Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL:Diana Prasetyaningsih

PRODI:PGMI 1A

Teori Belajar Pada Pembelajaran Matematika SD/MI

A. Matematika
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia.Matematika memberikan
kontribusi yang sangat besar,mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks,
mulai dari yang abstrak sampai yang konkrituntuk pemecahan masalah dalam
segala bidang.Matematika salah satu matapelajaran yang telah diperkenalkan
kepada siswas setingkat dasar (SD/MI) sampai kejenjang yang lebih tinggi
(Perguruan Tinggi).

B. HAKIKAT ANAK DIDIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD/MI

1. Anak Pada Pembelajaran Matematika di SD/MI


Pembelajaran matematika di SD/MI merupakan salah satu kajian yang selalu
menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan khusus antara hakikat
anak dan hakiikat matematika. Anak usia SD/MI tahap berfikirnya belum formal,
bahkan masih berada pada tahapan pra konkret.
Matematika adalah ilmu dedukati, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa
simbol yang padat arti dan semacamnya. Dari perbedaan kareteristik tersebut,
diperlukan kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjebatani dunia anak
yang belum berpikir dedukatif menjadi bersifat deduktif.
2. Anak Sebagai Individu Yang Berkembang
Penelitian oleh Jean Peaget bahwa anak bertindak dan berfikir tidak sama
seperti orang dewasa. Bahkan setiap anak merupakan individu yang relatif
berbeda pula. Guru harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh keadaan
dasar anak didik tersebut.
3. Kesiapan Intelektual Anak
Para ahli jiwa seperti Peaget, Bruner, Brownell, Dienes percaya bahwa jika kita
memberikan pelajaran harus memperhatikan tingkat perkembangan berpikir
anak didik.
Jean Peaget dengan Teori Perkembangan Mental Anak/Teori Tingkat
Perkembangan Berpikir Anak membagi tahapan berpikir anak menjadi 4
tahapan, yaitu tahap sensori motorik (dari lahir sampai usia 2 tahun), tahap
operasional awal /pra operasi (usia 2 sampai 7 tahun), tahap operasi konkret
(usia 7 sampai 11 atau 12 tahun), dan Operasi Formal (usia 11 tahun keatas).
Anak usia SD/MI pada umumnya berada pada tahap berfikir operasional konkret
namun kemungkinan masih berada pada tahap pra-operasi. Siswa yang berada
pada tahap operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa
berpikir secara deduktifsehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak
dimengerti.
Jadi,agar pelajaran matematika di SD/MI dapat dimengerti maka mengajarkan
suatu bahasan harus diberikan kepada siswa yang sudah siap menerimanya.
Tahapan perkembangan intelektual atau berpikir siswa SD/MI sebagai berikut :
a. Kekekalan bilangan (banyak)
Anak telah memahami kekekalan bilangan apabila ia mengerti bahwa banyaknya
benda akan tetap walaupun letaknya berbeda-beda. Anak yang memehami
hukum kekekalan bilangan maka ia belum waktunya mendapatkan konsep
penjumlahan atau operasi hitung lainnya. Konsep kekekalan bilangan umumnya
dicapai oleh siswa usia sekitar 6 sampai 7 tahun.
b. Kekekalan materi (Zat)
Anak telah memahami huku kekekalan materi apabila ia mengeti bahwa
banyaknya zat pada ke-2 wadah disebelah kanan adalah sama jika ditumpaka
dari 2 wadah yang isinya sama. Umumnya hukum kekekalan materi dicapai pada
usia 7-8 tahun.
c. kekekalan panjang
Anak telah memahami hukum kekealan panjang apabila ia mengerti bahwa dua
utas tali tetap sama panjang walaupun diubah bentuknya. Umumnya hukum
kekekalan panjang dicapai pada usia 8-9 tahun.
d. Kekakalan luas
Anak telah memahami hukum kekealan luas apabila ia mengeti bahwa luas dua
buah permukaan adalah sama luasnya walaupun cara menyimpannya berbeda.
Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
e. Kekekalan berat
Anak telah memahami hukum kekealan berat ia mengerti bahwa berat itu tetap
walaupun bentuknya, tempatnya, dan atau alat penimbangnya berbeda.
Umumnya dicapai pada usia 8-9 tahun.
f. Kekekalan Isi
Kadang-kadang dicapai pada usia 11-14 tahun.
g. Tingkat Pemahaman
Umumnya siswa SD/MI berpikir secara transitif dari khusus ke khusus dan belum
mampu membuat kesimpulan.

C. TEORI-TEORI BELAJAR MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD/MI

1. Teori Belajar Bruner


Menurt Bruner ada 3 tahapan anak belajar matematika, yaitu berturut-turut
tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
a. Tahap enaktif / Tahan kegiatan
Anak belajar konsep dengan benda nyata atau mengalami peristiwa di dunia
sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak reflek dan mencoba-coba.
b. Tahap ikonik / tahap gambar banyangan.
Pada tahap ini anak dapat membanyangkan kembali dalam pikirannya tentang
benda / peristiwa yang di alaminya pada tahap enaktif.
c. Tahap simbolik.
Pada tahap ini anak mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan
bahasanya.
Jadi, untuk memudahkan pemahaman dan keberhasilan anak pada
pembelajaran matematika haruslah secara bertahap.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran matematika
berdasarkan hasil percobaan dan pengalaman Bruner dan Keney merumuskan 4
teorema, yaitu :Teorema penyusunan, Notasi, Pengontrasan dan
keanekaragaman ,serta pengaitan.
2. Teori Belajar Dienes
Menurut Dienes, ada 6 tahap anak belajar matematika,yaitu berturut-turut :
tahap bermaian bebas, permainan, penelaahan kesamaan sifat, representasi,
simbolisasi, dan tahap formalisasi.
Tahap 1. Bermain bebas. Anak bermain bebas tampa diarahkan dengan
mengunakan benda matematika kokret.
Tahap 2. Permainan. Melalui permainan anak diajak untuk mulai mengenal dan
memikirkan struktur matematika.
Tahap 3. Penelaahan kesamaan sifat. Siswa di arahkan pada kegiatan
menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan.
Tahap 4. Representasi. Siswa belajar membuat pernyataan tentang sifat
kesamaan konsef matematika pada tahap 3.
Tahap 5. Simbolisasi. Siswa menciptakan simbol matematika untuk menyatakan
Konsep matematika yang pernyataannya sudah diketahui.
Tahap 6. Formalisasi. Mengorganisasikan konsep.
3. Teori Belajar Van Hiele
Menurut Van hiele ada tiga unsur utama dalam pengajaran geometri,yaitu
waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran yang diterapkan.
Menurut Van Hiele ada 5 tahapan anak belajar geometri, yaitu : tahap
pengenalan , analisis, pengurutan, deduksi, dan akurasi.
Tahap 1. Pengenalan. Siswa mulai belajar mengenal suatu bangun geometri
Secara keseluruhan.
Tahap 2. Analisis. Siswa sudah mengenal sifat-sifat yang dimiliki bangun
Geometri yang dramati.
Tahap 3. Pengurutan. Siswa dapat mengurutkan bangun-bangun geometri yang
Satu dengan lainnya saling berhubungan.
Tahap 4. Deduksi. Siswa mampu menarik kesimpulan secara deduktif yaitu
Dari umum ke khusus.
Tahap 5. Akurasi.
4. Teori Belajar Brownell dan Van Egen.
Menurut teori Makna dari Brownell dan Van Egen menyatakan
Bahwa pada situasi pembelajaran yang bermakna selalu terdapat 3 unsur,
Yaitu : ( a ) adanya suatu kejadian, benda dan tindakan ; ( b ) adanya simbol
Yang mewakili unsur-unsur ;( c ) adanya individu yang menafsirkan
Simbol tersebut.
5. Teori Belajar Gagne.
a. Objek belajar matematika ada 2 yaitu :Objek langsung ( Fakta ,operasi ,
konsep , dan prinsip ), dan objek tidak langsung ( kemampuan menyelidiki ,
memecahkan masalah , disiplin diri .bersikap positif , dan tahu bagaimana
semestinya belajar.
b. Tipe belajar ada 8, mulai dari sederhana sampai dengan kompleks yaitu:
belajar isyarat, stimulasi respons, rangkaian gerak, rangkaian verbal, belajar
membedakan, belajar konsep, belajar aturan dan pemecahan masalah.

D. HIERARKI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD/MI

Hierarki perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan pembelajaran matematika


yang efektif di SD perlu mempertimbangkan materi matematika, tujuan belajar
matematika, sumber belajar, strategi praassesment, strategi belajar, mengajar,
dan strategi postassesment.

E. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD/MI

A. HAKIKAT MATEMATIKA

1. Karakteristik matematika

Matematika adalah ilmu deduktif karena metode pencarian kebeneran yang


dipakai oleh matematika adalah metode deduktif. Matematika adalah ilmu
tentang pola keteraturan, karena dalam matematika sering dicari keseragaman
untuk membuat generalisasi.matematika. Matematika adalah ilmu tentang
struktur yang terorganisasi, Matematika adalah ilmu yang teratur sistematika
dan eksak. Matematika adalah ide-ide konsep-konsep abstrak dan bersifat
deduktif.

2. Proses Pembelajaran Matematika

Dalam proses pembelajaran matematika,strategi psikologis


( Strategi yang menggunakan teori belajar ) tentang pengalaman lingkungan dan
manipulasi benda konkret hanyalah membantu untu memahami konsep
Matematika yang relatif abstrak sehingga sesuai dengan kemampuan berfikir
Anak tetapi tetap berpegang teguh pada sasaran matematika yang sesuai
dengan hakikat matematika.

B. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD/MI

1. Jenis-jenis Konsep dalam Pembelajaran Matematika di SD/MI.

Jenis-jenis konsep dalam pembelajaran Matematika di SD/MI


Meliputi konsep dasar, konsep yang berkembang dan konsep yang harus di bina
Keterampilannya.
a.konsep dasar.
Merupakan materi-materi atau bahan-bahan atau sekumpulan bahasan.
b.konsep yang berkembang.
Merupakan sifat atau penerapan dari konsep-konsep dasar.
c konsep yang harus dibina keterampilannya.
Merupakan konsep-konsep yang perlu mendapat perhatian dan
Pembinaan dari guru sehingga siswa mempunyai keterampilan
Dalam menggunakan konsep-konsep dasar maupun yang berkembang.

2. Rancangan Model-model Pendekatan Pembelajaran Matematika di SD/MI

Model-model pembelajaran dari konsep-konsep pembelajaran matematika


Di SD/MI berturut-turut model pembelajaran dengan pendekatan penanaman
Konsep, dan pembinaan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai