FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2020 BAB XII PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF PERUNDANGAN
12.1 Tambak Berwawasan Lingkungan
Tambak yang berwawasan lingkungan biasanya tidak terlalu banyak merubah atau merusak kondisi alami lingkungan mangrove yang ada. Sehingga peran penting mangrove sebagai jalur hijau dapat dipertahankan. Bentuk dari tambak yang berwawasan lingkungan ini dapat berupa tambak tradisional dan dapat pula tambak semi intensif. Untuk merencanakannya terlebih dahulu harus diketahui tipe kawasan pantai, setelah itu baru dilanjutkan pada pemilihan lokasi yang ideal sudah diperoleh, baru dibuat model atau prototipe tambaknya, baik tradisional maupun semi intensif. Tata letak tambak, jenis tanah setempat, kesalahan desain, dan teknologi pengelolaannya adalah faktor- faktor yang berperan terhadap penurunannya produktivitas tambak, seperti ukuran udang yang cenderung sulit berkembang serta respon tambak yang negative terhadap pertumbuhan fitoplankton. Dilain pihak terdapat kesalah pahaman dalam memandang organisme lain selain udang windu seperti ikan dan tumbuhan setempat yang selalu disarankan untuk dieliminasi. Pada kenyatannya masing- masing komponen biota tersebut akhirnya digunakan kembali setelah terbukti berperan dalam memutus rantai penyakit, pemasokan prabiotika serta sat- sat bioaktif serta mineralisasi dampak toksik dari berbagai polutan buatan manusia. 12.2 Peraturan Terkait Lingkungan A. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 75/PERMEN-KP/2016 1. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah; 2. Untuk lokasi pembesaran udang dalam bentuk kluster, harus dilengkapi dengan master plan dan Detail Engenering Design (DED); 3. Memiliki air sumber, air pemeliharaan, dan tanah yang mencukupi dan berkualitas baik sesuai yang dipersyaratkan; 4. Tidak membangun tambak baru pada lahan mangrove dan zona inti kawasan konservasi; 5. Berada pada kawasan terhindar dari banjir rutin dan pengaruh pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya; 6. Berada di belakang sempadan pantai dan sempadan sungai; 7. Konstruksi infrastruktur harus mempertimbangkan fungsi konservasi dan meminimalisir gangguan terhadap lingkungan sekitar. B. Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan No. KEP 02/Men/2004 Tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan Jenis perizinan pembudidayaan ikan meliputi : 1. Izin Usaha Perikanan (IUP) bidang prmbudidyaan ikan. 2. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI). C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2017 Tentang Pembudidayaan Ikan Parameter Lingkungan Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi: 1. Tata Pemanfaatan Air dan Lahan Pembudidayaan Ikan; 2. Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma Nutfah yang Berkaitan dengan Sumber Daya Ikan; 3. Sarana dan Prasarana Pembudidayaan Ikan; 4. Pengendalian Mutu Pembudidayaan Ikan; 5. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan; dan 6. Pembinaan dan Pemantauan. Tabel 12.1 Parameter Lingkungan
Sumber : Kepmen LH No. 51/2004 untuk Biota Laut
12.3 Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Lingkungan hidup merupakan kesatuan sistem, semuanya saling berkaitan, saling berhubungan, saling ketergantungan, adanya keanekaan, perlunya keserasian, keharmonisan, dan keberlanjutan dari sistem tersebut. Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Amdal telah dilaksanakan sejak 1982 di Indonesia. Fungsi : a. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan atau kegiatan. b. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana dan/atau kegiatan. c. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. d. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan. e. Awal dari rekomendasi tentang izin usaha. f. Sebagai Scientific Document dan Legal Document. g. Izin Kelayakan Lingkungan A. Manfaat AMDAL bagi Pemilik Usaha/Kegiatan (Pemrakarsa Proyek) a. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas manfaat, risiko dan sasaran usaha/kegiatan/proyek yang dikelola. b. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas kondisi lingkungan hidup setempat baik biogeofisik, social ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar lokasi usaha/ kegiatan/ proyek yang dikelola. c. AMDAL dapat dijadikan sebagai bahan pengujian secara komprehensif atas perencanaan proyek sehingga pemilik usaha/ kegiatan/ proyek dapat memperkecil risiko dan kelemahan kelemahan usaha/ kegiatan/ proyek. d. AMDAL dapat dijadikan sebagai landasan perencanaan pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan merupakan bagian dari pengelolaan pembangunan usaha/ kegiatan/ proyek secara keseluruhan. e. AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk berargumentasi dan menghindari kemungkinan terjadinya konflik terutama bila timbul masalah lingkungan di daerah tersebut. f. AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di sekitar lokasi usaha/ kegiatan/ proyek terhadap pengamanan dan keselamatan usaha/ kegiatan/ proyek. B. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah a. Dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol pengelolaan lingkungan oleh pemilik usaha/kegiatan/proyek. b. Dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan oleh oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek. c. Mencegah kerusakan dan pemborosan paenggunaan sumberdaya baik yang digunakan oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek atau oleh pihak lain. d. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menghindari konflik dengan proyek lainnya maupun masyarakat di sekitar lokasi proyek. e. Menjamin manfaat yang jelas atas suatu kegiatan/ usaha/ proyek bagi masyarakat umum. f. Memberikan jaminan bagi keberlanjutan pembangunan. g. Meningkatkan tanggungjawab semua pihak terhadap pengelolaan lingkungan. h. AMDAL dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perencanaan pembangunan wilayah. i. AMDAL berguna bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. j. AMDAL berguna untuk kepentingan penelitian terkait dan pengembangan penelitian. C. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat a. Mengontrol pengelolaan lingkungan oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek. b. Mengontrol penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan oleh oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek. c. AMDAL dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah ilmu pengetahuan dan teknologi. D. Manfaat AMDAL bagi Lingkungan Hidup a. Terpeliharanya kualitas lingkungan secara baik. b. Terjaminnya ketersediaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. 12.4 Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pengelolaan pesisir tidak mendasarkan pada prinsip good environmental governance, yaitu : a. Partisipasi masyarakat, b. Penegakan hukum yang jelas, c. Transparansi pengelolaan, d. Kesetaraan kesejahteraan, e. Daya tanggap perusahaan thd masyarakat, f. Wawasan ke depan (dampak), g. Akuntabilitas, h. Pengawasan, efisien dan efektif, i. Profesionalisme. Permasalahan utama dalam air limbah tambak adalah tingginya partikel bahan organik, serta tingginya kandungan unsur N (nitrogen) dan P (phosfat) yang dapat meningkatkan kesuburan perairan. Meningkatnya limbah padat dalam sistem budidaya yang dapat mengakibatkan penurunan oksigen terlarut dan meningkatkan kadar ammonia akibat adanya proses dekomposisi bahan organik yang bersifat toksik. Oleh karena itu, air limbah tambak harus dikelola secara baik dengan menerapkan instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Teknologi pengelolaan air limbah sudah banyak diterapkan di Indonesia seperti sistem resirkulasi, ozonisasi, ultraviolet, kontruksi lahan basah, dan sistem biologis (lumpur aktif). Pengolahan air limbah tersebut harus sesuai dengan standar baku mutu effluent limbah budidaya menurut kementerian lingkungan hidup. Beberapa parameter utamanya yaitu TSS (total suspended solid), TOM (total organic matter), total N, phosfat, dan BOD5 (biochemical oxygen demand). Saat ini, telah dikembangkan penerapan teknologi super intensif IPAL. Upaya yang dilakukan dalam penerapan IPAL dengan membuat kolam perlakuan air limbah yang terdiri dari kolam pengendapan, oksigenasi, biokonversi, dan penampungan. Kolam pengendapan sebagai tempat penampungan air limbah pertama kali untuk menurunkan kadar TSS dan bau busuk dari H2S. Kemudian kolam oksigenasi untuk menaikkan oksigen terlarut dan menurunkan kadar BOD. Selanjutnya limbah masuk ke kolam biokonversi untuk mengubah nutrien yang dapat sebabkan eutrofikasi menjadi bermanfaat buat organisme lain. Perlakuan terakhir air limbah masuk ke kolam penampungan untuk selanjutnya dibuang ke laut.