Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338684603

ANALISA PENGEBAB KEAUSAN POROS BALING BALING KAPAL

Article · September 2019

CITATIONS READS

0 2,815

1 author:

Andi Hendrawan
Akademi Maritim Nusantara, Cilacap
52 PUBLICATIONS   39 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

acadmic View project

All content following this page was uploaded by Andi Hendrawan on 19 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

ANALISA PENGEBAB KEAUSAN POROS BALING BALING KAPAL

Andi Hendrawan

Staf Pengajar Program Studi Teknika Akademi Maritim Nusantara Cilacap

andi_hendarawan@amn.ac.id

Abstract

Ship propellers are very important because in general ships moving in the medium
of water with a certain speed, it will experience a drag (resistance) that is opposite
to the direction of motion of the ship. The amount of drag that occurs must be able
to be overcome by the thrust of the ship (thrust) resulting from the work of the ship's
propulsion. Other causes of bale blast wear: Breaking of propeller shaft seal,
Propeller shaft lubricating oil circulation is not smooth, Unbalanced propeller
shaft, so to prevent damage is needed periodic maintenance and repair so that the
propeller shaft can work optimally.
Keyword: Ship propellers, breaking

Pemeriksaan dilakukaan untuk


PENDAHULUAN memastikan kondisi poros dalam
Baling-baling pertama kali dibuat di keadaan baik, atau dapat dilakukan
Inggris pada tahun 1680 oleh penggantian pada beberapa
HOOKE. Kemudian sekitar tahun komponen jika sudah tidak lagi
1804 di Amerika, seorang yang memenuhi persyaratan minimum
bernama Colonel Stevens mencoba yang ditentukan oleh kelas, atau
menggunakan baling-baling pada sudah dianggap sudah tidak layak
kapalnya yang mempunyai panjang pakai.
7,5 meter. Pada tahun 1828, Russel Secara umum kapal yang bergerak di
berhasil pula membuat sebuah baling- media air dengan kecepatan tertentu,
baling untuk dipasang pada sebuah maka akan mengalami gaya hambat
kapal yang berukuran 60 feet yang (resistance) yang berlawanan dengan
pada saat itu dapat mencapai arah gerak kapal tersebut. Besarnya
kecepatan sekitar 6 knot. Tetapi gaya hambat yang terjadi harus
keberhasilan ini belum mendapat mampu diatasi oleh gaya dorong
perhatian dari sarjana-sarjana Aus- kapal (thrust) yang dihasilkan dari
tria dan para pemilik kapal kerja alat gerak kapal (propulsor).
lainnya(Sasono, 2009). Daya yang disalurkan (PD ) ke alat
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) gerak kapal adalah berasal dari Daya
mensyaratkan poros baling-baling Poros (PS), sedangkan Daya Poros
harus dicabut dan diperiksa pada sendiri bersumber dari Daya Rem
selang waktu tiga tahun untuk sistem (PB) yang merupakan daya luaran
poros dengan pelumasan air laut, dan motor penggerak kapal (Surjo W.
pada selang waktu lima tahun untuk Adji, 2005).
sistem dengan pelumasan minyak. Menurut (Paska & Hadi, 2016)
perhitungan dan kajian yang tepat

1
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

untuk menentukan penggunaaan hasilkan oleh baling – baling


mesin penggerak (engine) serta sitem tersebut(Nugroho & Wibowo, 2017).
propulsi pada kapal dapat
menghasilkan kinerja kapal menjadi Jumlah daun baling-baling akan
optimal. Hal ini menyebabkan mempengaruhi fluktuasi thrust
meningkatkan efektifitas kegiatan menyebabkan adanya thrustnoise.
pelayaran kapal baik dari segi Sudut skew sendiri mempengaruhi
konsumsi bahan bakar hingga fluktuasi torsi dan thrust yang
efektifitas waktu pelayaran karena meningkatkan terjadinya kavitasi
tercapainya kecepatan kapal yang pada propeller. Untuk diameter pada
diinginkan dan berdampak pada kapal selam ada sedikit pembatasan
meningkatnya nilai ekonomis kapal. diameter jika dibandingkan pada
Berdasarkan penelitian (Yudo, 2007) kapal permukaan yang normal dan
perencanaan kecepatan kapal yang meningkatkan diameter berarti
diinginkan sangat dipengaruhi oleh penurunan spesifik gaya dorong
bentuk badan kapal yang akan baling-baling dan kecepatan aliran
menimbulkan hambatan kapal, daya rata-rata yang lebih tinggi
mesin pengerak, dan baling-baling (Darmawan, Chrismianto, & Iqbal,
sebagai alat pendorong Baling baling 2016).
menjadi bagian yang sangat penting.
Poros baling-baling (propeller shaft)
Berdasarkan latar belakang diatas
merupakan salah satu bagian
maka tujuan penelitian ini adalah
terpenting dari instalasi penggerak
menganalisa penyebab keausan poros
kapal. Putaran mesin ditransmisikan
baling baling kapal.
ke propeller melalui poros, maka
poros sangat mempengaruhi kerja
mesin bila terjadi kerusakan. Yang
POROS BALING-BALING perlu di ketahui adalah bahwa
(PROPELLER SHAFT SYSTEM) kedudukan poros propeller dengan
Baling – baling adalah alat untuk
mesin induk harus segaris atau
menghasilkan gaya dorong pada
dengan kata lain harus dalam satu
sebuah kapal laut. Baling – baling
garis sumbu. Tenaga kerja yang
diputar dengan poros yang digerakan
dihasilkan mesin induk di teruskan
oleh penggerak utama dengan dalam
dalam bentuk putaran melalui
kamar mesin. Sebelum di temukannya
serangkaian poros ke baling-baling
teknologi baling – baling, kapal di
diberikan dorongan yang
gerakan oleh bantuan angin atau
dibangkitkan oleh baling-baling di
dayung sebagaimana pada kapal –
teruskan kebadan kapal oleh poros
kapal zaman dahulu yang
baling-baling. Rangkaian poros itu
mengandalkan hembusan angin
disebut Shafting dan pada umumnya
dengan menggunakan layar. Tentu
terdiri dari bagian-bagian utama yang
saja, kecepatan kapal di tentukan oleh
sebagai berikut :
faktor alam selain geraknya tidak
secepat menggunakan baling – baling
yang di gerakan oleh mesin. Baling –
baling akan menghasilkan gaya
dorong sehingga kapal dapat melaju.
Kecepatan kapal di tentukan oleh
kekuatan daya dorong yang di
Gambar. .1

2
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

Skema poros propeller Daya Poros (PS) adalah daya yang


terukur hingga daerah di depan
a. Poros pendorong (Thrust Shaft) bantalan tabung poros (stern tube)
b. Poros bagian tengah (poros dari sistem perporosan penggerak
antar intermediate shaft) kapal. Untuk kapal-kapal yang
c. Poros baling-baling (propeller berpenggerak dengan Turbin Gas,
shaft) pada umumnya, daya yang digunakan
adalah PS. Sementara itu, istilah Daya
SISTEM POROS BALING- Rem (Brake Power, PB ) adalah daya
BALING yang dihasilkan oleh motor
Sistem poros baling-baling penggerak utama (main engine)
merupakan suatu perangkat sistem dengan tipe marine diesel engines.
transmisi tenaga yang berfungsi Pada sistem penggerak kapal yang
mengantarkan putaran dari motor menggunakan Marine Diesel Engines
induk ke propeller sehingga dapat ( type of medium to high speed ),
dihasilkan daya dorong yang maka pengaruh rancangan sistem
menyebabkan kapal dapat bergerak. transmisi perporosan adalah sangat
Sistem ini adalah salah satu bagian besar didalam menentukan besarnya
dari sistem penggerak utama pada daya PS. Jika kamar mesin terletak
kapal sehingga memegang peranan dibelakang dari badan kapal, maka
penting di dalam operasional. Oleh besarnya losses akibat sistem
sebab itu kemampuan sistem ini untuk transmisi perporosan tersebut adalah
beroperasi secara normal haruslah berkisar 2 - 3 %. Namun bila kamar
dipertahankan. Sistem poros baling- mesin terletak agak ke tengah atau
baling terdiri dari beberapa jauh di depan, maka besarnya losses
komponen dengan masing-masing akan semakin bertambah(Surjo W.
fungsinya untuk mendukung kerja Adji, 2005; Tamjidillah & Mursadin,
dari poros. Komponen-komponen 2002).
dari sitem poros sebagian besar
terdapat pada selubung yang
menutupi poros dan dikenal sebagai SISTEM POROS BALING-
stern tube. BALING DENGAN PELUMASAN
AIR TAWAR
Pada sistem ini terdapat bantalan
(bearing) yang terbuat dari bahan cast
iron yang sedikit lebih besar dari pada
bagian depan serta mudah untuk
dibuka. Bagian dari stern tube dengan
pelumasan air ini menempel pada
after peak bulkhead. Pada ujung
Gambar. 2 bagian depan dilengkapi dengan
Bagian sistem poros propeller stuffing box dan gland, sedangkan
pada bagian belakang terdapat
Pada dasarnya ssistem poros baling- bearing dari bahan kayu lignum vitae
baling dapat dibedakan menjadi dua atau sejenisnya. Bahan ini jika
jenis yaitu sistem poros baling-baling terkena laut maka akan mengeluarkan
dengan pelumasan air laut dan sistem cairan yang dapat difungsikan sebagai
poros baling-baling dengan pelumas. Selain bahan lignum vitae,
pelumasan minyak. juga dapat digunakan bahan karet

3
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

komposit (cutlass rubber) atau ke seluruh stern tube dan melumasi


beberapa material plastik yang telah poros. Sistem pelumasan ini
diizinkan sebagai bantalan. Untuk bergantung pada beban sisa pada
bantalan pada sistem pelumasan air stren tube untuk dilakukan
laut, diameternya tidak kurang dari 4 pengukuran tekanan dilakukan untuk
x diameter poros. Jika diameter memastikan bahwa tidak ada saluran
bearing lebih dari 380 mm, maka yang tersumbat. Hal ini dilakukan
masuknya air kedalam stern tube dengan mamanipulasi katup pada
harus dilakukan dengan paksa (force tangki yang terletak diatas dan operasi
water lubrication) dengan pompa dengan sedikit kelebihan
menggunakan circulating pump atau tekanan. Jika pelumas kembali ke
peralatan tambahan lainnya yang tangki menandakan bahwa jalur
dilengkapi dengan flow indicator. minyak telah bersih. Jalur pipa
Pemeriksaan pooros dengan sistem pelumas harus betul-betul dijaga
ini (pencabutan poros) dilakukan dalam keadaan bersih (tidak
setiap tiga bulan sekali. tersumbat) agar minyak pelumas
dapat bergerak secara gravitasi dan
SISTEM POROS BALING- melunasi poros.
BALING DENGAN PELUMASAN
MINYAK Pada kapal dengan perubahan yang
Tidak seperti pada pelumasan air laut, besar pada draft, pada umumnya
pada pelumasan minyak, shaft liner digunakan dua gravity tank. Upper
tidak lagi dibutuhkan. Secara umum, tank digunakan pada saat muatan
hanya sedikit shaft liner kecil penuh atau ketika terdapat rembesan
dipasang dibagian belakang sebagai air laut.
tempat untuk menempelkan seal pada
poros propeller boss. Dengan 1. Perbaikan dan Perawatan
dipasangkan seal akan berguna untuk Sistem Poros Baling-Baling
membatasi masuknya air laut Perbaikan dan perawatan poros
kedalam stern tube, sehingga baling-baling secara berkala
pelumasan hanya dilakukan oleh dilakukan oleh pihak pemilik
minyak pelumas. kapal. Namun secara kontinyu
klas telah menentukan periode
Bearing berguna untuk menahan survey pencabutan poros, yaitu
gesekan atau beban puntir dari poros tiga tahun untuk sistem poros
sehingga tidak merusak poros. tunggal dan setiap empat tahun
Bearing terbuat dari bahan white sekali untuk sistem poros jamak.
metal. Bahan plastik yang kaku dapat Pada periode tertentu dan setelah
juga digunakan untuk menggantikan melakukan pemeriksaan dan
white metal, selain itu untuk bantalan pengukuran, maka beberapa
juga dapat digunakan bahan dari komponen dari sistem ini harus
keramik. direpair atau bahkan diganti
dengan komponen yang baru
Sistem pelumasan yang dipasang seusai dengan tingkat
harus mempertahankan viskosistas kerusakannya.
dari minyak pelumas pada kondisi
temparature yang berbeda-beda. 2. Baling-Baling (Propeller)
Grafity tank diletakkan dilengkapi Baling-baling adalah alat
dengan low level alarm untuk penggerak kapal, salah satu
mengalirkan minyak secara gravitasi bentuknya yang paling umum

4
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

ialah baling-baling ulir. Baling- adalah pengembangan terbaru


baling ini memiliki daun yang dari populsi kapal. Kondisi ini
berjumlah dua atau lebih dengan menyebabkan arus air dari
posisi yang menjorok dari hub propeller yang melewati rudder
atau boss. Daun baling-baling akan memberikan peningkatan
tersebut dapat merupakan bagian pengendalian dan pengaturan
yang menyatu dengan hub, atau rudder, sehingga diperoleh
merupakan bagian yang dapat penurunan pemakaian bahan
dilepas dari dan dipasang pada bakar.
hub atau merupakan daun yang d. Adjustable bolted propeller
dapat dikendalikan (controllable Jenis propeller Adjustable bolted
pitch propeller). Sedangkan hub propeller ini merupakan
baling-baling ini diposisikan pengembangan dari fixed pitch
pada poros agar dapat digerakan propeller, dimana daun baling-
oleh mesin penggerak kapal. balingnya dapat dibuat secara
Prinsip kerja mur dan baut (screw terpisah kemudian dipasang pada
& nut) merupakan hal yang boss propeller dengan baut,
mendasari teori baling-baling sehingga dapat distel pitchnya
karena dapat menjelaskan dengan pada nilai optimum yang akan
cara yang sangat sederhana. Jika dicapai.
berdasarkan rumus tersebut e. Azzimuth thrusters
hasilnya janggal karena kalu nilai Azzimuth thruster digunakan
slip tidak ada maka efisiensi untuk mempermudah kapal
baling-baling 100%. Akibat dari dalam manuver, namun
kejanggalan ini maka pemakaian alat penggerak
menimbulkan munculnya teori dengan posisi berada dibagian
baling-baling sesuai dengan atas sehingga memberi tempat
berkembangnya waktu atau yang lebih untuk menempatkan
zaman. Baling-baling (propeller) penggerak utamanya, baik
kapal memiliki berbagai jenis, berupa motor diesel atau motor
yaitu sebagai berikut : listrik.
f. Electrical pods
a. Fixed pitch propeller Penggunaan populsi motor listrik
Propeller dengan pitch tetap mulai dari 5-25 Mwatt,
(fixed pitch prop-eller), propeller menggantikan penggunaan
dengan langkah tetap (fixed propeller dengan poros dan
pitchpro-peller), biasa digunakan rudder konvensional. Pod
pada kapal besar dengan rpm propeller diadopsi dari azzimuth
relatif rendah dan torsi yang propeller dengan menempatkan
dihasilkan tinggi. elektro motor didalam pod diluar
b. Controllable pitch propellers bagian kapal.
Propeller dengan pitch yang g. Tunnel thrusters
dapat diubah merupakan baling- Propeller yang ditempatkan
baling kapal dengan langkah didalam terowongan ini biasa
daun propellernya dapat diubah- digunakan untuk tujuan manuver,
ubah sesuai dengan kebutuhan. sehingga mempermudah kapak
c. Integrated propeller dan rudder untuk manuver terutama di
Propeller yang jenis hubnya pelabuhan.
dihubungkan dengan rudder, ini h. Waterjets

5
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

Populsi kapal menggunakan putaran yang terbalik dengan


pompa yang menghisap air pada sebutan Contra Rotating
bagian depan dan mendorongnya Propeller.
kebagian belakang sehingga 6. Dengan memasang poros
kapal saat bergerak ke depan baling-baling agak
dengan prinsip momentum. menyamping, sehingga
Penggerak ini lebih efisien baling-baling tidak tepat pada
digunakan untuk kapal dengan posisi centrenya. Metode ini
kecepatan diatas 25 knots dengan dikembangkan oleh NKK
power engine 50 KW sampai 36 Corp. Sehingga disebut
MW. sebagai NKK Off-centre
i. Voith scneider propeller Propeller Ships (NOPS)..
Propeller ini merupakan bentuk
populsi kapal dengan METODE PENELITIAN
menggunakan daun vertikal yang Penelitian ini merupakan penelitian
diputar seperti disk, dimana survey dipadukan dengan penelitian
setiap daun dapat menghasilkan kepustakaan dengan mengkaji
daya dorong pada kapal. Sistem beberapa sumber dan survey langsung
ini bekerja mirip pengendali di atas kapal dengan mengamati
langkah baling-baling helikopter. kerusakan Baling baling yang dialami
Beberapa metode untuk kapal tersebut yang sedang doking.
meningkatkan daya dorong dan
HASIL DAN PEMBAHASAN:
efisiensi dari baling-baling antara lain
: 1. Penyebab keausan (worn out)
poros baling-baling
1. Membuat beberapa sirip/fin
Berikut gambar poros baling-
didepan baling- baling hal ini
baling KM. Akau Jaya Delapan
dimaksudkan untuk lebih
yang mengalami keausan (worn
mening- katkan aliran air yang
out) sebelum dilakukan perbaikan
masuk ke propeller
pembubutan.
2. Memasang sirip/fin
dibelakang baling-baling,
tepatnya dipasang pada
kemudinya.
3. Membuat ujung baling-
baling sedemikian rupa untuk
mengurangi kavitasi pada
ujung baling- baling dan
mengurangi getaran, baling-
baling jenis ini lazim disebut Gambar. 4.1
Highly Skewed Blade Shape. Poros propeller worn out
4. Memasang beberapa sirip/fin
pada boss baling- baling yang Poros baling-baling tersebut
dilakukan untuk mengurangi mengalami keausan dengan panjang
kavitasi pada aliran bebasnya. 15cm dan kedalaman 0,5cm. Adapun
5. Memasang sebuah baling- penyebab-penyebab keausan poros
baling tambahan di- belakang baling-baling yaitu :
baling-baling utama dengan

6
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

a. Kebocoran seal propeller shaft terjadinya worn out pada


Kebocoran pada seal akan poros propeller tersebut.
menyebabkan masuknya air laut (Hendrawan, 2018, 2019)
ke terowongan poros propeller menunjukan bahwa keselamatan
dan sekaligus membuat kapan sangat penting sehingga
tercampurnya minyak pelumas indikator keselamatan salah satunya
dengan air laut tersebut. baling baling harus diperhatikan
Akibatnya adalah viskositas dari
minyak pelumas menjadi rendah
dan menyebabkan proses
pelumasan tidak berjalan sesuai KESIMPULAN
dengan fungsinya. Karena proses
Pengebab keausan baling balin
pelumasan tidak berjalan sesuai
anatara lain : Keboboran seal
fungsinya, maka menyebabkan
propeller shaft, Sirkulasi minyak
poros propeller menjadi worn out
pelumas propeller shaft tidak lancar,
akibat bergesekan dengan
Poros baling-baling tidak seimbang
housing pada saat poros
(unbalance), maka untuk mencegah
propeller berputar.
kerusakan diperlukan perawatan dan
Sirkulasi minyak pelumas
perbaikan berkala agar baling baling
propeller shaft tidak lancar
dapat bekerja optimal.
b. Sirkulasi pelumasan yang
tidak lancar akan
mempengaruhi poros DAFTAR PUSTAKA
propeller pada saat berputar,
karena putaran poros propeller Darmawan, D. B., Chrismianto, D.,
akan bergesekan dengan & Iqbal, M. (2016). ANALISA
housing maupun seal. PENGARUH SUDUT
Akibatnya adalah poros KEMIRINGAN HUB
propeller akan mengalami PROPELLER TIPE B-SERIES
worn out akibat bergesekan PADA KAPAL SELAM TIPE
dengan housing dan seal. MENENGAH UNTUK
c. Poros baling-baling tidak MENGOPTIMALKAN
seimbang (unbalance) Poros KINERJA KAPAL SELAM
baling-baling harus memiliki DENGAN METODE CFD.
keseimbangan (balance) Jurnal Teknik Perkapalan, 4(2),
dengan mesin induk kapal, 352–361.
dengan kata lain antara poros
propeller dan mesin induk Hendrawan, A. (2018). ANALISA
harus segaris atauh satu garis KESELAMATAN DAN
sumbu. Apabila poros KESEHATAN KERJA PADA
propeller unbalance, maka NELAYAN. Jurnal Saintara,
pada salah satu titik posisi 3(1).
poros propeller akan ada yang Hendrawan, A. (2019). ANALISA
lebih tinggi dan lebih rendah. INDIKATOR
Akibtanya adalah poros KESELAMATAN
propeller yang posisinya lebih PELAYARAN PADA KAPAL
tinggi akan bersentuhan dan NIAGA Andi. Jurnal Saintara,
bergesekan dengan housing 3(2).
yang akan menyebabkan

7
Jurnal Saintara Vol 4 No. 1 September 2019

Nugroho, B. A., & Wibowo, H.


(2017). OPTIMALISASI
SIFAT MEKANIK
PENAMBAHAN
ALUMINIUM PADA LOGAM
KUNINGAN PADA
PROTOTYPE BALING-
BALING. Teknik, 14(1), 15–20.
Paska, A., & Hadi, E. S. (2016).
ANALISA ENGINE
PROPELLER MATCHING
PADA KAPAL PERINTIS
BARU TYPE 200 DWT
UNTUK MEDAPATKAN
SISTEM PROPULSI. Jurnal
Teknik Perkapalan, 4(3), 576–
585.
Sasono, E. J. (2009). PEMAKAIAN
BALING-BALING BEBAS
PUTAR (FREE ROTATING
POPELLER) PADA KAPAL.
TEKNIK, 30(2), 140–145.
Surjo W. Adji. (2005). ENGINE-
PROPELLER MATCHING.
Engine Propeller Matching, 1–
31.
Tamjidillah, M., & Mursadin, A.
(2002). INFO – TEKNIK
Analisis Alternatif Produk
Baling-Baling Dengan
Pendekatan Rekayasa Nilai.
INFO – TEKNIK, 3(1), 8–19.
Yudo, H. (2007). ENGINE
MATCHING PROPELLER
PADA KAPAL UNTUK
MENDAPATKAN
OPTIMALISASI
PEMAKAIAN MESIN
PENGGERAK KAPAL DAN
BALING – BALING
SEBAGAI ALAT
PENDORONG KAPAL. Jurnal
Kapal, 4(1), 15–18.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai