QASAM ALLAH
DOSEN PEMBIMBING:
Nama Kelompok:
2018
DAFTAR ISI
BAB I “PENDAHULUAN”
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................1
BAB II “PEMBAHASAN”
A. Pengertian Qasam......................................................................2
B. Unsur-unsur atau rukun Qasam..................................................2
C. Muqsam bih dalam Al-Qur’an....................................................3
D. Macam-macam Qasam...............................................................4
E. Keadaan Muqsam Alaih.............................................................5
F. Tujuan dan pentingnya qasam....................................................6
A. Kesimpulan.................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Qasam
1. Pengertian Qasam
Kata aqsam merupakan bentuk jama’ dari kata qasam yang bersinonim
dengan kata al-hilf dan al-yamin yang berarti sumpah.1 Menurut Az-Zarkashi,
qasam adalah kalimat yang digunakan untuk menguatkan isi informasi.2
Allah SWT adalah Maha Sempurna, Maha Besar, Maha Suci. Apapun
yang dsampaikan oleh Allah adalah sebuah kebenaran dan dengan segera umat
islam mempercayainya, walaupun tanpa disertai sumpah. Namun dalam
kenyataannya (dalam Al-Quran) Allah masih bersumpah. Hal ini menyatakan
sumpah Allah dengan sumpah manusia berbeda. Hadis yang menjelaskan aturan
sumpah bagi manusia yang berbeda dengan sumpah Allah. Yaitu hadis yang
diriwayatkan oleh al-Hakim dari al-Hasan, yang artinya: “Sesungguhnya Allah
bersumpah denagn apa saja yang dikehendaki-Nya di antara makhluk-
makhluknya dan tidak boleh bagi seseorang bersumpah kecuali atas nama
Allah.”
Sumpah atau Qasam merupakan suatu hal atau kebiasaan bangsa arab
dalam berkomunikasi untuk meyakinkan lawan bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan
yang dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu hal yang oleh al-Quran
direkonstruksi bahkan ada yang direkonstruksi nilai dan maknanya. Oleh karena
itu, al-Quran diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan juga dalam bahasa
Arab, maka Allah juga menggunakan sumpah dalam mengkomunikasikan
Kalam-Nya.3
Manna’ al-Qattan menyatakan bahwa ada tiga unsur dalam sighat qassam
yaitu: pertama, fi’il qasam yang ditransifikan dengan “ ba’ ” ; kedua, muqsam
1
Manna’ al-Qattan, Mabahith fi ‘Ulum al-Qur’an, (Ttp.:Manshurat al-‘Asr al-Hadith, 1973), 290
2
Az-Zarkasi, al-Burhan fi ‘Ulum al- Quran, Tahqiq, Muhammad Abu al-Fadl Ibrahim, (Ttp.:Isa
al-Bab al- Halabi, t.t.),III,40
3
Muchtob Hamzah, Studi al-quran komprehensif,(yogyakarat: Gama Media, 2003)207
bih (sesuatu yang dipakai untuk bersumpah) ; ketiga, muqsam alaih tau biasa
disebut dengan jawab sumpah (berita yang dijadikan isi sumpah).
Berbeda dengan al-Qattan, Nashruddin baidan menjelaskan bahwa unsur
qasam ada empat, yaitu: tiga sebagaimana disebutkan al-Qattan diatas , dan yang
keempat adalah muqsim (orang yang bersumpah). 4
Perbedaan tersebut tidak menjadi masalah, al-Qattan tidak menyebutkan
muqsiam sebagai unsur qasam dimaksudkan karena dalam sighat qasam pasti
ada muqsim,
Selain ketujuh tempat ini semua sumpah dalam Qur’an adalah dengan makhluk-
Nya, miasalnya:
“ barang siapa yang bersumpah dengan selain (nama) Allah, mka ia telah kafir dan
mempersekutukan (Allah).”7
6
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Qur’an, cetakan ke-3(Bogor:Mansyurat al-‘Asr al-
Hadis, 1973)416-417
7
Hadis Tirmizi yang menilainya hadis hasan, dan dinilai sahih oleh Hakim
8
Dikeluarkan oleh hadis Ibn Abi Hatim
4. Macam-macam Qasam
Ada dua macam qasam yang biasa dipakai dalam al-Qur’an dilihat dari
segi
disebutkan atau tidak adat qasam dan muqsam bihnya.
Pertama, fi’il qasam dan huruf qasam (adat qasam) serta muqsam bihnya
disebutkan secara jelas. Qasam yang seperti ini disebut qasam zahir. Yang juga
termasuk qasam dalam kategori qasam zahir adalah fi’il qasam dihilangkan dan
mencukupkan dengan huruf jar و, dan ت,ب.
Selain itu, dibeberapa tempat, terdapat fi’il qasam yang didahului oleh
huruf ( النفيla nafy), seperti dalam surat al-Qiyamah (75):1-2: ,ةQQوم القيامQQم بيQQال أقس
والأقسم بالنفس اللوامة
yang artinya:Tidak aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan tidak, Aku
bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).9
Berkaitan dengan pola kalimat qasam yang didahului huruf di atas, minimal ada
tiga pendapat bahwa;
a. Huruf “la” di dua kalimat tersebut adalah “la nafy” yang berarti
“tidak”, yakni untuk menafikan sesuatu yang tidak disebutkan sesuai
dengan konteks sumpah.
b. Huruf “la” tersebut untuk menafikan qasam.
c. Huruf “la” tersebut adalah za’idah. Jawab qasam dalam ayat di atas
tidak disebutkan tetapi telah ditunjukkan oleh ayat sesudahnya, yaitu
ayat 3 dari surat al-Qiyamah.
Kedua, fi’il qasam dan muqsam bih-nya tidak disebutkan secara jelas.
Qasam seperi ini disebut dengan qasam mudhmar (qasam yang tersimpan), yaitu
qasam yang fi’il qasam dan muqsam bihnya tidak disebutkan, karena kalimatnya
terlalu panjang. Melainkan hanya disebut muqsam ‘al-aih yang disertai dengan
“lam taukid”, sebagaimana firman allah dalam surat Ali Imran (3): 186), yang
artinya: Kamu sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Maksud dari
ayat tersebur adalah “Demi Allah kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu”.10
yang artinya: “Maka demi tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan
itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti Perkataan yang kamu ucapkan.”
yang artinya: Maka demi tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua,
tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.
Yang dimaksud dengan ayat ini adaah sebuah ancaman dan peringatan.
Berita yang dikuatkan dengan sumpah atau disebut juga jawaban sumpah.
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa maksud atau tujuan sumpah adalah untuk
memperkuat berita muqsam alaih itu, agar berita dapat diterima oleh
pendengarnya.12
a) Muqsam alaih / berita itu harus terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji, atau
hal-hal penting yang lainnya.
b) Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah.
Contoh : Al-Qiyamah1-2 : yang artinya “ aku bersumpah dengan hari
kiamat dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya).”
c) Jika jawab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif, maka
harus dimasuki huruf “lam” dan “qad”
Contoh : Al- Balad 1-4
d) Materi isi muqsam alaih itu bisa bermacam-macam terdiri dari berbagai
bidang pembicaraan yang yang baik dan penting.13
12
Abdul Djalal, Ulumul Quran (Surabaya: Ulumul Quran)354
13
Abdul Djalal, Ulumul Quran (Surabaya: Ulumul Quran)357
6. Tujuan dan pentingnya qasam
ويحْ لفون باهّلل إنّه ْم لم ْنك ْم وماهم ّم ْنك ْم ولكنّه ْم قوْ م ي ْفرقون
Yang artinya : yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu langgar).
Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahis fi Ulumil Qur’an, cetakan ke-3(Bogor:Mansyurat al-‘Asr al-
14
Hadis, 1973)273-274
Nama-Nya saja dan juga menyebutkan nama makhluk-Nya. Dan sedangkan
manusia sendiri tidak diperbolehkan atau tidak sah sumpah tersebut jika
diucapkan dengan selain nama Allah. Seseorang yang bersumpah tiu
menggunakan muqsam bih yang mulia dan yang maha agung yakni Allah Swt.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unsur yang digunakan dalam qasam yaitu muqsim (yang bersumpah), adat
qasam, muqsam bih (sesuatu yang digunakan untuk bersumpah), muqsam ‘alaih
(pernyataan karenanya sumpah diucapkan atau dijawab qasam).
Ibid
Al-Qattan, Mabahith
Hadis Tirmizi yang menilainya hadis hasan, dan dinilai sahih oleh Hakim