Anda di halaman 1dari 10

OPTIMASI PENENTUAN RUTE PENGUMPULAN SUSU SAPI DENGAN LINEAR

PROGRAMMING
(Studi Kasus: Koperasi Unit Desa (KUD) BATU, Malang)

OPTIMIZATION OF COLLECTING MILK ROUTES USING LINEAR


PROGRAMMING
(A Case Study In The Koperasi Unit Desa (KUD) BATU, Malang)

Elvina Damayanti1), Arif Rahman2), Ratih Ardia Sari3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : elvinadamay@gmail.com1) , posku@ub.ac.id2) , rath.ardia@ub.ac.id3)

Abstrak

Aktivitas logistik yang ada di KUD BATU yaitu pengumpulan susu dari peternak ke pabrik. Aktivitas ini
dilakukan 2 kali dalam sehari oleh 11 kendaraan di KUD yang mengumpulkan susu dari 19 pos
penampungan ke pabrik. Perencanaan rute pengumpulan susu saat ini masih menggunakan metode intuitif.
Hal ini menyebabkan 1 truk hanya dapat mengambil susu di 1 pos penampungan dalam 1 rute. Padahal, rute
yang dilalui oleh truk memungkinkan untuk melakukan pengambilan susu lebih dari 1 pos penampungan.
Oleh karena itu, dilakukan pemodelan sistem pengumpulan susu yang dapat meminimasi biaya transportasi
mengunakan linear programming. Pada linear programming dilakukan formulasi matematis yaitu
menentukan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi kendala. Berdasarkan hasil analisis dan
perbandingan model existing dengan model linear programming, diperoleh penurunan biaya sebesar Rp
52.850 (15,47%) dalam setiap jadwal pengumpulan susu. Dalam sehari, terdapat 2 kali jadwal pengumpulan
susu sehingga KUD BATU dapat menghemat biaya sebesar Rp 3.171.000 dalam satu bulan.

Kata kunci : Optimasi Rute, Formulasi Matematis, Linear Programming, Minimasi Biaya.

1. Pendahuluan cup 125 ml dan 140 ml. Dalam prosesnya untuk


Dewasa ini supply chain management menghasilkan suatu produk akhir diperlukan
merupakan hal yang tidak asing lagi bagi bahan baku berupa susu sapi perah yang berasal
perusahaan. Berbagai perusahaan telah dari peternak di wilayah Batu. Susu sapi ini
menerapkan suppy chain management dalam merupakan bahan baku utama dalam
proses bisnisnya guna meminimalisasi total melaksanakan proses bisnis di KUD Batu. KUD
biaya rantai pasok. Biaya yang perlu Batu melakukan aktivitas logistik dari hulu ke
diminimalisasi antara lain adalah biaya bahan hilir. Aktivitas logistik dalam KUD Batu
baku dan biaya tambahan, biaya transportasi, diantaranya adalah pengumpulan susu dari
biaya fasilitas investasi, biaya produksi peternak ke pabrik yang dilakukan sebanyak 2
langsung dan tak langsung, biaya persediaan, kali dalam sehari pada pagi dan sore hari. Pos
dan sebagainya (Stock, 2001). Salah satu pengumpulan sementara yang dikelola oleh
bagian proses supply chain management adalah KUD Batu sebanyak 19 pos yang tersebar di
manajemen logistik untuk merencanakan, desa-desa yang terdapat di 3 kecamatan di kota
mengimplementasikan, mengatur efisiensi dan Batu.
efektivitas aliran, penyimpanan produk, Pos-pos penampungan memiliki kapasitas
pelayanan, dan informasi yang berkaitan dari dan waktu ketahanan susu yang berbeda-beda.
bahan mentah menjadi barang jadi yang siap Terdapat 2 karakteristik pos penampungan di
dikonsumsi oleh konsumen (Bowersox, 1978). KUD Batu yaitu pos penampungan
Koperasi Unit Desa (KUD) BATU berpendingin dan tidak berpendingin. Susu
merupakan koperasi manufaktur yang pada pos penampungan berpendingin dapat
menghasilkan suatu produk berupa susu segar, bertahan hingga waktu 90 menit, berbeda
susu pasteurisasi, dan yogurt. KUD BATU dengan pos penampungan tidak berpendingin
memiliki dua macam produk susu pasteurisasi, yang hanya mampu bertahan selama 45 menit.
yaitu Nandhi Murni dengan kemasan botol 1 Semua susu yang terdapat di masing-masing
liter dan 200 ml dan susu KSB dengan kemasan pos penampungan diangkut oleh armada KUD

528
Batu yang berjumlah 12 truk. Dalam proses 2.1 Langkah – langkah Penelitian
pengumpulan susu yang terdapat di 19 pos Langkah – langkah yang dilakukan dalam
penampungan KUD Batu membuat suatu rute melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
pengumpulan susu. Tetapi, KUD Batu masih 1. Survei Pendahuluan dan Studi Pustaka
merencanakan rute pengumpulan susu dengan Survei pendahuluan mengenai kondisi dan
sederhana tanpa menggunakan metode apapun. situasi permasalahan yang terdapat di
Truk KUD Batu yang dioperasikan untuk perusahaan serta melakukan studi pustaka atau
pengumpulan susu masih ada yang melayani 2 literatur yang berkaitan dengan masalah yang
pos penampungan. Dan truk tersebut tidak akan diteliti serta referensi (literatur) seperti
dapat melayani 2 pos penampungan dengan 1 Supply chain management, manajemen logistik,
rute. Ketika melayani 2 pos penampungan, truk dan Linear programming dan sebagainya yang
harus kembali ke pabrik kemudian ke pos akan digunakan dalam pengolahan data
penampungan kedua untuk mengambil susu. nantinya.
Dengan adanya aktivitas transportasi dalam 2. Identifikasi Masalah
pengumpulan susu seperti diuraikan diatas Mengidentifikasi pokok permasalahan yang
dapat menyebabkan pembengkakan biaya. muncul dari hasil survei pada objek penelitian.
Selain itu, dengan kondisi seperti ini, dapat 3. Perumusan Masalah
terjadi keterlambatan pengumpulan susu di Setelah mengidentifikasi masalah, maka
pabrik karena ada susu yang diambil tidak merumuskan masalah apa yang akan dijadikan
bersamaan. fokus pembahasan dalam penelitian ini.
Berdasarkan permasalahan yang telah 4. Penentuan Tujuan Penelitian
dijabarkan, diperlukan penentuan rute untuk Penentuan tujuan penelitian dilakukan
pengumpulan susu dari masing-masing pos berdasarkan perumusan masalah sebelumnya.
pengumpulan ke pabrik. Hal ini diperlukan agar 5. Pengumpulan Data
dapat meminimasi biaya transportasi dalam Pada penelitian ini, dilakukan pengumpulan
aktivitas logistik pengumpulan susu ini. data yaitu data sistem pengumpulan susu,
Masalah penentuan rute dapat diselesaikan wilayah pos penampungan, jumlah susu yang
dengan metode optimasi yaitu model linear dikumpulkan, jarak antar pos penampungan,
programming. Linear Programming merupakan jumlah truk, kapasitas truk, biaya pengumpulan
teknik permodelan matematika yang di desain susu, waktu ketahanan susu, dan waktu di pos
untuk mengoptimalkan penggunaan sumber- penampungan.
sumber terbatas (Ignizio, 1994). Dengan adanya 6. Pengolahan Data
faktor-faktor seperti waktu ketahanan susu, Pengolahan data yang dilakukan dalam
jarak pos penampungan, dan kapasitas armada penelitian ini, yaitu:
dapat dibuat pemodelan optimasi dengan linear a. Membuat model struktur dengan peta dari
programming. Dari pemodelan ini akan sistem pengumpulan susu yang sudah ada.
didapatkan rute pengumpulan susu yang biaya b. Membuat matriks jarak antar pos
nya dapat diminimasikan sehingga dapat penampungan.
dikatakan sebagai rute optimal. c. Langkah-langkah dalam pembuatan
formulasi model matematis adalah
2. Metode Penelitian menyusun formulasi matematis berupa
Penelitian ini membahas mengenai variabel keputusan, fungsi tujuan, dan fungsi
penentuan rute optimal dari sistem kendala (Aminudin, 2005).
pengumpulan susu sapi di KUD Batu. Metode d. Menghitung biaya total existing.
penelitian yang digunakan adalah eksplanatif e. Menentukan biaya total akhir dan rute
dengan menunjukkan hubungan variabel bebas optimal dalam pengumpulan susu di 19 pos
yang berupa variabel keputusan akan pengumpulan susu sementara menggunakan
mempengaruhi variabel terikat (Singarimbun, solver.
2006) yang berupa fungsi tujuan. Fungsi tujuan f. Menghitung waktu pengumpulan susu
yang dipengaruhi variabel keputusan dibatasi existing dan linear programming.
oleh fungsi kendala. Fungsi kendala ini terkait 7. Analisis dan Pembahasan
dengan variabel keputusan. Analisis dan pembahasan yang dilakukan
dalam penelitian ini mengenai rute optimal
dalam pengumpulan susu yang digunakan
sebagai usulan kepada perusahaan untuk biaya

529
total yang lebih rendah dari biaya total awal. Lanjutan Tabel 1. Wilayah Pos Penampungan
Selain itu juga dilakukan analisis terhadap Node Pos Penampungan Jumlah (L)
waktu pelayanan truk. 3 Pesanggrahan 1739
3. Hasil dan Pembahasan 4 Jantur 1052
3.1 Sistem Pengumpulan Susu 5 Brau 2158
Pengumpulan susu dari peternak dilakukan 6 Dresel 1093
sendiri oleh pihak KUD Batu. KUD Batu 7 Tlekung 464
8 Gangsiran Putuk 305
memiliki pos penampungan sementara di
9 Jeding 2626
masing-masing desa untuk memfasilitasi
10 Junggo 404
pengumpulan susu dari peternak ke KUD Batu. 11 Gangsiran 217
Setelah susu terkumpul di pos penampungan 12 Songgoriti 245
sementara, susu tersebut diangkut oleh truk 13 Sumber Brantas 250
yang dimiliki oleh KUD Batu ke pabrik yang 14 Sumber Gondo 92
ada di Jalan Beji, Batu. Susu yang sudah 15 Gading 359
dikumpulkan kemudian dijadikan satu di tangki 16 Beji 263
pendingin yang ada di pabrik 17 Giripurno 116
18 Krajan 313
3.2 Data Wilayah Pos Penampungan 19 Punten 215
KUD Batu memiliki 19 Pos Penampungan
yang tersebar di 3 kecamatan di kota Batu. 3.4 Data Kendaraan dan Kapasitas
Tabel 1 merupakan data wilayah Pos Moda transportasi yang digunakan KUD
Penampungan. BATU untuk mengangkut susu dari masing-
masing pos penampungan adalah truk yang
Tabel 1. Wilayah Pos Penampungan terdapat tangki untuk menampung susu. Jumlah
Node Pos Penampungan truk yang dimiliki oleh KUD Batu adalah
1 Pabrik sebanyak 11 buah. Tabel 3 menjelaskan
2 Toyomerto kapasitas dari masing-masing kendaraan.
3 Pesanggrahan
4 Jantur Tabel 3. Kapasitas Kendaraan
5 Brau Node Lokasi Jumlah (L)
6 Dresel 1 Truk 1 3000
7 Tlekung 2 Truk 2 3000
8 Gangsiran Putuk 3 Truk 3 1500
9 Jeding 4 Truk 4 2500
10 Junggo 5 Truk 5 2000
11 Gangsiran 6 Truk 6 2500
12 Songgoriti 7 Truk 7 1500
13 Sumber Brantas 8 Truk 8 1500
14 Sumber Gondo 9 Truk 9 1500
15 Gading 10 Truk 10 1000
16 Beji 11 Truk 11 1000
17 Giripurno
18 Krajan
3.5 Data Waktu Ketahanan Susu
19 Punten
Tabel 4 adalah data waktu ketahanan susu
yang ada pada masing-masing pos
3.3 Data Jumlah Susu yang Dikumpulkan
penampungan. Tabel 4 adalah waktu ketahanan
Peternak
susu di 19 pos penampungan.
Tabel 2 mendeskripsikan jumlah susu yang
dikumpulkan peternak pada 19 pos
Tabel 4. Waktu Ketahanan Susu
penampungan pada 1 kali pengumpulan susu. Node Pos Penampungan Waktu
1 Pabrik
Tabel 2 Jumlah Susu yang Dikumpulkan 2 Toyomerto
Node Pos Penampungan Jumlah (L) 3 Pesanggrahan
1 Pabrik 2626 4 Jantur 90 menit
2 Toyomerto 2017 5 Brau
6 Dresel

530
Lanjutan Tabel 4 Waktu Ketahanan Susu adalah 8.55. Pukul 9.45 dan 8.55 dinyatakan
Node Pos Penampungan Waktu sebagai waktu 90 dan 45.
7 Tlekung Lama perjalanan merupakan waktu yang
45 menit
8 Gangsiran Putuk dibutuhkan suatu kendaraan dari pos
9 Jeding penampungan satu ke pos penampungan
10 Junggo lainnya. Lama waktu ini merupakan konversi
11 Gangsiran dari perumusan yang bergantung pada
12 Songgoriti
kecepatan kendaraan dan jarak antar pos
13 Sumber Brantas
penampungan. Kecepatan kendaraan yang
14 Sumber Gondo 45 menit
15 Gading
digunakan dalam penelitian ini adalah 30
16 Beji km/jam atau 0.5 km/menit.
17 Giripurno
18 Krajan 3.8 Model Struktur Sistem Pengumpulan
19 Punten Susu
Untuk melakukan optimasi rute dalam
3.6 Data Biaya Pengumpulan Susu pengumpulan susu dalam penelitian ini terlebih
Pada penelitian ini biaya pengumpulan susu dahulu dibuat model. Model dibuat seperti
yang dilakukan KUD BATU mencakup dua network, di dalam network terdapat node yang
komponen biaya dalam sekali pengangkutan, merepresentasikan pos penampungan susu yang
yaitu fixed cost kendaraan dan variabel cost. ada. Gambar 1 merupakan model struktur untuk
Fixed cost kendaraan merupakan biaya tetap menggambarkan sistem pengumpulan susu di
yang diperlukan suatu kendaraan dalam KUD BATU.
melakukan pengumpulan susu yaitu sebesar Rp Keterangan
8 16
15 9
30.000. Truk 1
17
Truk 2
Variabel cost yang terdapat pada Truk 3
12
pengumpulan susu adalah biaya transportasi. Truk 4
7
Biaya ini disebut variabel cost karena besarnya Truk 5

Truk 6
biaya dipengaruhi oleh jarak tempuh kendaraan. Truk 7
13 2
1
Biaya transportasi dalam pengumpulan susu Truk 8

yang dilakukan KUD BATU adalah biaya solar Truk 9 12


3
dikalikan jarak tempuh. Biaya solar dari truk Truk 10

Truk 11 4
yang melakukan aktivitas pengumpulan susu 8
adalah Rp 1.750 perkilometer. 5
6 19 10
20

3.7 Data Waktu di Pos Penampungan Gambar 1. Struktur Sistem Pengumpulan Susu di
Di masing-masing pos penampungan KUD Batu
memiliki waktu-waktu tertentu. Yaitu waktu
pelayanan di pos penampungan, waktu buka 3.9 Formulasi Model
pos penampungan, waktu tutup pos Formulasi model harus diketahui terlebih
penampungan, dan lama perjalanan dari satu dahulu sebelum data diolah dengan program
pos ke pos lain. linier, diawali dengan menentukan variabel
Waktu buka pos penampungan yang keputusan kemudian dilanjutkan dengan
memiliki pendingin adalah pukul 8.15 menentukan fungsi tujuan dan fungsi kendala
sementara untuk pos penampungan yang tidak untuk menentukan rute pengumpulan susu yang
memiliki pendingin pukul adalah 8.10. Pukul optimal.
08.00 akan dinyatakan sebagai waktu 0,
kemudian pukul 8.15 dan 8.10 dinyatakan 3.8.1 Menentukan Variabel Keputusan
sebagai waktu 15 dan 10. Variabel keputusan adalah variabel-variabel
Waktu tutup/waktu terlama pelayanan pos yang mempengaruhi persoalan dalam
penampungan adalah waktu ketika pos pengambilan keputusan dan dapat dikendalikan
penampungan tidak bisa lagi melayani truk oleh pengambil keputusan (Thie, 1988).
untuk melakukan pengumpulan susu. Waktu Sehingga variabel keputusan yang terdapat pada
tutup pos penampungan yang memiliki penelitian ini adalah aktivitas transportasi yang
pendingin adalah 9.45 sementara untuk pos dilakukan. Aktivitas transportasi yang
penampungan yang tidak memiliki pendingin dilakukan disimbolkan dengan (X). Variabel

531
keputusan dalam penelitian ini bernilai biner pos penampungan i ke pos penampungan
(0/1) yang akan bernilai 1 jika lintasan tersebut j
dilalui dan bernilai 0 jika lintasan tersebut tidak : Waktu buka/waktu tercepat pelayanan
dilalui. pos penampungan i
: Waktu tutup/waktu telama pelayanan
pos penampungan i
3.8.2 Menentukan Fungsi Tujuan : Lama pelayanan pos penampungan i
Pada sub bab 3.6 komponen-komponen : Waktu pos penampungan i dilayani
biaya pengumpulan susu meliputi fixed cost dan oleh kendaraan k
variabel cost. Fixed cost yang terdapat pada
penelitian ini merupakan biaya tetap masing- 3.8.3 Menentukan Fungsi Kendala
masing truk. Oleh karena itu, fixed cost pada Tahap berikutnya adalah menentukan
penelitian kali ini tidak perlu dilakukan fungsi kendala. Fungsi kendala digunakan
minimasi. sebagai batasan atas sumber daya yang ada.
Biaya transportasi yang merupakan variabel Fungsi kendala dalam penelitian ini adalah
cost yang tergantung pada aktivitas transportasi sebagai berikut:
dilakukan atau tidak. Variabel cost ini dapat 1. Setiap pos harus dilewati sebagai tujuan satu
diminimasi karena tergantung pada aktivitas kali.
transportasi dan biaya solar. Satu pos penampungan hanya dikunjungi
Biaya transportasi oleh satu kendaraan yang berangkat dari satu
= Biaya solar per kilometer * aktivitas transportasi sumber saja. Sehingga kendaraan yang lain
yang dilakukan atau tidak = C * X
tidak akan menuju pos yang sama dan
Sehingga fungsi tujuan biaya pengumpulan
kendaraan yang sama tidak akan berangkat dari
susu dari pabrik ke n pos pengumpulan susu
banyak sumber. Formulasi model kendala ini
terdiri dari biaya kirim dari pabrik/pos
dijelaskan dalam persamaan 2.
penampungan ke i menuju pabrik/pos
penampungan ke j menggunakan truk ke k ∑∑ (Pers. 2)
dikalikan aktivitas transportasi yang dilakukan
atau tidak. Karena penelitian ini berkaitan
dengan biaya, maka fungsi tujuan model ini 2. Setiap pos harus menjadi asal satu kali.
minimasi. Formulasi model fungsi tujuan Kendaraan yang sampai di satu pos
penelitian ini ditunjukkan pada persamaan 1 penampungan akan berangkat ke pos
penampungan berikutnya atau kembali ke
pabrik. Sehingga hanya ada satu truk yang
meninggalkan satu pos penampungan dengan
∑ ∑ ∑
(Pers. 1) hanya memiliki satu tujuan. Formulasi model
kendala ini dijelaskan dalam persamaan 3.
Parameter: ∑∑ (Pers. 3)
N : Node (titik) pabrik dan pos
penampungan, n = 1, 2, ... , 20
n = 1, node pabrik
3. Setiap pos hanya dilayani satu kendaraan
n ≠ 1, node pos penampungan
I : indeks sumber atau kekontinuan rute.
J : indeks tujuan Kendaraan yang menuju satu pos
K : Himpunan kendaraan, k = 1, 2,..., 11 penampungan dipastikan meninggalkan pos
: Biaya untuk menempuh lokasi sumber i tersebut. Hal ini menentukan bahwa setiap
ke tujuan j menggunakan kendaraan k kendaraan pos hanya dilayani oleh satu
: Bernilai 1 (lintasan jalan i menuju j kendaraan dari elemen k. Formulasi model
dilalui oleh kendaraan k) kendala ini dijelaskan dalam persamaan 4.
Bernilai 0 (lintasan jalan i menuju j tidak
dilalui oleh kendaraan k) ∑ ∑ (Pers. 4)
: Jarak antar pos penampungan i dan pos
penampungan j
: Jumlah susu yang ada di pos 4. Semua kendaraan digunakan dan berangkat
penampungan dari pabrik
: Kapasitas kendaraan k Setiap kendaraan berangkat dari pabrik
: Kecepatan kendaraan k dengan tujuan salah satu pos penampungan.
: Lama perjalanan yang dibutuhkan dari Sehingga untuk pos yang lainnya tidak akan

532
dituju oleh kendaraan tersebut saat berangkat 10.Variabel bik merupakan variabel tak negatif
dari pabrik. Formulasi model kendala ini Formula ini yang membatasi bahwa variabel
dijelaskan dalam persamaan 5. bik merupakan variabel yang nilainya lebih
∑ besar sama dengan 0. Formulasi model kendala
, (Pers. 5)
ini dijelaskan dalam persamaan 11.
(Pers. 11)
5. Semua kendaraan digunakan dan kembali ke
pabrik 11.Variabel keputusan xijk merupakan variabel
Kendaraan yang telah mengambil susu dari biner
pos penampungan terakhir, rutenya akan Formula ini menyatakan bahwa variabel
kembali ke pabrik. Formulasi model kendala ini keputusan xijk memiliki nilai 1 atau 0.
dijelaskan dalam persamaan 6. Formulasi model kendala ini dijelaskan dalam
persamaan 12.
∑ , (Pers. 6) (Pers. 12)

3.10 Perhitungan Biaya Existing


6. Kapasitas kendaraan
Dengan fungsi tujuan seperti pada
Kapasitas kendaraan di permasalahan ini
Persamaan 1 maka dapat dihitung biaya existing
tidak boleh melebihi nilai akumulasi jumlah
pada proses pengumpulan susu di KUD Batu.
susu yang dikumpulkan dari masing-masing pos
Selama ini KUD Batu sudah memiliki rute yang
penampungan yang dilayani oleh kendaraan.
dijalani. Rute tersebut ditampilkan pada Tabel
Formulasi model kendala ini dijelaskan dalam
5.
persamaan 7. Tabel 5. Biaya Existing
∑∑ (Pers. 7) Truk Rute Truk Biaya
1 Pabrik (1) – Toyomerto (2) – Rp 22.750
Pabrik (1)
7. Waktu pelayanan tiap pos penampungan 2 Pabrik (1) – Pesanggrahan
Rp 19.250
Waktu pelayanan pos penampungan yang (3) – Pabrik (1)
dituju berikutnya merupakan akumulasi dari 3 Pabrik (1) – Krajan (18) –
Rp 49.875
Junggo (10)– Pabrik (1)
waktu tempuh kendaraan, waktu pelayanan di
4 Pabrik (1) – Punten (19) –
pos sebelumnya dan waktu mulai pelayanan Claket (20) – Dresel (6) – Rp 39.025
pada pos sebelumnya. Formulasi model kendala Pabrik (1)
ini dijelaskan dalam persamaan 8. 5 Pabrik (1) – Brau (5) –
Rp 31.500
Pabrik (1)
(Pers. 8) 6 Pabrik (1) – Jantur (4) –
Rp 24.500
Pabrik (1)
8. Pos penampungan i mulai dilayani 7 Pabrik (1) – Sumber Brantas
Rp 46.550
Pada saat waktu terlama dari pos (13) – Sumber Gondo (14) –
penampungan i tidak boleh dilakukan lagi Pabrik (1)
proses pengumpulan susu sehingga nilai waktu 8 Pabrik (1) – Tlekung (7) –
Rp 17.325
untuk melayani agen i (b ik) ditambahkan dengan Gangsiran (11) – Pabrik (1)
lama melayani agen i (ri) harus lebih kecil dari 9 Pabrik (1) – Gading (15) –
Gangsiran Putuk (8) – Rp 29.400
waktu terlama di pos penampungan. Formulasi
Pabrik (1)
model kendala ini dijelaskan dalam persamaan 10 Pabrik (1) – Beji (16) – Giri
9. Rp 28.175
Purno (17) – Pabrik (1)
(Pers. 9) 11 Pabrik (1) – Jeding (9) –
Pabrik (1) – Songgoriti (12) Rp 33.250
9. Hubungan lama perjalanan, jarak dan – Pabrik (1)
kecepatan Total Biaya Transportasi Rp 341.600
Formula ini diperlukan agar matriks jarak
yang dibutuhkan untuk menentukan nilai waktu Tabel 5 menyajikan bahwa total biaya
perjalanan dari pos penampungan i ke j (t ijk). transportasi pada KUD “BATU” saat ini adalah
Formulasi model kendala ini dijelaskan dalam Rp. 341.600. Contoh perhitungan biaya rute
persamaan 10. didapatkan dari jarak dikalikan dengan biaya
= (Pers. 10) transportasi per liter yaitu Rp 1.750,00. Contoh

533
dari perhitungan biaya rute dapat dilihat pada Tabel 6. Rekapitulasi Variabel Keputusan
Persamaan 13. Variabel Value Variabel Value
Keputusan Keputusan
(Pers. 13) X( 1, 2, 2) 1.0000 X( 6, 18, 6) 1.0000
X( 1, 5, 1) 1.0000 X( 7, 1, 5) 1.0000
3.11 Penyelesaian Model Linear X( 1, 6, 6) 1.0000 X( 8, 7, 5) 1.0000
Programming X( 1, 9, 9) 1.0000 X( 9, 1, 9) 1.0000
Penyelesaian masalah pengumpulan susu X( 1, 10, 3) 1.0000 X( 10, 1, 3) 1.0000
dilakukan dengan bantuan software LINGO 8.0 X( 1, 11, 8) 1.0000 X( 11, 1, 8) 1.0000
X( 1, 13, 4) 1.0000 X( 12, 1, 2) 1.0000
Unlimited. Seluruh data, fungsi objektif, dan
X( 1, 15, 5) 1.0000 X( 13, 3, 4) 1.0000
fungsi kendala yang telah didefinisikan
X( 1, 16, 11) 1.0000 X( 14, 4, 4) 1.0000
sebelumnya diubah menjadi sintaks program X( 1, 17, 10) 1.0000 X( 15, 8, 5) 1.0000
sesuai dengan bahasa dari LINGO 8.0. X( 1, 19, 7) 1.0000 X( 16, 1, 11) 1.0000
X( 2, 12, 2) 1.0000 X( 17, 1, 10) 1.0000
X( 3, 1, 4) 1.0000 X( 18, 1, 6) 1.0000
X( 4, 1, 1) 1.0000 X( 19, 20, 7) 1.0000
X( 5, 14, 1) 1.0000 X( 20, 1, 7) 1.0000

Dari variabel keputusan yang memiliki value


1 ditentukan rute yang dilewati oleh kendaraan
k. Menentukan rute didasarkan dari k yang
memiliki nilai sama, k yang memiliki nilai
sama memiliki arti bahwa rute yang dilalui i – j
dilayani oleh kendaraan k. Rute yang
didapatkan disajikan dalam Tabel 7

Tabel 7. Rute Kendaraan Model Linear


Programming
Truk Kapasitas Rute Jumlah
Gambar 2. Solver status software LINGO Truk (L) Susu (L)
1 3000 1 – 5 – 14 – 4 – 1 2937
Gambar 2 merupakan hasil solver status dari 2 3000 1 – 2 – 12 – 1 2871
Software LINGO. Solusi yang diperoleh dari 3 1500 1 – 10– 1 404
model ini merupakan solusi optimal dengan 4 2500 1 – 13 – 3 – 1 2267
nilai fungsi objektif atau total biaya transportasi 5 2000 1 – 15 – 8 – 7 – 1 1916
sebesar Rp. 288.750,00. Waktu yang 6 2500 1 – 6 – 18 – 1 2471
dibutuhkan untuk mendapatkan solusi tersebut 7 1500 1 – 19 – 20 – 1 294
sekitar 55 menit. Untuk mendapatkan solusi 8 1500 1 – 11 – 1 217
9 1500 1–9–1 305
yang optimal diperlukan interasi sebanyak
10 1000 1 – 17 – 1 116
11.678.097. Variabel dalam model ini sebanyak
11 1000 1 – 16 – 1 263
4860 buah dan 4180 diantaranya adalah
variabel keputusan sementara konstrain
Gambar 3 menjelaskan sistem pengumpulan
sebanyak 4890 buah. Penyelesaian model linear
susu optimal.
programming dilakukan mengunakan software
Keterangan
karena jumlah interasi, variabel, dan konstrain Truk 1
20 9
yang banyak. Truk 2
19 17 16
Truk 3
Variabel keputusan Xijk merupakan variabel Truk 4
18
5
penentu keputusan rute yang akan diambil. Truk 5

Truk 6
6
Untuk Xijk yang memiliki nilai 1 merupakan Truk 7
1 14
lintasan i – j yang dilalui oleh kendaraan k. Truk 8

Truk 9
7
4
Rute didapatkan dari menyusun variabel Xijk Truk 10

yang memiliki nilai 1. Tabel 4.8 menyajikan Truk 11


8 2
12
nilai Xijk yang akan digunakan untuk membuat 15
3 13
rute.
Gambar 3. Model Struktur Rute Optimal

534
3.12 Waktu Pengumpulan Susu Existing truk ke masing-masing pos penampungan.
Dengan melihat waktu ketahanan susu, Biaya pengumpulan susu model existing
waktu tempuh antar pos penampungan, serta didapatkan sebesar Rp. 341.600. Sedangkan
waktu pelayanan di pos penampungan maka biaya untuk pengumpulan susu model linear
dibuat perhitungan waktu pengumpulan susu programming adalah Rp 288.750. Biaya
masing-masing truk. Pengolahan ini digunakan pengumpulan susu mengalami penurunan
untuk membuat bagan waktu pengumpulan susu dengan adanya model linear programing.
yang nantinya akan dianalisis dan dibandingkan Perhitungan penurunan biaya diformulasikan
dengan model linear programming. Tabel 8 dengan Persamaan 14
menjelaskan waktu pengumpulan susu existing. (Pers. 14)

Tabel 8. Waktu Pengumpulan Susu Existing


Truk Waktu Existing
1 42 menit
2 32 menit
3 56 menit Penurunan biaya sebesar 15,47% (Rp
4 71.6 menit 52.850) merupakan penurunan biaya dalam 1
5 46 menit kali pengumpulan susu. Pengumpulan susu
6 38 menit yang dilakukan KUD adalah 2 kali dalam
7 73.2 menit sehari. Dengan adanya model linear
8 39.2 menit programming ini maka dalam sehari KUD
9 53.6 menit dapat melakukan penghematan sebesar Rp
10 52.2 menit 105.700. Jika dihitung dalam jangka waktu 1
11 68 menit bulan, KUD dapat melakukan penghematan
sebesar Rp 3.171.000.
3.13 Waktu Pengumpulan Susu Model
Linear Programming 3.15 Perbandingan Rute Pengumpulan
Setelah didapatkan waktu pengumpulan susu Susu
existing berdasarkan rute yang ada di KUD saat Rute pengumpulan susu model existing
ini, maka dibuat waktu pengumpulan susu dan model linear programming juga mengalami
model linear programing dengan biaya yang perbedaan. Tabel 10 merupakan rute existing
sudah optimal. Hal ini dilakukan untuk
membandingkan waktu antara existing dan Tabel 10. Waktu Pengumpulan Susu Rute Existing
model linear programing. Tabel 9 Jumlah Kapasitas
mendeskripsikan mengenai waktu pengumpulan Truk Rute Existing
Susu Truk
susu model linear programing. 1. 1–2–1 2626 L 3000 L
2. 1–3–1 2017 L 3000 L
Tabel 9 Waktu Pengumpulan Susu Linear 3. 1 – 18 – 10 – 1 717 L 1500 L
Programming 4. 1 – 19 – 20 – 6 – 1 2452 L 2500 L
Truk Waktu Model Linear Programming 5. 1–5–1 1052 L 2000 L
1 72 menit 6. 1–4–1 1739 L 2500 L
2 56.4 menit 7. 1 – 13 – 14 – 1 342 L 1500 L
3 66 menit 8. 1 – 7 – 11 – 1 1310 L 1500 L
4 69.6 menit 9. 1 – 15 – 8 – 1 823 L 1500 L
5 61.8 menit 10. 1 – 16 – 17 – 1 576 L 1000 L
6 38.4 menit 11. 1 – 9 – 1 – 12 – 1 215 L 1000 L
7 52.6 menit 245 L
8 23.2 menit
9 22 menit Tabel 11 merupakan rute linear programming
10 42 menit yang akan dibandingkan dengan rute existing.
11 15.6 menit
Tabel 11. Waktu Pengumpulan Susu Rute Linear
3.14 Perbandingan Biaya Pengumpulan Programming
Susu Jumlah Kapasitas
Truk Rute LP
Biaya pengumpulan susu yang dikeluarkan Susu Truk
dipengaruhi oleh jarak tempuh yang dilalui oleh 1. 1 – 5 – 14 – 4 – 1 2937 L 3000 L

535
Lanjutan Tabel 11. Waktu Pengumpulan Susu Rute Dari sebaran data yang ada dapat dilihat
Linear Programming bahwa nilai kuartil atas (Q1), nilai median (Q2),
Jumlah Kapasitas dan nilai kuartil bawah (Q3) dari model existing
Truk Rute Existing
Susu Truk sebesar 39,2 menit, 52,2 menit dan 68 menit.
2. 1 – 2 – 12 – 1 2871 L 3000 L Sementara itu, nilai kuartil atas (Q1), nilai
3. 1 – 10– 1 404 L 1500 L
median (Q2), dan nilai kuartil bawah (Q3) dari
4. 1 – 13 – 3 – 1 2267 L 2500 L
model linear programming sebesar 23,2 menit,
5. 1 – 15 – 8 – 7 – 1 1916 L 2000 L
6. 1 – 6 – 18 – 1 2471 L 2500 L
52,6 menit dan 66 menit. Range sebaran data
7. 1 – 19 – 20 – 1 294 L 1500 L dari model existing berada diantara nilai 32
8. 1 – 11 – 1 217 L 1500 L hingga 73,2 artinya model ini memiliki waktu
9. 1–9–1 305 L 1500 L minimum yaitu 32 menit dan waktu maksimum
10. 1 – 17 – 1 116 L 1000 L 73,2 menit. Sedangkan pada model linear
11. 1 – 16 – 1 263 L 1000 L programming berada pada range 15,6 hingga 72
yang berarti waktu minimum model ini adalah
Jumlah susu yang diangkut oleh masing- 15,6 menit dan waktu maksimumnya 72 menit.
masing truk tidak melebihi kapasitas truk, hal
ini berarti rute dari masing-masing truk di 4. Kesimpulan
kedua model dapat dilakukan. Model linear Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
programming merupakan model optimal yang berikut:
memiliki biaya lebih rendah daripada model 1. Rute pengumpulan susu optimal yang
existing. didapatkan adalah truk 1 berangkat dari
pabrik menuju pos penampungan Brau
3.16 Perbandingan Waktu Pengumpulan kemudian menuju Sumber Gondo
Susu kemudian ke pos Jantur kemudian kembali
Berdasarkan waktu pengumpulan susu pada ke pabrik. Truk 2 berangkat dari pabrik
tabel 8 dan 9 dilakukan analisis perbedaan rata- menuju pos penampungan Toyomerto
rata waktu model existing dan model linear kemudian menuju Songgoriti dan kembali
programming. Analisis perbedaan ini dilakukan ke pabrik. Truk 3 berangkat dari pabrik
menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dari hanya menuju pos penampungan Junggo
dua sampel, yaitu data waktu pelayanan truk kemudian kembali ke pabrik. Truk 4
pada model existing dan data waktu pelayanan berangkat dari pabrik menuju pos
truk pada model linear programming. penampungan Sumber Brantas kemudian
Hasil uji kesamaan dua rata-rata menyatakan menuju Pesanggrahan dan kembali ke
bahwa waktu pelayanan model existing dan pabrik. Truk 5 berangkat dari pabrik
model linear programming tidak mengalami menuju pos penampungan Gading
perbedaan. Hal ini berarti model optimal tidak kemudian menuju Gangsiran Putuk
membuat proses pengumpulan susu menjadi kemudian ke pos Tlekung kemudian
lebih lama ataupun lebih cepat. kembali ke pabrik. Truk 6 berangkat dari
Dari hasil waktu pelayanan model existing pabrik menuju pos penampungan Dresel
dan linear programming maka digambarkan kemudian menuju Krajan dan kembali ke
sebaran data waktu pelayanan. Gambar 4 pabrik. Truk 7 berangkat dari pabrik
Menyajikan sebaran data dari model existing menuju pos penampungan Punten
dan model linear programming. kemudian menuju Claket dan kembali ke
pabrik. Truk 8 berangkat dari pabrik hanya
Sebaran Data Waktu Pelayanan Truk Model Existing dan Linear Programming
menuju pos penampungan Gansiran
kemudian kembali ke pabrik. Truk 9
Existing
52.2 berangkat dari pabrik hanya menuju pos
penampungan Jeding kemudian kembali ke
pabrik. Truk 10 berangkat dari pabrik
52.6
hanya menuju pos penampungan Giripurno
LP
kemudian kembali ke pabrik. Truk 11
berangkat dari pabrik hanya menuju pos
10 20 30 40 50 60 70 80
Data penampungan Beji kemudian kembali ke
Gambar 4. Sebaran Waktu Pelayanan Truk Model pabrik.
Existing Dan Linear Programming

536
2. Biaya total pengumpulan susu model Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode
existing sebesar Rp. 341.600, sedangkan Penelitian Survei. (2006). Jakarta: Pustaka
biaya untuk model linear programming LP3ES Indonesia.
sebesar Rp. 288.750. Biaya ini mengalami
penurunan sebesar 15.47% (Rp 52.850). Stock, James R dan Douglas Lambert. (2001).
Dalam sehari, terdapat 2 kali jadwal untuk Strategic Logistic Management. New York :
pengumpulan susu sehingga KUD BATU McGraw – Hill.
dapat menghemat biaya sebesar Rp 105.700
dalam satu hari atau Rp 3.171.000 dalam Thie, Paul R. (1988). An Introduction to Linear
satu bulan. Programming and Game Theory. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.

Daftar Pustaka

Aminudin. (2005). Prinsip-prinsip Riset Operasi.


Jakarta: Erlangga.

Bowersox, Donald J., dan Donald J. (1978).


Logistical Management: A System Integration of
Physical Distribution Management and Material
Management. New York: Macmillan.

Ignizio, James P dan Tom M Cavalier. (1994).


Linear Programming. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc.

537

Anda mungkin juga menyukai