Preparasi gigi abutment pada gigi tiruan jembatan perlu mempertimbangkan hal – hal berikut:
Hal ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan kemampuan memegang retainer dan kekuatan
gigi tiruan menerima beban kunyah tambahan karena adanya pontik
Kesejajaran gigi tiruan berpengaruh untuk kestabilan kedudukan gigi tiruan jembatan. Pada gigi
yang mengalami inklinasi lebih dari 25o - 30o dapat dilakukan modifikasi preparasi agar
mendapatkan kesejajaran. Beberapa modifikasi sesuai kasus yang ada di gigi pasien adalah
sebagai berikut:
a. Pada diastema yang sempit, pengambilan proksimal harus lebih banyak agar konektor
dapat lebih tebal dan kuat
b. Pada span yang panjang, preparasi servikal sebaiknya mempunyai ketebalan minimal
dan desain margin chamfer
c. Jika digunakan molar 3 yang tipping sebagai abutment, dilakukan rekontur permukaan
mesial pada molar 3 dan penambahan facial/lingual grooves pada molar 2. Jika
kemiringan gigi molar 3 parah, maka dibutuhkan perawatan ortodontik.
d. Jika salah satu terminal abutment miring, dapat dilakukan pengambilan lebih banyak
pada sisi distooklusal, atau menggunakan bridge dengan model retainer “three-quarter
crown”, namun jenis ini hanya bisa digunakan jika permukaan distal tanpa karies atau
kalsifikasi atau jika insidensi karies proksimal rendah pada pasien, atau bisa juga
menggunakan jenis telescope crown and coping untuk pembuatan retainer pada gigi
abutment distal.
e. Jika terminal abutment dan gigi tetangganya miring, maka kemungkinan jaringan
mahkota gigi tetangga bagian mesial harus diambil sedikit agar tidak menghalangi insersi
gigi tiruan jembatan
f. Jika masing masing terminal abutment miring dengan kedua sumbu konvergen, maka
sisi yang berhadapan dengan diastema dipreparasi sejajar garis bagi sudut yang
dibentuk oleh kedua sumbu gigi, sedangkan sisi lain dipreparasi sesuai dengan sumbu
gigi.
g. Jika masing masing terminal abutment miring dengan kedua sumbu divergen, maka
diperlukan perbaikan inklinasi atau dibuat non vital dengan terapi pendahuluan
h. Jika posisi gigi berada di luar lengkung karena sedikit rotasi, maka perlu pengambilan
jaringan yang lebih banyak.
i. Jika salah satu gigi penyangga sedikit miring ke lingual atau sedikit ke labial, maka
diperlukan preparasi lebih banyak di permukaan arah miringnya
Pada keadaan modifikasi tersebut dibutuhkan alat bantu yang dinamakan paralellometer/dental
surveyor.
a. Paralellometer ekstraoral
Jenis ini terdiri dari 2 jenis, yaitu dengan pemegang model terpisah (contoh: merk Nay)
dan dengan pemegang model yang menyatu dengan unit penganalisa (contoh: merk
Sankin). Pada merk Ney, model studi diletakan pada pemegang model, kemudian
operator mencari posisi model yang terbaik dengan merubah lokasi pemegang model
untuk mendapatkan kesejajaran kontur gigi, baik arah mesiodistal atau
bukopalatal/lingual. Setelah garis survei dibuat, lakukan analisis pengambilan jaringan.
Pada merk Sankin, model studi diletaka pada pemegang model yang menjadi satu
dengan lengan vertikal, lengan putar, dan lengan analisis. Pengaturan posisi model
hanya mundur maju. Analisis kesejajaran diatur dan didapat melalui lengan.
b. Paralellometer intraoral
Alat ini dipasangkan pada handpiece, atau berupa alat uji kesejajaran dengan bantuan
kompas atau kaca mulut besar dengan garis panduan (front surface mirror with vertical
lines)
SUMBER
Roselani W Odang, Moch Arifin, Tri Budi W Rahardjo. Ilmu Gigi Tiruan Cekat (Teori dan Klinik).
Departemen Prosthodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2004
Shilingburg HT, Hobo S, Whitset LD et all. Fundamental of Fixed Prosthodontics. Quintessence. 1997.