Anda di halaman 1dari 7

TUGAS XI

REKAYASA TAMBAK

DOSEN PEMBIMBING :
MUDJIATKO, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :
RIZKA MARDIANA (1707111289)

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
BAB XII
PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK BERKELANJUTAN
DALAM PERSPEKTIF PERUNDANGAN

12.1 Tambak Berwawasan Lingkungan


Tambak yang berwawasan lingkungan biasanya tidak terlalu banyak merubah
atau merusak kondisi alami lingkungan mangrove yang ada. Sehingga peran penting
mangrove sebagai jalur hijau dapat dipertahankan. Bentuk dari tambak yang
berwawasan lingkungan ini dapat berupa tambak tradisional dan dapat pula tambak
semi intensif. Untuk merencanakannya terlebih dahulu harus diketahui tipe kawasan
pantai, setelah itu baru dilanjutkan pada pemilihan lokasi yang ideal sudah diperoleh,
baru dibuat model atau prototipe tambaknya, baik tradisional maupun semi intensif.
Tata letak tambak, jenis tanah setempat, kesalahan desain, dan teknologi
pengelolaannya adalah faktor- faktor yang berperan terhadap penurunannya
produktivitas tambak, seperti ukuran udang yang cenderung sulit berkembang serta
respon tambak yang negative terhadap pertumbuhan fitoplankton. Dilain pihak terdapat
kesalah pahaman dalam memandang organisme lain selain udang windu seperti ikan
dan tumbuhan setempat yang selalu disarankan untuk dieliminasi. Pada kenyatannya
masing- masing komponen biota tersebut akhirnya digunakan kembali setelah terbukti
berperan dalam memutus rantai penyakit, pemasokan prabiotika serta sat- sat bioaktif
serta mineralisasi dampak toksik dari berbagai polutan buatan manusia.
12.2 Peraturan Terkait Lingkungan
A. Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
75/PERMEN-KP/2016
1. lokasi sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
2. Untuk lokasi pembesaran udang dalam bentuk kluster, harus dilengkapi dengan
master plan dan Detail Engenering Design (DED);
3. Memiliki air sumber, air pemeliharaan, dan tanah yang mencukupi dan
berkualitas baik sesuai yang dipersyaratkan;
4. Tidak membangun tambak baru pada lahan mangrove dan zona inti kawasan
konservasi;
5. Berada pada kawasan terhindar dari banjir rutin dan pengaruh pencemaran limbah
bahan beracun dan berbahaya;
6. Berada di belakang sempadan pantai dan sempadan sungai;
7. Konstruksi infrastruktur harus mempertimbangkan fungsi konservasi dan
meminimalisir gangguan terhadap lingkungan sekitar.
B. Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan No. KEP 02/Men/2004 Tentang
Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Jenis perizinan pembudidayaan ikan meliputi :
1. Izin Usaha Perikanan (IUP) bidang prmbudidyaan ikan.
2. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI).
C. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 28 Tahun 2017 Tentang
Pembudidayaan Ikan Parameter Lingkungan
Ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi:
1. Tata Pemanfaatan Air dan Lahan Pembudidayaan Ikan;
2. Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma Nutfah yang Berkaitan dengan Sumber Daya
Ikan;
3. Sarana dan Prasarana Pembudidayaan Ikan;
4. Pengendalian Mutu Pembudidayaan Ikan;
5. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan; dan
6. Pembinaan dan Pemantauan.
Tabel 12.1 Parameter Lingkungan

Sumber : Kepmen LH No. 51/2004 untuk Biota Laut


12.3 Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan kesatuan sistem, semuanya saling berkaitan, saling
berhubungan, saling ketergantungan, adanya keanekaan, perlunya keserasian,
keharmonisan, dan keberlanjutan dari sistem tersebut.
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan Nasional sebagaimana diamanatkan
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan
berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Dasar hukum AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999
tentang Amdal. Amdal telah dilaksanakan sejak 1982 di Indonesia. Fungsi :
a. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan atau kegiatan.
b. Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci teknis dari rencana dan/atau
kegiatan.
c. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
d. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu
rencana usaha dan atau kegiatan.
e. Awal dari rekomendasi tentang izin usaha.
f. Sebagai Scientific Document dan Legal Document.
g. Izin Kelayakan Lingkungan
A. Manfaat AMDAL bagi Pemilik Usaha/Kegiatan (Pemrakarsa Proyek)
a. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas manfaat, risiko dan sasaran
usaha/kegiatan/proyek yang dikelola.
b. AMDAL memberikan gambaran yang jelas atas kondisi lingkungan hidup
setempat baik biogeofisik, social ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar
lokasi usaha/ kegiatan/ proyek yang dikelola.
c. AMDAL dapat dijadikan sebagai bahan pengujian secara komprehensif atas
perencanaan proyek sehingga pemilik usaha/ kegiatan/ proyek dapat memperkecil
risiko dan kelemahan kelemahan usaha/ kegiatan/ proyek.
d. AMDAL dapat dijadikan sebagai landasan perencanaan pengelolaan lingkungan
yang lebih baik dan merupakan bagian dari pengelolaan pembangunan usaha/
kegiatan/ proyek secara keseluruhan.
e. AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk berargumentasi dan menghindari
kemungkinan terjadinya konflik terutama bila timbul masalah lingkungan di
daerah tersebut.
f. AMDAL dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat
di sekitar lokasi usaha/ kegiatan/ proyek terhadap pengamanan dan keselamatan
usaha/ kegiatan/ proyek.
B. Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
a. Dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol pengelolaan lingkungan oleh
pemilik usaha/kegiatan/proyek.
b. Dimanfaatkan pemerintah untuk mengontrol penggunaan sumberdaya alam dan
lingkungan oleh oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek.
c. Mencegah kerusakan dan pemborosan paenggunaan sumberdaya baik yang
digunakan oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek atau oleh pihak lain.
d. AMDAL dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menghindari konflik dengan
proyek lainnya maupun masyarakat di sekitar lokasi proyek.
e. Menjamin manfaat yang jelas atas suatu kegiatan/ usaha/ proyek bagi masyarakat
umum.
f. Memberikan jaminan bagi keberlanjutan pembangunan.
g. Meningkatkan tanggungjawab semua pihak terhadap pengelolaan lingkungan.
h. AMDAL dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perencanaan
pembangunan wilayah.
i. AMDAL berguna bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
j. AMDAL berguna untuk kepentingan penelitian terkait dan pengembangan
penelitian.
C. Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
a. Mengontrol pengelolaan lingkungan oleh pemilik usaha/ kegiatan/ proyek.
b. Mengontrol penggunaan sumberdaya alam dan lingkungan oleh oleh pemilik
usaha/ kegiatan/ proyek.
c. AMDAL dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah ilmu pengetahuan dan
teknologi.
D. Manfaat AMDAL bagi Lingkungan Hidup
a. Terpeliharanya kualitas lingkungan secara baik.
b. Terjaminnya ketersediaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
12.4 Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Pengelolaan pesisir tidak mendasarkan pada prinsip good environmental
governance, yaitu :
a. Partisipasi masyarakat,
b. Penegakan hukum yang jelas,
c. Transparansi pengelolaan,
d. Kesetaraan kesejahteraan,
e. Daya tanggap perusahaan thd masyarakat,
f. Wawasan ke depan (dampak),
g. Akuntabilitas,
h. Pengawasan, efisien dan efektif,
i. Profesionalisme.
Permasalahan utama dalam air limbah tambak adalah tingginya partikel bahan
organik, serta tingginya kandungan unsur N (nitrogen) dan P (phosfat) yang dapat
meningkatkan kesuburan perairan. Meningkatnya limbah padat dalam sistem budidaya
yang dapat mengakibatkan penurunan oksigen terlarut dan meningkatkan kadar
ammonia akibat adanya proses dekomposisi bahan organik yang bersifat toksik. Oleh
karena itu, air limbah tambak harus dikelola secara baik dengan menerapkan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL).
Teknologi pengelolaan air limbah sudah banyak diterapkan di Indonesia seperti
sistem resirkulasi, ozonisasi, ultraviolet, kontruksi lahan basah, dan sistem biologis
(lumpur aktif). Pengolahan air limbah tersebut harus sesuai dengan standar baku mutu
effluent limbah budidaya menurut kementerian lingkungan hidup. Beberapa parameter
utamanya yaitu TSS (total suspended solid), TOM (total organic matter), total N,
phosfat, dan BOD5 (biochemical oxygen demand).
Saat ini, telah dikembangkan penerapan teknologi super intensif IPAL. Upaya
yang dilakukan dalam penerapan IPAL dengan membuat kolam perlakuan air limbah
yang terdiri dari kolam pengendapan, oksigenasi, biokonversi, dan penampungan.
Kolam pengendapan sebagai tempat penampungan air limbah pertama kali untuk
menurunkan kadar TSS dan bau busuk dari H2S. Kemudian kolam oksigenasi untuk
menaikkan oksigen terlarut dan menurunkan kadar BOD. Selanjutnya limbah masuk ke
kolam biokonversi untuk mengubah nutrien yang dapat sebabkan eutrofikasi menjadi
bermanfaat buat organisme lain. Perlakuan terakhir air limbah masuk ke kolam
penampungan untuk selanjutnya dibuang ke laut.

Anda mungkin juga menyukai