Anda di halaman 1dari 1

Pada awal tahun 2020, perusahaan XYZ melakukan pembayaran ke PT ZYX untuk jasa survey barang

yang akan diimpor dari Puerto Rico ke Surabaya. Perusahaan XYZ melakukan pembayaran atas jasa
tersebut secara tunai menggunakan dolar Amerika ke petugas AR yang menangani piutang perusahaan
tersebut. Piutang yang timbul atas jasa tersebut adalah sebesar Rp 75.000.000,-, pembayaran tersebut
harusnya dipotong PPh pasal 23 atas jasa yang telah diberikan sebesar Rp 1.500.000,- sehingga
pembayaran yang dilakukan harusnya sebesar Rp 73.500.000 namun pihak AR PT ZYX melakukan
penagihan sebesar Rp 75.000.000,- namun tetap mencatat pembayaran dilakukan adalah sebesar Rp
73.500.000,- dan tidak menagihkan bukti potong PPh 23 sebesar Rp 1.500.000,- yang masih tercatat
sebagai piutang pajak PPh pasal 23.

Kesimpulan :

Kasus piutang PPh 23 pada PT YXZ masuk ke dalam kategori skimming karena pelaku yang tidak
mencatat penerimaan kas dengan benar dan melakukan penyalahgunaan wewenang penerimaan kas
dan penyelenggaraan buku piutang.

Anda mungkin juga menyukai