Anda di halaman 1dari 40

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 1

2 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


SUSUNAN REDAKSI

Pelindung
SALAM REDAKSI
Mgr Paskalis Bruno Syukur

Penanggung Jawab
RD David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos
Keuskupan Bogor)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi


RD Jeremias Uskono

Redaktur
Aurelia Rani
Maria Dwi Anggraeni

C
orona oh Corona. Dunia seketika
terdiam ketika virus yang memiliki
Kontributor
nama keren COVID-19 ini
Paroki-paroki KAMI
merajalela. Penyebarannya IKUTI :
a gram
begitu cepat sehingga membuat banyak di Inst
Desain dan Tata Letak
orang cemas dan takut. Tidak sedikit or
Mentari Puteri Muliawan sosbog
orang yang terjangkit dan banyak juga @kom
Hari Sisworo yang meninggal karenanya. Wabah ini
tidak hanya menakutkan bangsa Indonesia,
Pemasaran & Penjualan tetapi juga seluruh bangsa di muka bumi ini.
Maria Dwi Anggraeni Wabah ini membuat pemerintah harus membuat
kebijakan physical distancing, stay at home, work from
Keuangan home, pray from home, study from home. Tidak sedikit
Hartati Hambalie pula negara yang sampai membuat kebijakan lockdown
Isabella Jany agar wabah ini tidak semakin menyebar ke semakin
banyak orang. Wabah virus ini juga mengakibatkan
Sirkulasi & Distribusi banyak orang berebut masker, hand sanitizer dan
Komsos se-Keuskupan Bogor disinfektan agar terhindar dari virus ini.
Sekretaris Paroki se-Keuskupan Bogor Dua akibat dari wabah virus Corona ini
menimbulkan pertanyaan reflektif dalam diri kita: di
Alamat Redaksi & Usaha tengah krisis yang menyulitkan hidup semua orang ini,
Gedung Pusat Pastoral apakah masih tebal rasa persaudaraan insani kita?
Keuskupan Bogor MEKAR edisi kali ini berusaha memaparkan
Jl. Kapten Muslihat No. 22 pentingnya tetap memperjuangkan persaudaraan insani
di negeri kita dan dunia, terlebih dalam masa pandemi
Bogor 16122
ini. Redaksi Mekar berusaha mengaitkannya dengan
Telp: (0251) 8313997
dokumen persaudaraan insani Abu Dhabi, perjumpaan
Fax: (0251) 8359102
Bapa Suci Paus Fransiskus dengan Imam Besar Uni
E-mail:
Emirat Arab, Ahmad Al-Tayyeb.
mekarkeuskupanbogor@gmail.com
Dengan didukung oleh artikel-artikel lainnya,
semoga mekar edisi Maret-April 2020 ini bisa menuntun
Rekening BCA para pembaca yang budiman dalam menanggapi situasi
No. Rek: 166.035.2348 dunia saat ini. Selamat membaca! •
a.n. David Lerebulan &
Hartati Hambalie
2020 © MAJALAH MEKAR
Percetakan MAJALAH MEKAR menerima tulisan, artikel, reportase, foto, dan karikatur dari
PT Grafika Mardi Yuana umat. Syarat tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan)
dan bermanfaat bagi umat (menambah pengetahuan wawasan, menginspirasi
Jl. Siliwangi No. 50 Bogor 16131
iman, keterampilan memecahkan masalah, menggugah emosi, menghibur,
menyentuh kepekaan etis dan estetis, dan lain-lain). Redaksi menunggu kiriman
Anda via e-mail mekarkeuskupanbogor@gmail.com.
Isi di luar tanggung jawab percetakan.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 1


DAFTAR ISI

Fokus
4 Gembala Menyapa
6 Surat Yesus

Sekilas Dokumen
13 Nostra Aetate

Opini
18 Persaudaraan Manusia,
Kunci Perdamaian Dunia

Geliat Paroki
16 St Markus - Depok II Timur

Geliat Komisi
18 Komisi KKI Keuskupan Bogor

20 Suara Tanah Misi

Liturgi & Katekese


22 Covid-19 dan Liturgi
Dokumen
8 Persaudaraan
Tunas
24 Kongkow Milenial
Manusia
Sebuah Refleksi Misiologis

26 Komik Katolik

27 Kesehatan

28 Internasional

29 Nasional

30 Destinasi

32 Lensa Mekar

34 Ragam
Desain Sampul
36 Wajah Hari Sisworo

2 MEKAR Edisi 01 Tahun XXXVII Januari–Februari 2020


DOKU MENTASI

Tahbisan Diakonat
T E L AG A KA H U RI PA N , 2 4 F E BR UA R I 2 0 2 0

Frater Diakon
Petrus S. Galih Widodo
Fransiskus Joko Umbara
Yohanes R. Anggi Witono Hadi

Dokumentasi
Komsos Paroki
St Joannes Baptista
Parung | @komsosjb

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 3


G E M B A L A ME NYA PA

Paskah:
Merayakan Solidaritas
Kemanusiaan
Mgr Paskalis Bruno Syukur

S Selamat Paskah kami ucapkan di tengah


keprihatinan mendalam kita akan banyaknya
saudara-saudari kita yang meninggal akibat
Covid-19. Kita bergembira bahwa ada juga
pasien yang sembuh. Menjalani hidup pada
masa menyebarnya pandemi Covid-19,
kebangkitan rasa kemanusiaan. Merayakan
Paskah berarti ikut dalam gerakan kebangkitan
rasa solider antarmanusia demi kebaikan
bersama.
Fenomena ini meneguhkan kita umat katolik
untuk merayakan Paskah 2020 ini. Sejak
mendorong kami untuk merefleksikan arti merebaknya pandemi Covid-19 ini, kehidupan
Kebangkitan Tuhan yang kita rayakan. Kami beriman kita dipertaruhkan. Perayaan-perayaan
menemukan pegangan hidup sebagai kuncinya: Ekaristi mingguan, bahkan Tri Hari Suci
Paskah, merayakan solidaritas antar manusia dilaksanakan tanpa kehadiran fisik umat.
yang digerakkan oleh solidaritas Allah demi Dalam situasi ini, makna hidup beragama
menyelamatkan manusia. menyentuh sisi paling intim ikatan batiniah
Manusia dipaksa kembali memperhatikan seorang beriman dengan Tuhannya. Ikatan ini
nasib baik sesama manusia. Ini salah satu sungguh diteguhkan, dikuatkan oleh karena
benang merah utama gerakan positif akibat praktik hidup beriman pada saat ini diserahkan
pandemi Covid-19. Solidaritas antarmanusia pada keputusan pribadi untuk berkomunikasi
bertumbuh secara perlahan-lahan tetapi pasti. dengan Tuhan, sang Penciptanya. Memang
Muncul pahlawan-pahlawan kemanusiaan yang hidup beragama mesti dilandasi oleh iman
berjuang di garis depan dalam diri para dokter, pribadi (keputusan pribadi) akan Allah.
para medis, yang berusaha meringankan dan Perwujudan dan penghayatannya tidak semata-
menyembuhkan para pasien yang terkena mata dalam bentuk komunal saja, tetapi ada sisi
pandemi Covid-19. personal yang menguatkan.
Seruan-seruan pemerintah untuk “stay at Berita Paskah bagi kita tetaplah berita bahwa
home”, jaga “social distancing”, pakai masker, Yesus Kristus telah menang atas dosa dan
cuci tangan dan “stay safe” menjadi seruan kematian. Injil menceritakan kepada kita bahwa
berdampak positif. Metode-metode baru ketika para murid pertama pergi keluar untuk
dalam pembelajaran, berkomunikasi, bahkan mewartakan bahwa Tuhan bangkit, “Tuhan turut
beribadah ditampilkan. Kini muncul pula aksi- bekerja dan meneguhkan firman itu”. Merayakan
aksi solidaritas berupa pengumpulan dana bagi Paskah adalah merayakan iman akan Allah
yang berkekurangan pangan akibat sampingan bahwa Dia sungguh mengasihi kita; bahwa Dia
dari efek Covid-19 ini. Inilah fenomena hidup, bahwa Dia secara misterius mampu ikut

4 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


G E M B A L A ME NYA PA

campur tangan, bahwa Dia tidak meninggalkan kini Engkau membangkitkan aku dalam hidup
kita dan bahwa Dia menghasilkan kebaikan dari ini. Aku membarui hidupku dengan penuh
kejahatan karena kuasa-Nya dan daya cipta- harapan.” Inilah optimisme manusia Paskah.
Nya yang tak terbatas. Tidak hanya utusan Tuhan (malaikat)
Merayakan Paskah adalah merayakan menyampaikan hal yang menggembirakan ini.
kebangkitan Kristus sebagai suatu peristiwa Tuhan sendiri menjumpai mereka dan berkata:
yang terus terjadi hingga masa kini. Di “Jangan takut, pergi dan katakanlah kepada
mana segala hal tampak mati, tanda-tanda saudara-saudaraku supaya mereka pergi
kebangkitan tiba-tiba muncul. Benar bahwa ke Galilea. Di sanalah mereka akan melihat
seringkali seakan-seakan Allah tidak ada: Aku”. Tuhan yang bangkit itu memperlihatkan
di sekitar kita terus-menerus tampak kesediaannya untuk solider dengan kita
ketidakadilan, kejahatan, ketidakpedulian dan manusia.
kekejaman, bahaya kematian karena virus. Solidaritas Allah itu diperlihatkan dalam
Tetapi benar juga bahwa di tengah-tengah kesediaannya menjalani jalan penderitaan,
kegelapan sesuatu yang baru selalu muncul hingga wafat di salib. Itu membuka jalan bagi
dalam kehidupan dan cepat atau lambat kita bahwa Tuhan yang kita imani adalah Tuhan
menghasilkan buah. Betapa pun gelapnya yang siap berjalan bersama kita manusia, pun
segala sesuatu, kebaikan selalu muncul kembali dalam titik tergenting dari hidup manusia:
dan menyebar! sakit, penderitaan dan kematian. Kita saksikan
Sumber kebaikan dan keselamatan bagi kita dalam kitab Keluaran bahwa Allah tidak
ialah Tuhan sendiri. Tuhan menjumpai para membiarkan orang Israel tenggelam dalam
murid yang datang dengan pikiran gelap bahwa ancaman bahaya kematian (Kel. 14:15-15:1).
akan menemukan kubur berisi jenazah Yesus Allah menggerakkan Musa untuk mencari jalan
(Mat 28:1-10). Ikatan iman mereka dengan menyelamatkan bangsa ini. Ketaatan Musa
Sang Guru tidak dikalahkan oleh peristiwa salib untuk berkarya bersama Allah justru membawa
dan kematian. Mereka datang “menengok” selamat.
kuburan Yesus dan hendak merempahi jenazah Karya Tuhan itu dahsyat. Dia membuka
Yesus. pikiran, hati dan iman kita bahwa Dia
Yang terjadi justru hal yang menggemparkan menghantar kita melewati batas-batas titik
mereka. Di luar jangkauan akal sehat mereka. nadir hidup manusia dengan masuk dalam
Tuhan justru mendatangi mereka dengan kehidupan abadi. Dia bangkit, Dia hidup,
menampaklan diri. Pertama melalui malaikat- mengalahkan kuasa kematian. Bersama
Nya yang mewartakan: “Janganlah kamu takut, dengan Dia – melalui iman – kita percaya akan
Aku tahu bahwa kamu mencari Yesus yang mengalami kehidupan abadi; kita akan bangkit
disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia bersama Dia. Solidaritas Allah mengangkat kita
telah bangkit seperti yang pernah dikatakan- mencicipi indahnya pengalaman kebangkitan.
Nya”. Marilah kita merayakan Paskah Kebangkitan
Para murid Yesus itu dibukakan pikiran Tuhan dalam kesadaran dan motivasi untuk
mereka. Mereka disuruh untuk pergi dan membangun hidup dalam semangat solider.
menyampaikan kabar kehidupan: Tuhan sudah Solidaritas kemanusiaan kita bangun justru
bangkit. Kematian dan dosa dikalahkannya. karena kita mengikuti teladan solidaritas Allah
Iman memang bukan seluruhnya perkara akal yang begitu mendalam kasihnya akan kita.
sehat. Pada titik tertentu akal sehat manusia Marilah kita merayakan Paskah dalam keluarga-
tidak bisa memahami tindakan kasih Allah yang keluarga kita. Di sanalah “ecclesia domestica”
begitu solider dan mengasihi manusia. Sampai diperteguh gerakan solidaritasnya.
pada titik ini, manusia menjawab “ya, aku Selamat Paskah. •
percaya pada-Mu Tuhan. Engkau bangkit dan

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 5


S U R AT Y E S U S

Surat kepada
Lazarus
dan Saudari-
saudarinya di
Betania
Oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur

Kisah mengenai perminyakan kaki Yesus oleh Maria di Betania dapat ditemukan dalam Injil Yoh 12:1-8.

A
gak mengherankan bahwa sahabat-sahabat Kendati Yohanes mengabadikan banyak tempat
dekat Yesus tidak hadir ketika Yesus menjalani dalam kisah mukjizat Lazarus dibangkitkan Yesus,
masa penderitaan dan penyalibannya. Padahal dia justru tidak memasukkan Lazarus dan saudari-
itu terjadi hanya 6 hari sesudah pengurapan kakinya di saudarinya dalam kisah peristiwa penyaliban Yesus.
Betania. Bagaimana mungkin mereka tidak mendengar Fakta sederhana adalah bahwa kebangkitan Lazarus
tentang penderitaan-Nya, sebab Betania hanya 4 merupakan tanda ketujuh bagi penginjil Yohanes dan
km dari Yerusalem di jalan menuju Yerikho? Bahkan yang terakhir dari “tanda-tanda” mukjizat Yesus. Tanda-
jaraknya terasa lebih dekat bila Yesus dan murid- tanda itu dalam teologi Yohanes membuktikan keilahian
murid-Nya menggunakan jalan singkat, mungkin hanya Yesus. Maka mukjizat cocok dalam skema Injil Yohanes,
2 jam atau lebih kurang jalan kaki santai dari Taman sementara kehadiran Lazarus dan saudari-saudarinya
Getsemani. di Kalvari tidak begitu perlu dalam rangka kekhasan
Apakah mereka ada di sana? Kemudian, Lazarus Injil Yohanes tentang teologi penderitaan. Ada karakter
yang kini sudah hidup kembali dari kematian dan orang-orang lain ditampilkan Yohanes dalam peristiwa
karena itu memiliki kekuatan, mungkinkah dia menolong Salib agar mendukung pandangan teologis penginjil
Yesus memikul salib-Nya? Atau apakah Lazarus takut Yohanes tentang Kisah Sengsara Yesus.
untuk muncul di tengah masyarakat dan dikenal oleh Betania rupanya menjadi tempat persekutuan
musuh-musuh Yesus yang juga ingin menangkap dia dan pengungsian para rasul sebelum mereka kembali
karena banyak orang percaya kepada Yesus sejak terjadi ke Galilea sesudah kebangkitan. Misalnya, apakah
mukjizat pada dirinya? beberapa dari mereka mengungsi kesana setelah
Tentu saja Marta yang super aktif mendorong Maria Yesus menampakkan diri? Lebih dari itu, Lazarus dan
yang tinggal tenang di rumah untuk pergi bersama saudari-saudarinya ingin mengetahui apa yang terjadi
dirinya ke Yerusalem untuk melihat apa yang dapat pada peristiwa kesengsaraan Yesus karena mereka
mereka lakukan kepada Yesus. Kalau Marta ada di sana tidak hadir dalam peristiwa itu. Apakah Thomas yang
saat peristiwa perjalanan salib, tentu dia mencari jalan tidak hadir ketika Tuhan Yang Bangkit menampakkan
untuk menolong Yesus, misalnya maju menghampiri diri pada pagi hari Paskah sedang berada di Betania
Yesus untuk mengusap wajah Yesus yang berlumuran untuk menurunkan ketegangannya, sambil menantikan
darah? kejelasan situasi yang berkembang sesudah peristiwa
Mungkinkah mereka bergabung dengan wanita- penyaliban Yesus? Seminggu kemudian setelah itu,
wanita Yerusalem yang menangis ketika Yesus melewati Yesus menampakkan dirinya lagi dan berbicara kepada
mereka? Mungkinkah mereka tetap tinggal selama Thomas.
penyaliban, kematian dan pemakaman Yesus di bukit Suatu hari nanti, ketika kita bertemu dengan mereka
Golgotha? Mereka semua dikenal baik oleh Yohanes, dalam Kerajaan Allah, inilah satu dari sekian banyak
sehingga begitu mudah bagi Yohanes penginjil untuk pertanyaan yang bisa kita tanyakan. Pertanyaan lain
mengingat mereka pada peristiwa penyelamatan ketika tentu dapat diajukan kepada Tuhan sebab dia sungguh-
dia berada di usia 90 tahun? sungguh menulis dengan cara seperti ini. •

6 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


S U R AT Y E S U S

Sahabat-sahabatku Maria, Marta dan Lazarus yang baik,


Salam damai,
Kalian tentu tidak dapat memperkirakan betapa Aku merasa berterima kasih karena memiliki
kalian sebagai sahabat-sahabat-Ku.
Persahabatan adalah hadiah terindah dari Yang Mahatinggi, sebagaimana kita baca dalam kitab
Amsal, yang menegaskan bahwa seorang manusia terberkati ketika dia memiliki sahabat-sahabat yang
baik. Mereka adalah seperti harta berharga yang dipegang erat-erat.
Esensi dari suatu persahabatan adalah kesalingan satu sama lain. Orang tidak dapat memandang
sahabat-sahabatnya hanya sebagai orang yang kepadanya dapat diminta pertolongan atau
memperoleh sesuatu. Sahabat-sahabat adalah orang-orang yang dengannya kita berbagi waktu,
talenta, karunia dan lebih dari itu semua, penghargaan dan kasih timbal balik, kasih yang mendorong
orang rela berkurban bagi sahabat-sahabatnya.
Aku dan para rasul-Ku selalu merasa senang dan bergembira bersama kalian bertiga di sana.
Kendati sesekali kami datang dengan tidak memberitahu, kami merasa tetap diterima dengan
ramah-bersaudara dan Marta pasti lekas-lekas ke dapur menyediakan makanan – dan kami biasanya
makan dengan lahap. Aku tahu kadang-kadang kami menjadi beban bagimu, tetapi kalian tidak
memperlihatkan hal itu.
Maria membuat kami berbahagia oleh karena kehadirannya, dengan memberi perhatian, dengan
memperlihatkan bahwa dia adalah anggota dari kelompok para rasul. Dengan membiarkan dia duduk
di dekat kaki-Ku dan mendengarkan Aku seperti para rasul lainnya, Aku menegaskan kesetaraannya
dengan para rasul lainnya dan berada bersama mereka, bukan sebagai penghargaan istimewa tetapi
sebagai haknya. Aku benar-benar terharu ketika dia meminyaki kaki-Ku dalam kunjungan terakhir
ke rumah kalian ini. Kendati Yudas mengritik pemakaian minyak harum itu untuk mengurapi Aku
alih-alih menjual dan memberikannya kepada orang miskin, Maria tetap menjaga ketenangannya dan
membiarkan Aku menempatkan Yudas pada tempat yang benar.
Atas nama para murid-Ku, Aku menghaturkan terima kasih banyak untuk persahabatan kita ini.

Yesus
Catatan: Jagalah kesehatanmu, sahabat-Ku Lazarus. Terakhir kali kita bertemu, Aku
mengingatkan engkau akan suatu gangguan pada pencernaanmu. Tetapi engkau berkata tidak perlu
kuatir. Saudari-saudari itu meminta Aku untuk menyampaikan sesuatu tentang pencernaanmu.
Mereka cemas akan dikau.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 7


FOKUS

D oku me n Abu Dhabi

Dokumen Persaudaraan Manusia:


Sebuah Refleksi Misiologis

Oleh: RD Habel Jadera Satu tahun yang lalu, dunia digemparkan


dengan sebuah peristiwa bersejarah. Peristiwa yang
Formator Seminari Tinggi melibatkan Gereja Katolik yang dan Dunia Islam:
St. Petrus-Paulus Keuskupan Bogor Dua unsur yang mendominasi kebudayaan dunia
berabad-abad lamanya.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab
merupakan sebuah bukti nyata gerak pastoral
Gereja yang ‘keluar’ seperti yang ditekankan dalam
Seruan Apostolik, Evangelii Gaudium: “Gereja yang
bergerak keluar itu merupakan sebuah komunitas
murid-murid misioner yang berani mengambil
langkah pertama, terlibat dan mendukung, yang
menghasilkan buah dan bersukacita” (bdk. EG 24).

Dok. Pribadi

D
alam pesan video terkait kedatangannya Keluar dari semangat konsili? Hanya inisiatif seorang
ke UEA, Paus Fransiskus bahkan dengan Paus Fransiskus belaka? Kurang militansi, cenderung
tegas menyampaikan kegembiraannya relatif terhadap paham keselamatan? Pertanyaan-
untuk mengunjungi jazirah Arab yang pertanyaan di atas adalah sebagian kecil dari
dikatakannya sebagai “Negara yang pertanyaan yang muncul akan inisiatif yang baik ini.
berusaha menciptakan koeksistensi, persaudaraan Belum lagi ada anggapan bahwa dokumen ini hanya
insani dan tempat pertemuan antara berbagai menjadi dasar bagi satu pihak tertentu, sementara di
peradaban dan kebudayaan, tempat perbedaan pihak lain, terlihat kurang menggema.
itu dihormati”. Ajarannya mengenai pertobatan Paus justru menggambarkan pertemuan
misioner sungguh diwujudkannya lewat tindakan bersejarah itu sebagai sebuah “Bahtera
yang nyata. Persaudaraan”. Bahtera yang menjauhkan manusia
Perjumpaan yang bersejarah ini melibatkan dari kehancuran. Seperti Allah yang menyelamatkan
banyak pihak. Paus Fransiskus mewakili Negara Nabi Nuh dan keluarganya dalam sebuah bahtera,
Vatikan, yang secara khusus mewakili Gereja Paus menegaskan “Hari ini, kita juga atas nama
Katolik. Dan kehadirannya mengatas-namakan Tuhan, untuk menjaga perdamaian, perlu masuk
seluruh umat Kristiani pada umumnya. Di lain pihak, bersama sebagai satu keluarga ke dalam bahtera
Dunia Islam diwakili oleh, Syeikh Mohammad bin yang dapat mengarungi lautan badai dunia: bahtera
Zayed bin Sultan Al Nahyan, Putera Mahkota Abu persaudaraan.” (Address of the His Holiness Pope
Dhabi yang telah mengundang Paus Fransiskus hadir Francis, Interreligious Meeting in the Presence of
dalam dialog bersejarah ini. Imam besar Al-Azhar, the Civil Authorities and the Diplomatic Corps, Abu
Dr. Ahmed Al Tayeb Dhabi, 4 Feb 2019). Hal ini jelas digambarkan dalam
Di samping itu, muncul juga berbagai tanggapan logonya: seekor merpati yang membawa ranting
bernada pesimis akan kesaksian ini. Apakah ini zaitun.
merupakan suatu kemunduran?

8 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


R E F L E K S I M I S I O LO G I S - D OK UME N A B U DHA B I

Gereja Misioner -
Gereja yang bergerak keluar Paus Fransiskus dan Syekh Mohamed bin Zayed. Foto: arabianbusiness.com

P
ertemuan bersejarah itu menghasilkan sebuah persaudaraan. Namun, mengawali segala sesuatu
dokumen yang bisa disebut magna charta di abad dengan hal-hal yang sama tidak menciptakan suatu
ini khususnya dalam menghadirkan Kerajaan Allah di “keseragaman”(uniformitas) atau “pencampur-adukan”
dunia secara tepat. Dunia bukan hanya milik sekelompok nilai-nilai agama (sinkretisme).
orang / kelompok / agama saja, melainkan milik kita Semangat Gereja misioner ini didasarkan pada
bersama. Karena itu Gereja punya tanggung jawab untuk semangat “aggiornamento” (pembaharuan) Konsili
menciptakan bonum commune (kebaikan bersama) bagi Vatikan II. Sebuah keyakinan yang telah dipupuk
semua orang. sejak lama oleh para bapa konsili ekumenis tersebut.
Sebagai hasil ide-ide brilian, dokumen ini bukanlah Keyakinan iman yang hendaknya menjadi pedoman
sebuah dokumen yang bersifat teologis, yang bagi semua umat beriman Kristiani, sebagai mana yang
mengajarkan cara memahami atau mendefinisikan diserukan dalam Deklarasi Nostra Aetate “Tetapi kita
Allah dari berbagai aspek kehidupan. Lebih dari itu, ini tidak dapat menyerukan nama Allah Bapa semua orang,
adalah sebuah dokumen profetik, yang bersemangat bila terhadap orang-orang tertentu, yang diciptakan
misioner, yang dijiwai semangat Konsili Vatikan II. menurut citra kesamaan Allah, kita tidak mau bersikap
Melalui kesepakatan ini, Paus Fransiskus berusaha untuk sebagai saudara.” (NA 5).
senantiasa menjadi Gereja yang ‘bergerak keluar”, yang
mengambil inisiatif, terutama dalam berdialog.
Gereja bergerak bukan untuk mencari dan
menemukan perbedaan di antara manusia, melainkan
kesamaan. Untuk mengawalinya, Paus Fransiskus
menekankan bahwa kita harus berangkat dari pengakuan
akan Allah sebagai sumber dari satu keluarga insani.
Dialah pencipta dari segala sesuatu dan juga bangsa
manusia. Allah itulah yang ingin agar kita hidup
berdampingan, hidup bersama sebagai saudara.
Persaudaraan menjadi dasar bagi hidup bersama.
Menekankan persaudaraan sebagai dasar, kita
diharapkan mampu merangkul semua perbedaan yang
ada dalam diri saudara dan saudari kita. Yesus sendiri
berkata, “Siapakah saudaraku, siapakah ibuku? Ialah
mereka yang mendengarkan dan melakukan Sabda
Allah”. Di kisah lain, karakteristik misioner dialog
Yesus dengan Seorang wanita Samaria yang di sumur
[Lih. Yoh 4:5-43] menandakan pentingnya mencari
persamaan dalam melakukan sebuah dialog, dialog
Paus Fransiskus bertemu perwakilan GP Ansor di Vatikan. Foto: NU Online

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 9


FOKUS

Dialog merupakan wujud


kesiapsediaan kita untuk
memahami perbedaan di
antara sesama saudara,
bukan untuk saling
menghakimi.

Sebuah Dialog Misioner - Ikon karya Br. Robert Lentz, OFM yang
menggambarkan perjumpaan perdamaian
antara St Fransiskus Asisi dengan Sultan

Konsili Vatikan II Malek Al-Kamil pada tahun 1219. (Sumber:


flanderstoday.eu)

D
okumen ini menekankan pentingnya doa lainnya (ES 72). Dengan demikian, dialog memiliki satu
dan dialog dalam menciptakan kebaikan latar belakang misioner. Dialog menjadi salah satu
dan perdamaian universal. Keterbukaan dan cara Gereja berada, berhubungan dan menempatkan
keberanian dalam memandang orang lain sebagai dirinya di dunia. Tak dapat disangkal, bahwa ensiklik ini
saudara merupakan inti dari sebuah dialog. Ketulusan memiliki pengaruh yang kuat bagi beberapa dokumen
hati, bukan kemunafikan, menjadi syarat utama KV II lainnya tentang dialog misioner.
dalam dialog persaudaraan sejati. Di samping itu, Konsili Vatikan II (1962-1965) memperkenalkan
doa menjadi unsur tak terelakkan. Dalam doa, kita suatu pendekatan baru dalam tindakan Gereja
menyatukan semua niat baik dalam nama Tuhan mewartakan kabar sukacita, yaitu dialog. Dialog dengan
dan memurnikannya. Paus Fransiskus menekankan agama-agama lain, suatu terobosan baru dalam Gereja
pentingnya “doa dalam mengawali suatu pertemuan Katolik. Seperti kita pelajari, jauh sebelum konsili, kita
dialog antaragama.” mengenal sistem kolonialisme atau crusade sebagai
Doa dan dialog menjadi dua unsur penting dalam model pewartaan dan penyebaran kabar sukacita
suatu hubungan persaudaraan. Lalu, dialog seperti apa (Donald Dorr, Mission in Today’s World, 2000). Perang
yang dapat kita lakukan dalam memandang orang lain salib menjadi sebuah pembenaran bagi kegiatan
sebagai saudara. Sebagai sebuah gerakan misioner, pewartaan (Stephen B. Bevans & Roger P. Schroeder,
sebenarnya konsep dialog dalam pewartaan merupakan 2004). Dialog menjadi suatu konsep baru yang segar,
hal baru karya misi. Konsep dialog perlahan-lahan penuh tantangan dan perdebatan. Konsep dialog ini
muncul dalam dokumen-dokumen resmi Gereja, secara khusus dapat kita temukan dalam Gaudium
khususnya dialog antar-agama. Konsili Vatikan II et Spes, Dignitatis Humanae, Ad Gentes dan Nostra
merupakan konsili ekumenis yang sangat menekankan Aetate.
pentingnya sebuah gerakan misioner dalam dialog Konstitusi Dogmatik, Lumen Gentium (LG) telah
walaupun todak secara eksplisit. Berikut saya akan secara eksplisit menekankan sikap gereja terhadap
memberi sebuah highlight perkembangan dialog dalam mereka yang belum menerima Kristus sebagai
Gereja, khususnya sejak KV II. Penyelamat. Konstitusi tersebut menekankan aspek
Bahkan sebelum KV II, dalam Ensiklik Ecclesiam keselamatan universal, baik bagi mereka yang telah
Suam (16 Agustus 1964), Paus Paulus VI telah beriman kepada Kristus maupun yang belum. Bahkan,
menempatkan dialog sebagai pusat dalam masa bagi mereka pun, keselamatan itu diberikan: “Sebab
kepausannya. Menurutnya, dialog merupakan jalan mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil
tengah antara Gereja dengan dunia kontemporer. Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus
Dialog antara umat kristiani dengan agama-agama mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha
lain: Yahudi, Islam dan tradisi-tradisi keagamaan melaksanakan kehendak-Nya yang mereka kenal

10 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


R E F L E K S I M I S I O LO G I S - D OK UME N A B U DHA B I

Foto: Biro Caritas Keuskupan Bogor


Persaudaran Manusia:
Menuju Sebuah Dialog Profetik

D
melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat okumen ini mengakui bahwa krisis dunia
memperoleh keselamatan kekal.” (LG 16) ini berakar pada “hati nurani manusia yang
Dalam hubungan dengan orang-orang bukan kehilangan kepekaan, menjauhkan diri dari
kristiani, Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes nilai-nilai agama, dan individualisme yang dominan
menekankan pentingnya peran Roh Kudus dalam disertai dengan filosofi materialistis yang mendewakan
menganugerahi kehendak baik bagi seluruh umat pribadi manusia serta memperkenalkan nilai-nilai
manusia. KV II menekankan bahwa Roh Kudus duniawi materiil sebagai prinsip-prinsip tertinggi dan
menjamin persatuan dalam misteri Paskah: “Sebab transendental” (Art. 17). Karena itu, seruan tentang
karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan “persaudaraan manusia bagi perdamaian dunia dan
panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, hidup bersama” memiliki aspek profetik yang nyata.
yakni bersifat Ilahi, kita harus berpegang teguh, Seruan yang timbul dari realitas konkret itu bersifat
bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi mendesak dan membutuhkan solusi bersama yang
semua orang, untuk dengan cara yang diketahui oleh konkret pula.
Allah digabungkan dengan misteri Paska itu” (GS 22). Secara tidak langsung, Paus pun mengakui
Bahkan Dekrit tentang aktivitas misioner Ad Gentes, kesalahan metode evangelisasi dan misi Gereja
mengingatkan kita yang hidup di antara mereka yang di masa lalu (model crusade atau kolonialisasi).
tidak beriman kristiani agar “sungguh mengerti tradisi- Gereja juga menyadari bahwa tindakan-tindakan
tradisi kebangsaan dan keagamaan mereka, dan dengan crusade jaman modern itu tidak dibenarkan. Kita
gembira serta penuh hormat menggali benih-benih tidak dapat menggunakan nama Tuhan atau karena
Sabda yang terpendam di situ” (AG 11). berdasarkan membela iman atau agama tertentu untuk
Wajah yang bergerak keluar lewat jalan dialog membenarkan tindakan perang, terorisme, genosida,
semakin dipertegas dalam Konsili Vatikan II. Dialog perdagangan manusia, dan segala bentuk kekerasan
Ekumenis ditekankan dalam Dekrit Ekumenis Unitatis baru (lih. Art. 19-24). Agama tidak dapat digunakan
Redintegratio, dialog antaragama menjadi fokus untuk melegalkan kepentingan politik tertentu.
Nostra Aetate. Sedangkan dialog dengan orang-orang Agama harus dikembalikan kepada tujuan utamanya,
yang bukan kristiani menjadi perhatian Gaudium et yaitu “percaya kepada Allah, menghormati-Nya dan
Spes. Dekrit tentang aktivitas misioner Ad Gentes mengundang semua laki-laki dan perempuan untuk
menekankan pentingnya pewartaan sebagai suatu percaya bahwa alam semesta ini bergantung pada Allah
dialog misioner. Dokumen Abu Dhabi ini menjadi yang mengaturnya” (art. 23).
intisari dari berbagai konsep tentang dialog dalam Seruan profetik itu menjadi semakin konkret lewat
Konsili Ekumenis tersebut. pengakuan akan beberapa hal penting dalam upaya
Dialog merupakan wujud kesiapsediaan kita untuk membangun perdamaian dunia. Hal-hal tersebut
memahami perbedaan di antara sesama saudara, bukan adalah:
untuk saling menghakimi. Karena itu, persaudaraan
insani sebagai dasar dari pertemuan dua perwakilan 1. Keyakinan yang pasti bahwa agama itu berdasar /
pusat keagamaan dunia (Paus Fransiskus dan Imam berakar pada nilai-nilai perdamaian.
Besar Al Azhar) menjadi langkah menghidupkan 2. Kebebasan adalah hak setiap orang
kembali dialog misioner yang dilatarbelakangi oleh 3. Keadilan yang berdasarkan belas kasih merupakan
semangat KV II. jalan menuju hidup bermartabat yang merupakan hak
setiap manusia

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 11


FOKUS

4. Dialog dan budaya toleransi mengarah pada Bagi saya, peristiwa luar biasa ini, tidak hanya
terciptanya bonum commune. penting karena melahirkan nilai-nilai universal yang
5. Dialog di antara orang beriman berarti berkumpul berasal dari jeritan dunia kontemporer, atau karena
dalam ruang luas nilai spiritual, insani, dan sosial. mengimplikasikan pentingnya solusi yang nyata dan
Tujuannya mewartakan tujuan agama. cepat di dalam proses menghadirkan perdamaian dunia
6. Perlindungan tempat-tempat ibadah adalah saja. Pertemuan ini secara eksplisit merupakan suatu
kewajiban yang dijamin oleh agama, nilai bentuk nyata dari sebuah dialog profetik menurut
kemanusiaan, hukum dan perjanjian internasional. Stevan B. Bevans dan Roger P. Schroeder dalam
7. Terorisme adalah menyedihkan dan mengancam Constant in Context: a Theology of Mission for Today
keamanan manusia. Agama bukan penyebab (ed. 2004).
terorisme. Akumulasi interpretasi yang salah akan Sebuah dialog profetik berarti “mengambil bagian
terhadap teks-teks agama yang menyebabkan dalam karya misi Allah Tritunggal, misi berarti
terorisme. mengambil bagian dalam misi Yesus untuk mengajar,
8. Konsep kewarganegaraan didasarkan pada melayani dan memberi kesaksian akan Kerajaan
kesetaraan hak dan kewajiban, sehingga semua Allah yang “sudah” tetapi “belum” meraja; misi dan
menikmati keadilan. karya pewartaan bahwa Kristus adalah satu-satunya
9. Pentingnya hubungan baik antara Timur dan Barat. Penyelamat dunia” (Stevan B. Bevans, 2004, 348).
Dialog dapat memperkaya kedua pihak. Seruan Paus Fransiskus yang ditandatangani dalam
10. Pengakuan akan hak perempuan. dokumen ini tak lain ialah agar umat manusia
11. Peran penting keluarga dalam melindungi hak-hak khususnya umat kristiani senantiasa mengambil bagian
dasar anak untuk bertumbuh dalam lingkungan dalam misi Tritnitarian.
keluarga. Persaudaraan manusia adalah konsep nyata dari
12. Perlindungan hak-hak kaum lansia, dan mereka harapan Paus Fransiskus akan Gereja yang bergerak
yang lemah dan cacat serta tertindas. keluar. Gereja yang senantiasa memberi kesaksian
akan Kristus yang hidup dan mewartakannya sampai ke
ujung bumi. Pertemuan bersejarah ini menjadi sarana
kesaksian dan pewartaan sekaligus. Untuk sampai
pada dialog profetik yang telah diteladani oleh Paus
Fransiskus, marilah kita memulai dari membangun
bentuk-bentuk komunikasi yang sifatnya dialogal dalam
kehidupan kita masing-masing.
Dialog itu bisa dengan menciptakan relasi antar
manusia yang memiliki tujuan yang sama dalam
menciptakan perdamaian dunia. Memandang orang lain
bukan soal mayoritas atau minoritas, melainkan sebagai
saudara bagian dari komunitas. Dalam kehidupan
sehari, hari, kita pun bisa memulai dengan membangun
rasa hormat (respect) dan membangun persahabatan
sebagai jalan menuju tindakan pewartaan yang bersifat
misioner dalam lingkungan kita masing-masing.
Berhadapan dengan kemajemukan di sekitar kita,
penghormatan akan kebebasan menjadi unsur yang
sangat penting dalam menciptakan sebuah dialog.
Tindakan misioner Paus Fransiskus ini membuat
iman kita semakin hidup. Marilah kita menjadikan
seruan Santo Yohanes Paulus II dalam Ensiklik
Redemptori Missio: “Kegiatan Misioner memperbaharui
Gereja, menghidupkan kembali iman dan identitas
kristiani” (RM 2). Dengan berpartisipasi bagi terciptanya
persaudaraan insani, perdamaian dunia dan hidup
bersama, berarti kita telah mengambil bagian dalam
suatu aktivitas misioner sejati. Karena dengan bermisi,
maka iman kita senantiasa hidup.
Salam misioner! •

12 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


S E K I L AS DOKUME N

NOSTRA ÆTATE
DEKLARASI HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA NON-KRISTEN

Poin-poin penting
Dokumen apakah ini?
Nostra Ætate (“Di Zaman Kita”) adalah • Gereja memusatkan perhatiannya
Deklarasi tentang Hubungan Gereja dengan pada kesamaan-kesamaan
yang dimiliki tiap bangsa, dan
Agama-Agama Bukan Kristiani. Dokumen ini
mendorongnya semua orang untuk
merupakan salah satu hasil dari Konsili Vatikan
bersatu dalam menghadapi situasi
II, yang diumumkan pada 28 Oktober 1965 oleh dunia.
Paus Paulus VI. • Gereja mendorong umat, supaya
dengan bijaksana dan penuh cinta
Pada awalnya, dokumen ini hanya berfokus kasih menjalin dialog dan kerja
pada penerangan sikap Gereja terhadap sama dengan para penganut agama
agama Yahudi. Namun melalui beberapa tahap lain dan sambil memberi kesaksian
amandemen, dokumen ini diperkaya juga tentang hidup Kristiani.
dengan arahan mengenai sikap Gereja terhadap • Di sepanjang zaman memang cukup
agama-agama lain, terutama agama Islam. sering timbul pertikaian antara umat
Kristiani dan Muslim. Namun konsili
suci mengajak kita untuk melupakan
yang sudah-sudah, dan dengan
Persaudaraan Semesta tulus hati melatih diri untuk saling
Tanpa Diskriminasi memahami.
• Sebagai Gereja pewarta, kita
Gereja mengecam setiap bertugas untuk memberitakan salib
diskriminasi antara orang-orang Kristus sebagai lambang cinta kasih
atau penganiayaan berdasarkan dan sumber rahmat bagi semua
keturunan atau warna kulit, orang.
kondisi hidup atau agama, karena
berlawanan dengan semangat
Kristus. Oleh karena itu, semua umat
beriman harus menjaga kehidupan Scan QR Code ini untuk
yang harmonis dengan semua orang, membaca teks lengkap
sehingga kita sungguh menjadi Nostra Ætate.
putra-putri Bapa di surga. (Bahasa Indonesia).

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 13


OPINI

Persaudaraan Manusia,
Kunci Perdamaian Dunia
Oleh Diakon Petrus Sunusmo Galih Widodo

D
okumen Persaudaraan Manusia lahir dari rumput bahwa perbedaan terus-menerus menjadi
kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat alasan untuk saling mengutuk dan mengucilkan yang
Arab. Paus Fransiskus dengan imam besar lain. Ketika dokumen ini hadir, maka terlihat bahwa
Al-Azhar, Ahmad Al-Tayyeb menandatangani para tokoh pemimpin agama dunia pun merasakan
dokumen ini untuk membangun perdamaian keresahan bilamana intoleransi dan ketidakadilan sudah
dan menciptakan hidup yang harmonis diantara seluruh sampai pada titik kritis yang harus segera diatasi.
umat. Kita bisa menimba banyak hal dari dokumen ini Kemunculan dokumen ini menyuarakan penolakan
untuk direfleksikan dalam kehidupan sebagai pengikut segala bentuk gerakan yang menimbulkan tekanan dan
Kristus. Dokumen ini menuntun kita dan seluruh umat ketidakadilan bagi semua kalangan, serta menyuarakan
beriman untuk melihat orang lain sebagai saudara kebebasan yang diberikan Allah untuk seluruh manusia.
yang harus didukung dan dicintai. Kita khususnya, Karenanya, buah pemikiran kedua kelompok religius
sebagai pengikut Kristus, diundang untuk mendukung terbesar di dunia ini merupakan sebuah contoh konkret
semua orang terutama mereka yang terpinggirkan, untuk menggunakan budaya dialog sebagai jalan, kerja
yang miskin dan yang membutuhkan. Semua orang sama timbal balik sebagai kode tingkah laku, serta
yang memiliki iman kepada Allah dan kepercayaan saling pengertian sebagai metode dan standar.
terhadap persaudaraan manusia diajak untuk bersatu Dokumen ini mau mengangkat kembali nilai-
dan bekerja sama, menjadi teladan bagi generasi nilai yang mulai terkikis oleh permakluman dari
mendatang, memajukan budaya saling menghormati, berkembangnya jaman, yaitu, nilai perdamaian,
dan menjadikan semua manusia sebagai saudara dan keadilan, kebaikan, keindahan, persaudaraan manusia
saudari. dan hidup bersama. Nilai-nilai ini harusnya ada
Saya melihat dokumen ini sebagai suatu terobosan teraplikasi dan menjadi standar dalam hidup semua
yang baik di tengah situasi intolerasi yang menjadi umat beriman dan mereka yang percaya akan Allah
semakin genting. Kita bisa berkaca pada pengalaman serta pada persaudaraan manusia. Sebab kemajuan
keseharian bangsa kita sendiri, yang terjadi pada akar jaman memiliki kecenderungan untuk membawa orang

14 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


OPINI

pada krisis yaitu, hilangnya kepekaan hati nurani, keyakinan yang teguh bahwa agama itu harusnya
individualisme yang dominan, menjauhkan diri dari mengundang kita untuk tetap berakar pada nilai-nilai
nilai-nilai agama, mendewakan manusia dengan filosofi perdamaian; untuk mempertahankan nilai saling
materialistis serta menggunakan nilai-nilai duniawi dan pengertian, persaudaraan manusia dan koeksistensi
materiil sebagai prinsip paling tinggi dan transendental. yang harmonis. Dokumen ini juga peduli pada masa
Dokumen persaudaran manusia saya lihat depan anak muda supaya generasi muda sekarang
sebagai sebuah perlawanan kepada orang-orang sadar dalam beragama sehingga dapat terlindungi dari
yang jatuh pada ekstremisme yang ateis, agnostic ranah pemikiran yang materialistis dan dari bahaya
atau religius atau dalam ektremisme fanatik buta politik keserakahan dan ketidakpedulian yang tak
yang mengakibatkan penghancuran diri secara terkendali.
individual atau kolektif. Ekstremisme agama,
ektremisme nasional, dan intoleransi telah melahirkan Untuk kita renungkan
ketidakadilan, keterasingan, keputusasaan. Hal Para tokoh agama dunia sudah mencontohkan
ini menyebabkan kehidupan yang dibayangi oleh mengusahakan perdamaian dan persaudaraan yang
ketidakpastian, kekecewaan, ketakutan akan masa erat dengan menggunakan dialog sehingga melahirkan
depan, serta krisis-krisis yang mengorbankan dokumen ini. Dokumen ini menjadi sebuah tanda rasa
kehidupan . hormat dan persahabatan antarumat beragama. Maka
Peran penting keluarga dalam mempersiapkan sikap-sikap dalam dokumen ini bernada tegas melawan
pribadi-pribadi yang siap untuk masuk ke dalam ketidakadilan, menolak terorisme, penindasan, serta
masyarakat juga disoroti dokumen ini. Peran orang pengasingan. Mereka membahas pula mengenai
tua sangat penting untuk mendidik anak-anak dengan perlindungan tempat ibadah. Perlindungan tempat
pembinaan moral yang kuat, serta membangkitkan ibadah adalah kewajiban yang dijamin oleh agama,
kesadaran agama. Bahwasanya tujuan pertama agama nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan perjanjian
adalah percaya kepada Allah, menghormati-Nya dan internasional. Setiap upaya untuk menyerang tempat-
mengundang semua laki-laki dan perempuan untuk tempat ibadah atau mengancamnya dengan serangan
percaya bahwa alam semesta ini bergantung kepada kekerasan, pemboman atau perusakan, merupakan
Allah yang mengaturnya. Allah adalah pencipta dan penyimpangan dari ajaran agama serta pelanggaran
memberikan kita karunia hidup untuk dilindungi. jelas terhadap hukum internasional.
Maka setiap orang harus menjaga kehidupan dengan Tidak kalah menarik bagi saya dalam dokumen ini
menolak dan mengutuk segala praktik yang mengancam juga disebutkan untuk menolak penggunaan istilah
kehidupan, seperti genosida, aksi terorisme, minoritas secara diskriminatif yang menimbulkan
pemindahan yang dipaksa, perdagangan manusia, perasaan keterasingan dan inferioritas. Penggunaan
aborsi, dan euthanasia. kata minoritas dapat disalahgunakan untuk membuka
Isi dari kesepakatan dua agama ini dengan tegas jalan bagi permusuhan dan perselisihan. Penggunaan
menyatakan bahwa agama tidak boleh menghasut kata minoritas dapat membuka kecenderungan untuk
orang kepada perang, sikap kebencian, permusuhan, merampas hak-hak keagamaan dan sipil dari sebagian
dan ekstremisme, juga tidak boleh menghasut warga negara yang dengan demikian didiskriminasi.
kekerasan atau penumpahan darah. Hal-hal semacam Dokumen ini merupakan upaya kerja sama
ini justru bisa kita lihat dari kenyataan sehari-hari, timbal balik antara Gereja Katolik dan Al-Azhar
dimana kepentingan politik menunggangi agama. yang menjadi contoh dan model dialog, perdamaian
Sehingga beberapa kelompok religius bertindak dan persaudaraan sejati, di mana nilai-nilai saling
dengan cara yang tidak ada hubungannya dengan menghormati, menghargai sebagai saudara yang hidup
kebenaran agama, sebab yang mau diraih dan dicapai bersama dalam alam ciptaan terjadi. Pertanyaannya
adalah tujuan yang bersifat politis, ekonomis, duniawi sekarang adalah bagaimana dengan kita? Apakah kita
dan picik. Maka dari itu, dokumen ini menentang mau mencontoh Paus Fransiskus yang dengan rendah
dan menyerukan kepada semua pihak agar berhenti hati mengunjungi saudara-saudara yang berbeda?
menggunakan agama untuk menghasut pada Ataukah kita akan tetap keras kepala melawan
kebencian, kekerasan, fanatik buta. Menentang mereka kekerasan dengan kekerasan, bukannya dengan ajaran
yang menggunakan nama Allah untuk membenarkan cinta kasih yang selama ini kita hayati?
tindakan pembunuhan, pengasingan, terorisme dan Semoga dengan merefleksikan dokumen ini kita
penindasan. mampu bertenggang rasa, dan membuka hati serta diri
Kita semua percaya kepada Allah yang tidak untuk membangun persaudaraan sejati. Dan semoga
menciptakan manusia untuk dibunuh atau saling kita semua terundang untuk mengadakan rekonsiliasi
bertarung atau disiksa atau dihina dalam situasi hidup dan perjumpaan diantara semua orang beriman
mereka. Allah Yang Mahakuasa tidak perlu dibela sehingga mampu menyatakan akan harapan hdiup
siapapun dan tidak ingin nama-Nya digunakan untuk bersama sebagai saudara. •
meneror orang. Maka dari itu, kita harus memiliki

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 15


G E L I AT P A R O K I

PAROKI ST Markus - Depok Timur

Mengolah Sampah
Jadi Sumber Berkah
Teks dan Foto Marcell Rombe

D
unia kini sudah menghadapi darurat kondisi darurat sampah plastik! Lalu siapakah yang
sampah, alam menjadi rusak, kehidupan menjadi penyebab kondisi darurat sampah tersebut.
manusia dan makhluk hidup lainnya Semua itu terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli
pun terancam. Sampah-sampah sudah lingkungan hidup dan alam ini. Lalu bagaimana manusia
menumpuk di mana-mana, bahkan bertindak dalam kondisi darurat tersebut?
menggunung di beberapa tempat pembuangan akhir Permasalahan dan jawaban atas masalah tersebut
(TPA) dengan bau yang menyengat hidung. terungkap dalam Semiloka lingkungan hidup bertajuk
Entah terpaksa atau karena makanan sudah “Sampah Kita: Kepedulian dan Gerakan Mengurangi
berkurang, sampah-sampah itu pun menjadi santapan Sampah dari Rumah” yang digelar Paroki St Markus
para binatang, tak terkecuali hewan peliharaan. Tak Depok II Timur di aula paroki ini, Sabtu, 14 Maret 2020.
heran jika banyak kambing atau sapi yang mati karena Semiloka dengan ketua panitia Andreas Adi Loviantoro
di ususnya menumpuk sampah plastik. Tak hanya di ini dibuka dengan pemukulan gong oleh Pastor Paroki
darat, sampah pun khususnya sampah plastik juga St Markus Depok Timur RD Gregorius Agus Edy
menumpuk di sungai, danau, bahkan laut. Fakta Cahyono bersama Sekretaris Camat Sukma Jaya,
maupun di lapangan baik yang melalui penelitian Sumarna dan dihadiri Pastor Vikaris Parokial St Markus
maupun yang disaksikan langsung oleh masyarakat, RD Alexander Ardhiyoga.
banyak ikan paus dan penyu ditemukan mati karena di Semiloka ini cukup padat dengan menghadirkan
perutnya penuh dengan sampah plastik. sejumlah narasumber antara lain Dr Lina Tri Mugi
Kini dunia benar-benar tercemar dengan hamparan Astuti SE MM, konsultan & Akademisi dengan materi
sampah dan lebih mengerikan lagi adalah makin “Memandang Darurat Sampah secara Sistemik”, Ir
menumpuknya sampah plastik yang butuh penguraian Hendra Triana S Kom, MM dari Enviro Total Solusi
belasan hingga ratusan tahun. Dunia sudah dalam dengan materi “Solusi Pengelolaan Sampah”.

16 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


G E L I AT P A R O K I

Tiga narasumber lainnya sebagai praktisi dan aktivis


persampahan adalah Heriyanto dari Unit Pengelolaan
Sampah (UPS) Merdeka Depok, Agus Setiawan,
Koordinator Pengangkutan Sampah Kecamatan
Sukmajaya, dan Wawan Gunawan memberikan
praktik pembuatan Ecobrick, Loseda, dan Biopori dari
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ceria Malabar,
Kota Bandung.
Romo Greg ketika membuka semiloka ini
mengatakan, melalui acara ini, umat Paroki St Markus
menjadi lebih peduli sampah, bahkan menjadi duta
peduli sampah dan lingkungan di tempat tinggal
masing-masing. Sebab, sampah adalah tanggung jawab
bersama.
Sekcam Sukmajaya Sumarna juga memuji umat
Kursi dari sampah plastik
Paroki St Markus yang menggelar semiloka ini sebagai
Selebihnya, sampah plastik bisa dimanfaatkan
bagian dari upaya kampanye dan aksi nyata peduli
untuk ecobrick, yakni blok bangunan yang terbuat
lingkungan. Menurutnya, hal ini sangat sejalan dengan
dari botol plastik berisi plastik bekas. Ecobrick ini bisa
program Pemerintah Kota Depok dengan moto “Unggul
menjadi bahan dasar untuk pembuatan furnitur hingga
dan Religius”.
bangunan. Pemanfaatan ecobrick, selain berdaya
Menurut Agus Setiawan, produksi sampah warga
guna sebagai perabotan rumah tangga yang murah,
Kota Depok 1,4 juta ton per hari. Jumlah yang bisa
tahan lama dan mudah didapatkan, juga membantu
terangkut petugas kebersihan Kota Depok ke TPA
mengurangi sampah plastik.
hanya 840.000 ton, sisanya dikelola oleh swasta 420
Selain ecobrick, Agus Suherman aktivis peduli
ton per hari dan selebihnya belum terangkut termasuk
sampah dari Bandung juga memberikan teori dan
yang dipungut pemulung.
praktik pembuatan lubang biopori dan pemanfaatan
Pemerintah Kota Depok mengalami kendala
sampah organik dari dapur berupa sayuran sisa dan
soal tempat pembuangan sampah, karena TPA
makanan. Sampah-sampah itu bisa dikumpulkan dan
Cipayung sendiri sudah overload, sementara TPA di
dimasukkan ke dalam lubang pipa yang diberi nama
Nambo milik Pemkab Bogor belum ada kesepakatan
Losada (Lodong Sisa Dapur) setinggi satu meter yang
untuk pemanfaatannya. Karena itu, Pemkot Depok
ditanam ke tanah dan setelah terkumpul banyak dan
menghimbau warga Depok agar membantu pemerintah
terurai bisa buat pupuk kompos.
dengan memilah sampah mulai dari rumah tangga
Umat yang mengikuti semiloka tersebut
masing-masing.
berkesempatan mengikuti praktik pembuatan
Misalnya, memilah sampah organik, dan sampak
ecobrik, losada, dan pipa lubang biopori. Mereka
anorganik yang terdiri dari : sampah plastik, sampah
dibagi per kelompok dan diharapkan setelah pulang
kaca dan logam (besi). Ketika warga sudah melakukan
dapat mengajari umat lainnya di lingkungan maupun
pemilahan dan mengolah atau pun memanfaatkan
masyarakat di mana mereka tinggal.
sebagian besar termasuk oleh para pengelola bank
WKRI Cabang St Markus sendiri telah
sampah, jumlah sampah yang dibuang ke TPA bisa
mempraktikkan cara pembuatan kursi dari botol
berkurang 65 sampai 80 persen, sehingga tak perlu
plastik dengan sisi sisa-sisa plastik. Kursi buatan WKRI
menambah lokasi TPA.
tersebut cukup bagus dan kuat, karena dites dengan
Heriyanto dari UPS Merdeka juga mengatakan,
seorang ibu berberat badan 70 kg berdiri di atas dan
sampah memang kotor dan bau, tetapi setiap warga
tidak roboh.
bertanggung jawab atas masalah tersebut. Menurutnya,
Menurut Adi Loviantoro yang juga Ketua Panitia
sampah bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, tetapi
Paskah Paroki St Markus, kegiatan ini memang
hendaknya menjadi sahabat, karena sampah yang
sengaja digelar sebagai rangkaian dari Aksi Puasa
semula dianggap masalah bisa jadi berkah atau
Pembangunan se-Keuskupan Bogor dengan tema Cara
mendatangkan manfaat ekonomis. Dia menyebutkan
Baru Memandang Sampah Plastik. Diharapkan melalui
Kota Depok memiliki 32 UPS dan menghasilkan pupuk
semiloka ini, nantinya umat bisa melakukan aksi nyata
kompos yang bermanfaat untuk tanaman sayuran dan
dan peduli dengan sampah lebih khusus lagi sampah
bunga. Juga UPS bisa membuat pakan ternak dari hasil
plastik. Semoga.•
pengolahan sampah organik dan juga ternak belatung
dari sisa sampah untuk pakan ikan dan burung.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 17


G E L I AT K O M I S I

KOMISI KKI KEUSKUPAN BOGOR

Sekolah Misi, Sarana Tumbuh Kembang


Sukacita Kristiani bagi Remaja
Teks dan Foto Maria Dwi Anggraeni

S
ebagai sebuah langkah tingkat lanjut dari (doa,derma, kurban, kesaksian) dan children helping
keikutsertaan Komisi KKI Keuskupan Bogor children, serta terlibat aktif dalam karya pelayanan
dalam kegiatan Jambore Nasional Serikat Gereja.
Kepausan Anak dan Remaja Misioner
(JAMNAS SEKAMI) yang diadakan pada tahun Remaja berkualitas: beriman dengan gembira
2018 lalu, KKI Keuskupan Bogor ingin berkomitmen Kegiatan yang akan dilakukan di tingkat paroki,
agar semangat misioner terus bertumbuh dan berbuah. Keuskupan dan Nasional ini telah dimulai pada Sabtu,
Lalu muncullah kesanggupan untuk menindaklanjuti 14 Maret 2020 lalu. Pembukaan diawali dengan
pendampingan iman pasca keikutsertaan dalam Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Mgr
kegiatan JAMNAS SEKAMI. Bentuk tindak lanjut Paskalis Bruno Syukur, RD Paulus Haruna dan RD Yosef
tersebut adalah penyelenggaraan Teens School of Irianto Segu di Aula Magnificat lantai 4 Gedung Pusat
Mission (TSOM) atau Sekolah Misi Remaja dengan Pastoral Keuskupan Bogor.
mengusung tema “Remaja Katolik Hidup Dalam Kristus Dalam homili yang disampaikan, Mgr Paskalis
Dengan Gembira, Cerdas, Tangguh, dan Misioner.” berterima kasih kepada peserta yang hadir, karena
Sekolah Misi Remaja ini akan diadakan selama mau ikut berproses dalam kegiatan TSOM yang baru
setahun ke depan dengan misi untuk mendampingi pertama kali diadakan di Keuskupan Bogor. Mgr
remaja yang telah dibaptis Katolik secara Paskalis juga mengajak agar para peserta yang rata-
intensif; menanamkan nilai-nilai Kristus dalam rata berusia remaja untuk mau mengembangkan dirinya
diri remaja sebagai wujud hidup dalam Kristus, sehingga menjadi remaja yang berkualitas.
menumbuhkembangkan kegembiraan Kristiani dalam Lebih lanjut, Mgr Paskalis menjelaskan bahwa
diri remaja; melatih kreativitas dan kecerdasan remaja yang berkualitas adalah remaja yang menghayati
intelektual, emosi, spiritual dan sosial; membimbing imannya akan Yesus Kristus dengan gembira.
remaja mengimani Kristus dengan tangguh; serta Di akhir homili, Mgr Paskalis mengimbau agar
membentuk remaja yang siap mewartakan Injil melalui Remaja Katolik dididik dan dibina untuk menjadi
kesaksian hidup sehari-hari dalam semangat 2D2K misioner, sehingga Gereja bertumbuh dan berkembang

18 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


G E L I AT K O M I S I

terus hingga dapat menghidupkan Gereja agar Gereja


menjadi rumah yang baik untuk mewartakan kerahiman
Allah.

Berbagi sukacita Injili dalam kebinekaan


RD Yosef Irianto Segu yang merupakan Dirdios
KKI Keuskupan Bogor memberikan pemaparan materi
mengenai visi, misi dan tujuan diadakannya kegiatan Ajarkan sinergi dan kerja sama
TSOM. Pastor Vikaris Parokial Paroki Hati Maria Kegiatan pun dilanjutkan dengan dinamika
Tak Bernoda Cicurug ini pun menekankan bahwa kelompok. 75 peserta yang hadir dibagi menjadi 8
peserta akan secara rutin membuat refleksi pribadi kelompok. Kelompok-kelompok ini nantinya akan
tentang kegiatan yang dijalankan agar refleksi tersebut berdinamika dalam menuntaskan TSOM Challenges
dapat menjadi sebuah indikator dalam mengetahui dengan dibimbing para fasilitator. Fasilitator yang
seberapa jauh para peserta mendalami setiap ilmu dan merupakan seminaris Seminari Menengah Stella Maris
pengalaman yang didapat secara pribadi. Keuskupan Bogor ini terbagi ke dalam beberapa pos
Lebih lanjut, Romo Segu mengajak peserta untuk permainan. Di setiap pos, para peserta diajak untuk
dapat mempertahankan komitmen misioner bersama menyelesaikan tugas sesuai dengan arahan yang
melalui kegiatan TSOM baik di tingkat paroki, dekanat, diberikan oleh fasilitator yang berjaga di pos. Setelah
dan Keuskupan. Pertama, terus mewartakan sukacita selesai menjalankan tugas, setiap kelompok akan
Injil dengan menjalankan semangat dasar SEKAMI: doa, berotasi menuju pos-pos yang sudah terbagi.
derma, kurban dan kesaksian; serta semboyan children Metode yang digunakan ini bertujuan agar para
helping children. Kedua, selalu mau belajar untuk peserta memahami makna misi melalui kegiatan yang
menerima, menghargai dan mencintai kebinekaan yang penuh kegembiraan dan tentunya untuk menjalin
ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud kasih keakraban dengan rekan-rekan seiman.
kepada Kristus. Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor, RD Paulus
Ketiga, selalu menggunakan cara-cara yang benar Haruna yang juga turut hadir dalam pembukaan
dalam mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai TSOM mengatakan bahwa Keuskupan Bogor sangat
di tengah keanekaragaman suku, ras, agama dan mendukung jalannya kegiatan TSOM. Romo Haruna
budaya di masyarakat dan negara Indonesia. Keempat, mengajak setiap elemen di Gereja Keuskupan Bogor
siap sedia menjadi seorang misionaris yang selalu untuk dapat bekerja sama dalam mengobarkan
membantu terwujudnya gerakan anak-anak SEKAMI semangat misi. Ia pun berpesan agar para peserta
di keuskupan masing-masing. Kelima, berkehendak TSOM dapat berkarya di tingkat paroki, dekanat,
mempersembahkan semua tugas misioner tersebut keuskupan dan nasional. •
kepada Yesus, Sang Misionaris Sejati.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 19


S U A R A TA N A H M I S I

Pastoral Kehadiran
dan Pemberdayaan
Catatan dari Misi di Keuskupan Banjarmasin

Teks dan foto RD Heribertus Susanto Wibowo

T
erhitung 10 Januari 2018 hingga 10 Januari Di paroki tersebut, saya menjalankan tugas
2020, saya menjalani misi di Keuskupan imamat seperti biasanya. Saya merayakan Ekaristi,
Banjarmasin. Saya ditugaskan Keuskupan mengajar umat dan anak-anak sekolah dan menjadi
Banjarmasin untuk membantu karya pastoral koordinator beberapa kelompok kategorial pelayanan.
ke arah Dekanat Timur, secara khusus di Selain bertugas sebagai vikaris parokial, saya juga
Paroki Santo Yusup-Kotabaru-Pulau Laut. Paroki cukup aktif di beberapa kegiatan tingkat Keuskupan
Santo Yusup Kotabaru ini memiliki pemetaan cakupan Banjarmasin, yakni mengikuti kegiatan inkorporasi
wilayah karya pastoral, yakni terdiri dari beberapa bagi tenaga pastoral yang akan berkarya di Keuskupan
Komunitas yaitu Komunitas St. Markus, Komunitas St. Banjarmasin, ikut dalam menulis bahan pengajaran
Matius, Komunitas St. Maria, Komunitas St. Katarina, umat sebagai katekese dalam misa, menghadiri acara
Komunitas St. Petrus, Komunitas St. Paulus, dan temu Pastores baik di tingkat Keuskupan maupun di
Komunitas St. Benediktus. Stasi-stasi Pelayanan yang tingkat Dekanat Timur, dan mewakili Pastor Paroki
mencakup Stasi St. Kristoforus-Gunung Aru, Stasi St. untuk mengikuti pembekalan tatakelola harta benda
Paulus dari Salib-Sambega, Stasi St. Yohanes-Lontar, Gerejawi Keuskupan Banjarmasin.
Stasi Tarjun, Stasi St. Mikael-Baru Ampar, Stasi St. Selain itu, saya juga ikut serta dalam retret tahunan
Sesilia-Batu Mulia, Stasi St. Teresa Kalkuta-PKS, dan Imam UNIO Banjarmasin di Cikanyere pada awal
Stasi St. Fransiskus Xaverius -Geronggang. Juli 2019, mengikuti dan menjadi peserta kegiatan
Komunitas yang dimaksudkan ini merupakan quinquenale (bina imam muda di bawah lima tahun
komunitas basis Gerejawi layaknya wilayah atau tahbisan) di Tanjungselor tahun 2018 dan di Samarinda
lingkungan paroki. Pelayanan kelompok kategorial dan tahun 2019. Saya turu serta pula dalam kepanitaan
komunitas juga saya dampingi, antara lain BIA-BIR, perlombaan-perlombaan tingkat paroki dan Dekanat
OMK, Legio Maria, WKRI, TKK Yos Sudarso, SDK Timur untuk menyambut Perayaan penutupan Tahun
Santa Maria dan Biara - susteran SPM. Evaluasi dan Syukur Keuskupan Banjarmasin.

20 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


S U A R A TA N A H M I S I

Potret kebersamaan Romo Heri dengan para umat di Paroki St Yusup, Kotabaru.

Membangun umat
Selama bertugas misi di Paroki St Yusup,
Keuskupan Banjarmasin ini, saya berusaha hadir
untuk membangkitkan daya/kemampuan umat agar
mau peduli, mengasihi, menerima orang lain, mampu
memilih untuk lebih melihat hal terbaik/unggul dari merasa dipaksakan. Di dalam semuanya itu, hanya
orang lain, dan bersama umat membina kerja sama Doa Kontemplasi dihadapan Yesus yang Tersalib, yang
untuk melakukan pengaruh perbuatan baik bagi menjadi kekuatan utama yang dihidupi dan dialami
sesama. Umat mengalami buah pendekatan pastoral sebagai daya yang selalu mampu menggerakkan diri
yang saling melibatkan dan terlibat, tanpa keinginan saya dalam setiap perjumpaan dengan umat.
untuk menonjolkan diri diantara yang lainnya. Hal ini
senada dengan semangat Gereja perdana, pentakosta Meneladan kasih Yesus
baru yang dialami oleh saya dan umat di sana. Bagi saya, pastoral kehadiran ini berarti bertindak
Saya melihat bahwa banyak umat yang mempunyai dan hidup seperti Yesus sendiri yakni hadir untuk
potensi, kekuatan dan kemauan untuk peduli. Maka mengasihi, menjadikan semua sebagai sahabat sehingga
dari itu, saya selalu mengajak umat untuk menggunakan semakin banyak orang mengalami pengalaman
kemampuan dan potensi yang sudah ada di antara dikasihi, kemudian ia menjadi mampu untuk mengasihi
umat. Saya menggunakan pastoral kehadiran dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dengan mengambil
mendatangi umat, memberikan perhatian dan bagian dalam upaya membangun dan menghidupkan
mengasihi mereka sebagai sahabat dan saudaranya persaudaraan sejati dengan semua orang yang kita
sendiri. mulai dari lingkup paroki kita sendiri, kita memiliki
Melalui kehadiran imamnya, umat merasa kekuatan untuk bergerak membangun persaudaraan
diperhatikan dan kemudian menjadi jauh lebih terbuka. insani dengan mereka yang beragama dan keyakinan
Kekuatan utama yang muncul sesungguhnya adalah lainnya yakni Islam, Budha, Kristen Protestan dan
bahwa ia sungguh menyadari dirinya dianggap berarti, Kaharingan sebagai kepercayaan yang ada di sekitar
disayangi. Orang yang disayangi akan banyak berbuat kabupaten Kotabaru-Kalimantan Selatan.
kasih dan kepedulian, sebaliknya orang yang tidak Dengan cara perilaku demikian, semua umat
diperhatikan atau disindir, dibicarakan buruk terlalu yang ada di rumah yang sama yakni Paroki St. Yusup
banyak, justru mudah sekali untuk bertindak reaktif Kotabaru semakin menjadi orang-orang yang hidup
merusak, baik terhadap dirinya sendirinya maupun dari kenyataan kuasa cinta Yesus yang telah mencintai
terhadap orang lain. sampai wafat di salib.
Lambat laun, pastoral kehadiran ini membuat umat Yesus mencintai sampai mati, maka kitapun
malah menjadi orang yang mau bergerak dan terlibat. dipanggil untuk melakukan dan menghayati pola hidup
Kekuatan cinta Yesus yang berkurban sampai mati di yang sama seperti Yesus itu. Dengan itu barulah kita
Salib selalu dialami sebagai kekuatan yang sungguh sungguh bisa menyadari dan mengalami bahwa kita
dapat mempengaruhi dan menggerakan siapapun pun boleh dianugerahi manjadi murid Yesus karena
untuk hal yang membangun, baik bagi hidupnya dan anugerah hadirnya Yesus dengan daya-Nya ke dalam
orang-orang di sekitarnya tanpa orang itu sendiri hidup kita. •

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 21


L I T U R G I & K AT E K E S E

Covid-19
DAN Liturgi
Oleh: RD Fabianus Sebastian Heatubun
Siaran Misa secara live streaming. (Foto: YouTube DPP Paroki St Joseph Sukabumi)

Wabah Covid-19 memaksa hampir setiap orang untuk


Formator mengubah ritme dan gaya hidupnya. Perayaan Ekaristi
Seminari Tinggi dan kegiatan gerejawi lainnya yang bersifat massal
St. Petrus-Paulus pun turut kena imbasnya. Banyak yang bisa menerima
Keuskupan Bogor keadaan ini, namun banyak juga yang merasa jengah
karena tidak bisa lagi menerima komuni lewat
perayaan Ekaristi di gereja. Lantas, bagaimanakah
seharusnya kita bersikap?

A
da tiga sikap orang terhadap wabah virus Beberapa gestur yang memungkinkan persentuhan
corona ini bila dihubungkan dengan liturgi. badan seperti ‘salam damai’ yang dianggap sebagai
Pertama, orang-orang yang bereaksi sumber penularan dihilangkan dan diganti dengan gesture
secara berlebihan dengan segala perilaku yang lain. Perayaan Ekaristi tentunya bermakna ‘Agape’;
kepanikannya yang paranoid. Mereka takut perayaan cinta kasih. Tempat terjadinya ‘Koinonia’,
dirinya terjangkit dan mati. Orang-orang ini menganggap communio; terjadinya peristiwa kebersamaan yang penuh
virus corona itu telah menyebar di mana-mana dan ke kasih, pertemuan dan kesatuan karena satu iman. Dalam
mana-mana. Virus-virus akan menyebar dan menulari Ekaristilah kesatuan iman itu mengental dan tampak.
setiap pertemuan orang perorang dan akan muncul Gereja sebagai umat Allah yang abstrak menjadi konkret
begitu saja dalam setiap peristiwa yang dikerumuni ketika berkumpul merayakan iman bersama. ‘Praesentia
orang banyak. Gedung gereja sebagai tempat ibadat dan realis’; Kehadiran nyata terjadi pada waktu itu.
berkumpulnya orang itu dianggap akan menjadi lahan Demikian juga mengenai ‘Salam damai’, Sejak St.
subur penularan. Paulus menulis suratnya 1Kor 16:20; “Sampaikanlah
Di sejumlah tempat ada yang membatalkan atau salam seorang kepada yang lain dengan ciuman kudus”.
meniadakan perayaan-perayaan liturgi. Ekaristi harus Kemudian diteguhkan oleh St. Yustinus Martir dan St.
ditiadakan. Gereja sama dengan stadion olah raga, Agustinus yang menegaskan adanya kesatuan untuh tak
sekolah, teater, gedung bioskop, bar dan ruang publik terpisahkan antara Perayaan Ekaristi dengan ‘ciuman
lainnya yang juga ditutup dan dilarang mengadakan kudus’. Ciuman kudus adalah pratanda kesatuan jiwa
kegiatan. Gereja disamakan dengan ruang publik lainnya dan badan (Agustinus, Sermon 227.229). Gestur ciuman
yang rentan penyebaran dan penularan virus corona kudus yang telah disesuaikan secara kultural dengan
itu. Dengan demikian, Gedung sakral disamakan juga jabat tangan atau bersalaman itu, kini boleh ditiadakan
dengan gedung profan. Virus tidak akan pandang bulu. dan/atau digantikan dengan cara yang lain asal tidak
Kesakralan ruang gereja tidak memiliki daya yang ampuh bersentuhan. Mungkin sikap ini tidak sesuai dengan
untuk menangkal atau melawan virus corona ini. Umat pemikiran St. Agustinus, namun dalam keadaan darurat
berdoa di rumah saja, tidak perlu ke gereja. Padahal, menjadi mungkin, hanya sementara saja.
umat yang berkumpul dan berdoa dalam gereja itu Begitu pula air suci yang ada di pintu masuk gereja
merupakan wujud nyata kehadiran Allah. sifatnya fakultatif. Tidak menjadi kesatuan integral
Kedua, di beberapa tempat Perayaan Ekaristi tetap dengan Perayaan Liturgi. Sudah tentu boleh tidak ada
diadakan. Malah seperti di Polandia frekuensi perayaan dan tidak harus digunakan bahkan bisa saja dilepas dari
ditambah. Perayaan diadakan di luar gereja pada ruangan tempatnya. Air suci dianggap tidak perlu. Penggantinya di
terbuka. Tempat duduk masing-masing disusun secara tempat-tempat tertentu disediakan keran air dan sabun
berjauhan. Ruang terbuka dianggap akan memperkecil untuk cuci tangan serta cairan sanitasi lainnya dianjurkan
menularnya virus corona itu. Perayaan Ekaristi tetap untuk digunakan sebelum dan sesudah Perayaan Ekaristi.
dibutuhkan dan diinginkan untuk tetap dirayakan. Hand Sanitizer atau sabun cuci dan keran air itu bukan

22 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


L I T U R G I & K AT E K E S E

pengganti ‘air suci’ dengan makna yang sejajar. Air suci


di ambang pintu gereja secara devosional sering dimaknai
seperti ‘wudhu’ yang dilakukan oleh saudara-saudari
Muslim. Air suci itu mengingatkan kita akan Sakramen
Baptis yang telah diterima.
Ketiga, di daerah yang lain Perayaan Ekaristi berjalan
seperti biasa. Tidak ada petunjuk atau larangan terkait
wabah virus corona. Perayaan masih berlangsung dalam
gedung gereja. Sikap atau kebijakan seperti itu diambil
bukan karena di daerahnya belum terjangkit wabah yang
sudah dinyatakan pandemik ini, tetapi dengan suatu
keyakinan bahwa ‘tempat kudus’, tempat hadirnya Tuhan
yang penuh belas kasih itu justru yang akan menolong
mereka yang terjangkit dan menjaga mereka agar tidak
tertular dan mati. Kondisi yang tak menentu itu umat
justru sedang membutuhkan gereja untuk berdoa dan
melakukan Kurban Misa.
Mereka meyakini bila antivirus jenis ini belum
ditemukan, atau dengan kata lain, masih membutuhkan
St Carolus Borromeus dan St Rocco, para pelindung orang sakit dan korban wabah.
waktu yang lama, maka memohon pertolongan kepada
Tuhan bukan hanya yang pertama-tama, tetapi yang harapan akan kehidupan. Mereka tidak bisa datang
satu-satunya meskipun sepertinya hal ini merupakan sendiri ke gereja dan juga dijauhi serta disingkirkan oleh
suatu sikap yang tampak anti protokol dan anarkistik. orang lain. Dalam kondisi seperti itu mereka merindukan
Suatu sikap yang dipilih dengan mengedepankan iman Tuhan. Dengan belajar dari sejarah, Don Leonardo
(fideisme?) daripada pertimbangan akal-budi. datang, ‘blusukan’ mendekati umat yang merindukan
Pastor yang seharusnya mengikuti kebijakan berkat Tuhan. Seperti dalam Mazmur 59: 16
negaranya untuk menghentikan aktivitas liturgi itu malah “Sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat
memberi ruang, membuka pintu gereja lebar-lebar pelarianku pada waktu kesesakanku.”
karena hendak melayani mereka yang berkeyakinan Ekstremitas antara ketakutan dan kepanikan
teguh akan Allah sebagai sumber keselamatan selain juga yang berlebihan membuat kita secara tidak langsung
sebagai bentuk pertobatan. Musibah wabah ini dianggap mendegradasikan hakikat Ekaristi. Namun tidak perlu
sebagai ‘peringatan’ Tuhan untuk selalu dekat kepada- juga dengan nekat melawan akal sehat sehingga siap
Nya. Bukankah ada tertulis dalam Kis 5:29, “Kita harus menjadi ‘martir’ untuk mempertahankan tata aturan
lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”; liturgi secara ketat atas nama iman. Tentunya yang
ayat yang mengajarkan umat beriman untuk taat kepada penting kita dapat membedakan antara menolak
Allah terlebih dahulu sebelum pada protokol pemerintah. kehendak Allah yang datang dari suara hati pribadi
Meski tidak banyak, pada kenyataannya umat masih mau dan dengan sadar melakukannya atau dengan ketaatan
datang juga ke gereja. kepada kebijakan umum pemerintah demi kesehatan
orang banyak. Mati sebagai martir karena virus corona
Pentingnya bersikap wajar dan bijaksana untuk menunjukkan kesetiaan pada iman, namun
Don Leonardo Ricotta dari sebuah paroki di Palermo serentak merugikan keselamatan orang banyak juga
Italia menyadari bila Yesus adalah penolong yang sangat sulit diterima nilai atau pahala di dalamnya.
sejati. Ia dengan didampingi oleh seorang diakon yang Sikap yang wajar tanpa merusak hakikat terdalam
membawa Kristus dalam rupa Sakramen Mahakudus dari Perayaan Sakramen Ekaristi dan tidak jatuh pada
berkeliling menyusuri jalan-jalan di kota sambil formalisme dan pragmatisme yang dangkal itu sudah
memberkati orang-orang yang bersujud di depan pintu merupakan kearifan sendiri. Spirit Hukum Gereja dan
rumahnya, atau sekedar menunjukkan mukanya pada Pedoman Umum Misale Romawi tetap memberi ruang
jendela rumahnya yang terbuka. Begitu juga orang-orang untuk penyesuaian dengan kondisi tertentu. Alasan
yang sengaja memberhentikan kendaraannya sejenak, pastoral yang mendesak, dengan alasan yang berat,
turun lalu sujud menyembah pada Sakramen Mahakudus dalam keadaan darurat serta keadaan yang memaksa
dan memohon berkat. Dalam kondisi yang tidak dapat menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dan
menentu, menakutkan dan mengancam kehidupan, hanya kebiasaan yang diberlakukan.
Tuhan yang dapat menjadi penolong. Bukankah hakikat terdalam dari sebuah hukum itu
Panggilan suci Don Leonardo seperti halnya Santo untuk melindungi hak-hak dan kewajiban umat yang
Rocco pada abad ke-14 dan Santo Borromeus pada abad tujuannya adalah demi keselamatan jiwa-jiwa di dunia
ke-16. Mereka meyakinkan umat tatkala dilanda wabah dan di akhirat? Kanon terakhir dalam Kitab Hukum
sampar yang membunuh lebih dari separuh penduduk Kanonik Gereja Kanon 1752 berbunyi, “Salus animarum
Eropa pada waktu itu. Orang-orang yang terpapar wabah suprema lex”; keselamatan jiwa-jiwa itu harus selalu
sampar itu didatangi, dilayani, diberkati dan diberi menjadi hukum yang tertinggi. •

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 23


TUNAS

Kongkow MilenialS
Bangun Toleransi Lewat Film dan Diskusi

K
ehadiran komunitas Forum Muda Lintas
Agama, atau biasa disingkat Formula,
memberikan warna tersendiri dalam
memperjuangkan dan menghidupi toleransi
di kota Bogor. Komunitas yang memberikan
ruang dan waktu bagi para anak muda yang ada di
Kota Bogor untuk dapat saling berjumpa satu sama
lain di dalam perbedaannya masing-masing ini terdiri
dari anak-anak muda yang berasal dari latar belakang
agama yang berbeda.
Pada hari Sabtu (7/3/2020) lalu, Formula
mengadakan sebuah kegiatan yang bertajuk ‘Kongkow
Milenial’. Menurut RD Dionnysius Yumaryogustyn
Manopo selaku koordinator Formula, nama Kongkow
Milenial dipilih agar menjadi daya tarik tersendiri bagi
kaum muda.
tama
“Kami berusaha mencoba mencari kata yang bisa
memberikan pembekalan kepada para kaum muda
bersuara bagi anak muda, sebab memang sasaran
terkait dengan isu-isu dalam kehidupan sosial,
peserta kami adalah anak muda lintas agama yang
khususnya dalam hal toleransi dan keberagaman. Selain
berada di kota Bogor ini,” tutur Pastor yang juga
itu, ia juga berharap bahwa kegiatan Kongkow Milenial
merupakan Formator di Seminari Menengah Stella
ini dapat menjadi ajang silaturahmi serta membangun
Maris Keuskupan Bogor ini.
jejaring sosial dari kaum muda lintas kelompok.
Kegiatan Kongkow Milenial ini merupakan program
rutin yang akan diselenggarakan oleh Formula dari
Diskusi dari film
tahun ke tahunnya. Formula memiliki beberapa
Pemanfaatan media film sebagai sarana pengantar
program kerja dengan tema yang berbeda-beda.
diskusi dalam kegiatan Kongkow Milenial menjadi
Kongkow Milenial ini adalah kegiatan yang bertemakan
daya tarik tersendiri dalam menarik massa yang hadir.
pembelajaran. Dalam proses persiapan kegiatan,
Terbukti dengan hadirnya 105 orang peserta yang
Formula senantiasa berkonsultasi dengan para
berasal dari berbagai kelompok tercatat hadir pada
pengurus Badan Sosial Lintas Agama (Basolia) dan juga
kegiatan yang diadakan di Kafe Toleransi yang terletak
pihak imparsial.
di jalan Malabar I No 17, Babakan, Kota Bogor ini.
Menurut Romo Dion, tujuan dari diadakannya
“Cafe Toleransi kami pilih sebagai tempat
kegiatan Kongkow Milenial ini adalah yang pertama-
diadakannya kegiatan karena kami hendak

24 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


TUNAS

memperkenalkan sekretariat tempat kami

Foto-foto: Dok. Formula Kota Bogor


bernaung, yakni sekretariat Badan Sosial
Lintas Agama (Basolia),” ungkap Pastor
kelahiran Tanjungpandan, 10 Agustus 1990
ini.
Film ‘Beta Mau Jumpa’, produksi dari
WatchDoc dipilih sebagai film yang ditonton
bersama pada kegiatan Kongkow Milenial.
Film ini mengisahkan tentang perjalanan
untuk merajut kembali persaudaraan di
tanah Ambon yang sempat tercabik karena
perang saudara. Setelah menonton film,
para peserta diajak untuk berdiskusi
bersama para narasumber yang hadir.
Butuh perjuangan
Acara berlangsung dengan sangat hangat. Diskusi pun
Konsistensi adalah sebuah pekerjaan rumah yang
berjalan dengan sangat lancar. Antusiasme ini bahkan
tak akan pernah selesai bagi segenap anggota Formula.
harus dibendung oleh moderator karena waktu telah
Dalam perjalanan memperjuangkan dan menghidupi
semakin larut.
toleransi, Romo Dion dan rekan-rekan yang tergabung
Kembali Romo Dion mengungkapkan inti yang ingin
di dalam Formula bersyukur bahwa sebagai komunitas
disampaikan dari diadakannya kegiatan nonton bersama
yang baru, Formula telah mengadakan 4 acara bersama
dan diskusi ini adalah untuk memberi pesan bahwa
dalam kurun waktu kurang lebih 6 bulan.
hidup dalam kebersamaan itu memang punya potensi
“Demi menjaga konsistensi itu, kami telah
untuk konflik. Namun pemisahan (segregasi) bukanlah
merancang program kerja yang hendak dijalankan
solusi dalam hidup dengan keberagaman, melainkan
bersama. Keseluruhan program ini diarahkan untuk
kita semua diundang untuk mendobrak pemisahan itu
bagaimana kami dapat memaksimalkan potensi dari
dengan mau bersaudara tanpa melihat latar belakang
kaum muda untuk memperjuangkan toleransi di
yang ada.
kota Bogor ini. Selain itu, kami juga berusaha untuk
Lanjutnya, ia dan rekan-rekan yang tergabung di
membangun kedekatan dengan berkumpul pada
dalam Formula berharap dengan adanya kegiatan
setiap senin sore guna membangun persaudaraan dan
seperti ini, orang-orang, khususnya anak muda yang
mempersiapkan rangkaian kegiatan yang hendak kami
hadir dapat membuka wawasan dan mengajak para
laksanakan,” tutur Romo Dion.
kaum muda lainnya untuk mau terbuka dan saling
Pada prinsipnya, anggota Formula yakin bahwa
bekerja sama dalam mengatasi segregasi sosial yang
toleransi adalah situasi ideal yang harus diperjuangkan
bisa saja terjadi di sekitar kita.
bersama. Maka dari itu, komunitas ini ingin menjadi
bagian dari orang-orang yang mau berjuang demi
mencapai situasi ideal tersebut. Romo Dion dan teman
sekerjanya dalam Formula memiliki kesadaran bahwa
beragama tidak lantas membuat kita semua terpisah
satu sama lain, justru haruslah membuat kita perlu
semakin terdorong untuk menghadapi perbedaan
dengan kedewasaan. • Maria Dwi Anggraeni

Bagi rekan muda yang tertarik untuk mengikuti


kegiatan-kegiatan Formula, dapat menghubungi
lewat akun Instagram Formula: @formula.
basolia, atau langsung datang ke sekretariat
BASOLIA pada setiap hari Senin sore di Jalan
Malabar 1 No 17, Babakan, Kota Bogor (satu
tempat dengan Café Toleransi). Bisa juga dengan
menghubungi Romo Dion di Seminari Menengah
Stella Maris Keuskupan Bogor.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 25


KOMIK
SIMON-SIMIN @komikkatolik
©2020 Seksi Komsos St. Joannes Baptista Parung (@komsosjb) ©Komik Simon - Simin (@komikkatolik)

YouTobat KELAR JUGA


ATTA
GLEDEK
GREBEK
MISA ONLEN
POLISI

LIVE STREAM

Ekaristi telah selesai,


marilah pergi,
LIVE STREAM

kita diutus!

TV PINTER S3 VATIKAN
iyaa, boring nih
keluar yuk jajan

kudu SENYAP-SENYAP kita,


banyak ranjau dan LAGI
NGGAK boleh ke mana mana dulu.. yahh min keinjek
#dirumahaja ranjaunya mana
lembek LAGI

asiapp

awasss mon jebakan nya banyakk!!

rambut tinggal 3
helai pake kena di sini juga ngerii minn,
lAGI YA TUHAN!! ibu kontrakan
nagihh duit, kabur !!

astaga ternyata misa belom kelarr tauuu!!!


cuma mimpi!! baru habis kotbah,
iya ya, kok kita malah pada tidur ngigoo
bisa konek ya pulaakk! nggak di gereja
nggak onlen kalo
misa tidur mulu!!

mimpi kok yeee


multiplayer sewot mulu

26 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


K E S E H AT A N

TINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH


UNTUK Melawan Virus
Daya tahan tubuh memiliki peranan penting, yakni
untuk menjaga kita tetap sehat dan mencegah terjadinya
infeksi. Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan
sayur, rutin berolahraga, mencukupi kebutuhan tidur,
serta mengonsumsi suplemen dipercaya mampu
meningkatkan daya tubuh untuk menghalau pilek dan
infeksi virus yang mudah menular.

S
istem kekebalan tubuh Anda bisa saja menurun jika
bakteri, virus, parasit, dan jamur menyerang tubuh.
Semua itu tentunya bisa membuat Anda menjadi
sakit. Beberapa hal yang menjadi penyebab menurunnya
daya tahan tubuh Anda, seperti wabah flu yang sering
terjadi saat musim hujan (karena virus bertahan di udara Zat-zat penting yang terkandung dalam suplemen
lebih lama pada musim ini), mengonsumsi makanan yang Bagi yang tidak mendapatkan asupan vitamin dari
tidak sehat, kurang tidur, dan mengalami stres. makanan sehari-hari, suplemen bisa bermanfaat. Akan
Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar, seperti tetapi, Anda harus mengonsumsi suplemen makanan
pergantian musim atau ketika masuk musim hujan, juga atau multivitamin sesuai dosis yang disarankan.
dapat mempermudah terjadinya infeksi. Bagi Anda yang Suplemen makanan yang baik untuk meningkatkan
padat jadwal setiap harinya, tentu sangat mengganggu daya tahan tubuh, setidaknya mengandung beberapa
jika Anda mudah terkena batuk, pilek, dan kondisi yang zat ini, di antaranya:
memengaruhi daya tahan tubuh. Oleh karena itu, Anda • Vitamin. Beragam jenis vitamin yang dibutuhkan
harus menjaga daya tahan tubuh Anda dengan beberapa oleh tubuh Anda, seperti vitamin A, B, C, dan E yang
cara di bawah ini, di antaranya: terkandung dalam buah dan sayur. Vitamin ini juga bisa
• Cukupi kebutuhan cairan Anda. didapatkan dengan lengkap pada Moringa, atau yang
• Tidur yang cukup. lebih dikenal sebagai daun kelor.
• Tidak merokok. • Selenium dan Magnesium. Selenium adalah mineral
• Konsumsi asupan sehat. Nutrisi yang tepat sangat yang ditemukan di tanah, dan secara alami terkandung
penting bagi Anda, tujuannya agar sistem kekebalan di air dan beberapa makanan. Selenium ini memiliki
tubuh Anda bekerja dengan baik. Apa yang Anda peranan penting dalam proses metabolisme Anda
konsumsi, bisa sangat memengaruhi kesehatan Anda. karena sifat antioksidannya, yakni mampu melindungi
• Minum suplemen makanan atau vitamin. sel dari kerusakan. Selenium dapat ditemukan pada
• Rutin berolahraga. Orang-orang yang jarang beras hitam.
beraktivitas dan lebih banyak menghabiskan waktu Suplemen atau multivitamin cukup berperan
dengan duduk dan bermalas-malasan, terbukti untuk daya tahan tubuh Anda. Namun hal itu bukan
lebih mudah terserang flu atau penyakit menular berarti Anda boleh meninggalkan untuk mengonsumsi
lainnya. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk rutin makanan yang sehat dan bergizi. Jika beberapa cara
berolahraga. Olahraga dipercaya mampu meningkatkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh yang telah
kebugaran Anda secara keseluruhan, dan dipaparkan di atas dan suplemen tidak bisa menghalau
meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda dari penyakit atau infeksi, ada baiknya Anda
Anda, serta menghalau tubuh dari konsultasikan kondisi Anda pada dokter. • Isabella Jany
beragam penyakit dan infeksi.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 27


INTERNASIONAL

Tanggapi Wabah Covid-19, Paus


Fransiskus Berikan Berkat Urbi et Orbi

P
aus Fransiskus memberikan berkat khusus Urbi et “Seperti para murid dalam Bacaan Injil, kita
Orbi pada Jumat (27/03/2020) di tangga Basilika terperangah oleh badai yang tak terduga dan
Santo Petrus sebagai tanggapan terhadap wabah bergejolak. Kita telah menyadari bahwa kita berada
Covid-19 yang melanda dunia. Berkat Urbi et Orbi di perahu yang sama, kita semua rapuh dan bingung,
(kepada kota [Roma] dan dunia) adalah berkat khusus tetapi pada saat yang sama, kita semua dipanggil untuk
yang biasanya diberikan pada Hari Raya Natal dan bersatu, kita masing-masing perlu menghibur sesama,”
Hari Minggu Paskah. Indulgensi penuh dianugerahkan ujarnya.
Gereja pada umat yang bersungguh-sungguh menerima Berangkat dari kesadaran bahwa selama ini manusia
berkat Urbi et Orbi. Berkat khusus ini pun terasa kian telah angkuh, serakah, dan tidak memedulikan teguran
istimewa karena diberikan di luar masa-masa tersebut, Tuhan, namun tetap tidak berdaya dalam menghadapi
serta karena umat sedang menghadapi kecemasan badai, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk
akan krisis di dunia saat ini. mengingat kembali ucapan Yesus kepada para murid-
Berkat diberikan selepas Adorasi Sakramen Nya: “Mengapa kamu takut? Mengapa kamu tidak
Mahakudus. Di tengah rintik hujan yang mengguyur percaya?”
kota Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan homili Ia menegaskan pentingnya bagi kita untuk
berdasarkan bacaan Injil yang diambil dari Markus menjadikan masa pencobaan ini sebagai masa untuk
4:35-41. memilih; memisahkan apa yang perlu dan tidak perlu.
Paus Fransiskus merefleksikan kondisi manusia saat “Tuhan meminta kita untuk menemukan kembali
ini yang tak ubahnya seperti para murid Yesus yang kehidupan yang menanti kita, dan menumbuhkan
terombang-ambing oleh badai di atas perahu. rahmat yang hidup di dalam diri kita. Janganlah kita
memadamkan nyala api yang pudar, dan marilah kita
memperkenankan harapan untuk dinyalakan kembali.”
Dengan perantaraan Maria, Paus Fransiskus juga
mempercayakan seluruh umat manusia kepada Tuhan,
serta memohon berkat dan penghiburan-Nya.
“Engkau meminta kami untuk tidak takut. Namun
iman kami lemah dan kami takut. Tetapi Engkau,
Tuhan, tidak akan meninggalkan kami di bawah
kekuasaan badai. Bersabdalah lagi kepada kami:
“Janganlah kamu takut” (Mat 28:5). Dan kami,
bersama-sama dengan Petrus, “menyerahkan segala
kekhawatiran kami kepada-Mu, sebab Engkau yang
memelihara kami” (bdk. 1 Ptr 5:7)” ujarnya. • Mentari

28 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


NASIONAL

Foto: Dok. OMKnet

Ketua Komkep KWI


Tulis Surat Cinta
untuk OMK

W
abah Covid-19 yang menyerang dunia saat ini Orang muda pemeran utama
menimbulkan bermacam-macam reaksi. Ada Agar tidak bosan, Uskup Keuskupan Ketapang
yang tetap tenang, ada yang tidak peduli, ini juga mengajak orang muda untuk menciptakan
namun lebih banyak yang cemas dan takut. Keharusan kreasi baru dengan memanfaatkan fitur komunikasi
untuk beradaptasi dengan metode belajar atau bekerja yang tersedia. Dengan kreativitas dan energi luar
dari rumah, ketidakpastian akan peluang kerja di biasa yang dimiliki OMK, Mgr Pius mendorong OMK
masa depan, atau ketakutan akan terjangkit penyakit untuk berani membantu sesama dengan cara yang
ini, terus-menerus menghantui pikiran banyak orang aman. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan
dalam beberapa bulan ini. Orang Muda Katolik (OMK) merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan,”
pun tidak luput dari perasaan-perasaan tersebut. tulisnya.
Menyadari akan munculnya ketakutan dan Lebih lanjut, ia mengingatkan kembali akan pesan
kecemasan yang dapat mengganggu kehidupan sehari- Paus Fransiskus bagi kaum muda yang tercantum
hari, Ketua Komisi Kepemudaan KWI Mgr Pius Riana dalam dokumen Christus Vivit. Orang muda adalah
Prapdi mengeluarkan sebuah surat cinta pada Orang aktor utama (protagonis) dalam membaharui dunia,
Muda Katolik (OMK). Surat cinta yang diterbitkan maka dalam masa krisis ini, orang muda pun perlu
pada Minggu Prapaskah ke-5 ini mengajak para orang berhenti sejenak untuk merefleksikan kembali apa
muda untuk bergabung dengan orang-orang di seluruh yang telah diperbuat bagi diri sendiri, lingkungan,
dunia yang telah bertekad untuk memutus mata rantai Gereja dan warga dunia.
penyebaran Covid-19. “Kini, saat bagimu untuk berbuat bagi dunia,
Mgr Pius mengulas beberapa arahan teknis terkait keterbatasan fisik bukan halangan. Dengan kreativitas,
aksi yang dapat dilakukan OMK untuk mencegah orang muda dapat menjadi pemimpin bagi situasi ini
penyebaran Covid-19, misalnya dengan mencuci dan melewati masa kritis bersama-sama,” tulisnya.
tangan menggunakan air sabun ataupun hand Mgr Pius pun menegaskan bahwa Gereja di
sanitizer. Ia mengimbau para OMK untuk menunda Indonesia dan dunia telah mengambil langkah-langkah
segala pertemuan yang dihadiri banyak orang, dan progresif untuk menanggapi krisis ini, salah satunya
menjaga jarak sekitar 1,5 meter dari orang lain. adalah dengan Misa online. Langkah tersebut
Ia juga mengingatkan bahwa OMK, meskipun merupakan pengelolaan akal budi yang adalah hasil
pada umumnya memiliki stamina yang cukup baik, dari iman.
masih bisa menjadi carrier bagi virus SARS-CoV-2 “Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa agar
yang menjadi penyebab Covid-19 ini. Maka dari itu, dunia dan negara kita dapat menangani dan melewati
ia meminta semua orang muda tetap menjaga stamina bencana ini. Jangan takut, Ia menyertai kita sampai
dengan makan sehat, olahraga, dan waspada agar akhir zaman (lih. Matius 28: 20)”, tutupnya.• Mentari
tidak menularkan kepada orang lain, terutama orang-
orang yang lanjut usia.

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 29


DE ST I N AS I

WI SATA
ROHANI Ngison Nando
Sarana Peningkatan Iman

Dalam hidup, kita sudah mengenal dua sisi


Teks Fr Alexander Editya
dalam diri kita yang saling melengkapi, baik sisi
Foto Yoseph Handoko [Flickr] jasmani dan rohani. Namun apakah kita dapat
mengolahnya dengan seimbang? Pertanyaan ini
menjadi refleksi bagi kita bersama.
Saking sibuknya kita dengan hal fisik baik
pekerjaan maupun kegiatan kita sehari-hari, kita
pun sering lupa untuk memperhatikan sisi yang tak
terlihat alias rohani. Padahal aspek rohani adalah
bagian yang menjadi pondasi dan sumber energi
kebutuhan jasmani kita. Bagaimana kita mau hidup
optimal, kalau sumbernya saja masih kurang?

30 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


DE ST I N AS I

S
alah satu alternatif mencari sumber wisata rohani yang komplet karena berbagai
rohani dalam Gereja Katolik adalah fasilitas devosi disediakan, antara lain14 stasi
melalui retret. Retret memiliki atau lokasi jalan salib melintasi perbukitan,
beberapa makna yang berkaitan, gua Maria untuk berdoa Rosario, dan lokasinya
berupa gagasan untuk sementara dekat dengan Gereja Katolik lokal.
waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan Berdasarkan pengalamannya, umat Katolik
keseharian. Kegiatan retret dapat dilakukan yang rutin berkunjung ke rumah retret Ngison
untuk alasan yang berhubungan dengan Nando didominasi oleh komunitas, keluarga,
kebutuhan spiritual, menghindari stres, dan umat secara perseorangan. Kegiatan
menjaga kesehatan, bagian dari gaya hidup, favorit para peziarah dan peserta retret adalah
ataupun hal-hal sosial atau ekologis lainnya. jalan salib mengenangkan sengsara, wafat
Retret dapat berarti sebuah periode dan kebangkitan Kristus yang diakhiri dengan
pengalaman menyendiri ataupun pengalaman permenungan misteri keselamatan di Goa
mengasingkan diri bersama dengan sebuah Maria melalui Misa Kudus.
kelompok/komunitas. Beberapa retret “Kunjungan kerap ramai saat bulan tertentu
dilakukan dalam kesunyian, sementara yang yang oleh Gereja Katolik ditetapkan sebagai
lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, bulan istimewa, di antaranya Mei sebagai bulan
tergantung dari pengetahuan dan praktik yang Maria, Oktober bulan Rosario, November
dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya. bulan arwah diisi dengan doa-doa,”ujar Suster
Saat ini di Indonesia, sudah banyak rumah Bernada.
retret hadir melayani kebutuhan umat. Salah Akses terbaik untuk menuju Ngison Nando
satu yang menarik adalah destinasi wisata melalui pintu tol Sumatera yang terintegrasi
rohani Ngison Nando yang berada di Jalan dari pelabuhan Bakaheuni. Kendaraan
Trans Sumatera, Way Urang, 35513, Kedaton, pribadi dan bus rombongan menjadi sarana
Kec. Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, yang paling nyaman. Tetapi bila anda ingin
Lampung 35551. menggunakan kendaraan umum, silakan
Fasilitas rumah retret Ngison Nando yang menggunakan bus DAMRI jurusan Bandar
bermakna “rumah yang sejuk dan dingin” ini Lampung. Dengan bus ini anda dapat turun
dikelola oleh kongregasi biarawati Hati Kudus langsung di kota Kalianda, depan rumah retret.
Yesus di Keuskupan Tanjungkarang. Kepala Untuk kontak silahkan menghubungi
komunitas, Suster Bernada HK, menyebut Sr. Bernada HK (0727) 331318.
bahwa rumah retret ini merupakan paket Selamat retret! Tuhan memberkati. •

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 31


RAGAM
Foto-foto: Dok. Formula Kota Bogor

KOMISI HAK KEUSKUPAN BOGOR

Gotong Royong Lintas Agama,


Peduli Masyarakat Terdampak Covid-19
P
andemi Covid-19 telah menggerakkan banyak pihak
untuk saling membantu dalam meringankan beban
sesama. Berangkat dari keprihatinan yang sama,
khususnya kepada warga Bogor, Forum Muda Lintas
Agama (Formula) Kota Bogor pun menyelenggarakan
kegiatan sosial di Pasar Gembrong, Sukasari pada
Senin, 6 April 2020. Kegiatan yang diketuai oleh RD
Dion Manopo yang juga adalah Wakil Ketua Komisi HAK
(Hubungan Antaragama dan Kepercayaan) Keuskupan
Bogor ini diikuti oleh 30 orang relawan. Mereka
merupakan anggota dari Formula, yang dibantu juga
oleh para anggota KNPI dan Taruna Merah Putih. Masyarakat di sekitar lokasi penyemprotan begitu
Menurut Romo Dion, ia dan seluruh relawan antusias dengan kegiatan ini. Ada banyak supir yang
terpanggil untuk berjuang bersama dalam mengatasi mendadak berhenti untuk meminta penyemprotan bagi
pandemi, sebab tugas ini bukan tanggung jawab kendaraannya, atau sekadar meminta hand sanitizer.
pemerintah semata, melainkan butuh dukungan dan Selain supir angkot dan ojol, banyak juga pedagang dan
kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat. masyarakat sekitar yang meminta hal tersebut. Mereka
Acara ini direncanakan sejak dua minggu juga menyampaikan harapannya kepada para relawan
sebelumnya. Meski sebagian besar koordinasi dan agar penyemprotan ini dapat dilakukan secara rutin.
persiapan hanya mengandalkan komunikasi via grup Untuk rencana ke depan, Formula yang didukung
WhatsApp, mereka tetap berusaha juga mendekati para komunitas-komunitas lainnya akan terus melakukan
donatur yang bisa membantu mewujudkan kegiatan ini. penyemprotan disinfektan terhadap sarana transportasi
publik di area-area lain sekitar Kota Bogor. Selain
Disambut dengan antusias itu, mereka juga sedang mengusahakan untuk
Kegiatan dimulai pukul 11.00 di Pasar Gembrong memperluas jangkauan bantuan mereka dalam bentuk
sebagai titik kumpul. Para relawan berfokus untuk lain, di antaranya adalah memberikan bantuan APD
melakukan penyemprotan disinfektan pada transportasi ke puskesmas-puskesmas serta membantu ekonomi
publik (angkot) yang lewat di sekitar Pasar Gembrong. masyarakat yang kurang mampu.
Mereka juga membagian hand sanitizer kepada para “Dua kegiatan ini masih dalam tahap persiapan dan
supir angkot dan ojek online (ojol). Meski target koordinasi. Agar bisa terlaksana dengan baik, kami
utamanya adalah angkot, tim relawan yang dibagi mohon bantuan doa dan dukungan dari umat sekalian,”
menjadi tiga kelompok untuk bertugas di tiga titik juga ujar Romo Dion. • Mentari
tetap menyemprot semua sarana umum yang ada di
sekitar mereka.

32 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


RAGAM

Foto-foto: Dok. KKI Dekanat Selatan


KKI DEKANAT SELATAN

KKI Dekanat Selatan Berkunjung


ke Stasi Cikembar

S
tasi Cikembar merupakan bagian dari Paroki St
Joseph Sukabumi. Kini, umat Katolik yang berada
di Stasi ini berjumlah 12 orang. Untuk dapat
merayakan Perayaan Ekaristi di setiap Minggu, umat di
Stasi Cikembar harus menempuh jarak sekitar 58 km
untuk menuju Paroki St Joseph Sukabumi, atau dapat
pula menuju Paroki St Fransiskus Asisi Cibadak yang
berjarak 14 km dari Stasi Cikembar. Walaupun terpisah
oleh jarak yang cukup jauh dari pusat paroki, umat di
Stasi Cikembar tetap mendapatkan pelayanan yang baik
dari Pastor di Paroki St Joseph, Sukabumi.
Keadaan ini harus mereka hadapi karena pengadaan Semangat iman yang kuat
misa di Stasi Cikembar hanya dilakukan pada minggu
Bersama dengan RP Ignatius Widiaryoso OFM selaku
ketiga di setiap bulannya. Sarana ibadat yang digunakan
Moderator KKI Dekanat Selatan, RD Heribertus Susanto
bukanlah kapel atau gereja namun umat menggunakan
Wibowo selaku Pastor Vikaris Parokial Paroki St Joseph
ruangan di SMP Mardi Yuana. Penggunaan ruangan
Sukabumi, Fr Alexander Editya Pribadi, perwakilan
diberikan oleh pihak Yayasan Mardi Yuana atas
anggota KKI Dekanat Selatan lain, serta pendamping
kepedulian mereka terhadap umat di Stasi Cikembar.
anak-anak Bina Iman Remaja (BIR), datang berkunjung
“Bagi saya, umat di Stasi Cikembar merupakan
dengan tujuan dalam menumbuhkan semangat misi
orang-orang sederhana namun mempunyai semangat
dalam diri umat yang berada di Stasi Cikembar.
tinggi dalam mempertahankan iman Katolik yang
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan yang
mereka miliki,” tutur Ibu D. Yuningsih yang merupakan
pertama kali, namun ada rencana lebih lanjut agar
anggota Karya Kepausan Indonesia (KKI) Dekanat
kegiatan kunjungan dapat dilakukan secara rutin.
Selatan.
Dalam kunjungan yang bertempat di SMK Mardi
Yuana Cikembar, kegiatan diawali dengan Perayaan
Ekaristi yang dipersembahkan oleh RP Ignatius
Widiaryoso OFM dan RD Heribertus Susanto Wibowo.
Kegiatan dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan
sharing.
Melalui kegiatan tersebut terlihat bahwa umat
di Stasi Cikembar membutuhkan sapaan, sentuhan
persaudaraan dan silahturahmi dari saudara-saudari
seiman untuk menguatkan perjuangan mereka dalam
memikul salib. • Maria Dwi Anggraeni

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 33


L E N SA ME K A R

Melampaui Keterbatasan
Perubahan gaya hidup akibat pandemi tidak menjadi penghalang bagi umat Keuskupan Bogor
untuk tetap bersekutu dan bertumbuh. Kerja sama dan kerelaan untuk saling memberikan
diri menjadi kunci untuk bergerak melampaui segala keterbatasan yang ada. Berikut adalah
beberapa dokumentasi dari semangat para imam dan umat dalam menghadapi krisis.

Di Balik Layar
“Kamu di rumah saja, kita di gereja untuk
kamu”, barangkali demikian kata hati semua
kru Komsos paroki yang setia dan total
melayani di balik layar live streaming Misa.
Foto-foto: Dok. Komsos Paroki St Thomas Kelapadua, Dok. Komsos Paroki
BMV Katedral Bogor, Dok. Komsos Paroki St Fransiskus Asisi Sukasari

34 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


L E N SA ME K A R

Misa “Online”
Tidak bisa datang ke gereja untuk Misa, tidak
masalah. Bersama keluarga di rumah atau di
komunitas, doa dan ibadat tetap dijalankan
dalam semangat dan kerinduan yang sama.
Foto-foto: Dok. Komsos Paroki St Herkulanus Depok, Dok. Komsos Paroki
St Joseph Sukabumi, Dok. Paroki St Maria Para Malaikat Cipanas

Jaga Jarak
Kuliah jarak jauh, makan pun
duduk berjauhan—prinsip
physical distancing juga
diterapkan oleh para frater dan
imam di Seminari Tinggi.
Foto-foto: Dok. Seminari Tinggi St Petrus-Paulus

Di sela-sela waktu belajar dan bekerja dari rumah, OMK


tetap bergerak membantu masyarakat dari kelompok
rentan. Mulai dari mengumpulkan donasi hingga
mendistribusikan paket sembako, semua dilakukan
dalam semangat kebersamaan.

Momen Berbagi Foto-foto: Dok. Impact Lives Project - OMK Paroki St Fransiskus Asisi Sukasari

Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020 MEKAR 35


WA J A H

Anastasya Viona Dea Berek


Sikapi Perbedaan dengan Saling Menghargai

B
erteman dengan yang berbeda bukanlah halangan dalam makhluk sosial setiap manusia
bukanlah sesuatu yang asing membangun relasi baik di sekolah. perlu berinteraksi dengan orang
bagi Anastasya Viona Dea Tak jarang, Tasya mendapatkan lain tanpa memandang agama yang
Berek. Tasya, sapaan akrabnya, pengalaman-pengalaman menarik dianut.
merupakan seorang siswi di SMK ketika menjalin pertemanan dengan
Kesehatan Dwi Putri Husada Bogor. mereka yang berbeda agama, Bersikap bijak
Bersekolah di lingkungan yang “Waktu itu, salah satu teman Tasya yang juga aktif sebagai
majemuk membuat Tasya harus saya yang berbeda agama anggota OSIS di sekolahnya juga
berinteraksi dengan teman-teman menghampiri saya. Saat itu, ia bercerita bahwa meski berada di
dari berbagai latar belakang yang mengatakan ingin sharing tentang sekolah yang mayoritas siswanya
berbeda. Perbedaan bukanlah agama saya. Ia mengatakan kalau adalah Muslim, Tasya merasa
batu sandungan sangat bersyukur memiliki teman mampu bersosialisasi dengan baik
dalam menjalin seperti saya yang beragama Katolik. karena memiliki teman-teman yang
pertemanan Ia juga bercerita kalau ia kagum mau merangkulnya.
baginya. dengan para umat Katolik yang “Dengan menjunjung sikap
Saling memiliki kepribadian yang baik, toleransi, saya merasa iman
menghormati mudah bergaul meski berbeda saya semakin kokoh. Kita hidup
dan menjaga agama, dan baik dalam tata cara di negara yang memiliki banyak
perasaan berdoa,” tutur OMK Paroki St keragaman. Cara kita menyikapi
teman adalah Andreas Sukaraja tersebut. perbedaan dengan bijak tentunya
sikap yang ia Bagi gadis kelahiran Bogor, 14 akan membuat kita bisa saling
bangun. Baginya April 2003 ini, menjalin pertemanan menghormati dan menghargai,”
dan juga teman- dengan orang-orang yang berbeda ucap gadis yang hobi membaca ini.
Foto: Dok. Pribadi
temannya, perbedaan amatlah penting karena sebagai • Maria Dwi Anggraeni

Christina Meryanty
Membangun Budaya Inklusif

T
erbiasa bergaul dan memiliki OMK Stasi St Vincentius merasa sedih, karena baginya
banyak teman yang berasal Gunungputri ini juga menceritakan perbedaan bukanlah suatu alasan
dari latar belakang agama sebuah pengalaman menarik yang ia untuk menyebabkan konflik.
yang berbeda sedari kecil, rasakan ketika menjalin pertemanan Baginya, perbedaan adalah sesuatu
membuat Christina Meryanty dengan mereka yang Muslim. hal yang perlu disikapi dengan
memilih menyikapi perbedaan “Teman-teman saya di kampus, bijak.
dengan cara yang santai. kebanyakan adalah penganut agama Salah satu sikap yang sellau
Mery, sapaan akrabnya, Islam. Ketika tiba waktunya mereka Mery jaga adalah menjadi
merupakan mahasiswi di sholat, saya kadang menunggu inklusif bagi semua orang, tidak
Universitas Nasional. mereka di pelataran Mesjid. Selama membedakan berdasarkan agama
Menempuh ini, tidak ada masalah di dalam yang dianut serta mau terlibat
pendidikan di pertemanan kami menyangkut dalam masyarakat.
lingkungan dengan perbedaan agama yang Meski belum pernah
majemuk kami anut. Yang penting saling mendapatkan perlakuan yang
tentu menghargai dan menghormati diskriminatif, gadis yang aktif dalam
membuatnya kepercayaan yang dianut masing- organisasi Pramuka ini berharap
mesti bergaul masing,” tutur gadis kelahiran agar masalah intoleransi yang
dengan Bekasi, 11 Mei 1999 ini. terjadi di Indonesia dapat berkurang
mereka dan semoga banyak orang semakin
Foto:
yang memiliki Tidak diskriminatif sadar akan pentingnya toleransi
Dok. perbedaan Melihat kasus-kasus intoleransi dalam masyarakat yang majemuk.
Pribadi
dengannya. yang ada di berita membuatnya • Maria Dwi Anggraeni

36 MEKAR Edisi 02 Tahun XXXVII Maret–April 2020


Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia, yang telah mati
dan dibangkitkan untuk mereka.

2 KO R I N T U S 5 : 1 5

Selama t
Pa s ka h !

Anda mungkin juga menyukai