Anda di halaman 1dari 64

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 1

Proficiat
ATAS
TAHBISAN DIAKONAT

Fr Galih Fr Joko

Fr Anggi

2 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


SUSUNAN REDAKSI

Pelindung
SALAM REDAKSI
Mgr Paskalis Bruno Syukur

Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos
Keuskupan Bogor)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi


RD Jeremias Uskono

Redaktur

S
Aurelia Rani
Maria Dwi Anggraeni
ebagai manusia yang telah
Kontributor
jatuh ke dalam dosa,
Paroki-paroki KAMI
tantangan dan kesulitan IKUTI :
a gram
adalah keniscayaan di Inst
Desain dan Tata Letak dalam hidup kita di dunia ini. Masalah or
Mentari Puteri Muliawan sosbog
memang akan selalu ada, namun dalam @kom
Hari Sisworo pimpinan Allah, Gereja terus berjalan
dan bertumbuh semakin kuat. Dalam
Pemasaran & Penjualan edisi kali ni, MEKAR merangkum pemaparan
Maria Dwi Anggraeni mengenai tanda-tanda zaman dari Romo Franz
Magnis-Suseno, yang mengajak kita untuk
Keuangan tetap optimis dalam mengantisipasi tantangan-
Hartati Hambalie tantangan di abad ke-21 ini.
Isabella Jany Optimisme akan masa depan yang lebih
baik ini bukan sekadar pengharapan kosong. Di
Sirkulasi & Distribusi tengah beragam krisis, kita bersyukur dengan
Komsos se-Keuskupan Bogor benih-benih panggilan yang tidak henti bersemi
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor di keuskupan kita. Keuskupan Bogor mengawali
tahun baru dengan menahbiskan tiga orang
Alamat Redaksi & Usaha diakon baru, tepatnya pada 24 Februari 2020.
Gedung Pusat Pastoral Secara khusus, MEKAR menampilkan sekilas
profil dan kisah panggilan dari ketiga diakon ini.
Keuskupan Bogor
MEKAR edisi ini juga mengulas tentang
Jl. Kapten Muslihat No. 22
beberapa fenomena yang tengah digandrungi
Bogor 16122
kaum muda serta warganet: kedai kopi dan
Telp: (0251) 8313997
aplikasi TikTok. Selain itu, Anda juga dapat
Fax: (0251) 8359102
menemukan informasi mengenai anjuran Gereja
E-mail: tentang praktik kremasi yang sarat dengan
mekarkeuskupanbogor@gmail.com kesimpangsiuran.
Semoga tahun baru ini membawa kesegaran
Rekening BCA baru dalam langkah kita menuju arah yang lebih
No. Rek: 166.035.2348 baik. Selamat membaca! •
a.n. David Lerebulan &
Hartati Hambalie
2020 © MAJALAH MEKAR
Percetakan MAJALAH MEKAR menerima tulisan, artikel, reportase, foto, dan karikatur dari
PT Grafika Mardi Yuana umat. Syarat tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
dan bermanfaat bagi umat (menambah pengetahuan wawasan, menginspirasi
Jl. Siliwangi No. 50 Bogor 16131
iman, keterampilan memecahkan masalah, menggugah emosi, menghibur,
menyentuh kepekaan etis dan estetis, dan lain-lain). Redaksi menunggu kiriman
Anda via e-mail mekarkeuskupanbogor@gmail.com.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 1


DAFTAR ISI

#Sinode2019
4 Gembala Menyapa
6 Surat Yesus

Laporan Khusus
12 Mengobarkan Semangat
Pastoral dan Hati
yang Bersukacita

Renungan
18 Menyelami Wahyu Allah
dalam Alam Sekitar

20 St Paulus Depok

Geliat Komisi
22 Biro Caritas - Komisi PSE

Geliat Keuskupan
24 Tugas Baru Para Imam

25 Liturgi & Katekese

Sosok 38 Internasional
26 Stephanie Heliyanti
50 Destinasi
28 Komik Katolik
53 Ragam
30 Tunas
58 Sekilas Dokumen
32 Kesehatan Aperuit Illis

35 Gaya Hidup 60 Wajah

2 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


FOKUS

Gereja Membaca
8 Tanda-tanda Zaman
Pemaparan RP Franz
Magnis-Suseno, SJ

Tahbisan Diakonat
Fr Galih, Fr Anggi, Fr Joko 39

Desain Sampul
Hari Sisworo

Foto-foto
Fr Richard Patty

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 3


G E M B A L A ME NYA PA

S e r uan Pas toral Trans for ma t i f

Pengantar Road Map II


Kebijakan Keuskupan Bogor
2020-2030
Mgr Paskalis Bruno Syukur

P Para imam, bruder, suster, awam di seluruh


wilayah Keuskupan Bogor!
Kini tibalah saat yang tepat kami merumuskan
segala kebijakan usaha-usaha transformasi
kehidupan Gereja berdasarkan Sinode II
Di samping itu, cinta akan Tuhan Yesus dan
Gereja-Nya mesti diperlihatkan dalam segala
bentuk keterlibatan membangun kehidupan lebih
baik dalam bangsa dan negara Indonesia. Dengan
kata lain, kehidupan persekutuan kita mesti
Keuskupan. Rumusan-rumusan itu dibukukan berdampak menyelamatkan bagi sesama warga
dalam buku kecil berjudul: “ROAD MAP II Indonesia dan bagi alam semesta ini, khususnya
KEBIJAKAN PASTORAL TRANSFORMATIF di tanah Pasundan. Paus Fransiskus menegaskan
KEUSKUPAN BOGOR 2020-2030”. hal ini pula: “Saya secara khusus meminta umat
Sinode ini dilakukan untuk menakar kesetiaan Kristiani dari segala komunitas di seluruh dunia
kita pada pribadi Yesus Kristus, yang lahir di untuk memberikan kesaksian yang memancar dan
kandang Betlehem (Bdk. Luk 2:1-7). Dia diutus berdaya pikat tentang persekutuan bersaudara.
Allah Bapa dalam persekutuan Roh Kudus untuk Biarkan setiap orang mengagumi bagaimana Anda
melaksanakan karya menyelamatkan umat saling mendukung dan mendampingi satu sama
manusia dan alam semesta ini. Sinode mesti lain” (EG 99).
memperkuat ikatan rasa, budi dan tindakan kita Untuk itu Saudara-saudariku, Gereja Keuskupan
dengan Yesus dari Nazareth. Cinta kita kepada-Nya kita harus melakukan suatu gerakan transformasi.
mesti diejawantahkan melalui cita-rasa, olah Gereja menurut Paus Fransiskus harus melakukan
budi-pikiran, perilaku dan tindakan kita yang transformasi dengan lebih memberikan perhatian
diselaraskan, atau setidak-tidaknya diinspirasikan pada berbagai dinamika di luar Gereja (misioner)
oleh pola hidup, cara berpikir, cara bertutur, cara daripada hanya sekadar terus berkutat untuk
bertindak Yesus dari Nazareth. mempertahankan kenyamanan diri sendiri. Seruan
Kesetiaan untuk mengikuti dan mengasihi Yesus ini juga bermaksud mendorong kehadiran nyata
Kristus merupakan prasyarat utama bagi kita untuk Gereja dalam dinamika sejarah manusia masa kini
berpartisipasi dalam karya penggembalaan-Nya. – hadir, peduli dan mengambil peran nyata – agar
Yesus menuntut kita untuk membuktikan bahwa pada akhirnya misi penyelamatan dan pewartaan
kita mengasihi Dia dan setelah terbukti mengasihi- kabar baik Tuhan sungguh dirasakan melalui
Nya, Yesus menyerahkan tugas penggembalaan: kehadiran Gereja.
“Gembalakanlah domba-dombaKu” (Bdk Yoh 21:1- Selain itu, Paus Fransiskus mengingatkan
17). Perintah menggembalakan ini menghantar agar Gereja membiarkan dirinya untuk selalu
kita untuk mempertegas komitmen “sentire menjadi Gereja muda. Paus menegaskan hal ini
cum ecclesia romana”; artinya kita hidup penuh dalam dokumen Christus Vivit: “Kita memohon
ketaatan iman serta memiliki rasa bangga menjadi kepada Tuhan supaya membebaskan Gereja
anggota Gereja Katolik Roma, yang kini menyata dari orang-orang yang ingin menjadikannya tua,
secara “hic et nunc” dalam diri Gereja Keuskupan melekatkannya pada masa lampau, menghentikan
Bogor. dan membuatnya tidak bergerak. Gereja menjadi

4 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G E M B A L A ME NYA PA

muda ketika ia menjadi dirinya sendiri, ketika ia ciptaan Tuhan lainnya, kita diminta dengan
memperoleh kekuatan untuk menjadi selalu baru sangat untuk mengubah perilaku kita. Paus
dari Sabda Tuhan, Ekaristi, kehadiran Kristus Fransiskus mengangkat kembali seruan atraktif
dan dari kekuatan Roh Kudus setiap hari. Gereja santo Yohanes Paulus II agar manusia melakukan
menjadi muda ketika ia dapat terus menerus pertobatan ekologis. Kita diajak untuk berbalik
kembali pada sumbernya” (CV 35). memutar haluan, merubah pola pikir dan pola
Demi menyuburkan gerakan transformasi bertindak kita. Pola pikir dan bertindak baru
dalam Gereja dan menampilkan wajah Gereja itu mencakup “cara-cara lebih memandang
yang muda, serta membuat Gereja Sinodal keindahan dan rasa tanggung jawab kita untuk
Keuskupan hidup bersukacita sebagai communio melestarikan, merawat bumi ini sebagai rumah
injili, peduli, cinta alam dan misioner, kita semua kita bersama. Semboyan kita ialah “hijaukan
perlu melakukan 2 bentuk transformasi: bumi rumah kita bersama”.
1.Transformasi atau pembaruan di bidang 2. Pembaruan manajerial (tata kelola) dalam
SDM (Sumber Daya Manusia) Katolik Keuskupan Gereja kita diperlukan demi terwujudnya sukacita
Bogor. Anggota Gereja mesti melakukan sebagai communio injili, peduli, cinta alam dan
perubahan-perubahan dalam cara berpikir, misioner. Sinode II ini menetapkan opsinya untuk
cara bertutur, cara bersikap, cara menata diri membangun Gereja yang menghidupi communio
yang selaras dengan kehendak Kristus. Sinode II injili penuh sukacita, peduli, cinta alam dan
ini mengedepankan bentuk-bentuk pertobatan misioner. Opsi ini mesti mewarnai pembaruan
(perubahan-perubahan): manajerial yang ada pada struktur-struktur
Yang pertama, PERTOBATAN PASTORAL Gereja di keuskupan kita.
(EG 32): pertobatan jenis ini diharapkan terjadi Paus Fransiskus mengingatkan kita:
pada para pelayan-pelayan Injil, terutama uskup “Pembaruan struktur-struktur yang dituntut
dan imam-imam. Para pelayan pastoral mestilah oleh pertobatan pastoral (pertobatan misioner,
orang-orang yang dapat menghangatkan, pertobatan ekologis) hanya dapat dimengerti
meneguhkan dan menghibur hati umat, yang dalam terang ini: sebagai bagian dari usaha
berjalan bersama melewati kegelapan hidup, untuk membuat struktur tersebut berorientasi
yang tahu bagaimana harus berdialog dan yang pada perutusan (kepedulian, sukacita,
menurunkan diri mereka sendiri dalam malam communio, cinta alam), serta menjadikan
gelap umatnya, tanpa harus kehilangan arah, kegiatan pastoral pada setiap tingkat bisa
seperti Yesus yang lahir di kandang domba di lebih inklusif dan terbuka, untuk mengilhami
Betlehem. Umat Allah menginginkan pastor- para pekerja pastoral selalu ingin keluar untuk
pastor (gembala), bukan klerus yang bertindak melakukan perutusan dan dengan demikian
seperti pejabat pemerintah yang birokratis. mendapatkan tanggapan positif dari semua
Ikutilah teladan Yesus, Sang Gembala yang baik. yang dipanggil Yesus bersahabat dengan-
Yang kedua, PERTOBATAN MISIONER (EG Nya” (Bdk. EG 27). Pembaruan manajerial
273): pertobatan jenis ini mesti dilakukan oleh ini akan membarui cara kerja, cara pandang
semua orang yang dibaptis, awam, bruder, dalam menghidupkan DPKB (Dewan Pastoral
suster, imam, uskup. Semua mesti menyadari Keuskupan Bogor), DKKB (Dewan Keuangan
diri sebagai orang utusan. Paus menjelaskan: Keuskupan Bogor), DPP (Dewan Pastoral Paroki),
“Misi itu bukanlah suatu tambahan atau hanya DKP (Dewan Keuangan Paroki), Komisi-komisi,
suatu momen lain dalam hidup. Sebaliknya, itu Yayasan-yayasan, Paroki-paroki, Tarekat-
adalah sesuatu yang tak dapat saya cabut dari tarekat.
keberadaan saya. Saya adalah perutusan di atas Umat sekalian terkasih, buku “Road Map II
bumi ini; itulah alasan mengapa saya berada di Kebijakan Pastoral Transformatif Keuskupan
dunia ini. Kita harus mengenal diri kita sebagai Bogor tahun 2020-2030”, menampung gagasan-
dimeteraikan, atau diberi merek, dengan api gagasan, harapan dan cita-cita Sinode dalam
untuk perutusan membawa terang, memberkati, bentuk program-program yang terstruktur,
memberi daya hidup, membangkitkan harapan, sistimatis dan terukur pencapaiannya. Kami
menyembuhkan dan membebaskan ini”. meminta agar semua anggota Gereja Keuskupan
Yang ketiga, PERTOBATAN EKOLOGIS: Bogor mendalami isi buku ini, merancang
pertobatan jenis ini menyasar semua anggota usaha-usaha kreatif untuk melakukan karya
Gereja. Menghadapi tindakan keserakahan dan penggembalaan, pendampingan umat, demi
arogansi manusia terhadap ibu bumi serta alam terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini. •

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 5


S U R AT Y E S U S

Surat kepada
Para Rasul
setelah Badai
di Danau Galilea

Lukisan Christ in the Storm on the Sea of Galilee karya Ludolf Bakhuizen, 1695. (Sumber: Wikimedia Commons)

Penuturan tentang peristiwa angin badai Oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur
diperintahkan Yesus untuk berhenti
tertera dalam Mat 8:23-27.

M
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan elihat Yesus dengan kuasa
murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. memerintahkan angin dan danau
Sekonyong-konyong mengamuklah angin
sungguh mengagumkan. Itulah
ribut di danau itu, sehingga perahu itu
ditembus gelombang, tetapi Yesus tidur. yang dirasakan oleh para rasul. Namun satu
Maka datanglah murid-murid-Nya mukjizat tidak membuat mereka langsung
membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, yakin dan percaya. Yesus melakukan banyak
tolonglah, kita binasa.” Ia berkata mukjizat dengan kebangkitan-Nya sebagai
kepada mereka: “Mengapa kamu takut, puncaknya, sehingga akhirnya para rasul
kamu yang kurang percaya?”. Lalu
mengakui Dia sebagai Tuhan mereka.
bangunlah Yesus menghardik angin
dan danau itu, maka danau itu menjadi Karena keyakinan yang teguh itulah, mereka
teduh sekali. Dan heranlah orang-orang rela melakukan dan memberikan segala-
itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, galanya bagi Tuhan, termasuk memberikan
sehingga angin dan danau pun taat kehidupan mereka sendiri. •
kepada-Nya?”

6 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


S U R AT Y E S U S

Sahabat-sahabat-Ku terkasih,

Kalian itu menggelikan. Bagaimana mungkin kalian menganggap Aku hantu ketika Aku berjalan
di atas air? Kemudian ketika angin ribut di danau dan gelombang tinggi menerpa perahu kita, kalian
menganggap Aku tertidur lelap. Tentu saja Aku terbangun, tetapi Aku berbuat seolah-olah tertidur
untuk melihat apa yang akan kalian lakukan tanpa Aku. Anak-anak-Ku, Aku dapat menghalau ketakutan
kalian dengan tangan-Ku!
Tetapi mengapa kalian begitu takut? Bukankah hampir semua bisa berenang, kecuali Mateus.
Kiranya menarik bila membiarkan perahu tenggelam sehingga Aku dapat melihat bagaimana kalian
menolong satu sama lain atau semua tenggelam. Tentu saja Aku tidak membiarkan hal itu terjadi, karena
Aku tidak mau harus melakukan pemilihan ulang orang-orang lain untuk menggantikan kalian. Aku
merasakan kegembiraan atas kebersamaan kita hingga kini dan Aku tidak mau memulai lagi suatu proses
baru dari nol.
Dengan segala mukjizat yang telah kalian saksikan Aku lakukan, bagaimana kalian bisa takut ketika
Aku bersama kalian? Tentu saja, iman bukanlah sesuatu yang datang secara otomatis seperti angin
kencang bertiup di atas danau pada saat-saat tertentu dalam setahun. Aku benar-benar tertawa geli
dengan teriakan minta tolong kalian: “Tuhan, bangunlah, selamatkan kita yang sedang tenggelam!” Aku
hampir tidak percaya teriakan itu berasal dari kalian. Aku telah memperlihatkan kuat kuasa-Ku atas alam
ciptaan, angin dan danau. Lantas kalian terheran-heran bertanya: siapakah Engkau sehingga angin dan
danaupun tunduk kepada-Ku? Suatu pertanyaan aneh bagi kalian yang selalu ada bersama-Ku. Cobalah
memberi pertanyaan yang lain.
Pelajaran penting dari peristiwa ini untuk kalian dan yang lainnya: Aku selalu bersama dengan kalian
dalam perahumu; entah perahu itu pribadimu masing-masing atau persekutuan kalian atau juga suatu
kelompok yang lebih besar. Barangkali Aku terlihat tertidur, tetapi Aku berada di sana. Satu-satunya hal
yang harus kalian lakukan ialah membangunkan Aku. Jika kalian percaya bahwa Aku berada bersama
kalian, percaya tentang siapakah Aku bagimu, dan apa yang bisa Aku bisa lakukan bagimu, maka tidak
ada alasan sama sekali untuk takut. Maka yang Aku minta dari kalian hanyalah iman dan keyakinan
teguh.
Akhirnya, tugas kalian adalah membawa perahu untuk menyeberang. Berjuang melawan angin
kencang bukan urusanmu. Itu adalah urusan-Ku. Maka kalau kalian telah memutuskan untuk
melakukan apa yang harus kamu lakukan, lakukan dengan baik. Aku akan bertanggung jawab untuk
hal lain, termasuk meredakan angin ribut dan gelombang ombak yang ganas. Jangan pernah lupa kita
berada dalam satu perahu yang sama.
Dengan demikian, percayalah pada-Ku, segala sesuatu akan baik.

Yesus
P.S. Sahabat-sahabat-Ku, kalian akan merasa lebih aman bila kalian mengizinkan Petrus untuk
menakhodai kapal itu. Dia mempunyai banyak pengalaman untuk menyeberangkan perahu dalam
macam-macam cuaca. Ingatlah hal ini untuk kesempatan yang akan datang. Kalian adalah sahabat-
sahabat-Ku yang hebat. Kendati demikian, kalian masih harus meneguhkan iman kalian. Mohon doa
agar iman kalian menjadi lebih kuat merupakan titik awal yang baik.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 7


FOKUS

R P Fr an z Mag nis Suseno , S J

Gereja Membaca
Tanda-tanda Zaman
Jika kita mengikuti pemberitaan di media-media
belakangan ini, muncul kesan bahwa umat manusia
masih menghadapi ”peperangan” serius: perang
melawan wabah penyakit, melawan terorisme,
kesenjangan sosial, dan lain sebagainya.
Keadaan ini tidak hanya dihadapi oleh
masyarakat umum, melainkan juga bermunculan
dalam tubuh Gereja Katolik. Serangan-serangan
krisis seperti tidak henti menggertak kekokohan
persekutuan umat yang telah berjalan bersama
selama dua ribu tahun.
Dalam sesi seminar di Sinode II Keuskupan Bogor
pada 7 Desember 2019, RP Franz Magnis-Suseno SJ
hadir sebagai salah satu narasumber. Budayawan
yang juga adalah Direktur Program Pascasarjana
STF Driyarkara ini memaparkan kajiannya mengenai
tanda-tanda zaman yang dihadapi Gereja Katolik
dalam abad ke-21.

R
omo Magnis mengawali sesi
dengan menjelaskan situasi Gereja
Katolik yang kini memiliki lebih
dari 1,3 milyar umat di seluruh
dunia.
Jika dibandingkan dengan agama
Islam sebagai agama yang tumbuh paling
cepat, jumlah anggota Gereja Katolik
saat ini sedikit lebih besar daripada
komunitas Islam Sunni. Gereja Katolik
menunjukkan pertumbuhan di benua
Afrika dan Asia. Sementara itu, di
Amerika Latin justru Gereja Katolik
mengalami stagnasi, dan bahkan
menghadapi krisis di dunia ”Barat”
atau negara-negara Eropa. Secara
umum, krisis ini terjadi karena
sekularisasi maupun karena
disaingi oleh Gereja-gereja
evangelikal dari AS.

8 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G E R E J A M E M B A C A TA N DA -TA N DA Z A MA N

Gereja dalam krisis? perlu dilonggarkan, misalnya dengan membolehkan


Gereja di sebagian besar dunia tetap menunjukkan penahbisan laki-laki yang telah menikah agar bisa
semangat yang penuh, dan kondisinya boleh merayakan Ekaristi dalam umat-umat itu? Dasar
dikatakan ’sehat’. Tetapi ada daerah-daerah di mana argumentasinya adalah bahwa selibat merupakan
Gereja sepertinya mengalami krisis. Meskipun kita hukum Gereja, bukan hukum Ilahi, sehingga dalam
di Indonesia masih penuh semangat dalam hidup kondisi-kondisi khusus, seharusnya ketentuan ini tidak
menggereja, kita harus memperhatikan kemungkinan- menjadi penghalang bagi penyelenggaraan Misa.
kemungkinan bahwa kita pun bisa terkena krisis ini, Dan bagaimana dengan keyakinan tradisional bahwa
sehingga diperlukan langkah-langkah serius untuk perempuan tidak bisa ditahbiskan imam? Protestan
mengantisipasinya. sudah melepaskan ketentuan ini, dan pengalaman
Dalam masyarakat Indonesia pada umumnya, mereka menunjukkan hasil yang baik. Tapi di Gereja
tantangan-tantangan ini hampir tak terlihat. Tetapi di Katolik, Santo Paus Yohanes Paulus II telah menegaskan
kota-kota besar seperti Jakarta, secara diam-diam bahwa Gereja tidak memiliki kuasa untuk menahbiskan
ternyata gejala krisis ini juga mulai merebak, bahkan di wanita; begitu pula semua Gereja Ortodoks yang sama
kalangan Katolik. Di Amerika Latin, misalnya Argentina umurnya dengan Gereja Katolik. Saat ini, semakin
dan Chile, sekularisasi sangat terasa, bersamaan banyak perempuan tidak lagi bersedia menerima
dengan sikap memusuhi Gereja (dulu 90% masyarakat di pembatasan demikian yang mereka rasakan sebagai
sana adalah Katolik). Begitu pula di Meksiko. diskriminasi. Tak hanya para perempuan awam, bahkan
Di Amerika Serikat pun demikian, tetapi di sana yang semakin banyak teolog (termasuk teolog laki-laki) juga
terkena adalah konservativisme Kristen kuat - kaum yang yakin bahwa Gereja dapat melepaskan keterikatan
evangelikal, sebagian fundamentalis - dan Katolik pun imamat pada kelelakian.
ada yang tersentuh. Gempuran sekularisasi paling
terasa di Eropa Tengah dan Barat, seperti di Ceko dan Tantangan-tantangan teologis lain
Jerman. Fenomena ini muncul paling jelas di Jerman Sampai sekarang segenap kekuasaan nyata di Gereja
Bagian Timur, di mana mayoritas masyarakat sudah Katolik adalah di tangan uskup dan imam tertahbis.
tidak dibaptis). Begitu pula dengan umat di negara- Tetapi, di kalangan umat pun mulai muncul perdebatan
negara seperti Prancis, Belanda, dan sebagainya. tentang apakah tritugas Yesus sebagai nabi, imam, dan
Sekularisasi itu berarti bahwa kekatolikan menguap: raja harus eksklusif ada di satu tangan? Apakah tidak
Tak ada panggilan, orang muda tidak lagi ke Gereja, mungkin jika kepemimpinan suatu paroki diletakkan
dan partisipasi dalam keagamaan hanya terbatas ke dalam tangan umat (Dewan Paroki), yang mengurus
pada pembaptisan, komuni pertama, perkawinan, dan semuanya: liturgi, pelajaran agama, bantuan sosial, dan
pemakaman. pastor diposisikan sebagai salah satu karyawan yang
Di tengah dunia yang dilanda sekularisasi ini, menjadi berkontrak dengan Dewan Paroki itu?
saksi Kristus dalam masyarakat pun semakin berat. Paus Fransiskus memang dikenal akan gagasan-
Sebagai umat beriman, akan lebih sulit bagi kita untuk gagasannya yang kerap menimbulkan perdebatan.
membuka kesadaran dan wawasan orang bahwa “di Dalam seruan apostolik Amoris Laetitia, ia sendiri
seberang” sana –termasuk di seberang kematian masih menyinggung kemungkinan bahwa orang Katolik yang
ada sesuatu, yaitu Allah yang baik. Kendati demikian, ada dalam perkawinan yang tidak sah (karena cerai,
mereka yang tidak lagi beragama bukan lantas adalah dan mantan pasangan masih ada) dapat direkonsiliasi
orang lebih buruk daripada yang beragama. Tantangan dengan Gereja dan selanjutnya menerima komuni suci.
kita adalah bagaimana membuka cakrawala hati Pernyataan ini, sekali lagi menjadi kontroversi tajam.
mereka, sehingga mereka pun bisa mulai merasakan Ada pula diskusi tentang apakah suami-istri,
bahwa “di seberang” sana ada yang menciptakan, apabila yang satu Katolik dan yang satu Protestan,
memperhatikan, dan mencintai mereka. bisa dibenarkan menerima komuni bergantian di gereja
Katolik dan Protestan? Apa syarat agar orang bukan
Selibat dan kedudukan perempuan Katolik dapat dibenarkan menerima komuni?
Dalam Sinode Amazon yang diselenggarakan di Etika seksual tradisional juga semakin disadari perlu
Roma pada bulan Oktober 2019 silam, terbuka fakta diperbarui. Tetapi bagaimana? Di mana batas-batasnya
bahwa kebanyakan komunitas Katolik di sana hanya bisa kalau ketentuan tradisional bahwa seks hanya bukan
Misa dua kali dalam setahun karena ketiadaan imam. dosa kalau dilakukan di antara suami dan isteri yang
Di tengah kondisi ini, Gereja-gereja evangelikal terus sah, dilonggarkan? Sebab dalam kenyataannya, etika
menggerogoti umat-umat kita. Menghadapi situasi dunia itu di kalangan Katolik pun sudah semakin diabaikan.
yang demikian, muncul beragam pertanyaan yang dalam Selain itu, Gereja juga menghadapi pertanyaan
masyarakat/umat ”Barat” telah lama diperdebatkan: tentang bagaimana harus bersikap terhadap mereka
Apakah ketentuan hidup selibat yang selama ini yang memiliki orientasi seksual berbeda dari norma
diwajibkan bagi para imam di Gereja Katolik Roma tradisional.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 9


FOKUS

Gereja seharusnya kelihatan


‘bopeng’. Gereja ‘bopeng’ ini
justru menjadi tanda bahwa
di dalamnya Allah sungguh
hadir, dan Roh-Nya bisa
dirasakan semua orang yang
bernaung di dalamnya.

Krisis-krisis Gereja Keberpihakan pada orang miskin


Dari sekian banyak krisis dan perdebatan Paus Fransiskus, kendati keputusannya selalu
tersebut, yang paling mengguncang Gereja dan juga mengundang perdebatan antara kaum konservatif dan
masyarakat umum adalah sesuatu yang baru betul- progresif, terus membawa optimisme dan menunjuk
betul disadari, dan masih jauh daripada ditangani, ke arah mana Gereja Katolik harus mengembangkan
yaitu pelecehan seksual yang dilakukan oleh kaum diri. Bisa dikatakan, bahwa semakin arah itu terwujud
tertahbis. Diperkirakan bahwa sekitar 9 persen imam menjadi kenyataan, Gereja bukan hanya memiliki
pernah melakukan pelecehan seksual terhadap harapan akan masa depan yang baik, melainkan tetap
anak atau pemuda. Fakta ini amat mengerikan. Ada menjadi unsur penyelamat dan penyembuh dunia.
kemungkinan bahwa kasus-kasus ini tidak hanya Allah adalah kasih. Maka Gereja harus
terbatas di dunia ”Barat”, melainkan bisa ditemukan di mewujudkan kerahiman: kebaikan, belas kasih,
Gereja di seluruh dunia. penolakan segenap kebencian dan kekerasan, dan
Ada uskup-uskup yang melakukan pelecehan kerendahan hati. Pada Gereja, orang harus merasa
seksual terhadap seminaris (contoh mengerikan aman dan selamat; merasa diterima juga meskipun ia
adalah pendiri Legionaires of Christ, Marcial Maciel, tidak sempurna. Gereja harus menjadi cerminan sikap
seorang imam Meksiko yang memperkosa anggota bapak yang selalu siap menerima kembali anaknya
muda komunitasnya sendiri dan secara rahasia yang menghabiskan warisannya dengan berfoya-foya.
mempunyai dua istri dan beberapa anak). Paus Apa yang sudah ditegaskan oleh teologi
Fransiskus sendiri, dalam suatu wawancara permulaan pembebasan harus menjadi kenyataan seluruh Gereja:
tahun ini, membenarkan bahwa ada kasus-kasus Gereja bukan hanya terbuka bagi orang miskin,
suster yang dilecehkan oleh imam atau uskup. Salah melainkan berada di sisi orang miskin. Dalam Gereja,
satu kasus terbesar ini muncul di India, tetapi sangat orang miskin bisa menemukan rumah dan sumber
mungkin bahwa itu terjadi di jauh lebih banyak tempat dukungan mereka.
lagi. Tentu ini tantangan yang serius. Kita ingat
Jelas sekali, Gereja harus bersikap secara terbuka perkataan Yesus: lebih sulit orang kaya masuk
dan tegas terhadap hal-hal yang seringkali diabaikan Kerajaan Allah daripada unta lewat lubang jarum –
karena rasa hormat berlebihan kepada para tertahbis. namun jangan lupa juga bahwa “yang pada manusia
Tentu, pelecehan-pelecehan itu sama sekali bukan tidak mungkin, pada Allah mungkin”.
hal khusus dalam Gereja, melainkan terjadi amat luas Tidak berarti bahwa orang kaya harus ditolak.
dalam masyarakat. Tetapi itu bukan alasan bagi kita Tetapi Gereja tetap berpihak pada orang miskin:
untuk tidak terkejut dan mengambil semua tindakan miskin secara ekonomis, miskin pengaruh, miskin
antisipatif agar di masa depan tidak sampai terjadi. penghargaan. Kehadiran Gereja mesti menjadi
Atau jika sampai terjadi, jangan pernah dibiarkan lagi. kegembiraan bagi orang miskin.

10 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G E R E J A M E M B A C A TA N DA -TA N DA Z A MA N

Ensiklik Laudato Si menegaskan dengan sejelas-


jelasnya bahwa panggilan Gereja di dunia termasuk
juga melawan perusakan bumi dan memelihara
lingkungan hidup. Jelas, menurut Fransiskus kita
orang Katolik harus di baris pertama sebagai para
pembela lingkungan hidup. Dunia dititipkan oleh Sang
Pencipta kepada kita manusia dan kita bertanggung
jawab atasnya.
Paus Fransiskus juga mengibaratkan Gereja
seperti Field Hospital (rumah sakit di medan perang).
Gereja harus kelihatan ”bopeng”. Di tempat darurat

Foto-foto: Komsos Parung & RD David


untuk penanganan orang terluka ini, higienitas sangat
rendah, orang-orang yang masuk berlumpur, perawat
dan dokter kecipratan darah, para korban terluka
tidur acak-acakan.
Kalau Gereja betul-betul adalah Gereja bersama
orang yang miskin, lemah, sakit, kotor, Gereja tak
bisa kelihatan mulia, ”berpakaian” mewah, atau
menunjukkan bahwa dirinya adalah bagian dari kelas
atas. Dia akan kecipratan; kecipratan karena ada di
tempat kumuh, kecipratan juga karena melibatkan diri Langkah setelah Sinode
dengan manusia-manusia yang bermasalah. Dengan begitu banyak krisis yang sedang berusaha
Karena itu, menurut Paus Fransiskus, Gereja dipatahkan melalui optimisme Paus Fransiskus, lantas
seharusnya kelihatan ”bopeng”. Bukan Gereja apa yang dapat Gereja Keuskupan Bogor lakukan?
mall-mall, istana-istana, mobil-mobil hebat. Gereja Menurut Romo Magnis, memang krisis-krisis yang
”bopeng” semacam itu amat dibutuhkan. Gereja muncul di berbagai area dalam Gereja Katolik perlu
“bopeng” ini justru menjadi tanda bahwa di dalamnya diwaspadai, diantisipasi, dan ditindak sehingga tidak
Allah sungguh hadir dan Roh-Nya bisa dirasakan sampai terjadi. Tetapi itu bukan alasan untuk kita
semua orang yang bernaung di dalamnya. Itulah menjadi pesimis. Gereja Katolik di Indonesia tetap
Gereja masa depan. menjadi saksi keselamatan Ilahi yang ditawarkan
kepada segenap manusia.
Umat Katolik Bogor akan semakin menjadi saksi
Kristus dalam masyarakat di Keuskupan Bogor.
Caranya adalah dengan semakin membuka diri pada
perkembangan-perkembangan yang dihembuskan
oleh Roh Kudus. Lewat sinode, kita menyadari
bahwa kehidupan Gereja bukan urusan pastor saja,
melainkan urusan dan tanggung jawab seluruh umat.
Umat membangun kehidupan Katolik bersama yang
semakin memperkuat semangat dan keyakinan.
Dengan demikian, umat Katolik Keuskupan Bogor
pun mengikuti ajakan Paus untuk menjadi Gereja yang
memancarkan kerahiman dan kemurahan Ilahi ke
dalam masyarakat. Kita mewujudkan prinsip Gereja
orang miskin, yang tidak bermegah diri, melainkan
selalu hadir bersama orang miskin.
Seperti yang telah dicanangkan selama ini,
Keuskupan Bogor secara aktif dan nyata meneruskan
komitmennya akan tanggung jawab atas rumah kita
bersama, dunia kita yang diancam oleh perusakan
dan pengotoran tak bertanggung jawab. Keutuhan
lingkungan hidup menjadi tanggungan kita.
Semua itu kita lakukan bersama sebagai Gereja
yang tidak memberi kesan kaya dan mulia, melainkan
berada di tengah masyarakat—yang tidak ragu
kecipratan lumpur dan berbagi tempat dan hidup
dengan semua orang sederhana. • Mentari

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 11


LAPORAN KHUSUS

Mengobarkan Semangat
Pastoral dan Hati
yang Bersukacita
Sebuah Refleksi dari Perjalanan Sinode II Keuskupan Bogor

S
inode II Keuskupan Bogor bermula
dari ungkapan syukur yang mendalam
atas perjalanan pastoral yang telah
berlangsung selama 70 tahun di
Keuskupan Bogor, juga atas 5 tahun
penggembalaan Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM di
keuskupan ini.
Selama perjalanan itu, berbagai kemurahan
Tuhan telah tercurahkan. Bapa Uskup Bogor
menganggap perlu untuk seluruh umat menyadari
Oleh: dan mengucap syukur atas kebaikan Tuhan yang
telah diterima Keuskupan Bogor selama masa
Anton Sulis
perjalanan pastoralnya, seraya berbagi sukacita
Ketua Tim Pengarah/ dan bersama-sama menemukan kesegaran baru
bagi reksa pastoral di masa-masa mendatang.
Steering Committee (SC)
Sukacita dan syukur yang diungkapkan
Sinode II Keuskupan Bogor melalui sinode juga dilakukan dalam semangat
yang sejalan dengan seruan gereja universal
dan nasional yang tertuang dalam berbagai
dokumen gereja. Keuskupan Bogor harus memberi
perhatian pada berbagai keprihatinan yang
Tulisan ini berisi tentang bagaimana proses
ada serta mengelaborasikannya dalam semua
Sinode II Keuskupan telah berjalan - sebuah
dinamika diskusi atau perbincangan selama sinode
kilas balik tentang bagaimana sinode bermula dilaksanakan. Sukacita yang dirasakan Keuskupan
dan dilaksanakan. Secara berurut, tulisan Bogor tidak boleh lantas mengabaikan kesadaran
ini akan menyampaikan tentang gagasan untuk terlibat dalam berbagai keprihatinan yang
awal sinode diinisiasi, termasuk bagaimana saat ini dialami Gereja dan dunia.
Sebagai sebuah perayaan syukur, Sinode II
semangat dan dasar inspirasi Alkitabnya.
Keuskupan Bogor dirancangkan untuk dapat
Melalui tulisan ini, semoga umat semakin
diikuti oleh sebanyak-banyaknya umat beriman.
memahami secara utuh tentang gambar besar Perjumpaan di dalam sinode diharapkan dapat
bagaimana sinode berproses dan kemudian mempertemukan umat beriman di Keuskupan
menghidupi hasilnya dengan baik, meski Bogor dalam persaudaraan [communio] dan
tulisan ini tentulah tidak mampu merangkum sukacita. Seluruh umat beriman yang hadir
dalam rangkaian perjumpaan adalah “teman
kekayaan dinamika yang sesungguhnya terjadi
seperjalanan” - baik itu klerus, hidup bakti atau
selama satu tahun penyelenggaraannya.
awam. Semua mendapatkan kesempatan yang
sama untuk menyampaikan segala sesuatu yang
baik bagi Gereja dan misi agungnya.

12 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


LAPORAN KHUSUS

Foto-foto: Komsos Parung, RD David, Aureliarani


Injili, Sukacita dan Sederhana Inspirasi perjumpaan: Perjalanan ke Emaus
Dalam pelaksanaannya, Sinode II Keuskupan Di ujung perjalanan Sinode II Keuskupan Bogor,
Bogor dirancangkan sejak awal agar dilakukan dalam diharapkan semua umat beriman merasakan hati
semangat yang Injili, Sukacita dan Sederhana. yang “berkobar-kobar” —sama dengan suasana hati
Injili bermakna bahwa perjumpaan sepanjang yang dirasakan oleh dua murid Yesus yang melakukan
sinode harus dilakukan dalam kesadaran untuk perjalanan ke Emaus [bdk Lukas 24 : 13- 35].
melibatkan Tuhan dalam berbagai halnya. Pertemuan Perjalanan sinode ini diharapkan dapat mengantar
ini harus dilakukan dalam pimpinan Tuhan dan terang umat beriman untuk menguatkan “iman Paskah”-nya.
Injil. Semua aktivitas harus dilakukan dalam konteks Seluruh kegalauan hidup, dan atau bahkan harapan
Injili. Seluruh dinamika perjumpaan harus berawal dan yang pudar akan sirna oleh kesadaran bahwa Tuhan
kembali kepada Injil. Yesus hidup dan memenangkan kematian, dan Ia
Sukacita, bermakna bahwa perjumpaan dalam selalu hadir bagi kita umat yang dikasihi-Nya. Hal
Sinode 2019 harus dilakukan dalam suasana hati yang ini lantas diharapkan semakin menyemangati semua
penuh sukacita dan cinta—sama dengan sukacita orang untuk dengan sungguh mengambil bagian dalam
dan cinta Bunda Maria menanggapi panggilan Tuhan berbagai karya nyata bagi Gereja dan masyarakat.
Allah. Seluruh umat beriman diharapkan dapat
memancarkan semangat ini sepanjang perjumpaan. Pergumulan di titik awal : Membangun optimisme
Kesulitan yang dihadapi dalam hidup, hendaknya tidak Memulai seringkali bukanlah sesuatu yang mudah
menghilangkan sukacita yang datang dari Tuhan. dilakukan. Demikian pun dengan Sinode II Keuskupan
Sederhana, bermakna bahwa upaya untuk Bogor. Gambaran besar teknis pelaksanaan sinode
mempersembahkan yang terbaik dalam semua berjenjang yang direncanakan oleh panitia pengarah
rangkaian perjumpaan akan sangat dihargai, tetapi ternyata tidaklah mudah dimanifestasikan oleh
harus dilakukan dalam tatacara yang wajar secara para panitia pelaksana baik di paroki, dekanat
ekonomis dan tidak berlebihan. Keseluruhan maupun keuskupan oleh karena memang belum ada
rangkaian acara juga diharapkan dalam proses yang pengalaman serupa sebelumnya.
sedemikian hingga tidak menimbulkan perbantahan Muncul berbagai kekhawatiran terkait
atau persengketaan yang tidak perlu. pelaksanaannya: bagaimana kalau nanti ada

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 13


LAPORAN KHUSUS

memfasilitasi pertemuan karena besarnya kerumunan,


karena belum pengalaman, karena kelemahan metode,
dan lain sebagainya.
Pergumulan ini akhirnya mengendap pada
kesadaran semua pihak bahwa dalam sepanjang
pelaksanaan sinode ini, Tuhan sendirilah yang akan
memimpin. Keberhasilan proses Sinode II Keuskupan
Bogor tidaklah bertumpu pada seberapa hebat panitia
menyiapkan acara atau fasilitator memimpin proses,
tetapi pertama-tama karena Tuhan terlibat dan
menyelenggarakan. Dan terjadilah demikian, satu per
satu proses berjalan karena kepercayaan akan hal ini.

Sinode Paroki: Mendengar dengan hati


Sinode Paroki adalah tahapan pertama dari
rangkaian Sinode II Keuskupan Bogor. Total jumlah
pertemuan di tahap ini adalah 26 pertemuan terdiri
dari 23 pertemuan paroki, 2 pertemuan tingkat kuasi
dan 1 pertemuan paroki mahasiswa. Pada setiap kali
perbedaan pendapat di antara umat, bagaimana kalau pertemuan, umat membahas 5 sub bahasan pastoral
ada “serangan” ke pastor paroki, bagaimana kalau yaitu terkait dengan keluarga, pendidikan, OMK,
sampai terjadi perpecahan, dan lain sebagainya, lingkungan hidup, dan sosial kemasyarakatan.
mengemuka dalam berbagai pertemuan awal. Seluruh peserta sinode paroki dipersilakan untuk
Bahkan, para fasilitator yang ditunjuk—yang menyampaikan pemikiran atau pendapat mereka
terdiri dari Romo, Suster, dan beberapa awam terkait dengan 5 hal tersebut di atas. Semua pendapat
berpengalaman—menyimpan berbagai kekhawatiran diberi ruang dan didengarkan, mulai dari pendapat
yang sama. Mereka khawatir kalau sampai gagal yang dianggap sangat sederhana hingga pendapat

DI BALIK LAYAR SINODE: Mikael AGUS MUHARDI


P
erhelatan Sinode II Keuskupan dengan sepenuh hati dan sebisa mungkin melayani
Bogor tidak akan terjadi tanpa dengan murni tanpa ada embel-embel lain. Jadi secara
sinergi yang luar biasa dari tim- umum, tidak ada tantangan yang menyulitkan sepanjang
tim pelaksana/organizing committee sinode, yang saya lakukan hanyalah memberikan yang
(OC) di tingkat keuskupan, dekanat, terbaik untuk memastikan pelaksanaan Sinode dapat
dan paroki. Bagi Mikael Agus Muhardi berjalan lancar serta sesuai dengan keinginan Bapa
yang ditunjuk sebagai Ketua Tim OC Uskup yang sudah dituangkan oleh SC dalam pedoman
Keuskupan, semua tugas pelayanan pelaksanaan,” ujar Agus.
yang dipercayakan kepadanya selalu Agus yang berkecimpung dalam bisnis percetakan
menjadi tantangan untuk belajar hal baru, ini bersyukur dengan keadaannya saat ini yang memiliki
termasuk sinode ini. waktu lebih banyak untuk melayani Tuhan. Sebagai
Keterlibatannya dalam sinode bermula dari awam, ia berprinsip untuk selalu bekerja keras merintis
tugas-tugasnya sebagai anggota Dewan Pastoral dan membangun karier atau bisnis, untuk kemudian
Keuskupan Bogor untuk melakukan monitoring dan bisa leluasa melakukan pelayanan.
evaluasi pelaksanaan Road Map Keuskupan. Suatu hari, “Tugas utama kita adalah bekerja mencari nafkah
Mgr Paskalis memanggil Agus dan Anton Sulis untuk untuk menghidupi diri sendiri, keluarga, dan melayani
memberikan arahan dasar mengenai rencana sinode ini, Gereja. Dalam prosesnya, Tuhan akan banyak
lalu menunjuk Agus sebagai Ketua OC dan Anton Sulis membantu kita, misalnya dengan mengirim orang-orang
sebagai Ketua SC. yang mendukung kita termasuk keluarga,” lanjutnya.
Sebagai Ketua OC, Agus bertugas untuk memastikan Agus berharap kebijakan baru yang dihasilkan dari
komunikasi yang baik di antara semua panitia yang Sinode II Keuskupan Bogor bisa betul-betul sesuai
terlibat dari tingkat paroki, dekanat dan keuskupan dengan kebutuhan umat di paroki-paroki, sehingga
agar mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan seluruh umat dapat bekerja bahu-membahu serta
arahan SC. berjalan bersama menuju arah yang selaras dengan
“Semua tugas pelayanan akan saya laksanakan harapan Bapa Uskup dan Kuria Keuskupan. •

14 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


LAPORAN KHUSUS

Sinode Dekanat : Sidang Yerusalem


Hasil perjumpaan selama sinode tingkat paroki
diolah dan dirumuskan menjadi beberapa butir usulan
kebijakan di setiap sub bahasan dan kebutuhan
pastoral yang dianggap mendesak untuk segera
dilakukan tanpa menunggu proses sinode diselesaikan.
Butir-butir hasil rumusan inilah yang kemudian
dibahas di sinode tingkat dekanat.
Berbeda dengan sinode tingkat paroki, peserta
di sinode tingkat dekanat adalah utusan yang dipilih
oleh pastor paroki untuk mewakili umat di paroki yang
bersangkutan. Konsep yang digunakan dalam sinode
dekanat adalah konsep Sidang Yerusalem [bdk Kis 15 :
2-29]. Dalam kisah tersebut, digambarkan bagaimana
umat mewakilkan beberapa tokoh dalam pembahasan
mengenai aturan sebagai pengikut Kristus. Mereka
boleh berpendapat, namun pada akhirnya keputusan
akhir adalah keputusan Petrus.
Pada sinode dekanat, para utusan umat
yang kompleks, semua sama-sama didengarkan. meneliti dan mencermati rumusan kebijakan yang
Pada sesi sinode di tingkat paroki ini, seluruh umat telah disiapkan, kemudian menyampaikan usulan
belajar untuk mendengarkan dengan “hati”, yaitu perbaikannya. Semua usulan kemudian dicatat dan
memahami apa adanya pendapat yang berkembang dijadikan rujukan bagi perumusan akhir kebijakan
tanpa prasangka. Umat mendengarkan pendapat pastoral yang kemudian dibahas di tingkat keuskupan.
tanpa menghakimi. Ribuan pendapat tercurah selama Semua rumusan ini pada akhirnya diputuskan oleh
proses sinode paroki di seluruh Keuskupan Bogor. Uskup sebagai penentu akhir.
Dari pendapat soal pentingnya tempat sampah di Sama halnya dengan sinode paroki, seluruh peserta
halaman gereja, kebersihan di depan rumah, perlunya sinode tingkat dekanat sangatlah bersemangat dan
kunjungan pastor, hingga signifikansi sistem monitoring setia. Mereka saling sabar satu dengan yang lain.
program lingkungan di tingkat keuskupan, advokasi Saling mendengarkan masing-masing pendapat
kebijakan, dan sistem konseling keluarga, semua dengan penuh hormat. Mereka sungguh-sungguh
disampaikan. Seluruh pendapat dicatat dan kemudian “berjalan bersama” dalam keseluruhan rangkaian
diolah sedemikian rupa menjadi usulan-usulan sinode dekanat. Umat meneliti relevansi subyek,
kebijakan pastoral dan program prioritas pastoral predikat, obyek dan keterangan dari setiap kalimat
yang dibahas di dalam sinode tingkat berikutnya, yaitu kebijakan yang disampaikan dan mengusulkan
sinode dekanat. perbaikannya jika diperlukan.
Hal lain yang perlu untuk diperhatikan di sepanjang
proses sinode paroki adalah besarnya antusiasme
umat dalam mengikuti seluruh rangkaian acara yang
dilakukan sepanjang hari (kurang lebih 6 hingga 8
jam). Mereka umumnya setia dan bersemangat dalam
ber-sharing. Hampir tidak ada perdebatan atau
pertentangan yang timbul selama sinode di tingkat
paroki dilaksanakan. Semua berjalan dengan sangat
baik, berisi dan penuh dengan sukacita.
Melalui sinode tingkat paroki kita juga
mendapatkan konfirmasi betapa umat di Keuskupan
Bogor sangat mencintai Gerejanya. Bahkan mereka
sangat memperhatikan setiap detail kebutuhan
pastoral yang sebaiknya dilakukan oleh Gerejanya
melalui beragam pendapat dan usulan yang
berkembang.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 15


LAPORAN KHUSUS

DI BALIK LAYAR SINODE: YANTI CHRIST

S
elain Agus Muhardi, dalam menyambut sinode ini,” ujar Yanti.
salah satu sosok yang Karena semangat paroki yang luar biasa, Yanti
menjadi pemeran utama pun belajar untuk semakin sabar dalam menjelaskan
dalam tim pelaksana sinode setiap detail acara yang ditanyakan oleh paroki. Semua
adalah Yanti Christ. Sebagai pertanyaan pun selalu ia diskusikan dengan tim OC
sekretaris tim OC keuskupan, dan Ketua SC, sehingga jawaban yang ia berikan bukan
Yanti bertanggung jawab menjadi jawaban pribadi, tetapi jawaban tim sinode
untuk membina komunikasi keuskupan.
dengan tim SC, fasilitator, serta Meskipun tugas-tugas di sinode menyita banyak
pelaksana di dekanat dan paroki waktunya, Yanti berusaha menjalankan semua hal
Sama seperti Agus, partisipasi Yanti dengan serius dan tetap enjoy. Ia percaya bahwa
dalam sinode juga dilatarbelakangi oleh pelayanannya segala sesuatunya telah diatur Tuhan dan ia tinggal
sebagai anggota Dewan Pastoral Keuskupan selama melaksanakan. Karena anak-anaknya telah dewasa
dua periode terakhir. dan mandiri, Yanti juga tidak mengalami kesulitan
Menurut Yanti, semua pekerjaan yang diembannya untuk mengatur waktunya dengan keluarga di tengah
selama sinode ini penuh dengan tantangan. Tantangan kesibukan menjalani pelayanan.
yang paling sering ia hadapi adalah pertanyaan Selepas pelaksanaan sinode ini, Yanti berharap para
dan komplain dari paroki-paroki yg kadang terasa gembala dan umat dapat bekerja sama dengan baik
menyudutkan, bahkan menyalahkan tim sinode dalam menjalankan tata pastoral yang telah dirancang
keuskupan. dan ditetapkan oleh keuskupan. “Semoga semua pihak
“Meskipun demikian, saya berusaha sebaik mungkin juga lebih mau membuka diri untuk menerima masukan,
menangani tiap komplain, karena itu justru menjadi sehingga Keuskupan Bogor benar-benar menjadi milik
pertanda yang baik akan kesungguhan tiap paroki gembala dan umatnya,” ungkap Yanti.•

Tanpa atau dengan disadari, beberapa isu besar Puncaknya, umat bersama-sama meninjau dan
arah kebijakan pastoral sudah mulai digumuli umat menajamkan kembali rumusan kebijakan yang telah
melalui rangkaian sinode dekanat ini. dihasilkan dari sinode dekanat. Melalui doa, ibadat,
serta perayaan Ekaristi, seluruh usaha ini diserahkan
Sinode tingkat Keuskupan: Akhir dan awal dalam pimpinan Allah.
Secara teknis, rangkaian proses Sinode II Sinode tingkat keuskupan pun menghasilkan
Keuskupan berakhir pada kegiatan sinode tingkat beberapa hal penting bagi pastoral Keuskupan Bogor,
keuskupan. Perjumpaan umat di tingkat keuskupan yang dirangkum dalam kebijakan pastoral Road Map
yang dilaksanakan tanggal 5 - 7 Desember 2019 lalu 2020-2030. Rincian dari kebijakan inilah yang akan
adalah akhir dari perhelatan besar sepanjang tahun segera disosialisasikan kepada umat di seluruh paroki
Sinode II Keuskupan Bogor. Tetapi, pertemuan ini untuk diterapkan di lingkungan masing-masing.
secara hakikat adalah awal baru dari perjalanan Selanjutnya, tugas kita bersama adalah
pastoral bagi Keuskupan Bogor, karena pertemuan menghidupkan Roh yang menyegarkan, menghadirkan
ini menandai masa dan semangat baru dalam reksa Gereja bagi masyarakat utamanya bagi yang
pastoral di Keuskupan Bogor. terpinggirkan, mewujudkan kepedulian yang nyata
Lebih dari 350 umat yang merupakan perwakilan terhadap alam, dan mencintai budaya bangsa.
dari paroki-paroki berkumpul di Kinasih Resort, Perjumpaan di tingkat keuskupan mengobarkan
Caringin. Dengan antusiasme dan sukacita yang hati seluruh umat bagi karya pastoral yang semakin
sama di sinode paroki maupun dekanat, mereka besar (utamanya pada isu-isu prioritas) dan
merefleksikan pengalaman dan menimba pengetahuan menyebarkan sukacita yang terus menerus dan tak
baru mengenai kondisi Gereja saat ini melalui berkesudahan. Semangat yang dihidupi sepanjang
rangkaian seminar-seminar. perhelatan sinode harus terus menyala di dalam
“communio” umat Keuskupan Bogor. •

16 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


S U A R A TA N A H M I S I

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 17


R E NUNG A N

Menyelami
Wahyu Allah
dalam Alam Sekitar
Teks Frater Bartholomeus Richard Patty
Frater Keuskupan Bogor, menjalani Tahun Orientasi Pastoral di Seminari Menengah Stella Maris Bogor

D
i awal tahun 2020 ini, ada cukup banyak sehingga Rasul Paulus berkata bahwa kita tidak dapat
berita yang mengejutkan kita semua. Di menampik kekuatan dan keilahian yang tampak serta
Jakarta dan beberapa daerah sekitarnya, dapat kita pahami melalui hal-hal yang Allah ciptakan
seperti yang kita ketahui, terendam banjir (Rm 1:20). Keagungan Allah begitu besar yang sayang
dan mengharuskan banyak orang untuk jika pada kenyataannya, kita justru merusaknya.
mengungsi ketempat yang lebih aman, bahkan Firman Tuhan mengilhami kita untuk merenungkan
kabarnya, hingga menelan lebih dari 60 korban jiwa. Allah dalam ciptaan-ciptaan-Nya. Santo Fransiskus
Pada pekan pertama di awal tahun, tercatat ada sekitar dari Asisi dan Henri Nouwen adalah dua murid Kristus
96 kasus bencana yang terjadi di Kulon Progo. Di dunia yang menarik perhatian kita untuk mencintai Tuhan
Internasional, telah terjadi karhutla atau kebakaran dengan mencintai makhluk dan ciptaan-Nya. Hal ini
hutan dan lahan yang terjadi di Australia. Selain itu di diungkapkan oleh kidung pujian Santo Fransiskus
kota yang terkenal akan karya seni dan arsitekturnya, dari Asisi yang terkenal: “All Creatures of Our God
Venesia, pun terendam banjir. Padahal kota ini and King” dan meditasi dari Henri Nouwen yang
diketahui terakhir kali mengalami banjir pada tahun berjudul “Being Sisters and Brothers of Nature” atau
1966. Hingga berita akhir-akhir ini yang sedang ramai terjemahannya adalah “Menjadi Saudari dan Saudara
yakni merebaknya virus Corona di negeri tetangga, dari Alam”. Nasihat untuk mencintai alam dan merawat
Tiongkok, dan sudah mulai tersebar ke beberapa lingkungan sebenarnya sudah lama digaungkan oleh
negara termasuk Indonesia. Perubahan iklim dan cuaca Gereja, salah satunya dari kedua tokoh ini dan contoh
ekstrem pun masih harus kita lalui selama beberapa lainnya adalah melalui Ensiklik yang dikeluarkan oleh
bulan. Paus Fransiskus; ‘Laudato Si’. Dalam ensiklik ini Paus
Berbagai peristiwa alam yang terjadi ini seharusnya mengritik konsumerisme dan pembangunan yang
menyadarkan kita untuk mulai berubah. Berubah dari tak terkendali, menyesalkan terjadinya kerusakan
kebiasaan buruk yang merusak lingkungan ke sikap lingkungan dan pemanasan global, serta mengajak
yang lebih baik terhadap alam ciptaan Tuhan. Dalam semua orang di seluruh dunia untuk mengambil “aksi
Kitab Suci, kita membaca kesaksian tentang Tuhan yang global yang terpadu dan segera”.
berkomunikasi kepada manusia di langit, ombak lautan, Tahun 2020 akan menjadi tahun yang membekas
angin sepoi-sepoi berdesir di antara pepohonan, ladang bagi lingkungan kita karena telah banyak kejadian atau
dan bunga, dan burung-burung yang bernyanyi dengan peristiwa yang memilukan dan fakta yang tidak bisa
riang. Yesus meyakinkan kita bahwa Bapa kita di surga kita abaikan, yakni bahwa kita semua bergantung pada
selalu dekat dan merawat burung pipit kecil juga Allah alam ini. Inilah saatnya untuk bertindak dan membuat
yang menunjukkan kepedulian-Nya kepada kita (bdk. keputusan-keputusan yang tepat terhadap lingkungan
Matius 6:26 dan 10:29). Hal ini menunjukkan bahwa karena tindakan kita sendiri akan memengaruhi orang
kita tidak boleh lagi bersikap egois karena apa yang kita di bumi ini selama beberapa generasi yang akan
lakukan semuanya memiliki dampak, entah itu terhadap datang. Kita harus berhenti menghancurkan lingkungan
sesama ataupun lingkungan kita karena alam semesta kita yang berharga dan mulai memulihkan alam
serta segala isinya adalah ciptaan Allah. sehingga alam dapat terus memberi kita hal-hal penting
Alam mengungkapkan keindahan, kemuliaan, yang mendasar seperti makanan, air dan udara bersih.
kekuatan, kebijaksanaan, kehadiran, kreativitas Allah, Jika tidak, kita berisiko kehilangan sistem pendukung
dan, yang terutama, kepedulian-Nya yang penuh kasih kehidupan yang ditawarkan oleh rumah kita bersama.
kepada kita. Inilah sebabnya banyak orang tertarik Semoga melalui kejadian-kejadian atau peristiwa alam
menghabiskan waktu untuk menikmati keindahan alam yang kita alami menyadarkan kita untuk mengubah
dan tidak sedikit juga yang menunjukkan ketertarikan sikap-sikap kita yang merusak dan menghancurkan
mereka pada hewan-hewan sehingga menjadi binatang rumah kita bersama. •
peliharaan. Wahyu Allah dalam alam begitu nyata

18 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


OPINI

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 19


G E L I AT P A R O K I

PAROKI ST PAULUS - DEPOK LAMA

Semerbak Kopi
di Gereja Paroki
Teks Mentari
Foto Dok. John Paul Cafe & A.A.T. Wijiantoro

Gerai makanan atau toko benda-benda rohani di area


gereja, mungkin sudah biasa. Namun kehadiran kedai
kopi—terlebih yang dikelola sendiri oleh OMK, tentu
tidak semua paroki punya. Inilah yang menjadi salah

B
satu keistimewaan dari Paroki St Paulus, Depok Lama.

erangkat dari keprihatinan akan kurangnya pun berbuah manis, sebab dalam waktu yang terbilang
ruang yang asyik untuk pengembangan iman cukup singkat, rencana ini disetujui.
kaum muda, Frater Ignatius Bahtiar bersama Dengan dukungan dari pastor paroki, para pastor
para pengurus OMK St Paulus memulai vikaris, serta DPP-DKP pada saat itu, rencana
pembicaraan untuk mengembangkan sebuah pendirian kafe ini pun diwujudkan di lantai dasar
wadah berkumpul yang cocok untuk OMK. Konsep Gedung Pastoral Yohanes Paulus II. Nama “John
kafe atau kedai kopi yang trennya sedang melejit pun Paul Cafe” yang dipilih merujuk pada lokasi tersebut.
akhirnya dipilih untuk memenuhi kebutuhan ini. Melalui dukungan moral dan materil dari umat, pada
Frater Bahtiar, yang saat itu sedang menjalani Tahun 24 Februari 2019 John Paul Cafe yang memiliki slogan
Orientasi Pastoral di Paroki St Paulus, membagikan “Give Us This Day Our Daily Coffee” pun diresmikan
pengalaman dan mengajarkan ilmu mengenai bersamaan dengan Toko Rohani Obor.
peracikan kopi kepada para OMK. Frater Bahtiar juga
mengajukan kepada Pater Goris OFM (Pastor Paroki Kerja sama OMK
St Paulus saat itu) untuk memberikan satu ruangan Pengelola John Paul Cafe, Agustinus Andika Tri
bagi OMK di gedung pastoral yang baru saja selesai Wijiantoro (25) mengatakan bahwa kafe ini menjadi
dibangun. Usaha Frater Bahtiar bersama para OMK ini sarana yang pas baginya untuk mengenal bisnis kopi

20 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G E L I AT P A R O K I

dan belajar berwirausaha. Wiji, sapaan akrabnya,


awalnya bergabung sebagai penanggung jawab konten
media sosial. Latar belakang pendidikan serta profesi
Wiji sebagai desainer grafis memang sesuai dengan
tawaran Frater Bahtiar yang merekrutnya untuk
menyiapkan materi promosi kafe. Perlu dukungan umat
Setelah bergabung, Wiji yang aktif sebagai pengurus Meskipun kedai kopi menjadi tren yang tengah
OMK periode 2017-2020 sekaligus anggota Komsos booming dan potensi keberlangsungannya juga
Paroki St Paulus menjadi semakin tertarik untuk belajar menjanjikan, pengelola John Paul Cafe tetap
sebagai peracik kopi atau barista. Seiring berjalannya menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari
waktu, Wiji pun dipercaya sebagai pengelola kafe, kekurangan dana, keterbatasan skill, hingga komitmen
meski Wiji belum memiliki pengalaman di bidang ini. dari rekan-rekan OMK yang belum bisa konsisten
melayani di kafe. Keinginan untuk menambah jam
operasional kafe untuk buka setiap hari pun masih
belum bisa terwujud karena keterbatasan waktu dari
SDM yang mengelola.
“Tetapi tentunya tantangan ini tidak mengurangi
semangat kami. Justru kami jadi saling menguatkan
dan mendukung satu sama lain,” ujar Wiji.
Karena lokasi kafe berada dalam lingkungan gereja,
saat ini belum banyak masyarakat luar yang tahu
mengenai kafe ini. Peranan umat sangat penting untuk
keberlangsungan John Paul Cafe, sebab untuk saat ini
target pasarnya sendiri masih terbatas pada umat yang
hadir di Misa Sabtu dan Minggu.
Sejauh ini, Wiji merasa bahwa dukungan umat
Pengelola dan pelopor John Paul Cafe: Agustinus Wijiantoro dan Frater Bahtiar. sangat baik. Berbagai saran dan kesan dari umat
yang mampir di John Paul Cafe juga menjadi
Wiji bertugas untuk menjaga kondisi kafe tetap pelecut semangat bagi para pengelola untuk terus
kondusif. Ia bertanggung jawab untuk memastikan mengembangkan kedai kopi ini.
tim kerjanya sungguh memahami lingkup pekerjaan “Kami ingin agar John Paul Cafe semakin dikenal
mereka dan menaati peraturan yang telah disetujui oleh masyarakat umum, dan orang tidak segan untuk
bersama. Wiji juga berkoordinasi dengan Seksi PSE singgah dan menikmati kopi sambil bertukar cerita,
untuk pembuatan laporan pertanggungjawaban. serta menuangkan ide-ide kreatif di sini,” tutur Wiji.
Sebagai pengelola, Wiji pun memiliki cita-cita bagi Ia juga berharap agar buah karya ini dapat menjadi
pengembangan John Paul Cafe. inspirasi bagi paroki-paroki lain, terutama karena
“Kami ingin kafe ini semakin besar; menjadi tempat manfaatnya sebagai komunitas positif sekaligus sarana
membicarakan karier, studi, pelayanan, pencapaian, belajar berwirausaha bagi OMK. •
atau bahkan perasaan satu sama lain,” tutur Wiji.
Wiji amat bersyukur dengan kerja sama dari Instagram John Paul Cafe:
para OMK yang terlibat dalam pengelolaan kafe ini.
Menurut Wiji, inovasi dan ide-ide dari para OMK sangat
bermanfaat dalam mempromosikan John Paul Cafe
@cafe_johnpaul
supaya semakin dikenal umat.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 21


G E L I AT K O M I S I

KOMISI PSE - BIRO CARITAS KEUSKUPAN BOGOR

Terjun Langsung untuk


Memulihkan Penyintas Bencana
Teks Maria Dwi Anggraeni Foto Biro Caritas Keuskupan Bogor

K
euskupan Bogor melalui Biro Caritas memiliki yang dilakukan di sekolah-sekolah yang berada di desa
fokus dalam memberikan pelayanan yang yang terdampak bencana tsunami.
sifatnya karitatif dalam menanggapi bencana
yang terjadi. Ciri khas dari Biro Caritas Bogor adalah Keberlanjutan program
tidak hanya sekadar memberikan bantuan kepada Proyek yang diperkirakan selesai pada bulan
mereka yang terdampak bencana, namun juga secara Februari 2020 ini memberikan dampak nyata bagi para
sistematis mengobservasi dan mengkaji kebutuhan warga desa yang dibantu. Alimun, misalnya, warga
warga yang terdampak bencana. Biro Caritas juga terus dari Desa Tunggal Jaya ini menyampaikan rasa terima
memantau efektivitas program yang dilakukan dalam kasihnya atas bantuan serta pelatihan yang diberikan
menanggulangi dampak bencana supaya sungguh oleh Biro Caritas Keuskupan Bogor selama beberapa
bermanfaat dan tepat sasaran bulan terakhir. Ia mengatakan bahwa banyak ilmu yang
Bantuan diiringi dengan pelatihan-pelatihan tentang diserap olehnya dan para warga seperti bagaimana
bagaimana menghadapi risiko bencana juga diberikan tindakan yang dapat dilakukan ketika mengevakuasi
secara kontinu kepada warga setempat. Hal ini tampak dan menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman
dalam ‘Proyek Pemulihan Mata Pencaharian dan ketika bencana datang.
Pengurangan Risiko Bencana’ yang dilaksanakan di Begitu pula dengan apa yang dirasakan oleh
Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Agus, salah satu warga di Desa Cigorondong yang
Banten. Proyek ini merupakan penanganan pasca mendapatkan bantuan berupa perahu jukung, ia
bencana tsunami di Selat Sunda yang dilakukan sejak mengucapkan rasa terima kasihnya karena dengan
bulan Maret 2019 lalu. menerima bantuan tersebut banyak warga termasuk
Dalam proyek rehabilitasi tersebut, ada 7 desa yang dirinya terbantu dalam segi perekonomian. Ia pun
dibantu dalam segi pemberian bantuan berupa alat-alat berharap ada keberlanjutan program di desanya
pendukung mata pencaharian bagi nelayan-nelayan tersebut.
yang terdampak tsunami, pelatihan keterampilan Selain pemberian bantuan berupa alat-alat
memproduksi kerajinan pengki untuk membantu penunjang mata pencaharian, ada pula pelatihan
perekonomian para warga setempat, pelatihan keterampilan pembuatan kerajinan pengki dari bambu.
Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan pelatihan Adanya peluang pasar penjualan pengki untuk dijual
fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) ke sobong (pelelangan ikan) membuat warga antusias

22 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G E L I AT K O M I S I

terjun dalam ‘Proyek Pemulihan Mata Pencaharian dan


Pengurangan Risiko Bencana’ yang dilaksanakan di
Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten.
Ia beserta rekan-rekannya hadir di sana untuk
dapat mengobservasi 7 desa yang akan dibantu dengan
membangun komunikasi dengan para pemangku
kepentingan terkait. Tidak hanya itu, mereka juga
dalam mengikuti pelatihan. Kerajinan pengki ini
melakukan pelatihan-pelatihan PRB dan SPAB selama
memiliki nilai jual yang dapat membantu perekonomian
beberapa kali pertemuan.
warga setempat, untuk itu program ini terus digiatkan
Sebelum berangkat dan ditempatkan di desa-desa
hingga saat ini.
tersebut, tim Biro Caritas Keuskupan Bogor diberikan
pelatihan dan pengajaran mengenai PRB dan Tanggap
Penanganan banjir awal tahun
Darurat Bencana oleh tim dari KARINA KWI. Menurut
Biro yang berada di bawah naungan Komisi
Frans, pelatihan dan pengajaran yang mereka dapatkan
Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Bogor
meningkatkan kapasitas mereka dalam membantu para
ini pun secara tanggap bergerak dalam memberikan
penyintas bencana.
bantuan kepada umat yang berada di 4 paroki yaitu
Meski harus hidup di desa yang terpencil serta
Paroki St Herkulanus, Paroki St Matheus, Paroki St
harus jauh dari rumah dan keluarga, namun Frans
Paulus dan Paroki Maria Bunda Segala Bangsa yang
mengaku bangga dan senang dengan apa yang ia jalani
terkena dampak banjir.
saat ini. Ia belajar banyak bagaimana menjadi terlatih
Selain itu, Biro Caritas yang bekerjasama dengan
untuk berkomunikasi dengan warga, terlatih untuk
Badan Sosial Lintas Agama (Basolia), Lions Club serta
mempersiapkan materi yang akan disampaikan dan
Lembaga Daya Dharma (LDD) Keuskupan Agung
bahkan seperti mendapatkan keluarga baru di tempat ia
Jakarta, juga memberikan bantuannya kepada warga
bertugas.
yang berada di 2 lokasi terdampak bencana banjir di
Kecamatan Cigudeg dan Kecamatan Sajira yang berada
di Kabupaten Lebak, Banten.
Bantuan yang diberikan adalah
peralatan sanitasi dan juga alas
tikar. Sebelumnya, tim dari Biro
Caritas mengadakan survey ke
dua lokasi tersebut dan mengkaji
bantuan yang diperlukan disana.
Hasil kajian survey tersebut
selanjutnya didata dan nantinya
akan diberikan sesuai dengan
warga yang telah didata.
Tidak hanya bantuan, nantinya
Mawarpristi. (Foto: Dok. Pribadi) akan diadakan program berupa

pendidikan darurat untuk


Memanusiakan manusia
membantu anak-anak yang terdampak bencana agar
Apa yang dilakukan oleh Biro Caritas Keuskupan
dapat kembali belajar. Nantinya program ini akan
Bogor ini mencerminkan bahwa Gereja Katolik hadir
bekerjasama dengan Yayasan Yatna Yuana, Lebak
dan secara inklusif merangkul berbagai lapisan
Banten, yang akan mengirimkan relawan-relawan yang
masyarakat tanpa melihat ras ataupun agama yang
akan terjun langsung untuk memberikan pengajaran
dianut. Poin yang ditekankan adalah Gereja Katolik
kepada anak-anak.
bukan hanya sekadar memberikan bantuan, namun
Mawarpristi, selaku staf administrasi Biro Caritas
juga memberikan manfaat jangka panjang. Dengan
Keuskupan Bogor, mengatakan bahwa sekecil apapun
demikian, Gereja pun semakin memanusiakan manusia
bantuan diberikan, sangatlah berharga bagi mereka
melalui program-program peningkatan keterampilan
yang membutuhkan.
yang dapat meningkatkan kemandirian masyarakat,
Bergaul dan membaur dengan masyarakat khususnya dalam menanggapi bencana.•
Fransiskus Xaverius Keu, atau biasa disapa Frans, Hubungi
merupakan salah satu staff lapangan Biro Caritas
Keuskupan Bogor. Ia dan 5 orang rekan lainnya sering
Biro Caritas caritasbogor@yahoo.com
melalui:
ditugaskan untuk terjun langsung di tengah masyarakat
yang terdampak bencana.
Frans pun menceritakan pengalamannya ketika

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 23


G E L I AT K E U S K U P A N
Pastor Paroki St Paulus, Depok
RP Agustinus Anton Widarto, OFM

Pastor Paroki St Markus, Depok

TUGAS BARU RD Gregorius Agus Edy Cahyono


Pastor Vikaris Parokial St Markus
RD Alexander Ardhiyoga

PARA IMAM Pastor Paroki Santo Herkulanus, Depok


RD Yosep Sirilus Natet

Keuskupan Bogor Pastor Paroki Santo Matheus, Depok


Keuskupan Bogor RD Petrus Jimmy Rampengan

Pastor Vikaris Parokial Paroki St Petrus, Cianjur


Memasuki tahun 2020, beberapa imam RP Gabriel Maing, OFM
mendapat tempat penugasan baru.
Pastor Vikaris Parokial Paroki St Maria Para Malaikat Cipanas
Siapa saja, dan apa saja tugas-tugas RP Nikolas Dhartasuratna Surata, OFM
baru mereka?
Direktur Panti Asuhan Santo Yusuf, Sindanglaya
RP Martinus Wilibrodus Kowe, OFM
Pastor Bantuan TNI-Polri :
1. RD Antonius Dwi Haryanto Rektor Seminari Menengah Stella Maris
(Paroki St Ignatius Loyola - Atang Sanjaya Semplak) RD Jeremias Uskono
2. RD Dionysius Adi Tedjosaputra
(Paroki St Thomas Mako Brimob Kelapadua) Pastor Vikaris Parokial Paroki St Joseph Sukabumi
3. RD David Lerebulan RD Heribertus Susanto Wibowo
(Paroki St Thomas Mako Brimob Kelapadua)
Pastor Vikaris Parokial Paroki MBSB Kota Wisata
RD Bonifasius Heribertus Beke

In Memoriam

M E NG E NAN G 4 0 HARI WAFATN YA

RD AG U STIN U S S UYATN O
2 8 AG UST U S 1961 – 6 JAN UARI 2020

24 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


L I T U R G I & K AT E K E S E

INSTRUKSI
GEREJA
T E N TA N G

Kremasi
Praktik-praktik kremasi dilakukan
oleh banyak orang di banyak negara,
termasuk Indonesia. Melalui dokumen
Ad Resurgendum Cum Christo, Gereja
memperjelas konteks dan peraturan terkait
metode kremasi.

Kotak penyimpanan abu jenazah yang didoakan di gereja. (Foto: Getty Images)

Hakikat kremasi Prosedur yang dianjurkan


Pada dasarnya, praktik kremasi tidak Meski pemakaman tetap menjadi anjuran
bertentangan dengan iman Kristen. Namun utama, Gereja tidak berkeberatan dengan
Instruksi Piam et constantem yang dimaklumkan praktik kremasi, terutama jika metode ini
pada tanggal 5 Juli 1962, ditetapkan bahwa dipilih berdasarkan alasan-alasan higienitas,
“hendaknya dipertahankan dengan setia ekonomi, atau sosial. Sebab pada dasarnya,
kebiasaan menguburkan jenazah umat kremasi jenazah tidak menyentuh jiwa, dan
beriman”. tidak menghalangi kemahakuasaan Allah untuk
Hal yang perlu diwaspadai adalah tersebar membangkitkan tubuh.
luasnya gagasan-gagasan baru mengenai Ketika kremasi dipilih, abu jenazah harus
kremasi yang bertentangan dengan iman Gereja, disimpan dengan semestinya di suatu tempat
misalnya penyebaran abu jenazah dengan tujuan suci, yakni di pemakaman, atau dalam kasus-
untuk meleburkan tubuh dengan alam semesta. kasus tertentu, di gereja atau di sebuah area
Sepintas, alasan ini nampak lazim, namun yang dipersembahkan khusus untuk tujuan ini
tidak selaras dengan iman kita akan persatuan oleh otoritas gerejawi yang berwenang.
dengan Kristus dan kebangkitan badan. Umat beriman yang telah meninggal tetap
Karena Kristus, kematian Kristiani memiliki menjadi bagian Gereja yang percaya pada
makna yang begitu istimewa, sebab melalui persekutuan semua umat beriman Kristus.
kematian, jiwa dipisahkan dari tubuh, tetapi Dengan demikian, penyimpanan abu di tempat
dalam kebangkitan Allah akan kembali suci bisa membantu untuk mengurangi risiko
memberikan kehidupan yang tak dapat rusak bahwa orang-orang yang meninggal tidak
kepada tubuh kita yang telah diubah, dengan didoakan dan dikenang oleh sanak-keluarga dan
menyatukannya kembali dengan jiwa kita. komunitas Kristiani. Selain itu, tindakan ini juga
Dalam kenangan akan wafat, pemakaman juga dapat mencegah terjadinya praktik-praktik
dan kebangkitan Tuhan, misteri yang menerangi yang tidak tepat dan takhayul.
makna kematian secara Kristiani, maka Dengan alasan-alasan ini, penyimpanan abu
pemakaman merupakan cara yang paling pantas jenazah di rumah kediaman serta penyebaran
untuk mengungkapkan iman dan harapan abu jenazah di udara/tanah/air atau disimpan
akan kebangkitan badan. Melalui pemakaman, ke dalam kotak-kotak kenangan/keping-keping
Gereja menunjukkan penghormatannya kepada perhiasan/ di dalam benda-benda lainnya tidak
martabat agung dari tubuh manusia. diizinkan. •

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 25


SOSOK

Stephanie Heliyanti

BERBAGI
sebagai
UNGKAPAN
SYUKUR
Dokumen Christus Vivit telah menjadi roh
penyemangat bagi Gereja Katolik di tahun
ini. Gereja terbuka, mendukung dan bergerak
bersama kaum muda. Kaum muda tidak lagi
dipandang sebelah mata dan kini menjadi
perhatian pastoral Gereja masa depan.
Salah satu gebrakan kaum muda Gereja di
dalam masyarakat adalah dengan hadirnya
agen-agen perubahan dalam berbagai
bidang. Stephanie Heliyanti atau yang
dikenal sebagai Tephi, menjadi salah satu
kaum muda penggerak dalam bidang social
entrepreneurship.

T
ujuh tahun sudah Tephi bergabung
dalam sebuah organisasi nirlaba
Yayasan Gugah Nurani Indonesia
(GNI) yang berasal dari Korea
Selatan. Sejak bergabung di tahun
2012, Tephi kini telah menjabat sebagai
manager penggalangan dana atau fund raising.
Kegiatannya adalah mencari sumber pendanaan
eksternal untuk kegiatan GNI di 15 wilayah
dampingan di seluruh Indonesia.
Walaupun tetap didanai langsung dari
Korea, tugas Tephi adalah mencari dana
tambahan melalui proyek CSR (Corporate
Sosial Responsibility), Public Campaign dan
Foto: Dok. Pribadi
International Grant. Tephi harus berjuang dan

26 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


SOSOK

memastikan bahwa dana tetap berjalan untuk


memenuhi target dari berbagai proyek yang
dibiayai. Ia juga menjaga posisi yayasan sebagai
sebuah brand melalui publikasi dan menjaga
relasi dengan para donatur.
Motivasi Tephi untuk tetap berada di yayasan
ini adalah karena Tephi tertarik untuk membantu
underprivileged people. Selama ini dirinya
merasa terbantu oleh orang lain dalam proses
bertumbuh dalam hidupnya. Maka bagi Tephi,

Foto: Dok. Pribadi


ini saatnya untuk kembali memberi kebaikan
atas apa yang ia terima kepada orang lain yang
lebih membutuhkan.

Mengalami cinta Tuhan


Dengan berbagai kegiatan di pedalaman
Indonesia, ada banyak keinginannya untuk
berbuat sesuatu, salah satunya adalah proyek
pembangunan PAUD di salah satu kampung di
Kabupaten Bogor. Ternyata selama ini kampung
tersebut baru memiliki listrik di tahun 2016.
Maka dengan selesainya target dalam proyek itu,
ada rasa senang bisa membantu dan membawa
perubahan bagi hidup orang lain.
Sejak Tephi menjalani berbagai proyek sosial
ini, Tephi merasakan sukacita yang begitu nyata.
Hidupnya menjadi sangat berharga dan penuh
warna. Baginya, kepribadiannya menjadi lebih
terbentuk, kuat dan peka. Berbagai proyek
seperti memungut sampah di bantar gebang,
tinggal selama satu bulan di dusun Flores,
dan makan mie instan bersama korban gempa
Lombok membuatnya selalu bersyukur karena
memiliki hidup yang berharga dan dicintai
Tuhan.
“Semua ini tidak bisa aku lakukan sendiri,
karena Tuhan-lah yang melengkapi dan
melindungi. Untuk melakukan kebaikan ternyata
tidak perlu banyak pemikiran, yang penting
cukup menjawab ‘ya!’ dan lakukan. Semuanya
akan baik-baik saja kalau dijalankan dalam
nama Tuhan,” ungkap Tephi. • Fr Alexander Editya

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 27


KOMIK
SIMON-SIMIN @komikkatolik
©2020 Seksi Komsos St. Joannes Baptista Parung (@komsosjb) ©Komik Simon - Simin (@komikkatolik)

saat homili
1 2
dalam bacaan
injil hari ini,
kita diingatkan
untuk saling...
...
bla.. bla.. bla..
hmm
bla.. bla.. bla.
ah pasti gitu
homilinya ya!
lama nih si romo!

astaga
aduh!
skin 3 4 deadline
gua belum
care
kelar!!
belum woi
pada salah
laku... server
loe...
mana ini gereja
follower bukan
kurang 1 tempat
lagi... kerja...
huft!

5 6 semoga
melalui
injil hari ini
emang umat
paling disegarkan
enak oleh berkat
nih... roh kudus
duduk ...
sambil tuhan
tidur memberkati

AMINN!!!! ya ampun
kelar
8 kalu udah
selesai
juga aja baru
ni homili pada bilang
amin

7 ...
huft

Homili itu bagian integral dari liturgi.


ada Dari situ kita bisa semakin paham misteri-misteri
apa ini? iman dan kaidah-kaidah hidup kristiani yang
berdasarkan teks Kitab Suci (SC 52*).
astaga pak rt
Jadi kita harus sungguh mendengarkan
dragon! mana dan meresapi pesan homili tersebut..
pak rt!!
*SC = Sacrosanctum Concilium

28 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


L I T U R G I & K AT E K E S E

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 29


TUNAS

AMBYAR
Festival Natal OMK BMV Katedral Bogor

S
abtu, 18 Januari 2020 yang lalu, Sekitar 550 Dalam perarakan persembahan, OMK
OMK BMV Katedral hadir dalam Perayaan menampilkan tarian daerah. Tarian ini
Ekaristi bertajuk Ambyar. Tidak sia-sia merepresentasikan OMK yang cinta budaya sekaligus
undangan yang dikumandangkan oleh panitia juga cinta Ekaristi, OMK memiliki beragam talenta
festival mengajak OMK untuk hadir sebab yang bisa dipersembahkan bagi kemuliaan Tuhan.
antusiasme OMK mengikuti festival sangat tinggi, Setelah Perayaan Ekaristi, masih tetap dalam
mereka tampak rindu berkumpul bersama. suasana doa, OMK bersama-sama berjalan dalam
Ekaristi dirayakan secara konselebrasi dengan perarakan menuju aula paroki. Perarakan ini diringi
Selebran utama Pastor Moderator OMK BMV Katedral lagu “Malam Kudus”, OMK memegang lilin bernyala
RD Marselinus Wisnu Wardhana, didampingi oleh sambil bernyanyi memuliakan Tuhan.
Pastor Paroki BMV Katedral RD Dominikus Savio Sesampainya di Aula, OMK
Tukiyo, dan Vikaris Parokial RD Paulus Piter. Petugas mendengarkan renungan
kor dari BMV Youth Choir. singkat, doa dan berkat,
RD Marsel dalam homilinya menyampaikan bahwa kemudian bersama
‘AMBYAR’ memiliki konotasi negatif dalam bahasa menyanyikan lagu Selamat
Jawa, yaitu hancur lebur, berantakan, atau tak Natal dan Tahun Baru,
dapat disatukan. “Tetapi, orang muda membuat kata sambil saling mengucapkan
‘Ambyar’ menjadi positif dan kaya makna, yakni Anak selamat Natal dan tahun
Muda Bersama Yesus Anti Rapuh. OMK mesti lahir baru.
secara baru dan menjadi pribadi yang baru dalam Membuka acara itu,
Kristus yang lahir bagi kita. OMK hendaknya menjadi Eduardus Yudhi sebagai ketua
batu karang yang kuat untuk menjaga tradisi dan Iman panitia memberikan kata sambutan. Dalam
Katolik, “ ujar Romo Marsel. sambutannya, OMK yang akrab disapa sebagai Edo
Menurut Romo Marsel, Yesus mengajar dengan ini menegaskan bahwa Festival Natal ini adalah cara
firman-Nya agar kita mengasihi Allah yang setiap saat OMK merayakan Kelahiran Tuhan Yesus sekaligus
kita puji dan kita muliakan, namun perlu diingat juga menyambut tahun baru.
bahwa iman menuntut kita untuk mengasihi sesama. “Kegiatan ini bertujuan untuk mengakrabkan
“Setiap hari kita berjumpa dengan sahabat kita, seluruh OMK Katedral Bogor yang tersebar di 16
maka pandanglah dia, hargai dia dan pujilah setiap wilayah, serta mencari bakat-bakat pemusik dari
kebaikannya, maka temanmu akan berubah menjadi OMK Katedral. Harapan setelah acara ini adalah kita
yang terbaik, karena iman kamu pasti yakin temanmu dapat mengumpulkan OMK yang memiliki talenta
adalah yang terbaik bagimu, pujilah dengan katamu, dalam bermusik, sehingga ke depannya kita bisa
doakan dengan hatimu. Kamu juga menjadi terbaik punya kelompok band paroki,” ujar Edo.
di mata Tuhan Yesus, karena kamulah sahabat-Nya,”
kata Romo Marsel.

30 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


TUNAS

Panitia Festival Natal mengundang seluruh OMK


Katedral Bogor, OMK yang tersebar di 16 wilayah
dan kategorial (BIR, BIT, BIM, BIK), bersama para
para pendamping OMK, suster, seminaris, BMV
Youth Choir, Bethlehem Youth Dance, Saint Gregory
Youth Prayer, Komunitas Jomblo Katolik, Pemuda
Katolik, KKMK, dan KMK. Jumlah peserta yang ini dimeriahkan pula oleh Marching Band Nafiri Mardi
hadir dalam acara pun lebih dari 575 orang. Edo juga Yuana Bogor. Setiap wilayah dan kategorial OMK
mengungkapkan rasa syukur karena pastor Paroki Paroki Katedral juga memberikan penampilan dengan
BMV Katedral selalu mendukung kegiatan OMK keunikannya masing-masing.
“OMK Katedral harus selalu bersama sebagai Acara diakhiri dengan flashmob dan foto bersama.
komunitas yang saling menguatkan dan menghidupi Panitia sangat bersyukur karena banyak pendamping
iman akan Kristus,” ungkap Romo Tukiyo dalam OMK yang turut membantu dan menjadi donatur
sambutannya. dalam acara ini. OMK yang selalu berjalan bersama
Festival Natal ini dimulai dengan penampilan dari pendamping akan selalu menjadi yang terbaik.
Bethlehem Youth Dance yang dibentuk oleh RD Marsel Semoga, OMK dan pendamping selalu mengandalkan
dan Charmanta pada bulan November 2019. Acara Yesus sehingga senantiasa anti rapuh.•

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 31


K E S E H AT A N

1 Tetap Sehat
SEDIA PAYUNG
ATAU JAS HUJAN
Kedua benda ini penting

di Musim Hujan
sekali dibawa ke mana pun
Anda pergi. Meski pagi hari
matahari nampak sangat

6
cerah, Anda tidak akan tahu
cuaca sore hari. Bisa jadi Anda
terjebak hujan hingga malam PERHATIKAN
karena menganggap tidak akan ASUPAN GIZI
turun hujan hari itu. Pergantian musim kemarau ke musim Makanan berserat
penghujan biasanya membuat tubuh tinggi dapat memperkuat
sistem kekebalan tubuh dan

2
lebih rentan terhadap gangguan
melindungi tubuh dari infeksi flu
kesehatan. Tubuh kita dipaksa
JAGA TUBUH beradaptasi dengan suhu dan
dan pencernaan. Konsumsilah
TETAP HANGAT makanan seperti alpukat, apel,
kelembaban udara yang berbeda dari pisang, pir, wortel, brokoli,
Para peneliti menemukan sebelumnya.
bahwa tubuh yang kedinginan, bayam. Sebisa mungkin,
terutama kaki, dapat masaklah makanan Anda
Berbagai penyakit seperti pilek, sendiri agar kebersihan dan
menyebabkan gejala flu muncul flu hingga demam berdarah pun
pada seseorang yang sudah gizinya terjamin.
mengintai di depan mata. Oleh
rentan terhadap virus flu.
karena itu, kita harus dapat menjaga

7
Oleh karena itu, kita harus
memastikan diri kita terlindungi
kesehatan agar tetap bugar dan bisa
menjalankan aktivitas sehari-hari. BIASAKAN SELALU
dengan memakai pakaian
hangat saat musim hujan tiba. MENCUCI TANGAN

4
Rajin mencuci tangan
MINUM AIR PUTIH DAN dengan air dan sabun adalah
solusi terbaik untuk mencegah
TEH HERBAL penyebaran virus dan bakteri
Minumlah air putih sebanyak penyebab flu dan batuk.
6 hingga 8 gelas sehari, bisa juga Tangan adalah tempat yang
ditambah dengan perasan lemon. sangat baik menjadi sarang
Air hangat membantu melancarkan virus dan bakteri. Sebagai
sirkulasi darah yang membantu alternatif bila tidak bisa segera
sistem kekebalan tubuh bekerja cuci tangan, bawalah selalu
optimal. Minum teh herbal juga hand sanitizer.
baik sekali untuk menguatkan dan
menghangatkan tubuh, apalagi

8
diminum setelah kehujanan.

3 5
KONSUMSI GUNAKAN
VITAMIN C MANDI AIR HANGAT PENOLAK
Mandi air hangat usai terjebak
Tingkatkan asupan SERANGGA
dalam hujan akan perlahan-
Vitamin C dalam suplemen atau Jumlah nyamuk dan
lahan meningkatkan suhu tubuh kita.
produk alami untuk mencegah serangga biasanya
Cara ini juga bisa membantu kita
virus flu. Jeruk, gojiberry, ceri, akan meningkat saat
menyingkirkan kuman dan melindungi
kiwi, dan bawang putih adalah musim hujan. Maka
kita dari infeksi. Selain mandi, kita
sumber-sumber vitamin C yang itu, disarankan
juga bisa merendam kaki kita ke
baik untuk mengatasi gejala flu untuk menggunakan
dalam air hangat.
dan meningkatkan kekebalan penolak serangga ringan. Jauhi
tubuh. juga genangan air yang dikenal
sebagai tempat berkembang
biaknya nyamuk.

32 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


K E S E H AT A N

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 33


Para Pastor, DPP, DKP, Kategorial dan
seluruh
G A Y Aumat Katolik
HI D U P Paroki St. Thomas KUASI PAROKI
Kelapa Dua mengucapkan: BUNDA MARIA RATU

Pastor Paroki, Pastor Vikaris


Dewan Pastoral, Dewan Keuangan
dan Seluruh Umat :
mengucapkan selamat atas :

Tahbisan Diakonat
Fr. Yohanes Rafael Anggi Witono Hadi
Fr. Fransiskus Joko Umbara
Fr. Petrus Sunusmo Galih Widodo

Proficiat
Atas Tahbisan Diakonat
Fr. Fransiskus Joko Umbara
Fr. Petrus Sunusmo Galih Widodo
Fr. Yohanes Rafael Anggi Witono Hadi

34 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


G AYA HI D U P

Tik
Tok Media Sosial Baru untuk
Manusia yang Bermain

B
elakangan ini jagat Dalam setiap komunitas pun kita dapat bekerja untuk
dunia maya sedang baik primitif maupun modern menghasilkan uang.
diramaikan oleh selalu terdapat permainan Dilihat dari dampaknya yang
hadirnya aplikasi atau sebagai bagian dari kebudayaan dapat menjadikan seseorang
platform untuk video- manusia, tiap zaman memiliki menjadi tenar atau kaya,
sharing yang bernama TikTok. tipikal permainannya sendiri. ada tujuan yang berubah.
Aplikasi ini sebenarnya sudah Tujuan dari bermain Mungkin aplikasi ini tidak
sempat viral di tahun 2018, adalah untuk mendapatkan lagi menjadi sarana untuk
yang berarti sudah sekitar kesenangan. Melalui TikTok, mencari kesenangan tetapi
satu setengah tahun yang orang-orang menyalurkan kekayaan. Tidak ada lagi unsur
lalu. Tetapi mengapa TikTok hasratnya untuk bersenang- permainan. Jika demikian, hal
kembali digandrungi baru-baru senang. Pengguna TikTok ini membenarkan kecemasan
ini? Faktanya, banyak artis dapat merekam, mengedit, Johan Huizinga dalam tesisnya
ternama ataupun selebgram dan berbagi video berdurasi mengenai manusia yang
yang ikut menggunakan bahkan maksimal 60 detik dengan bermain, bahwa pada akhirnya
telah mengunggah beberapa menggunakan musik, animasi ketiadaan permainan dalam
aksi mereka. Video mereka dan efek khusus. Pengguna juga kebudayaan modern berpotensi
pun viral di dunia maya yang dapat mengikuti, menyukai, menghasilkan “ruang kosong”
kemudian diikuti dan ditiru dan mengomentari semua yang kebudayaan.
oleh masyarakat luas. Hal ini mereka lihat. Memang tidaklah salah
mungkin menjawab pertanyaan Di sini ada semacam untuk memanfaatkan media
mengapa pada akhirnya Tik prioritas utama yang menjadi yang ada untuk bekerja
Tok kembali menjadi viral dan konsep dasar seperti dalam dan menghasilkan uang,
ramai. banyak media sosial lainnya, tetapi hendaknya kita tidak
Seorang filsuf dan yakni unsur bermain yang melupakan motivasi untuk
budayawan Belanda, Johan menyenangkan (fun). bermain itu, karena bermain
Huizinga, pada tahun 1938 Tetapi bermain tidak selalu adalah sifat dasar manusia.
menulis sebuah buku berjudul main-main. ByteDance selaku Atau jangan sampai karena
Homo Ludens; a Study of Play perusahaan yang mengelola kita telah kehilangan motivasi
Element in Culture. Dari buku aplikasi ini dalam situsnya bermain kemudian kita malah
itu kemudian populer istilah memperlihatkan serangkaian mempermainkan orang lain,
Homo Ludens untuk menyebut tantangan (challenges) dalam mempermainkan hukum,
manusia sebagai “makhluk aplikasi yang menghasilkan mempermainkan agama,
bermain”, makhluk yang suka sumbangan uang untuk tujuan bahkan mempermainkan diri
bermain atau menciptakan amal. Dari sini kita mengetahui kita sendiri. • Fr Richard Patty
permainan. bahwa dalam aplikasi ini

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 35


L I N TA S I MA N

Pastor di Altar
dan di Pasar
Sebuah Refleksi dari Keterlibatan di Formula

D
Oleh RD Dion Manopo

ulu, dalam benak saya, imam sekitar satu tahun yang atau komunitas yang hendak
seorang pastor adalah lalu, saya kemudian diutus oleh memberikan ruang dan waktu
seseorang yang tugas Mgr Paskalis Bruno Syukur untuk bagi anak-anak muda yang ada di
sehari-harinya hanyalah menjadi wakil ketua komisi kota Bogor ini untuk dapat saling
berdoa dan merayakan Hubungan Antar Agama dan berjumpa satu sama lain di dalam
Ekaristi saja. Ketika saya Kepercayaan Keuskupan Bogor. perbedaannya masing-masing.
memutuskan untuk masuk seminari Salah satu tugas utama dari komisi Besar harapan bahwa dengan
pun, saya tidak mempunyai impian ini ialah menjadi perpanjangan maraknya perjumpaan di antara
yang muluk-muluk, selain menjadi tangan Bapa Uskup untuk dapat anak muda ini, kita semua dapat
orang yang selalu dekat dengan menjalin relasi dengan saudara- saling mengikis prasangka dan
Tuhan dalam kegiatan doa dan saudari yang berasal dari latar pada akhirnya dapat berusaha
perayaan Ekaristi. Namun, seiring belakang agama yang berbeda. untuk menjadi saudara bagi satu
berjalannya waktu, saya menyadari sama lain.
bahwa menjadi seorang pastor Membangun Formula Lahirnya Formula ini tidak lepas
bukanlah menjadi sosok “tukang Dalam proses membangun dari keresahan dan juga harapan
misa”, namun menjadi orang yang relasi dan persaudaraan dengan dari para tokoh agama yang
siap memberikan dirinya di sekitar saudara-saudari yang lain, secara berada di kota Bogor, khususnya
altar dan juga sekaligus siap terjun khusus, saya ditunjuk menjadi yang bernaung di bawah yayasan
ke tengah “pasar” untuk berjumpa koordinator Formula. Formula Basolia (Badan Sosial Lintas
dengan banyak orang dari berbagai merupakan singkatan dari Forum Agama). Keresahan yang dialami
kalangan. Muda Lintas Agama. Formula oleh mereka adalah minimnya
Setelah ditahbiskan menjadi merupakan sebuah wadah regenerasi dalam menciptakan

36 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


L I N TA S I MA N

sosok-sosok pejuang toleransi bagi kota Bogor. Sudah


kurang lebih 11 tahun Basolia terbentuk di kota Bogor.
Namun dalam kurun waktu yang cukup panjang ini,
ternyata pengurus dan anggota yang terlibat masih
“orang-orang itu saja”.
Maka dari itu, kehadiran Formula diharapkan
dapat memberikan warna dan tenaga baru dalam
memperjuangkan dan menghidupi toleransi di kota
Bogor ini. Sebab situasi toleran bukanlah sebuah
“produk jadi”, namun sesuatu yang harus diusahakan
terus-menerus oleh setiap pihak, termasuk oleh
orang-orang Katolik. Selain itu, kemauan untuk
berjumpa dengan orang-orang lain menunjukkan
bahwa kita siap untuk mengasihi setiap orang yang
kita jumpai dan siap berjuang bersama dengan mereka
untuk mengatasi penderitaan dan kesulitan yang
dihadapi, tanpa melihat apapun latar belakangnya.
Inilah spiritualitas orang Samaria yang baik hati, yang Perbedaan yang menguatkan
seharusnya dapat kita hidupi pada konteks masa kini. Pada akhirnya, saya merefleksikan bahwa
Dalam kurun waktu 4 bulan semenjak diresmikan, perjumpaan dengan saudara-saudari lain ini sama
Formula sudah menyelenggarakan beberapa acara sekali tidak mengganggu perjalanan hidup saya
yang bertemakan kebinekaan dan toleransi. Kami sebagai seorang Katolik. Justru kehadiran mereka
telah mengadakan Outbond Kebangsaan, diskusi “menyemangati” saya untuk menjadi orang Katolik
publik soal kaum milenial dan tolerans, serta yang utuh. Utuh dalam hal membangun relasi dengan
kampanye hari toleransi internasional. Tuhan dan juga membangun persaudaraan dengan
Pada kesempatan-kesempatan lain, Formula sesama.
pun selalu hadir dan berpartisipasi dalam berbagai Ingatlah bahwa Yesus menyampaikan bahwa
kegiatan yang dilakukan oleh berbagai forum lain “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan
ataupun dari pemerintahan kota. Secara khusus, pada segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu;
kesempatan perayaan Natal yang lalu (tahun 2019), serta kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
saya mengundang temang-teman Formula untuk sendiri” (Mat 22: 37-39). Maka dari itu, orang Katolik
turut berpartisipasi dalam pengamanan dan menjaga jangan cuma mengasihani diri sendiri atau cuma
ketertiban perayaan Natal di gereja BMV Katedral kelompoknya sendiri saja. Ite missa est; pergilah
Bogor. engkau diutus.•

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 37


INTERNASIONAL

Paus Fransiskus Berencana untuk


Mengunjungi Indonesia, Papua Nugini,
dan Timor Leste Foto: Reuters

K
unjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Papua 7 juta di antaranya adalah umat Katolik. Paus Santo
Nugini, dan Timor Leste dapat terjadi pada Paulus VI pernah mengunjungi Indonesia pada tahun
bulan September 2020. Demikian dikatakan 1970, dan Paus Santo Yohanes Paulus II pada tahun
KH Yahya Cholil Staquf, seorang pemimpin Nahdlatul 1989.
Ulama Indonesia setelah pertemuannya dengan Paus Timor Leste adalah negara kecil di pulau Timor.
Fransiskus di Roma pada 15 Januari 2020. KH Yahya Timor Leste memperoleh kemerdekaan dari Indonesia
Cholil Staquf berkunjung ke Roma dalam rangka pada tahun 1999, setelah beberapa dekade pertikaian
menghadiri pertemuan Prakarsa Iman Abraham. berdarah ketika wilayah tersebut bersaing untuk
Pertemuan tersebut dihadiri para pemimpin Kristiani, kedaulatan nasional.
Muslim dan Yahudi untuk membahas kemajuan Presiden kedua negara itu, Jose Manuel Ramos-
perdamaian dan persaudaraan. Duta Besar Amerika Horta, meraih Hadiah Nobel Perdamaian 1996 bersama
Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional Sam Uskup Dili, Mgr. Carlos Filipe Ximenes Belo, SDB,
Brownback menghadiri pertemuan tersebut. Pihak atas upaya mereka untuk mencapai perdamaian dan
Vatikan belum memastikan rencana kunjungan tersebut. mengakhiri pertempuran di negara itu. Uskup Belo
Indonesia adalah negara dengan umat Muslim sekarang menjadi misionaris di Mozambik.
terbesar di dunia. 229 juta umat Muslim di Indonesia Lebih dari 1 juta orang tinggal di Timor Leste; lebih
merupakan 12% dari jumlah umat Muslim di seluruh dari 98% dari mereka adalah umat Katolik. Timor Leste
dunia. Hampir sebagian besar umat Muslim Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang mayoritas
adalah anggota Nahdlatul Ulama. dihuni umat Katolik di Asia Tenggara. Paus Santo
Ada 24 juta umat Kristiani yang tinggal di Indonesia, Yohanes Paulus II mengunjungi Timor Leste pada tahun
1989 pada saat negara itu masih menjadi bagian dari
Indonesia.
Papua Nugini adalah negara yang dihuni hampir
sembilan juta orang di sebelah timur Pulau Papua.
Sisi lain pulau tersebut merupakan wilayah Indonesia.
Hampir seluruh warga Papua Nugini beragama Kristen,
dan 26 persen penduduknya beragama Katolik. Paus
Santo Yohanes Paulus II pernah mengunjungi Papua
Nugini pada tahun 1984.
Paus Fransiskus telah lama menyatakan minatnya
untuk mengunjungi Indonesia, dan juga telah
menyatakan minatnya untuk mengunjungi Irak pada
Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci, Antonius Agus Sriyono, menyampaikan
undangan resmi untuk Paus Fransiskus dari pemerintah Indonesia kepada Kardinal tahun 2020. • Peter Suriadi
Piero Parolin. (Foto: Istimewa)

38 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

Tahbisan Diakonat
K E US KU PA N BO GOR
Fr Galih • Fr Joko • Fr Anggi

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 39


Tahbisan Diakonat 2020

Diakon Berjuang Menjadi Kudus


dan Tak Bercela dalam Pelayanan
Mgr Paskalis Bruno Syukur
Uskup Bogor

M
enanggapi peristiwa tahbisan diakonat khotbah jangan sampai membosankan, tetapi untuk itu
ini, Kami teringat akan seruan St Paulus janganlah kita membuatnya menjadi serangkaian lawakan
dalam suratnya kepada umat di Efesus: dan celotehan untuk membuat orang tertawa.
“Kristus telah mengasihi jemaat dan telah Dalam pelayanan sakramen (walau masih terbatas)
menyerahkan diriNya baginya untuk dan sakramentali hendaknya para diakon merayakan
menguduskannya” dan menempatkan Gereja di hadapan- liturgi kudus dengan benar. Hendaklah setia menepati
Nya “dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau norma-norma Gereja yang ditegaskan kembali dalam
yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak Konsili Vatikan II (SC 22). Ajarilah dan bimbinglah umat
bercela” (Ef 5:25-27). Seruan St Paulus ini menegaskan beriman sedemikian rupa untuk menyelami doa agung
peran Kristus sendiri. Kristus mengasihi umatnya, Gereja, agar umat belajar bagaimana berdoa dengan
mengurbankan hidup-Nya bagi keselamatan umat lebih baik dan bersatu dengan Tuhan.
serta membimbing agar umat menjadi kudus dan hanya Tahbisan yang diterima hari ini menuntut agar para
mengarahkan hidupnya bagi Allah. diakon menjadi kudus dan tak bercela. Hidup Anda
Para diakon adalah orang-orang yang terpilih dan adalah sebuah panggilan, bukan sebuah pekerjaan
dikhususkan dari tengah umat-Nya. Mereka seperti halnya pekerjaan banyak orang lain yang
adalah orang-orang yang berjanji dan apapun periakunya dapat diterima. Pertama-
berkomitmen tinggi serta tak tergoyahkan tama, Anda menjadi kudus, agar selanjutnya
untuk mengikuti Kristus. Mereka mau bisa menjadi pelayan Tuhan yang sejati.
menata hidupnya seturut kehidupan Itu berarti kalian menjadi milik Tuhan
Yesus Kristus. Itu berarti dalam sepenuhnya dalam kehidupan dan
konteks seruan St Paulus ini, para pelayanan kalian. Itu berarti kalian harus
diakon ditahbiskan agar mengasihi menjadi kudus.
jemaat Kristus, mengurbankan Agar bisa demikian, kalian harus
hidupya demi keselamatan umat-Nya menyatu dengan Dia (Yesus Kristus)
serta membimbing jemaat menjadi dalam doa, terutama lewat doa brevir yang
kudus dan tak bercela. kalian doakan setiap hari, juga bagi umat
Tahbisan diakonat diberikan bukan kristiani yang kalian pimpin dan bombing
sebagai hak istimewa di hadapan umat dalam hidup doa. Hendaklah kalian setia
Kristiani, melainkan agar kita para pelayan Tuhan, dalam doa dan berkesaksian doa, terutama dengan
menjadi berkat bagi sesamanya dalam menghayati menyediakan waktu di gereja, di hadapan Ekaristi.
panggilan kita untuk menjadi kudus dan tak bercela. Misi Selain itu, kalian harus bebas dalam hati, yang hanya
kita adalah membuat setiap jiwa dan komunitas menjadi diperuntukkan bagi Tuhan melalui hidup selibat, yang
Mempelai Kristus yang suci dan tak bernoda. memampukan kalian untuk mencintai setiap orang tanpa
Hal ini berarti bahwa diakon pasti bukanlah tokoh- sama sekali ingin memilikinya. Upaya ini harus dijaga
tokoh politik, pekerja sosial, manajer, usahawan dan lain setiap hari dengan berdoa, melalui anugerah sakramen
sebagainya, tetapi mereka harus mampu mewujudkan dan pertobatan.
berkat yang hanya bisa diberikan oleh mereka, yaitu: Para diakon dan imam sekalian, panggilan kita
Sabda Allah dan sakramen-sakramen. tentulah sesuatu yang sangat dibutuhkan dan menuntut
Para diakon, sebagai pelayan Sabda, saya tanggung jawab besar bukan hanya bagi keselamatan
memohonkan agar kalian menyampaikan dan pribadi kita, melainkan juga bagi keselamatan seluruh
membawakannya dengan sungguh-sungguh dan jiwa-jiwa. Namun ingatlah bahwa menjadi diakon itu
dengan persiapan yang mendalam, tanpa improvisasi. merupakan suatu kebahagiaan yang besar. Jika kalian
Isi pewartaan kita adalah iman Gereja yang diwartakan tetap setia pada tugas-tugas kalian yang berkaitan
oleh Bapa suci dan para uskup, dan bukan pendapat dengan tahbisan, hidup kalian akan mengalami
pribadimu, sekalipun pendapat para teolog yang kepenuhan, dan kalian pun sebagai orang yang
ternama. Saya mengajak Anda memberikan makanan meninggalkan segala sesuatu bagi Tuhan, akan menerima
rohani yang berbobot yang menyegarkan iman dan seratus kali lipat – tentu saja disertai salib – dan akhirnya
kehidupan umat yang kalian layani; memang benar bahwa menerima kehidupan abadi. •

40 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

In Vetere Novus Latet, In Novo Vetus Patet


RD Nikasius Jatmiko
Rektor Seminari Tinggi St Petrus-Paulus Keuskupan Bogor

S
ebuah generasi akan silih berganti, tanpa bisa itu harus kuat menahan beban untuk mengayuh. Rantai
dihindari. Perubahan generasi satu dengan itu merupakan untaian aneka bentuk generasi yang
yang lain selalu ditandai dengan aneka bentuk bila salah satu rapuh, akibatnya bisa terputus. Untaian
sesuai dengan zamannya. Hal ini menandakan yang kuat adalah simbol dukungan generasi satu dan
ada sebuah proses yang terus berkembang. berikutnya, membangun sebuah daya yang memampukan
Generasi satu dengan generasi lain itu tidak bisa gerak laju kehidupan itu.
terputus, melainkan selalu bertaut membentuk sebuah Kehadiran tiga diakon ini adalah sebuah energi baru
rantai kehidupan yang terus berjalan. Pembaruan satu yang hadir dalam rangkaian rantai yang siap disisipkan
dengan lainnya terus memberikan warna tersendiri yang untuk menambah kekuatan rantai yang mungkin telah
memperkaya sebuah generasi baru. usang. Para diakon baru inilah simbol NOVUS yang
Santo Agustinus memberikan sebuah untaian refleksi harus siap menerima bahwa para VETUS, imam-imam
yang bisa menjadi sebuah renungan perjalanan hidup bagi tua itu pun masih mempunyai nilai yang luar biasa.
setiap orang. “In Vetere Novus Latet, In Novo Vetus Patet” Para diakon harus berani menggali sedalam mungkin;
yang artinya “Di dalam diri orang tua sesuatu yang baru barangkali ada cita-cita bagus dari imam-imam tua
tersembunyi, di dalam diri anak muda orang tua harus yang belum terungkap dan terwujud. Para diakon baru
terbuka”. Nas ini ingin menunjuk bahwa keberadaan ini harus berani meneruskan manakala itu baik adanya.
dua generasi yang dibatasi waktu atau usia, ‘seperti Sementara itu VETUS, dalam hal ini, imam tua harus
tua atau muda, baru atau lama’ itu selalu berani juga terbuka bahwa generasi milenial ini
ada. Keduanya ada serentak dalam rantai berubah sangat cepat, mari kita terbuka akan
kehidupan yang saling mengisi. Namun daya kreativitas mereka dalam memajukan
rantai itu sering kali putus ketika ada keuskupan ini. Keduanya bersinergi
gap antara generasi sebelumnya membangun keuskupan dan harus selalu
dengan generasi penerusnya. Hal berjalan seiring.
itu bisa terjadi ketika muncul konflik Lebih luas lagi, Komunitas Giovanni
bahwa ada generasi yang tidak mau Battista adalah sebuah tunas baru, yang
menyadari fungsi satu dengan yang siap memberikan kontribusi pada Gereja
lainnya. keuskupan Bogor. Dari sanalah mereka
Hadirnya para diakon baru memulai sebuah perjalanan merajut hidup
ini adalah kategori “NOVUS” yang panggilan. Kemudian di komunitas Petrus-
senantiasa melihat bahwa dalam diri orang- Paulus memperdalam perjalanan mereka
orang tua itu ada juga pembaruan yang sering untuk semakin mematangkan panggilan. Puncak
kali tidak ditangkap oleh kelompok kaum muda ini. perjalanan mereka ditandai dengan selesainya pendidikan
Kaum muda hendaknya melihat bahwa ada pembaruan imam. Alumni Petrus-Paulus ini siap menyemai karyanya
dalam diri orang tua, yang sering kali diabaikan. Selama di Keuskupan Bogor, dalam ladang yang telah siap
ini orang tua dianggap ketinggalan zaman sehingga harus diolah. Komunitas Maria Vianney juga tersedia bagi para
segera diganti dengan generasi baru. imam purnakarya.
Di sisi lain, kata “VETUS” menunjuk pada orang Perjalanan ini silih berganti dan ini ibarat musim
tua atau generasi yang lama. Bisa jadi, arogansi orang yang terus berputar. Santo Agustinus memberikan
tua menganggap bahwa zamannyalah yang paling penegasan bahwa perjalanan mereka ini adalah sebuah
hebat, sementara zaman sekarang itu dianggap kurang roda yang berputar untuk saling mengisi demi pelayanan
berkualitas. Generasi tua ini selalu bernostalgia ibarat di Keuskupan Bogor. Melalui tahbisan, estafet telah
reuni setiap saat, hanya sekadar mengingatkan masa lalu berlangsung dan akan tetap berlangsung.
dan membawanya ke masa sekarang. Arogansi masing- Selamat bergabung sebagai anggota klerus
masing ini mengakibatkan jurang pemisah sehingga tidak Keuskupan Bogor kepada Diakon Joko Umbara, Diakon
lagi berkelanjutan antara generasi satu dengan yang lain. Galih dan Diakon Anggi. Klerus baru harus selalu siap
Kritik Santo Agustinus ini nampaknya masih relevan menggali sesuatu yang masih tersembunyi dalam diri para
dalam pandangan zaman sekarang. Artinya titik imam-imam senior. Semoga sesuatu yang baik dari senior
keruwetan itu sering kali muncul karena dua generasi itu semakin bisa digali dan dapat memberikan inspirasi
ada pada posisi masing-masing tanpa mau melihat dalam pelayanan para Diakon ini agar semakin lebih baik.
peluang yang bisa digabungkan. Rantai itu terus berputar Proficiat. •
menggerakkan roda kehidupan dengan kayuhan. Rantai

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 41


Tahbisan Diakonat 2020

Anugerah Harus Diterima


dengan Tangan Tengadah
RD Jeremias Uskono
Rektor Seminari Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor

A
da dua hal yang menjadi inspirasi saya itu dan kemudian dalam hati saya berkata “Lebih
ketika menerima kepercayaan dari baik saya ambil kesempatan ini sekarang!” Bagi
Bapa Uskup untuk menjadi tuan rumah saya, setiap kesempatan yang diberikan kepada
Tahbisan Diakonat ini. Yang pertama saya saya merupakan anugerah yang harus segera saya
ambil dari sepenggal lirik lagu “Hidup ini terima dengan tangan tengadah dan saya lakukan
adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, dengan sebaik-baiknya. Kendati sedang mengalami
jangan sia-siakan apa yang Tuhan b’ri!” Saya ingat kesulitan, kesempatan selalu menjadi hal yang
sekali pertama kali lagu ini saya dengar saat salah patut disyukuri. Jika ternyata ada orang lain yang
seorang rekan pastor menyanyikannya dengan penuh melakukan kesempatan ini lebih baik daripada saya,
penghayatan. itu pasti karena mereka melihat, mengukur dan
Yang kedua adalah dari filosofi kehidupan belajar dari apa yang saya lakukan.
Sokrates untuk Plato. Dikisahkan suatu hari Plato Atas nama para formator Seminari Menengah
bertanya kepada Sokrates apa itu cinta. Tetapi Stella Maris Bogor (bersama RD Dion Manopo, RD
Sokrates tidak segera menjawab, malah Hendrik, RP Epiphanius CSE, RP Ignatius Wagut
menyuruh Plato untuk pergi ke ladang. OFM, Fr Hans SSCC, Fr Richard, dan Fr
Sokrates menyuruh Plato memetik dan Randy OFMConv.), saya mengucapkan
membawa setangkai gandum yang terima kasih atas kepercayaan yang
paling besar dan paling baik. Plato diberikan oleh Bapa Uskup Mgr
melakukan itu tetapi ia kembali Paskalis Bruno Syukur dan kuria
dengan tangan kosong. Sebabnya Keuskupan Bogor kepada kami
adalah ketika ia menemukan untuk menjadi tuan rumah Tahbisan
setangkai gandum yang paling Diakonat.
besar dan paling baik, Plato Kami juga berterima kasih atas
mengira di depan akan ada lagi yang pelayanan dari teman-teman panitia,
lebih besar dan lebih baik, namun umat Allah yang mau direpotkan oleh
ternyata tidak hingga akhirnya ia tidak kami. Para donatur dan semua orang
mengambil satu pun. yang telah baik kepada kami. Gedung baru
Sokrates lalu berkata bahwa itulah Seminari Menengah Stella Maris yang menjadi
hakikat cinta, yakni saat engkau belum puas dan tempat perayaan Tahbisan Diakonat ini merupakan
menemukannya, maka kau akan terus mencari dan hasil kebaikan hati semua umat Allah di Keuskupan
mencari, melihat sesuatu dan membandingkannya Bogor maupun di luar Keuskupan Bogor. Atas nama
dengan yang lain, sehingga hanya kehampaan yang para formator Seminari Menengah Stella Maris pula,
kau dapatkan. Filosofi yang saya dapat saat kuliah saya mohon maaf bila ada banyak kekurangan dalam
ini menjadi suatu refleksi yang terus menerus saya pelaksanaan Tahbisan Diakonat ini.
hidupi. Akhirnya, proficiat untuk Diakon Joko Umbara,
Sepenggal lirik lagu dan filosofi Sokrates itu Diakon Anggi dan Diakon Galih. Penahbisan Diakonat
tampak hidup terutama saat pada 28 Januari kalian di seminari ini merupakan kesempatan
2020, saya melihat Bapa Uskup tergopoh-gopoh yang sungguh mulia, karena dengan itu kalian
menghampiri saya dan meminta saya untuk telah meneguhkan panggilan khusus pilihan para
menjadi tuan rumah Tahbisan Diakonat yang akan seminaris. Dan bagi ke-86 anak-anakku, seminaris
dilaksanakan pada 24 Februari 2020. Oleh sebab Seminari Menengah Stella Maris, semoga peristiwa
dua hal itu selalu hidup dalam diri saya, maka anugerah Tahbisan Diakonat para frater terpilih ini
meskipun persiapan menjadi tuan rumah sangat sungguh memurnikan, meneguhkan dan menguatkan
pendek, saya menjawab “Ya” untuk kesempatan panggilan kalian untuk menjadi seorang imam. •

42 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

Momen-momen
Kebersamaan
Angkatan

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 43


Tahbisan Diakonat 2020

Frater Diakon

Petrus Sunusmo
Galih Widodo
Tempat lahir : Sukabumi 1995-1996 : TK Sukapirena Sukabumi
Tanggal lahir : 26 Oktober 1990 1996-2002 : SD Yuwati Bhakti Sukabumi
2002-2005 : SMP Yuwati Bhakti Sukabumi
Nama orangtua : Alloysius Murtijan
Profil

2005-2008 : SMA BPK Penabur Sukabumi


& Vallentina Suhartinah 2008-2010 : Seminari Menengah Stella Maris Bogor
Jumlah saudara : 1 orang 2010-2011 : Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
(Yohanes Steven Ageng Wicaksono) Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
Paroki asal : Santo Yosep Sukabumi 2011-2015 : S1 Filsafat, Fakultas Filsafat
Unika Parahyangan, Bandung
2015-2016 : Tahun Orientasi Pastoral di
Paroki Santo Markus – Depok
2016-2019 : S2 Magister Ilmu Teologi,
Unika Parahyangan, Bandung
2019-2020 : Tahun Pastoral di Percetakan Grafika
Riwayat Mardi Yuana dan bertempat tinggal di
Pendidikan Paroki Santo Fransiskus Asisi Sukasari

44 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

Berawal dari Terkabulnya Doa

S
ejak masih SD, setelah menerima Kenapa mustahil? Sebab, luka-luka yang ada
komuni pertama, saya mulai pada tubuh ibu sangat sudah sangat parah.
aktif kegiatan di Gereja, salah Saya baru mengerti ketika saya sudah cukup
satunya untuk menjadi misdinar. dewasa, bahwa luka yang dialami ibu saya
Aktif dalam kegiatan misdinar ini adalah luka yang secara medis sebenarnya
membuat saya tidak asing dengan lingkungan mustahil untuk diselamatkan. Pada waktu itu
gereja. Salah satu hal yang membuat saya saya ingat sekali di rumah sakit, saya berdoa
ingin menjadi imam adalah ketika saya yang intinya, supaya Tuhan menyelamatkan
bertugas sebagai misdinar saat perayaan ibu saya, dan saya akan lakukan apapun yang
misa. Pada waktu itu saya merasa amat kagum Tuhan inginkan, jika Tuhan menyelamatkan
dengan sosok romo, sehingga timbul keinginan ibu saya. Dan Tuhan memang luar biasa,
untuk menjadi romo dan memimpin perayaan bahwa ibu saya diselamatkan, disembuhkan,
Ekaristi. Waktu itu saya memang masih kecil dan kembali sehat seperti tidak pernah terjadi
dan belum mengerti apa-apa. Suatu ketika, apa-apa dan bekas luka-lukanya pun hilang.
Kisah Panggilan

suster di sekolah saya bertanya, mau jadi apa Hal ini menjadi salah satu motivasi
kalo sudah besar nanti? Spontan jawaban saya terbesar saya mengapa saya memilih jalan
adalah mau jadi romo. panggilan untuk menjadi seorang imam.
Kekaguman saya akan sosok imam Tuhan itu tidak tidur, Tuhan itu sayang kepada
dan keinginan saya untuk menjadi romo kita dan mau menolong serta menyelamatkan
ini dikuatkan akan beragam pengalaman kita, mendengar doa kita, maka dari itu saya
yang menguatkan. Salah satunya adalah berusaha menjawab serta menepati apa yang
pengalaman bahwa Tuhan itu sangat baik; dulu saya katakan dalam doa saya, “saya akan
Ia menjawab doa dan harapan saya semasih melakukan apapun yang Kau inginkan”.
saya kecil. Hal ini saya masih ingat ketika Melalui jalan panggilan ini, saya merasa
saya masih duduk di bangku sekolah dasar. bahwa saya bisa mendengar lebih baik apa
ketika itu keluarga saya mengalami musibah yang Tuhan kehendaki untuk saya lakukan
atau cobaan, keluarga saya dirampok oleh dalam hidup ini. Sehingga akhirnya saya
orang yang bisa dibilang dekat dan sudah bisa melakukan yang mampu saya lakukan,
lama kenal dengan keluarga. Saat itu yang terutama yang Tuhan inginkan melalui diri
menjadi korban adalah ibu saya, yang tinggal saya. Pengalaman saya diselamatkan dan
sendirian di rumah saat kami sedang sekolah. didengarkan oleh Tuhan membuat saya yakin
Ibu menjadi korban atas perampokan, untuk mengambil jalan panggilan untuk
penganiayaan, serta percobaan pembunuhan. menjadi Imam di Keuskupan Bogor. Mengapa
/////

Saya masih ingat waktu itu, saya tidak ingin Keuskupan Bogor? Sederhananya karena saya
kehilangan ibu saya, maka saya berdoa dan lahir dan besar di keuskupan ini, maka saya
meminta supaya Tuhan untuk menyelamatkan ingin mengabdikan diri dan melayani menjadi
ibu saya, yang pada saat itu sudah dalam imam di Keuskupan Bogor. •
kondisi yang mustahil untuk diselamatkan.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 45


Tahbisan Diakonat 2020

Frater Diakon

Yohanes Rafael
Anggi Witono Hadi
Tempat lahir : Cianjur 1995-1997 : TK Mardi Yuana Sindanglaya, Cipanas
Tanggal lahir :19 Agustus 1991 1997-2003 : SD Mardi Waluya Sindanglaya, Cipanas
2003-2006 : SMP Mardi Yuana Sindanglaya, Cipanas
Profil

Nama orangtua : Matius Ponimin &


2006-2009 : SMA Budi Mulia, Bogor
Elysabeth Endang Sulistyowati
2009-2010 : Seminari Menengah Stella Maris, Bogor
Jumlah saudara : 2 orang 2010-2011 : Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
(Albertus Vendry Kuncoro Hadi & Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
Yosef Aldi Suryo Hadi) 2011-2015 : S1 Filsafat, Fakultas Filsafat
Unika Parahyangan, Bandung
Paroki asal : Maria Para Malaikat - Cipanas
2015-2016 : Tahun Orientasi Pastoral di
Paroki SMTB - Rangkasbitung
2016-2019 : S2 Magister Ilmu Teologi,
Unika Parahyangan, Bandung
Riwayat 2019-2020 : Tahun Pastoral di
Paroki St Matheus Depok Tengah
Pendidikan

46 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

Hidup adalah Berbagi

B
agi saya, hidup semata-mata adalah memilih hidup yang dapat saya isi dengan
kisah saling berbagi. Sejak kecil, banyak pengalaman berbagi cinta dan kasih
hidup saya selalu dihiasi dengan itu sendiri, bahkan membagikan diri saya bagi
kisah orang-orang baik di sekitar kebahagiaan dan sukacita banyak orang.
tempat tinggal. Baik itu orang tua, Memilih untuk hidup sebagai imam, tentu
kakak, adik, saudara, sahabat, teman-teman, memiliki konsekuensi dan tantangan. Tetapi
tetangga, dan orang-orang yang juga saya dasar panggilan ini saya letakkan dalam diri
temui selama hidup. Yesus Kristus sendiri. Saya menyadari banyak
Salah satu pengalaman yang boleh saya kekurangan dan kelemahan, tetapi saya
bagikan adalah dari seorang pastor bernama berusaha dengan sungguh-sungguh untuk
Pater Brod OFM. Beliau saat itu melayani mempersiapkan diri saya agar pada saatnya
anak-anak di Panti Asuhan Santo Yusuf kehadiran saya dapat menjadi persembahan
Sindanglaya. Setiap sore kehadiran beliau yang hidup bagi Allah, tentu dengan cara

Kisah Panggilan
di depan anak-anak panti selalu membawa melayani umat pilihan-Nya. Sekarang, saya
sukacita dengan membagikan permen dan menyediakan dan membagikan hidup saya
mengajak anak-anak bermain. Pengalaman ini bagi pelayanan untuk seluruh umat katolik,
menempel dalam ingatan saya dan menjadi teristimewa di Keuskupan Bogor. Semoga
motivasi awal saya untuk bercita-cita menjadi kehadiran saya dapat membawa sukacita dan
pastor. kebahagiaan bagi banyak orang yang saya
Allah Bapa di Surga telah memberikan temui. Semoga kehadiran saya pula menjadi
Anak-Nya yang tunggal, yakni Yesus Kristus bukti konkret Allah yang menyapa manusia,
kepada manusia demi keselamatan. Selama bagi mereka yang merindukan-Nya.
hidup-Nya di dunia, Yesus pun memberikan Terima kasih atas segala doa-doa dan
cinta dan kasihNya yang besar, hingga rela dukungan serta semangat yang selalu
memberikan nyawa-Nya demi menebus diberikan kepada saya, hingga boleh
dosa umat manusia. Teladan itu sejatinya ditahbiskan menjadi diakon. Tentu peristiwa
adalah dasar kita sebagai orang katolik yang penuh rahmat ini bukan semata-mata karena
mengikuti Yesus Kristus. Dengan demikian, kehebatan saya, tetapi berkat kemurahan
berbagi cinta dan kasih adalah salah satu cara hati Allah sendiri kepada umat-Nya dan juga
kita untuk meneladani Yesus Kristus, Putera berkat doa serta dukungan dari banyak orang.
Bapa. Tentu berbagi kepada sesama bukan Terima kasih kepada orang tua dan keluarga
hanya soal materi, tetapi juga kehadiran, saya, teman-teman dan sahabat, para panitia,
pelayanan, kesetiaan, kebahagiaan dan donatur dan orang-orang yang terlibat
/////

sukacita, penghiburan, dan bahkan juga dalam tahbisan diakonat ini, semoga Tuhan
pemberian diri kita sendiri. Seperti kisah senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada
berbagi dari pengalaman saya waktu kecil kita, sehingga sukacita dan kebahagiaan
yang saya dapatkan dari seorang pastor, menjadi milik kita. Tuhan memberkati. Amin.•
membuat saya memberanikan diri untuk

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 47


Tahbisan Diakonat 2020

Frater Diakon

Fransiskus
Joko Umbara
Tempat lahir : Magelang 1994 : TK Indriasana
Tanggal lahir : 2 April 1988 1994-2001 : SDN Kanisius Kenalan
2001-2004 : SMPK Kemasyarakatan Promasan
Profil

Nama orangtua : Ambrosius Supono &


2004-2007 : SMK Gamaliel 1 Madiun Jawa Timur
Margareta Herningsih Anwar 2008-2010 : Seminari Menengah Stella Maris Bogor
Jumlah saudara : 3 orang (Antonius Joko Anggara, 2010-2011 : Tahun Orientasi Rohani Seminari Tinggi
Albertus Joko Suripno, Petrus-Paulus Keuskupan Bogor
Maria Goretti Julia Hertiana) 2011-2015 : S1 Filsafat, Fakultas Filsafat
Unika Parahyangan, Bandung
Paroki asal : Santa Perawan Maria Lourdes, 2015-2016 : Tahun Orientasi Pastoral di
Promasan, Keuskupan Agung Paroki Santo Herkulanus – Depok
Semarang 2016-2018 : S2 Magister Ilmu Teologi,
Unika Parahyangan, Bandung
2019-2020 : Tahun Pastoral di Paroki Santo Yakobus
Riwayat Rasul Megamendung dan Wakil Ketua
Komisi Kepemudaan
Pendidikan

48 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


Tahbisan Diakonat 2020

Dari Pembuktian jadi Pembaktian

J
ika saya mengulang kembali kenangan untuk saya pilih? Cemoohan tetangga yang tahu
mengenai bagaimana sampai saya masa lalu saya yang sangat nakal, akhirnya
ada di kehidupan panggilan khusus membuat saya ingin membuktikan kalau saya
ini, mungkin pertama adalah bisa betah tinggal dan lulus dari seminari.
membenarkan adanya pepatah Rasa lelah saya akhirnya memuncak saat itu,
yang mengatakan “cinta itu datang dari hal saat kelulusan dari seminari menengah masih
yang sederhana”. Saat saya masih kecil, saat saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa
masih belum dibaptis dan masih ikut sekolah saya bisa. Ternyata saya baru sadar, segala
minggu, saya melihat betapa enaknya menjadi pembuktian hanya akan semakin menyiksa,
seseorang yang berjubah saat datang ke kapel bukan melegakan.
di wilayah saya untuk merayakan misa kudus. Akhirnya saya mendaftarkan diri di Seminari
Dia disambut, dijamu dengan makanan yang Tinggi Santo Petrus Paulus Keuskupan Bogor.
enak dan diajak bersalaman di depan kapel Saat itu, tidak ada keraguan ketika ada
dengan masih memakai jubah. Saat romo selebaran untuk melanjutkan atau tidak. Saya
pulang, ia naik mobil Taft yang besar. memutuskan untuk tetap lanjut ke seminari
Ya, memang awalnya, sebagai anak-anak tinggi, dan Keuskupan Bogor menjadi pilihan
Kisah Panggilan

motivasi menjadi imam sebatas kebutuhan- saya. Keputusan untuk mengabdi pada
kebutuhan fisik semata. Sampai pada titik di Keuskupan Bogor datang saat retret dengan
mana setiap ditanya “mau jadi apa besar nanti” Mgr Tri Harsono di Lidwina. Ada beberapa
maka dengan yakin menjawab “pingin naik pilihan kongregasi dan projo yang terlintas
mobil kayak punya romo”. Sebuah keinginan dalam benak saya. Bahkan saat itu Projo Bogor
yang indah tetapi tak seindah perjalanannya. hanya menjadi pilihan ketiga. Akan tetapi
Keinginan itu hilang begitu saja saat memasuki kesemuanya itu tiba-tiba runtuh ketika Mgr
masa remaja, yang kata orang-orang menjadi Tri mengatakan “buat apa kalian memilih yang
masa penuh cinta dan berbunga-bunga. Rasa tidak benar-benar kalian kenal dan membuat
yang berbunga-bunga itu justru mengalahkan kalian merasa nyaman”.
benih panggilan yang hendak mekar tetapi Saat itu saya merasa pertanyaan itu justru
malah mati terkikis hiruk pikuk hati yang menjadi jawaban. Saya memang anak paroki
merasakan perasaan cinta. yang ada di Keuskupan Agung Semarang,
Keadaan itu berjalan begitu saja sampai namun saya belum terlalu mengenal keuskupan
akhirnya pada akhir 2007 karena sebuah saya sendiri. Dengan segala rutinitas dan
formulir masuk Seminari Mertoyudan, saya lika-liku yang menarik di Projo Bogor ini, saya
mencoba-coba melamar dan tanpa sadar merasa berada di rumah yang tepat.
dipanggil untuk mengikuti tes masuk. Hasilnya: Bagi saya, panggilan dan anugerah tahbisan
gagal. Saya belum sadar saat itu bahwa Tuhan seseorang bukan untuk sebuah pembuktian
tidak pernah mau memanggil seseorang diri, tetapi justru menjadi wadah pembaktian
setengah-setengah, tetapi saya bukan hanya diri bagi Allah. Memang terdengar tidak
setengah, malahan cuma ajang coba-coba mudah, tetapi itu semua bukan alasan untuk
/////

saja. Pertengahan 2008, saya memberanikan tidak membaktikan diri bagi Allah. Oleh
lagi untuk mencoba. Hasilnya, saya diterima. karenanya, saya merefleksikan perjalanan kecil
Perjalanan panggilan saya di Seminari Stella panggilan saya sebagai perjalanan dari sekadar
Maris ternyata semakin membuat hati saya pembuktian diri menjadi perjalanan untuk
ragu, apakah benar ini pilihan yang benar selalu belajar membaktikan diri. •

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 49


DE ST I N AS I

Menimba Air Berkat


dalam Sumur Harapan

Sumur Kitiran Mas


Zia ra h Bun d a M a ri a GEREJA Katolik Indonesia memiliki tradisi-
tradisi khusus yang berbeda dengan Gereja
Sa pta D uka Katolik Universal. Tradisi ini hidup karena
berkaitan dengan budaya inkulturasi dan
nilai sosial kultural yang mempunyai arah
yang positif akan perkembangan iman
Teks Fr Alexander Editya umat. Salah satunya adalah dibuatnya
Foto Instagram/viv_vienn & Gua-gua Maria yang tumbuh sporadis
kompasiana/yswitopr khususnya di Pulau Jawa. Setiap Gua
Maria mempunyai nilai historis tersendiri
dan tentunya menjadi berkat bagi
masyarakat di sekitarnya. Salah satunya
adalah Sumur Kitiran Mas.

50 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


DE ST I N AS I

S
umur Kitiran Mas terletak di dalam
Paroki Santa Maria Assumpta Pakem.
Gereja yang berlokasi di Jl. Kaliurang
km 17, Sleman , DIY ini memiliki
keunikan karena sumur ini terletak
persis di sebelah altar di dalam gereja itu
sendiri. Lokasi inilah yang membedakan
Sumur Kitiran Mas dengan tempat peziarahan
lainnya. Sumur Kitiran Mas merupakan buah
dan puncak sebuah peziarahan panjang
yang penuh dengan makna pencarian dan
pengharapan. Setahun penuh, umat berproses
mencari dan menemukan makna keimanan.
Selama satu tahun pula mereka mencari tujuh
kembang dan tujuh mata air. Tujuh kembang
yang dicari adalah kembang melati, kemuning,
tlasih, kelapa, kantil, mawar, dan temon.
Ziarah tujuh kembang itu diteruskan dan
dilengkapi dengan ziarah ke tujuh sumber air.
Ketujuh sumber air yang dianggap keramat-
suci di lereng Gunung Merapi itu adalah
Tuk (Mata air) Celeng, Tuk Wengi (Malam),
Tuk Sangkan Paran (Asal dan Tujuan), Tuk Bunda Maria Sapta Duka kepada Allah Bapa.
Rembulan (Bulan), Tuk Ulam (Ikan), Tuk Cuwo, Gelar ini juga memberikan teladan kepada
Tuk Macan (Harimau). kita untuk tetap setia seperti Maria dalam
Setelah proses peziarahan panjang itu, berbagai kerasnya kehidupan dan selalu
sebuah keputusan untuk menggali sumur berpasrah tanpa berhenti berharap akan
dibuat. Sebelum penggalian dilakukan, kemurahan Allah untuk menyelamatkan
diadakan novena sembilan hari sembari hidup kita. Teladan ini menjadi penting,
melepaskan kodok-kodok di sekitar titik supaya kita juga tidak terjebak pada takhayul
penggalian. Ternyata, kodok-kodok diam dan kepercayaan mistis belaka, karena
dan betah berada di satu titik. Tempat di keajaiban akan mukjizat yang konon dari air
mana kodok-kodok itu berdiam dan tinggal sumur ini bisa memberikan kesuburan dan
menjadi titik penggalian sumur. Penggalian kesejahteraan perkawinan, semuanya hanya
yang diadakan sekitar tahun 1983 itu menjadi datang dari Allah saja.
pengingat bahwa “tidak ada yang mustahil Jika Anda tertarik datang ke sana,
bagi Allah”. Penggalian berakhir seiring tidaklah sulit untuk menemukannya. Gereja
ditemukannya sebuah sumber mata air. St Maria Assumpta, terletak di jalan raya
Sebagai tanda ucapan syukur diadakanlah Kaliurang, KM 17. Kaliurang adalah daerah
upacara pemberkatan. Dalam upacara berhawa sejuk di kaki gunung Merapi, yang
tersebut, air dari ke tujuh mata air dan ke juga merupakan daerah wisata favorit. Untuk
tujuh bunga yang diperoleh selama peziarahan sampai di sana, Anda tinggal menyusuri jalan
dimasukkan ke dalam sumur kecil itu. Sumur Kaliurang. Ada berbagai moda transportasi
kecil hasil pergulatan rohani itupun diberi seperti Bis Kecil, Mobil – Online seperti Grab
tetenger “Sumur Kitiran Mas”. atau Gojek juga persewaan rental pribadi.
Kini Sumur Kitiran Mas masuk dalam Petunjuk tepatnya, di kilometer 17 nanti akan
destinasi ziarah umat Katolik khususnya di terdapat sebuah pertigaan dengan traffic light.
wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Dibawah Gereja terletak di sebelah kiri jalan. Di tempat
kaki Bunda Maria sang pendoa sejati, air itulah, kita bisa berolah rohani sembari belajar
Sumur Kitiran Mas menjadi sarana doa untuk memaknai iman yang tumbuh dan berakar
memanjatkan permohonan lewat perantaraan dalam konteks budaya.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 51


SEMINARI MENENGAH
STELLA MARIS
FOKUS

Keuskupan Bogor

M A SA P E N D A F TA R A N
Apakah Anda
GELOMBANG II terpanggil?
2 0 JA N UA R I - 2 5 M A R E T 2 0 2 0

Jadwal tes masuk


27 Maret 2020 (hadir pukul 10.00) s.d.
29 Maret 2020 (selesai pukul 13.00)

Tempat tes
Asrama Putra Stella Maris
Perum. Telaga Kahuripan
Taman Ganesha Blok 4/5, Parung, Bogor

Materi tes tertulis


Agama, PKN, B. Indonesia, B. Inggris, IPS/Sosiologi

Persyaratan Umum Persyaratan Khusus

* Mengisi Formulir dan Kuesioner


* Laki-laki
* Membuat Surat Lamaran
* Ingin menjadi Imam/Pastor * Surat Baptis yang diperbarui
* Terdaftar sebagai siswa kelas * Surat Rekomendasi Pastor Paroki
IX SMP atau Kelas XII SMA/SMK * Fotokopi Akte Kelahiran (1 lbr)
* Terbuka juga bagi lulusan * Fotokopi Kartu Keluarga (1 lbr)
* Hasil tes lab kesehatan
SMA/SMK
(terutama hepatitis, TBC, buta warna
dan golongan darah)
Prosedur pendaftaran

1. Formulir dan Kuesioner dapat diambil di gedung lama


Seminari Menengah Stella Maris Bogor Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:
(Jl.Kapten Muslihat 22 Bogor 16122). Seminari Menengah Stella Maris
Telaga Kahuripan - Parung, Bogor
2. Pengembalian map berisi berkas persyaratan khusus
52 lambat
paling MEKAR Edisi 01
tanggal 26Tahun
MaretXXXVII
2020.Januari–Februari 2020 (0251) 8566789
Dapat diantar langsung atau via pos surat.
RAGAM

Foto-foto: RD David
Mgr Tri dan RD Marcus Rayakan HUT
ke-25 Tahbisan Presbyterat
P
erayaan Ekaristi Ulang Tahun Presbyterat ke-25 Galih, yang pada saat itu turut hadir dalam perayaan.
Mgr Christophorus Tri Harsono dan RD Marcus Fr Galih menambahkan bahwa Mgr Tri dan Romo
Santoso digelar pada hari Kamis (6/2/2020) sore di Marcus memiliki ciri khas-nya tersendiri. Dalam
Gereja Paroki BMV Katedral Bogor. Perayaan syukur ini sudut pandangnya, Mgr Tri dikenal sebagai penjaga.
kian istimewa karena Mgr Tri, yang telah menjadi Uskup Baik sebagai penjaga panggilan, dan sekarang
Keuskupan Purwokerto, secara khusus menyempatkan menjadi penjaga Keuskupan Purwokerto. Sedangkan
diri untuk merayakannya bersama umat Bogor. Romo Marcus terkenal sebagai seorang pendoa dan
Sejak ditahbiskan menjadi Uskup Keuskupan pembangunannya, dapat terlihat dari keberhasilannya
Purwokerto pada 14 Juli 2018 lalu, Mgr Tri tidak dalam membangun taman doa di Paroki St Yakobus
melupakan keuskupan yang telah membesarkannya Megamendung dan saat ini di Paroki St Fransiskus Assisi
sebagai seorang imam diosesan. Ia mengungkapkan Cibadak.
bahwa sukacitanya karena memiliki teman seperjuangan “Kesolidan mereka sebagai teman satu angkatan,
seperti RD Marcus Santoso. Kesetiaan yang dimiliki menjadikan itu sebuah contoh bagi kami yang saat ini
Romo Marcus merupakan sebuah pembelajaran menjalani panggilan,” ungkapnya.
baginya.
Begitupun dengan RD Marcus Santoso, dalam Sungguh menjadi kesaksian
perayan tahbisan presbyterat-nya yang ke-25, RD Tarcisius Puryatno yang merupakan
ia bersyukur atas rahmat yang diperoleh. Dalam imam diosesan dari Keuskupan
homilinya, Pastor Paroki St Fransiskus Asisi Cibadak Purwokerto yang kini tengah
ini juga mengenang perjalanan prebiteratnya bersama menjalankan tugas pelayanan di Paroki
dengan Mgr Tri. St Thomas Kelapa dua Depok turut
“Angkatan kami hanya dua orang, (angkatan) yang mengucapkan selamat kepada Mgr Tri
lain jumlahnya banyak tapi tidak ada yang menjadi dan Romo Marcus.
uskup,” ucapnya yang disambut dengan gelak tawa para “Semoga mereka berdua
romo dan umat. senantiasa diberkati Tuhan dalam tugas
Romo Marcus juga mengenang bagaimana mereka perutusannya. Semoga dengan berkat Tuhan
berdua terus berjuang dan saling mengingatkan satu penggembalaan, mereka sungguh menjadi kesaksian
sama lain untuk terus mengenal diri, tahu diri, sadar bagi banyak orang,” ucapnya.
diri dan jangan lupa diri. Ia pun mengajak umat Romo Pur, sapaannya, merupakan adik kelas dari
untuk mendoakan para imam agar kelak terus dapat Mgr Tri pada saat masih menjalani studi di Seminari
mensyukuri rahmat panggilan yang diterima. Menengah Stella Maris Keuskupan Bogor. Tidak hanya
itu, ketika masih sama-sama menjabat sebagai Vikaris
Teladan dalam menjaga panggilan Jenderal (Vikjen), Romo Pur dan Mgr Tri seringkali
“Kesetiaan dan ketaatan dari Mgr Tri dan Romo bertemu dalam pertemuan-pertemuan. Maka, sosok
Marcus adalah contoh paling konkret untuk dijadikan Mgr Tri bukanlah sosok yang asing bagi Romo Pur.
sebagai teladan dalam menjaga panggilan,” ungkap Fr Selamat berbahagia Mgr Tri dan RD Marcus.
Petrus Sunusmo Galih Widodo, atau kerap disapa Fr • Maria Dwi Anggraeni

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 53


RAGAM

Foto-foto: Dok. Seminari Tinggi St Petrus-Paulus

SEMINARI TINGGI ST PETRUS-PAULUS

Mempersembahkan yang Terbaik

B
ertempat di Wisma Tahun Orientasi Rohani San
Giovanni Batista Kompleks Rumah Retret Samadi
Shalom Cipanas, ketujuh frater yang terdiri dari
Fr Agustinus Tri Wahyudi, Fr Andreas Rein Venareal
Simatupang, Fr Emanuel Bryan Aldo Pradipta, Fr Joel
Roberto Dos Santos, Fr Mario Antonio Patu Lewar, Fr
Mateus Elbert Biliyandi dan Fr Vabianus Louk menerima
jubah untuk pertama kalinya dan resmi menjadi bagian
dari Keuskupan Bogor. Setelah ditempa selama 6 bulan
di Tahun Orientasi Rohani, mereka telah bersiap untuk
merelakan dan menyerahkan hidup mereka seutuhnya
bagi karya kerasulan selibat Gereja.
Dengan wajah yang penuh kegembiraan, ketujuh
frater didampingi oleh orang tuanya bersama-sama
menghadap altar Tuhan untuk janji setia dan Dalam salah satu materi Triduum Persiapan
berkomitmen dalam panggilan. Sesuai dengan Penjubahan yang dijalani oleh para frater, dipaparkan
tradisi formatio di Keuskupan Bogor, penjubahan bahwa jubah adalah simbol penyerahan diri,
ini dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2020 yang kerendahan hati, pelayanan, kemiskinan, pengingkaran
merupakan Hari Raya Yesus Dipersembahkan ke diri, kesederhanaan dan selibat. Setelah menerima
Kenisah. Mgr Paskalis Bruno Syukur memimpin Misa jubah, mereka tidak lagi menjadi miliknya sendiri,
konselebrasi yang dihadiri oleh 10 imam dari Komunitas melainkan harus sepenuh hati siap sedia untuk
Formatores Keuskupan, Biara OFM Cipanas dan membantu kebutuhan iman umat. Maka dengan kata
Komunitas CSE. lain, para Frater harus mendahulukan kepentingan
Acara hari itu kian meriah karena dirayakan Gereja dan tugasnya sebagai pembawa kabar sukacita
bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Tahbisan dalam masa pendidikannya.
Presbyterat Mgr. Paskalis. Diiringi nyanyian dan tepuk Tema penjubahan “Age Quod Agis” yang
tangan dari para hadirin, Mgr Paskalis pun meniup lilin dipilih pada tahun ini mengajak kita semua untuk
sebagai simbol syukur atas tahbisan presbyteratnya mempersembahkan yang terbaik atas apa yang kita
yang telah menginjak tahun ke-29. lakukan. Setiap manusia berhak memilih atas apa yang
harus dilakukannya. Tuhan memberi kebebasan kepada
manusia sebagai ungkapan cinta-Nya. Kebebasan
Tidak lagi milik sendiri memilih ini menjadi semangat para frater untuk
Bagi seorang calon imam, penjubahan adalah tahap melakukan yang terbaik atas pelayanan yang akan
yang sangat penting di awal hidup panggilannya. Jubah mereka lakukan. Maka mari kita doakan bersama para
sebagai simbol dan pakaian sehari-hari kaum selibat frater ini supaya tetap semangat menjalani panggilan
memiliki makna yang mendalam dan tentunya menjadi dan mempersembahkan yang terbaik bagi umat Allah
kerinduan bagi siapa saja yang ingin menyerahkan dan Gereja-Nya. • Fr Alexander Editya Pribadi
dirinya pada Gereja.

54 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


RAGAM

HARI ANAK MISIONER

Semarak Hari Anak Misioner ke-177


di Keuskupan Bogor

D
alam Liturgi Gereja Katolik, Hari Anak Misioner Turut menemani Moderator KKI adalah RP
dirayakan bersamaan dengan Pesta Pembaptisan Bonefasius Budiman OFM (Pastor Paroki St. Petrus
Tuhan. Di tiga lokasi berbeda, dan tema yang Cianjur), RD. Augustinus Hardono (Pastor Vikaris
berbeda pula, perayaan Hari Anak Misioner Sedunia Paroki St. Joseph Sukabumi), RD. Marcus Santoso
ke-177 dirayakan dengan sukacita dan kemeriahan. (Pastor Paroki St. Fransiskus Asisi, Cibadak – tuan
Pada tahun ini, Karya Kepausan Indonesia (KKI) di rumah) dan RD Yosef Irianto Segu (Pastor Vikaris
Dekanat Selatan, Dekanat Utara, dan Paroki St Ignatius Parokial Hati Maria Tak Bernoda Cicurug dan Dirdios
Loyola Semplak merayakannya dengan gegap gempita. KKI-KKM).
Dalam homili, Pater Widi berpesan “tugas orang
Pentingnya dukungan orangtua tua menjaga iman anak, salah satunya dengan
Bina Iman Anak dan Bina Iman Remaja yang membaptis. Jaga iman anak agar mereka juga mampu
tergabung dalam KKI se-Dekanat Selatan merayakan mempertahankan iman. Jangan sekali-kali orang tua
Hari Anak Misioner sedunia ke-177 di Paroki St berbuat kasar pada anak, baik melalui perkataan
Fransiskus Asisi, Cibadak, pada Minggu (12/1/2020) atau kekerasan fisik. Orang tua juga patut memberi
lalu. Kegiatan dimulai dengan perayaan Ekaristi yang dukungan pada kegiatan iman anak, seperti misalnya:
dipimpin oleh moderator KKI Dekanat Selatan RP kegiatan hari ini yang sedang kita rayakan bersama.
Ignatius Widiaryoso OFM. Semoga anak-anak mempunyai pengalaman iman yang
mampu memperkokoh iman Katolik.”
Dalam perayaan yang dihadiri 400 orang ini,
peserta menggunakan pakaian yang melambangkan
warna 5 benua. Paroki Cipanas berpakaian merah,
Paroki Cianjur berpakaian kuning, Paroki Sukabumi
berpakaian hijau, Paroki Cibadak berpakaian biru,
Paroki Cicurug berpakaian putih. Saat liturgi Ekaristi,
anak-anak mempersembahkan hasil dari celengan
yang telah dilakukan selama 1 tahun dan nantinya akan
diberikan pada yang membutuhkan sebagai bentuk
derma.

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 55


RAGAM

“Kami mengajak adik-adik, kakak, dan siapa


pun yang hadir di acara ini agar dapat melakukan
pelayanan dengan semangat misioner melalui musik,
karena kami percaya melalui musik pesan Firman
Tuhan dapat tersampaikan dengan baik kepada anak-
anak,” ujar Christophorus Rory Hardono, Ketua Panitia
pelaksanaan Hari Anak Misioner Se-Dekanat Utara.
Ia menambahkan, “Ayo ajak mereka yang sedih,
yang berduka, yang jauh, yang membutuhkan bantuan
untuk bernyanyi dan bergoyang bersama.”
Musik, sarana pewartaan
Banyaknya anak-anak bertalenta di Dekanat Utara
Nuansa berbeda dibangun dalam perayaan Hari
serta keinginan dalam menyebarluaskan pewartaan
Anak Misioner di Dekanat Utara. ‘Bersukacita Lewat
di kalangan umat Keuskupan Bogor menjadi suatu
Musik Dalam Pembaptisan dan Perutusan’ mennjadi
penggerak dalam pembuatan kanal youtube KKI
tema yang diusung dalam penyelenggaraan perayaan
Dekanat Utara yang turut diluncurkan dalam perayaan
Hari Anak Misioner yang diadakan di Paroki St Matias,
Hari Anak Misioner. Rory, yang juga merupakan
Cinere pada hari Minggu (19/1/2020).
pengurus kanal YouTube ini berharap agar seluruh
Acara diawali dengan Perayaan Ekaristi yang
umat di Keuskupan Bogor dapat mendukung dan
dipersembahkan oleh RD Paulus Haruna (Vikaris
berperan serta dalam kemajuan kanal YouTube KKI
Jenderal Keuskupan Bogor), RD FX Suyana (Pastor
Dekanat Utara.
Paroki St Matias Cinere), RD Yosef Irianto Segu, RD
Romo Haruna juga menyambut secara positif
Agustinus Wimbodo (Pastor Vikaris St Matias Cinere)
peluncuran kanal YouTube KKI. Ia pun mengharapkan
dan RD Yulius Eko Priyambodo (Pastor Vikaris St
Herkulanus Depok Jaya dan Dekan Dekanat Utara).
Dalam homili, Romo Haruna mengatakan bahwa
sesuai dengan tema yang ada, maka kita semua perlu
memanfaatkan musik untuk mendampingi anak-anak
mengenal Tuhan. Musik memiliki manfaat dalam
bidang pewartaan, terutama sebagai sarana berbagi
sukacita dalam mengungkapkan iman. Romo Haruna
pun mengajak agar seluruh umat yang hadir dapat
memaksimalkan pewartaan melalui nyanyian-nyanyian
kita.
Sesuai dengan tema yang diusung, kegiatan ini
diwarnai oleh kemeriahan alunan musik dan tari-tarian.

56 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


RAGAM

agar metode pewartaan ini terus dipelihara agar tidak Bali dan lain-lainnya. Dalam kegembiraan, mereka
hanya bersifat sementara. Ia juga berharap agar KKI mengenangkan seluruh karya yang telah dirintis oleh
terus konsisten dan menyiapkan regenerasi pengurus para pendiri Serikat Kepausan: Pauline Marie Jaricot,
yang dapat meneruskan perjuangan dalam pelayanan. Mgr Charles de Forbin J, Beato Paolo Manna dan
Pastor Paroki St Matias Cinere, RD FX Suyana Jeanne Bigard.
(Romo Yono) melihat bahwa anak-anak yang hadir Sebagai penutup kegiatan hari itu, Kakak Dinar dan
begitu antusias dalam mengikuti perayaan ini. Kesan Kakak Sendy yang menjadi pembawa acara hari itu
ini begitu penting karena mengisyaratkan akan mengadakan permainan bermuatan hiburan sekaligus
kegembiraan yang nantinya akan ditularkan kepada pendidikan: Treasure Hunt. Seluruh peserta diajak
anak-anak yang belum memiliki kesempatan untuk untuk berpencar dan menemukan harta karun. Harta
hadir. yang tersembunyi itu ternyata adalah Firman Tuhan.
Melalui permainan ini, ditekankan bahwa Firman Tuhan
Harta yang paling berharga adalah harta terpenting yang harus kita miliki jika kita
Sementara itu, perayaan di Paroki St Ignatius hendak memiliki hidup yang penuh, membahagiakan
Loyola Semplak juga tak kalah meriah. Pudji Yuli, dan bermakna.
salah satu pendamping BIA, merasa sangat gembira
dengan pelaksanaan acara ini. “Puji Tuhan acara HAM Kunci pewartaan
ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahagia Konsistensi dan kreativitas dalam menampilkan
sekali melihat antusiasme adik-adik BIA dan BIR yang pewartaan dari sisi yang menarik membuat KKI di
didukung peran serta orangtua,” ujarnya. Keuskupan Bogor terus berkembang dan membuat
Pembukaan Misa diwarnai dengan perarakan anak-anak menjadi tertarik, ungkap RD Yosef Irianto
bendera 5 Benua, foto-foto pendiri Karya Kepausan, Segu yang merupakan Dirdios KKI Keuskupan Bogor.
vandel 2D2K, serta pemeran Maria, Yusuf, dan 3 orang Ia menyampaikan juga bahwa salah satu yang
majus. Hampir semua petugas Misa HAM ini adalah berkesan dari Perayaan Hari Anak Misioner ini adalah
adik-adik BIA dan BIR yang dibantu pula oleh OMK. penggunaan musik sebagai sarana pewartaan. Musik
Anak-anak yang tergabung dalam BIA juga berderma dekat dengan dunia anak-anak, yang mengantarkan
untuk membantu para korban banjir. Akumulasi derma mereka mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui
mereka yang berupa kado-kado Natal dan uang tunai kegembiraan dan keceriaan dari musik dan tari.
sebesar 2 juta rupiah pun disalurkan melalui Pastor Romo Yoseph Irianto Segu juga berpesan untuk
Paroki Semplak, RD Antonius Dwi Haryanto. anak-anak agar mereka dapat terus bersukacita
Acara selepas Misa diisi dengan kegiatan bernyanyi dengan perjumpaan bersama teman-teman seiman
dan berdoa bersama. Anak-anak hadir dengan untuk memasuki kehidupan menggereja nantinya.
menggunakan aneka busana adat Nusantara: ada yang • Catharina Sumarni/Michael Dhadack/Maria Dwi Anggraeni
mengenakan Baju Bodo, pakaian adat Madura, Batak,

Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020 MEKAR 57


S E K I L AS DOKUME N

APERUIT ILLIS
SURAT APOSTOLIK TENTANG MINGGU SABDA ALLAH

Dokumen apakah ini?


Aperuit Illis (AI) adalah Surat
Apostolik Paus Fransiskus dalam
bentuk “Motu Proprio” yang
dipublikasikan pada tanggal 30
September 2019. Tanggal 30
September merupakan Pesta St
Hieronimus, yang berjasa besar
dalam penerjemahan sebagian
Kitab Suci ke dalam bahasa Latin.
St Hieronimus juga dikenal dengan
kata-katanya “Tidak mengenal
Kitab Suci berarti tidak mengenal
Kristus”. Melalui surat apostolik
ini, Paus Fransiskus menetapkan
“Minggu III Masa Biasa
diperuntukkan bagi perayaan,
pendalaman dan penyebaran
Sabda Allah” (AI 3).

Apa yang dianjurkan untuk dilakukan


pada Minggu Sabda Allah? Tantangan dari Kitab Suci:
Mempraktikkan Cinta Kasih
• Dalam Perayaan Ekaristi, Kitab Suci
Hidup Yesus
ditahtakan, sehingga nampak bagi
adalah ungkapan penuh dan
umat nilai normatif yang ada pada
sempurna dari cinta ilahi, yang tidak
Sabda Allah.
mengharapkan apapun bagi diri-
• Homili imam memberi tekanan pada
Nya, tetapi memberikan diri-Nya
pewartaannya dan menyesuaikan
sendiri tanpa batas.
isinya untuk menonjolkan
penghormatan yang diberikan kepada Oleh karenanya, Yesus kita pun
Sabda Tuhan. diajak untuk keluar dari
• Uskup merayakan upacara individualisme untuk saling berbagi
pelantikan Lektor atau membentuk dan memperkokoh
(kelompok) pelayanan serupa, solidaritas.
untuk memperlihatkan pentingnya
pewartaan Sabda Allah dalam liturgi.
• Para pastor paroki bisa memberikan
Alkitab, atau salah satu dari Kitab,
kepada seluruh umat sebagai cara Scan QR Code ini untuk
menunjukkan pentingnya dalam membaca teks lengkap
Aperuit Illis.
kehidupan sehari-hari untuk terus (Bahasa Indonesia).
membaca, mendalami, dan berdoa
dengan dengan Kitab Suci, khususnya
melalui praktik lectio divina.

58 MEKAR Edisi 05 Tahun XXXVI September–Oktober 2019


Mgr Paskalis Bruno Syukur, Mgr Cosmas Michael Angkur dan para imam dalam peresmian Para imam dalam Misa Requiem RD Agustinus Suyatno
Wisma Vianney, Rumah Kasih UNIO. (Foto: Komsos St Joannes Baptista Parung) di Gereja Paroki Keluarga Kudus Cibinong. (Foto: RD David Lerebulan)

Mgr Paskalis merayakan HUT ke-29 Tahbisan Presbyterat bersama


para frater, imam, dan umat di Cipanas. (Foto: Istimewa)

RD Markus Lukas, RD Ridwan Amo, RD Christophorus Lamen Sani,


RD Agustinus Surianto, dan RD Stanislaus Ferry merayakan HUT Mgr Paskalis berbincang dengan Agatha Lydia, anggota
Tahbisan Presbyterat di Seminari Stella Maris. (Foto: RD Ridwan) Badan Penasihat Kaum Muda yang dibentuk Vatikan. (Foto: RD David)

Para peserta kegiatan Cantik & Menarik Bersama Keanekaragaman Batik Nusantara yang Umat berolahraga bersama dalam acara HUT ke-14 Paroki St Andreas Sukaraja.
diselenggarakan oleh WKRI Dekanat Tengah Keuskupan Bogor. (Foto: Panitia) (Foto: Komsos Paroki St Andreas Sukaraja)

Suasana Perayaan Natal 2019 umat Kristiani Kota Depok yang diselenggarakan di RD Mikhail Endro bersama para pemuka agama lainnya memimpin
Gedung Pastoral Yohanes Paulus II, Paroki St Paulus, Depok. (Foto: Panitia Natal Depok) doa dalam acara Cap Go Me - Bogor Street Festival 2020. (Foto: Istimewa)
WA J A H

Yoseph Benedick Bayu Aditya


Visualisasi Iman dalam Komik

M
enjadi bagian dalam proses dalam setiap homilinya. Karakter berkesan, yaitu ketika posting
pembuatan rubrik komik ini sudah familiar di kalangan Instagram Simon-Simin di-repost
Simon-Simin membawa umat Parung, karena itu saya dan oleh akun Katolikvidgram dan
kebanggaan dan pengalaman kedua teman saya (Beni dan Posan, Instakatolik.
berharga bagi Yoseph Benedick red.) menggunakan dua karakter “Sejak di-repost mereka,
Bayu Aditya. OMK dari St Joannes ini dalam komik kami. Selain follower komik ini di Instagram
Baptista Parung ini berbagi sudah familiar, kami juga ingin bertambah drastis. Senang sekali
kisahnya mengenai pengalaman memvisualisasikan 2 karakter ini banyak teman-teman di luar Jawa
yang ia dapatkan selama ke dalam sebuah gambar,” jelas yang tahu dan menyukai komik
menggambar karakter Simon-Simin Ocep, begitu kerap ia disapa, ketika ini. Pernah juga kami berjualan
yang merupakan tokoh komik menjelaskan awal mula ide karakter kaos dan pembelinya ada yang
yang berfokus pada komik Simon-Simin. dari Sumatera Utara, kami tidak
hal-hal relevan Anggota Komsos St Joannes menyangka ada sambutan yang
yang terjadi Baptista ini juga memaparkan demikian positif,” ujarnya.
di tengah bahwa tujuan dari pembuatan Ocep pun berharap agar komik
kehidupan komik adalah untuk mengedukasi ini bisa menjadi media pewartaan
umat umat mengenai kebiasaan- baru di Keuskupan Bogor, serta
Katolik. kebiasaan kurang baik yang sering semakin banyak komik-komik lain
“Romo dilakukan baik di dalam dan di luar yang kreatif dan asli buatan anak-
Gaib yang lingkungan Gereja. “Ya ibaratnya anak muda di Keuskupan Bogor.
pertama kali kita menyindir secara halus lah,” “Semoga Simon-Simin bisa
mengenalkan katanya sambil berkelakar. menjadi maskot baru dari
atau Pria kelahiran KulonProgo, 8 Keuskupan Bogor, kasihan Mamedo
menyebutkan 2 Juli 1993 ini juga menceritakan tidak ada temannya,” selorohnya.
Foto: Dok. Pribadi karakter Simon-Simin pengalamannya yang paling • Maria Dwi Anggraeni

Monica Apriyani
Mencintai Panggilan sebagai Katekis

P
eranan Tuhan amat besar 7 April 1993 ini pada akhirnya Dukungan dari orangtua,
dalam proses kehidupan yang menikmati setiap proses yang teman terdekat, dosen, hingga
dijalani oleh Monica Apriyani, menuntunnya pada panggilan ini. para katekis senior semakin
seorang Katekis muda yang berasal “Menghadapi realita yang ada, membuatnya percaya diri, bahwa
dan berkarya di Keuskupan Bogor. akhirnya saya mencoba untuk anak muda pun bisa menjadi
OMK Paroki Keluarga Kudus menempuh pendidikan S1 Ilmu seorang katekis.
Cibinong ini ingin membagikan Pendidikan Teologi di Universitas Baginya, kini pendidikan Iman
pengalamannya menjadi seorang Katolik Atma Jaya, Jakarta. Dari Katolik di Keuskupan Bogor
katekis. sanalah saya berproses mengenal semakin mendapatkan perhatian
Jika menilik dan mengetahui peranan sebagai khusus. Integrasi antarjenjang kini
ke belakang, seorang katekis, proses tersebut menjadi sorotan utama. Integrasi
menjadi menuntun saya untuk mencintai ini menjadi dasar yang kuat dalam
seorang dan menghidupi peranan sebagai menghadapi kehidupan dan
katekis seorang katekis,” kenang gadis menjadi bekal iman di masa depan.
atau guru berkacamata tersebut. Maka, keluarga dan Gereja perlu
agama saling bekerja sama.
Katolik Perlunya katekese berjenjang Lulusan Magister Teologi
bukanlah Monic pun bercerita Universitas Sanata Dharma,
sebuah bahwa keterlibatannya dalam Yogyakarta ini pun berpesan
cita-cita Komisi Kateketik bermula dari kepada para katekis di Keuskupan
awalnya, keikutsertaannya pada acara Temu Bogor untuk tetap semangat dalam
Foto: Dok.
Pribadi namun seiring Karya Se-Regio Jawa beberapa berkarya, sebab Tuhan pasti akan
dengan berjalannya tahun lalu ketika Keuskupan Bogor menyertai setiap usaha dan niat
waktu, gadis kelahiran Jakarta, menjadi tuan rumah. baik. • Maria Dwi Anggraeni

60 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


8
Iklan
Grafika MY

Anda mungkin juga menyukai