Pada masa orde baru kita bangga bisa sukses berswasembada pangan
karena perhatian pemerintah pada saat itu benar-benar fokus pada sektor
pertanian. Namun sekarang Indonesia sebagai Negara agraris yang paling hobi
mengimpor berbagai produk pangan seperti beras, singkong, jagung dll. Ini
menjadi hal yang aneh untuk negara sebesar dan sekaya Indonesia.
Pemerintah harus dapat mengurangi impor hasil tani karena hasil tani para
petani Indonesia menjadi kalah bersaing dengan produk impor. Petani dipaksa
menanggung sendiri beban dampak ekonomi pasar pada produk mereka ditambah
lagi sekarang ini banyak terjadi alih fungsi lahan pertanian menjadi daerah sentra
industri dan pemukiman. Sehingga nasib petani menjadi miris, lahan pertanian
pun semain terkikis, lama kelamaan menjadi habis, dan bisa-bisa kebutuhan
pangan menjadi krisis. Salah satu faktor semakin memburuknya nilai tukar rupiah
terhadap dollah juga disebabkan oleh hal tersebut.