Anda di halaman 1dari 120

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Negara Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang diatur dalam UUD

1945 dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.Menurut UUD 1945, tujuan

pendidikan nasional diatur dalam pasal 31 ayat 3 dan pasal 31 ayat 5. UUD

1945 Pasal 31 ayat 3 menyebutkan “Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan

keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”.

UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 menyebutkan “Pemerintah memajukan ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia”.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah

untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan pendidikan nasional juga untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha

1
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab1.

Peraturan Pemerintah Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun

2008 tentang Wajib Belajar. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal

yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab

Pemerintah dan pemerintah daerah. Pendidikan dasar adalah jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau

bentuk lain yang sederajat2.

Permendikbud RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban

Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas. Yang di maksud Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk

memimpin dan mengelola Taman Kanak-Kanak/Taman Kanak-Kanak Luar

Biasa (TK/TKLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah

Dasar Luar Biasa (SD/ SDLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah

Menengah Pertama/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/ SMPLB)

1
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/25/tujuan-pendidikan , diakses pada 31 Oktober 2019, 11:17
2
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008.

2
atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah

Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/SMK/SMALB) atau

bentuk lain yang sederajat, atau Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN)3.

Berikut tabel sekolah dalam korwil 04 Randublatung di Kecamatan Kradenan

yang akan di jadikan sebagai penelitian, di tampilkan dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel I.1
Daftar Sekolah Negeri Dan Swasta
Korwil 04 Randublatung Kecamatan Kradenan

Jumlah Peserta Jumlah


Ket.
No Nama Sekolah Didik Total
VII VIII IX
1 SMP Negeri 1 Menden 155 144 137 436
2 SMP Negeri 2 Menden 37 42 41 120
3 SMP Negeri 3 Menden Satap 51 49 31 131
4 SMP Muhammadiyah Sumber 32 37 37 106
5 MTs Hasyim Asyari Jompong 103 105 108 316
Sumber : Arsip Korwil 04 Randublatung

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora merupakan sekolah di wilayah

Kecamatan Kradenan berada di bagian selatan dari Kabupaten Blora yang

berjarak sekitar 41 KM dari pusat Ibu Kota Kabupaten Blora dengan sebagian

besar penduduknya bekerja dengan bermata pencaharian sebagai petani dan

buruh tani yang memang merupakan daerah Pedesaan, sehingga yang bekerja

selain petani hanya sebagian kecil. Seiring perjalanan sebagai lembaga

pendidikan tentu saja SMP Negeri 1 Menden mengalami pasang surut dalam
3
http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/25/tujuan-pendidikan, diakses pada 31 Oktober 2019, 11:17

3
pencapaian sebuah prestasi. Baik itu prestasi dalam bidang akademik ataupun

prestasi bidang non akademik.

Guru merupakan pelaksana dari kebijakan pimpinan yaitu Kepala

Sekolah yang menjadi tolok ukur dari keberhasilan bidang pendidikan di suatu

wilayah. Kinerja guru menjadi sorotan masyarakat dimana tidak terwujudnya

sebuah prestasi.Demkian halnya dengan keadaan yang terjadi pada SMP

Negeri 1 Menden.

Guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk

mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar

memahami ilmu pengetahuan yang diajarkannya tersebut. Namun tidak semua

guru pada SMP Negeri 1 Menden memiliki kemampuan yang sama seperti

halnya syarat seorang guru. Kondisi seperti itulah yang di jadikan paparan

seperti di bawah ini.

Berikut daftar Guru SMP Negeri 1 Menden beserta jenis pangkat dan

golongannya seperti tabel berikut ini :

Table I.2.
Daftar Guru SMP Negeri 1 Menden

No Nama / NIP TTL TMT Gol Ket


1 Andrean Bahtiar, S.Pd Blora IV/a
19600912 198403 1 12 September 1960 01-10-03
010
2 Didik Trisno S, S.Pd Sampang IV/b
19630501 198403 1 1 Mei 1963 01-10-11
007
3 Darsono, S.Pd, M.Pd Singasari IV/b

4
19590901 198901 1 1 September 1959 01-10-13
013
4 Agus Priyono, S.Pd Magetan IV/a
19660520 198903 1 20 Mei 1963 01-10-05
013
5 Sri Mulyani Grobogan IV/a
19630730 198403 2 30 Juli 1963 01-10-05
003
6 Wahajid, S.Pd Bantul IV/a
19630705 198403 1 5 Juli 1963 01-10-03
008
7 Muktiningsih, S.Pd Purworejo IV/a
19630601 198501 2 1 Juni 1963 01-04-05
002
8 Drs. Supardi Blora IV/a
19680131 199702 1 31 Januari 1968 01-04-09
002
9 Drs. Basuki Blora IV/a
19650806 199802 1 6 Agustus 1965 01-10-09
003
10 Suprapto, S.Pd Blora IV/a
19710601 199802 1 1 Juni 1971 01-10-09
006
11 Suyoko, S.Pd Klaten IV/a
19710922 199802 1 22 September 1971 01-10-09
002
12 Drs. Nur Kholis Blora IV/a
19650510 199804 1 10 Mei 1965 01-10-09
001
13 Drs. Agam Siagari Balikpapan IV/a
19631209 199512 1 9 Desember 1963 01-04-10
002
14 Siti Rochani, S.Pd Blora IV/a
19701229 199803 2 29 Desember 1970 01-10-10
001
15 Drs. Suharno Blora IV/a
19660413 200003 1 13 April 1966 01-10-11
003
16 Dra. Heri Padminingsih Blora IV/a
19660917 200501 2 17 September 1966 01-10-09
004
17 Drs. Aziz Muhartono Blora IV/a

5
19670622 200502 1 22 Juni 1967 01-10-09
002
18 Dra. Patremawati Blora IV/a
19670823 200604 2 23 Agustus 1967 01-10-09
003
19 Didik Prasetya, S.Pd Blora IV/a
19690807 200701 1 7 Agustus 1969 01-10-09
026
20 Drs. Imam Jonet S Blora IV/a
19630620 200801 1 20 Juni 1963 01-10-09
001
21 S.R. Karyantini, S.Pd Blora IV/a
19660413 200801 2 13 April 1966 01-10-09
003
22 Puryono, S.Pd Bojonegoro III/b
19760617 201001 1 17 Juni 1976 01-10-14
013
23 Drs. Suparman Blora III/b
19651025 201406 1 25 Oktober 1965 01-04-18
001
24 Waryastuti, S.Pd Sleman III/a
19770122 201406 2 22 Januari 1977 01-06-14
001
25 Diana Puji Astuti, S.Pd Blora III/a
19790608 201406 2 08 Agustus 1979 01-06-14
002
26 Sungadi Blora II/a
19600605 201406 1 05 Juni 1960 01-06-14
001
27 B. Warsilan Klaten III/a
19630804 198601 1 4 Agustus 1962 01-04-05
007
28 Muthamainah, S.Pd Mojokerto III/c
19621211 199903 1 11 Desember 1962 01-10-18
001
29 Subandi Blora II/a
19620110 198901 1 10 Januari 162 01-04-05
007
30 Yuliana, S.PdI Blora, GTT
19 Maret 1980
31 Eka kusumawati, S.Pd Blora GTT
5 Januari 1982

6
32 Diah Fibrianti K, S.Pd
Blora GTT
21 Februari 1980
33 Pupun Agus HE, S.Pd Blora GTT
22 Agustus 1969
34 Rindang Anjarsari, S.Pd Blora GTT
05 Mei 1992
35 Indah P, S,Pd Blora GTT
3 Oktober 1987
36 Eny Yuli Astuti, S.Pd Blora GTT
4 Juli 1994
Sumber : Arsip KTU

Kinerja guru yang mampu membimbing dan mengarahkan peserta

didiknya untuk belajar. Guru akan tepat waktu dalam masuk kelas, dalam

memberikan pengajaran, evaluasi, remidi kepada peserta sesuai dengan apa

yang menjadi tugas dan fungsi seorang guru. Kinerja guru yang mampu

menunjukkan ketrampilannya dalam mengajar, mengajar sesuai kompetensi.

guru akan memberikan seluruh kemampuannya dalam mengajar akan

menentukan sikap, kepribadian dan mampu menjadi motivasi untuk seluruh

peserta didiknya.

Mangkunegara, Anwar A yang menyatakan bahwa Kinerja (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggug jawab yang

diberikan kepadanya4.

4
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Tahun 2006, Perencanaan dan Pengembangan Manajemen
Sumber Daya Manusia, Pen. PT. Refika Adit, hal 67

7
Kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang guru dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai

standar kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.

Kinerja seorang guru tidak dapat terlepas dari kompetensi yang melekat dan

harus dikuasai. Kompetensi guru merupakan bagian penting yang dapat

menentukan tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

seorang pengajar yang merupakan hasil kerja dan dapat diperlihatkan melalui

suatu kualitas hasil kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecepatan dan komunikasi

yang baik.

Berikut adalah data guru yang dimana guru tesebut tidak mengajar sesuai

dengan kompetensi yang menjadi kemampuannya. Hal tersebut di karenakan

adanya kelebihan guru mata pelajaran, sehingga ada beberapa guru mengajar di

luar kompetensi yang di miliki. Data tersebut di tampilkan dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel I.3
Data Guru Mata Pelajaran
Tahun Pelajaran 2019/2020

No Nama Guru Pendidikan Jurusan Mapel Ket.


1 Sri Mulyani, D3 Fisika Biologi
A.Md, Pd
2 Drs. Suharno S1 Matematika Bhs. Jawa
3 Drs. Aziz M. S1 Matematika IPA
4 Dra. Patremawati S1 BP/BK Seni Budaya
5 Drs. Suparman S1 PKn Penjasorkes
6 Waryastuti, S.Pd S1 Matematika Bhs.

8
Indonesia
7 Yuliana, S.PdI S1 Tarbiyah Prakarya
8 Eka K, S.Pd S1 Biologi Prakarya
Sumber : Pembagian Tugas Buku Kurikulum 2013

Dari penyajian data diatas diketahui ada beberapa guru yang mengajar

tidak sesuai dengan kompetensinya. Salah satu contoh adalah Drs. Suharno

yang memiliki kompetenis matematika namun mengajar mata pelajaran bahasa

jawa.

Apakah guru-guru tersebut dapat memberikan pengajaran kepada peserta

didik sesuai dengan kompetensi dasar yang menjadi tujuan pembelajaran di

setiap mata pelajaran. Karena guru-guru tersebut mengajar tidak sesuai dengan

kompetensi yang dimiliki atau sesuai dengan yang selama ini menjadi

kemampuannya.

Kepala sekolah adalah yang penanggung jawab sebuah sekolahan dan

seorang pemimpin yang menjadi tolok ukur keberhasilan sebuah sekolah.

Keberhasilan kepala sekolah dapat di lihat dari tercapainya komunikasi dua

arah antara atasan dan bawahan. Dengan model kepemimpinan Kepala Sekolah

sehingga dapat mengarahkan seluruh pihak sekolah mulai dari guru, karyawan,

penjaga, satpam dan seluruh peserta didik di sekolah. Sehingga terwujud

keberhasilan Kepala Sekolah sebagai atasan dan guru, karyawan, penjaga,

satpam sebagai bawahan. Dengan keberhasilan kedua belah pihak tentunya

akan terwujud.

9
Di samping kepemimpinan kepala sekolah ada faktor lain yang diduga

berpengaruh terhadap kinerja guru. Disiplin kerja kepala sekolah yang

merupakan panutan dari seluruh warga sekolah. Disiplin kerja kepala sekolah

juga salah satu faktor yang diduga untuk terwujudnya kinerja guru yang

maksimal. Diduga Guru akan hadir tepat waktu, guru tidak akan meninggalkan

kelas tanpa alasan yang tidak jelas, guru akan menunjukkan sikap pribadi yang

sangat membanggakan untuk menjadi panutan peserta didiknya. Disiplin kerja

kepala sekolah akan memberikan dampak guru dan pegawai menjadi disiplin

juga dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja kepala

sekolah dalam mengelola sekolah sehingga mewujudkan kinerja guru yang

maksimal. Dengan kinerja yang maksimal tentunya akan terwujudnya prestasi

akademik maupun non akademik yang menjadi tujuan bersama SMP Negeri 1

Menden.

Oleh karena itu, berdasarkan fenomena yang sudah dijelaskan diatas,

maka dalam penelitian ini ditentukan judul : ”Pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

Kerja Guru Pada SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora”.

B. RUANG LINGKUP MASALAH

10
Ruang lingkup permasalahan di maksudkan untuk membatasi

permasalahan., dengan adanya pembatasan terhadap permasalahan,dapat

menjelaskan jalan dan arah dari penelitian. Dengan ruang lingkup juga dapat

mendekatkan pada pokok permasalahan yang akan dibahas supaya tidak

menimbulkan kesalah fahaman dalam menginterprestasi lebih lanjut serta

membatasi kemungkinan meluasnya persoalan. Tanpa adanya ruang lingkup

permasslahan, masalah yang terdapat dalam penelitian akan melebihi batas

kemampuan dari peneliti. Ruang lingkup dalam penelitian adalah :

1. Lokus penelitian yaitu kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 1

Menden Kabupaten Blora.

2. Disiplin kerja kepala sekolah SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

3. Fokus penelitian yaitu guru mempunyai kemampuan kompetensi dalam

penguasaan kompetensi pedagogik.

C. PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah penelitian merupakan pedoman atau acuan yang dapat

digunakan peneliti saaat melakukan penelitian. Dengan adanya rumusan

masalah, maka dapat diketahui apa yang sebenarnya ingin diteliti dari

permasalahan, maka hal-hal yang akan diteliti tidak menyebar dan semakin

meluas tanpa ada batasan-batasan yang harus diteliti. Sehingga apa yang

didapat justru tiak rinci. Oleh karena itu, adana rumusan masalah dapat

11
membuat penelitian semakin rinci dan terarah sesuai dengan apa yang

direncanakan dan diinginkan sebelumnya.

Sebelum penulis mengemukakan rumusan masalah, terlebih dahulu

penulisan akan mengartikan arti dari masalah itu sendiri, sejalan dengan

pendapat Sumardi Suryabrata yang mengartikan bahwa : “Masalah ada kalau

ada kesenjangan, ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang

terdapat dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang disediakan,

antara harapan dan kenyataan, dan yang sejenis dengan itu”.

Berdasarkan keterangan tersebut diatas, masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Kerja

Guru Pada SMP Negeri 1 Menden Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora” .

Berikut perumusan masalah setelah peneliti melakukan observasi sebagai

berikut :

1. Apakah ada pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap

kinerja guru SMP Negeri 1 Menden.

2. Apakah ada pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja guru SMP

Negeri 1 Menden.

3. Apakah ada pengaruh antara kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin

terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Menden.

D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

12
a. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui,

mengemukakan, mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu

pengetahuan. Dari uraian tersebut dapat kita tarik bahwa tujuan

penelitian kali ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

kepala sekolah dan disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja kerja

guru pada SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora :

b. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitina ini di harapkan dapat menambah pengetahuan

penulis menganai ilmu administrasi publik, khususnya dalam bidang

administrasi public.

b. Kegunaan Praktis

- Hasil penelitian dapat dijadikan masukan atau sumbangan

pemikiran kepada masyarakat dalam arti peningkatan kinerja.

- Untuk mengetahui dan menemukan masalah yang timbul dalam

kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja kepala sekolaha

dan kinerja guru SMP Negeri 1 Menden.

E. KERANGKA TEORI

Kerangka teori atau landasan teori ini sangatlah penting dalam penelitian,

karena dalam kerangka teori menerangkan mengenai teori-teori yang berkaitan

13
dengan kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan kinerja guru.

Adapaun beberapa teori yang kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan

a Pengertian Kepemimpinan

Menurut Sutarto kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan

penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain

dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan5.

Menurut Wahjosumidjo kepemimpinan pada hakikatnya adalah


suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-
sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability)
dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian
kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi antara
pemimpin, pengikut, dan situasi6.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan atau

proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan

dan pencapaian tujuan7.

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi


contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukannya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada
seorang seniman ahli, pengrajin atau praktisi. Dalam hubungan ini
sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/ instruksi.

5
Sutarto, 1998, Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta : DGajah, hal 25
6
Wahjosumidjo, 1987. Kepemimpinan dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal 11
7
Tean Tecahing, 2019, Kepemimpinan dan Pengampilan Keputusan (Modul dan RPS), Semarang,
FISIB Untag, hal 6

14
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang

berasal dari kata leader .Pemimpin (leader) adalah orang yang

memimpin sedangkan pimpinan adalah jabatannya. Sedangkan

menurut Cowley dalam Wahjosumidjo8 “leader is one who succeds in

getting others to follow him” maksudnya adalah seorang pemimpin

adalah orang yang berhasil menggerakkan orang lain sehingga secara

sadar orang tersebut mau melakukan apa yang di kehendakinya.

Sedangkan Fielder dalam Kurniadin dan Machali berpendapat “Leader

as the individual in the group given the task of directing and

cordinating task relevani group activities”9. Maksud pengertian

tersebut, seorang pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki

kemampuan mengarahkan dan mengkoordinasikan kinerja dalam

rangka mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,

mengarahkan, mengkoordinasi, serta membujuk orang lain/anggota

suatu kelompok/organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu untuk

menggerakkan seluruh komponen yang ada untuk bergerak bersama-

8
Wahjosumidjo, 2013, Kepemimpinan dan Motivasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal 40
9
Kurniadin, Didin dan Imam Machali, Manajemen Pendidikan, Konsep & Prinsip Pengelolaan
Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014, hal 289

15
samasesuai dengan tuhas pokok dan fungsinya sehingga kelompok

atau organisasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan

bersama.

b Tipe-tipe Kepemimpinan

Ada enam (6) tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara

luas.

 Tipe Pemimpin Otokratis


Pemimpin yang Otokratis dalah seorang pemimpin yang
menganggap organisasi sebagai milik pribadi.Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahannya
sebagai alat semata-mata.Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat.Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya.Dalam
tindakan penggerakannta sering menggunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
 Tipe Militeristis
Pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat : Sering mempergunakan sistem perintah dalam
menggerakkan bawahannya; Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya; senang formalitas yang
berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari
bawahan.
 Tipe Paternakistis
Yaitu seorang pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi; Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keoutusan dan inisiatif; Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;
Sering bersikap maha tahu.
 Tipe Kharismatis
Kharisma, hingga kini para pakar belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang
diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya, pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar.Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seorang menjadi pemimpin
yang kharismatis, maka sering dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers).

16
 Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang dalam memimpin organisasi biasanya
mempunyai sikap permisif, dalam arti bahwa para anggota
organisasi boleh saja bertindak dengan keyakinan dan hati nurani,
asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap
tercapai. Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya.
Karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah
dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus dilaksanakan oleh
masing-masing anggota. Seorang pemimpin yang tidak terlalu
sering melakukan intervensi dalam kehidupan organisasional.
Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan
organisasi berjalan dengan sendirinya.
 Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat : Dalam proses menggerakkan bawahan
selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia dalah makhluk
termulia di dunia; Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan
dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
para bawahannya; Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya
lebih sukses dari padanya; Selalu berusahan mengutamakan
kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan; Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin; Para
bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib
sendiri melalui peran sertanya dalam proses pengambilan
keputusan.

2. Kepala Sekolah

Dalam Permendikbud nomor 6 tahun 2018 pada Bab 1 ayat 1

menyebutkan “Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk

memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi tman kanak-

kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD),

sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP),

sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah atas

(SMA), sekolah menengah atas luas biasa (SMALB), atau sekolah

Indonesia di Luar Negeri”.

17
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin dan setiap pemimpin

memiliki bawahan.Di dalam lingkungan sekolah, bawahan dari kepala

sekolah salah satunya adalah guru. Guru dan kepala sekolah adalah orang

yang paling berperan dan sangat menentukan kualitas pendidikan di

sekolah. Oleh karena itu, hubungan kerjasama yang baik harus tercipta

antara keduanya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah adalah guru yang mendapatkan tugas tambahan untuk memimpin

sekolah dan bertanggung jawab mengelola serta memanfaatkan

sumberdaya/potensi yang ada untuk mewujudkan visi, misi, tujuan

sekolah serta meningkatkan mutu pendidikan.

a. Tugas dan Peran Kepala Sekolah

 Tugas Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

 Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam bidang administrasi

1) Pengelolaan pengajaran

Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam

melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan ini antara lain :

 Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar

program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas,

 Menyusun program sekolah untuk satu tahun,

18
 Menyusun jadwal pelajaran,

 Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan

pengajaran,

 Mengatur kegiatan penilaian,

 Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,

 Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar sisawa,

 Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,

 Merencanakan pengadaan,

 Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah

dan alat-alat pelajaran.

2) Pengelolaan kepegawaian

Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-

urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan

kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota

staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalamgan anggota staf

sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan

hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah

penerapan kode etik jabatan.

3) Pengelolaan kemuridan

Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan

penyelenggaraan murid baru, pembagian murid atas tingkat-

19
tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping),

perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi),

penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi

murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,

penyelenggaraan testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan

laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan

organisasi siswa, masalah absensi dan sebagainya.

4) Pengelolaan gedung dan halaman

Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan

pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan,

rahabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah,

keindahan perlengkapan dan alat-alat material sekolah,

keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang

berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat

bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat

permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah,

perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi

sekolah, dan alat-alat komunikasi.

5) Pengelolaan keuangan

Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusan gaji

guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi

sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid,

20
usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan

dan perayaan serta keramaian.

6) Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat

Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat

termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat menciptakan

kerjasama antara sekolah-rumah-dan lembaga-lembaga sosial.

 Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam bidang supervise

Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan,

pengawan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan

dengan teknis penyelenggaraan pendidikan pengajaran yang berupa

perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk

dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara lain :

• Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara

jelas tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai

dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.

• Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih

jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.

• Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi

setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-

21
masing dan selanjutnya mendorong mereka untuk terus

mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.

• Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah

berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah

dicapai.

 Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan

Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina

dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara

sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif

dan efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk saling

pengertian antara sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-

lembaga, saling membantu santara sakolah dan masyarakat karena

mengetahui manfaat dan pentingnya peranan masing-masing, dan

kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang

ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung-jawab atas

suksesnya pendidikan di sekolah. Kepala sekolaj juga tidak saja

dituntut untuk melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tatapi ia

juga harus mampu menjalin hubungan kerjasama dengan

masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta didik secara

optimal. Kepala sekolah dapat menerima tanggung jawab tersebut,

namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimana ia dapat

menyumbang ke arah perbaikan program pengajaran.

22
Berdasarkan uraian diatas sebagai seorang pemimpin kepala

sekolah harus dapat membimbing, mengarahkan dan mendorong

para guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencapai tujuan

sekolah.

b. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah dapat disimpulkan sebagai

upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mempengaruhi dan

memberdayakan seluruh sumber daya di sekolah untuk mencapai visi

dan misi sekolah secara efektif dan efisien.

Dalam menjalankan kepemimpinananya, seorang kepala

sekolah memiliki standart pekerjaan yang harus dilakukan. Mulyasa

menjelaskan bahwa kepala sekolah harus melakukan perannya sebagai

pimpinan dengan menjalankan fungsi sebagai berikut : (a) kepala

sekolah sebagai educator (pendidik); (b) kepala sekolah sebagai

manajer; (c) kepala sekolah sebagai administrator; (d) kepala sekolah

sebagai supervisor; (e) kepala sekolah sebagai leader (pemimpin); (f)

kepala sekolah sebagai inovator; dan (g) kepala sekolah sebagai

motivator. Kemudian fungsi-fungsi tersebut sering disingkat dengan

23
EMASLIM (educator, manajemen, administrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator)10.

3. Disiplin Kerja

Menurut Rivai & Sagala disiplin kerja adalah suatu alat yang

digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar

mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku dan untuk meningkatkan

kesadaran juga kesediaan seseorang agar menaati semua peraturan dan

norma sosial yang berlaku di suatu perusahaan11.

Harlie mengemukakan disiplin kerja pada hakekatnya adalah

bagaimana menumbuhkan kesadaran bagi para pekerjanya untuk

melakukan tugas yang telah diberikan, dan pembentukan disiplin kerja

ini tidak timbul dengan sendirinya12.

Menurut Hasibuan mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku13.

10
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, hal 97
11
Rivai Veithzal danElla Sagala, 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali
Pers. Jakarta, hal 825
12
Harlie, M. 2010. ”Pengaruh Disiplin kerja, Motivasi dan Pengembangan Karier Terhadap Kinerja
Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintah Kabupaten Tabalong di Tanjung Kalimantan Selatan”.Jurnal
Manajemen dan Akuntansi.Vol. 11 No. 2, Oktober 2010; hal 117
13
H. Malaya S.P. Hasibuan, 2007, Manajemen Suber Daya Manusia, Jakarta : Cetakan 9. PT. Bui
Aksara, hal 193

24
Penerapan sikap disiplin kerja harus diberlakukan secara adil dan

mencakup keseluruhan pegawai tanpa kecuali dan begitu pun pada

tindakan sanksi atau hukuman bagi pegawai yang melanggar aturan

dalam disiplin kerja. Aturan dalam disiplin kerja memiliki bermacam-

macam bentuk.jenis disiplin kerja dalam organisasi ada dua yaitu :

1) Disiplin preventif.

Disiplin bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong

pada pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan

memenuhi standar yang telah ditetapkan yang artinya melalui

kejelasan dan penjelasan tentang pola, sikap, tindakan dan perilaku

yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan

pencegahan jangan sampai para pegawai berperilaku negatif.

Keberhasilan penerapan disiplin preventive terletak pada pribadi

para anggota organisasi.

2) Disiplin Korektif.

Disiplin korektif adalah jika pegawai yang nyata-nyata telah

melakukan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan yang berlaku atau

gagal memenuhi standar yang telah ditetapkan, kepadanya dikenakan

sanksi disipliner dan berat atau ringannya suatu sanksi tentunya

tergantung pada bobot pelanggaran yang telah terjadi.Pengenaan

sanksi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hirarki, artinya

pengenaan sanksi diprakarsai oleh atasan langsung pegawai yang

25
bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan

keputusan akhir pengenaan sanksi tersebut diambil oleh pejabat

pimpinan yang berwewenang.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa disiplin kerja

adalah kesadaran atau kesediaan seseorang untuk menaati aturan

atau melaksanakan tugas dengan penuh kesadaran.

Sedangkan disiplin kerja kepala sekolah adalah kesadaran atau

kesediaan kepala sekolah untuk menaati aturan atau melaksanakan

tugas dengan penuh kesadaran untuk keberhasilan sekolah.

Indikator disiplin menurut Singgih D. Gunarsa adalah, tepat waktu,

tegas dan bertanggungjawab14. Dari ciri-ciri tersebut, dapat dijelaskan

yaitu sebagai berikut:

a. Jujur

Jujur menurut Cece Wijaya adalah tulus ikhlas dalam

menjalankan tugasnya sebagai guru, sesuai dengan peraturan yang

berlaku, tidak pamrih dan sesuai dengan norma-norma yang

berlaku15.

Seorang yang jujur selalu menepati janji, tidak cepat

mengubah haluan, teliti dalam melaksanakan tugas, berani mengakui


14
Gunarsa, D. Singgih. Y.Ny, Gunarsa D. Singgih. 1995. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
Jakarta: Gunung Mulia, hal 56
15
Wijaya, Cece & Tabrani Rusyan.1994. Kemampuan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja rosdakarya, hal 17

26
kesalahan dan kekurangan sendiri dan selalu berusaha agar

tindakannya tidak bertentangan dengan perkataannya Ngalim

Purwanto16.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa jujur

adalah sifat benar dapat dipercaya baik dalam perkataan maupun

dalam perbuatan dan dapat menjaga kepercayaan orang lain yang

dibebankan kepadanya.

Sifat jujur sudah seharusnya dimiliki oleh guru, dan diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, di rumah dan masyarakat.

Selain itu sifat jujur harus diterapkan dalam pembelajaran. Artinya,

apa yang ia sampaikan kepada siswa selalu ia amalkan dalam

kehidupannya. Selain itu juga guru harus jujur dalam menyampaikan

ilmunya. Artinya, ia harus mengatakan yang benar itu benar dan

yang salah itu salah.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa kejujuran bagi

seorang guru mutlak dibutuhkan, guru yang tidak jujur akan

merugikan siswa dan lembaga pendidikan tempat ia mengajar.

Apabila sifat jujur sudah dimiliki oleh guru berarti ia memiliki sikap

disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

pengajar dan pendidik.

16
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal 14

27
b. Tepat Waktu

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Poerwadarminta tepat

mengandung arti: 1) Betul, lurus, kebetulan benar; 2) Kena benar; 3)

Tidak ada selisih sedikitpun; 4) Betul, cocok dan 5) Betul mengena.

Sedangkan waktu dalam kamus besar Bahasa Indonesia saat tertentu

untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian tepat waktu dalam

mengajar berarti suatu aktivitas mengajar yang dilakukan sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan atau sesuai dengan aturan17.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

ketepatan waktu berada di sekolah untuk setiap guru merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh hasil yang baik, baik untuk

dirinya sendiri maupun untuk siswa. Sikap untuk selalu hadir setiap

waktu ini adalah suatu tanda kedisiplinan untuk guru dalam

mengajar.

Disiplin waktu bagi guru dalam mengajar merupakan hal yang

sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa dalam belajar. Seorang

guru harus menjadi suri tauladan bagi setiap siswanya, maka dengan

demikian setiap siswa akan termotivasi untuk dapat belajar lebih giat

lagi. Kalau setiap guru tidak disiplin waktu dalam mengajar atau

17
Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, hal 55
dan 1140

28
selalu terlambat, maka bagaimana guru itu dapat menjadi suri

tauladan bagi setiap siswanya.

Kalau guru sudah dapat disiplin dalam hal mengajar, maka

siswanya akan termotivasi dengan baik dan akhirnya prestasinyapun

akan baik, tetapi sebaliknya jika guru tidak disiplin waktu dalam

mengajar mungkin siswanya malas untuk mengikuti pelajaran, maka

hasilnyapun akan jelek. Dengan demikian seorang guru dituntut

untuk disiplin dalam hal waktu mengajar agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

c. Tegas

Poerwadarminta mengemukakan dalam kamus besar Bahasa

Indonesia bahwa tegas mengandung arti: 1) jelas dan tenang benar,

nyata; 2) tentu dan pasti (tidak ragu-ragu atau tidak samar-samar dan

3) jelas18.

Setiap guru hendaknya memiliki sikap tegas, karena dengan

memiliki sikap inisetiap siswa akan patuh dan taat untuk dapat

belajar dengan baik, guru yang tegas akan mendorong siswa pada

perbuatan yang baik dan menegur siswa apabila melakukan hal-hal

yang melanggar aturan.

18
Poerwadarminta. 1985, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakatra, hal 913

29
d. Tanggung jawab

Seorang guru harus yakin bahwa pada haekekatnya mengajar

atau mendidik adalah amanat yang sangat suci dan mulia yang

diberikan oleh Allah SWT. Dengan demikian seorang guru benar-

benar menyadari dan menjalankan amanat tersebut dengan penuh

rasa tanggung jawab.

Setelah timbulnya rasa tanggung jawab pada diri seorang guru,

maka akan tumbuh pula dalam diri seorang guru rasa disiplin akan

haknya yaitu menjalankan tugas. Adapun tugas dan tanggung jawab

seorang guru adalah mengajar dan mendidik, dengan demikian guru

bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses belajar mengajar.

Apabila proses belajar mengajar dapat dicapai dengan baik, maka

guru dapat dikatakan bertanggung jawab19.

4. Kinerja Guru

a. Kinerja

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja

(performance). Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara bahwa

istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai

seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

19
https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/disiplin/ di akses pada tanggal 6 Desember
2019 pukul 19.03 WIB

30
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya20.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja di artikan sebagai

cara, perilaku, dan kemampuan seseorang Poerwadarminta21. Menurut

Kane kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, seperti bakat

atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau

kemampuan itu sendiri22. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa

kinerja merupakan perwujudan darikemampuan dalam bentuk karya

nyata.Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan diartikan sebagai hasil

yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi jabatan dalam periode

waktu tertentu.

Anwar Prabu Mangkunegara mengungkapkan bahwa istilah

kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

(prestasi kerja atau prestasi sesungghnya yang dicapai oleh

seseorang)23.

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance atau prestasi sesungguhnya yang di capai oleh seseorang.

Pengertian kinerja/prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

20
A.A Anwar Prabu Mangkunegara.(2005). Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, hal 67
21
Poerwadarminta, W.J.S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, hal 598
22
Kane, J.S. (1986). Performance distribution assessment. Dalam Berk, R.A. (Eds), Performance
assessment, Baltimore: The Johns Hopkins University Press, hal 237
23
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya, hal 67

31
kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan

fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Menurut

Rivai dan Basri kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan

seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas di bandingkan dengan berbagai kemungkinan,

seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kinerja yang telah

ditentukan terlebih dahulu telah ditentukan terlebih dahulu telah

disepakati bersama24.

Menurut Notoatmodjo bahwa kinerja tergantung pada


kemampuan pembawaan (ability), kemampuan yang dapat
dikembangkan (capacity), bantuan untuk terwujudnya performance
(help), insentif materi maupun non materi (incentive) lingkungan
(environment) dan evaluasi (evaluation). Kinerja dipengaruhi oleh
kualitas fisik individu (ketrampilan dan kemampuan, pendidikan dan
kesereasian) lingkungan (termasuk insentif dan non insentif) dan
teknologi.
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah nilai prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun

kuantitas yang dicapai seseorang persatuan periode waktu dalam

melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

b. Guru

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

menjelaskan tentang guru :

24
Basri¸ A. F. M., dan Rivai¸ V.2005. Performance appraisal. Jakarta: PT Raja. Grafindo Persada, hal.
50.

32
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur formal,

pendidikan dasar, dan menengah”.

Pengertian guru adalah orang yang mendidik, mengadakan

pengajaran, memberi bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau

non fisik, memberikan penilaian, dan melakukan evaluasi berkala

berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta didik25.

Guru dikatakan sebagai pendidik, menurut Undang-undang No.

20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XI Pasal 39 ayat 2,

dinyatakan bahwa pendidik profesional yang ebrtugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan. Menurut UU No. 14 tahun 2004 tentang Guru dan

Dosen, yang disebut guru adalah pendidik professional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan menevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dari dua undang-undang tersebut jelas bahwa guru merupakan

seorang tenaga kependidikan yagn professional berbeda pekerjaannya

dengan yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka

25
https://salamadian.com/pengertian-guru, diakses tgl 5 Oktober 2019, pukul 10.56

33
dibutuhkan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya menurut Tabrani Rusyan26.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah

semua orang yang mempunyai keahlian khusus dalam mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi

peserta didik serta mempunyai jabatan profesional di mana dia

mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap peserta didiknya.

c. Kinerja Guru

1) Pengertian Kinerja Guru

Menurut Rivai kinerja merupakan terjemahan dari kata

performance yang didefinisikan sebagai hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu

untuk melaksanakan tugas dibandingkan dengan

berbagaikemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau

sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

disepakati bersama27.

Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005

Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa

standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalnya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,

26
A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Karya),
hal 5
27
Veithzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal 14

34
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang

diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk

kinerja guru.

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau

prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan

kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal)

dengan siswanya.

2) Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dapat dipengaruhi beberapa faktor. Malthis dan Jackson

menjabarkan ada beberapa faktor yagn mempengaruhi kinerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja

adalah :

- Kemampuan mereka

- Motivasi

- Dukungan yang diterima

- Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan

35
- Hubungan mereka dengan orgnaisasi28.

Menurut Mulyana sedikitnya ada sepuluh faktor yagn

meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal

yaitu29 :

1. Dorongan untuk bekerja

2. Tanggung jawab terhadap tugas

3. Minat terhadap tugas

4. Penghargaan terhadap tugas

5. Peluang untuk berkembang

6. Perhatian dari kepala sekolah

7. Hubungan internasional dengan sesama guru

8. MGMP dan KKG

9. Kelompok diskusi terbimbing

10. Layanan perpustakaan.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-

faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan

antara lain :

(1) tingkat kesejahteraan (reward system);

(2) lingkungan atau iklim kerja guru;

(3) desain karir dan jabatan guru;

28
Mathis.L.Robert dan Jackson.H.John. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Buku
kedua, hal. 82
29
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 227

36
(4) kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri;

(5) motivasi atau semangat kerja;

(6) pengetahuan;

(7) ketrampilan dan

(8) karakter pribadi guru.

3) Penilaian Kinerja Guru

Penilaian Kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan

untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan

tingkat kinerja guru yang lainnya atau di bandingkan dengan

standar yang telah di tetapkan. Hani Handoko menjelaskan bahwa

“penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses

melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai

prestasi kerja karyawan”. Penilaian kinerja pada dasarnya

merupakan faktor kunci untuk mengembangkan suatu organisasi

secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program

yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam

organisasi30.

Ada berbagai model instrumen yang dapat di pakai dalam

penilaian kinerja guru. Namun ada 2 model yang paling sesuai dan

dapat dipergunakan sebagai instrument utama, yaitu skala penilaian

dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur


30
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 135

37
penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku

dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau

nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi

yang alami sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah laku guru

dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan

observasi.

Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat

keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok

mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Bagi

para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang

berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan

potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting

arti dan perannya dalam pengambilan keputusan.

4) Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah

karena dengna penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaan

dari standar, ukuran atau kinerja yagn telah di tetapkan sekolah.

Sehingga kelemahan-kelemahan yang terdapat dalamseorang guru

dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik kepada guru

tersebut. Mangkupawira mengemukakan manfaat dari penilaian

38
kinerja karyawan adalah (1)perbaikan kinerja; (2) penyesuaian

kompensasi; (3) keputusan penetapan, (4) kebutuhan pelatihan dan

pengembangan; (5) perencanan dan pengembangan karir; (5)

perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisensi proses

penempatan staf; (7) ketiakakuratan informasi; (8) kesalahan

rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10)

tantangan-tantangan eksternal; (11) umpan balik pada SDM31.

Sedangkan Mulyasa menjelaskan manfaat penelitian tenaga

pendidikan yaitu “Penialian tenaga pendidikan biasanya difokuskan

pada prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan

sekolah32. Penilaian ini tidak hanya penting abagi sekolah tetapi

juga penting utnuk tenaga kependidikan yagn bersngkutan. Bagi

para tenaga kependidikan, penilain berguna sebagai umpan balik

terhadap berbagai hal yaitu kemampuan, keteitian, kekurangan dan

potensi yang pada gilirannnya bermanfaat utnuk menentukan

tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil

penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting dalam

mengambil keputusan berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan

program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan,

31
Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung, hal. 224.
32
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya, hal 157

39
promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan proses

pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penilaian

kinerja penting di lakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan

kinerj aguru itu sendiri maupun utnuk sekolah dalam hal menyusun

kembali rencana atau strategi batu untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Penilaian dilakukan utnuk memeberikan

masukan bagi guru dalam memperbaiki kinerja guru, guru dapat

menjalankan pembelajaran sefektif mungkin untuk kemajuan

peserta didik dan kemajuan guru sendiri menjadi guru yang

profrsional.

5. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Disiplin Kerja Kepala

Sekolah terhadap Kinerja Guru

Keberhasilan pendidikan di suatau sekolah ditentukan oleh beberapa

komponen pendukung salah satunya adalah guru. Guru merupakan

komponen utama yang menentukan keberhasilan dan kualitas pendidikan

disekolah. Hal ini menuntut guru untuk senantiasa meningkatkan kinerja

sebagai tenaga pendidikan. Oleh karena itu, kinerja guru dapat di artikan

sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan guru dalam

melaksanakan tugasnya, dijelaskan bahwa kinerja guru tidak hanya

ditunjukkan oleh hasil kerja, akan tetapi juga ditunjukkan oleh perilaku

dalam bekerja yaitu disiplin kerja.

40
Berdasarkan uraian diatas, kepemimpinan kepala sekolah dan

disiplin kerja kepala sekolah merupakan faktor yang diduga berpengaruh

dalam upaya meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan

tenaga kependidikan, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan

prasarana. Disiplin kerja merupakan kesadaran dan kesediaan untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya di sekolah.Seorang guru harus

memiliki kedisipilanan yang tinggi untuk meninggatkan kinerjanya

sebagai guru. Dengan disiplin kerja tentu akan terwujud apa yang

menjadi rencana guru dalam melaksanakan pembelajarannya.

Dari uraian diatas di simpulkan bahwa kepemimpinan kepala

sekolah, dan disiplin kerja merupakan faktor yang berpengaruh dalam

meningkatkan kinerja guru.Kepala sekolah bertanggung jawab atas

terselenggaranya pendidikan, administrasi sekolah, Pembina tenaga

kependidikan, dan pemeliharaan sarana prasarana.Kepala sekolah harus

berupaya untuk meningkatkan disiplin kerja dan kinerja guru.

F. PERUMUSAN HIPOTESIS

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka dan

kerangka pikir yang telah ditemukakan, maka hipotesis penelitian uji dapat

dirumuskan sebagai berikut:

41
Ada pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan

disiplin kerja pegawai terhadap kinerja Guru di SMP Negeri 1 Menden

Kabupaten Blora.

Kepemimpinan Kinerja guru

Disiplin Kerja Kinerja guru

Kepemimpinan

Kinerja guru

Disiplin Kerja

G. DEFINISI KOSEPSIONAL

Definisi konsepsional merupakan batasan terhadap masalah-masalah

variabel yang dijadikan pedoman dalam penelitian sehingga akan memudahkan

dalam mengoperasionalkannya di lapangan. Untuk memahami dan

memudahkan dalam menafsirkan banyak teori yang ada dalam penelitian ini,

maka akan ditentukan beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan

yang akan diteliti, antara lain :

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan,

42
mengarahkan, mengkoordinasi, serta membujuk orang lain/anggota

suatu kelompok/organisasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

b. Disiplin Kerja Kepala Sekolah

Disiplin kerja kepala sekolah adalah kesadaran atau kesediaan

kepala sekolah untuk menaati aturan atau melaksanakan tugas dengan

penuh kesadaran untuk keberhasilan sekolah.

c. Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja

yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola

kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina

hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

H. DEFINISI OPERASIONAL

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat

dan masing-masing variabel akan meneliti sejumlah subvariabel. Secara rinci

mengenai variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi terhadap sesuatu gejala.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) yang meliputi :

a. Kepribadian (personality)

43
b. Kemampuan (ability)

c. Kesanggupan (capability)

2) Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X2) yang meliputi :

a. Jujur

b. Tepat waktu

c. Tegas

d. Tanggung jawab

2. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi segala sesuatu adapun yang

menjadi variabel terikat (Y) adalah kinerja Guru yakni kompetensi guru

yang meliputi :

a. Perencanaa pembelajaran

b. Pelaksanaan pembelajaran

c. Evaluasi pembelajaran

d. Membina hubungan antar pribadi siswa

I. METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan serangkain langkah-langkah yang dilakukan

secara terencana dan sistematos dalam usaha mendapatkan jawaban terhadap

masalah yang dihadapi dengan menggunakan cara-cara atau teknik-teknik

tertentu.

44
Menurut Koentjoroningrat) metode penelitian asalah suatu cara kerja untuk

memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan 33. Berdasarkan

uraian di atas mengenai metodologi penelitian akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Tipe Penelitian

Untuk menentukan tipe penelitian yang akan digunakan perlu diketahui

macam-macam tipe penelitian. Menurut Masri Singarimbun ada 3 tipe

penelitian yaitu:

a) Penelitian Ekspoloratif (penjajagan)

Penelitian penjajagan atau eksploratif bersifat terbuka, masih mencari-

cari pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu

tipis dapat melakukan studi deskriptif.

b) Penelitian Diskriptid (penggambaran)

Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk melakukan penggambaran yang

cermat terhadap fenomena sosial tersebut, peneliti tentang masalah yang

akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan study diskriptif.

c) Penelitian Explanatory (Penjelasan)

Explanatory Research atau penelitian penjelasan dimaksudkan untuk

penelitian pengujian hipotesa, dengan data peneliti menjelaskan

hubungan korsal antara variabel-variabel melalui pengajuan hipotesa.

Dalam penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan adalah tipe

33
Koentjaraningrat.1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.Gramedia. Jakarta, hal. 42

45
explanatory. Karena penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis

hubungan antar variabel dan menguji hipotesis.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Menurut pendapat Sugiyono mengatakan : “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya”34.

Populasi dalam peneliti ini adalah seluruh guru SMP Negeri 1 Menden

Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora sebanyak 36 orang. baik itu guru

yang defenitif mengajar di SMP Negeri 1 Menden ataupun guru yang

mencari tambahan pemenuhan 24 jam pelajaran.

b. Sampel

Guru seluruh SMP Negeri 1 Menden adalah 36 guru PNS dan Non

PNS. Berdasarkan jumlah tersebut maka untuk dalam penelitian ini

pengambilan sempel digunakan teknik sensus. Sensus adalah cara

pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu

persatu35. Jadi seluruh guru PNS dan Non PNS SMP Negeri 1 Menden

dijadikan responden.

3. Sumber Data
34
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, hal 67
35
https://elmapurba.wordpress.com/2015/03/22/statistik/, di akses pada tanggal 7 Desember 2019,
pukul 11.15 WIB.

46
Sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data kuisioner untuk

variabel kepemimpinan kepada dengan angket yang berisi beberapa

daftar pertanyaan. Disiplin kerja pegawai dapat dilihat dari kuisioner

disiplin kerja pegawai. Sedangkan kinerja guru dapat dilihar dari

kuisioner kinerja guru. Adapun jumlah responden adalah 36 guru SMP

Negeri 1 Menden Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora yang terdiri

dari guru pns dan non pns baik yang guru induk maupun guru non induk

di SMP Negeri 1 Menden.

b) Sumber data sekunder yakni data yang diperoleh melalui laporan-

laporan/ buku-buku/ catatan-catatan yang berkaitan erat dengan

permasalahan yang diteliti dan teramati oleh peneliti, diantaranya segala

kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pembelajaran dan

perkantoran.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penelitian ini, digunakan cara studi

kepustakaan, penelitian terhadap dokumen-dokumen, observasi dan

wawancara dengan pegawai.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik sebagai berikut :

a) Observasi terhadap kinerja pegawai

Adalah pengamatan langsung di SMP Negeri 1 Menden Kecamatan

Kradenan Kabupaten Blora. Merupakan cara untuk memperoleh data

47
primer, yaitu teknik pengumpulan informasi secara langsung pada saat

proses penelitain sedang berjalan.

b) Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder, yakni dengan

cara menelaah dokumen dan kepustakaan yang dikumpulkan dari

berbagai dokumen seperti : peraturan perundang-undangan, arsip, laporan

dan dokumen lainnya.

c) Wawancara

Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara tanya jawab sambil bertatap muka antara di penanya atau

pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang

dinamakan panduan wawancara yaitu Questionaire. Questionaire

tersebut peneliti lengkapi dengan berbagai alternatif jawaban, hal ini

mempermudah bagi responden untuk menjawab.

d) Documentary Research

Teknik pengumpulan data dengan cara membuat monograf, dokumen dan

literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini berupa laporan

bulan dan laporan tahunan.

5. Skala Pengukuran

48
Skala pengukuran merupakan pedoman pemberian nilai kepada

jawaban pertanyan yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yang

diperlukan dalam pengujian hipotesa, ada berbagai macam pengukuran yaitu

a. Skala Nominal

Dalam skala ini ada asumsi tentang jarak maupun urutan antar kategori.

b. Skala Ordinal

Skala ini menggunakan responden dari tingkat paling rendah ke tingkat

paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang

dimiliki oleh masing-masing responden.

c. Skala Interval

Skala ini tidak semata-mata mengurutkan orang atau obyek berdasarkan

suatu atribut, tapi juga memberikan informasi tentang interval satu orang

dengan obyek lain.

d. Skala Rasio

Merupakan interval yang jaraknya tidak dinyatakan dalam perbedaan

angka rata-rata suatu kelompok, tetapi dengan titik nol. Adapun skala

pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal yang

menunjukkan bahkan semakin tinggi score merupakan indikasi sikap

positif, sedangkan nilai yang rendah menunjukkan sikap sebaliknya.

Sedangkan skala Likert dalam penelitian ini menyediakan 4 alternatif

jawaban dengan memberikan skor stau jawaban yang penulis ajukan,

diantaranya:

49
A. Kategori jawaban yang sangat mendukung di beri skor 4

B. Kategori jawaban yang cukup mendukung di beri skor 3

C. Kategori jawaban yang kurang mendukung di beri skor 2

D. Kategori jawaban yang tidak mendukung di beri skor 1

Selanjutnya untuk mengetahui persentasi dari jawaban

responden dapat dilakukan dengan analisis persentasi dengan rumus:

Rumus pengukurannya adalah :

Skor yang di capai


Nilai = x 100 %
Skor yang diharapkan

Kemudian nilai yang diperoleh dikategorikan kedalam

beberapa golongan atau tingkatan sebagai berikut :

- 75 % - 100 % = Dikategori tinggi

- 50 % - 74,99 % = Dikategori sedang

- 25 % - 49,99 % = Dikategori rendah

- 0 % - 24,99 % = Dikategori sangat rendah

e. Teknik pengolahan dan Analisi Data

1) Teknik Pengolahan Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul lengkap, selanjutnya

adalah mengolah data, adapun tahapan-tahapan yang dilalui dalam

pengolahan data adalah :

50
a) Editing yaitu kegiatan meneliti kembali kelengkapan dan kebenaran

yang diperoleh dari responden sehingga data tersebut benar-benar

valid dan relevan dengan permasalahan.

b) Coding yaitu kegiatan untuk memberikan data dan menyusun kode-

kode tertentu pada data yang diperoleh dan sekaligus memberi skor

untuk mempermudah analisa.

c) Tabulating adalah memasukkan data kedalam tabel-tabel dan

mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam

berbagai kategori.

2) Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Analisis Kuantitati adalah analisa data yang digunakan untuk

mengolah data yang berbentuk angka dengan menggunakan

perhitungan rumus statistik.

b) Analisis Kualitatif adalah analisa data yang digunakan untuk

mengolah data yang sifatnya tidak dapat diukur dengan angka atau

bukan berbentuk angka melainkan pernyataan-pernyataan.

6. Pengujian Hipotesis

Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel yang

ada yaitu “Apakah ada Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Disiplin Kerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1

Menden Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora?”. Diperlukan untuk

51
memastikan bahwa kuisioner yang digunakan untuk penelitian mampu

mengukur variabel penelitian dengan baik. Pada penelitian ini menggunakan

teknik korelasi Product Moment yang merupakan statistik nonparametik.

Korelasi ini digunakan pada data sama yaitu sekurang-kurangnya data

ordinal. Kelebihan teknik ini bila digunakan menganalisis sampel yang

jumlahnya lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien

korelasi parsial.

a. Untuk menguji pengaruh kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan

Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X 2) terhadap kinerja Guru SMP Negeri 1

Menden Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora (Y) menggunakan

korelasi product moment sebagai berikut :

Jadi untuk dapat menghitung korelasi ganda, maka harus dihitung

terlebih dahulu korelasi sederhananya dulu melalui korelasi Product

Moment.

N . XY −(X )(Y )
rxy=
√¿ ¿ ¿

rxy = koefisien korelasi r pearson

N = jumlah sampel/observasi
X = variabel bebas

Y = variabel terikat

Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen

52
secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Rumus

korelasi ganda dua variabel adalah sebagai berikut :

rx 1 x 2 y =√ ¿¿

Dimana :

R y x1 x2 = korelasi antara variabel x 1 dengan x 2 secara bersama-sama

dengan variabel Y.

r ❑yx 1 = korelasi product moment antara x 1 dengan Y

r ❑yx 2 = korelasi product moment antara x 2 dengan Y

r x1 x2 = korelasi product moment antara x 1 dengan x 2.

Hasil R y x1 x2= ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel untuk

mengetahui taraf siginifikan adalah sebagai berikut :

rh ≥ rt 1 % = sangat signifikan

rh ≥ rt 5 % = signifikan

b. Pengujian Hipotesa dengan F test

r 2 x 1 x 2 y N−k−1
F= .
1−r 2 x 1 x 2 y k

Keterangan :

r 2x1 x2 = koefisien korelasi (kuadrat)

N = Jumlah Responden

K = Jumlah Prediktor (Variabel X)

53
7. Kofisien Determinan

Kofisien determinasi digunakan untuk menyatakan seberapa besar

pengaruh variable X terhadap variable Y. rumus koefisien determinasi :

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD = nilai koefisien determinasi

r = nilai koefisien korelasi

BAB II

GAMBARAN UMUM PENELITIAN

54
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran umum SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora adalah sebuah Sekolah

Menengah Pertama yang berlokasi di Desa Mendenrejo Kecamatan

Kradenan Kabupaten Blora tepatnya di Dukuh Goito RT 01 RW 01.

Berjarak 500 m di sebalah barat dari Kantor Kecamatan Kradenan.

Berjarak sangat jauh dengan Ibukota Kabupaten Blora yaitu sekitar 42

KM.

SMP Negeri 1 Menden adalah sekolah Neg eri pertama yang didirikan

di Kecamatan Kradenan yaitu tahun 1983 tepatnya Tahun Pelajaran

1983/1984. SMP Negeri 1 Menden di bawah naungan Dinas Pendidikan

dengan SK Pendirian Sekolah : 0472/O/1983 Tanggal SK : 11-07-1983.

Dengan keseluruhan luas lahan 20.949 M2. diresmikan oleh Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, sejak beroperasinya SMP Negeri 1 Menden

sampai saat ini sudah berusia kurang lebih 36 tahun. 36 tahun adalah usia

yang sangat cukup untuk menunjukkan keeksisanya di bidang pendidikan

di wilayah Kecamatan Kradenan. Apalagi SMP Negeri 1 Menden

merupakan sekolah pertama yang berstatus Negeri. di wilayah Kecamatan

Kradenan terdapat 4 sekolah setingkat SMP/MTs yang terdiri dari 2

sekolah yang berstatus Sekolah Negeri, dan 2 Sekolah yang berstatus

SMP/MTs Swasta.

55
Gambar II.1. Papan Nama Sekolah

Gambar II.2. Prasasti Peresmian SMP Negeri 1 Menden

2. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora

a. Visi Sekolah

Iman kuat, prestasi dan keluhuran budi pekerti meningkat

56
b. Misi Sekolah

1) Menjalankan ibadah sesuai agama yang dianutnya dengan

toleransi terhadap agama lain.

2) Berusaha meningkatkan prestasi dan ketrampilan siswa dengan

mengefektifkan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

3) Menanamkan kesadaran moral dan akhlak yang mulia.

4) Menciptakan suasana yang kondusif untuk keefektifan seluruh

kegiatan sekolah.

5) Mengembangkan budaya kompetitif bagi peningkatan prestasi

siswa.

6) Mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas

kependidikan dan keguruan.

7) Melestarikan dan mengembangkan bidang olahraga, seni dan

budaya.

8) Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air dan bangsa.

3. Struktur Organisasi Sekolah

Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Menden yang dipimpin oleh

seorang Kepala Sekolah. Kepala Sekolah di bantu oleh guru yang d tunjuk

sebagai Wakil Kepala Sekolah serta Urusan-urusan lain yang ada di

Sekolah seperti Urusan Kurikulum, Urusan Humas, Urusan Sarpas, Urusan

Kesiswaan, Guru Mata Pelajaran, dan juga Wali Kelas. Disamping itu ada

57
juga pembagian Tugas Tata Usaha dan Komite Sekolah. Adapun struktur

organisasi di SMP Negeri 1 Menden seperti pada gambar d bawah ini :

Gambar II.3.

Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Menden

Sumber : Permendikbud Nomor 01 Tahun 2012

Agar pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing jabatan

di SMP Negeri 1 Menden sesuai struktur organisasi sekolah dapat di

jelaskan sebagai berikut :

11. Fungsi dan Tugas Pengelola Sekolah menurut Jabatan SMP Negeri 1

Menden Kabupaten Blora.

a. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah

58
Kepala Sekolah tertugas dan berfungsi sebagai educator, manajer

administrator dan supervisor, pemimpin, innovator, motivator.

1) Kepala Sekolah sebagai Edukator

Bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan

efisien.

2) Kepala Sekola sebagai Manajer

- Menyusun perencanaan

- Mengorganisasikan kegiatan

- Mengarahkan kegiatan

- Mengkoordinasikan kegiatan

- Melaksanakan pengawasan

- Melakukan evaluasi terhadap kegiatan

- Menentukan kebijakan

- Mengadakan rapat

- Mengambil keputusan

- Mengatur proses belajar mengajar

- Mengatur administrasi ketatausahaan, siswa, ketenagaan,

sarana prasarana, keuangan/RAPBS.

- Mengatur Organsasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

- Mengatur hubungan sosial dengan masyarakat dan instansi

terkait.

59
3) Kepala Sekolah sebagai Admnistrator

Bertugas menyelenggarakan semua administrasi di sekolah.

4) Kepala Sekolah sebagai Supervisi.

Bertugas menyelenggarakan supervisi di bidang :

- Proses belajar mengajar.

- Kegiatan bimbingan dan konseling.

- Kegiatan ekstra kurikuler.

- Kegiatan ketatausahaan

- Kergiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait.

- Sarana dan Prasarana

- Kegiatan OSIS.

- Kegiatan 7K.

5) Kepala Sekolah sebagai Pemimpin.

- Dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab.

- Memahami kondisi guru, karywan dan siswa.

- Memiliki visi dan memahami misi sekolah.

- Mengambil keputusan dan urusan intern dan ekstern.

- Membuat, mencari dan memiliki gagasan baru.

6) Kepala Sekolah sebagai Inovator.

Melakukan pembaharuan di bidang : KBM, BK, Ekstra

Kurikuler dan Pengadaan :

60
- Mengadakan pembinaan guru dan karyawan.

- Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya I

Komite Sekolah dan Masyarakat.

7) Kepala Sekolah sebagai Motivator

- Mengatur ruang kantor yang kondusif untuk bekerja.

- Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK.

- Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk belajar.

- Mengatur ruang perpustakaan yagn konduktif untuk belajar.

- Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesame guru dan

karyawan.

- Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara sekolah

dan lingkungan.

- Menerapkan prinsip pegnhargaan dan hukuman.

2. Fungsi dan Tugas Wakil Kepala Sekolah

Wakil Sepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-

kegiatan :

a. Menyusun perencanaan, membuat program kegiatan dan

pelaksanaan program.

b. Perngorganisasian.

c. Pengarahan.

d. Ketenagaan.

61
e. Pengkoordinasi

f. Pengawsan.

g. Penilaian.

h. Indentifikasi dan Pengumpulan daa.

i. Penyusunan laporan.

4. Fungsi dan Tugas Pembantu Kepala Sekolah Urusan Kurikulum.

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.

b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

c. Mengatur penyusunan program pengajaran, program satuan

pelajaran dan persiapan mengajar, penjabaran dan penyusunan

kurikulum.

d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.

e. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas,

kriteria kelulusan dan laporan kemajuan belajar siswa serta

pembagian raport dan STTB.

f. Mengatur pelaksanaan proram perbaikan dan pengajaran.

g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

h. Megnatur pengembangan MGMP dan Koordinator Mata Pelajaran.

i. Mengatur mutasi siswa.

j. Mengatur supervise administrasi dan akademis.

k. Menyusun laporan.

5. Fungsi dan Tugas Pembantu Kepala Sekolah urusan Bidang Kesiswaan.

62
a. Mengatur program ddan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

b. Mengatur dan emngkoordinasi pelaksanaan 7K.

c. Mengatur dan membina program kegiatan OSIS : meliputi

Pramuka, PMR, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), UKS, Patroli

Keamanan Sekolah dan Paskibraka.

d. Mengatur program pesantren kilat.

e. Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilohan siswa teladan

sekolah.

f. Menyelenggarakan cerdas cermat, olah raga prestasi.

g. Menyeleksi calon yang diusulkan mendapatkan beasiswa.

6. Fungsi dan Tugas Pembantu Kepala Sekolah urusan Bidang Sarana dan

Prasarana.

a. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang

proses belajar mengajar.

b. Merencanakan program pengadaaanya.

c. Mengatur pemanfaatan sarana dan prasarana.

d. Mengelola peratan, perbaikan dan pengisian.

e. Mengatur pembukuannya.

f. Menyusun laporan

7. Fungsi dan Tugas Pembantu Kepala Sekolah urusan Bidang Komite

Sekolah

63
a. Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komite sekolah

dan peran komite sekolah.

b. Menyelenggarakan bakti sosial dan karyawisata.

c. Menyelenggarakan pameran hasil pendidikan di sekolah.

8. Fungsi dan Tugas Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas

melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien,

tugas dan tanggung jawab guru melipti :

a. Membuat perangkat program pengajaran.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.

c. Melaksanakan kegiatan penilaian proses pelajaran, ulangan harian,

ulangan umum, ujian akhir.

d. Melaksanakan analisis hasil ulangan harian.

e. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

f. Mengisi daftar hadir siswa.

g. Melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan)

kepada guru lain dan proses kegiatn belajar mengajar.

h. Membuat alat pelajaran/alat peraga.

i. Menumbuh kembangkan menghargai karya seni

j. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum.

k. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah.

64
l. Mengadakan pengembangan program pengajaran yang menjadi

tanggung jawabnya di sekolah.

m. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.

n. Mengisi dan meneliti daftar jadi siswa sebelum memulai pelajaran.

o. Mengatur kebersihan ruangan kelas dan praktikum.

p. Mengumpulkan dan megnhitung angka kredit utnuk kenaikan

pangkatnya.

9. Fungsi dan Tugas Wali Kelas

Wali kelas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan :

a. Pengelolaan kelas.

b. Menyelenggarakan program administrasi kelas meliputi : denah

tempat duduk siswa, papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas,

daftar piket kelas, buku absensi siswa, buku kegiatan pembelajaran

kelas, tata tertib siswa.

c. Menyusun pembuatan statistic bulanan siswa.

d. Pengisian daftar nilai siswa (leger nilai).

e. Pembuatan catatan khusus tentang siswa.

f.Pencaatatan mutasi siswa.

g. Pengisisan buku laporan penilaian hasil belajar.

10. Fungsi dan Tugas Guru Bimbingan dan Konseling

65
Bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-

kegiatan :

a. Penyusunan program dan pelaksanaan bibingan dan konseling.

b. Koordinasi dengna wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang di hadapi siswa tentang kesulitan belajar.

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih

berprestasi dalam kegiatan belajar.

d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam

memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan

pekerjaan yang sesuai.

e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.

f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling.

g. Melaksanakan kegiatan analisis evaluasi belajar.

h. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan

konseling, menyusun dan melaporkan kegiatan bimbingan dan

konseling.

11. Fungsi dan Tugas Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan ketata-

usahaan sekolah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam

kegiatan-kegiatan :

a. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah

b. Pengelolaan keuangan sekolah

66
c. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa

d. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah

e. Penyusun administrasi perlengkapan sekolah

f. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah

g. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K

h. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan

secara berkala.

11. Fungsi dan Tugas Pustakawan Sekolah

Pustakawan sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan

a. Perencanaan, pengadaan buku-buku/bahan pustaka/media

elektronika.

b. Pengurusan pelayanan sekolah

c. Perencanaan dan pengembangan perpustakaan

d. Pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media

elektronika

e. Inventari sarana dan pengadministrasian buku-buku/bahan

pustaka/media elektronika

f. Melakukan layanan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan

lainnya serta masyarakat

g. Penyimpanan buku-buku / bahan pustaka / media elektronika

perpustakaan

67
h. Menyusun tata tertib perpustakaan, menyusun laporan kegiatan

perpustakaan secara berkala.

12. Fungi dan Tugas Laboran

Pengelolaan Laboratorium membantu kepala sekolah dalam kegiatan-

kegiatan :

a. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium

b. Menyusun jadwal dan tata tertib pengunaan laboratorium.

c. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium.

d. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium.

e. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat

laboratorium.

f. Menyusun laporan pelaksaan kegiatan laboratorium secara berkala.

g. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat

laboratorium.

h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium secara

berkala.

13. Fungsi dan Tugas Teknisi Media

Teknisi media membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan :

a. Merencanakan pengadaan alat-alat media

b. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan media

c. Menyusun program kegiatan teknisi media

d. Mengatur penyimpanan pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media

68
e. Inventaris dan pengadministrasian alat-alat media

f. Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media

14. Fungsi dan Tugas Layanan Teknis di Bidang Keamanan (Penjaga

Sekolah/Satpam Sekolah)

a. Mengisi buku catatan kejadian

b. Mengantar/memberi petunjuk tamu sekolah

c. Mengamankan pelaksanaan upacara, PMB, Ujian Nasional/Sekolah,

Rapat.

d. Menjaga kebersihan di pos jaga.

e. Menjaga ketenangan dan keamanan kampus sekolah siang dan

malam.

f. Merawat peralatan jaga malam.

g. Melaporkan kejadian secepatnya jika ada

15. Fungsi dan Tugas Layanan Teknis di Bidang Pertamanan/Kebun

(Tukang Kebun)

a. Mengusulkan keperluan alat perkebunan.

b. Merencanakan distribusi, jenis dan pemeliharaan tanaman.

c. Memotong rumput.

d. Menyiangi rumput liar.

e. Memelihara dan menangkar tanaman.

f. Memupuk tanaman.

g. Memberantas hama dan keindahan tanaman serta kerindangan.

69
h. Menjaga kebersihan dan keindahan tanaman serta serindangan.

i. Merawat tanaman dan infrastrukturnya (pagar, saluran air).

j. Merawat dan memperbaiki peralatan kebun.

k. Membuang sampah kebun dan lingkungan

4. Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa

Dalam beberapa tahun terakhir jumlah rombongan belajar dan jumlah

peserta didik di SMPA Negeri 1 Menden mengalami penurunan tiap tahun

jumlah peserta didik terbanyak selama 4 tahun terakhir yaitu pada tahun

pelajaran 2016/2017 dengan total peserta didik sebanyak 477 siswa yang

terbagi dalam 21 rombongan belajar dan terus mengalami penurunan

setiap tahunnya. Pada tahun pelajaran 2018/2019 merupakan tahun

dengan jumlah peserta didik paling sedikit yaitu dengan total peserta didik

sebanyak 415 siswa, yang terbagi kedalam 15 rombongan belajar.

Adapun rincian jumlah peserta didik dan rombongan belajar selama 5

tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel II.1
Data Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa
5 Tahun Terakhir
SMP Negeri 1 Menden Kab. Blora
Jumlah Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Total
Pendaftar
Tahun Ajaran (Calon Jml Jml Jml Jml
Jml Jml Rom
Siswa Sisw Rom Rom Rom Siswa
Siswa Siswa Bel
Baru) a Bel Bel Bel

2015/2016 168 168 7 176 7 191 7 535 21


2016/2017 132 132 6 170 7 175 8 477 21
2017/2018 140 140 6 133 7 169 8 442 20

70
2018/2019 140 143 5 139 5 133 6 415 16
2019/2020 155 140 5 140 5 137 5 417 15
Sumber : KTU SMP Negeri 1 Menden

Dari data diatas diketahui pada tahun pelajaran 2018/2019 merupakan

tahun pelajaran yang paling sedikit jumlah peserta didik dan rombongan

belajar di SMP Negeri 1 Menden. Untuk mengetahui rincian peserta didik,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel II.2
Data Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa
SMP Negeri 1 Menden Kab. Blora
Tahun Pelajaran 2019/2020

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah


1. Kelas 7A 14 14 28
2. Kelas 7B 14 15 29
3. Kelas 7C 14 15 29
4. Kelas 7D 13 14 27
5. Kelas 7E 13 14 27
6. Kelas 8A 14 14 28
7. Kelas 8B 13 15 28
8. Kelas 8C 14 15 29
9. Kelas 8D 14 13 27
10. Kelas 8E 13 15 28
11. Kelas 9A 14 13 27
12. Kelas 9B 14 14 28
13. Kelas 9C 14 14 28
14. Kelas 9D 11 15 26

71
15. Kelas 9E 11 14 28
Jumlah 203 214 417
Sumber : KTU SMP Negeri 1 Menden

5. Data Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan Prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Menden sudah

cukup lengkap, baik itu gedung sekolah maupun prasarana pendukung

yang lain, meskipun baik secara kuantitas maupun kualitas masih perlu

untuk selalu ditingkatkan. Banyak dari sarana dan prasarana yang ada saat

ini sudah mengalami kerusakan baik ringan, sedang ataupun rusak berat.

Untuk mendukung perbaikan sarana dan prasarana sekolah yang ada,

sekolah mengandalkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ada

untuk dapat dikelola semaksimal mungkin, disamping sekolah juga

menerima bantuan dari pihak lain seperti pemerintah maupun dari

masyarakat yang peduli dengan pendidikan di SMP Negeri 1 Menden Kab.

Blora.

Gambar II.4. Gedung SMP Negeri 1 Menden

72
B. GAMBARAN UMUM RESPONDEN

Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh kepemimpinan kepala

sekolah dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Menden

Kabupaten Blora, maka sebagai narasumber atau responden adalah seluruh

guru yang mengajar di SMP Negeri 1 Menden baik itu guru yang secara

definitif bertugas di SMP Negeri 1 Menden baik itu guru berstatus Pegawai

Negeri Sipil (PNS) ataupun berstatus Non PNS yang lebih dikenal dengan

sebutan Guru Honorer atau Guru Tidak Tetap (GTT). Disamping itu juga guru

yang hanya untuk memenuhi kewajiban jumlah jam mengajar di SMP Negeri

1 Menden.

Adapun identitas responden dalam penelitian ini meliputi Nama, Jenis

Kelamin, Umur, Pendidikan dan Status Kepegawaian.

Untuk mengetahui identitas responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel-tabel sebagai berikut :

Tabel II.3
Keadaan Umum Responden Menurut Umur dan Jenis Kelamin
SMP Negeri 1 Menden

Jenis Kelamin
No Umur (Tahun) Jumlah Prosentase
Laki-laki Perempuan
1. 25-30 - 2 2 5,56 %
2. 31-35 - 1 1 2,78 %
3. 36-40 - 3 3 8,33 %
4. 41-45 1 2 3 8,33 %
5. 46-50 4 1 5 13,89 %

73
51-55
6. 7 3 10 27,78 %
7. 56-60 9 3 12 33,33 %
  Jumlah 21 15 36 100,00 %
Sumber data : Identitas responden, isian item no 2 dan 3

Melalui tabel 11.3 di atas dapat diketahui dari 36 responden pada

penelitian terdiri dari 21 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Dengan

demikian maka dapat diketahui bahwa sebagian besar guru SMP Negeri 1

Menden adalah kaum laki-laki sebanyak 21 orang laki-laki dari total responden

36 orang. Dengan rentang usia terbanyak guru berusia 56 sd 60 tahun sejumlah

12 orang atau 33,33 % dari keseluruhan responden.

Tabel II.4

Keadaan Umum Responden Menurut Status Kepegawaian

SMP Negeri 1 Menden Kab. Blora

No. Status Kepegawaian Jumlah Prosentase


1. PNS 29 80,56
2, NON PNS 7 19,44
Jumlah 36 100,00
Sumber data : tabel 1.2. Data Guru SMP Negeri 1 Menden

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

berstatus kepegawaian sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 29 orang

atau 80,56 % dari total seluruh responden sebanyak 36 orang.

74
Dari perbandingan status kepegawaian di atas diharapkan akan ada

persebaran jawaban mengenai kepemimpinan kepala sekolah serta kinerja

pegawai tanpa membedakan status kepegawaian yang dimiliki. Apakah yang

bersangkutan sebagai guru pegawai negeri sipil atau non pegawai negeri sipil.

75
BAB III

ANALISA DATA

A. KEPEMIMINAN KEPALA SEKOLAH

Kepemimpinan kepala sekolah begitu berpengaruh terhadap

keberhasilan prestasi sekolah. Dengan adanya visi dan misi sekolah itu

merupakan keberhasilan yang harus pendidikan seperti yang di citakan.

Kepemimpinan kepala sekolah juga sangat penting untuk mengetahui

bagaimana kepemimpinannya dalam mencapai tujuan sekolah sesuai visi dan

misi.

Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja

terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora dapat dilihat

melalui tabel-tabel berikut ini :

1. KEPRIBADIAN (PERSONALITY)

Tabel III.1
Kepala Sekolah Selalu Menunjukkan Kepribadian Percaya Diri.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 28 77,78
2 Sering 8 22,22
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 6

76
Dari Tabel III.1 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 28

responden (77,78 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu

menunjukkan kepribadian percaya diri. Sebanyak 8 responden (22,22%)

menyatakan sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah sudah

menunjukkan kepribadian yang percaya diri.

Tabel III.2
Kepala Sekolah Selalu Menunjukkan Tanggung Jawab.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 29 80,56
2 Sering 4 11,11
3 Jarang 3 8,33
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 7

Dari Tabel III.2 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 29

responden (80,56%) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu menunjukkan

kepribadian tanggung jawab. Sebanyak 4 responden (11,11%) menyatakan

sering. Sebanyak 3 responden (8,33 %) menyatakan jarang. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Kepala Sekolah sudah menunjukkan tanggung jawab.

77
Tabel III.3
Kepala Sekolah Selalu Bersikap Terbuka Menerima Kritik Dan Saran.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 18 50,00
2 Sering 16 44,44
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 8

Dari Tabel III.3 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 18

responden (50,00 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu bersikap

terbuka menerima kritik dan saran. Sebanyak 16 responden (44,44%)

menyatakan sering. Sebanyak 2 responden (5,56%) menyatakan jarang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah selalu bersikap terbuka menerima

kritik dan saran.

Tabel III.4
Kepala Sekolah Mampu Menjadi Sosok Yang Berwibawa Dalam Bekerja.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 11 30,56
2 Mampu 25 69,44
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 9

78
Dari Tabel III.4 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 11

responden (30,56%) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

menjadi sosok yang berwibawa dalam bekerja. Sebanyak 25 responden

(69,44%) menyatakan mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala

Sekolah mampu menjadi sosok yang berwibawa dalam bekerja.

Tabel III.5
Kepala Sekolah Selalu Memperhatikan Kesejahteraan Guru Karyawan.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 31 86,11
2 Sering 5 13,89
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 10

Dari Tabel III.5 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 31

responden (86,11 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu

memperhatikan kesejahteraan guru karyawan. Sebanyak 5 responden

(13,89%) menyatakan sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah

selalu memperhatikan kesejahteraan guru karyawan.

79
Tabel III.6
Kepala Sekolah Selalu Memberikan Contoh Teladan Bagi Warga Sekolah.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 21 58,33
2 Sering 13 36,11
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 11

Dari Tabel III.6 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 21

responden (58,33 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

contoh teladan bagi warga sekolah. Sebanyak 13 responden (36,11%)

menyatakan sering. Sebanyak 2 responden (5,56%) menyatakan jarang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah selalu memberikan contoh teladan

bagi warga sekolah.

Tabel III.7
Kepala Sekolah Selalu Berkomunikasi Baik Dengan Guru Karyawan.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 17 47,22
2 Sering 18 50,00
3 Jarang 1 2,78
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 12

80
Dari Tabel III.7 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu

sebanyak 17 responden (47,22) menyatakan bahwa kepala sekolah sering

berkomunikasi baik dengan guru karyawan. Sebanyak 18 responden (50,00

%) menyatakan sering. Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan jarang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah sering berkomunikasi baik

dengan guru karyawan.

2. KEMAMPUAN (ABILITY)

Tabel III.8
Kepala Sekolah Mampu Menyusun Rencana Kerja Tahunan Bersama Guru
Dan Karyawan.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mmapu 14 38,89
2 Mampu 22 61,11
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 13

Dari Tabel III.8 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 14

responden (38,89 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

menyusun rencana kerja tahunan bersama guru dan karyawan. Sebanyak 22

responden (61,11%) menyatakan mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Kepala Sekolah sudah mampu menyusun rencana kerja tahunan bersama

guru dan karyawan.

81
Tabel III.9
Kepala Sekolah Mampu Menyusun Organisasi Sekolah Bersama Tenaga
Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
No Keterangan Jumlah Responden Persentase %
1 Sangat mmapu 14 38,89
2 Mampu 21 58,33
3 Kurang mampu 1 2,78
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 14

Dari Tabel III.9 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 14

responden (38,89 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

menyusun organisasi sekolah bersama tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan. Sebanyak 21 responden (58,33%) menyatakan mampu.

Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan kurang mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Kepala Sekolah mampu dalam menyusun organisasi

sekolah bersama tenaga pendidi dan tenaga kependidikan.

Tabel III.10
Kepala Sekolah Mampu Membuat Sistem Monitoring Evaluasi Dan
Pelaporan.
No Keterangan Jumlah Responden Persentase %
1 Sangat mmapu 10 27,78
2 Mampu 25 69,44
3 Kurang mampu 1 2,78
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 15

82
Dari Tabel III.10 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 10

responden (27,78 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

membuat sistem monitoring evaluasi dan pelaporan. Sebanya 25 responden

(69,44%) menyatakan mampu. Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan

jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah sudah mampu dalam

membuat sistem monitoring evaluasi dan pelaporan.

Tabel III.11
Kepala Sekolah Mampu Memberikan Gagasan Baru Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 12 33,33
2 Mampu 24 66,67
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 16

Dari Tabel III.11 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 12

responden (33,33 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

memberikan gagasan baru dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sebanyak 24

responden (66,67%) menyatakan mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

Kepala Sekolah mampu memberikan gagasan baru dalam kegiatan

ekstrakurikuler.

83
3. KESANGGUPAN (CAPABILITY)

Tabel III.12
Kepala Sekolah Mampu Merencanakan Instrumen Pembelajaran.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 16 44,44
2 Mampu 19 52,78
3 Kurang mampu 1 2,78
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 17

Dari Tabel III.12 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 16

responden (44,44 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

merencanakan instrument pembelajaran. Sebanyak 19 responden (52,78%)

menyatakan mmapu. Sebanyak 1 responden (2,78) menyatakan kurang

mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah mampu segala

keputusan / kebijakan yang diambil yang berkaitan dengan sekolah.

Tabel III.13
Kepala Sekolah Selalu Memberikan Penghargaan Kepada Yang Berprestasi.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 11 30,56
2 Sering 17 47,22
3 Jarang 8 22,22
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 18

84
Dari Tabel III.13 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 11

responden (30,56%) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

penghargaan kepada yang berprestasi. Sebanyak 17 responden (47,22%)

menyatakan sering. Sebanyak 8 responden (22,22%) menyatakan jarang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah sering memberikan penghargaan

kepada yang berprestasi.

Tabel III.14
Kepala Sekolah Mampu Membuat Sistem Monitoring Evaluasi Dan
Pelaporan Dengan Prosedur Yang Tepat.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 14 38,89
2 Mampu 22 61,11
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 19

Dari Tabel III.14 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 14

responden (38,89%) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

membuat sistem monitoring evaluasi dan pelaporan dengan prosedur yang

tepat. Sebanyak 22 responden (61,11%) menyatakan mampu. Jadi dapat

disimpulkan bahwa Kepala Sekolah mampu membuat sistem monitoring

evaluasi dan pelaporan dengan prosedur yang tepat.

B. DISIPLIN KERJA KEPALA SEKOLAH

85
Disiplin kerja kepala sekolah merupakan faktor yang tidak kalah

pentingnya di duga berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi sekolah.

Dengan disiplin kerja kepala sekolah tentunya akan terwujud apa yang menjadi

tujuan sekolah dan menjadi panutan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja

kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Menden Kabupaten

Blora dapat dilihat melalui tabel-tabel berikut ini :

1. JUJUR

Tabel III.15
Kepala Sekolah Memberikan Penilaian Sesuai Kemampuan Guru

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 28 77,78
2 Sering 8 22,22
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 20

Dari Tabel III.15 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 28

responden (77,78 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

penilaian sesuai kemampuan guru. Sebanyak 8 responden (22,22%)

menyatakan sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah selalu

memberikan penilaian sesuai kemampuan guru.

Tabel III.16

86
Kepala Sekolah Memberikan Kritik Kepada Guru Sesuai Dengan
Kenyataan.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 11 30,56
2 Sering 23 63,89
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 21

Dari Tabel III.16 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 11

responden (30,56 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

kritik kepada guru sesuai dengan kenyataan. Sebanyak 23 responden

(63,89%) menyatakan sering. Sebanyak 2 responden (5,56%) menyatakan

jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah memberikan kritik

kepada guru sesuai dengan kenyataan.

Tabel III.17
Kepala Sekolah Memberikan Saran Kepada Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 24 66,67
2 Sering 11 30,56
3 Jarang 1 2,78
4 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 22

87
Dari Tabel III.17 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 24

responden (66,67 %) menyatakan bahwa kepala sekolah apakah

memberikan saran kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebanyak

11 responden (30,56%) menyatakan sering. Sebanyak 1 responden (2,78%)

menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah selalu

memberikan saran kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran

2. TEPAT WAKTU

Tabel III.18
Kepala Sekolah Mengerjakan Laporan Keuangan Tepat Waktu.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 14 38,89
2 Mampu 21 58,33
3 Kurang mampu 1 2,78
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 23

Dari Tabel III.18 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 14

responden (38,89 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

mengerjakan laporan keuangan tepat waktu. Sebanyak 21 responden

(58,33%) menyatakan mampu. Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan

kurang mmapu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu

mengerjakan laporan keuangan tepat waktu

88
Tabel III.19
Kepala Sekolah Melaksanakan Monitoring Terhadap Guru.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 10 27,78
2 Mampu 24 66,67
3 Kurang mampu 2 5,56
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 24

Dari Tabel III.19 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 10

responden (27,78 %) menyatakan bahwa kepala sekolah mampu

melaksanakan monitoring guru. Sebanyak 24 responden (66,67%)

menyatakan mampu. Sebanyak 2 responden (5,56%) menyatakan kurang

mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu

melaksanakan monitoring terhadap guru.

Tabel III.20
Kepala Sekolah Melaksanakan Program Sekolah Tepat Waktu.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 24 66,67
2 Mampu 11 30,56
3 Kurang mampu 1 2,78
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 25

89
Dari Tabel III.20 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 24

responden (66,67%) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu

melaksanakan program sekolah tepat waktu. Sebanyak 11 responden

(30,56%) menyatakan mampu. Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan

kurang mampu Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sangat mampu

melaksanakan program sekolah tepat waktu.

3. TEGAS

Tabel III.21
Kepala Sekolah Memberikan Teguran Kepada Guru Yang Melanggar Tata
Tertib.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 16 44,44
2 Sering 15 41,67
3 Jarang 5 13,89
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 26

Dari Tabel III.21 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 16

responden (44,44 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

teguran kepada guru yang melanggar tata tertib. Sebanyak 15 responden

(41,67%) menyatakan sering. Sebanyak 5 responden (13,89%) menyatakan

jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah apakah selalu

memberikan teguran kepada guru yang melanggar tata tertib.

90
Tabel III.22
Kepala Sekolah Bersikap Tegas Dalam Pengambilan Keputusan Penting
Sekolah.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 8 22,22
2 Sering 22 61,11
3 Jarang 6 16,67
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 27

Dari Tabel III.21 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 8

responden (22,22 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu bersikap

tegas dalam pengambilan keputusan penting sekolah. Sebanyak 22

responden (61,11%) menyatakan sering. Sebanyak 6 responden g (16,67%)

menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah sering

bersikap tegas dalam pengambilan keputusan penting sekolah.

Tabel III.23
Kepala Sekolah Memberikan Hukuman Kepada Siswa Yang Melanggar
Aturan.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 5 13,89
2 Sering 18 50,00
3 Jarang 13 36,11
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 28

91
Dari Tabel III.23 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 5

responden (13,89 %) menyatakan bahwa kepala sekolah selalu memberikan

hukuman kepada siswa yang melanggar aturan. Sebanyak 18 responden

(50,00%) menyatakan sering. Sebanyak 13 responden (50,00%) menyatakan

sering. Sebanyak 13 responden (36,11%) menyatakan jarang. Jadi dapat

disimpulkan bahwa kepala sekolah sering selalu memberikan hukuman

kepada siswa yang melanggar aturan.

4. TANGGUNG JAWAB

Tabel III.24
Kepala Sekolah Kelengkapan Administrasi Pembelajaran.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 12 33,33
2 Mampu 24 66,67
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 29

Dari Tabel III.24 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 12

orang (33,33 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat mampu kelengka

responden pan administrasi pembelajaran. Sebanyak 24 responden (66,67%)

menyatakan mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah mampu

kelengkapan administrasi pembelajaran.

92
Tabel III.25
Kepala Sekolah Menyusun Instrument Supervisi Yang Dikembangkan
Bersama Guru.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 13 36,11
2 Mampu 23 63,89
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 30

Dari Tabel III.25 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 13

responden (36,11 %) menyatakan kepala sekolah sangat mampu menyusun

instrument supervisi yang dikembangkan bersama guru. Sebanyak 23

responden (63,89%) menyatakan mmapu. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah mampu menyusun instrument supervisi yang dikembangkan

bersama guru

Tabel III.26
Kepala Sekolah Bersikap Peduli Terhadap Kabar Keluarga Para Guru.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat peduli 7 19,44
2 Peduli 29 80,56
3 Kurang peduli 0 0,00
4 Tidak mpeduli 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 31

93
Dari Tabel III.26 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 7

responden (19,44 %) menyatakan bahwa kepala sekolah sangat bersikap

peduli terhadap kabar keluarga para guru. Sebanyak 29 responden (80,56%)

menyatakan peduli. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah peduli

bersikap peduli terhadap kabar keluarga para guru

C. KINERJA GURU (VARIABEL Y)

Kinerja guru sangat menentukan keberhasilan prestasi sekolah. Kinerja

guru yang baik diharapkan akan meningkatkan kualitas pendidikan.

Kompetensi guru yang sesuai kemampuan memberikan hasill yang baik dalam

kualitas pendidikan dan meningkatkan prestasi sekolah.

Berikut kinerja guru dapat diketahui dari tabel-tabel berikut sesuai

jawaban dari responden :

1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Tabel III.27
Guru Merancang Rencana Pembelajaran Sesuai Dengan Silabus.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Sangat mampu 28 77,78
2 Mampu 8 22,22
3 Kurang mampu 0 0,00
4 Tidak mampu 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 32

94
Dari Tabel III.27 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 28

responden (77,78%) menyatakan bahwa guru mampu merancang rencana

pembelajaran sesuai dengan silabus. Sebanyak 8 responden (22,22%)

menyatakan mampu. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru apakah mampu

merancang rencana pembelajaran sesuai dengan silabus.

Tabel III.28
Guru Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Yang Saling Terkait Satu Sama
Lain.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 23 63,89
2 Sering 13 36,11
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 33

Dari Tabel III.27 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 23

responden (63,89 %) menyatakan bahwa guru selalu merencanakan kegiatan

pembelajaran yang saling terkait satu sama lain. Sebanyak 13 responden

(36,11%) menyatakan sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu

merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain.

Tabel III.29

95
Guru Memilih Materi Pelajaran Yang Tidak Sesuai Dengan Tujuan
Pembelajaran.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 26 72,22
2 Sering 8 22,22
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 34

Dari Tabel III.29 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 26

responden (72,22 %) menyatakan bahwa guru selalu memilih materi

pelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebanyak 8

responden (22,22%) menyatakan sering. Sebanyak 2 responden (5,56%)

menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu memilih

materi pelajaran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Tabel III.30
Guru Mempelajari Silabus Sesuai Dengan Kurikulum Yang Berlaku

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 22 61,11
2 Sering 13 36,11
3 Jarang 1 2,78
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 35

96
Dari Tabel III.30 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 22

responden (61,11 %) menyatakan bahwa guru selalu mempelajari silabus

sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sebanyak 13 responden (36,33%)

menyatakan sering. Sebanyak 1 responden (2,78%) menyatakan jarang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa guru selalu mempelajari silabus sesuai dengan

kurikulum yang berlaku.

2. PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Tabel III.31
Guru Melaksanakan Aktivitas Pembelajaran Sesuai Dengan Rencana
Pembelajaran Yang Telah Disusun

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 13 36,11
2 Sering 23 63,89
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 36

Dari Tabel III.31 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 13

responden (36,11 %) menyatakan bahwa guru sangat selalu melaksanakan

aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah

disusun. Sebanyak 23 responden (63,89%) menyatakan sering. Jadi dapat

disimpulkan bahwa guru sering melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

97
Tabel III.32
Guru Melaksanakan Pembelajaran Sesuai Dengan Isi Kurikulum Yang
Berlaku

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 21 58,33
2 Sering 12 33,33
3 Jarang 3 8,33
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 37

Dari Tabel III.32 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 21

responden (58,33 %) menyatakan bahwa guru selalu melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan isi kurikulum yang berlaku. Sebanyak 12

responden (33,33%) menyatakan sering. Sebanyak 3 responden (8,33%)

menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan isi kurikulum yang berlaku

Tabel III.33
Guru Memberikan Teguran Kepad Siswa Yang Membuat Gaduh Dalam
Pembelajaran

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 19 52,78
2 Sering 14 38,89
3 Jarang 3 8,33
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 38

98
Dari Tabel III.33 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 19

responden (62,78 %) menyatakan bahwa guru apakah memberikan teguran

kepad siswa yang membuat gaduh dalam pembelajaran. Sebanyk 14

responden (38,89%) menyatakan sering. Sebanyak 3 responden (8,33%)

menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberikan

teguran kepad siswa yang membuat gaduh dalam pembelajaran.

Tabel III.34
Guru Memberikan Kesempatan Peserta Didik Utnuk Bertanya Dan
Berinteraksi Dengan Peserta Didik Lainnya

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 26 72,22
2 Sering 8 22,22
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 39

Dari Tabel III.34 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 26

responden (72,22 %) menyatakan bahwa guru selalu memberikan

kesempatan peserta didik utnuk bertanya dan berinteraksi dengan peserta

didik lainnya. Sebanyak 8 responden (22,22%) menyatakan sering.

Sebanyak 2 responden (5,56%) menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan

bahwa guru selalu memberikan kesempatan peserta didik utnuk bertanya

dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya.

99
3. EVALUASI

Tabel III.35
Guru Melaksanakan Penilaian Dengan Berbagai Teknik Dan Jenis Penilaian
No Keterangan Jumlah Responden Persentase %
1 Selalu 25 69,44
2 Sering 8 22,22
3 Jarang 3 8,33
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 40

Dari Tabel III.35 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 25

responden (69,44 %) menyatakan bahwa guru selalu melaksanakan

penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian. Sebanyak 8 responden

(22,22%) menyatakan sering. Sebanyak 3 responden (8,33%) menyatakan

jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu melaksanakan penilaian

dengan berbagai teknik dan jenis penilaian.

Tabel III.36
Guru Menggunakan Pertanyaan Untuk Mengetahui Tingkat Pemahaman
Peserta Didik Terhadap Materi

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 21 58,33
2 Sering 14 38,89
3 Jarang 1 2,78
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 41

100
Dari Tabel III.36 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 21

responden (58,33 %) menyatakan bahwa guru selalu menggunakan

pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap

materi. Sebanyak 14 responden (38,89%) menyatakan sering. Sebanyak 1

responden (2,78%) menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru

selalu menggunakan pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta didik terhadap materi.

Tabel III.37
Guru Menganalisis Hasil Belajar Untuk Mengetahui Tingkat Kemajuan
Masing-Masing Peserta Didik

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 11 30,56
2 Sering 23 63,89
3 Jarang 2 5,56
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 42

Dari Tabel III.37 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 11

responden (30,56 %) menyatakan bahwa guru selalu menganalisis hasil

belajar untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing peserta didik.

Sebanyak 23 responden (63,89%) menyatakan sering. Sebanyak 2

responden (5,56%) menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru

sering menganalisis hasil belajar untuk mengetahui tingkat kemajuan

masing-masing peserta didik.

101
Tabel III.38
Guru Memanfaatkan Hasil Penilaian Sebagai Bahan Penyusunan Rancangan
Pembelajaran Selanjutnya.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 13 36,11
2 Sering 22 61,11
3 Jarang 1 2,78
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 43

Dari Tabel III.38 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 13

responden (36,11 %) menyatakan bahwa guru selalu memanfaatkan hasil

penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.

Sebanyak 22 responden (61,11%) menyatakan sering. Sebanyak 1

responden (2,78%) menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru

sering memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan

pembelajaran selanjutnya.

102
4. MEMBINA HUBUNGAN PRIBADI ANTAR SISWA

Tabel III.39
Guru Membantu Peserta Didik Mengembangkan Potensinya.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 29 80.56
2 Sering 7 19,44
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 44

Dari Tabel III.29 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 29 orang

(80,56 %) menyatakan bahwa guru selalu membantu peserta didik

mengembangkan potensinya. Sebanyak 7 responden (19,44%) menyatakan

sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru selalu membantu peserta didik

mengembangkan potensinya.

Tabel III.40
Guru Mengidentifikasi Bakat, Minat, Potensi Dan Kesulitan Belajar
Masing-Masing Peserta Didik.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 25 69,44
2 Sering 11 30,56
3 Jarang 0 0,00
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 45

103
Dari Tabel III.40 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 25

responden (69,44 %) menyatakan bahwa guru selalu mengidentifikasi bakat,

minat, potensi dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik. Sebanyak

11 responden (30,56%) menyatakan sering. Jadi dapat disimpulkan bahwa

guru selalu mengidentifikasi bakat, minat, potensi dan kesulitan belajar

masing-masing peserta didik.

Tabel III.41
Guru Memberikan Kesempatan Kepada Setiappeserta Didik Untuk
Berpartisipasi Aktif Dalam Pembelajaran.

No Keterangan Jumlah Responden Persentase %


1 Selalu 21 58,33
2 Sering 12 33,33
3 Jarang 3 8,33
4 Tidak pernah 0 0,00
Jumlah 36 100
Sumber : Diolah dari kuisioner No. 46

Dari Tabel III.41 menunjukan bahwa sebagian responden yaitu 21

responden (68,33 %) menyatakan bahwa guru selalu memberikan

kesempatan kepada setiappeserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Sebanyak 12 responden (33,33%) menyatakan sering.

Sebanyak 3 responden (8,33%) menyatakan jarang. Jadi dapat disimpulkan

bahwa guru apakah memberikan kesempatan kepada setiappeserta didik

untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

104
BAB IV

ANALISIS TABEL SIALNG DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A. ANALISIS TABEL SILANG

Analisa tabel silang digunakan sebagai bahan pengujian dan untuk

mengetahui seberepa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan

disiplin kerja kepala sekolah terhadap kinerja kuru SMP Negeri 1 Menden

Kabupaten Blora.

Adapun salah satu caranya adalah dengan analisa tabel silang antar

tabel silang. Analisa tersebut akan disimpulkan yaitu variable kepemimpinan

kepala sekolah (X1) dan disiplin kerja kepala sekolah (X 2) dengan variabel

kinerja guru (Y) di SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora. Ada beberapa

tabel silang yang dapat diketahui dari hasil jawaban para responden.

Untuk mengetahui pengaruh kepala sekolah memberikan kesempatan

kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang materi pembelajaran

terhadap guru melaksanakan pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku pada

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

Hasil analisa tabel silang dapat dilihat dari beberapa tabel silang berikut

di bawah ini :

105
Tabel IV.1
Pengaruh Antara Kepala Sekolah Mampu Merencanakan Instrumen
Pembelajaran dan Guru Mampu Merancang Rencana Pembelajran Sesuai
Dengan Silabus

Kepala sekolah Guru merancang rencana pembelajaran


Jumlah
merencanakan sesuai dengan silabus (Y - 32)
instrumen A C D
pembelajaran B
Sangat Kurang Tidak
(X1 - 17) Mampu
Mampu Mampu Mampu

A 14 2 0 0 16
Sangat mampu (82,35) (11,11) (0,00) (0,00) (44,44)

B 3 16 0 0 19
Mampu (17,65) (88,89) (0,00) (0,00) (52,78)

C 0 0 1 0 1
Kurang mampu (0,00) (0,00) (100,00) (0,00) (2,78)

D 0 0 0 0 0
Tidak mampu (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

17 18 1 0 36
Jumlah
(100,00) (100,00) (100,0) (0,00) (100,00)
Sumber : diolah dari responden atas pertanyaan no 17 dan 32

Berdasarkan tabel IV.1 diatas, Hal ini dapat di lihat dari tabel diatas bahwa dari

36 responden yang menyatakan sangat mampu terhadap kepala sekolah

merencanakan instrument pembelajaran dan sangat mampu guru merancang

recana pembelajran sesuai dengan silabus sebanyak 14 responden (82,35%)

sedangkan yang mengatakan mampu terhadap kepala sekolah merencanakan

instrument pembelajaran dan sangat mampu guru merancang recana

106
pembelajran sesuai dengan silabus sebanyak 3 responden (17,65%). Sehingga

dapat disimpulkan kepala sekolah dan guru sudah sangat mampu dalam

merencanakan instrumen pembelajaran dan merancang rencana pembelajaran

sesuai dengan silabus.

Tabel IV.2
Pengaruh Kepala Sekolah Selalu Memberikan Penilaian Sesuai Kemampuan
Guru Dan Guru Melaksanakan Penilaian Dengan Berbagai Teknik Dan Jenis
Penilaian.

Guru melaksanakan penilaian dengan


Kepala sekolah
berbagai teknik dan jenis penilaian Jumlah
selalu memberikan
(Y - 40)
penilaian sesuai
D
kemampuan guru A B C
Tidak
(X2 - 20) Selalu Sering Jarang
Pernah

A 20 7 2 0 29
Selalu (80,00) (87,50) (66,67) (0,00) (80,56)

B 5 0 0 0 5
Sering (20,00) (0,00) (0,00) (0,00) (13,89)

C 0 1 1 0 2
Jarang (0,00) (12,50) (33,33) (0,00) (5,56)

D 0 0 0 0 0
Tidak Pernah (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

25 8 3 0 36
Jumlah
(100,00) (100,00) (0,00) (0,00) (100,00)
Sumber : diolah dari responden atas pertanyaan no 20 dan 40

Berdasarkan tabel IV.2 diatas, Hal ini dapat di lihat dari tabel diatas bahwa dari

36 responden yang menyatakan selalu terhadap kepala sekolah memberikan

107
penilaian sesuai kemampuan guru dan selalu guru melaksanakan penilaian

dengan berbagai teknik dan jenis penilaian sebanyak 20 responden (80,00%)

sedangkan yang menyatakan sering terhadap kepala sekolah memberikan

penilaian sesuai kemampuan guru dan sering guru melaksanakan penilaian

dengan berbagai teknik dan jenis penilaian sebanyak 5 responden (20,00%).

Sehingga dapat disimpulkan kepala sekolah dan guru sudah selalu dalam

kepala sekolah memberikan penilaian sesuai kemampuan guru dan sering guru

melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian.

Tabel IV.3
Pengaruh Antara Kepala Sekolah Memberikan Hukuman Kepada Siswa Yang
Melanggar Aturan Dan Guru Apakah Memberikan Teguran Kepada Siswa Yang
Membuat Gaduh Dalam Pembelajaran

Kepala sekolah Guru memberikan teguran kepada siswa


memberikan yang membuat gaduh dalam pembelajaran Jumlah
hukuman kepada (Y - 38)
siswa yang D
A B C
melanggar aturan Tidak
Selalu Sering Jarang
(X2 - 28) Pernah

A 3 2 0 0 5
Selalu (15,79) (14,29) (0,00) (0,00) (13,89)

B 6 10 2 0 18
Sering (31,58) (71,43) (66,67) (0,00) (50,00)

C 10 2 1 0 13
Jarang (52,56) (14,29) (33,33) (0,00) (36,11)

D 0 0 0 0 0
Tidak Pernah (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

108
19 14 3 0 36
Jumlah
(100,00) (100,00) (100,0) (0,00) (100,00)
Sumber : diolah dari responden atas pertanyaan no 28 dan 38

Berdasarkan tabel IV.3 diatas, Hal ini dapat di lihat dari tabel diatas bahwa dari

36 responden yang menyatakan selalu terhadap kepala sekolah memberikan

hukuman kepada siswa yang melanggar aturan dan selalu guru memberikan

teguran kepada siswa yang membuat gaduh dalam pembelajaran sebanyak 3

responden (15,79%) sedangkan yang menyatakan seering terhadap terhadap

kepala sekolah memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar aturan dan

selalu guru memberikan teguran kepada siswa yang membuat gaduh dalam

pembelajaran sebanyak 6 responden (31,58%). Sedangkan yang menyatakan

jarang terhadap terhadap kepala sekolah memberikan hukuman kepada siswa

yang melanggar aturan dan selalu guru memberikan teguran kepada siswa yang

membuat gaduh dalam pembelajaran sebanyak 10 responden (52,56%).

Sehingga dapat disimpulkan kepala sekolah dan guru menyatakan jarang dalam

kepala sekolah memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar aturan dan

selalu guru memberikan teguran kepada siswa yang membuat gaduh dalam

pembelajaran.

B. PENGUJIAN HIPOTESIS

Pengujian hipotesis yang akan di uji dalam penelitian “Pengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah Terhadap

109
Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora”. Dalam pengujian

hipotesis yang peneliti ajukan sebagai langkah awal adalah menyusun tabel

induk. Tabel induk digunakan untuk menjumlah nilai-nilai dari setiap jawaban

responden yang dikelompokkan dalam tiap variabel, kemudian di susun sesuai

dengan nomor urut responden atau X1 untuk Variabel Kepemimpinan Kepala

Sekolah, Variabel X2 untuk Variabel Disiplin Kerja Kepala Sekolah, dan

Variabel Y untuk Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

Jawaban dari responden kemudian dimasukkan ke dalam tabel induk

sebagai bank data hasil penelitian. Kemudian di susun data tabel korelasi antara

X1 dan Y, korelasi X2 dan Y serta korelasi X1 dan X2 dengan Y dihasilkan data

sebagai berikut :

1. X1 = 1737 (Jumlah skor Variabel X1)

2. X2 = 1423 (Jumlah skor Variabel X2)

3. Y = 1873 (Jumlah skor Variabel Y)

4. X1Y = 90679 (Jumlah perkalian skor Variabel X1 dengan Y)

5. X2Y = 74252 (Jumlah perkalian skor Variabel X2 dengan Y)

6. X1 X2 = 68855 (Jumlah perkalian skor Variabel X1 dengan X2)

7. X12 = 84247 (Jumlah kuadrat skor Variabel X1)

8. X22 = 56579 (Jumlah kuadrat skor Variabel X2)

9. Y2 = 97903 (Jumlah kuadrat skor Variabel Y)

10. N = 36 (Jumlah responden)

110
Berdasarkan data di atas, maka besarnya koefisien korelasi dengan

menggunakan Product Moment dapat dihitung sebagai berikut :

1. Untuk menguji pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) terhadap

Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y), menggunakan

product moment sebagai berikut :

N . XY −(X )(Y )
rxy=
√¿ ¿ ¿

36. 90679−(1737)(1873)
rxy=
√ {36.84247−3017169 } {36.97903−3508129 }
3264444−3253401
rxy=
√ {3032892−3017169 }{ 3524508−3508129 }
11043
rxy=
√ {15723 } { 16379 }
11043
rxy=
√ 257527017
11043
rxy=
√16047,64
rxy=0,688138567

dibulatkan menjadi 0,688

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten

Blora adalah 0,688 atau hasil r hitung sebesar 0,688. Jika hasil koefisien

tersebut di konfirmasikan dengan harga tabel untuk taraf signifikansi 5% =

0,329. Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,688  r tabel 0,329. Dapat

111
diartikan semakin tinggi kepemimpinan kepala sekolah semakin tinggi

pula kinerja guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

2. Untuk menguji pengaruh Kepemimpinan Disiplin Kerja Kepala Sekolah

(X2) terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y),

menggunakan product moment sebagai berikut :

N . XY −(X )(Y )
rxy =
√¿ ¿ ¿

36. 74252−(1423)(1873)
rxy=
√ {36.56579−2024929 } {36.97903−3508129 }
2673072−2665279
rxy =
√ {2036844−2024929 } { 3524508−3508129 }
7793
rxy =
√ {11915 } {16379 }
7793
rxy=
√ 195155785
7793
rxy =
13969,81

rxy =0,557845812

dibulatkan menjadi 0,558

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh Disiplin Kerja

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten

Blora adalah 0,558 atau hasil r hitung sebesar 0,558. Jika hasil koefisien

tersebut di konfirmasikan dengan harga tabel untuk taraf signifikansi 5% =

0,329. Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,558  r tabel 0,329. Dapat

112
diartikan semakin tinggi disiplin kerja semakin tinggi pula kinerja guru

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

3. Untuk menguji pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) terhadap

Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X2) di SMP Negeri 1 Menden Kabupaten

Blora , menggunakan product moment sebagai berikut :

N . X 1 X 2−( X 1)( X 2)
rx 1 x 2=
√¿¿ ¿

36. 68855−(1737)(1423)
rx 1 x 2=
√ {36.84247−3017169 } { 36.56579−2024929 }
2478780−2471751
rx 1 x 2=
√ {3032892−3017169 } {2036844−2024929 }
7029
rx 1 x 2=
√ {15723 } {11915 }
7029
rx 1 x 2=
√187339545
7029
rxy=
13687,21

rxy=0,513545127

dibulatkan menjadi 0,514

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh Kepemiminan

Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Menden Kabupaten Blora adalah 0,514 atau hasil r hitung sebesar 0,514.

Jika hasil koefisien tersebut di konfirmasikan dengan harga tabel untuk

taraf signifikansi 5% = 0,329. Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,514  r

113
tabel 0,329. Dapat diartikan semakin tinggi disiplin kerja semakin tinggi

pula kinerja guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora.

4. Untuk menguji pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan

Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X2) terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri

1 Menden Kabupaten Blora (Y), menggunakan product moment sebagai

berikut :

rx 1 x 2 y =√ ¿¿

rx 1 x 2 y =√ ¿¿

0,473+0,311−(1376).0,558 .0,514
rx 1 x 2 y =
√ 1−0,264

0,473+0,311−0,395
rx 1 x 2 y =
√ 1−0,264

0,784−0,395
rx 1 x 2 y =
√ 0,736

0,389
rx 1 x 2 y =
√ 0,736

rx 1 x 2 y =√ 0,529

rx 1 x 2 y =0,727323

dibulatkan menjadi 0,727

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui Pengaruh Kepemiminan

Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora adalah 0,727 atau hasil r hitung

sebesar 0,727. Jika hasil koefisien tersebut di konfirmasikan dengan harga

114
tabel untuk taraf signifikansi 5% = 0,329. Hal ini menunjukkan adanya

pengaruh positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X 1) dan Disiplin

Kerja Kepala Sekolah (X2) terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1

Menden Kabupaten Blora (Y). Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,727  r

tabel 0,329 sehingga hipotesa yang menyatakan Kepemimpinan Kepala

Sekolah dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora terbukti. Diartikan semakin tinggi

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah

semakin tinggi pula Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten

Blora.

C. UJI SIGNIFIKAN KORELASI GANDA

Uji signifikan korelasi ganda ini untuk mengetahui nilai yang

memberikan kuatnya pengaruh dua variable atau lebih secara bersama-sama

dengan variable lain. Dalam hal ini adalah Variabel Kepemimpinan Kepala

Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X2) terhadap Kinerja Guru di

SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y) dengan perhitungan sebagai

berikut :

r 2 x 1 x 2 y N−k−1
F= .
1−r 2 x 1 x 2 y k

(0.727)2 36−2−1
F= .
1−(0.727)2 2

115
0,529 36−2−1
F= .
1−0,529 2

0,529 33
F= .
0,471 2

F=1,123 .16,5

F=18,5295

Dibulatkan 18,53

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh nilai rx1x2y = 0,727

kemudian dilakukan uji signifikan korelasi ganda dengan F = 18,53, dapat

disimpulkan bahwa “Semakin Tinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Disiplin Kerja Kepala Sekolah maka semakin tinggi pula Kinerja Guru SMP

Negeri 1 Menden Kabupaten Blora sehingga pengujian hipotesa dinyatakan

diterima.

C. KOEFISIEN DETERMINAN

Kofisien determinasi digunakan untuk menyatakan seberapa besar

pengaruh variable X terhadap variabel Y. Dalam hal ini adalah Variabel

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X2)

terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y) dengan

perhitungan rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

116
KD=r 2 .100 %

KD=0,727 2 . 100 %

KD=0,5285 . 100 %

KD=52,85

Berdasarakan hasil perhitungan dapat diperoleh niali KD = 52,85

artinya adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja Kepala

Sekolah (X2) berpengaruh sebesar 52,85 terhadap Kinerja Guru (Y) SMP

Negeri 1 Menden Kabupaten Blora, sedangkan variabel sisanya di pengaruhi

oleh faktor-faktor yang lain yaitu motivasi, lingkungan dan lain-lain.

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah di uraikan dalam bab – bab

sebelumnya mengenai pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin

Kerja Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden

117
Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut :

A. KESIMPULAN

1. Hasil uji pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja

Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y) sebesar 0,688

konfirmasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5% = 0,329 N = 36.

Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,688  r tabel 0,329 dapat dinyatakan

di terima.

2. Hasil uji pengaruh Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X 2) terhadap Kinerja

Guru SMP Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y) sebesar 0,558

konfirmasikan dengan r tabel untuk taraf signifikansi 5% = 0,329 N = 36.

Disimpulkan bahwa hasil r hitung 0,558  r tabel 0,329 dapat dinyatakan

di terima.

3. Hasil uji pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja

Kepala Sekolah (X2) terhadap Kinerja Guru SMP Negeri 1 Menden

Kabupaten Blora (Y) sebesar 0,727 konfirmasikan dengan r tabel untuk

taraf signifikansi 5% = 0,329 N = 36. Disimpulkan bahwa hasil r hitung

0,727  r tabel 0,329 dapat dinyatakan di terima.

4. Hasil signifikan korelasi ganda diperoleh nilai rx1x2y = 0,727 dengan

dilakukan uji signifikan korelasi ganda dengan F = 18,53 nilai tabel

dengan N = 36 pada taraf signifikan 5% nilainya adalah 0,329.

118
Disimpulkan nilai hitung lebih besar dibandingkan dengan tabel 18,53

 0,329 dan dinyatakan diterima.

5. Hasil iji koefisien determinana Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah

(X1) dan Disiplin Kerja Kepala Sekolah (X 2) terhadap Kinerja Guru SMP

Negeri 1 Menden Kabupaten Blora (Y) diperoleh nilai sebesar 52,85 %

sedangkan 47,15 % dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain yaitu motivasi

kerja, tingkat kesejahteraan, dan lain sebagainya.

B. SARAN

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka tidak ada salahnya apabila

penulis memberikan beberapa saran yang dapat berguna dan dikembangkan ke

arah yang lebih baik. Adapaun saran tersebut antara lain :

1. Bagi kepala sekolah dan guru SMP negeri 1 Menden sebagai tenaga

pengajar perlu memberikan teguran atau hukuman terhadap siswa yang

melanggar dan membuat gaduh dalam pembelajaran.

2. Dalam meningkatkan kompetensi guru agar kinerja guru dapat lebih

maksimal dengan mengikuti kegiatan MGMP, Pelatihan, atau Seminar

menurut kompetensi masing-masing.

119
120

Anda mungkin juga menyukai