S T R AT E G I S U R V I VA L M O D E :
MEnJa Di M a n usi a
ya n g B E r E M PaT i
Mgr. Paskalis Bruno syukur
s
eorang pakar manajemen bernama Dr.
A.B. Susanto menunjukkan salah satu
strategi untuk bertahan hidup dalam
situasi krisis. Menurutnya, “Prinsip
utama survival management adalah
menerima realitas tanpa diikuti kecemasan
berlebihan. Di satu sisi, peka terhadap krisis, di
sisi lain bersikap positif sehingga tidak kehilangan
harapan dan larut dalam kecemasan”.
Sahabat-sahabatku terkasih,
Salam Damai.
Aku bertanya pada diri-Ku bahwa jika kalian tidak dapat menerima
pernyataan-Ku sekarang tentang makan daging-Ku, bagaimana kalian
dapat mengambilnya ketika itu menjadi suatu kenyataan? Aku tidak
dapat menyatakan kepada kalian bagaimana itu akan terlaksana, tetapi
jika engkau menerima Aku sebagai Anak Allah dan karena itu Allah,
maka engkau mesti menerima bahwa Aku tidak dapat melakukan itu
dari diri-Ku sendiri. Memakan daging-Ku dan meminum darah-Ku tidak
semestinya terjadi seturut pemahaman kalian akan pernyataan itu,
tetapi itu dilakukan dalam cara yang ditentukan oleh kuasa yang Aku
miliki sebagai Allah. Hanya orang-orang yang tinggal setia bersama-
Ku hingga akhir akan melihat hal ini terjadi.
Yesus
PS. Ketika kuperhatikan 12 rasul dan mereka yang masih tinggal
dengan Aku berbicara tentang kalian dengan sedikit menyesalkan
keputusan kalian, Aku mengingatkan bahwa mereka sekarang ada di
sini karena rahmat dari Yang Mahatinggi dan bukan karena mereka
lebih pantas. Aku menggarisbawahi bahwa untuk tinggal dalam
pelayanan akan Kerajaan Allah, mereka harus rendah hati dan ingat
bahwa segala sesuatu yang mereka miliki adalah karunia dari Bapa.
Karena itu haruslah selalu bersyukur. Orang yang bisa bersyukur
adalah juga orang yang bisa rendah hati. •
Bertahan
Melawan
Cobaan
Entah sudah berapa banyak rencana kita di tahun 2020
ini yang terpaksa dibatalkan, diundur, atau diubah
karena pandemi. Meskipun demikian, ada-ada saja
cara kita untuk tetap produktif dan kreatif di tengah
keterbatasan. Pandemi memang di luar kendali kita,
tapi dengan rahmat Allah, bersama-sama kita akan
mampu melewati masa ini. Rencana boleh gagal, tapi
pengharapan tetap bertahan!
Foto-foto: unsplash.com
Melihat dalam Gelap
I believe in the sun even when it’s not shining.
I believe in love even when I don’t feel it.
I believe in God even when He is silent.
D
emikianlah coretan dinding
di kamp konsentrasi di
Auschwitz ini rasanya tepat
menggambarkan situasi yang
sedang kita alami bersama-
sama di tengah pandemi ini. Tepat sudah
enam bulan, kita dihadapkan pada
kesulitan yang bertubi-tubi: tutupnya
sejumlah lapangan pekerjaan, mereka
Penulis yang kehilangan pekerjaan dan tidak
Fr. Yoseph Kristinus memiliki sumber penghasilan, kepergian
Guntur*) orang-orang yang kita cintai, dokter dan
para medis yang berjuang setengah mati;
bertaruh nyawa dan mempertahankan
nyawa orang lain.
“
Iman membawa kita
relasi kita yang sesungguhnya
dengan lingkungan, sesama,
dan Tuhan.
untuk melihat lebih jauh
Kedua, membaca sepintas dialog
realitas keseharian di antara Yesus dan Bartimeus,
masa pandemi ini, dan segera kita menggarisbawahi
korelasi antara melihat dan
membarui makna dari iman yang menyelamatkan.
keseharian kita yang Rasanya cukup janggal karena
Bartimeus meminta: “Rabuni,
mungkin saja begitu gelap
supaya aku dapat melihat” dan
dan membingungkan. jawab Yesus: “Pergilah, imanmu
*)
Penulis adalah frater Keuskupan Bogor yang sedang menjalani studi di Roma, Italia.
Berkat Tuhan
Selalu Ada
RD. Yohanes Suparta
P
andemi Covid-19 kita. Hanya saja untuk ujian-
memberikan dampak ujian, terutama bagi kami yang
yang sangat besar sedang menjalani tahun terakhir
dalam kehidupan kita. di fakultas Hukum Gereja, tetap
Di Italia beberapa dilaksanakan dengan metode
waktu lalu, wabah ini membuat lisan dalam kehadiran atau tatap
pemerintah mengambil kebijakan muka dengan para dosen.
untuk menutup sementara
tempat-tempat umum, bahkan Dalam kondisi normal saja,
memberlakukan lockdown dari saya mengalami kesulitan untuk
tanggal 4 Maret 2020 dan baru mengikuti perkuliahan dan ujian-
ada pelonggaran peraturan pada ujian, apalagi dalam situasi
akhir bulan Mei. seperti saat ini. Selain kesulitan
dalam belajar, ada pengalaman
Sekolah dan universitas pun juga bagaimana menghadapi
sampai sekarang masih belum kebosanan, karena selama
dibuka kembali seperti biasanya. masa lockdown kami tidak
Proses pembelajaran dilakukan diperbolehkan sama sekali untuk
secara daring seperti yang keluar rumah atau asrama. Tanpa
sekarang kita jalani di negara bermaksud untuk membesar-
“
keadaan dan menyelesaikannya. Allah akan selalu
Dengan kata lain, siapa pun yang menyediakan rahmat
“tahu tugasnya” akan menjadi
kreatif dalam keadaan atau yang dibutuhkan
situasi apa pun. Setiap tugas, untuk menyelesaikan
setiap pekerjaan baik, merupakan setiap pekerjaan.
anugerah yang dipercayakan
oleh Allah sendiri, dan tentunya
Allah akan selalu menyediakan
rahmat yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya.
Pembaruan
Janji Imamat
Tradisi Lama, Cara Baru
Setiap tahun, tepatnya pada Selasa Pekan Suci dan
bersamaan dengan Misa Pemberkatan Minyak Suci, para
imam Keuskupan Bogor selalu berkumpul di Gereja Katedral
Bogor untuk mengikuti rekoleksi serta membarui janji
imamatnya. Karena situasi luar biasa yang kita hadapi
tahun ini, kegiatan ini pun ditiadakan. Meskipun demikian,
Keuskupan Bogor juga beradaptasi dengan mencari cara
baru agar tradisi Gereja ini tetap bisa dijalankan.
P
andemi covid-19 ini cukup
mengejutkan kita semua,
tak terkecuali warga
Seminari Menengah
Stella Maris. Apalagi
karena kami termasuk salah satu
komunitas Keuskupan Bogor yang
jumlah anggotanya besar. Ada
kepanikan yang muncul di awal
masa pandemi ini. Namun tetap
ada harapan di dalamnya; masih
ada kreativitas yang kami punya.
KOMISI EKOLOGI
G
ereja Keuskupan Kesadaran Ekologis
Bogor menjawab Romo Segu mengatakan bahwa
seruan Paus Komisi Ekologi mengemban misi
Fransiskus lewat untuk menumbuhkembangkan
kebijakan Pastoral kesadaran ekologis lewat
Lingkungan yang tertulis dalam pendekatan edukatif. Sebagai
Road Map II dari Sinode II sebuah komisi, perlulah
Keuskupan Bogor. Dalam melakukan kegiatan yang
kebijakan tersebut, dinyatakan inspiratif, bukannya malah
bahwa Keuskupan Bogor secara otoritatif terhadap umat
resmi menaikkan status Biro Keuskupan Bogor. Inspirasi ini
Ekologi menjadi Komisi Ekologi. ditularkan lewat edukasi tentang
Sebelumnya, Biro Ekologi ekologi dengan pendekatan
bernaung di bawah Komisi spiritual, moral dan praktikal.
Pengembangan Sosial Ekonomi
(PSE). Pada hakikatnya, Komisi Ekologi
bertujuan untuk mengajak umat
Komisi ini diketuai oleh RD Yosef Keuskupan Bogor melakukan
Irianto Segu. Tidak bekerja pertobatan ekologis. Dalam buku
sendiri , Romo Segu dibantu Road Map II Kebijakan Pastoral
oleh Sr. Marisa Nur Trisna CB Transformatif Keuskupan Bogor,
sebagai Wakil Ketua Komisi, disebutkan bahwa Komisi
Sr. Christina Sri Murni FMM, Ekologi mempunyai peran
Bruder Nasarius Trimuryanto untuk menyusun indikator reksa
OFM, Elizabeth Linggiarti pastoral ekologi Keuskupan,
Tedjojuwono sebagai Animator pendampingan dan pengukuran
Spiritual, serta beberapa umat capaiannya secara berkala.
awam yang turut membantu dan Paroki, Keluarga Katolik,
berkarya di komisi ini. Sekolah Katolik dan Umat
SEMUA
SERBA
Online
Sektor pendidikan tak luput dari perubahan dalam rangka
Adaptasi Kebiasaan Baru. Sistem pendidikan formal
yang bertahun-tahun dijalankan dengan tatap muka, kini
harus bertransisi menjadi sistem pembelajaran jarak jauh
(PJJ) yang memanfaatkan teknologi berbasis internet.
R
D Yosef Irianto Segu Dalam beradaptasi, manusia
memandang masa belajar dan memberikan diri
transisi ini sebagai untuk dididik oleh pengalaman.
sebuah pendidikan Situasi pandemi saat ini
hidup. Romo Segu, memberikan pengalaman yang
begitu ia kerap disapa, mengutip mendidik manusia supaya
pemikiran John Dewey, manusia belajar mengatasi
seorang filsuf yang ikut serta masalah kehidupan. PJJ
memikirkan pendidikan, yang menuntut tenaga pendidik
menyatakan bahwa pendidikan untuk lebih kreatif dalam
pada hakikatnya merupakan mentransformasi kegiatan
suatu proses penggalian dan belajar dan mengajar walau tidak
pengolahan pengalaman secara seideal pelajaran tatap muka.
terus-menerus. Pendidikan
merupakan ikhtiar untuk “Menurut saya, kekurangan
terus-menerus menyusun dari PJJ yang dapat dilihat dari
kembali (reconstruction) dan segi teknis adalah kecerdasan
menata ulang (reorganization) sosial dan emosional menjadi
pengalaman hidup subjek didik. terhambat, proses pembelajaran
cenderung ke arah pelatihan
Lebih lanjut, ia mengatakan intelektual semata ketimbang
bahwa PJJ merupakan pendidikan, dan tidak seluruh
kebiasaan baru yang merupakan peserta didik memiliki fasilitas
hasil proses penggalian dan penunjang seperti laptop,
pengolahan pengalaman smartphone, kuota internet, dan
menghadapi situasi pandemi. sinyal internet yang baik. Selain
Kemampuan dasar manusia yang itu kekurangan yang dapat dilihat
paling hebat ialah beradaptasi. secara substansi adalah tujuan
B
agi RD Andreas Arie perubahan ini, maka saya yakin
Susanto yang akrab setiap insan pendidik akan
disapa sebagai dapat memanfaatkan keadaan
Romo Arie, adaptasi ini sebagai suatu kesempatan
merupakan suatu hal baru untuk lebih belajar
yang wajib dilakukan oleh setiap mengenal teknologi informatika
orang yang berkarya di dunia dan mengambil manfaatnya
pendidikan. Perlu juga adanya untuk dapat menjadi media
perubahan cara pandang dan pembelajaran bagi para peserta
perubahan metode pengajaran didik. Semangat tenaga pendidik
dari semua tenaga pendidik. tentu saja jangan sampai padam
hanya karena suatu perubahan,
Lebih lanjut, Romo Arie justru harus semakin berkobar
mengatakan bahwa di dengan adanya perubahan itu
tengah situasi pandemi saat sendiri,” tuturnya.
ini, memaksakan untuk
melakukan pembelajaran Romo Arie merasakan
tatap muka di sekolah malah keunggulan dalam proses PJJ,
akan membahayakan tenaga yaitu seperti metode pengajaran
pendidik maupun peserta didik. yang menjadi lebih variatif
Pemanfaatan teknologi dalam dan menarik, peserta didik
membantu kegiatan belajar menjadi lebih aktif dan mandiri
mengajar menjadi sebuah proses dalam proses belajar mengajar,
adaptasi kebiasaan baru dalam teknologi yang mendekatkan
menanggapi perubahan yang jarak antara pengajar dan peserta
ada. didik, serta meningkatkan
kemampuan tenaga pendidik
“Secara perlahan-lahan kita dan peserta didik dalam bidang
berusaha beradaptasi dengan teknologi informatika.
F
rater Edith, biasa ia layaknya KBM luring (tatap
disapa, merupakan muka). Ada banyak toleransi
Frater Keuskupan penilaian serta keringanan
Bogor yang saat ini tertentu yang tentunya masih
melaksanakan Tahun memenuhi standar penilaian
Orientasi Pastoral (TOP) di KKM Nasional di masing-masing
Yayasan Mardi Yuana. Baginya, pelajaran,” ungkap Frater yang
dalam masa transisi metode PJJ juga merupakan pembimbing
ini, kelebihan yang didapatkan OMK dan KKMK Paroki St.
adalah informasi terkait Joseph Sukabumi ini.
pendidikan akan lebih cepat,
efektif, efisien dan mudah. Sebagai staf kurikulum yang
Namun kelemahannya, adalah bertanggungjawab mengelola
metode ini bagi siswa sangat bidang pendidikan dan kurikulum
memberatkan dari segi biaya di yayasan pendidikan Katolik
kuota, stabilitas sinyal yang milik Keuskupan Bogor, ia
belum tentu dapat diakses mengatakan bahwa sebagai
oleh siswa, serta sarana dan generasi penerus Mardi Yuana,
prasarana yang belum tentu ia selalu diingatkan akan amanat
mendukung. dari Bapak Pendiri Mardi Yuana
yakni Mgr. Geise, OFM, yang
“Ditambah lagi kesiapan fisik memandang bahwa ‘pendidikan
siswa yang kadang masih yang sederhana itu pun harus
perlu beradaptasi dengan jam sungguh-sungguh bermutu dan
belajar, deadline tugas serta sanggup membina watak’.
kondisi rumah masing-masing.
Maka sesuai pesan Menteri Pendidikan, Hak Semua Orang
Pendidikan, siswa tidak boleh “Maka dengan keadaan darurat
diberi beban tugas yang berat sekalipun pendidikan tetap
ah lebay loe,
Pake masker lu min, ayo buru ke gereja
corona belum usai entar telat!!
tiba di gereja...
suhunya
normal!
cek suhu
dulu ya
tapi kelakuannya
normal nggak Normal!
silahkan
masuk maskernya
mana!!????
ahh ngapain,
males tinggal
ibadah aja pake
masker segala,
lagian kan jarang
orangnya EH MAS!! ANGKA POSITIF
yang dateng. CORONA TERUS MENINGKAT!!
PEDULI JUGA DONG
SAMA YANG LAIN,
JANGAN EGOISS!!
lama-lama gua
keluarin juga ni orang
dari komik ini
K
omisi Ekologi dan Pada Minggu (20/8), kami
Komisi Kepemudaan berdiskusi ditemani Diakon
Keuskupan Bogor Sulaiman Ottor OFM yang
mengadakan lomba sedang menjalani praktik
Mille nial Ec o- diakonat di paroki St. Petrus
Instachallenge dengan tema Cianjur. Diakon Sulaiman,
“Wujud Nyata Generasi Milenial sapaan akrabnya, mengawali
Keuskupan Bogor Menghayati pertemuan dengan menyerukan
Persaudaraan dengan Alam pentingnya pertobatan ekologis.
Seturut Ajakan Paus Fransiskus Pertobatan ekologis adalah suatu
dalam Ensiklik Laudato Si”. upaya untuk berdamai dengan
Lomba tersebut diadakan sejak Ibu Bumi.
15 Juni hingga 10 Agustus 2020.
Krisis ekologis atau lingkungan
OMK Santo Petrus Cianjur pun yang terjadi saat ini adalah
tak mau ketinggalan untuk akibat ketidakpedulian
mengikuti lomba tersebut. Kami dan keserakahan kita yang
ingin ikut andil bagian sekaligus melahirkan kebiasaan-kebiasaan
menyuarakan keprihatinan dan buruk merusak dan menyakiti
kepedulian kami melestarikan Ibu Bumi. Dengan kata lain,
alam sekitar. Di sini, kami hendak pertobatan ekologis bertujuan
sharing tentang salah satu aksi untuk mengupayakan pelestarian
kami dalam mengampanyekan Ibu Pertiwi, rumah kita bersama.
kepedulian pada keutuhan alam Selanjutnya, diakon mengutip
ciptaan. Paus Fransiskus: “Di tengah
#SeepkeunChallenge ?
*)
Sumber :
http://surabaya.bisnis.com/read/20180516/220/795481/indonesia-nomor-dua-dalam-
hal-buang-buang-sampah-makanan (Diakses pada tanggal 9 Agustus 2020)
Pa HiT M a nis
MEnJEl a ng Ba P Tisa n
Suatu tantangan tersendiri bagi Anisa Indira Prameswari dalam
perjalanannya menerima Sakramen Baptis. Berawal dari suatu
kehidupan yang penuh masalah yang bukan kesalahannya
sendiri, membuat perempuan muda itu depresi dan tidak
merasakan kebahagiaan serta kedamaian selama hidupnya,
yang membuat imannya goyah pada kepercayaan lamanya.
n
is a, b egitu kasih aku kebahagiaan.” Siapa
orang-orang sangka, Tuhan memberikannya
memanggilnya. kebahagiaan melalui Sakramen
pernah menjadi Ekaristi. Pelan-pelan, kehidupan
seorang ateis Nisa membaik. Nisa merasa
dan mengabaikan larangan doanya didengar; tetapi hatinya
Tuhan, mengejek Tuhan sampai masih kosong, masih belum
percobaan bunuh diri. Hingga merasakan kebahagiaan yang
akhirnya ia berdoa “Tuhan, tolong seutuhnya.
Penanggung Jawab
RD. David Lerebulan
(Ketua Komisi Komsos Keuskupan Bogor)
Redaktur
Maria Dwi Anggraeni
Keuangan
Hartati Hambalie
Isabella Jany
Alamat Redaksi
Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor
Jl. Kapten Muslihat No. 22
Bogor 16122
Telp: (0251) 8313997
Fax: (0251) 8359102
Rekening Redaksi
BCA 166.035.2348
a.n. David Lerebulan & Hartati Hambalia
E-mail:
komsos@keuskupanbogor.org
mekarkeuskupanbogor@gmail.com