MSPMI FIKS S
MSPMI FIKS S
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum tujuan kompetensi ahli gizi adalah sebagai landasan profesi
Ahli Gizi di Indonesia dengan tujuan agar dapat mencegah tumpang tindih
kewenangan berbagai profesi terkait dengan gizi. Adapun tujuan secara khusus
adalah sebagai acuan atau pedoman dalam menjaga mutu Ahli Gizi, menjaga dan
1
meningkatkan mutu pelayanan gizi yang profesional baik untuk individu maupun
kelompok serta mencegah timbulnya mal-praktik gizi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan PKL, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan
sistem penyelenggaraan makanan meliputi :
2
1) Mengidentifikasi ketenagaan, sarana dan prasarana di unit pelayanan gizi
2) Mengindentifikasi 10 langkah MSPMI
3) Mengembangkan dan/ modifikasi resep
4) Melakukan uji cita rasa/uji organoleptik makanan
5) Membuat perencanaan anggaran biaya makanan
C. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek kerja Lapangan MSPMI yang diikuti oleh mahasiswa Prodi
Sarjana Gizi STIKes Perintis Padang semester genap tahun ajaran 2019/2020
dilaksanakan di Instalasi Gizi Penyelenggaraan Makanan di rumah sakit tipe B
pendidikan yaitu salah satunya RSUDRaden Mattaher Jambi. Kegiatan praktek
kerja lapangan ini dilakukan selama 18 hari yang efektif mulai tanggal 5Februari
sampai 24 Februari 2020.
D. Manfaat
1. Bagi Instalasi Gizi
Sebagai bahan evaluasi sehingga menjadi salah satu masukkan untuk
lebih meningkatkan sistem penyelenggaraan makanan institusi rumah
sakit.
2. Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang sistem
penyelenggaraaan makanan institusi khususnya RSUD Raden Mattaher
Jambi.
3. Bagi Pembaca
Dapat memberikan informasi tambahan bagi pembaca sebagai pedoman
pembuatan laporan selanjutnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
8. Macam dan jumlah tenaga
Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari dietisien,
kepala masak ( chef cook), pengawasan makanan.
5
6. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi siang dan malam pada
satuputaran menu termasuk jenis makanan selingan .
7. Merancang format menu
Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola menu yang
telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format
menu sesuai golongan bahan makanan.
8. Melakukan penilaian menu dan merevisi menu
Untuk melakukan penilaian menu diperlukan instrumen penilaian
yang selanjutnya instrumen tersebut di sebarkan setiap manajer. Minsalnya
manajer produksi, distribusi dan marketing. Bila ada ketidak setujuan oleh
salah satu pihak manajer, maka perlu di perbaiki kembali sehingga menu
benar-benar di setujui ole manajer.(contoh formulir penilaian mutu
makanan sebagaimana tercantum dalam form XIII)
9. Melakukan Test Awal Menu
Bila menu telah disepakati,maka perlu dilakukan uji menu. Hasil uji
coba, langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
6
b. Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu
(misalnya: 5,7atau 10 hari).
c. Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3
bulan, 6 bulan atau 1 tahun).
d. Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan dengan
menggunakan kalender
Contoh: bila menu yang digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1
bulan (30 hari) berlaku 3 kali siklus. Bila 1 bulan adalah 31
hari ,maka berlaku 3 kali siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
e. Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun
waktu yang ditetapkan (1 bulan,3 bulan ,6 bulan atau 1 tahun)
f. Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah
dilengkapi dengan spesifikasi.
2.1.3 Perencanaan Anggaran Bahan Makanan
a. Pengertian :
Perencanaan anggaran belanja makanan adalah suatu kegiatan
penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani.
b. Tujuan :
Tersedianya rancangan anggaran belanja makanan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan macam penjumlah bahan makanan bagi
konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Langkah Perencanaan Anggaran Bahan Makanan :
1. Kumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen /pasien
yang sebelumnya
2. Tetapkan macam dan jumlah konsumen atau pasien
3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan
melakukan survey pasar, kemudian tentukan rata-rata harga bahan
makanan
4. Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan
dikonversikan ke dalam berat kotor
7
5. Hitung indeks harga makanan perorang per hari dengan cara
mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan
harga satuan sesuai konsumen / pasien yang dilayani
6. Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen/
pasien yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga
makanan
7. Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambilan
keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing)
untuk meminta perbaikan
8. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur
administratif yang berlaku.
2.1.4 Pemesanan Bahan Makanan
a. Pengertian :
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order)
bahan makanan berdasarkan pedoman menu dan rata-rata jumlah
konsumen/ pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan yang
ditetapkan
b. Tujuan
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu
pemesanan, standar porsi bahan makanan dan spesifikasi yang
ditetapkan.
Prasyarat:
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengaaan bahan
makanan
2. Tersedianya dana untuk bahan makanan
3. Adanya spesifikasi bahan makanan
4. Adanya menu dan jumlah bahan makan yang dibutuhkan selama
periode tertentu( 1 bulan, 3 bulan,6 bulan dan 1 tahun)
5. Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode menu
Langkah pemesanan menu:
1. Menentukan frekuensi bahan makanan segar dan kering
8
2. Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah konsumen atau pasien kali kurun waktu
pemesanan.
2.1.5 Penerimaan Bahan Makanan
a. Pengertian:
b.Tujuan:
c. Prasyarat
9
Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan
kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan
c. Prasyarat :
1. Adanya ruang penyimpanan ruang penyimpanan bahan makanan
kering dan bahan makanan segar.
2. Tersedianya fasilitas ruangan penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan
3. Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
d. Langkah Penyimpanan Bahan Makanan
1. Setelah memenuhi syarat diterima segera dibawa keruangan
penyimpanan, gudang atau ruangan pendingan.
2. Apabila bahan makanan langsung digunakan,setelahditimbang
dan diperiksa oleh bagian penyimpanaan bahan maakanan setelah
dibawa keruangan persiapan bahan makanan.
a. Pengertian
b.Prasyarat
10
2.1.8 Pengolahan Bahan Makanan
a. Pengertian
b. Tujuan:
11
1. Merebus yaitu memasak dengan banyak air. Pada dasar nya ada 3
cara dalam merebus yaitu:
a. Api besar untuk mendidihkan cairan dengan cepat dan untuk
merebus sayuran
b. Api sedang untuk memasak santan dan berbagai masakan
sayur
c. Api kecil untuk membuat kaldu juga dipakai untuk masakan
yang memerlukan waktu lama
2. Menyetub yaitu memasak dengan sedikit air
a. Mengetim: memasak dalam tempat yang dipanaskan dengan
air mendidih
b. Mengukus:memasak dengan uap air mendidih
c. Menggunakan tekanan uap yang disebut steam coking
c.Pemasakan dengan menggunakan lemak
a. Pengertian
b. Tujuan:
Konsumen atau pasien mendapat makanan sesuai dengan diet dan ketentuan
yang berlaku
12
c. Prasyarat:
13
dalam gedung,instalator, ahli gizi serta unsur lain di rumah sakit yang terkait
langsung seperti pemilik rumah sakit, direktur rumah sakit serta instalasi
prasarana rumah sakit.
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu penyimpanan bahan
makanan segar ( ruang pendingin) dan penyimpanan bahan makanan kering. Luas
tempat pendinginan ataupun gudang bahan makanan tergantung pada jumlah
bahan makanan yang akan disimpan, cara pembelian bahan makanan, frekuensi
pemesanan bahan.
14
makanan biasa dibagi lagi menjadi kelompok nasi, sayuran lauk pauk dan
makanan selingan serta buah.
Pencucian alat masak hendaknya pada tempat khusus yang dilengkapi dengan
sarana air panas. Alat-alat dapur besar dan kecil dibersihkan dan disimpan
diruangan khusus, sehingga mudah bagi pengawas untuk inventarisasi alat.
4. Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi (1,2
kg/cm3)
2. Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi (1,2
kg/cm3)
3. Tersedia air panas dan alat pembersih seperti sabun, deterjen, sikat
15
Ruang ini adalah ruangan yang dibuat untuk tempat ganti pakaian
pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi dan kamar kecil. Ruangan ini
dapat terpisah dari tempat kerja, tetapi perlu dipertimbangkan agar dengan
tepat kerja tidak terlalu jauh letaknya.
h. Ruang Pengawas
b. Bangunan
Belum ada standar yang tetap untuk sebuah tempat pengolahan makanan ,
akan tetapi disarankan luas bangunan adalah 1-2 m per tempat tidur. Dalam
merencanakan luas bangunan pengolahan makanan harus dipertimbangkan
kebutuhan bangunan pada saat ini, serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan
16
kesehatan dimasa mendatang.Setelah menentukan besar atau luas ruangan
kemudian direncanakan susunan ruangan dan peralatan yang akan digunakan,
sesuai dengan arus kerja dan macam pelayanan yang akan diberikan .
c. Konstruksi
17
a. Perkerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.
d. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak balik
Berdasarkan alur kerja maka macam peralatan yang dibutuhkan sesuai alur
penyelenggaraan adalah :
e. Ruang pencucian dan penyimpanan alat: bak cuci, rak alat, tempat sampah,
lemari.
f. Dapur susu: meja kerja, meja pembagi, sterelisator, tempat sampah, pencuci
botol, mixer, blender, lemari es, tungku, meja pemanas.
18
g. Ruang pegawai: kamar mandi, locker, meja kursi, tempat sampah, wc,
tempat solat dan tempat tidur.
h. Ruang perkantoran: meja kursi, filling cobinet, lemari buku, lemari es, alat
peraga, alat tulis menulis, komputer, printer, lemari kaca, mesin ketik, AC
dan sebagainya.
b. Ruang administrasi
Biaya merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dan
biaya pada Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) menjadi ketrampilan yang
19
harus dimiliki dan dikembangkan oleh pengelola (PGRS, 2013). Sesuai
satuan uang,yang telah dan akan terjadi untuk mendapatkan barang/ jasa
yang akan datang (PGRS, 2013). Dari pengertian diatas maka biaya
pelayanan gizi rumah sakit adalah biaya yang telah atau akan dikeluarkan
tersebut meliputi biaya untuk kegiatan asuhan gizi, biaya untuk kegiatan
makanan hampir sama. Perhitungan total biaya terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu :
Biaya bahan baku atau bahan dasar adalah biaya yang telah dikeluarkan
atau pasti akan dikeluarkan secara langsung dan digunakan dalam rangka
– unsur dari komponen biaya bahan baku contohnya adalah bahan makanan.
20
Pada pelayanan gizi rawat jalan dan rawat inap, biaya bahan baku seperti
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
yang terlibat dalam proses kegiatan, baik tenaga kerja langsung maupun
terdiri dari gaji, honor, lembur, insentif dan sebagainya sesuai ketetapan
yang berlaku di institusi. Pada kegiatan pelayan gizi, biaya tenaga gizi sangat
2013).
c. Biaya overhead
operasional produk dan jasa yang dihasilkan. Biaya overhead meliputi biaya
barang dan biaya pemiliharaan. Biaya barang yaitu seluruh biaya barang
Biaya asuhan gizi rawat jalan dan rawat inap yang dihitung adalah berupa
biaya jasa atau asuhan gizi termasuk biaya konseling gizi. Biaya asuhan gizi
langkah proses asuhan gizi terstandar. Biaya tersebut dapat berupa paket yang
21
diperhitungkan untuk beberapa kali pertemuan. Frekuensi pertemuan dapat pula
dilakukan. Pada beberapa rumah sakit yang telah memiliki peraturan daerah,
2.3.3Biaya Makan
Biaya makan per orang per hari merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
(PGRS, 2013).
Data yang dibutuhkan untuk menghitung biaya makan per orang per hari
adalah jumlah output dari penyelenggaraan makanan yaitu porsi makan atau
jumlah konsumen yang dilayani. Karena biaya kelas rawat berbeda maka perlu
Apabila belum ada data dan informasi biaya untuk setiap kelas rawat, maka
Biaya bahan makanan merupakan unsur biaya bahan baku atau bahan
dasar atau bahan langsung dalam rangka memproduksi makanan. Biaya bahan
makanan ini termasuk biaya variabel karena biaya total bahan makanan
22
dipengaruhi oleh jumlah atau porsi makanan yang dihasilkan atau jumlah pasien
pendekatan.
Bila instalasi gizi/unit gizi sudah mempunyai pedoman menu dan standar
resep yang lengkap untuk setiap hidangan, maka perhitungan bahan makanan
dapat dilakukan melalui perhitungan bahan makanan dari standar resep atau dari
pedoman menu. Apabila instalasi gizi atau unit gizi belum mempunyai pedoman
menu dan standar resep yang lengkap maka perhitungan bahan makanan dapat
dilakukan melalui pemakain bahan makanan, dengan syarat instalasi gizi atau
unit gizi harus mempunyai catatan bahan makanan yang lengkap dan akurat
standar makanannya.
tiap kelompok untuk satu putaran menu atau satu bulan. Data pemakaian
23
Mengalikan harga makanan per orang per hari dengan kebutuhan macam
selama 1 bulan.
mempengaruhi biaya di instalasi gizi RSUD Raden Mattaher Jambi ada tiga :
HACCP adalah suatu alat (tools) yang digunakan untuk menilai tingkat
bahaya, menduga perkiraan resiko dan menetapkan ukuran yang tepat dalam
pengawasan, dengan menitik beratkan ada pencegahan dan pengendalian proses
dari pengujian produk akhir yang biasanya dilakukan dalam cara pengawasan
24
tradisional (suklan 1998). Hazard analysis adalah analysisbahaya atau
kemungkinan ada resiko bahaya yang tidak dapat diterima. Bahaya disini adalah
segala macam aspek mata rantai produksi pangan yang tidak dapat diterima
karena merupakan penyebab masalah keamanan pangan.
25
Pada bagian ini mempelajari jenis-jenis mikroorganisme, bahan kimia dan
benda asing terkait yang harus diidentifikasi. Terdapat tiga bahaya (hazard) yang
dapat menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi, yaitu hazard
fisik, kimia dan biologi. Bahaya fisik termasuk benda-benda seperti pecahan
logam, gelas, batu, serbuk kayu, pasir yang dapat menimbulkan luka dimulut, gigi
patah, tercekik ataupun perlukaan pada saluran pencernaan, bahaya kimia antara
lain peptisida, zat pembersih, antibiotik, logam berat dan bahan tambahan
makanan. Bahaya biologi antara lain mikroba patogen (parasit, bakteri), tanaman
dan hewan beracun.
a. Jenis bahaya
26
Tabel 1. Jenis Bahaya
27
Makanan non steril merupakan bahan baku atau produk makanan yang tidak
mengalami pemanasan sebelum atau sesudah pengawasan. Jika makanan non
steril untuk konsumsi makanan tersebut merupakan kelompok bahaya A
(Rauf,2013).
Beberapa minuman dalam kemasan seperti susu UHT, teh, sari buah dan air
mineral merupakan produk steril. Produk pangan steril bukan merupakan
kelompok bahan A, meskipun dikonsumsi oleh golongan beresiko tinggi
( Rouf,2013).
Kelompok
Keterangan
bahaya
Semua bahan makanan baik bahan baku maupun produk, wajib diduga
tersusun atas bahan yang sensitif terhadap bahaya biologi, kimia dan fisik.
Sehingga bahan baku dan produk masuk dalam kelompok bahaya B (Rouf,2013).
28
Kelompok bahaya C merupakan bahan baku dan produk yang tidak
melalui tahap yang dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya hinggga batas
yang dapat diterima. Suatu produk pangan akan mengalami pencemaran kembali
karena sifat makanan yang mudah ditumbuhi mikrobia, kondisi lingkungan (suhu
dan kelembaban) yang mendukung terjadinya pencemaran, kontaminasi silang
dan kesalahan manusia terkait hygiene personal. Bahayanya faktor yang
memungkinkan terjadinya pencemaran kembali produk pangan maka suatu
produk pangan akan masuk dalam kelompok bahaya D.
c. Kategori risiko
29
Vl Mengandung bahaya A, dengan atau tanpa
bahaya B-F
a. Definisi
b. Teknik Penentuan
a. Definisi
b. Teknik Penentuan
30
Penentuan batas kritis yang menggunakan parameter biologi cukup
akurat,namun metode tersebut kurang praktis karena pengujian kebutuhan waktu
2-3 hari untuk mendapatkan asilnya,sehingga tidak dapat segera dilakukan
evaluasi jika ada penyimpangan (Rauf, 2013).
Batas kritis tidak boleh dikacaukan dengan batas operasi. Dalam suhu
pengolahan, bahan pangan direbus pada suhu 100 ̊C selama 5 menit. Batas kritis
proses tersebut adalah 72 ̊C selama 15 detik, apabila perebusan dilakukan dibawah
batas operasi misalnya 80 ̊C selama 15 menit maka hal tersebut tidak berpengaruh
terhadap keamana pangan karena masih berada diatas batas kritis, begitu juga
sebaliknya (Rauf, 2013).
b. Teknik Monitoring
Pelaksanaan monitoring didasarkan 4 panduan, yaitu:
1) Apa yang dimonitor
Biasanya batas kritis dari suatu CCP, seperti suhu, waktu pH, kadar air
dan aktivitas air.
2) Bagaimana
31
Umunya dilakukan pengukuran fisik dan kimia (untuk batas kritis
kuantitatif) atau pengamatan (untuk batas kritis kualitatif).
3) Frekuensi
Bisa secara kontinyu atau waktu-waktu tertentu
4) Siapa
Siapa aja orang yang terlatih untuk melakukan aktivitas monitoring.
c. Pentingnya Monitoring dalam keamanan pangan
32
Verifikasi merupakan kegiatan menentukan validitas rencana dari rencana
HACCP dan menerangkan apakah sistem berjalan sesuai dengan yang
dirancanakan.
33
3) Bahan dan alat yang digunakan
4) Proses yang digunakan
5) CCP
6) Batas kritis yang ditetapkan
7) Penyimpangan dan batas Kritis
8) Tindakan koreksi terhadap penyimpangan CCP
34
BAB III
35
2010 struktur organisasi RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi berkembang
dengan lembaga teknis daerah yang dimpimpin oleh seorang direktur utama
dan tiga orang direktur.
Pada saat ini RSUD Raden Mattaher Jambi telah menjadi tempat
mahasiswa kepaniteraan klinik senior PSPD UNJA yang melaksanakan
pendidikan profesional kedokteran. Selain itu ada mahasiswa kepaniteraan
klinik junior dan program pendidikan tenaga kesehatan lainnya.
36
a. mewujudkan pelayanan rumah sakit yang paripurna, terpadu, bermutu
tinggi dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit untuk dapat
meningkatkan pelayan kesehatan.
c. Mewujudkan sistem informasi dan administrasi manajemen rrumah sakit
yang terpadu/ terintegrasi secara komputerisasi.
d. Meningkatkan SDM rumah sakit yang profesional melalui pendidikan
dan penelitian.
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan/i rumah sakit.
37
Sumber : Kemenkes RI, 2013
38
39
40
3.1.6 Nilai-nilai Dasar
a. Kejujuran
b. Keterbukaan
c. Kebersamaan
d. Kerendahan hati
e. Kesediaan melayani
f. Loyalitas
g. Bertanggung jawab
41
3.1.7 Kegiatan Pelayanan
Berdasarkan perda No.15 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Rumah
Sakit Raden Mattaher Provinsi Jambi, mempunyai tugas yaitu : melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan
melakukan upaya rujukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku serta dapat dipergunakan sebagai tempat pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga dibidang kesehatan.
42
e. Supervise pelayanan kefarmasian
n. Pelayanan kemoterapi
43
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, RSUD Raden Mattaher Jambi
2016 memeperoleh anggaran beberapa sumber yaitu anggaran BLUD, PBD dan
BAK.
Berdasarkan perda No.15 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Rumah
Sakit Raden Mattaher Provinsi Jambi, mempunyai tugas yaitu : melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan
melakukan upaya rujukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku serta dapat dipergunakan sebagai tempat pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan bagi tenaga dibidang kesehatan.
Sedangkan fungsi RSUD Raden Mattaher Jambi sebagai berikut:
3.3 KETENAGAAN
44
rawat inap dan rawat jalan. Fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayan gizi
yang meliputi penyediaan makanan, terapi gizi dan konsultasi gizi.
Jumlah pegawai yang dimiliki Instalasi Gizi RSUD Raden Mattaher Jambi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Administrasi 1
Logistik 2
Pengadaan makanan 6
Pengolahan makanan 14
Pramusaji 22
Total 59
45
3.4 Hazard Analysis Critical Control (HACCP)
Tindakan Koreksi
Dibawah ini adalah tabel tindakan koreksi yang dilakukan setelah HACCP
1 4 4 4 4
2 4 3 4 3
3 3 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 5 4 5
6 4 4 4 4
7 4 4 4 4
∑y 27 28 28 28
rata-rata 3,857143 4 4 4
1 4 4 3 3
2 4 4 3 3
3 4 4 4 4
4 4 4 4 3
5 4 4 4 5
6 4 4 4 4
7 4 3 3 3
∑y 28 27 25 25
3,85714
rata-rata 4 3 3,571429 3,571429
1 4 4 3 3
2 4 3 4 3
3 4 4 4 4
4 4 4 4 3
5 4 4 4 4
6 5 5 4 4
7 4 3 3 3
∑y 29 27 26 24
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 5 4 4 3
4 4 4 4 4
5 5 4 4 4
6 4 4 4 4
7 4 4 4 4
∑y 30 28 28 27
1 4 4 3 3
2 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 4 4 4 4
5 4 4 4 5
6 4 4 4 4
7 4 4 4 4
∑y 28 28 27 28
rata-rata 4 4 3,857143 4
1 4 4 4 4
2 4 4 4 4
3 4 4 4 4
4 3 3 3 4
5 4 4 4 4
6 5 4 4 4
7 3 3 3 3
∑y 27 26 26 27
1 4 4 4 4
2 4 3 4 4
3 4 4 4 4
4 3 3 3 3
5 4 4 4 4
6 4 4 4 4
7 3 3 4 3
∑y 26 25 27 26
3,57142
rata-rata 3,714286 9 3,857143 3,714286
1 4 4 4 4
2 4 4 2 4
3 4 4 3 4
4 4 4 3 4
5 5 4 3 3
6 4 4 4 4
7 4 4 3 4
∑y 29 28 22 27
Menu Diet
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4. Pada saat pencatatan, pelaporan dan evaluasi harus lebih teliti dan
perhatikan dengan baik, sehingga semua tercatat dan terlaporkan untuk bisa
dievaluasi.
DAFTAR PUSTAKA