Anda di halaman 1dari 31

Kuliah – 6

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA


(FI253)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
TEKNIK PENILAIAN
NON TES

Dr. Muslim, M.Pd.


Drs. H. Harun Imansyah, M.Ed.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
NONTES
Beberapa instrumen nontes yang dapat digunakan
dalam pembelajaran diantaranya:
1. Skala Bertingkat (Rating Scale)
2. Skala Liekert (Skala Sikap)
3. Daftar Cocok (Checklist)
4. Kuesioner (Questionnaire) / Angket
5. Wawancara (Interview)
6. Pengamatan (Observation)
Skala Bertingkat (Rating Scale)
• Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang
berbentuk angka untuk memberikan gambaran keberadaan
atau karakteristik suatu pernyataan.
Misalnya: untuk pernyataan positif:
5 : Sangat Setuju (SS)
4 : Setuju (S)
3 : Ragu‐ragu (R)
2 : Tidak Setuju (TS)
1 : Sangat Tidak Setuju (STS)
• Untuk pernyataan bersifat negatif maka skornya adalah
kebalikannya.
Skala Liekert (Skala Sikap)

• Paling banyak digunakan untuk pengukuran


perilaku
• Skala yang terdiri dari pernyataan dan disertai
jawaban setuju-tidak setuju, sering-tidak
pernah, cepat-lambat, baik-buruk dsb.
(tergantung dari tujuan pengukuran).
• C. Bird menyebutnya Method of Sumated
Ratings
Contoh Skala Liekert
Daftar Cocok (Checklist)
• Daftar cocok adalah
sederatan pernyataan
singkat dimana responden
yang dievaluasi
membubuhkan tanda
cocok (√) di tempat yang
sudah disediakan
Kuesioner (Questionnaire)
• Kuesioner, dikenal juga sebagai angket, adalah
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden untuk mengukur sikap dan pendapatnya
tentang sesuatu
• Ditinjau dari aspek cara menjawab, terdapat dua
bentuk kuesioner yaitu:
1. Kuesioner tertutup (kuesioner dengan pilihan
jawaban lengkap)
2. Kuesioner terbuka (responden bebas
mengemukakan pendapat)
Wawancara (Interview)
• Wawancara adalah suatu metode untuk
mendapatkan jawaban dari responden
melalui tanya jawab sepihak.
• Wawancara dilakukan dengan dua cara:
1. Wawancara Bebas (responden bebas
mengemukakan jawabannya)
2. Wawancara terpimpin (responden menjawab
dengan memilih pilihan jawaban yang tersedia).
• Butir soal wawancara pada umumnya disusun
dalam bentuk pedoman wawancara
Pengamatan (Observation)
• Pengamatan adalah suatu teknik penggalian informasi
dengan mengamati respon secara teliti dan melakukan
pencatatan secara sistematis.
Terdapat 3 macam observasi yaitu:
1. Observasi partisipan (pengamat melakukan observasi
dengan mengikuti kegiatan responden)
2. Observasi sistematik (faktor-faktor yang diamati
telah terdaftar sebelumnya dan pengamat berada di
luar kegiatan responden)
3. Observasi eksperimen {pengamat tidak berpartisipasi
dalam kegiatan responden tetapi mengendalikan
situasi agar sesuai dengan tujuan penilaian).
Prosedur dalam mengembangkan alat penilaian non
tes yang berbasis kompetensi meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Menjabarkan standar kompetensi menjadi sejumlah
kompetensi dasar
2. Menjabarkan kompetensi dasar menjadi sejumlah
indikator
3. Membuat spesifikasi konten dan indikator kompetensi
yang esensial
4. Menentukan bentuk penilaian nontes yang sesuai dengan
indikator
5. Menyusun atau menulis instrumen atau butir soal
6. Telaah dan revisi instrumen atau butir soal
7. Menyusun profil hasil penilaian nontes peserta didik
PENILAIAN UNJUK KERJA
DAN
PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN UNJUK KERJA
Penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu.

Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian


kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan
tugas tertentu (misalnya: praktikum di laboratorium fisika.

TUGAS KINERJA
( TASK ) SISWA

KRITERIA PENILAIAN
(RUBRIK)
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-
hal berikut:
1. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan
peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu
kompetensi.
2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai
dalam kinerja tersebut.
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan
untuk menyelesaikan tugas.
4. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak
terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
5. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan
berdasarkan urutan pengamatan.
Teknik Penilaian Unjuk Kerja
1. Daftar Cek (Check-list)
Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif
sederhana, sehingga kinerja peserta didik
representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua
kategorikan saja, ya atau tidak.

Contoh penilaian unjuk kerja dengan check-list:


Penilaian Kedisiplinan
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
2. Skala Bertingkat (Rating Scale)
Skala penilaian lebih dari dua kategori, misalnya 1, 2,
dan 3.

o Setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya


sehingga penilai mengetahui kriteria secara akurat
kapan mendapat skor 1, 2, atau 3.

• Daftar kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut


rubrik.
• Di lapangan sering dirumuskan rubrik universal, misalnya
1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik. Deskriptor semacam ini
belum akurat, karena kriteria kurang bagi seorang penilai
belum tentu sama dengan penilai lain, karena itu
deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur.
Contoh penilaian unjuk kerja dengan
rating scale beserta rubriknya
Penilaian Sikap

 Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang


terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespons sesuatu/objek.
 Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
 Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif,
dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan
yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan
atau keyakinan seseorang mengenai objek. Komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan
kehadiran objek sikap.
Objek sikap yang perlu dinilai dalam proses
pembelajaran

o Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu


memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan
sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi
motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi
pelajaran yang diajarkan.
o Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki
sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak
memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung
mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian,
peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap
guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru tersebut.
o Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga
perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran
yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup
suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik
pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang
menarik, nyaman dan menyenangkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
o Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya,
masalah lingkungan hidup (materi Biologi atau Geografi).
Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang
dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan
tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan
hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif
terhadap program perlindungan satwa liar.
PENILAIAN SIKAP
PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT)

Anda mungkin juga menyukai