Anda di halaman 1dari 49

S

urvival of the Fittest adalah istilah


atau frasa dalam teori evolusi untuk
menyebut mekanisme seleksi alam.
Frasa tersebut kini lebih sering digunakan
dalam konteks lain, yaitu bahwa individu
yang “fit” lebih mungkin selamat menghadapi
ujian daripada individu yang “tidak fit”.
Dalam konteks ini, “fit” berarti “yang paling
mudah beradaptasi dengan lingkungan masa
kini”.

Saya masih ingat istilah ini selalu dijadikan


acuan kala saya masih di seminari tinggi
untuk menunjukkan seleksi alam bagi frater
yang kuat panggilannya akan bertahan
hingga mendapatkan anugerah tahbisan.

Seleksi alam mungkin saja sedang terjadi


dalam kehidupan kita di masa pandemi ini.
Akibat virus corona ini sampai berpengaruh
bagi semuanya, tanpa pandang status dan
jabatan seseorang. Survival mode adalah
gaya hidup yang harus diperjuangkan oleh
kita semua demi bertahan hidup. Kreativitas
Sal a m R eda ksi

tanpa batas meskipun di rumah aja sangat


perlu diperjuangkan oleh kita demi bertahan
hidup. Perkembangan teknologi yang pesat
kini tidak hanya menjadi sarana pewartaan
kabar baik tetapi juga menjadi sarana daya
juang dan ketahanan hidup kita semua.

Majalah Mekar edisi ini, masih dalam


bentuk digital, akan mencoba menyajikan
bagaimana pengalaman iman beberapa
penulis dalam bertahan dan tetap berjuang
mempertahankan hidupnya di masa pandemi
ini. Semoga isinya bisa menginspirasi
dan memberi semangat bagi kita untuk
menghadapi masa ini bersama-sama.

RD. Jeremias Uskono

2 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Gembala Menyapa

S T R AT E G I S U R V I VA L M O D E :

MEnJa Di M a n usi a
ya n g B E r E M PaT i
Mgr. Paskalis Bruno syukur

s
eorang pakar manajemen bernama Dr.
A.B. Susanto menunjukkan salah satu
strategi untuk bertahan hidup dalam
situasi krisis. Menurutnya, “Prinsip
utama survival management adalah
menerima realitas tanpa diikuti kecemasan
berlebihan. Di satu sisi, peka terhadap krisis, di
sisi lain bersikap positif sehingga tidak kehilangan
harapan dan larut dalam kecemasan”.

Penegasan ini tentu menghadapkan kita pada


realitas hidup kita pada masa kini. Kehidupan
ditandai oleh suatu kenormalan yang tiba-tiba
hilang akibat covid-19. Gaya hidup orang harus
berubah total. Ketakutan akan ancaman
ekonomi terasa di mana-mana. Orang
mulai berbicara tentang ancaman
resesi. Di masyarakat grass-
root kecemasan terasa terutama
berkenaan dengan hilangnya
peluang untuk bekerja; ada yang
kerja di kantor dengan pembatasan
jumlah orang, ada yang kerja
dari rumah atau biasa disebut
work from home, ada yang
integrasi dengan virtual
learning atau virtual job,
dan masih banyak lagi hal
yang berbeda dilakukan.

3 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Gembala Menyapa

Situasi covid-19 ini juga mengubah praksis hidup beriman


dan berliturgi umat. Perayaan-perayaan sakramen-sakramen
tidak lagi dapat dilakukan seperti biasa sebelumnya.
Pelayanan-pelayanan penggembalaan untuk menganimasi
kesetiaan beriman menjadi tantangan baru, karena harus
dieksplorasi cara-cara baru. Ancaman covid-19 yang
tersembunyi membayang-bayangi kehidupan umat beriman
dan masyarakat pada umumnya.

Dalam keadaan ini kita perlu mencari strategi untuk “survival


mode” (bertahan hidup). Strategi “survival mode” yang kita
usahakan mesti selaras dengan jati diri kita sebagai pengikut
Kristus.

Ada beberapa strategi hidup yang perlu diusahakan:


1. Membangun suatu kultur solider antar manusia. Rasa
solidaritas terhadap sesama yang sedang berjuang dan
menderita perlu dirancang bersama mulai dari keluarga-
keluarga hingga himpunan masyarakat luas. Dalam tataran
pembentukan diri sebagai pribadi, kita perlu menajamkan

4 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Gembala Menyapa

rasa empati kita terhadap penderitaan sesama. Rasa


empati mendalam akan mendorong orang untuk
bertindak nyata.

2. Mengembangkan jalur komunikasi yang efektif antara


satu dengan yang lain. Kecemasan dan ketakutan
personal dan komunal perlu dikomunikasikan agar
dapat dicari jalan keluar bersama. Perbincangan
terbuka dalam keluarga perlu digalakkan. Sarana-
sarana komunikasi sosial yang semakin canggih pada
masa kini mesti digunakan untuk memperat rasa senasib
sepenanggungan dalam kehidupan bersama.

3. Meningkatkan semangat yang gigih dan bertarung


dalam kehidupan ini (persistence). Kegigihan berjuang
akan memacu orang untuk mencari cara-cara baru
mempertahankan hidupnya.

4. Mengembangkan spirit hidup “berjalan bersama


Kristus Tuhan” kita. Inkarnasi Allah menyadarkan
kita semua bahwa kita tidak menghadapi krisis hidup
sendirian; Tuhan menyertai dan meneguhkan kita.

Semangat hidup dan wejangan St. Paulus dalam Roma


8:35-39 merangkum segala strategi untuk bertahan
hidup di masa krisis ini dengan menyadari kasih Tuhan
kepada kita yang tidak pernah berhenti:

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih


Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan,
atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya
atau pedang? Aku yakin semua itu “tidak akan dapat
memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita”. •

5 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Surat Yesus

Surat kepada Murid-murid yang Meninggalkan


Dia setelah Pernyataan-Nya tentang Ekaristi
Mgr. Paskalis Bruno Syukur
Ajaran Yesus tentang Ekaristi dipahami dengan penuh iman
yang mendalam oleh Penginjil Yohanes dalam Yoh 6:60-66.

Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-


murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?” Yesus
yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-
Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada
mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan
imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat
Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya
berada? Rohlah yang memberi hidup, daging
sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan
yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.”
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak
percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu:
Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku,
kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.

6 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Surat Yesus

Sahabat-sahabatku terkasih,
Salam Damai.

Aku mohon maaf karena kalian telah meninggalkan kelompok kita.


Sesungguhnya telah bertumbuh kepercayaan-Ku akan kalian sebab
beberapa dari antara kalian memperlihatkan kemampuan yang memadai.
Sayangnya, pernyataan-Ku tentang Roti Hidup membalikkan langkah
kamu. Aku berpikir bahwa Aku telah mempersiapkan kalian dengan
lebih baik hingga saat ini. Memang Aku tidak menduga penerimaan
kalian akan beberapa pernyataan-pernyataan-Ku seperti itu.

Kendati sedemikian besar Aku menginginkan kalian tinggal bersama-


Ku, tetapi Aku tidak dapat membatasi diri-Ku untuk menyatakan hal-
hal yang menyenangkan kalian atau mudah bagimu untuk diterima.
Ada paradoks dan kontradiksi yang tampak jelas dalam perkataan-
perkataan-Ku: memberi untuk dapat menerima; mengampuni agar
dapat diampuni; menyangkal diri sendiri dan menemukan identitasmu.
Aku hendak menegaskan bahwa jalan itu sempit dan hanya mereka
yang ditentukan untuk menapaki jalan itu dengan Aku akan mencapai
tujuan akhirnya.

Aku bertanya pada diri-Ku bahwa jika kalian tidak dapat menerima
pernyataan-Ku sekarang tentang makan daging-Ku, bagaimana kalian
dapat mengambilnya ketika itu menjadi suatu kenyataan? Aku tidak
dapat menyatakan kepada kalian bagaimana itu akan terlaksana, tetapi
jika engkau menerima Aku sebagai Anak Allah dan karena itu Allah,
maka engkau mesti menerima bahwa Aku tidak dapat melakukan itu
dari diri-Ku sendiri. Memakan daging-Ku dan meminum darah-Ku tidak
semestinya terjadi seturut pemahaman kalian akan pernyataan itu,
tetapi itu dilakukan dalam cara yang ditentukan oleh kuasa yang Aku
miliki sebagai Allah. Hanya orang-orang yang tinggal setia bersama-
Ku hingga akhir akan melihat hal ini terjadi.

7 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Surat Yesus

Kendati pun demikian, Aku menginginkan segala yang terbaik


bagi kalian yang kembali kepada kehidupan semula. Kalian pernah
mengalami proses pemuridan bersama-Ku walau singkat waktunya.
Aku berharap waktu yang singkat bersama-Ku menolong kalian
untuk menemukan arti dan makna hidupmu. Tidak semua orang
yang dipanggil Bapa mencapai garis akhir. Itu cara rahmat Allah
bekerja dalam konteks keterbatasan manusiawi. Namun, waktu yang
singkat bersama-Ku itu sudah merupakan suatu berkat dari Bapa
dan semoga berkat itu menuntun kalian kedalam kehidupanmu dan
keputusan-keputusan serta relasi dalam hidup. Aku yakin tidak ada
waktu yang terbuang atau hilang. Tuhan adalah Bapa yang mengasihi
dan Dia akan memimpin kalian kepada diri-Nya dengan beberapa
cara atau jalan lain. Suatu hari nanti Aku berharap untuk bertemu
dengan kalian semua di Rumah Bapa. Jangan pernah lupa bahwa
ketika satu pintu tertutup, pintu lain masih terbuka. Berjuanglah
selalu mencarinya. Kalian perlu menyesal dan terus bertobat agar
dapat menemukan pintu yang lain yang Bapa telah bukakan kepada
kalian.

Aku yakin kita akan berjumpa lagi.


Berjumpa dan mengenal kalian tetaplah menggembirakan. Aku
mengharapkan yang terbaik selalu terjadi pada diri kalian.

Yesus
PS. Ketika kuperhatikan 12 rasul dan mereka yang masih tinggal
dengan Aku berbicara tentang kalian dengan sedikit menyesalkan
keputusan kalian, Aku mengingatkan bahwa mereka sekarang ada di
sini karena rahmat dari Yang Mahatinggi dan bukan karena mereka
lebih pantas. Aku menggarisbawahi bahwa untuk tinggal dalam
pelayanan akan Kerajaan Allah, mereka harus rendah hati dan ingat
bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah karunia dari Bapa.
Karena itu haruslah selalu bersyukur. Orang yang bisa bersyukur
adalah juga orang yang bisa rendah hati. •

8 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Bertahan
Melawan
Cobaan
Entah sudah berapa banyak rencana kita di tahun 2020
ini yang terpaksa dibatalkan, diundur, atau diubah
karena pandemi. Meskipun demikian, ada-ada saja
cara kita untuk tetap produktif dan kreatif di tengah
keterbatasan. Pandemi memang di luar kendali kita,
tapi dengan rahmat Allah, bersama-sama kita akan
mampu melewati masa ini. Rencana boleh gagal, tapi
pengharapan tetap bertahan!

9 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Foto-foto: unsplash.com
Melihat dalam Gelap
I believe in the sun even when it’s not shining.
I believe in love even when I don’t feel it.
I believe in God even when He is silent.

D
emikianlah coretan dinding
di kamp konsentrasi di
Auschwitz ini rasanya tepat
menggambarkan situasi yang
sedang kita alami bersama-
sama di tengah pandemi ini. Tepat sudah
enam bulan, kita dihadapkan pada
kesulitan yang bertubi-tubi: tutupnya
sejumlah lapangan pekerjaan, mereka
Penulis yang kehilangan pekerjaan dan tidak
Fr. Yoseph Kristinus memiliki sumber penghasilan, kepergian
Guntur*) orang-orang yang kita cintai, dokter dan
para medis yang berjuang setengah mati;
bertaruh nyawa dan mempertahankan
nyawa orang lain.

10 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

“ Karena iman kepada Yesus,


kita tersadar bahwa kita
tidak pernah berjalan
sendirian, termasuk di
tengah pandemi ini.

Namun di sisi lain, berbagai kita dapat bertahan di tengah


kesulitan itu kita hadapi pandemi ini? Terbentur pada
bersama-sama. Kita tidak kenyataan, bisa saja kita
berjuang sendirian; banyak kehilangan arah dan terombang-
dari kita yang saling bahu- ambing, dan sesekali bertanya
membahu untuk membantu “Apakah Tuhan memang
sesamanya, baik dalam lingkup sungguh-sungguh diam?” Kita
pemerintahan: inisiatif dan bisa bertanya kembali apa yang
kreativitas dari kepala daerah sesungguhnya menjadi modal
dan juga bukti konkret yang bagi kita sebagai orang beriman
bisa kita temukan dari kedua untuk menjalani keseharian yang
imam kita; Romo Mikail Endro serba sulit di tengah pandemi
dan Romo Dion Manopo yang ini.
semangat bekerja sama bahkan
lintas agama untuk pergi “Rabuni, supaya Aku dapat
membagi-bagikan bantuan baik melihat!” (Mrk 10: 46-52).
sembako maupun kebutuhan Bartimeus yang dikisahkan
lainnya, serta giat para imam dalam Injil Markus boleh
dan umat yang berdoa untuk menjadi model orang beriman
segera berakhirnya pandemi ini. bagaimana kita melihat
kembali realitas yang gelap
Banyak hal baik lainnya, yang dengan terang pengharapan.
kecil dan sederhana, yang bisa Bartimeus dikisahkan sebagai
dilakukan di tengah pandemi ini. pengemis yang buta (ayat 46),
Jika hal-hal yang baik itu sudah duduk di pinggir jalan (ayat 46),
kita jalankan; lantas sebagai dan kemudian menanggalkan
seorang beriman, bagaimana jubahnya ketika Yesus

11 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

laut yang memungkinkan bagi


Yerikho sebagai kota yang paling
rendah di dunia. Sementara
Yerusalem secara geografis
berada pada ketinggian 770 m
dari laut Mediteran dan 1.165 m
dari Laut Mati. Demikian Yesus
menelusuri perjalanan dari
bawah ke atas (bottom-up) dan
di tengah perjalanan itu, Yesus
menyembuhkan Bartimeus.

Perjalanan Yesus dari bawah


ke atas hendak menawarkan
makna baru, yakni
menyembuhkan Bartimeus
berarti menjadikannya ciptaan
yang utuh-penuh. Yesus perlu
turun ke Yerikho untuk sampai
ke Yerusalem dan di sana, ia
mengajak juga para murid,
orang banyak yang berbondong-
bondong dan secara khusus:
Bartimeus pun disembuhkan
memanggilnya (ayat 50). Ada dan merasakan kembali apa
dua hal yang bisa kita renungkan itu menjadi ciptaan yang utuh-
untuk menjadi modal menjalani penuh; tak berkekurangan satu
keseharian di tengah pandemi ini. pun. Yesus mengangkat kembali
manusia ke martabatnya yang
Pertama, narasi biblis paling luhur, yakni ciptaan yang
mengisahkan Yesus berada di utuh-penuh menurut gambar
dalam perjalanan dari kota Yerikho dan rupa Allah (Bdk Kej 1: 26-
menuju Yerusalem. Kota Yerikho 27).
berada sekitar 25 km timur laut
dari arah Yerusalem dan secara Ada dinamika yang dialami
geografis kota Yerikho berada Bartimeus, ia berseru
300 m di bawah permukaan air dan meminta Yesus

12 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus
menyembuhkannya; ada
pergerakan dari ia yang buta
(gelap; kurang) kini dapat melihat
(terang; utuh-penuh). Nyatanya
perjumpaan dengan Yesus,
membuka matanya lebar-lebar
tentang apa itu harapan untuk
melihat kembali.

Betapa harapan untuk melihat
membuka perspektif baru bagi
Bartimeus! Sebelumnya, ia
paham betul apa itu arti buta
dan gelap, dan kini ia melihat;
terlebih ia melihat dan berjumpa
dengan Yesus.

Pengharapan seperti yang


dimiliki Bartimeus itu membuka
perspektif baru untuk melihat
realitas yang nyatanya ‘jahat’
dan ‘sakit’ ini. Kita memandang Pengharapan itu kita wujudkan
tak hanya pada kesulitan diri dalam kepatuhan dan ketaatan
kita sendiri, namun juga kepada pada anjuran dan protokol
para dokter dan pekerja medis kesehatan. Dalam hening
yang berjuang setiap saat. akan hiruk-pikuk dunia, kita
merenungkan kembali akan


Iman membawa kita
relasi kita yang sesungguhnya
dengan lingkungan, sesama,
dan Tuhan.
untuk melihat lebih jauh
Kedua, membaca sepintas dialog
realitas keseharian di antara Yesus dan Bartimeus,
masa pandemi ini, dan segera kita menggarisbawahi
korelasi antara melihat dan
membarui makna dari iman yang menyelamatkan.
keseharian kita yang Rasanya cukup janggal karena
Bartimeus meminta: “Rabuni,
mungkin saja begitu gelap
supaya aku dapat melihat” dan
dan membingungkan. jawab Yesus: “Pergilah, imanmu

13 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

telah menyelamatkan engkau!” yang terpenting, karena iman


Korelasi antara melihat dan iman kepada Yesuslah, kita tersadar
yang menyelamatkan bisa kita
bahwa kita tidak pernah berjalan
telusuri melalui bentuk kata dalam
sendirian, termasuk di tengah
bahasa Yunani (sebagaimana teks
asli Perjanjian Baru ditulis dalam pandemi ini.
bahasa Yunani). Kata ‘melihat’
yang digunakan oleh penginjil Terlepas dari segala bentuk
Markus dalam kisah ini adalah usaha dan kerja keras kita untuk
ἀναβλέψω (anablepsō) dengan bergotong-royong memerangi
akar kata ἀναβλέπω (anablepō) pandemi ini, termasuk dengan
yang terdiri dari dua kata yakni menjalankan segala protokol
ἀνα + βλέπω yang berarti yakni kesehatan dan cepat tanggap
‘melihat ke atas’, ‘mengangkat kepada sesama yang sungguh
pandangan’, ‘melihat kembali’, membutuhkan, sebagai seorang
memulihkan penglihatan’. kristiani, figur Bartimeus boleh
Dengan kata lain, ‘melihat’ yang menjadi model bagi kita.
dimaksud menawarkan makna
yang lebih tepat untuk situasi kita
Darinya, kita belajar untuk tidak
saat ini yakni ‘melihat lebih jauh
(beyond); melampaui realitas enggan berseru memanggil
fisik yang terlihat. Yesus agar berbelas kasih
menyembuhkan; berdoa dan
‘Melihat lebih jauh’; itulah yang meminta kepada-Nya agar
bisa kita rumuskan sebagai melalui iman dan harapan, kita
apa itu iman. Iman membawa boleh melihat lebih jauh dan
kita untuk melihat lebih jauh memaknai kembali relasi dengan
realitas keseharian di masa alam, sesama, dan Tuhan,
pandemi ini; iman membarui sehingga di kemudian hari kita
makna dari keseharian kita boleh saling menjadikan alam
yang mungkin saja begitu gelap dan sesama kita menjadi ciptaan
dan membingungkan. Dan yang utuh-penuh di dalam
kemurahan kasih Allah. •

*)
Penulis adalah frater Keuskupan Bogor yang sedang menjalani studi di Roma, Italia.

14 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Berkat Tuhan
Selalu Ada
RD. Yohanes Suparta

P
andemi Covid-19 kita. Hanya saja untuk ujian-
memberikan dampak ujian, terutama bagi kami yang
yang sangat besar sedang menjalani tahun terakhir
dalam kehidupan kita. di fakultas Hukum Gereja, tetap
Di Italia beberapa dilaksanakan dengan metode
waktu lalu, wabah ini membuat lisan dalam kehadiran atau tatap
pemerintah mengambil kebijakan muka dengan para dosen.
untuk menutup sementara
tempat-tempat umum, bahkan Dalam kondisi normal saja,
memberlakukan lockdown dari saya mengalami kesulitan untuk
tanggal 4 Maret 2020 dan baru mengikuti perkuliahan dan ujian-
ada pelonggaran peraturan pada ujian, apalagi dalam situasi
akhir bulan Mei. seperti saat ini. Selain kesulitan
dalam belajar, ada pengalaman
Sekolah dan universitas pun juga bagaimana menghadapi
sampai sekarang masih belum kebosanan, karena selama
dibuka kembali seperti biasanya. masa lockdown kami tidak
Proses pembelajaran dilakukan diperbolehkan sama sekali untuk
secara daring seperti yang keluar rumah atau asrama. Tanpa
sekarang kita jalani di negara bermaksud untuk membesar-

15 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

besarkan, bisa dibayangkan Selain itu, selama dua bulan lebih


bagaimana rasanya selama tiga pada masa isolasi di asrama,
bulan harus di rumah terus. setiap sore saya mengisi waktu
Meskipun dalam keadaan yang dengan berolahraga (jogging)
tidak ideal, puji Tuhan saya dapat di asrama. Kadang saya juga
menyelesaikan tugas perutusan bermain kartu dengan beberapa
untuk belajar ini. teman dari Indonesia. Dengan
berbagai tantangan yang ada,
Tugas yang saya emban ini saya sungguh bersyukur kepada
menjadi motivasi untuk senantiasa Tuhan karena akhirnya saya
melakukan yang terbaik agar dapat menyelesaikan tugas saya
mampu menyelesaikannya tepat di Roma dan bisa pulang kembali
waktu. Utamanya karena ada ke Indonesia; ke Keuskupan
keinginan yang kuat untuk segera Bogor ini.
kembali ke Indonesia—karena
menurut saya akan lebih baik Pengalaman tersebut memberikan
tinggal di “rumah sendiri” dalam suatu kesadaran sederhana
situasi seperti ini. Motivasi untuk dalam diri saya bahwa siapa
menyelesaikan tugas dan segera pun yang “tahu tugasnya”, dan
kembali inilah yang membuat “tahu pekerjaan baik yang harus
saya berusaha menyiapkan dilakukannya” tentu akan selalu
diri untuk ujian-ujian, termasuk membuka diri demi menemukan
menyelesaikan tesis. cara untuk menikmati setiap

16 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus


keadaan dan menyelesaikannya. Allah akan selalu
Dengan kata lain, siapa pun yang menyediakan rahmat
“tahu tugasnya” akan menjadi
kreatif dalam keadaan atau yang dibutuhkan
situasi apa pun. Setiap tugas, untuk menyelesaikan
setiap pekerjaan baik, merupakan setiap pekerjaan.
anugerah yang dipercayakan
oleh Allah sendiri, dan tentunya
Allah akan selalu menyediakan
rahmat yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya.

Tentu saja, tugas yang telah saya


lalui tersebut bukanlah sekadar
tugas untuk mendapatkan
pengetahuan, akan tetapi menjadi
suatu kesempatan yang sangat
berharga untuk mengembangkan
diri dalam tugas perutusan saya.
Oleh karena itu, saya bersyukur
kepada Tuhan karena berkat
yang disediakan-Nya dalam
setiap langkah hidup saya. Saya
bersyukur karena banyak pula
orang yang selalu mendukung dan
mendoakan saya, dan ini menjadi
salah satu berkat dan rahmat yang
boleh saya terima dari Tuhan.
Berkat-Nya selalu ada. •

17 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Pembaruan
Janji Imamat
Tradisi Lama, Cara Baru
Setiap tahun, tepatnya pada Selasa Pekan Suci dan
bersamaan dengan Misa Pemberkatan Minyak Suci, para
imam Keuskupan Bogor selalu berkumpul di Gereja Katedral
Bogor untuk mengikuti rekoleksi serta membarui janji
imamatnya. Karena situasi luar biasa yang kita hadapi
tahun ini, kegiatan ini pun ditiadakan. Meskipun demikian,
Keuskupan Bogor juga beradaptasi dengan mencari cara
baru agar tradisi Gereja ini tetap bisa dijalankan.

18 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Komunitas Paroki Cianjur Komunitas Wisma A. Yani

Komunitas Paroki Megamendung, Biara CP, Biara SVD

Komunitas OBOR Komunitas Paroki Sukabumi

Selama bulan Juli 2020,


Mgr. Paskalis Bruno
Syukur bersama staf kuria
Keuskupan Bogor yang
terdiri dari Vikjen RD.
Paulus Haruna, Sekjen
RD. Yustinus Monang
Damanik, dan Ekonom RD.
Stefanus Sri Haryono Putro
mengunjungi para imam di
paroki dan komunitasnya
masing-masing.
Komunitas Kedhaton Parahita

19 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Komunitas Stella Maris & Wisma UNIO

Komunitas Paroki Serang

Komunitas Kedhaton Parahita Komunitas Paroki Kelapadua

Dalam setiap kunjungan, para imam berbagi pengalaman


pastoral dalam karya penggembalaan di paroki atau
komunitasnya masing-masing dengan Bapa Uskup dan
para staf kuria. Surat Paus Fransiskus kepada Para Imam
dalam rangka peringatan 160 tahun wafatnya St. Yohanes
Vianney pun menjadi pedoman bagi para imam dalam
mempersiapkan pembaruan janji imamat ini.

“Tujuan kedatangan ini adalah untuk memperkuat


kolegialitas sebagai imam, meneguhkan hidup imamat
dan meluruskan kembali cara pandang kita berdasarkan
praktik hidup sebagai imam,” ungkap Bapa Uskup.
• RD David Lerebulan/Mentari

20 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Adaptasi Kebiasaan Baru di


Seminari Menengah
Stella Maris

P
andemi covid-19 ini cukup
mengejutkan kita semua,
tak terkecuali warga
Seminari Menengah
Stella Maris. Apalagi
karena kami termasuk salah satu
komunitas Keuskupan Bogor yang
jumlah anggotanya besar. Ada
kepanikan yang muncul di awal
masa pandemi ini. Namun tetap
ada harapan di dalamnya; masih
ada kreativitas yang kami punya.

Hal pertama yang kami kerjakan


adalah berkomunikasi dengan para
orang tua seminaris. Kesepakatan
yang terjadi adalah anak-anak
tetap tinggal di seminari, dengan
alasan risiko penularan akan
lebih besar jika mereka pulang
ke rumahnya masing-masing.
Maka, pelaksanaan sekolah
bagi komunitas baik di gedung
Penulis lama di Bogor maupun di gedung
RD. Jeremias Uskono baru di Kahuripan tetap berjalan

21 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

seperti biasa dengan metode


misa dan doa bersama serta
pembelajaran daring bagi KPP
tugas refleksi yang dikirim via
dan offline bagi KPA.
email.
Hal kedua yang kami kerjakan
adalah mengadakan kerja
Dua bulan berjalan, pemerintah
sama dengan para pejabat
pun mengeluarkan kebijakan
setempat terkait pembentukan
Pembatasan Sosial Berskala
Satgas covid-19. Kami memiliki
Besar (PSBB). Ada beberapa
hubungan yang baik dengan
kebijakan yang tetap kami
para pejabat setempat RT,
pertahankan seperti sistem
kelurahan dan desa Tegal.
pendidikan dalam jaringan
Pastoran seminari di Kahuripan
(online). Namun, seminari
pun menjadi tempat rapat
berbeda dengan sekolah formal
pembentukan Satgas covid-19.
pada umumnya. Dalam formatio
seminari menengah ada 4 bidang
Karena kian hari wabah ini
yang harus menjadi penilaian,
semakin banyak menelan
yakni Personalitas, Komunitas.
korban, maka kami mengikuti
Intelektualitas, dan Spiritualitas.
kebijakan Bapa Uskup yakni
Keempat bidang itu harus
mengembalikan anak-anak
diobservasi di dalam komunitas.
kepada orang tuanya (pulang
ke rumah). Kami memutuskan
bahwa tahun ajaran 2019-
2020 bagi KPA berakhir lebih
cepat di bulan April 2020 (yang
seharusnya berakhir di bulan Mei
2020). Anak-anak dipulangkan
ke rumahnya masing-masing
dengan dijemput oleh orang
tuanya. Alhasil, tersisa 10 anak
yang tetap tinggal di seminari
bersama dengan para formator,
sedangkan karyawan tetap
bekerja seperti biasa. Sementara
itu, kami tetap menjalin
komunikasi via daring dengan
para seminaris di rumahnya
masing-masing dalam bentuk

22 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Fokus

Atas dasar pertimbangan


tersebut, dan setelah Hari yang dinanti tiba, yakni
mendengarkan penegasan dari hari kedatangan anak-anak.
Vikaris Yudisial Keuskupan Semua berjalan lancar. Semua
Bogor RD Yohanes Driyanto, mematuhi protokol kesehatan
maka kami memutuskan agar yag kami buat. Puji Tuhan!
anak-anak tetap kembali ke Kegiatan berjalan dengan lancar,
seminari. Kebijakan ini mendapat semua seminaris dalam keadaan
tanggapan positif dari para sehat.
orang tua seminaris. Setelah
mendengarkan peneguhan dari Ada dua kebijakan New Normal
kuria keuskupan dan mendapat berikutnya yang kami terapkan,
persetujuan dari para orang yakni selama masa pandemi ini,
tua seminaris, kami kemudian kami meniadakan ambulatio
menyusun kebijakan new normal (jalan-jalan keluar) dan para
di seminari. Kebijakan yang seminaris tidak diperbolehkan
dapat kami sebutkan diantaranya untuk pulang pada Minggu
adalah: Pertama dalam bulan kecuali
keadaan mendesak. Sebagai
1. Menyediakan wastafel di pengganti dua kebijakan biasa itu,
dekat pintu masuk ke gedung kami mengijinkan para seminaris
seminari, masker dan hand menggunakan handphone pada
sanitizer Minggu pertama dan kegiatan
2. Pada saat kedatangan, anak- bebas di dalam seminari setiap
anak melaksanakan rapid test hari Minggu. •
di seminari.
3. Peralatan makan menjadi
tanggung jawab pribadi.

23 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Geliat Komisi

KOMISI EKOLOGI

Kaum Muda Melek Ekologi

G
ereja Keuskupan Kesadaran Ekologis
Bogor menjawab Romo Segu mengatakan bahwa
seruan Paus Komisi Ekologi mengemban misi
Fransiskus lewat untuk menumbuhkembangkan
kebijakan Pastoral kesadaran ekologis lewat
Lingkungan yang tertulis dalam pendekatan edukatif. Sebagai
Road Map II dari Sinode II sebuah komisi, perlulah
Keuskupan Bogor. Dalam melakukan kegiatan yang
kebijakan tersebut, dinyatakan inspiratif, bukannya malah
bahwa Keuskupan Bogor secara otoritatif terhadap umat
resmi menaikkan status Biro Keuskupan Bogor. Inspirasi ini
Ekologi menjadi Komisi Ekologi. ditularkan lewat edukasi tentang
Sebelumnya, Biro Ekologi ekologi dengan pendekatan
bernaung di bawah Komisi spiritual, moral dan praktikal.
Pengembangan Sosial Ekonomi
(PSE). Pada hakikatnya, Komisi Ekologi
bertujuan untuk mengajak umat
Komisi ini diketuai oleh RD Yosef Keuskupan Bogor melakukan
Irianto Segu. Tidak bekerja pertobatan ekologis. Dalam buku
sendiri , Romo Segu dibantu Road Map II Kebijakan Pastoral
oleh Sr. Marisa Nur Trisna CB Transformatif Keuskupan Bogor,
sebagai Wakil Ketua Komisi, disebutkan bahwa Komisi
Sr. Christina Sri Murni FMM, Ekologi mempunyai peran
Bruder Nasarius Trimuryanto untuk menyusun indikator reksa
OFM, Elizabeth Linggiarti pastoral ekologi Keuskupan,
Tedjojuwono sebagai Animator pendampingan dan pengukuran
Spiritual, serta beberapa umat capaiannya secara berkala.
awam yang turut membantu dan Paroki, Keluarga Katolik,
berkarya di komisi ini. Sekolah Katolik dan Umat

24 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Geliat Komisi

yaitu menanam sayuran dengan


sistem akuaponik, memelihara
ikan lele, serta hal-hal yang
mudah dilakukan di rumah,”
jelas Pastor Vikaris Parokial
Paroki Hati Maria Tak Bernoda
Cicurug ini.

Menyasar Generasi Milenial


Di awal pergerakannya, Komisi
Ekologi berupaya untuk menarik
minat OMK agar menyadari dan
menjalani pertobatan ekologis.
Menurut Romo Segu, secara
demografi, jumlah umat yang
tergolong dalam usia produktif
(15-64 tahun) sangat besar,
Katolik Keuskupan Bogor harus yaitu sejumlah 70% dari total
berpartisipasi dalam kebijakan umat. Apabila alam tidak dijaga
Pastoral Lingkungan hidup ini. mulai dari sekarang, maka 10-20
“Kegiatan kami bertitik tolak tahun ke depan, para OMK saat
pada pendekatan spiritual, ini akan mengalami kesulitan
moral dan praktikal. Secara mendapatkan Bumi yang layak
spiritual, kegiatan kami adalah sebagai tempat tinggal. Selain
memberikan renungan-renungan itu akan terjadi ketidakadilan
lewat Rosario Laudato Si, yang terhadap generasi selanjutnya
isinya membahas relevansi karena kita mewariskan
makna peristiwa-peristiwa alam yang tidak layak untuk
dalam Rosario dengan situasi ditinggalkan.
alam saat ini. Secara moral,
kami membuat video-video Atas refleksi tersebut, Komisi
edukasi agar orang-orang yang Ekologi ingin mengajak para
menonton terinspirasi untuk OMK agar menyadari dan
bersikap benar, baik dan adil menjadi pribadi yang ekologis.
terhadap alam. Secara praktikal, Wujud pribadi ekologis
kami membuat video-video adalah berusaha untuk
pemilahan dan pengelolaan menyeimbangkan hubungan
sampah, ketahanan pangan antara manusia, alam dan Allah

25 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Geliat Komisi
sehingga berusaha mengurangi
pengagungan terhadap paham
antroposentrisme (paham bahwa
manusia adalah spesies paling
pusat dan penting daripada
spesies hewan, atau penilaian
kenyataan melalui sudut pandang
manusia yang eksklusif).

Pribadi yang ekologis adalah


pribadi yang terpanggil oleh Allah
(dimensi spiritual) untuk peduli diajak untuk membuat konten
dengan bersikap baik, benar dan di Instagram dalam bentuk foto
adil (dimensi moral) kepada Ibu atau video yang isinya mengenai
Bumi melalui tindakan-tindakan wujud nyata yang dilakukan para
pencegahan dan penyelamatan generasi milenial Keuskupan
terhadap ibu bumi yang rusak Bogor dalam menghayati
(dimensi praktikal) sehingga persaudaraan dengan alam
menjadi tempat tinggal yang seturut ajakan Paus Fransiskus
layak bagi manusia dan seluruh dalam ensiklik Laudato Si.
ciptaan. Ada prinsip-prinsip
ekologis yang dihidupi, yaitu “Antusiasme dari OMK terbilang
relasi yang benar dengan alam cukup baik dalam menanggapi
dan relasi yang baik dengan kegiatan ini, karena kami
manusia demi kemuliaan Tuhan mengukur dari jumlah peserta
lewat keindahan ciptaan alam lomba yang mengikuti. Komisi
semesta. Ekologi sendiri menyadari
bahwa tema ekologi bukan tema
Sebagai langkah awal, Komisi yang familiar dan menarik bagi
Ekologi bekerja sama dengan para OMK sehingga kesadaran
Komisi Kepemudaan Keuskupan terhadap alam pun masih sedikit.
Bogor untuk membuat kegiatan Para OMK yang terlibat di dalam
lomba yang dinamakan “Millenial lomba akan kami tawarkan
Eco-Instachallenge: Wujud Nyata untuk semakin berkecimpung
Generasi Milenial Keuskupan di bidang ekologi sehingga
Bogor Menghayati Persaudaraan mereka bisa menjadi inspirator
dengan Alam Seturut Ajakan di tempat mereka tinggal dan
Paus Fransiskus dalam Ensiklik berkarya,”ujar Pastor yang lahir
Laudato Si”. Dalam lomba ini di Sragen, 4 Juli 1990 ini. •
para OMK di Keuskupan Bogor Maria Dwi Anggraeni

26 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

SEMUA
SERBA
Online
Sektor pendidikan tak luput dari perubahan dalam rangka
Adaptasi Kebiasaan Baru. Sistem pendidikan formal
yang bertahun-tahun dijalankan dengan tatap muka, kini
harus bertransisi menjadi sistem pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang memanfaatkan teknologi berbasis internet.

Kemajuan dalam bidang teknologi tentu memiliki banyak


Foto-foto: Dok. RD. Segu, RD. Arie, Fr. Edith

kelebihan yang dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan


metode PJJ. Namun di sisi lain, metode ini dinilai
belum dapat menggantikan metode pembelajaran
konvensional, terutama karena akses masyarakat
terhadap teknologi ini masih belum merata.

Di edisi MEKAR kali ini, redaksi ingin menggali evaluasi


PJJ dari sudut pandang para imam yang berkarya
di bidang pendidikan di Keuskupan Bogor dalam
menanggapi situasi terkait dunia pendidikan saat ini.

27 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

RD. Yoseph Irianto Segu


Kepala Perwakilan Yayasan
Mardi Yuana Cicurug & Cibadak

R
D Yosef Irianto Segu Dalam beradaptasi, manusia
memandang masa belajar dan memberikan diri
transisi ini sebagai untuk dididik oleh pengalaman.
sebuah pendidikan Situasi pandemi saat ini
hidup. Romo Segu, memberikan pengalaman yang
begitu ia kerap disapa, mengutip mendidik manusia supaya
pemikiran John Dewey, manusia belajar mengatasi
seorang filsuf yang ikut serta masalah kehidupan. PJJ
memikirkan pendidikan, yang menuntut tenaga pendidik
menyatakan bahwa pendidikan untuk lebih kreatif dalam
pada hakikatnya merupakan mentransformasi kegiatan
suatu proses penggalian dan belajar dan mengajar walau tidak
pengolahan pengalaman secara seideal pelajaran tatap muka.
terus-menerus. Pendidikan
merupakan ikhtiar untuk “Menurut saya, kekurangan
terus-menerus menyusun dari PJJ yang dapat dilihat dari
kembali (reconstruction) dan segi teknis adalah kecerdasan
menata ulang (reorganization) sosial dan emosional menjadi
pengalaman hidup subjek didik. terhambat, proses pembelajaran
cenderung ke arah pelatihan
Lebih lanjut, ia mengatakan intelektual semata ketimbang
bahwa PJJ merupakan pendidikan, dan tidak seluruh
kebiasaan baru yang merupakan peserta didik memiliki fasilitas
hasil proses penggalian dan penunjang seperti laptop,
pengolahan pengalaman smartphone, kuota internet, dan
menghadapi situasi pandemi. sinyal internet yang baik. Selain
Kemampuan dasar manusia yang itu kekurangan yang dapat dilihat
paling hebat ialah beradaptasi. secara substansi adalah tujuan

28 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

bahwa pendidikan harus tetap


membentuk keseluruhan diri,
bukan sebatas pengetahuan
dan keahlian praktis semata.
Gereja tetap melakukan misinya
dalam di dunia pendidikan lewat
katekese-katekese media sosial
yang menekankan pendidikan
spiritual, karakter, moral dan
lingkungan.

Romo Segu pun mengungkapkan


pendidikan untuk membentuk harapannya akan lembaga
seluruh pribadi tidak berjalan pendidikan yang bernaung di
dengan baik (bdk. Gravissimum Keuskupan Bogor ini untuk
Educationis art. 2),”ungkapnya. dapat konsisten berjalan dengan
inspirasi nilai-nilai kekatolikan,
Namun di sisi lain, Romo Segu- selalu terbuka serta mampu
pun setuju apabila metode PJJ berdialog sesuai perkembangan
ini memberikan nilai positif, zaman dan situasi tempat
seperti tumbuhnya kesadaran sekolah itu berada. “Secara
bagi tenaga pendidik dan peserta rill, lembaga pendidikan ini
didik bahwa teknologi memiliki harus mampu membentuk
banyak potensi manfaat bagi peserta didik menjadi pribadi
kekayaan pembelajaran. yang cerdas, berkarakter dan
ekologis. Pengetahuan dan
Dukungan Gereja keterampilan mereka adalah
Melalui pendidikan, Gereja bagian penting untuk hidup
ikut ambil bagian dalam sebagai orang baik bagi dirinya
proses pendewasaan pribadi sendiri, bersama orang lain dan
manusia, maka di situasi demi kemuliaan Allah. Dengan
yang tengah dihadapi seperti dibekali pengetahuan dan
saat ini Gereja harus tetap keterampilan, mereka dapat
memperhatikan keselamatan mengambil keputusan sehat
umat manusia oleh karena setiap kali melakukan pilihan-
itu Gereja tetap mendukung pilihan moral serta mengenal
kebijakan PJJ ini dilaksanakan. dan mencintai Allah dengan
Tentu Gereja merefleksikan baik,” tutupnya.

29 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

RD. Andreas Arie Susanto


Kepala Perwakilan Yayasan
Mardi Yuana Rangkasbitung & Labuan

B
agi RD Andreas Arie perubahan ini, maka saya yakin
Susanto yang akrab setiap insan pendidik akan
disapa sebagai dapat memanfaatkan keadaan
Romo Arie, adaptasi ini sebagai suatu kesempatan
merupakan suatu hal baru untuk lebih belajar
yang wajib dilakukan oleh setiap mengenal teknologi informatika
orang yang berkarya di dunia dan mengambil manfaatnya
pendidikan. Perlu juga adanya untuk dapat menjadi media
perubahan cara pandang dan pembelajaran bagi para peserta
perubahan metode pengajaran didik. Semangat tenaga pendidik
dari semua tenaga pendidik. tentu saja jangan sampai padam
hanya karena suatu perubahan,
Lebih lanjut, Romo Arie justru harus semakin berkobar
mengatakan bahwa di dengan adanya perubahan itu
tengah situasi pandemi saat sendiri,” tuturnya.
ini, memaksakan untuk
melakukan pembelajaran Romo Arie merasakan
tatap muka di sekolah malah keunggulan dalam proses PJJ,
akan membahayakan tenaga yaitu seperti metode pengajaran
pendidik maupun peserta didik. yang menjadi lebih variatif
Pemanfaatan teknologi dalam dan menarik, peserta didik
membantu kegiatan belajar menjadi lebih aktif dan mandiri
mengajar menjadi sebuah proses dalam proses belajar mengajar,
adaptasi kebiasaan baru dalam teknologi yang mendekatkan
menanggapi perubahan yang jarak antara pengajar dan peserta
ada. didik, serta meningkatkan
kemampuan tenaga pendidik
“Secara perlahan-lahan kita dan peserta didik dalam bidang
berusaha beradaptasi dengan teknologi informatika.

30 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

Namun di sisi lain, Romo Arie


berpandangan bahwa PJJ
lambat laun menghilangkan
relasi interpersonal antar para
peserta didik dan juga dengan
pengajar. Padahal, kontak
langsung antara pengajar dan
peserta didik diperlukan agar
terbangunnya relasi sosial dan
nilai-nilai yang menjadi tujuan
dasar dari pendidikan dapat
tercapai. Selain itu, biaya dalam
penyediaan fasilitas cukup besar namun sentuhan pendidikan
sehingga ini kerap kali menjadi harus tetap sama, yakni
hambatan. Metode PJJ juga menyentuh sisi personal setiap
sulit diterapkan bagi peserta peserta didik dengan maksimal.
didik di tingkat Taman Kanak-
kanak hingga tingkat Sekolah “Kita perlu melihat segalanya
Dasar. Tidak hanya itu, metode dengan pikiran dan hati terbuka.
PJJ memungkinkan tingginya Sama seperti Perayaan Ekaristi
gangguan belajar karena sifat yang dalam kondisi ini pun
PJJ merupakan belajar mandiri, berusaha menjangkau umat
sehingga bergantung pada melalui metode live streaming,
motivasi pribadi dan kualitas tentu idealnya dalam dunia
internet. pendidikan pun tetap harus
ada perjumpaan fisik. Maka
Pribadi yang Adaptif kita harus dapat menjadi
Melalui pendidikan, Gereja pribadi yang adaptif; yang
ikut ambil bagian dalam proses memiliki agility dalam menyikapi
pendewasaan pribadi manusia. situasi dan kondisi yang ada.
Menurut Romo Arie, sikap Jika kita kekeuh berpegang
Gereja adalah perlu untuk selalu pada idealisme semata, maka
menyerukan dan mengingatkan pembelajaran tidak akan pernah
bahwa walau keadaan sekarang bisa berjalan. Gereja harus
mengharuskan pembelajaran senantiasa mengingatkan bahwa
hanya melalui gawai, relasi hal ini hanya sementara, dalam
interpersonal dalam setiap menghadapi hal ini kita harus
kesempatan yang ada harus selalu memiliki harapan bahwa
tetap dimaksimalkan. Pola badai ini akan segera berlalu,”
pembelajaran memang berbeda, ujar Romo Arie.

31 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

Fr. Alexander Editya Pribadi


Staf Kurikulum Yayasan Mardi Yuana
Keuskupan Bogor

F
rater Edith, biasa ia layaknya KBM luring (tatap
disapa, merupakan muka). Ada banyak toleransi
Frater Keuskupan penilaian serta keringanan
Bogor yang saat ini tertentu yang tentunya masih
melaksanakan Tahun memenuhi standar penilaian
Orientasi Pastoral (TOP) di KKM Nasional di masing-masing
Yayasan Mardi Yuana. Baginya, pelajaran,” ungkap Frater yang
dalam masa transisi metode PJJ juga merupakan pembimbing
ini, kelebihan yang didapatkan OMK dan KKMK Paroki St.
adalah informasi terkait Joseph Sukabumi ini.
pendidikan akan lebih cepat,
efektif, efisien dan mudah. Sebagai staf kurikulum yang
Namun kelemahannya, adalah bertanggungjawab mengelola
metode ini bagi siswa sangat bidang pendidikan dan kurikulum
memberatkan dari segi biaya di yayasan pendidikan Katolik
kuota, stabilitas sinyal yang milik Keuskupan Bogor, ia
belum tentu dapat diakses mengatakan bahwa sebagai
oleh siswa, serta sarana dan generasi penerus Mardi Yuana,
prasarana yang belum tentu ia selalu diingatkan akan amanat
mendukung. dari Bapak Pendiri Mardi Yuana
yakni Mgr. Geise, OFM, yang
“Ditambah lagi kesiapan fisik memandang bahwa ‘pendidikan
siswa yang kadang masih yang sederhana itu pun harus
perlu beradaptasi dengan jam sungguh-sungguh bermutu dan
belajar, deadline tugas serta sanggup membina watak’.
kondisi rumah masing-masing.
Maka sesuai pesan Menteri Pendidikan, Hak Semua Orang
Pendidikan, siswa tidak boleh “Maka dengan keadaan darurat
diberi beban tugas yang berat sekalipun pendidikan tetap

32 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

tidak boleh terhenti, karena merupakan kewajiban orang


pendidikan adalah hak semua tua: menciptakan lingkungan
orang yang tidak dapat diganggu keluarga, yang diliputi semangat
gugat (Gravissimum Educationis bakti kepada Allah dan kasih
5). Sehingga dengan semangat sayang terhadap sesama
inilah kami tetap berusaha belajar sedemikian rupa, sehingga
dan beradaptasi menggunakan menunjang keutuhan pendidikan
segala sarana prasarana yang pribadi dan sosial anak-anak
memudahkan proses KBM tetap mereka. Maka keluarga itulah
terakses seperti pembelian lingkungan pendidikan pertama
sarana, gawai, software hingga keutamaan-keutamaan sosial,
pelatihan-pelatihan ke-38 yang dibutuhkan oleh setiap
sekolah yang bernaung di masyarakat’. Maka jika dilihat
Yayasan Mardi Yuana. Ini semua dari perannya, walau memang
kami lakukan agar mutu KBM berdampak, minimnya kontak
yang kami lakukan tetap terjaga dengan guru tidak terlalu
dan dapat dirasakan siswa kami signifikan jika dibandingkan
yang saat ini harus ada di rumah, kurangnya perhatian orang
tua di rumah. Sehingga peran
Dalam Gravissimum Educationis pendidikan sebenarnya tidak
no 11 dikatakan, ‘orang tualah mutlak berasal dari guru saja.
yang harus diakui sebagai Orang tua justru punya peranan
pendidik mereka yang pertama yang jauh lebih penting. Gereja
dan utama. Begitu pentinglah meyakini, pertumbuhan Gereja
tugas mendidik itu, sehingga kecil yang pertama seharusnya
bila diabaikan, sangat sukar hadir dalam pendidikan
pula dapat dilengkapi. Sebab keluarga,“ tegasnya.

Persiapan Mardi Yuana


Keuskupan Bogor menaungi
banyak lembaga pendidikan
Katolik, salah satunya adalah
Yayasan Mardi Yuana. Sejarah
panjang telah ditorehkan oleh
Yayasan Mardi Yuana dalam
memberikan pendidikan
yang diyakini dapat menjadi
alat transformasi hidup serta
menjadikan manusia mampu

33 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

belajar dan berpikir tertib dan Yayasan Mardi Yuana secara


teratur. serentak menyediakan platform
pembelajaran yang sama, yaitu
melalui metode PJJ dengan
berbagai pilihan program yang
disepakati oleh sekolah, guru
dan siswanya. Metodenya tentu
saja harus disesuaikan dengan
kemampuan sekolah masing-
masing. Misalnya, di sekolah-
sekolah yang mudah mengakses
jaringan internet, seperti Mardi
Yuana Depok, Mardi Yuana
Cilegon, Mardi Yuana Bogor dan
Mardi Yuana Sukabumi, pilihan
Dalam masa adaptasi kebiasaan alternatif media interaktif lebih
baru di dunia pendidikan saat
ini, Yayasan Mardi Yuana pun
berusaha semaksimal mungkin
bersiap dalam menghadapi masa
transisi menuju pembelajaran
jarak jauh.

“Yayasan Mardi Yuana


secara serentak telah sepakat
menggunakan teknologi
elektronika dan internet
untuk mengakses seluruh
data kepegawaian, keuangan,
manajemen, rapat yayasan, beragam, mulai dari Google
internal dan eksternal, data Classroom, Edmondo, Seesaw,
siswa, data inventaris, hingga WAG, dan lain-lain Berbeda
penilaian siswa bekerja sama dengan sekolah yang berada di
dengan Sysnet dalam peluncuran daerah-daerah yang agak sulit
soft launching SAK 4.0,” tutur dalam mengakses internet seperti
Fr Edith. daerah Bojong Lopang, sehingga
tidak menutup kemungkinan
Masing-masing sekolah yang adanya pelatihan orang tua,
berada di bawah naungan siswa bahkan masukan media

34 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

“ Minimnya kontak dengan guru tidak terlalu signifikan


jika dibandingkan kurangnya perhatian orang tua di
rumah. Gereja meyakini, pertumbuhan Gereja kecil yang
pertama seharusnya hadir dalam pendidikan keluarga.

lain yang membuat Kegiatan tentunya semangat ini juga


Belajar Mengajar (KBM) lebih perlu diimbangi dengan arah
efektif. manajemen yang semakin
integral dan kokoh. Di usianya
Pendidikan Karakter yang ke 71 tahun, 26 Agustus
Yayasan Mardi Yuana sangat mendatang, semakin memotivasi
mendukung optimalisasi dari kami untuk terus berbenah
masing-masing perwakilan di segala aspek, termasuk
bila memang diperlukan dalam pendidikan karakter yang kami
perbaikan sarana dan prasarana. usung di tahun ini yaitu Integrity,
Misalnya untuk pembelian Caring, dan Open Minded.
komputer baik untuk sekolah
maupun guru, peningkatan Ketiga karakter ini harus
kuota internet sekolah ,bahkan berjalan bersama dengan Visi
bila diperlukan, program home dan Misi Yayasan Mardi Yuana
visit dan santunan kepada dalam mewujudkan karya
keluarga yang sungguh tidak pendidikan yang berkualitas
bisa mengikuti PJJ ini. dengan semangat cinta kasih
dan persaudaraan. Tentu saja
“Bagi saya, semangat pendiri ke depannya masih banyak
Mgr. Geise, OFM sampai kapan pekerjaan rumah yang sedang
pun tetap perlu ditegakkan kami lakukan.
dalam memberikan perhatian
pendidikan kepada mereka yang Harapan utamanya 38 sekolah
kecil, lemah, miskin, tersingkir kami yang tersebar di wilayah
dan difabel (KLMTD). Perhatian Banten dan Jawa Barat tetap
Gereja sebagai Gereja bagi menjadi wahana pendidikan
kaum papa adalah kehadiran yang berkualitas, berpihak pada
nyata Kerajaan Allah yang mereka yang KLMTD, menjadi
senantiasa membela mereka sarana pembinaan watak yang
yang membutuhkan. berkualitas, juga disertai dengan
peningkatan kesejahteraan yang
Namun sesuai dengan perubahan semakin bertambah kemudian
zaman yang kian berkembang, bagi 800 staff kami baik tenaga

35 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

pendidik dan kependidikan,” Yayasan juga memberikan


ujar Frater Edith. bantuan berupa kuota bagi
para peserta didik yang kurang
Optimalisasi Sarana Prasarana mampu, mengajak peserta
Menurut Romo Segu, sejauh didik yang mampu mengakses
ini ketersediaan fasilitas teknologi untuk membantu
dan kemampuan guru untuk peserta didik yang belum mampu,
mengakses dan menggunakan dan mengatur agar beban tugas
teknologi dinilai telah cukup yang diberikan sesuai dengan
baik. Begitu pula untuk peserta anjuran Kemendikbud melalui
didik yang mempunyai akses dan kurikulum Merdeka Belajar.
mampu menggunakan laptop
atau smartphone. Selain itu, penyediaan
fasilitas berupa optimalisasi
“Akan tetapi, masih banyak kecepatan WiFi serta ruangan
juga peserta didik yang tidak khusus untuk membuat video
memiliki gawai dan internet pembelajaran juga menjadi
yang memadai. Dengan upaya yang dilakukan yayasan
kondisi tersebut, kami harus dalam membantu lancarnya PJJ
menyesuaikan. Langkah yang ini. Perhatian kepada tenaga
dilakukan ialah membuat video pendidik tentu tidak hanya
pembelajaran lalu dibagikan, sekadar fasilitas, namun juga
setelah itu orangtua mengambil peningkatan mutu Sumber Daya
tugas seminggu sekali. Selain Manusia (SDM), termasuk dengan
itu, kami juga menggunakan meningkatkan kemampuan
metode home visit untuk TK dan para tenaga pendidik dalam
kelas 1-3 SD melalui persetujuan menggunakan teknologi
orang tua,” ujarnya. PJJ seperti Zoom, Google

36 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

Classroom, serta meningkatkan


kreativitas dalam penggunaan
teknologi ketika memberikan
pengajaran dari jarak jauh.

Peningkatan Mutu Pendidikan


Sekolah-sekolah asuhan Yayasan
Mardi Yuana yang berada di
Rangkasbitung dan Labuan
juga mengalami hal serupa.
Sejak dimulainya tahun ajaran
baru, sekolah-sekolah Mardi
Yuana di Rangkasbitung dan
Labuan secara aktif melakukan
program Belajar Dari Rumah Pada awalnya Romo Arie dan
(BDR) baik melalui daring tim merasa gamang, kaget,
maupun luring atau kombinasi serta agak kesulitan dalam
keduanya. Dalam program BDR memberikan PJJ. Namun di
yang dilaksanakan, terlebih tahun ajaran baru ini, mereka
dahulu yayasan mendampingi berkomitmen untuk bisa
para tenaga pendidik untuk meningkatkan kualitas PJJ
mengakrabkan diri dengan sebagai nilai jual bagi Mardi
teknologi informatika dan sarana Yuana sebagai salah satu sekolah
yang akan digunakan. swasta terkemuka di Jawa Barat
dan Banten.
Romo Arie mengatakan bahwa
yayasan menyusun Rencana “Dalam prosesnya, kami
Pelaksanaan PJJ agar dapat melakukan evaluasi terus-
disampaikan kepada para menerus karena PJJ bukanlah
peserta didik secara maksimal. sebuah proses sekali jadi. Kami
Ia pun menambahkan terbuka terhadap setiap saran
bahwa membangun relasi dan kesulitan yang dialami oleh
dan komunikasi dengan para peserta didik dan juga
orangtua dalam proses KBM orangtua. Para tenaga pendidik
sangat diperlukan, karena juga senantiasa mencoba
bagaimanapun orangtua peserta berbagai media yang dapat
didik perlu berperan aktif dalam memaksimalkan pembelajaran
mendukung metode baru ini. jarak jauh,” ujarnya.

37 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Laporan Khusus

Sekolah Mardi Yuana adalah


Lembaga Pendidikan yang
bernaung di bawah Keuskupan
Bogor. Seperti halnya tertuang
dalam Road Map II Kebijakan
Pastoral Uskup Keuskupan
Bogor, Mgr. Paskalis Bruno
Syukur, bahwa pendidikan
menjadi perhatian utama
dan perlu dikembangkan di
Keuskupan Bogor ini.
Cara lain yang dilakukan untuk
menghadapi kesulitan dari Romo Arie pun sangat berharap
peserta didik yang tidak memiliki agar pada perjalanannya
sarana dan prasarana yang Sekolah Mardi Yuana dapat
mendukung adalah mengurangi menjadi sekolah yang maju dan
pertemuan dan pembelajaran terdepan dalam pendidikan
secara virtual menjadi sekali serta pengembangan karakter
seminggu, sisanya dibantu generasi mendatang bagi bangsa
dengan memberikan materi fisik dan negara, menjadi sekolah
atau cetak melalui orangtua. yang peka dan adaptif serta
kreatif menyikapi perubahan
zaman, menjadi sekolah yang
berkarakter kasih, berkualitas
dan berwawasan ekologis,
meningkatkan kualitas dan
kesejahteraan setiap tenaga
pendidik dan kependidikan di
Yayasan Mardi Yuana, serta
menjadi percontohan bagi setiap
Lembaga Pendidikan yang ada
di wilayah Keuskupan Bogor. •
Maria Dwi Anggraeni

38 MEKAR | Juli-Agustus 2020


KOMIK
SIMON-SIMIN @komikkatolik
©2020 Seksi Komsos St. Joannes Baptista Parung (@komsosjb) ©Komik Simon - Simin (@komikkatolik)

akhirnya gereja lagii !! males ah, engap,


bisa keluyuran lagii!! nggak bebas!
bisa kongkow kongkoww!! huft!!

ah lebay loe,
Pake masker lu min, ayo buru ke gereja
corona belum usai entar telat!!

tiba di gereja...
suhunya
normal!
cek suhu
dulu ya

tapi kelakuannya
normal nggak Normal!
silahkan
masuk maskernya
mana!!????

ahh ngapain,
males tinggal
ibadah aja pake
masker segala,
lagian kan jarang
orangnya EH MAS!! ANGKA POSITIF
yang dateng. CORONA TERUS MENINGKAT!!
PEDULI JUGA DONG
SAMA YANG LAIN,
JANGAN EGOISS!!

saat misa... kok maskernya


dingin yaaa, gelap
lagi gue ga bisa liat.
Tapi enak nih maskernya
bikin relaks
nah gitu dongg
pake mass...

lama-lama gua
keluarin juga ni orang
dari komik ini

39 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Tunas

Cara OMK Cianjur Peduli pada Keutuhan Alam Ciptaan

K
omisi Ekologi dan Pada Minggu (20/8), kami
Komisi Kepemudaan berdiskusi ditemani Diakon
Keuskupan Bogor Sulaiman Ottor OFM yang
mengadakan lomba sedang menjalani praktik
Mille nial Ec o- diakonat di paroki St. Petrus
Instachallenge dengan tema Cianjur. Diakon Sulaiman,
“Wujud Nyata Generasi Milenial sapaan akrabnya, mengawali
Keuskupan Bogor Menghayati pertemuan dengan menyerukan
Persaudaraan dengan Alam pentingnya pertobatan ekologis.
Seturut Ajakan Paus Fransiskus Pertobatan ekologis adalah suatu
dalam Ensiklik Laudato Si”. upaya untuk berdamai dengan
Lomba tersebut diadakan sejak Ibu Bumi.
15 Juni hingga 10 Agustus 2020.
Krisis ekologis atau lingkungan
OMK Santo Petrus Cianjur pun yang terjadi saat ini adalah
tak mau ketinggalan untuk akibat ketidakpedulian
mengikuti lomba tersebut. Kami dan keserakahan kita yang
ingin ikut andil bagian sekaligus melahirkan kebiasaan-kebiasaan
menyuarakan keprihatinan dan buruk merusak dan menyakiti
kepedulian kami melestarikan Ibu Bumi. Dengan kata lain,
alam sekitar. Di sini, kami hendak pertobatan ekologis bertujuan
sharing tentang salah satu aksi untuk mengupayakan pelestarian
kami dalam mengampanyekan Ibu Pertiwi, rumah kita bersama.
kepedulian pada keutuhan alam Selanjutnya, diakon mengutip
ciptaan. Paus Fransiskus: “Di tengah

40 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Tunas

dunia yang diguncang oleh krisis


pangan, kebiasaan menyisakan
dan membuang-buang makanan
sama artinya dengan menghina
dan merampas hak orang
miskin.” Ia melanjutkan bahwa kampanye dalam bentuk
kepedulian itu tidak melulu challenge yang bertujuan
harus dilakukan dengan aksi- mengajak kaum muda dan umat
aksi yang mewah dan bombastis. untuk peduli pada alam dan
Gerakan pelestarian alam dan orang miskin. Kami tertarik
keberpihakan pada orang miskin mengangkat isu tentang sisa
bisa dimulai dari gaya hidup makanan dan orang miskin.
ugahari dalam keseharian.
Mungkin tidak banyak yang tahu
Awal Mula Ide Tercetus bahwa Indonesia menempati
Diakon meminta kami untuk peringkat kedua dengan
masuk dalam kelompok dan kategori banyaknya limbah
mendiskusikan aksi yang atau makanan yang terbuang,
hendak kami lakukan. Kami baik food loss maupun food
pun berdiskusi kembali untuk waste. Direktur dan Peneliti
menentukan konten berikutnya. bidang Ekonomi Agribisnis
Kami sempat menyinggung Institut Pertanian Bogor (IPB)
tentang kelanjutan sekuel film Arief Daryanto, yang dilansir
pendek yang bertajuk “Futurum” dalam laman surabaya.bisnis.
yang sudah kami tayangkan di com*) (16/5/2018) mengatakan,
Instagram. berkaitan dengan ketersediaan
atau ketahanan pangan, sering
Namun, dalam perkembangannya kali hanya fokus pada cara
tercetuslah ide untuk membuat untuk meningkatkan produksi

41 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Tunas

makanan tanpa memikirkan diakon, Paus Fransiskus juga


bagaimana mengatasi tingkat menganggap budaya membuang-
food loss dan food waste. buang makan juga menjadi
Menurut Arif, food loss persoalan serius dewasa ini.
merupakan kehilangan pangan
sebelum sampai di tangan Berangkat dari refleksi tersebut,
konsumen, yakni saat makanan OMK Cianjur memutuskan
dalam tahap pengolahan atau untuk membuat gerakan
distribusi. Sedangkan food #SeepkeunChallenge ini.
waste adalah kehilangan yang Seepkeun berasal dari kata
terjadi pada tahap konsumsi. dalam bahasa Sunda yang berarti
Arif menjelaskan, berdasarkan “habiskan”. Langkah-langkahnya
data Food and Agriculture adalah sebagai berikut:
Organization (FAO), sekitar 1,3
triliun ton makanan hilang setiap 1. Kami membuat bingkai foto
tahunnya di seluruh dunia. virtual.
2. Peserta memotret makanan
Fakta tersebut membuat kami sebelum dan sesudah disantap
semakin prihatin bahwa sesuatu habis, lalu disunting untuk
yang kami anggap sepele, dan menambahkan bingkai foto
tak jarang kami lakukan dalam virtual.
realitas hidup sehari-hari, 3. Peserta mengunggah foto
ternyata dampak negatifnya tersebut ke akun Instagram-nya
berdaya masif. Selain itu, masing-masing dan menandai
sebagaimana yang diungkapkan Instagram OMK Cianjur.

Melalui gerakan ini, kami


berharap agar semua orang,
khususnya kaum muda
Gerakan menyadari betapa pentingnya
pelestarian alam menghabiskan makanan yang
dan keberpihakan ada. Sebab masih banyak orang
yang tidak seberuntung kita
pada orang miskin
karena hari ini masih bisa makan.
bisa dimulai dari Ini menjadi ungkapan syukur
gaya hidup ugahari bahwa kita bisa makan saat ini
dalam keseharian. dan bentuk solider kita pada
sesama yang berkekurangan.

42 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Tunas

Apa pendapat mereka tentang

#SeepkeunChallenge ?

Saya sangat mengapresiasi aksi OMK ini.


Kampanye peduli lingkungan merupakan
langkah untuk membangun spirit, membangun
roh cinta lingkungan, dan penghargaan
terhadap keutuhan alam ciptaan. Yang perlu
itu adalah tindak lanjut dari kampanye OMK
di medsos. Dengan #SeepkeunChallenge kan
berarti menghabiskan porsi makan yang kita
RP. Bonefasius ambil. Gerakan ini harus menjadi momentum
Budiman OFM bagi OMK untuk berpartisipasi menyuarakan
Pastor Paroki spirit Laudato Si. Dengan catatan, aksi ini ini
St. Petrus Cianjur tidak hanya berhenti di media sosial, tetapi
juga harus sampai kepada praksis hidup,
pelaksanaan hidup harian OMK ke depannya.

Kampanye #SeepkeunChallenge sangatlah


baik bagi OMK maupun awam beriman lainnya.
Memang awalnya untuk mengikuti lomba.
Namun, di balik lomba tersebut terdapat pesan
yang dapat dipetik dan dapat menjadi refleksi
bersama bahwa penting bagi OMK, khususnya,
untuk turut serta dalam menjaga lingkungan
hidup. Aksi OMK kali ini menginspirasi dan
Agnes Mega S. memotivasi sesama untuk mencintai bumi dan
Ketua OMK memupuk solidaritas dengan sesama yang
St. Petrus Cianjur berkekurangan.

43 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Tunas

Kegiatan ini membuat kita semakin


menghargai makanan dan semua orang
yang sudah berjerih lelah mengupayakan
sehingga makanan ini siap disantap. Kita
harus lebih sering bersyukur dan menyadari
bahwa dalam realitanya tidak semua orang
dapat makan dengan layak setiap hari,
Robertus Manullang maka ketika kita makan, hargailah dan
OMK St. Petrus Cianjur habiskan makanannya.

OMK Cianjur tidak mau hanya berpatok pada lomba. Namun


lebih daripada itu, kami ingin menggerakkan kaum milenial,
agar terbuka hatinya dan semakin peka dalam permasalahan
ekologis seperti ini.

Kami berharap bahwa kita sadar akan hal-hal yang menurut


kita sepele ternyata berimplikasi buruk pada hidup kita di
masa depan. Karena bumi ini bukan hanya milik individu,
namun milik kita semua. Melalui #SeepkeunChallenge ini,
kami berharap supaya kesadaran untuk menjaga keutuhan
alam ciptaan perlu dimulai dari diri sendiri dan dari hal-hal
sederhana yang positif.

Mari hidup ekologis, mari lestarikan kehidupan, mari jaga


keasrian Ibu Bumi rumah kita bersama! • Brigitta Dwi Suryaningrum/
Roy Petrus Sinaga

*)
Sumber :
http://surabaya.bisnis.com/read/20180516/220/795481/indonesia-nomor-dua-dalam-
hal-buang-buang-sampah-makanan (Diakses pada tanggal 9 Agustus 2020)

44 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Sosok

Foto-foto: Dok. Komsos Paroki St. Matias Cinere

Anisa Indira Prameswari

Pa HiT M a nis
MEnJEl a ng Ba P Tisa n
Suatu tantangan tersendiri bagi Anisa Indira Prameswari dalam
perjalanannya menerima Sakramen Baptis. Berawal dari suatu
kehidupan yang penuh masalah yang bukan kesalahannya
sendiri, membuat perempuan muda itu depresi dan tidak
merasakan kebahagiaan serta kedamaian selama hidupnya,
yang membuat imannya goyah pada kepercayaan lamanya.

n
is a, b egitu kasih aku kebahagiaan.” Siapa
orang-orang sangka, Tuhan memberikannya
memanggilnya. kebahagiaan melalui Sakramen
pernah menjadi Ekaristi. Pelan-pelan, kehidupan
seorang ateis Nisa membaik. Nisa merasa
dan mengabaikan larangan doanya didengar; tetapi hatinya
Tuhan, mengejek Tuhan sampai masih kosong, masih belum
percobaan bunuh diri. Hingga merasakan kebahagiaan yang
akhirnya ia berdoa “Tuhan, tolong seutuhnya.

45 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Sosok
Agama Katolik. Berawal dari misa
Pentakosta, sampai akhirnya
Nisa mengikuti misa mingguan
lain di Gereja Parokinya
sendiri dan meenimbulkan
pertanyaan dalam hatinya,
“Bagaimana mungkin ibadah
agama orang lain bisa membuat
hati bahagia dan damai seolah-
olah aku sembuh dari gangguan
mentalku?”

Perasaan damai yang luar


biasa memenuhi hatinya tatkala
mengikuti Perayaan Ekaristi
tersebut, hingga membuat
ia berpikir bahwa ini adalah
mukjizat Ekaristi, terutama pada
saat konsekrasi Tubuh dan Darah
Kristus. Dari pengalaman iman
itu, perempuan berusia 23 tahun
ini pun mulai menekuni agama
Katolik karena merasa di dalam
Ekaristi, Tuhan memanggilnya
Pengalaman diajak temannya untuk bertobat. Keyakinan
“bertamasya” ke Gereja itu semakin diperkuat oleh
Katedral Jakarta dua tahun lalu penggalan pesan dari homili
menjadi titik awal perjalanan yang didengarnya, berbunyi
Nisa untuk mengikuti ajaran “Gereja adalah tempat berobat
Tuhan Yesus. Pada saat itu, ia para pendosa, bukan tempat
dan temannya mengikuti Misa berkumpulnya orang-orang
Hari Raya Pentakosta. Saat suci.” Dari situ, Nisa benar-
konsekrasi Tubuh dan Darah benar merasa terpanggil untuk
Kristus, Nisa merasakan hati mengikuti Yesus dan bertobat.
yang penuh kedamaian yang
belum pernah ia rasakan Banyak orang yang berperan
sebelumnya. dalam perjalanan Nisa untuk
sampai pada iman Katolik, mulai
Melalui kejadian luar biasa itu, dari para Pastor, jajaran katekis,
tumbuhlah rasa penasaran akan dan teman-teman lainnya.

46 MEKAR | Juli-Agustus 2020


Sosok

Namun, ada satu sosok yang


menurut Nisa sangat berperan
dalam perjalanannya kali ini,
yaitu Bunda Maria. Berkat
perantaraan doa Bunda Maria,
Nisa merasa lebih kuat dan
terhibur dari kesedihan dalam
melawan tantangan iman.

Meski sangat menikmati proses


katekisasi yang dijalaninya, Nisa
juga sempat sedih dan merasa
tidak pantas menerima baptisan
karena jadwal penerimaan
Sakramen Baptis yang harus
ditunda. “Sedih banget, karena
memang waktu itu diumumkan
bahwa Sakramen Baptis ditunda
sampai waktu yang belum Melalui baptisan tersebut, Nisa
ditentukan”. Namun akhirnya, pun kini ikut memikul tanggung
pada 8 Agustus 2020 Nisa jawab gerejawi sekaligus
merasa sangat bersyukur karena menanggung salib kehidupan
rahmat Sakramen Baptis yang sambil menantikan keselamatan
akhirnya boleh ia terima di abadi. Sebagai perempuan yang
Gereja Paroki St. Matias, Cinere. kini menjadi murid Kristus, Nisa
berharap bahwa dirinya dapat
menjadi penyemangat bagi
orang lain, karena ia sendiri
sudah pernah merasakan
keputusasaan, kehilangan
harapan akan hidup, dan merasa
kering karena ketiadaan bahagia
dan damai. “Karena aku pernah
merasakan itu, jadi aku mengerti
dan berharap dapat membantu
mereka.” ujar Nisa. • Angel Reinhart

47 MEKAR | Juli-Agustus 2020


48 MEKAR | Juli-Agustus 2020
Tim Redaksi
Pelindung
Mgr. Paskalis Bruno Syukur

Penanggung Jawab
RD. David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos Keuskupan Bogor)

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi


RD. Jeremias Uskono

Redaktur
Maria Dwi Anggraeni

Desain dan Tata Letak


Mentari Muliawan
Hari Sisworo

Keuangan
Hartati Hambalie
Isabella Jany

Alamat Redaksi
Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor
Jl. Kapten Muslihat No. 22
Bogor 16122
Telp: (0251) 8313997
Fax: (0251) 8359102

Rekening Redaksi
BCA 166.035.2348
a.n. David Lerebulan & Hartati Hambalia

E-mail:
komsos@keuskupanbogor.org
mekarkeuskupanbogor@gmail.com

49 MEKAR | Juli-Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai