Anda di halaman 1dari 17

National Conference On Economic Education

Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
PENGARUH PENDIDIKAN EKONOMI DI LINGKUNGAN KELUARGA,
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN FINANCIAL LITERACY
DIINTERMEDIASI MELALUI GAYA HIDUP TERHADAP SIKAP HIDUP
HEMAT SISWA MA NEGERI II KOTA BATU MALANG

Mochammad Habybillah1), Hari Wahyono2), Agung Haryono3)


Program Studi Pendidikan Ekonomi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang
Email1) habybillahm10111991@gmail.com

Abstrak

Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya, hasil-hasil
yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah
maupun dalam masyarakat. Socio-economic status adalah peringkat atau stratifikasi secara
sosial-ekonomi. Literasi keuangan menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan seseorang
karena literasi keuangan merupakan alat yang berguna untuk membuat keputusan keuangan yang
terinformasi, namun dari pengalaman-pengalaman di berbagai negara masih menunjukkan relatif
kurang tinggi. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang dan
menggambarkan bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uangnya. Pola hidup hemat tidak
hanya bisa diterapkan pada orang dewasa atau usia yang sudah matang, atau seseorang yang
telah memiliki penghasilan saja. Namun bisa juga diterapkan di segala usia, mulai dari usia dini
pada anak-anak, usia remaja, kehidupan orang yang yang telah berumah tangga, maupun untuk
yang sedang menikmati masa pensiun.
Hal ini di dukung kondisi Kota Malang terutama di Batu yang padat dengan semakin
banyaknya pusat-pusat perbelanjaan, tempat nongkrong, bioskop yang menyebar hampir di
seluruh kota Malang terutama di Batu. Hal itulah yang menjadi simbol pergaulan bagi para
remaja. Karena masih banyak siswa yang sikap hidupnya dibilang cukup boros dengan uang saku
sekolah yang diberikan oleh orang tuanya. Seharusnya siswa mampu menyisihkan uang saku
untuk ditabung, disinilah siswa mengalamin kesulitan dimana siswa sulit untuk menerapakan
sikap hidup hemat didalam dirinya. Kebanyakan dari mereka memiliki orang tua yang status
sosial ekonominya tergolong standart dan kebanyakan siswa tidak menghiraukan atau memikirkan
hal tersebut, hal ini dapat dilihat dari kebanyakan siswa yang sering hura-hura, sering nongkrong
di cafe dan belanja di mall. Tujuan pendidikan ekonomi di sekolah adalah mendidik para siswa
agar bersikap bijak menggunakan uang saku yang diberikan oleh orang tua dalam memenuhi
kebutuhannya. Untuk itu pembelajaran ekonomi di sekolah sudah ditanamkan mengenai hakekat
manusia sebagai makhluk ekonomi dengan pembelajaran mengenai tindakan ekonomi yang
rasional, motif, prinsip ekonomi, kegiatan atau tindakan ekonomi sehari-hari, perilaku konsumen
dan produsen, manfaat nilai barang, serta pelaku ekonomi.

Kata Kunci: Pendidikan Ekonomi Di Lingkungan Keluarga, Status Sosial Ekonomi Orang Tua,
Financial Literacy, Gaya Hidup, Sikap Hidup Hemat

Banyak orang setuju bahwa tahu akan semua manfaat yang


hidup hemat itu baik untuk dilakukan. disebabkan dengan cara hidup
Sejak di bangku sekolah dan mungkin berhemat. Jika sudah tahu dan
dalam keluarga, kita sudah diajarkan kemudian menyadari betapa besar
untuk hidup dengan hemat. Namun manfaat ini maka kami yakin akan
apakah sudah menjalankannya dan dengan sendirinya menanamkan

1644
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
prinsip hidup hemat di keseharian. sejak masih usia belia. Jadi misalnya
Pola hidup hemat akan menjadikan dengan sikap hidup menabung, tidak
pribadi yang lebih matang dalam menghabiskan keseluruhan uang
berfikir dan lebih berhati-hati dalam jajan. Hal kecil semacam itu akan
bertindak atau mengambil keputusan. membentuk pribadi dan sifat hemat
Sikap hidup hemat akan mengajarkan anak secara tidak langsung dan akan
untuk lebih bijak dalam mengatur terus berlanjut sampai pada saat anak
serta mengelola keuangan. Tentunya sudah dewasa nanti. Sikap hidup
tidak hanya itu, masih banyak lagi hemat tidak hanya bisa diterapkan
manfaat dalam menjalani sikap hidup pada orang dewasa atau usia yang
hemat ini hingga kami membagi sudah matang, atau seseorang yang
manfaat hidup hemat ke dalam tiga telah memiliki penghasilan saja.
bagian besar berdasarkan orang yang Namun bisa juga diterapkan di segala
menerima keuntungannya. Manfaat usia, mulai dari usia dini pada anak-
untuk pribadi terbebas dari perasaan anak, usia remaja, kehidupan orang
khawatir akan masalah keuangan, yang yang telah berumah tangga,
sikap hemat menunjukkan pribadi maupun untuk yang sedang
yang lebih bertanggung jawab, lebih menikmati masa pensiun.
percaya diri dalam menghadapi masa Remaja seringkali membeli
depan, menjadi teladan yang baik sesuatu tidak berdasarkan kebutuhan
untuk keluarga. dan kemampuan yang dimilikinya.
Jika ingin mengelola masalah Melainkan karena faktor keinginan
keuangan atau finansial menjadi lebih dan kekhawatiran jika barang tersebut
baik, maka perlu menerapkan sikap tidak segera dibeli maka akan
hidup hemat. Menjadi lebih baik kehabisan atau tidak mendapatkan
disini yang dimaksud adalah keadaan tersebut. Remaja sering dijadikan
keuangan lebih tertata, sesuai dengan target bagi pemasaran berbagai
ekspektasi rencana keuangan, serta produk industri karena karakteristik
pengaturan dana investasi keuangan mereka yang labil, spesifik dan
sesuai dengan yang di inginkan. Sikap mudah dipengaruhi sehingga akhirnya
hidup hemat perlu di terapkan sejak mendorong munculnya berbagai
dini, dapat pula ajarkan kepada anak gejala dalam perilaku yang tidak

1645
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
wajar. Alasannya karena senang Menurut Hurlock
mengikuti arus mode, hanya ingin (1997:207), remaja merupakan usia
mencoba produk baru dan ingin peralihan dari usia anak-anak menuju
memperoleh pengakuan sosial. usia dewasa. Pada usia ini remaja
Keadaan tersebut mengindikasikan mengalami perubahan baik secara
adanya kecenderungan perilaku fisik maupun psikis. Sedangkan
konsumtif pada remaja. Perilaku Sunarto (2006:68), menyatakan
konsumtif adalah suatu perilaku yang bahwa masalah tentang perilaku
tidak lagi didasarkan pada konsumtif juga menimpa para remaja
pertimbangan rasional, melainkan yang duduk di bangku SMA (Sekolah
karena adanya keinginan yang sudah Menengah Atas). Perilaku konsumtif
mencapai taraf tidak rasional lagi. dapat ditelusuri melalui pemahaman
Perilaku konsumtif biasanya lebih mengenai perilaku konsumen.
dipengaruhi oleh faktor emosi Perilaku konsumen dalam membeli
daripada rasio, karena pertimbangan- dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
pertimbangan dalam membuat faktor eksternal dan faktor internal.
keputusan untuk membeli suatu Faktor eksternal meliputi kebudayaan,
produk lebih menitik beratkan pada kelas sosial, kelompok sosial,
status sosial, mode, dan kemudahan kelompok referensi, keluarga, serta
dari pada pertimbangan ekonomis demografi. Sedangkan faktor internal
(Suprapti, 2010:54). Perilaku yang mempengaruhi adalah motivasi,
konsumtif remaja sebenarnya dapat harga diri, pengamatan dan proses
dimengerti bila melihat usia peralihan belajar, kepribadian dan konsep diri,
dalam pencarian identitas diri. serta gaya hidup (Engel dkk, 1994).
Remaja adalah seseorang yang Mendidik berarti memberikan,
berada pada rentang usia 12-21 menanamkan dan menumbuhkan
tahun dengan pembagian menjadi tiga nilai-nilai pada peserta didik. Nilai-
masa, yaitu masa remaja awal 12-15 nilai tersebut nantinya diharapkan
tahun, masa remaja tengah 15-18 akan membentuk pemikiran, sikap
tahun, dan masa remaja akhir 18- dan perilaku yang baik pada peserta
21 tahun (Monks, dkk, 2002:262). didik tersebut. Apabila dikaitkan
dengan ekonomi, sikap hidup hemat

1646
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
merupakan salah satu bentuk terhadap perilaku konsumsi anak
implementasi penanaman sikap dan karena segala keputusan konsumsi
perilaku pada siswa. Supaya siswa bagi anak biasanya diputuskan oleh
memiliki sifat hidup hemat yang baik, orang tua. Pembelajaran yang
maka pendidikan ekonomi di dilakukan guru terhadap siswa di
lingkungan keluarga dan kompetensi sekolah juga memiliki peranan
guru sebagai penunjang pendidikan di penting dalam mengajarkan perilaku
sekolah merupakan aspek penting konsumsi dan mengajarkan sikap
dalam pembentukan sikap hidup hidup hemat siswa.
hemat. Selain itu, status sosial Keluarga itu selain
ekonomi orang tua juga membiasakan pada anak-anaknya
mempengaruhi pembelajaran siswa bagaimana membangun hubungan
dalam berperilaku hidup hemat. antara sesama seperti sopan santun,
Penelitian ini sangat penting hormat pada orang tua, leluhur, guru,
mengingat sikap hidup hemat adalah meningkatkan hubungan-hubungan
hal yang perlu ditanamkan kepada baik yang luas, mereka juga mendidik
siswa. Oleh karena itu alangkah anak-anaknya terkait dengan
baiknya apabila kita dapat ekonomi. Pendidikan ekonomi yang
mengetahui faktor-faktor apa saja dimaksud meliputi bagaimana
yang mempengaruhi rasionalitas mencari uang dengan berdagang,
siswa, sehingga dapat meningkatkan termasuk bagaimana mengelola hasil
aspek-aspek tersebut. Fenomena yang kekayaannya itu. Beberapa hal yang
terjadi saat ini adalah arus globalisasi sempat saya amati dan ingat terkait
dan perdagangan bebas begitu cepat dengan pendidikan ekonomi ini
masuk ke dalam masyarakat terutama adalah:
di kalangan pelajar. Pengaruhnya Pertama, keluarga ini
terhadap generasi muda begitu kuat mendidik kedisipinan yang tinggi.
dalam mempengaruhi perilaku Anak-anaknya di lingkungan keluarga
konsumsi, karena para generasi muda sudah dilibatkan dalam ekonomi.
termasuk segmen pasar yang Sebagai keluarga pedagang, anak-
berpotensi. Pendidikan ekonomi di anaknya diajari membuka toko tepat
keluarga mempunyai pengaruh waktu dan demikian pula

1647
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
menutupnya. Sama sekali tidak lagi, kawatir dianggap tidak sopan
dibolehkan anaknya melakukan atau tidak percaya pada yang
kegiatan ekonomi dengan pendekatan memberi. Akan tetapi dengan cara itu
”kadang-kadang”. Misalnya, kadang- resikonya setelah berpisah, dan
kadang buka jam 07.00 pagi, kadang- ternyata ada kekuarangan dari uang
kadang jam 07.30, dan kadang- yang diterima itu, lalu terjadi saling
kadang jam 06.30, kadang jam 08.00 menuduh. Ketiga, anak di keluarga
dan seterusnya. Cara kerja seperti ini, diajari menabung. Setidak-tidaknya
tidak boleh. Buka toko harus 25 % dari penghasilannya harus
dilakukan tepat waktu dan disiplin, ditabung pada setiap hari atau setiap
agar bisa dijadikan pegangan bagi bulan. Keperluan konsumsi maksimal
pelanggan. Pelanggan harus dilayani hanya 75 % dari seluruh
sebaik-baiknya, misalnya mereka penghasilannya. Rasanya anak-anak
datang mau beli, ternyata tokonya pada umumnya tidak pernah diajari
masih tutup. Kedua, dalam soal cara berpikir dan bekerja seperti ini,
hitung menghitung dilakukan secara dan bahkan kadang lebih konsumtif.
jelas, pasti dan terbuka. Sampai- Biaya konsumsi, bagi anak-anak pada
sampai, ketika menerima uang dari umumnya tidak jarang lebih besar
orang tuanya, anak harus menghitung dari penghasilannya. Karena itu
terlebih dahulu sebelum memasukkan muncul peribahasa, besar pasak
ke kantongnya. Uang yang diterima daripada tiyang. Misalnya,
dari orang tuanya sekalipun harus pengahsilannya sehari Rp. 70.000,-
dihitung di hadapannya, apakah sudah yang dikonsumsi mencapai Rp.
sesuai dengan yang disebutkan. 100.000,-. Kekurangannya dicari dari
Dengan cara seperti itu kedua belah berhutang, sehingga berakibat
pihak menjadi lebih tenang dan tidak hutangnya menjadi semakin
akan terjadi salah paham setelahnya, menumpuk. Keempat, anak-anak
yang diakibatkan misalnya oleh dididik agar bisa menghargai
adanya kekeliruan hitungan. pelanggan. Pembeli bagi pedagang
Kebanyakan orang, biasanya jika harus dipandang sebagai raja. Oleh
menerima uang apalagi dari orang karena itu para pelanggan sebisa-bisa
tuanya, tidak selayaknya dihitung harus dipelihara sebaik mungkin.

1648
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
Pelanggan dianggap sebuah kekayaan tidak dapat dipungkiri bahwa segala
tersendiri, yang tidak boleh kebutuhan anak yang berkenaan
meninggalkannya. Pelanggan harus dengan pendidikan dan lainya yang
difungsikan sebagai juru bicara akan menentukan perilaku konsumsi
usahanya untuk mendapatkan mereka selalu membutuhkan
pelanggan baru. Dalam bahasa Islam, dukungan sosial ekonomi orang tua.
mungkin sillaturrahmi harus Disamping masalah status sosial
dikembangkan sebaik-baiknya untuk ekonomi orang tua, ada hal lain yang
memperbesar usahanya. mempunyai pengaruh dalam perilaku
Faktor status sosial ekonomi konsumsi siswa yaitu pergaulan
memiliki kekuatan yang besar dalam dengan teman sebaya. Peran teman
menentukan sikap rasionalitas dalam sebaya dalam pergaulan remaja menjadi
kegiatan ekonomi khususnya dalam sangat menonjol. Hal ini sejalan dengan

sikap hidup hemat. Latar belakang meningkatnya minat individu dalam


persahabatan serta keikutsertaan dalam
pendidikan ekonomi sangat
kelompok.
mempengaruhi pola pikir anak
Kelompok remaja sangat
khususnya orang tua. Status pekerjaan
dinamis karena ingin mengikuti tren
dan tingkat sosial ekonomi orang tua
yang sedang membuming dan mudah
mempengaruhi persepsi terhadap
berubah dengan sangat cepat. Remaja
kegiatan ekonomi. Bahar (2000:131)
yang dinamis ini karakternya mudah
menyimpulkan bahwa perilaku
berubah. Perubahan pada diri remaja
konsumsi siswa mempunyai korelasi
bermuara pada upaya menemukan jati
yang tinggi dengan latar belakang
diri atau identitas diri. Upaya untuk
status sosial keluarga. Januar
menemukan jati diri berkaitan dengan
Kustiandi (2011:5) yang menyatakan,
bagaimana remaja menampilkan
dalam pendidikan keluarga, orangtua
dirinya. Mereka ingin diakui sebagai
mempunyai tugas sebagai pendidik,
bagian dari komunitas remaja secara
sehingga pendidikan didalam
umum dan secara khusus bagian dari
keluarga adalah menanamkan sikap,
kelompok sebaya mereka. Teman
perilaku, maupun nilai-nilai karena
sebaya menjadi suatu sarana sekaligus
didalamnya juga membentuk
tujuan dalam pencarian jati diri
keterampilan hidup.Oleh sebab itu,
remaja. Pada dasarnya tidaklah

1649
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
mudah bagi remaja untuk tersebut sering kali menjadi sumber
mengikatkan diri mereka pada suatu informasi bagi anggota lain. Hal ini
kelompok karena setiap kelompok akan menjadi kebanggaan tersendiri
memiliki tuntutan yang harus dapat bagi anggota yang telah memilikinya,
dipenuhi oleh setiap remaja yang apalagi jika anggota lain belum
bergabung (Zebua dan Nurdjayadi, memilikinya. Dari uraian teori
2001:73). tersebut dapat ditarik kesimpulan
Dalam masa perkembangan bahwa pergaulan dengan teman
ini (Hotland, 2002:16) pengaruh sebaya yang terjadi dalam kelompok-
kelompok sebaya sangat kuat karena kelompok kecil mempunyai pengaruh
remaja lebih banyak menghabiskan terhadap perilaku konsumtif remaja
waktunya diluar rumah bersama dalam membentuk sikap hidup
teman-temannya. Sebagai kelompok, mereka.
maka dapat dimengerti bahwa Kesulitan keuangan bukan
pengaruh teman sebaya pada sikap, hanya kurangnya dari pendapatan
pembicaraan, minat, penampilan dan semata, kesulitan keuangan juga dapat
perilaku lebih besar dari pada muncul jika terjadi kesalahan dalam
keluarga. Remaja mungkin pengelolaan keuangan (miss-
menyesuaikan diri dengan tujuan management) seperti kesalahan
menghindari menjadi berbeda dari penggunaan kredit, dan tidak adanya
teman-temannya karena itu akan perencanaan keuangan. Keterbatasan
terlihat aneh. Remaja sering finansial dapat menyebabkan stress,
berkumpul menghabiskan waktu dan rendahnya kepercayaan diri.
luang mereka untuk berbagi Memiliki financial literacy,
informasi dan pengalaman. Dalam merupakan hal vital untuk
pertemuan inilah mereka mendapatkan kehidupan yang
membicarakan topik-topik ringan sejahtera, dan berkualitas. Lebih
yang berkaitan dengan fashion, film lanjut dijelaskan bahwa financial
terbaru, musik, model rambut, literacy bersama-sama dengan
maupun barang-barang yang sedang lingkungan tempat tinggal,
tren. Bahkan apabila salah satu kemampuan membaca keadaan
anggota telah memiliki barang-barang ekonomi merupakan kunci untuk

1650
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
menjadi konsumen yang cerdas. Baik konsumsi, dan pertimbangan akan
orang kaya atau miskin, pandai atau kebutuhan lain-lainnya. Terkadang
bodoh, tua atau muda, semua pula dalam pemenuhan hasratnya
memiliki persamaan kalau sudah akan suatu barang, mereka cenderung
sampai pada urusan uang. Kita semua untuk mengurangi alokasi atas
menggunakan uang. Jumlah uang kebutuhan pokok mereka. Selain itu,
yang dimiliki dan bagaimana cara kita keadaan lingkungan pertemanan
menggunakan uang memang berbeda didukung dengan banyaknya fasilitas-
satu sama lain. Namun, yang pasti di fasilitas hiburan dan wisata kuliner
dunia ini kita semua memerlukan yang menggiurkan sedikit banyak
uang. Kegiatan mengelola keuangan memberi dampak terhadap pengaturan
untuk pemenuhan kebutuhan keuangan dan pola konsumsi remaja
konsumsi sehari-hari hingga hingga pada umumnya.
proses persiapan jangka panjang Ada faktor lain yang juga
dalam bentuk tabungan yang terkait sangat mempengaruhi sikap hidup
dengan sikap hidup hemat juga hemat yaitu gaya hidup. (Engel dkk,
merupakan bagian dari financial 1994) mendefinisikan gaya hidup
literacy. sebagai pola dimana orang hidup dan
Fenomena yang ada menghabiskan waktu serta uang
dikalangan siswa dilingkungan Kota mereka. Gaya hidup adalah konsepsi
Malang khususnya Batu, terutama sederhana yang mencerminkan nilai
siswa yang mengatur kebutuhan sosial. Gaya hidup remaja sekarang
konsumsinya secara mandiri, dari sudah mengalami banyak
hasil pendapatan dari orang tua perkembangan. Hal tersebut dapat
maupun mandiri, mereka menjalani dilihat dari cara remaja menghabiskan
berbagai kegiatan ekonomi yang tidak sebagian isi kantong untuk
proporsional. Kecenderungan ini menjelajahi tempat makan baru dan
terlihat dari tidak adanya bergengsi, fashion dengan mode yang
pembentukan skala prioritas atas tidak ketinggalan, berganti
kegiatan ekonominya seperti, pola handphone dan film dan gadget yang
konsumsinya yang kurang terprogram selalu update. Gaya hidup seseorang
dan tidak ada pertimbangan mempengaruhi kebutuhan, keinginan,

1651
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
serta perilakunya termasuk perilaku Bandura dalam (Hurley, &
membeli (konsumsi). Gaya hidup Charter 2005:112) menyatakan bahwa
juga sering kali dijadikan motivasi seseorang menirukan orang lain
dasar dan pedoman dalam membeli karena ingin mendapatkan pujian atau
sesuatu (Hawkins dkk, 2007). Salah respon yang sama atau lebih dari
satu faktor yang mempengaruhi gaya orang yang akan ditirunya dan objek
hidup adalah kelompok referensi. yang ditiru adalah orang-orang yang
Dimana dari kelompok referensi ini menyenangkan atau populer. Dengan
akan menciptakan persepsi yang mengacu pada teori tersebut maka
berbeda-beda. Kelompok referensi dapat dipastikan gaya hidup selebriti
adalah kelompok yang memberikan merupakan salah satu obyek imitasi
pengaruh langsung atau tidak yang sangat berpengaruh terhadap
langsung terhadap gaya hidup gaya hidup remaja saat ini, hal ini di
seseorang. Menurut Nugraheni, P.N.A dukung dengan pesatnya
(2003) kelompok yang memberikan perkembangan teknologi dan
pengaruh langsung adalah kelompok informasi yang memungkinkan
dimana individu tersebut menjadi penyebaran informasi mengenai gaya
anggotanya dan saling berinteraksi, hidup selebriti melalui media massa
sedangkan kelompok yang memberi dan infotainment. Mereka
pengaruh tidak langsung adalah beranggapan bahwa meniru identitas
kelompok dimana individu tidak artis adalah benar, karena identitas
menjadi anggota didalam kelompok artis itu glamor, gemerlap dan
tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut fashionable. Dari persepsi seperti
akan menghadapkan individu pada inilah yang akan menciptakan
perilaku dan gaya hidup tertentu. Dari perilaku konsumtif pada remaja.
teori tersebut dapat disimpulkan Siswa SMA adalah siswa usia
bahwa gaya hidup seseorang dapat remaja yang menurut kajian psikologi
dipengaruhi oleh kelompok referensi perkembangan periode remaja adalah
yang berperan secara langsung masa transisi dari periode anak-anak
ataupun tidak langsung melalui proses ke periode dewasa. Periode ini
meniru (imitasi) karena adanya dianggap sebagai masa-masa yang
persepsi. amat penting dalam kehidupan

1652
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
seseorang khususnya dalam untuk itu maka diperlukan pendidikan
pembentukan kepribadian individu ekonomi baik di lingkungan keluarga
(Irwanto, 2002: 46). Secara umum, maupun di lingungan sekolah yang
periode remaja merupakan klimaks akan membentuk melek ekonomi
dari periode-periode perkembangan yang terkait dengan sikap hidip hemat
sebelumnya. Ciri-ciri perilaku yang siswa sehingga akan menciptakan
menonjol pada usia remaja terlihat perilaku ekonomi yang rasional.
pada perilaku sosialnya dalam masa Hal ini di dukung kondisi kota
ini dan sikap hidup hemat mempunyai Malang terutama di Batu yang padat
arti yang amat penting dan sangat dengan semakin banyaknya pusat-
mempengaruhi perilaku. Pola pusat perbelanjaan, tempat
perilakunya dipengaruhi oleh orang- nongkrong, bioskop yang menyebar
orang sekitarnya dan pengalaman hampir di seluruh kota Malang
pribadinya (Irwanto, 2002: 48). terutama di Batu. Hal itulah yang
Sebagai siswa SMA yang berada pada menjadi simbol pergaulan bagi para
usia remaja maka perilaku konsumsi remaja. Karena masih banyak siswa
tidak terlepas dari pengaruh teman yang sikap hidupnya dibilang cukup
sebaya maupun orang-orang boros dengan uang saku sekolah yang
disekitarnya. Perilaku konsumsi siswa diberikan oleh orang tuanya.
SMA saat ini secara empirik terlihat Seharusnya siswa mampu
mempunyai perilaku konsumtif yang menyisihkan uang saku untuk
tinggi, terlihat pada perilaku siswa ditabung, disinilah siswa mengalamin
yang terbiasa makan di restoran, kesulitan dimana siswa sulit untuk
jalan-jalan dan berbelanja di mall menerapakan sikap hidup hemat
memiliki berbagai jenis handphone didalam dirinya. Kebanyakan dari
dan bebagai macam barang-barang mereka memiliki orang tua yang
yang lain. Perilaku konsumsi siswa status sosial ekonominya tergolong
diangap konsumtif karena kebutuhan standart dan kebanyakan siswa tidak
atau konsumsi yang dilakukan tidak menghiraukan atau memikirkan hal
sesuai dengan kemampuan orang tua, tersebut, hal ini dapat dilihat dari
apabila hal ini dibiarkan maka akan kebanyakan siswa yang sering hura-
mempunyai dampak yang negatif hura, sering nongkrong di cafe dan

1653
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
belanja di mall. Tujuan pendidikan Jika dilihat dari objeknya, penelitian
ekonomi di sekolah adalah mendidik ini merupakan penelitian orientasi dan
para siswa agar bersikap bijak aksi, oleh karena variabel-variabel
menggunakan uang saku yang yang dikaji pada dasarnya
diberikan oleh orang tua dalam menggambarkan kecenderungan dan
memenuhi kebutuhannya. Untuk itu tindakan pihak yang diteliti.
pembelajaran ekonomi di sekolah Sedangkan ditinjau dari hubungan
sudah ditanamkan mengenai hakekat antar varibel yang diteliti, maka
manusia sebagai makhluk ekonomi penelitian ini dapat digolongkan
dengan pembelajaran mengenai sebagai penelitian kausal dengan
tindakan ekonomi yang rasional, hubungan antar variabel bersifat
motif, prinsip ekonomi, kegiatan atau fungsional bukan korelasional. Unit
tindakan ekonomi sehari-hari, analisis dalam penelitian ini adalah
perilaku konsumen dan produsen, individual, karena semua variabel
manfaat nilai barang, serta pelaku diukur dari subjek penelitian sebagai
ekonomi. individu. Penelitian ini merupakan
penelitian cross sectional, dimana
METODE PENELITIAN
penelitian ini untuk memperoleh data
Dilihat dari tujuannya,
dari responden pada periode waktu
penelitian ini adalah penelitian
yang tertentu (data are gathered just
eksplanatori. Pada umumnya
once). Dilihat dari hubungan antar
penelitian eksplanatori bertujuan
variabel ada empat variabel yang
menjelaskan dan menganalisis
diposisikan sebagai variabel eksogen
variabel tertentu secara obyektif
dan dua variabel yang diposisikan
kondisi empiris yang akan dijelaskan
sebagai variabel endogen.
dan dianalisis adalah pengaruh
variabel independen yang terdiri:, (1) HASIL KAJIAN DAN
Pendidikan ekonomi di lingkungan PEMBAHASAN
keluarga, (2) Status sosial ekonomi Pendidikan Ekonomi di
orang tua, (3) Financial literacy, Lingkungan Keluarga
terhadap variabel dependen (4) Gaya Permasalahan ekonomi yang
hidup, dan variabel dependen (5) komplek menuntut manusia terus
Sikap hidup hemat. berusaha mencari solusi dalam

1654
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
pemenuhan kebutuhan. Masalah orang yang dianggap belajar adalah
pokok ekonomi yang sering orang yang menunjukkan perubahan
dibicarakan seperti masalah tingkah laku dalam hidupnya, yaitu
konsumsi, produksi, distribusi serta mengambil keputusan berdasarkan
pertumbuhan ekonomi. Permasalahan pertimbangan-pertimbangan yang
ekonomi tersebut merupakan dianggap masuk akal atau memiliki
penghalang dalam usaha manusia kecakapan hidup sesuai dengan
dalam mencapai tujuan. Setiap kaidah-kaidah kehidupan yang
manusia pasti ingin hidup makmur, diperolehnya saat terjadinya
sejahtera serta mampu menghadapi pendidikan. Terkait dengan
masalah jangka pendek seperti kecakapan hidup mahasiswa,
konsumsi sehari-hari serta pemenuhan pendidikan yang mendasar yang
kebutuhan lainnya. Tindakan memiliki peranan penting dalam
ekonomi merupakan perilaku membentuk sikap rasional, terutama
seseorang dalam proses pengambilan pada pengambilan keputusan ekonomi
keputusan tindakan ekonomi alam adalah pendidikan ekonomi di
rangka menilai, mendapat, lingkungan keluarga. Menurut
menggunakan atau mengabaikan Purwanto (2009:79) bahwa
barang-barang dan jasa-jasa yang pendidikan keluarga adalah fundamen
disesuaikan dengan kebutuhan. atau dasar dari pendidikan anak
Dalam melakukan tindakan ekonomi, selanjutnya, hasil-hasil yang
manusia diharapkan memeliki tingkah diperoleh anak dalam keluarga
laku serta pengetahuan ekonomi menentukan pendidikan anak itu
dalam melakukan tindakan ekonomi selanjutnya, baik di sekolah maupun
yang rasional. Pendidikan memegang dalam masyarakat.
peranan penting dalam meningkatkan
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
sumber daya manusia yang
Menurut Haryono (2008:99)
berkualitas. Dari pandangan ini
bahwa “socio-economic status adalah
pendidikan merupakan suatu proses
peringkat atau stratifikasi secara
yang mengakibatkan terjadinya
sosial-ekonomi”. Wikipedia
perubahan-perubahan dalam
encyclopedia mendefinisikan socio
bertingkah laku. Dengan kata lain
economic status (SES) adalah “an

1655
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
economic and sociological combined pindah ke strata atau tingkatan sosial
total measure of a person's work yang lebih rendah atau tinggi,
experience and of an individual's or misalnya system kasta di Bali dan
family’s economic and sosial position Jawa. Sedangkan stratifikasi sosial
in relation to others, based on terbuka adalah stratifikasi sosial
income, education, and occupation". dimana setiap anggota masyarakatnya
Status sosial ekonomi bersifat relatif, dapat berpindah-pindah dari satu
sehingga antara masyarakat yang satu strata ke strata yang lainnya, misalnya
dengan yang lainnya tidak dapat tingkat pendidikan, kekayaan,
dibandingkan. Setiap kelompok jabatan, dan kekuasaan. Menurut
masyarakat mempunyai kriteria Soyomukti (2010:371) “stratifikasi
sendiri tentang status sosial ekonomi sosial adalah pengelompokan secara
warganya. Ada beberapa indikator vertikal.
yang digunakan untuk mengukur
Financial Literacy
status sosial ekonomi, mislanya
Financial literacy adalah
kekayaan, kekuasaan, tingkat
pengetahuan, pemahaman dan
pendidikan, pekerjaan, dan lain
kemampuan yang tidak hanya dalam
sebagainya.
mengatur keuangan tapi juga
“Dasar-dasar pembentukan
merupakan pengetahuan yang dapat
lapisan sosial adalah ukuran
membantu kita dalam membuat
kekayaan, ukuran kekuasaan dan
pertimbangan dan keputusan
wewenang,ukuran kehormatan,
ekonomi. Dalam Sina dan Hilgert,
ukuran ilmu pengetahuan”
Holgart, dan Baverly (2003) serta
(Wikipedia: (diakses tahun 2016)).
Cude, Lawrence, Lyons, Metzger,
Ada beberapa macam atau jenis status
LeJeune, Marks, dan Machtmes
sosial ascribed status, achieved
(2006) juga menyatakan bahwa
status, and assigned status. Macam-
diperlukan pengetahuan tentang
macam stratifikasi sosial adalah
bagaimana mengelola keuangan serta
stratifikasi sosial terbuka dan
bagaimana teknik berinvestasi
stratifikasi sosial tertutup. Stratifikasi
menjadi hal yang tidak dapat
sosial tertutup adalah dimana anggota
diabaikan lagi seperti waktu-waktu
masyarakat tersebut tidak dapat
sebelumnya. Lebih jauh, Cude et. al

1656
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
(2006) menyatakan bahwa seiring Persepsi adalah pengalaman
berkembangnya instrumen keuangan, tentang objek, peristiwa, atau
tidak diiringi oleh keinginan hubungan- hubungan yang diperoleh
masyarakat untuk memulai dengan menyimpulkan informasi dan
berinvestasi,dan diduga salah satunya menafsirkan pesan. Persepsi ialah
adalah rendahnya literasi keuangan. memberikan makna pada stimuli
Bukti empiris, Lusardi dan Mitchell indrawi (sensory stimuli). Hubungan
(2006, 2008, 2009) menemukan sensasi dengan persepsi sudah jelas.
bahwa terdapat perbedaan antara laki- Sensasi adalah bagian dari persepsi.
laki dan perempuan dalam membuat Walaupun begitu, menafsirkan makna
keputusan keuangan, dan laki-laki informasi indrawi tidak hanya
lebih baik karena memiliki melibatkan sensasi, tetapi juga atensi,
pengetahuan keuangan yang lebih ekspektasi, motivasi dan memori
tinggi. Orton (2007) memperjelas (Rakhmat, 2005:51). Dari teori
dengan menyatakan bahwa literasi tentang persepsi tersebut, maka dapat
keuangan menjadi hal yang tidak disimpulkan bahwa persepsi tentang
terpisahkan dalam kehidupan gaya hidup merupakan proses
seseorang karena literasi keuangan memilih dan menciptakan gambaran
merupakan alat yang berguna untuk atau penafsiran tentang gaya hidup.
membuat keputusan keuangan yang Gaya hidup merupakan salah satu
terinformasi, namun dari pengalaman- indikator dari faktor pribadi yang
pengalaman di berbagai negara masih turut berpengaruh terhadap perilaku
menunjukkan relatif kurang tinggi. konsumen. Jika diartikan, gaya hidup
Byrne (2007) juga menemukan bahwa merupakan pola hidup di dunia yang
pengetahuan keuangan yang rendah diekspresikan oleh kegiatan, minat
akan menyebabkan pembuatan dan pendapat seseorang. Gaya hidup
rencana keuangan yang salah, dan menggambarkan seseorang secara
menyebabkan bias dalam pencapaian keseluruhan yang berinteraksi dengan
kesejahteraan di saat usia tidak lingkungan. Gaya hidup juga
produktif lagi. mencerminkan sesuatu di balik kelas
sosial seseorang dan menggambarkan
Gaya Hidup
bagaimana mereka menghabiskan

1657
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
waktu dan uangnya. Gaya hidup pada berumah tangga, maupun untuk yang
prinsipnya adalah pola seseorang sedang menikmati masa pensiun.
dalam mengelola waktu dan uangnya. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan
Sikap Hidup Hemat
pembahasan di atas, diketahui bahwa
Jika ingin mengelola masalah
kondisi Kota Malang terutama di Batu
keuangan atau finansial menjadi lebih
yang padat dengan semakin
baik, maka perlu menerapkan pola
banyaknya pusat-pusat perbelanjaan,
hidup hemat. Menjadi lebih baik
tempat nongkrong, bioskop yang
disini yang dimaksud adalah keadaan
menyebar hampir di seluruh Kota
keuangan lebih tertata, sesuai dengan
Malang terutama di Batu. Hal itulah
ekspektasi rencana keuangan, serta
yang menjadi simbol pergaulan bagi
pengaturan dana investasi keuangan
para remaja. Karena masih banyak
sesuai dengan yang inginkan. Pola
siswa yang cukup boros dengan uang
hidup hemat perlu di terapkan sejak
saku sekolah yang diberikan oleh
dini, dapat pula di ajarkan kepada
orang tuanya. Seharusnya siswa
anak sejak masih usia belia. Jadi
mampu menyisihkan uang saku untuk
misalnya dengan pola hidup
ditabung, disinilah siswa mengalami
menabung, tidak menghabiskan
kesulitan dimana siswa sulit untuk
keseluruhan uang jajan. Hal kecil
menerapakan sikap hidup hemat
semacam itu akan membentuk pribadi
didalam dirinya. Kebanyakan dari
dan sifat hemat anak secara tidak
mereka memiliki orang tua yang
langsung dan akan terus berlanjut
status sosial ekonominya tergolong
sampai pada saat anak sudah dewasa
menengah dan kebanyakan siswa
nanti. Pola hidup hemat tidak hanya
tidak menghiraukan atau memikirkan
bisa diterapkan pada orang dewasa
hal tersebut, hal ini dapat dilihat dari
atau usia yang sudah matang, atau
kebanyakan siswa yang sering hura-
seseorang yang telah memiliki
hura, sering nongkrong di cafe dan
penghasilan saja. Namun bisa juga
belanja di mall. Padahal, tujuan
diterapkan di segala usia, mulai dari
pendidikan ekonomi di sekolah
usia dini pada anak-anak, usia remaja,
adalah mendidik para siswa agar
kehidupan orang yang yang telah
bersikap bijak menggunakan uang

1658
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
saku yang diberikan oleh orang tua Pascasarjana Universitas
Negeri Malang.
dalam memenuhi kebutuhannya.
Hawkins, dkk. 2007. Consumer
Untuk itu perlu adanya penekanan Behavior, Building Marketing
Strategy,10 th Edition. New
dalam pembelajaran ekonomi di
York: The McGraw-Hill
sekolah untuk memperbaiki sikap Companies, Inc.
Hotlan, T, Satriana, S, Kurnia, A.A.
prilaku konsumtif siswa untuk
2002. Pengelompokan Remaja
kemandirian ekonomi dalam Putri berdasarkan Gaya
Hidup dan Persepsi tentang
tingkatan mereka.
Kecantikan dalam Iklan.
Jurnal Penelitian Mahasiswa:
DAFTAR PUSTAKA Thesis. Vol. 1, No. 1.
Bahar, Aswandi. 2000. Dasar-Dasar Hurley, S. dan Nick Charter. 2005.
Pendidikan. Jakarta: Perspectives on imitation.
Departemen Pendidikan Cambridge, MA: MITpress.
Direktorat Jendral Pendidikan Hurlock, EB. 1997. Psikologi
Tingkat Proyek Perkembangan: Suatu
Pengembangan Lembaga Pendekatan Sepanjang
Pendidikan Tenaga Pendidik. Rentang Kehidupan Edisi
Byrne, A. 2007. Employee saving and Kelima. Jakarta: Erlangga.
investment decisions in Irwanto. 2002. Psikologi Umum.
defined contribution pension Jakarta: Prenhallindo.
plans: survey evidence from Januar Kustiandi. 2011. Beberapa
the U.K. Financial Services Kajian Teori Kawasan
Review 16 (2007) 19-40. Pendidikan Ekonomi. Malang
Cude, B. J, Lawrence, F. C, Lyons, A. PPS UM.
C, Metzger, K, LeJeune, E, Lusardi, A & Mitchell, O. S. 2006.
Marks, L. & Machtmes, K. Financial Literacy and
2006. College Students and Planning: Implicationsfor
Financial Literacy: What They Retirement Wellbeing.
Know and What We Need to Google.com- Financial
Learn. Eastern Family Literacy. Di akses 2016.
Economics and Resource Lusardi, A & Mitchell, O. S. 2007.
Management Association- Baby Boomer retirement
2006 Conference. security: The roles of
Engel, dkk. 1994. Perilaku Konsumen planning, financial literacy,
Edisi Keenam. Jakarta Barat: and housing wealth. Journal
Binarupa Aksara. of Monetary Economics 54
Haryono, Agung. 2008. Pengaruh (2007) 205–224.
Sistem Pembelajaran dan Lusardi, A & Tufano. P. 2008. Debt
Status Sosial Ekonomi Literacy, Financial
Terhadap Tingkat Economic Experience,
Literacy Siswa SMA Dikota andOverindebtedness.
Malang. Disertasi Tidak Preliminary and Incomplete
Diterbitkan: Malang Program Discussion Draft.

1659
National Conference On Economic Education
Agustus 2016
ISBN: 978-602-17225-5-8
M. Ngalim Purwanto. 2009. Ilmu Sunarto, Hartono. 2006.
pendidikan Teoretis dan Perkembangan Peserta
Praktis. Bandung PT.Remaja Didik.Jakarta: Rineka Cipta.
Rosda. Zebua, A.S, Nurdjayadi, R.D. 2001.
Monks, dkk. 2002. Psikologi Hubungan antara Konformitas
Perkembangan. Yogyakarta: dan Konsep Diri dengan
Gajah Mada University Press. Perilaku Konsumtif pada
Nugraheni, P.N.A. 2003. Perbedaan Remaja Putri. Jurnal Ilmiah
Kecenderungan Gaya Hidup Psikologi Terapan:
Hedonis pada Remaja Phronesis.Vol. 3, No. 6.
Ditinjau dari Lokasi Tempat ___________. Stratifikasi Sosilai
Tinggal. Skripsi (tidak Encyclopedia
diterbitkan). Indonesia,(Online),
Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi (http://id.wikipedia.org/wiki/S
Komunikasi. PT.Remaja tra fikasi_sosial), diakses 10
Rosdakarya, Bandung. Febuari 2016.

1660

Anda mungkin juga menyukai