Anda di halaman 1dari 36

KOMPREHENSIF MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN

KANKER PAYUDARA

Dosen Pengampu :

Ns. Yelmi Reni Putri, S.Kep, MAN

Nama Anggota Kelompok :

Indah Dianatus Sholeha

Lenni Pasaribu

Haiki Tauhid

Jery Krismon

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya

jualah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “ penyakit

kanker payudara ” guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan maternitas .

Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun

kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya mengingat

keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula

penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan,

yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.

Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah
Keperawatan maternitas , sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini, semoga
atas atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT. Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Bukittingggi, Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan ................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kanker payudara ...............................................................................
B. Patofisiology ......................................................................................................
C. Klasifikasi atau Jenis jenis kanker payudara .....................................................
D. Factor Faktor Penyebab .....................................................................................
E. Pengobatan Kanker ............................................................................................
F. Strategi Pencegahan ...........................................................................................
G. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).........................................................
H. Kasus Sesuai Konsep .........................................................................................

BAB III KASUS


A. Kasus ..................................................................................................................

BAB IV
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, yang tidak hanya
terdapat pada manusia tetapi pada hewan dan tumbuh-tumbuhan, akibat adanya
kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel. Salah satu sebab
kerusakan itu ialah adanya mutasi gen. Mutasi gen adalah suatu keadaan ketika sel
mengalami perubahan sebagai akibat adanya paparan sinar ultraviolet, sinar UV, bahan
kimia ataupun bahan-bahan yang berasal dari alam.
Kanker Payudara (Carcinoma mammae)merupakan suatu penyakit yangganas dan
berasal dari kelompok parenkim (parenchima).Kanker payudara adalah penyakit yang
ditandai dengan terjadinyapertumbuhan berlebihanatau perkembangan tidak terkontrol
dari sel-sel ataujaringan payudara. Penyakit kanker payudara merupakan keganasan yang
dapat dicegah edini mungkin dengan berbagai cara seperti pemeriksaan payudara
sendiri(SADARI), pemeriksaan mamografi, menerapkan hidup sehat,konsumsi makanan
pencegah kanker, mengurangi stress.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kanker payudara ?
2. Bagaimana Patofisiology ?
3. Apa saja Klasifikasi atau Jenis jenis kanker payudara ?
4. Apa saja Factor Faktor Penyebab ?
5. Bagaimana Pengobatan Kanker ?
6. Bagaiman Strategi Pencegahan ?
7. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kanker payudara !
2. Untuk mengetahui Bagaimana Patofisiology !
3. Unutuk mengetahui Klasifikasi atau Jenis jenis kanker payudara !
4. Untuk mengetahui Factor Faktor Penyebab !
5. Untuk mengetahui Pengobatan Kanker !
6. Untuk mengetahui Strategi Pencegahan !
7. Unutuk mengetahui Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) !
8. Untuk mengetahui cara memahami Askep kanker Payudara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kanker Payudara


Gambar 2.1
Kanker Payudara

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. ini adalah jenis kanker
Jenis kanker paliing umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinan lebih kecil dari 1 diantara 1000. Pengobatan
yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan
kemoterapi maupun radiasi. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal,cepat dan tidak terkendali. Selain itu kanker payudara (Carcinoma mammae)
didefenisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma (Walyani 2011).
Kanker payudara adalah tumor kanker) ganas yang bermula dari sel sel payudara.
Untuk bisa memahami kanker payudara, sangatlah penting memahami beberapa dasar
dari struktur atau bagian bagian normal dari payudara. Payudara wanita terbentuk dari
beberapa hal, yaitu kelenjar kelenjar yang memproduksi susu payudara yang disebut
(lobula), pembuluh pembuluh (tabung kecil yang membawa susu dari lobula ke putting),
Jaringan lemak konektif, pembuluh darah, dan pembuluh limfa. Kebanyakan kanker
payudara bermula dalam sel sel yang ada pada pembuluh pembuluh atau Duct ( Knaker
ductal), meski sebagian juga bermula pada lobula lobulla (kanker lobula) dan sejumlah
kecil bermula pada jaringan jaringan yang lain (Pamungkas 2009).
Kasus kanker payudara terbanyak ditemukan pada umur Kelompok kasus kanker
payudara terbanyak ditemukan pada rentang umur >42 tahun dengan jumlah 33
responden (82,5%) dan kasus terendah pada rentang umur ≤42 tahun dengan jumlah 7
responden (17,5%). Grafik 1. Tingginya proporsi pada stadium III disebabkan karena
kesadaran responden untuk melakukan pengobatan pada gejala awal atau pada stadium
dini masih sangat rendah dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang penyakit kanker
payudara (Yulianti, Santoso, and Sutinigsih 2016).
Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang perempuan.
Setiap 2 dari 10.000 perempuan di dunia diperkirakan akan mengalami kanker payudara
setiap tahunnya. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang
diakibatkan oleh kanker pada perempuan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia
(Depkes RI,2009). Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang
perempuan. Diperkirakan jumlah kasus baru tidak kurang dari 1.050.346 petahun.
Berdasarkan estimasi International Agency for Research ofCancer, pada tahun 2020 akan
ada 1,15juta kasus baru kanker payudardengan 411.000 kematian. Sebanya70% kasus
baru dan 55% kematiandiprediksi terjadi di negara berkembang. Data International
UnionAgainst Cancer dari World HealtOrganization (UICC) tahun 2009 menunjukkan
setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderitakanker dan 7,6 juta di antarany
meninggal dunia karena kanker. Jika tidak diambil tindakan pengendaliayang memadai,
pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta di
antaranyakan meninggal dunia karena kanker.Kejadian ini akan terjadi lebih cepat
dinegara miskin dan berkembang Berdasarkan data Global burden of cancer (Globocan),
kanker payudaramerupakan kanker terbanyak padperempuan di Indonesia (26 pe100.000)
diikuti kanker leher rahim (16per 100.000) (Priyatin Cici, Elisa Ulfiana 2013).

B. Patofisiology
a. Transformasi
Sel sel kanker di bentuk dari sel sel normal dalam suatu prses rumit yang di
sebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Fase inisiasi pada tahap ini terjadi sesuatu perubahaan dalam bahan genetik
sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini
disebabkan oleh suatu agen yang dissebut karsinogen. Yang bisa merupakan bahan
kimia, virus, radiasi atau penyinaran, atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel
atau bahan lainnya yang disebut promoter, menyebabkan sel lebi rentan terhadap
suatu karsinogen. Bahka gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
Fase promosi pada tahap inni suatu sel yang telah mengalami insiasi akan
berubah menjadi ganas . sel yang belum melewati tahap insiasi tidak akan
berpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa factor untuk menjadi
keganasan 9 gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen) (Pamungkas 2009).

b. Fase metastasis
Metastasis menuju ketulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker
payudara, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma
hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression. Metastasis
demikian bersifat osteolitik, yang berarti bahwa osteoklas hasil induksi sel
kaanker merupakan mediator osteolisi danmempengaruhi diferensiasi dan
aktivitas osteoblas serta osteoklas lain sehingga meningkatkan resorpsi tulang.
Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang
mengandung kalsium dengan Kristal hydroxyappatite sehingga mekaniisme yang
biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraseluler
dengan penggunaan enzim metalloproteinase matriks tidaklah efektif. Oleh sebab
itu, resorbsi tulang yang memungkinkan invasi neoplastik terjadi akibat interaksi
VEGF. VEGF merupakan mitogen angiogentik negative seperti angiostatin, sel
endothelial yang berinteraksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-
1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matrriks ekstraseluler, bermigrasi dan
membentuk tubulus (Pamungkas 2009).
Gambar 2.1
Anatomi Payudara

C. Klasifikasi atau Jenis jenis kanker payudara


1. Tipe yang sering terjadi
Menurut Zevier pamungkas ada beberapa jenis kanker yang sering terjadi yaittu :
a. Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)
Jenis kanker ini paling umum dari kanker payudara yang tidak berbahaya
(Noninvasif). DCIS ini berarti bahwa kankernya hanya terjadi dalam duct
(tabungan kecil yang membawa susu dari lobula ke puting). Kankerr ini tidak
meluas melaalui dinding dinding duct ke jaringan payudara. Hamper semua
wanita yang mengalami kanker pada tahapan ini bisa di obati dengan baik.
Sering kali cara terbaik untuk menemukan DCIS awal adalah menggunakan
mammogram.
b. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
Kondisi ini bermula dari kelenjar kelenjar yang berperan dalam
memproduksi susu, tapi tidak melaluidinding lobula. Meskipun bukan kanker
yang sebenarnya, wanita yang mengalami hal ini akan mendapatkan reiko
kanker paayudara dikemudiaan hari. Karena itulah sangat penting bagi wanita
yang mengalami ini untuk memeriksakan diri dengan menggunkan
mammogram secara teratur.
c. Invasive (infiltaring) Ductal Carsinoma (IDC)
Ini adalah jenis kanker payudara yang paling sering terjadi. Kanker ini
bermula dari jalannya susu atau pada duct, menerobos dingding dunt, dan
menyaring jaringan payudara. Dari sini kanker menyebar kebagian bagian
tubuh yang lain. Kanker ini meliputi sekitar delapan diluar sepuluh kanker
payudara yang membahayakan.
d. Invasive (infiltrating) Lobular carcinoma (ILC)
Kanker jenis ini bermula dari klenjar susu atau lobula. Ia bisa menyebar ke
bagian bagian tubuh yang lain. Sekitar stu duluar sepuluh kanker payudara
membahaayakan dari jenis ini (Walyani 2011).
2. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadan dari hasil penilaian dokter
saat mendiagnosa suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya. Sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke orhan atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lainnya. Stadium hanya di kenal pada tumor ganas
atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak (Yulianti, Santoso, and Sutinigsih
2016).
Untuk menentukkan suatu stadium, hharus dilakukan pemeriksaan klinis
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatology atau PA
rontgen, USG, dan bila menemukan CT Scan. Banyak sekali cara untuk, namun
yang paling banyak dianut saat ini adalah Stadium kanker berdassarkan klasifikasi
system TNM yang direkomendasikkan oleh UICC (international Union Against
Cancer dari Worid Healt Organization).
System TNM ini merupakan singkatan dari T yaitu Tumor size atau
ukuran tumor, N yaitu node atau kelenjar getah bening ragional dn M yaitu
metastase atau penyebaran jauuh. Ketika factor T,N, dan M dinilai baik secara
klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan di lakukan
pemeriksaan histopatology (PA). pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai
berikut :
1) T (tumor Size), ukuran tumor :
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4 : ukuran tumor berapa saja tapi sudah ada penyebaran kekulit atau dinding
dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema, atau bengkak, kulit
payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.
2) N (node), kelenjar getah bening regional
N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / axila
N 1 : ada metastasis ke kgb axila yang masih dapat digerakkan
N 2 : ada metastasis ke kgb axila yang sulit di gerakkan
N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangkang atau pada kgb di
mammary interna di dekat tulang sternum
3) M (metastase) penebaran jauh
M x : metastase jauh belum dapat di nilai
M 0 : tidak terapat metastase jauh
M 1 : terdapat metastase jauh
Setelah masing masing factor T,N,M di dapatkan ketiga factor tersebut kemudian di
gabung dan akan di peroleh stadium kanker sebagai berikut :
a) Stadium 0 : T0 N0 M0
b) Stadium 1 : T1 N0 M0
c) Stadium II A : T0 N1 M0/ T1 N1 M0/ T2 N0 M0
d) Stadium II B : T2 N1 M0/ T3 N0 M0
e) Stadium III A : T0 N2 M0/ T1 N2 M0/ T3 N1 M0
f) Stadium III B : T4 N0 M0/ T4 N1 M0/ T4 N2 M0
g) Stadium III C : tiap T N3 M0
h) Stadium IV : tiap T tiap N- M1

D. Factor Faktor Penyebab


a. Faktor Resiko
1) Factor reproduksi : karaktersitik reproduksi yang berhubungan dengan resiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Resiko utama
kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan periode antara
terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan
window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan
fungsional payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur.
Kurang dari 25 % kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause
sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.
2) Penggunaan Hormon : hormone estrogen berhubungan dengan terjadinya
kanker payudara. Laporan dari Harvard School Of Public Health menyatakan
bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang siknifikan pada para
pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat resiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi
oral. Wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai
resiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel sel
yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan
degenerasi jinak atau menjadi ganas.
3) Penyakit fbrokistik : pada wanita dengan adenosis, fobroadenoma dan
fibrosis, tidak ada peningkatan resiko terjadinya kanker payudara. Pada
hiperpalasis dan papiloma, resiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali.
Sedangkan pada hyperplasia atipik resiko meningkat hingga 5 kali.
4) Obesitas : terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh
dengan kanker payudara pada wanita pasca monoupose.
5) Konsumsi Lemak : diperkirakan sebagai suatu factor resiko terjadinya kanker
payudara. Konsumsi lemak dan serat dalam hubungan nya dengan resiko
kanker payudara pada wanita umur 34-59 tahun.
6) Radiasi : eksposure dengan radiasi selama atau sesudah pubertas
meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian
disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan.
7) Riwayat keluarga dan factor genetik : merupakan komponen yang penting
dalam riwayat penderita yang akan di laksanakan skrining untuk kanker
payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang
kelurganya mendereita kanker payudara (Yulianti, Santoso, and Sutinigsih
2016).

E. Pengobatan Kanker
Menurut (Priyatin Cici, Elisa Ulfiana 2013) ada beberapa pengobatan kanker
payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit yaitu ;
1. Mastektomi
Adalah operasi pengangkatan payudara ada jenis mastektomi yaitu :
a) Modified radical Mastectomy : yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara dari tulang dada, tulang selangkang, tulang iga, seta benjolan
di sekitar ketiak.
b) Total (Simple) mastektomi : yaitu operasi pengangkatan selruh
payudara saja tetapi bukan klenjar di ketiak.
c) Radical Mastectomy : yaitu operasi pengankatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy yaitu pengangkatan hanya
pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
Operasi ini selalu di ikuti dengan pemberian radiotherapy. Biasanya
lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dar 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan mengggunakan sinar x dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.
Pengobatan ini tubuh menjadi lemah nafsu makan berkurang, warna kulit
disekitar payudara menjadi hitam. Serta Hb dan Leukosit cendenrung
menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat obatan anti kanker atau sitokina
dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker
pada payudara tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat obatan
yang di berikan pada saat kemoterapi (Priyatin Cici, Elisa Ulfiana 2013).

F. Strategi Pencegahan
1. Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan karena di lakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri
dari keterpaparan pada berbagai factor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Pencegahan primer ini juga bisa merupakan pemeriksaan SADARI (pemeriksaan
payudara sendiri) yang di lakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil factor
resiko terken kanker payudara.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegan sekuder di lakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk
terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus heid normal
merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan
dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus menggalami
perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari
semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus menerus pada
mammografi pada wanita yang sehhat merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kanker payudara. Karena itu skrinning dengan mamografi tetap dapat di laksankan
dengan beberapa pertimbangan antara lain:
a) Wanita yang sudah mancapai usia 40 tahun di anjurkan melakukan cancer
risk assessment survey.
b) Pada wanita dengan factor resiko mendapat rujukan untuk di lakukan
mommografi setiap blaan.
c) Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai
mencapai usia 50 tahun.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier biasanya di arahkan pada individu yang telah positif menderita
kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan
staadiumnya akan tetapi mengurangi ke cacatan dan memperpanjang harapan hidup
penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkaatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplokasi penyakit dan meneruskan pengobatan.
Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak
terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan
tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu pengobatan yang di
berikan hanya berupa simptomatik dan di anjurkan untuk mencari pengobatan
alternative dengan obat herbal kanker payudara (Pamungkas 2009).

G. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)


Pemeriksaan sadari sendiri bisa di lakukan perempuan sejak berusia 20 tahun.
Karena dengan melakukan pemeriksaan dini inilah kanker payudara bisa di cegah dari
resiko yang lebi tinggi. Akan lebih muda jika anda melakukannya sendiri sehabis mandi.
Gerakan meraba atau memijat lembut lebih mudah karena masih adanya sabun yang
menempel di kulit, caranya adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan payudara dengan seksama, lihat apakah ada kelainan ataukah
normal saja. Caranya ada 2 yaitu pertama dengan mengangkat kedua tangan
hingga di atas kepala. Kedua letakkan kedua tangan anda di pinggang. Lihat
apakah ada perubahan bentuk atau payudara tidak simetris, kemudian apakah
ada kerutan padda payudara, kulit berubah warna seperti kulit jeruk.
2. Angkat lengan kiri untuk melakukan pijatan lembut pada payudara. Gunakan
permukaan jari yang rata untuk mengurut payudara, pastikan untuk
menyentuh seluruh bagian payudara, gunakan pola yang sama setiap
bulannya. Meraba , menekan, atau memijat lembut payudara membantu anda
mengetahui apakah ada benjolan atau tidak.
3. Gerakan pijatan pertama gerakan arah berputar dengan menyentuh seluruh
bagian payudara raba payudara dengan gerakan memutar seperti mengelilingi
area putting, gerakan ke dua lakukan dengan sistematis denggan arah naik dan
turun, pastikan seluruh bagian payudara tersentuh. Ketiga lakukan dengan
gerakan arah keluar dan masuk setiap bagian payudara.
4. Periksa juga putting anda dengan menekan lembut, pastikan apakah ada cairan
yang keluar. Tanda lain putting bersisik, memerah, dan bengkak (Prasetiya
dan Niken 2014).
Gambar 2.3
Pemeriksaan SADARI

Su
mber : Zaviera. 2009. Deteksi Dini Kanker Payudara.

Alat dan Bahan untuk Pemeriksaan SADARI

1. Pantom
2. Baby oil atau hand body

H. Kasus Sesuai Konsep


1. Pengkajian
a. Identitas Meliputi data pasien dan data penanggung-jawab, seperti nama, umur
(50 tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan.
b. Keluhan utama adanya benjolan pada payudara, sejak kapan, riwayat penyakit
(perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan), faktor etiologi/ resiko.
c. Konse diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan cancer
mammae
d. Pemeriksaan klinis Mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh
factor hormon antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan
ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/ setelah menstruasi
± 1 minggu dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang sama tinggi.
e. Inspeksi
Simetri (sama antara payudara kiri dan kanan Kelainan papilla. Letak dan bentuk,
adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling,
ulserasi, dan lain-lain.
f. Palpasi
1) Klien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas.
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila).
4) Adanya metastase nodus (regional) atau organ jauh
5) Stadium kanker (system TNM UICC).
g. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologist
a) Mammografi/ USG Mamma
b) X-foto thoraks
c) Kalau perlu galktografi, tulang-tulang, USG abdomen,bone scan, CT
scan.
2. Pemeriksaan laboraturium
a) Darah lengkap, urin
b) Gula darah puasa dan 2 jpp
c) Enxym alkali sposphate, LDH
d) CEA, MCA, AFP
e) Hormon reseptor ER, PR
f) Aktivitas estrogen/ vaginal smear.
3. Pemeriksaan sitologis
a) FNA dari tumor.
b) Cairan kista dan efusi pleura.
c) Sekret puting susu, ditemukannya cairan abnormal seperti darah atau
nanah.

2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi

3. Perencanaan
Diagnosa
1. nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri
berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi Rasional
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Informasi memberikan data dasar
komprehensif, termasuk lokasi, untuk mengevaluasi kebutuhan/
karakteristik, durasi, frekuensi, keefektifan
maupun kualitas. intervensi.
2. Berikan pengalihan seperti 2. Memungkinkan pasien untuk
reposisi dan aktivitas berpartisipasi secara aktif dan
menyenangkan seperti meningkatkan rasa control.
mendengarkan music atau 3. Evaluasi dilakukan setelah
menonton TV. mengajarkan teknik pengalihan,
3. Evaluasi keefektifan control sehingga mengetahui kebutuhan
nyeri. klien.
4. Kolaborasi dalam pemberian 4. Nyeri adalah komplikasi sering
analgetik. dari kanker, meskipun respons
individual berbeda. Saat perubahan
penyakit/ pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.
2. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas
berkurang.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik mengontrol cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1.Pasien yang cemas memerlukan
menenangkan. teman dan
2. Jelaskan semua prosedur dan apa ketenangan dalam mengungkapkan
yang dirasakan selama prosedur. kecemasannya.
3. Dorong pasien untuk 2. Prosedur, dampak dan segala yang
mengungkapkan perasaan, ketakutan, berkaitan dengan terapi diberikan. Hal
persepsi. ini membuat
pasien tahu mengenai dampaknya, dan
dapat
mengambil keputusan yang tepat.
3. Memberikan kesempatan untuk
memeriksa rasa takut realistis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.

3. resiko infeksi nosokomial berhubungan dengan lingkungan operasi


Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi tidak
terjadi.
Kriteria hasil :
1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
2. Jumlah leukosit berada pada batas normal.
3. Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pencegahan infeksi.
Intervensi Rasional
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai 1. Lingkungan yang bersih
pasien lain. meminimalkan jumlah bakteri.
2. Cuci tangan sebelum melakukan 2. Lindungi pasien dari sumber-sumber
tindakan. infeksi,
Pengunjung juga dianjurkan melakukan seperti pengunjung dan staf yang
hal yang sama. mengalami ISK.
3. Monitor temperatur. 3. Peningkatan suhu terjadi karena
4. Tingkatkan istirahat adekuat/ periode berbagai faktor, misalnya efek samping
latihan. kemoterapi, proses penyakit, atau
5. Kolaborasi dalam pemberian infeksi.
antibiotik. 4. Membatasi keletihan, mendorong
gerakan yang cukup untuk mencegah
komplikasi.
5. Diberikan secara profilaktik pada
pasien dengan imunosupresi.

4. Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah kulit/


jaringan.
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam waktu penyembuhan
kulit meningkat.
Kriteria hasil :
1. Perfusi jaringan baik.
2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjdinya cedera berulang.
3. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawaatan alami.

Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk karakteristik 1. Penggunaan balutan tergantung luas
drainase. Monitor jumlah edema, pembedahan dan penutupan luka.
kemerahan, dan nyeri pada insisi dan Drainase terjadi ketika trauma prosedur
lengan, serta suhu. dan manipulasi banyak pembuluh darah
2. Tempatkan pada posisi semifowler. dan limfatik pada area tersebut.
3. Jangan melakukan pengukuran TD, Pengenalan dini terjadi ketika infeksi
injeksi dapat memampukan pengobatan dengan
obat, atau memasukkan IV pada lengan cepat.
ynag sakit. 2. Membantu drainase cairan melalui
4. Anjurkan untuk memakai pakaian gravitasi.
yang tidak sempit/ ketat, perhiasan atau 3. Meningkatkan potensial konstriksi ,
jam tangan pada tangan yang sakit. infeksi, dan limfedema pada posisi
yang sakit.
4. Menurunkan tekanan pada jaringan
yang terkena, yang dapat memperebaiki
sirkulasi/ penyembuhan.

BAB III
KASUS

Narasi Kasus
Ny.A masuk rumah sakit pada tanggal 28 juli 2020 pukul 10.15 WIB, dengan keluhan
pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri. TD 110/60 mmHg, RR
24x/mnt, T 37°C. Pasien merasakan nyeri diseluruh bagian payudara sebelah kiri dan
menegluarkan bau yang tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu
makan. Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara
sebelah kiri tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah
sehingga mengalami ulkus atau luka yang meluas dan tampak memperberat aktivitas
pasien dengan sedikit bergerak, badan tampak lemah.
A. Identitas Klien
Nama                                      :    Ny. R
Tempat/Tanggal Lahir            :    Binjai, 02 Februari 1968
Umur                                      :    42 Tahun
Jenis Kelamin                         :    Perempuan
Alamat                                    :    Jl. Setia Budi No. 88
Status Perkawinan                  :    Sudah Menikah
Agama                                    :    Islam
Suku                                       :    Jawa
Pendidikan                             :    SMA
Pekerjaan                                :    Ibu Rumah Tangga
No. Register                           :    212
Ruangan/Kamar                     :    Rindu/B2 bedah
Golongan darah                      :    O
Diagnose Medis                     :    Ca Mammae
Tanggal Masuk RS                 :    01/07/2010
Jam                                         :    10.15 WIB
Tanggal Pengkajian                :    02/07/2010

B.       Penanggung Jawab
Nama                                      :    Tn. A. Saleh
Hubungan dengan klien         :    Suami klien
Pekerjaan                                :    Wiraswasta
Alamat                                    :    Jl. Setia Budi No. 88

II.      Keluhan Utama
Pembengkakan, nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri.
III.   Resume
Pasien masuk RS 01 Juli 2010 pada pukul 10.15 WIB dengan keluhan pembengkakan,
nyeri, dan luka yang luas pada payudara kiri. TTV: TD: 110/60 mmHg, RR: 24x/i, Pols:
112x/i, T: 37oC.
IV.   Riwayat Kesehatan Sekarang
1.      Factor Pencetus                               :    Benjolan di payudara kiri
2.      Lamanya keluhan                            :    ± 7 hari
3.      Timbulnya Keluhan                         :    Bertahap
4.      Bagaimana dirasakan                       :
Pasien merasakan nyeri di seluruh bagian payudara sebelah kiri dan mengeluarkan bau yang
tidak sedap sehingga merasakan mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
5.      Bagaimana dilihat                            :
Pasien tampak gemetar, ketakutan, gelisah, dan meringis kesakitan. Payudara sebelah kiri
tampak membengkak melebihi yang kanan dan lama kelamaan pecah sehingga
mengalami ulkus yang meluas dan tampak memperberat aktivitas pasien dengan sedikit
bergerak, badan tampak lemah, skala nyeri 5-6 (sedang).
6.      Factor yang memperberat                :
Anggota tubuh yang mengalami benjolan atau pembengkakan (payudara sebelah kiri).
7.      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya sendiri :
Istirahat.
8.      Upaya yang dilakukan oleh orang lain :
Membawa ke Rumah Sakit.
9.      Diagnose Medik                              :    Ca Mammae

V.      Riwayat Kesehatan yang lalu


1.      Penyakit yang pernah dialami
a.       Masa kanak-kanak                    :    Demam tinggi
b.      Riwayat kecelakaan                  :    Tidak ada
c.       Pernah dirawat/penyakit           :    Tidak pernah
d.      Operasi                                     :    Tidak pernah
2.      Riwayat alergi
a.       Tipe alergi                                 :    Tidak ada
b.      Reaksi                                       :    Tidak ada
c.       Tindakan                                   :    Tidak ada
3.      Imunisasi                                         :    Lengkap

VI.   Kebutuhan Dasar
1.      Pola Nutrisi
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Diet tipe MB MB TKTP
b. Pola diet Diet yang Diet yang
disajikan disajikan
habis 1 porsi habis ½ porsi
c. Kehilangan selera Tidak ada Berkurang
makan (anoreksia)
d. Mual dan Muntah Tidak ada Ada
e. Frekuensi makan 3x1 3x1
f. Makanan yang disukai Tidak ada yang Tidak ada yang
khusus khusus
g. Jumlah makanan 1400 kkal 1000 kkal
h. BB/TB 65kg/170cm 58kg/170cm
2.      Kebutuhan Cairan
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Jumlah minum 1500-2500cc 1000-2000cc
b. Pola minum 5-8 gelas 4-6 gelas
c. Jenis minum Air putih Air putih
d. Minuman yang disukai Teh manis Teh manis

3.      Pola Eliminasi
a.       BAB
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Frekuensi 2x1 2x1
b. Waktu Pagi/Malam Pagi/Malam
c. Warna Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
d. Konsistensi Lunak Lunak
b.      BAK
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Frekuensi 6x1 hari 5x1 hari
b. Warna Kuning jernih Kuning jernih
c. Bau Khas Khas
d. Jumlah 1500cc 1500cc
4.      Pola Istirahat dan Tidur
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Waktu siang 14.00-16.00 WIB 15.00-15.30 WIB
(2 jam) ( ½ jam)
b. Waktu malam 22.00-05.30 WIB 24.00-05.00 WIB
(7,5 jam) (5 jam)
c. Lama tidur/hari 9,5 jam 5 jam
d. Kesulitan tidur Tidak ada Suara berisik
e. Cara mengatasi Tidak ada Ruangan harus
tenang
5.      Kebersihan dan Personal Hygiene
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Pemeliharaan badan 2x1 hari 1x1 hari
(mandi)
b. Pemeliharaan gigi dan 2x1 hari 1x1 hari
mulut
c. Pemeliharaan kuku 2x1 minggu 1x1 minggu
d. Pemeliharaan rambut 1x2 hari 1x3 hari
e. Hambatan dalam Tidak ada Adanya luka
melakukan yang dibalut
personal hygiene oleh perban

6.      Pola Kegiatan/Aktivitas
No Data Sebelum Sakit Sesudah Sakit
a. Olahraga/jenis/frekuensi Tidak ada Tidak ada
b. Kegiatan waktu luang Mengurus Istirahat, makan,
pekerjaan nonton TV
rumah
c. Jenis pekerjaan Ibu rumah Ibu rumah tangga
tangga
d. Jumlah jam kerja Tidak tentu -
e. Kesulitan/keluhan dalam Tidak ada Adanya
hal pembengkakan di
payudara kiri
memberatkan
pasien
beraktiivitas
dengan sedikit
bergerak.

VIII.       Riwayat Lingkungan
a.       Kebersihan lingkungan rumah                :    Bersih
b.      Bahaya                                                    :    Jauh dari bahaya
c.       Polusi                                                      :    Tidak ada polusi

IX.        Riwayat/Keadaan Psikososial
1.      Psikologis
         Persepsi terhadap penyakit              :    Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
         Konsep diri                                      :    Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya.
         Emosi                                               :    Stabil
         Adaptasi                                          :    Dapat beradaptasi pada lingkungan.
2.      Social
         Hubungan antara keluarga               :    Baik
         Hubungan dengan orang lain          :    Baik
         Perhatian terhadap lawan bicara      :    Baik
         Kegemaran                                      :    Tidak ada
         Bahasa yang digunakan                   :    Bahasa Indonesia
3.      Spiritual
         Pola ibadah                                      :    - Sebelum masuk RS : kadang-kadang
                                                             - Sesudah masuk RS : semakin sering
         Keyakinan tentang kesehatan          :    Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.

X.       Pengkajian Fisik
Tanda-tanda Vital         :    TD       :  110/60 mmHg
                                           RR      :  112x/i
                                           Pols     :  80x/i
                                           Temp   :  37oC
                                           TB       :  170 cm
                                           BB      :  58 kg
Kepala                           :    Bentuk                                 : Lonjong
                                           Ukuran                                 : Normal
                                           Posisi                                    : Tegak
                                           Warna dan bentuk rambut   : Hitam dan ikal
                                           Kebersihan kulit kepala        : Kurang bersih
Mata/penglihatan          :    Bentuk                                 : Simetris
                                           Sclera                                   : Icterus
                                           Konjungtiva                         : Anemis
                                           Pupil                                     : Tidak ada kelainan
                                           Posisi                                    : Simetris kanan kiri
                         Ketajaman penglihatan        : Baik, normal 6/6 artinya seorang dapat melihat dengan sebelah
mata dengan jarak 6 meter.
                                           Pemakaian alat bantu           : Tidak ada
Hidung/penciuman       :    Bentuk                                 : Simetris
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Polip/sumbatan                     : Tidak ada
                                           Fungsi penciuman                : dapat membedakan bau-bauan.
Telinga/pendengaran     :    Bentuk                                 : Normal
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Cairan                                   : Tidak ada
                                           Fungsi pendengaran             : Baik
                                           Pemakaian alat bantu           : Tidak ada
Mulut dan faring           :    Bibir                                     : Normal
                                           Mukosa gigi                         : Normal
                                           Lidah                                    : Kotor
                                           Gigi                                      : Lengkap dan tidak ada karies
                                           Tonsil/faring                         : Tidak membesar
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Kebersihan                           : Kurang
                                           Bau                                       : Tidak ada bau khas
                                           Fungsi pengecapan               : Dapat merasakan manis, asam,
pahit
                                           Kemampuan menelan           : Baik
Leher                             :    Kelenjar getah bening          : Tidak ada pembengkakan
                                           Kelenjar tiroid                      : Tidak membesar
                                           Vena jugularis                      : Tidak ada peningkatan
                                           Kekakuan                             : Tidak ada
Thorax                           :    Bentuk rongga                     : Simetris
                                           Bunyi napas                         : Bronchial
                                           Irama pernapasan                 : Tidak teratur
                                           Bunyi jantung                      : Normal lup-lup
                                           Nyeri dada                           : Nyeri pada dada sebelah kiri
                                           Produksi sputum                  : Tidak ada
Abdomen                      :    Bentuk                                 : Baik
                                           Hepar                                   : Tidak ada pembesaran
                                           Lien                                      : Tidak ada kelainan
                                           Ginjal                                   : Tidak ada kelainan
                                           Nyeri tekan                          : Tidak ada
                                           Bising usus                           : Normal 12x/i
Neurologi                      :    Kesadaran                            : Compos Mentis
                                           Status orientasi                     : Waktu (√), tempat (√), orang (√)
                                           Memori saat ini                    : Pasien masih ingat memori saat ini
                                           Memori masa lalu                 : Pasien masih ingat memori yang
lain
Perineum dan genetalia :    Kebersihan                           : Bersih
                                           Peradangan                          : Tidak ada
                                           Haemoroid                           : Tidak ada
                                           Perdarahan                           : Tidak ada
                                           Alat genetalia                       : Bersih
Ekstremitas atas            :    Bentuk dan kekuatan           : Simetris dan lemah
                                           Rentang gerak                      : Terbatas
                                           Reflek                                  : Baik
Ekstremitas bawah        :    Bentuk dan kekuatan           : Simetris dan lemah
                                           Rentang gerak                      : Terbatas
                                           Reflek                                  : Baik
Eliminasi                       :    Pola BAB                             : 2 kali dengan konsistensi feses
lunak.
                                           Riwayat perdarahan             : Tidak ada
                                           Pola BAK                            : 5x1 dengan frekuensi : 300cc 1
kali BAK
                                           Jumlah urin                           : 1500cc
                                           Retensi urin                          : Tidak mengalami retensi urin
                                           Karakter urin                        : Kuning jernih
Integument                   :    Warna                                   : Sawo matang
                                           Integritas                              : Jelek disekitar payudara sebelah
kiri
                                           Kelainan pada kulit              : Mengalami ulkus disekitar
payudara sebelah kiri.

XI.   Data Penunjang Lain


1.      Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,1 gr/dl (Normal = Normal bagi pria umumnya sekitar 13,8 sampai 17,2 g/dL.
Sedangkan untuk wanita adalah 12,1 sampai 15,1 g/dL
Albumin : 2,08 gr/dl (Normal = antara 3,5 hingga 5,9 gram per desiliter (g/dL)
2.      Pada foto thorax : bentuk normal/tidak tampak kelainan.
3.      USG : korteks/medulla baik, pelvio balik tidak melebar, tidak tampak batu.
4.      Pemberian terapi :
         Antibiotic (amoxin)                     3x500mg
         Anti analgetik (as. Mefenamat)   3x500mg
         Anti ulsecaria/cimelidin              3x500mg
         Sulfas ferosus                              2x1
         Vit C                                           2x2
         Vitamin : A, D, E, B6
         Antacid
         Inj. RL 5/5 D5%

ANALISA DATA
Symptom Etiologi Problem
1. DS : Pasien mengatakan tidak Penurunan massa Perubahan
nafsu makan, mual, dan otot dan nutrisi :
muntah. penurunan kurang dari
DO : Pasien tampak lemah. BB kebutuhan
    Diet yang disajikan habis ½ tubuh
porsi
    BB sebelum sakit 65 kg
    BB setelah sakit 58 kg

DS : Pasien mengatakan merasa Nyeri


2. nyeri diseluruh bagian Ulkus pada
payudara sebelah kiri. permukaan
DO : Payudara sebelah kiri payudara
tampak membengkak melebihi
yang kanan dan lama
kelamaan pecah.
    Mengalami ulkus yang meluas
    Skala nyeri 5-6 (sedang)
Kerusakan
DS : Pasien mengatakan daerah integritas
3. ulkus mengeluarkan bau yang Kerusakan kulit
tidak sedap. permukaan
333 DO : Tampak ulkus yang meluas kulit/jaringan
disekitar payudara sebelah disekitar
kiri. payudara kiri
    Integritas kulit disekitar
payudara sebelah kiri jelek
4.
DS : Pasien mengatakan takut
mengahadapi perubahan Ancaman Takut dan
dalam tubuhnya. perubahan koping tidak
DO : Pasien tampak gemetar, pada status efektif
ketakutan, dan gelisah. kesehatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Nyeri berhubungan dengan ulkus pada permukaan payudara
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan massa
otot dan penurunan BB
3.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan permukaan kulit/jaringan
disekitar payudara kiri

No NOC NIC Tindakan


DX Keperawatan
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Lakuka 1. Menegta
n pengkajian
keperawatan 2 x 24 jam maka hui ketidak
nyeri secara
diharapkan komprehensif efektifan
- Nyeri berkurang 2. Contro mengurangi
- Frekuensi nyeri l lingkungan nyeri
yang dapat
berkurang 2. Mengali
mempengaruhi
- Skala nyeri berkurang nyeri hkan perhatian
3. Ajarka pasien terhadap
n tehnik nyeri dan
relaksasi untuk
mengurangi
mengurangi
nyeri nyeri
4. Kaji 3. Dapat
tipe dan mengurangi
sumber nyeri
nyeri
5. Kolabo
rasi pemberian mengurangi
analgetik peradangan
untuk sehingga
mengurangi
mempercepat
nyeri
penyembuhan
2 Setelah dilakukan tindakan - Monito 1. Mengeta
keperawatan selama 3x24 jam r intake hui monitor
diharapkan kebutuhan nutrisi makanan atau intake makanan
dapat terpenuhi asupan yang pasien
- Pasien tidak mual dan adekuat 2. Melakuk
muntah - Pembe an monitor
- Intake adekuat rian kalori intake makanan
- Pasien tidak lemah yang ade kuat oasien
dan makanan 3. Memberi
seimbang kan makana
- Anjurk yang ade kuat
an pasien dan seimbang
makan dalam 4. Memberi
porsi kecil tapi kan pendidikan
sering tentang
makanan yang
baik dikonsumsi
3 Setelah dilakukan tindakan - Perawa 1.ajurkan menggunakan
keperawatan selama 3x24 jam tan Pada Kulit pakaian lembut dan
diharapkan longgar pada area
- Integritas kulit kembali tersebut, anjurkan
normal. untuk tidak
- Ulkus tidak membesar. memakai bra jika
- Tidak menimbulkan menimbulkan
bau yang tidak sedap. tekanan.
2. Cuci kulit dengan
segera bila agen
antineoplastik
tercecer pada
kulit yang tidak
terlindungi.
3. Ganti balutan/beri
perawatan pada
kulit yang terkena
serta indikasi.
Awasi semua sisi
untuk tanda atau
infeksi luka.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Payudara adalah alat vital dan kebanggaan dari setiap wanita, Kanker adalah suatu
kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya,
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,cepat dan tidak terkendali.
Selain itu kanker payudara (Carcinoma mammae) didefenisikan sebagai suatu
penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma Kanker payudara
adalah tumor kanker) ganas yang bermula dari sel sel payudara. Untuk bisa
memahami kanker payudara, sangatlah penting memahami beberapa dasar dari
struktur atau bagian bagian normal dari payudara.

B. Saran
Diharapkan bagi seluruh mahasiswa dan wanita yang membaca makalah ini bisa
menerapkan kehidupan yang sehat dan selalu melakukan pemeriksaan dini pada diri
sendiri agar bisa mengurangi masalah pada kanker payudara yang sudah meningkat,
dan di harapkan seluruh wanita bisa meenerapkan atau pola hidup sehat dengan
melakukan pemeriksaan SADARI.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Zaviera. 2009. Deteksi Dini Kanker Payudara. Jakarta indoneisa.

Prasetiya dan Niken. 2014. “Asuhan Keperawatan Kanker Payudara‫ر‬.” Pontificia Universidad
Catolica Del Peru 8(33):44.

Priyatin Cici, Elisa Ulfiana, Sri Sumarni. 2013. “Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian Kanker Payudara DI RSUP Dr. Kariadi Semarang.” Jurnal Kebidanan 2(5):9–19.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2011. Kebidanan Komunitas.

Yulianti, I., H. Santoso, and D. Sutinigsih. 2016. “Faktor-Faktor Risiko Kanker Payudara (Studi
Kasus Pada Rumah Sakit Ken Saras Semarang).” Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro 4(4):401–9.

Anda mungkin juga menyukai