Anda di halaman 1dari 39

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL:

RE-DESIGN JEMBATAN
TRANSPORTASI
OUTLINE

 Pengantar perencanaan (Kriteria perencanaan)

 Perencanaan Jembatan

 Pengumpulan data Lalu lintas

 Analisis data (Perhitungan LHR)

 Perencanaan Perkerasan jalan


PENGANTAR PERENCANAAN JEMBATAN
PENENTUAN LEBAR, KELAS, DAN MUATAN JEMBATAN
 Lebar jembatan ditentukan berdasarkan kebutuhan
kendaraan yang lewat setiap jam, makin ramai
kendaraan yang lewat maka diperlukan lebar jembatan
lebih besar
SUPERELEVASI/KEMIRINGAN LANTAI JEMBATAN

 Kemiringan melintang lantai jembatan adalah 2%.

 Kemiringan memanjang jembatan adalah tanjakan atau turunan pada saat melalui jembatan. Perbandingan
kemiringan dari tanjakan serta turunan tersebut disyaratkan sebagai berikut:
 Perbandingan l : 30 untuk kecepatan kendaraan > 90 km/jam
 Perbandingan l : 20 untuk kecepatan kendaraan 60 s/d 90 km/jam
 Perbandingan l : 10 untuk kecepatan kendaraan < 60 km/jam

 Jembatan pada ruas jalan nasional dengan kemiringan memanjang jembatan maksimum adalah l : 20 atau 5%.
Ketentuan tersebut di atas menyatakan bahwa semakin besar kecepatan kendaraan, maka semakin landai pula
tanjakan atau turunan yang diberikan pada jembatan.
BEBAN FATIK
 Beban fatik  satu beban truk dengan tiga gandar, dimana jarak gandar tengah dan gandar belakang merupakan
jarak yang konstan sebesar 5000 mm.
 Faktor beban dinamis harus digunakan dalam menghitung beban fatik.

 Frekuensi beban fatik harus diambil sebesar Lalu Lintas Harian (LHR) untuk satu lajur lalu lintas rencana.

 Frekuensi ini harus digunakan untuk semua komponen jembatan, juga untuk komponen jembatan yang memikul
jumlah truk yang lebih sedikit.
 Jika tidak ada informasi yang lebih lengkap dan akurat, maka dapat menentukan jumlah truk harian rata-rata untuk
satu jalur sebesar :

Keterangan :
LHR adalah jumlah truk rata-rata per hari dalam satu arah selama umur rencana
LHRSL adalah jumlah truk rata-rata per hari dalam satu lajur selama umur rencana
pt adalah fraksi truk dalam satu lajur sesuai Tabel 15.
 Bila tidak terdapat informasi yang akurat mengenai lalu lintas harian rata-rata, maka dapat digunakan LHR
berdasarkan klasifikasi jalan sesuai dengan Tabel 16.

Sumber: SNI 1725:2016 : Pembebanan untuk jembatan


PENGUMPULAN DATA LALU LINTAS
SURVEY LALU LINTAS
 Bagian dari studi
Unsur Penting dalam Survey Lalu Lintas
transportasi yang
bertujuan untuk Tujuan Metode Surveyor Peralatan
mengumpulkan data •Harus sesuai dengan •Harus sesuai dengan •Kualifikasinya (usia, •Dapat mengukur atau
lalu lintas. tujuan studi tujuan survey. pendidikan, jenis mencacah dengan
transportasi. •Memungkinkan untuk kelamin, kepribadian, tingkat ketelitian
 Data yang diperoleh •Harus dinyatakan dilaksanakan baik kondisi fisik dll) harus sesuai dengan tujuan
kemudian dianalisis dengan jelas karena ditinjau dari aspek sesuai dengan studi.
berkaitan erat legal, ketersediaan karakteristik survey. •Memungkinkan untuk
baik untuk keperluan dengan metode. teknologi, kondisi •Jumlahnya cukup. digunakan
pengambilan •Harus lokasi dll. •Penempatannya (pertimbangan
keputusan pada tingkat memperhatikan •Mempertimbangkan tepat. kondisi lingkungan/
WAKTU dan LOKASI. keterbatasan biaya, •Tidak menyulitkan kemudahan
perencanaan, mobilisasi/instalasi/
waktu dan personil. proses mobilisasi.
perancangan maupun operasi sesuai
evaluasi (perencanaan dengan ketersediaan
surveyor).
geometric jalan,
•Pencatatan
struktur perkerasan menerus/periodik,
jalan, jembatan, kinerja pencatatan
lalu lintas, maupun otomatik/manual
manajemen lalu lintas)
KEGIATAN PERSIAPAN
SURVEY LALU LINTAS
1. Merancang survey dengan mempertimbangkan
hasil dan metode survey terdahulu
2. pengurusan surat ijin atau
pemberitahuan/koordinasi dengan pembina
jalan setempat;
3. survey pendahuluan (pilot survey) untuk
membuat sketsa lokasi, merencanakan posisi
surveyor (pos survey) dan peralatan, serta
penentuan jangka waktu survey;
4. perekrutan/mobilisasi tenaga/petugas survey;
5. pelatihan bagi petugas survai, sebagai
pembekalan dalam tata cara survey;
6. pengadaan peralatan/formulir survey.
SURVEY PENCACAHAN LALU LINTAS (TRAFFIC COUNTING)

 Untuk mengumpulkan data volume lalu lintas pada ruas jalan luar kota, ruas jalan bebas hambatan, ruas jalan
perkotaan, persimpangan tidak bersinyal, atau persimpangan bersinyal
 Survey volume lalu lintas di ruas  data jumlah kendaraan (di suatu potongan melintang yang mewakili ruas
tersbut pada periode waktu tertentu).
 Terdapat dua metode survey lalu lintas :
 1. Metode Survey Manual
 2. Metode Survey Mekanik/Pencacahan otomatis
JENIS
KENDARAAN

Catatan:
• Kendaraan-kendaraan yang memiliki fungsi khusus tidak dicacah (kendaraan militer (tank, pansher), kendaraan
konstruksi/alat berat (bulldozer dan lain-lain), mobil pemadam kebakaran, ambulans dan konvoi kendaraan).
• Pengelompokan golongan kendaraan sudah mewakili untuk berbagai jenis analisis (kinerja lalu lintas/kapasitas,
geometrik, struktur perkerasan jalan maupun manajemen lalu lintas)
SURVEY PENCACAHAN LALU LINTAS
METODE SURVEY MANUAL
Surveyor berada di satu titik yang tetap di tepi Setiap petugas mempunyai keterbatasan, untuk
jalan dan mencatat setiap kendaraan yang menjaga keakuratan data, maka harus
lewat di titik yang telah ditentukan pada formulir diperhatikan:
yang telah disiapkan dengan menggunakan alat 1. jumlah maksimum golongan kendaraan yang
“counter” dan memindahkan jumlah total pada dicacah oleh 1 surveyor adalah 3 golongan
formulir yang telah disiapkan. untuk satu arah;
2. petugas survai dalam melakukan pencacahan
lalu lintas secara menerus, tidak lebih dari 8 jam
(1 shift);
3. apabila survai lalu lintas memerlukan waktu
lebih dari 8 jam (satu shift), maka waktu
pencacahan dibagi-bagi dalam shift, dan dalam
keadaan tertentu (misalnya makan, dan buang
air), petugas harus digantikan hingga petugas
tersebut dapat bertugas kembali.
LOKASI POS SURVEY

Pos pencacahan ditempatkan dengan memperhatikan kondisi lokasi survai:


1) survai pada jaringan jalan antar kota. Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, di mana:
 lalu lintas tidak dipengaruhi oleh lalu lintas ulang alik (commuter traffic).
 pos mempunyai jarak dan kebebasan pandang yang cukup untuk kedua arah.
 karakter pergerakan lalu lintas mewakili pergerakan lalu lintas pada ruas jalan.

2) survai pada jaringan jalan perkotaan. Pos harus ditempatkan pada ruas jalan, di mana:
 Lalu lintas tidak dipengaruhi oleh pergerakan lalu lintas dari persimpangan.
 pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk mengamati kedua arah.

3) Pos sebaiknya ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan lampu penerangan dan tempat berteduh.
WAKTU PELAKSANAAN SURVEY

 Periode waktu (kurun waktu) pelaksanaan survei tergantung dari tujuan survei dan kondisi lalu lintas yang akan
dipecahkan.
 Survei dapat berlangsung mulai dari 1 jam hingga satu hari penuh atau bahkan untuk beberapa hari.

 Untuk data LL sehari penuh  survey 24 jam.

 Porsi terbesar arus LL terjadi antara jam 06.00-22.00.  93% total volume 24 jam.

 Pengambilan waktu survey berdasar jam puncak harus berdasarkan pilot survey terlebih dahulu.

 Pencacahan arus LL dikelompokkan per periode pengamatan tertentu (5’, 15’).


SURVEY PENCACAHAN LALU LINTAS
METODE SURVEY MANUAL

Formulir survey
Peralatan
 Data umum/geometric jalan:
 Formulir Pencacahan
 Kota, lokasi, nama penyurvey, hari/tanggal,
 Alat tulis (pensil)
cuaca, waktu.
 handboard
 Sketsa lokasi ruas
 Jam/stopwatch
 Penampang melintang ruas beserta ukuran
 Alat bantu mencacah (tally counter) lebar jalur & lajur lalu lintas, jarak kerb ke
penghalang atau lebar bahu efektif.
 Kesinambungan median
 Pengendalian LL (rambu LL).

 Data pencacahan arus lalu lintas.


FORMULIR SURVEY
PENGISIAN FORMULIR SURVEY
SURVEY PENCACAHAN LALU LINTAS
METODE PENCACAHAN OTOMATIS

 Survey ini digunakan untuk mendapatkan data


dengan periode waktu yang cukup panjang misalnya
data harian, bulanan atau tahunan.
 Alat pencatat otomatis ini dapat berupa detector
yang mendeteksi kendaraan yang melintasinya atau
berupa kamera video yang mendeteksi kendaraan
secara visual
 Beberapa contoh alat pencacahan otomatis :
pneumatic tube/selang udara, pelat elektrik, induksi
putar, radar.
ANALISIS DATA
PERHITUNGAN LHR
VOLUME LALU LINTAS

 Volume lalu lintas  Jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu pada
suatu ruas jalan per satuan waktu tertentu.
 Kendaraan dibedakan beberapa jenis, misalnya: kendaraan berat, kendaraan
ringan, sepeda motor, dan kendaraan tidak bermotor.
 Volume kendaraan dapat dinyatakan dalam:
 Kendaraan/jam
 Smp/menit
 Smp/waktu siklus
 Kendaraan/24 jam
JENIS
KENDARAAN
LHR DAN LHRT

 Lalu lintas harian rata-rata (LHR) / average daily traffic (ADT): volume lalu lintas 24-jam rata-rata di suatu lokasi
untuk periode waktu lebih dari satu hari dan kurang dari satu tahun (misalnya: dalam 2 hari, satu minggu, satu
bulan, dst) yang selanjutnya dibagi dalam jumlah hari dalam periode waktu tersebut. .
 Lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) / Average Annual Daily Traffic (AADT): volume Ialu lintas 24-jam rata-rata
di suatu lokasi tertentu selama 365 hari penuh, yaitu jumlah total kendaraan yang melintas lokasi dalam satu
tahun dibagi 365.
 Data LHR atau LHRT digunakan untuk:
 1. Menentukan prioritas pengembangan jalan raya
 2. Mengukur dan mengevaluasi demand pada suatu ruas jalan untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan
TABEL PERHITUNGAN LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHRT/AADT)
No Bulan Tanggal Jam Hari Jumlah Lalu Lintas Keterangan
1 Januari 1 00.00 - 00.59 Minggu LHR Jam ke 1
01.00 - 01.59 LHR Jam ke 1
… …
… (1)
23.00 - 23.59 …
sub jml #1 24 DT Jan 1 = ∑ (LHR Jam ke1+LHR Jam ke 2+…+LHR Jam ke24)
2 00.00 - 00.59 Senin LHR Jan 1
01.00 - 01.59 … LHR Jan 2
… …
23.00 - 23.59
sub jml #2 24 DT Jan 2 = ∑ (LHR Jam ke1+LHR Jam ke 2+…+LHR Jam ke24)
31
sub jml #31 DT Jan 31 = ∑ (LHR Jam ke1+LHR Jam ke 2+…+LHR Jam ke24)
… (2)
Sub Jml Jan 31 LHR Jan = ∑ (LHR Jan 1+LHR Jan 2+…+LHR Jan 31)/31
2 Februari
Sub Jml Feb 28 LHR Feb = ∑ (LHR Feb 1+LHR Feb 2+…+LHR Feb 28)/28
3 Maret
Sub Jml Mar 31 LHR Mar = ∑ (LHR Mar 1+LHR Mar 2+…+LHR Mar 31)/31
4…

12 Desember
Sub Jml Des 31 LHR Des = ∑ (LHR des 1+LHR Des 2+…+LHR Des31)/31 … (3)
Jml 12 365 LHRT= ∑ (LHR Jan+LHRFeb+…+LHR Des)/365

Ket :
1. DT : Daily Traffic, volume Lalu Lintas dalam satu hari
2. LHR bulan (Jan) : Lalu lintas Harian rata-rata dalam satu bulan
3. LHRT (Lalu lintas Harian Rata-rata Tahunan (AADT) : Lalu lintas Harian rata-rata dalam satu tahun
KEPERLUAN ANALISIS VOLUME LALU LINTAS

Untuk mendapatkan informasi mengenai:


 Pola arus lalu lintas

 PHF, SF dan DF

 LHR dan LHRT

 Volume jam perencanaan (VJP)

 Diagram volume lalu lintas

 Matriks asal dan tujuan lalu lintas (MAT)


POLA ARUS LALU LINTAS

 Menunjukka fluktuasi volume lalu lintas pada suatu rentang waktu tertentu.

 Volume lalu lintas di suatu jalan akan bervariasi yang akan membentuk pola arus berlalulintas:
 jam-jaman (dalam 1 hari),
 harian (dalam 1 minggu),
 bulanan (dalam 1 tahun).

 Pola arus lalu lintas bermanfaat untuk:


 Mengetahui waktu jam puncak dan jam tidak puncak beserta intervalnya
 Efisiensi survei volume lalu lintas jika antar ruas jalan memiliki pola arus lalu lintas yang sama (jumlah surveyor, waktu survei,
dan dana survei).
VARIASI VOLUME JAM-JAMAN
VARIASI HARIAN
VARIASI BULANAN
DAILY FACTOR (DF) SEASONAL FACTOR (SF)
 Daily factor (DF)  faktor konversi dari volume  SF  Faktor konversi dari volume lalu lintas pada
lalu lintas tertentu ke volume lalu lintas rata- periode tertentu pada bulan tertentu ke volume lalu
rata dalam seminggu. lintas rata-rata dalam setahun.

 DF didapat dengan melakukan analisis dari  SF didapat dengan melakukan analisis dari data yang
data yang dikumpulkan selama 7 x 24 jam dikumpulkan selama 12 x 24 jam (satu bulan sekali
pada hari yang sama).
dalam bulan yang sama.
 Tabel Hasil Analisis Seasonal Factor Tahun 2002
 Tabel Hasil Analisis Daily Factor Bulan Juli 2002
Volume lalu lintas 24 jam SF
Hari
(Xi) (Y)/(Xi)
Volume lalu lintas 24 jam DF Januari 23516 0.908
Hari Februari 19460 1.098
(Xi) (Y)/(Xi)
Senin 24000 0.892 Maret 19552 1.092
Selasa 22350 0.958 April 19463 1.097
Rabu 20100 1.066 Mei 24652 0.866
Juni 19456 1.098
Kamis 20090 1.066
Juli 24138 0.885
Jumat 21230 1.009
Agustus 20162 1.059
Sabtu 23410 0.915
September 21913 0.975
Minggu 18750 1.142
Oktober 18577 1.150
Rata-rata (Y) 21419 November 20984 1.018
Desember 24448 0.874
Rata-rata (Y) 21360
PEAK HOUR FACTOR (PHF)
 Peak hour factor (PHF)  faktor konversi dari volume lalulintas pada periode tertentu ke volume lalulintas pada
jam puncak.
 Volume lalulintas jam puncak adalah volume lalu lintas yang terjadi pada jam tersibuk. Jam tersibuk ini dapat
terjadi pada beberapa waktu yang berlainan seperti: pagi, siang dan sore.

Volum Jam Puncak


PHF 
Tingkat Arus Maksimum
Untuk arus periode 15-menit, persamaan di atas menjadi
q60
PHF 
4xq15
dimana:
q60 = tingkat arus jam
q15 = tingkat arus puncak 15-menit
PHF = faktor jam puncak
CONTOH:
VOLUME JAM PERENCANAAN
 Volume jam perancangan (VJP) sangat bermanfaat untuk keperluan:
 Perancangan geometrik (jumlah lajur, lebar jalan dan simpang),
 Evaluasi tingkat pelayanan jalan (V/C),
 Manajemen lalulintas (lampu lalulintas, marka dan rambu, jalan satu arah).

 Ada 2 cara dalam menentukan VJP:


 Menggunakan volume jam sibuk rata-rata.
Dengan menganalisis hasil pengumpulan data volume lalulintas jam sibuk
selama 12 x 1 jam (1 jam sehari setiap bulan selama 12 bulan). Asumsi yang
dipakai adalah dalam 1 hari ada 1 jam tersibuk
 Menggunakan volume jam tersibuk ke-n dalam setahun.
Perlu dilakukan pengumpulan data jam-jam selama 24 jam x 365 hari
(setahun). Data diurutkan dari yang tertinggi ke yang terendah dan membentuk
suatu grafik. Kemudian volume lalulintas jam-jaman yang terletak di tumit
dipilih sebagai VJP. Perancangan dilakukan dengan asumsi
bahwa volumenya akan terlampaui selama n
jam dalam setahun.
VOLUME JAM PERENCANAAN

VJP juga dapat dihitung dengan mengkonversikan LHRT ke VJP


berikut:
VJP = k x LHRT
atau
VJPA = D x k x LHRT

dimana:
VJP = volume jam perencanaan
LHRT = lintas harian rata-rata tahunan
k = faktor berupa angka yang memperbandingkan volume lalu lintas per jam
yang didasarkan pada jam sibuk ke 30-200 dengan volume LHRT (nilai normal k
0.09 untuk perkotaan; 0.11 untuk luar kota)
VJPa = volume jam perancangan per arah
D = faktor distribusi arah
PROYEKSI LALU LINTAS
PERTUMBUHAN LALU LINTAS

 Dalam perencanaan lalu lintas sangat dibutuhkan data historis untuk memprakirakan tingkat pertumbuhan lalu
lintas dan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di masa mendatang.
 Data lalu lintas setiap ruas jalan adalah nilai rata-rata untuk setiap jenis kendaraan, sehingga setiap ruas jalan
hanya mempunyai satu data saja.
 Persamaan regresi linier sederhana digunakan untuk memprakirakan tingkat pertumbuhan lalu lintas di masa
mendatang adalah :
Y=a+bX

dimana : Y adalah lalu lintas harian rata-rata (LHR)


X adalah tahun data lalu lintas
a adalah konstanta
b adalah koefisien regresi
PROYEKSI LHR

 Garis kemiringan b dapat digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan lalu lintas, karena garis
kemiringan b merupakan garis perubahan pada lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap tahun dari sebuah ruas
jalan.
 Tingkat pertumbuhan lalu lintas:
𝑏
𝑖 = 𝑎 × 100%

 Sedangkan lalu lintas harian rata-rata (LHR) tahun n adalah :


𝐿𝐻𝑅𝑛 = 𝐿𝐻𝑅1 × (1 + 𝑖)𝑛

dimana : LHR1 adalah lalu lintas harian rata-rata (LHR) tahun ke-1
i adalah tingkat pertumbuhan lalu lintas
n adalah tahun perencanaan
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
Gunakan pedoman Manual Disain Perkerasan Jalan 2017

Anda mungkin juga menyukai