,
- Hipotensi.
Terdapat kelemahan.
7. Sistem Endokrine:
- Kelemahan.
Pemeriksaan Diagnostik
3. X-ray dada; mengevaluasi organ atau struktur dada; merupakan pilihan utama
ketika klien mengalami trauma dada oleh benda tumpul.
akumulasi cairan dalam rongga pleura, adanya darah atau cairan serosa
menunjukan hemotoraks.
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot
sekunder
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi
- VIII Jakarta: EGC
Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan keperawatana gawat
darurat. Padang : Medical book
Rendy , M.C, & Th, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit dalam
. yogjakarta : Nuha medika
LAPORAN KASUS
LAMPIRAN 3
I. PENGKAJIAN
1. Pengkajian Primer
A. Airway : Pernapasan ada, suara nafas ronchi, cepat dan
dangkal dengan RR 35x/menit, tampak gelisah dan sesak
B. Breathing : adanya cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan
otot-otot pernapasan dan pasien terlihat sesak dengan RR 35x/menit
C. Circulation : Nadi teraba 110x/menit, TD 120/80mmHg, akral
teraba dingin dan tampak sianosis
D. Disability : Pasien mengalami penurunan kesadaran dengan
GCS 8 (E2V2M4) : Kesadaran spoor
E. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah
kiri, akral teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nys
baik.
2. Pengkajian Sekunder
A. Pengkajian Identitas Klien
Nama : Tn. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Alamat : Pagar dewa
Agama : Islam
Bahasa : Melayu
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir travel
Golongan darah :B
No. register :
Tanggal MRS : 21 Mei 2018
Diagnosa medis : Pulmonalis Embolus
III. DIAGNOSA
IV. INTERVENSI
NO DIANGOSA IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN