Anda di halaman 1dari 4

NAMA ANGGOTA :

Dita Meisyara (G84080037)


An Nisa Rosiyana (G84080038)
Santia Risky Kurniawati (G84080041)

Mochamad Nasodikin (G84080042)

METABOLISME TUBUH SAAT KELAPARAN BERKEPANJANGAN

Kekurangan nutrisi adalah kekurangan kalori dari satu atau lebih sumber
nutrien esensial. Kekurangan nutrisi sering dilihat sebagai kekurangan protein.
Kekurangan vitamin dan mineral merupakan kelainan yang berbeda dan khas.
Ketika kekurangan kalori, maka vitamin dan mineral juga kurang. Kekurangan
nutrisi atau biasa disebut malnutrisi adalah ketidakseimbangan antara nutrisi yang
dibutuhkan tubuh dengan nutrisi yang didapatkan. Malnutrisi juga termasuk
kelebihan nutrisi (terlalu banyak mengkonsumsi kalori atau terlalu banyak
konsumsi protein, lemak, vitamin, mineral, atau suplemen makanan lainnya)
(Thomas 2007).
Pada negara berkembang, kekurangan nitrisi lebih sedikit daripada
kekurangan nutrisi. Hal ini biasanya terjadi pada negara yang sangat miskin.
Sesorang yang sedang sakit juga tidak dapat memperoleh secara cukup karena
mereka kehilangan cita rasa atau nutrisi di dalam tubuh mereka menurun. Anak-
anak dan remaja beresiko tinggi kekurangan nutrisi karena mereka dalam masa
pertumbuhan sehingga memerlukan nutrisi yang cukup. Kekurangan nutrisi juga
terjadi pada orang dewasa. Sekitar satu dari tujuh orang dewasa yang tinggal di
dalam komunitas menkonsumsi kurang dari 1000 kalori/hari-kebutuhan nutrisi
tidak mencukupi. Lebih dari separuh orang dewasa yang berada di rumah sakit
dan dalam perawatan jangka panjang tidak mengkonsumsi kalori yang cukup
(Thomas 2007).
Ketika kebutuhan kalori tidak tercukupi, tubuh pertama kali mendegradasi
lemak dan diubah menjadi kalori. Setelah persediaan lemak habis, tubuh mulai
mendegradasi protein pada jaringan. Misalnya otot dan jaringan pada organ
dalam. Hal ini dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kematian.
Kekurangan protein dan kalori yang parah diakibatkan ketika seseorang tidak
mengkonsumsi protein dan kalori yang cukup untuk jangka waktu yang panjang.
Pada negara berkembang, kekurangan protein dan energi sering terjadi pada anak-
anak. Setengah dari jumlah anak-anak yang meninggal diakibatkan karena
kekurangan nutrisi. Kekurangan nutrisi dapat berakibat kesemua orang tanpa
mengenal umur, jika kekurangan suplai makanan (Thomas 2007).
Kekurangan nutrisi menyebabkan dua jenis kelainan. Kelainan pertama
adalah marasmus dan kelainan kedua adalah kwashiorkor. Marasmus adalah
kekuranngan protein dan kalori yang parah. Marasmus cenderung menyerang
balita. Maramus menyebabkan kehilangan berat badan dan dehidrasi. Salah satu
cara pencegahan marasmus adalah dengan pemberian ASI. Marasmus yang lebih
parah biasanya disebut kelaparan. Kelaparan ini disebabkan oleh kekurangan
nutrisi esensial untuk jangka waktu yang lama. Kwashiorkor adalah kekurangan
protein lebih dari kekurangan kalori. Kwashiorkor lebih jarang terjadi dibanding
daripada marasmus. Anak-anak itu cenderung beresiko terserang kwashiorkor
setelah pemberian ASI sehingga penderita kwashiorkor cenderung berumur lebih
tua dibandingakan penderita marasmus. Kwashiorkor cenderung terjadi pada
daerah di dunia yang kekurangan bahan makanan pokok dan makanan yang
mendukung produksi ASI dalam bentuk protein meskipun bahan makanan
tersebut mensuplai kalori yang cukup dalam bentuk karbohidrat. Sesorang dengan
kwashiorkor akan mengalami kelebihan cairan sehingga badan mereka bengkak.
Jika kwashiorkor semakin parah, perut penderita akan buncit (Thomas 2007).
Saat tubuh masih menyimpan cadangan energi dalam bentuk karbohidrat,
kekurangan asupan nutrisi dalam waktu beberapa jam maka glikogen dalam hati
dan otot akan diubah menjadi energi. Proses ini dinamakan glikogenolisis yang
kemudian masuk kedalam proses glikolisis dan siklus Krebs yang akan
menghasilkan energi. Glikogen dapat masuk kedalam lintas glikolitik melalui
aktivitas berurutan dua enzim, fosforilase glikogen dan fosfogluko mutase.
Fosforilase glikogen mengkatalisis reaksi: (Glukosa)n + Pi  (glukosa)n-1 + α-D-
glukosa 1-fosfat. (Glukosa)n menunjukkan cabang glikogen yang mengadung n-
residu D-glukosa dengan menunjukkan ikatan α (1  4) sedangkan (glukosa)n-1
menunjukkan cabang glikogen yang diperpendek oleh penarikan satu residu dari
glukosa dari ujung cabang. Glukosa 1-fosfat, produk akhir dari reaksi glikogen
fosforilase diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh fosfogluko mutase. Enzim ini
mengkatalisis reaksi reversibel: glukosa 1-fosfat glukosa 6-fosfat.
Glukosa 6-fosfat ini akan diubah menjadi menjadi ATP melalui proses lebih
lanjut, yaitu glikolisis dan siklus Krebs (Koolman&Roehm 2000).
Setelah simpanan glikogen dalam hati dan otot telah habis, maka cadangan
lipid dalam jaringan adiposa akan dihidrolisis menjadi energi. Proses hidrolisis ini
dinamakan beta oksidasi. Lipid yang terdapat pada jaringan adiposa hanya terdiri
dari asam lemak dengan jumalah atom C genap. Asam lemak bebas pertama-tama
diaktifkan oleh esterifikasi dengan KoA, membentuk ester asil-KoA pada
membran luar mitokondria, lalu diubah menjadi ester asil lemak-karnitin yang
dapat menembus membran dalam mitokondria menuju matriks, disini ester asil
lemak-KoA dibentuk lagi. Semua tahap berikutnya pada oksidasi asam lemak
terjadi dalam bentuk ester KoA-nya, di dalam matriks mitokondria. Reaksi
keseluruhan beta oksidasi:
Asam lemak + ATP + KoA-SH  asil lemak-S-KoA + AMP + 2Pi (1)
Asil lemak-S-KoA +Karnitin asil lemak-karnitin+ KoA-SH (2)
Asil lemak-karnitin+ KoA-SH Asil lemak-S-KoA +karnitin (3)
Asil lemak-S-KoA + E-FAD  trans-Δ2-enoil-S-KoA + E-FADH2 (4)
Trans-Δ2-enoil-S-KoA + H2O L-3-hidroksiasil-S-KoA (5)
L-3-hidroksiasil-S-KoA + NAD+ 3-ketoasil-S-KoA+ NADH+ H+ (6)
3-ketoasil-S-KoA+KoA-SH asil lemak-S-KoA yang diperpendek +
asetil-S-KoA (Lehninger 1988)
Empat tahap reaksi diperlukan untuk melepaskan masing-masing residu
asetil-KoA dari ujung karboksil asil lemak-KoA jenuh: (1) dehidrogenasi atom
karbon 2 dan 3 oleh asil-KoA dehidrogenase yang berikatan dengan FAD, (2)
hidrasi ikatan ganda trans-Δ2 yang dihasilkan oleh enoil-KoA hidratase, (3) L-3
hidrogenase-KoA dehidrogenase yang terbentuk oleh 3-hidroksil-KoA yang
berikatan dengan NAD+, (4) penguraian oleh tiolase terhadap β-keto asil lemak-
KoA yang dihasilkan untuk membentuk asetil-KoA dan ester KoA asam lemak
semula, dengan pengurangan dua karbon (reaksi ini memerlukan KoA). Asetil-
KoA yang terbentuk masuk kedalam siklus Krebs untuk pembentukan energi
(Lehninger 1988).
Ketika simpanan lemak dalam jaringan adiposa telah habis juga, maka
sumber energi diperoleh dari hidrolisis protein yang terdapat pada jaringan dan
dinding sel. Proses hidrolisis protein dinamakan proteolisis. Asam amino hasil
hidrolisis protein juga didegradasi menjadi asetil-KoA untuk memenuhi
kebutuhan ATP. Setelah pembebasan gugus amino oleh transaminasi menjadi α-
ketoglutarat, kerangka karbon asam amino mengalami penguraian oksidatif
menjadi senyawa yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasinya
menjadi CO2 dan H2O. Terdapat 5 jalur yang dilalui oleh kerangka karbon asam
amino untuk masuk ke siklus asam sitrat: (1) melalui asetil-KoA, (2) melalui α-
ketoglutarat, (3) melalui suksinat, (4) melalui fumarat, (5) melalui oksaloasetat
(Lehninger 1988).

Daftar Pustaka

Koolman J & Roehm KH. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Septelia,
penerjemah. Jakarta: Hipokrates. Terjemahan dari: Color Atlas of
Biochemistry.

Lehninger AL. 1988. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Thenawijaya M, penerjemah.


Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

Thomas DR. 2007. Undernutrition. (terhubung berkala).


http://www.merckmanuals.com/home/sec12/ch153/ch153a.html. [21
Desember 2010].

Anda mungkin juga menyukai