Anda di halaman 1dari 7

IJGC 7 (2) (2018)

Indonesian Journal of Guidance and Counseling:


Theory and Application
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk

Penyesuaian Diri Siswa Ditinjau dari Konsep Diri dan Dukungan Sosial pada
Siswa SMP

Yuliani Safareka , Ninik Setyowani, Catharina Tri Anni

Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan
Diterima 11 Mei 2018 dukungan sosial dengan penyesuaian diri siswa kelas VII SMP Negeri 11 Se-
Disetujui 20 Mei 2018 marang baik secara parsial maupun secara bersama-sama. Penelitian ini meng-
Dipublikasikan 30 Juni 2018
gunakan desain kuantitatif korelasional. Sampel yang digunakan berjumlah
Keywords: 158 dari populasi 286 siswa dengan teknik pengambilan sampel probability
self-concept, social sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala penyesuaian diri, skala
support, adjustment konsep diri, dan angket dukungan sosial. Adapun teknik analisis data menggu-
nakan korelasi Product Moment dan korelasi ganda. Hasil penelitian menun-
jukkan bahwa antara konsep diri dengan penyesuaian diri memiliki hubungan
yang signifikan (R= 0,648, p = <0,05), kemudian antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri juga memiliki hubungan yang signifikan (R= 0,350, p = <0,05).
Begitu pula antara konsep diri dan dukungan sosial dengan penyesuaian diri
juga memiliki hubungan yang signifikan (R = 0,658 , p = <0,05). Dapat diseim-
pulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dan dukungan
sosial dengan penyesuaian diri siswa.

Abstract
This study aims to determine the relationship between self-concept and social support with
the adaptation of students of class VII SMP Negeri 11 Semarang either partially or jointly.
This research uses correlational quantitative design. The sample used amounted to 158 of the
population of 286 students with sampling probability sampling technique. Data collection
tools use self-adjusting scales, self-concept scales, and social support questionnaires. The data
analysis technique using Product Moment correlation and multiple correlation. The results
showed that between self-concept and self-adjustment had significant correlation (R = 0,648,
p = <0,05), then between social support and adjustment also had significant correlation (R
= 0,350, p = <0,05 ). Similarly, between self-concept and social support with adjustment
also has a significant relationship (R = 0.658, p = <0.05). It can be concluded that there is a
significant relationship between self-concept and social support with student self-adjustment.

How to cite: Safareka, Yuliani., Ninik Setyowani., Catharina Tri Anni (2018).
Penyesuaian Diri Siswa Ditinjau dari Konsep Diri dan Dukungan Sosial
pada Siswa SMP. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory And Ap-
plication, 7(2), 61-67.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


p-ISSN 2252-6374
e-ISSN 2597-6133

Alamat korespondensi:
Gedung A2 Kampus Sekaran , Universitas Negeri Semarang, Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia.
Email: safarekayuliani@gmail.com
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

PENDAHULUAN gai wali kelas. Peraturan-peraturan di Sekolah


Menegah Pertama lebih ketat dibandingkan
Sekolah Menengah Pertama merupakan dengan peraturan sewaktu di Sekolah Dasar.
Sekolah lanjutan setelah Sekolah Dasar, pada Oleh karena itu, siswa harus mampu menye-
masa ini merupakan masa peralihan siswa suaikan diri dalam lingkungan sekolah baru
yaitu, masa peralihan dari masa anak-anak ke supaya terjalin suatu keharmonisan. Kehar-
masa remaja. Siswa dalam masa remaja akan monisan tersebut merupakan suatu keberhasi-
mengalami tahap perkembangan pubertas. lan siswa dalam melakukan penyesuaian diri.
Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Des- “Keberhasilan penyesuaian diri siswa ditan-
mita (2016) “anak usia Sekolah Menengah Per- dai dengan tidak adanya rasa benci, tidak ada
tama (SMP) berada pada tahap perkembangan keinginan untuk lari dari kenyataan, dan per-
pubertas (10-14 tahun)”. Pada usia ini, terka- caya pada potensi dirinya.” (Fatimah, 2006).
dang siswa mengalami berbagai masalah yang Ghufron dan Risnawati (2016) juga men-
ada karena terjadi perubahan pada fisik, psikis, gungkapkan bahwa siswa yang berhasil dalam
dan lingkungan sosial. Masa transisi tersebut berinteraksi dengan baik di lingkungan baru,
sangat banyak menimbulkan kesulitan-kesu- ia akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutu-
litan dalam dirinya untuk menyesuaikan diri han, mampu mengatasi masalah yang ada, dan
pada lingkungan, salah satunya yaitu lingkun- menjadikan hambatan-hambatan yang ada
gan sekolah baru. beralih menjadi motivasi sehingga menghasil-
Siswa dalam melakukan penyesuaian kan suatu dorongan untuk menyesuaikan diri
diri di lingkungan sekolah baru tidak akan ter- dengan baik pada lingkungannya. Siswa yang
lepas dari interaksi dengan orang lain maupun tidak bisa menghadapi hambatan-hambatan
lingkungannya. Berinteraksi merupakan suatu yang ada pada dirinya, maka ia akan mudah
kebutuhan bagi individu dalam memperoleh emosional, merasa cemas, dan selalu menge-
pertolongan, menjalin keakraban, memberi luh dengan nasib yang dialaminya, sehingga
kegembiraan, memotivasi, dan memberi sa- dapat dikatakan bahwa siswa tesebut gagal
ran. Interaksi akan berhasil jika siswa terse- dalam menyesuikan diri atau bisa dikatakan
but mampu mengembangkan penyesuaian bahwa siswa memiliki penyesuian diri yang
dirinya. Penyesuaian diri adalah suatu upa- rendah (Fatimah, 2006).
ya yang dilakukan oleh siswa yang bertujuan Berdasarkan informasi dari guru pem-
untuk mengubah dirinya agar sesuai dengan bimbing maupun guru mata pelajaran, dipe-
lingkungan yang baru di tempatinya, sehingga roleh informasi bahwa siswa kelas VII SMP
akan terwujud suatu keharmonisan baik secara Negeri 11 Semarang masih ada beberapa siswa
jasmani ataupun rohani. Sunarto dan Hartono yang memiliki penyesuaian diri rendah. Siswa
(2013) juga sependapat bahwa “penyesuaian yang penyesuaian dirinya rendah tersebut di-
diri merupakan usaha manusia untuk menca- tunjukkan dengan: siswa sulit bergaul dengan
pai keharmonisan pada diri sendiri dan pada teman-temannya, malu ketika ingin bertanya,
lingkungannya”. Keharmonisan dapat terwu- dan tidak konsentrasi dalam mengikuti kegia-
jud jika siswa mampu menyesuaikan diri den- tan belajar mengajar. Untuk memperkuat per-
gan baik terhadap lingkungan baru. masalahan di atas, maka peneliti menyebarkan
Lingkungan sekolah baru, khususnya di angket kepada siswa kelas VII. Hasil angket
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangatlah tersebut menunjukkan bahwa 72% siswa gu-
berbeda dengan lingkungan Sekolah Dasar, gup ketika ditunjuk Bapak/Ibu guru ke depan
mulai dari teman baru, guru baru, peraturan kelas, 58% siswa kadang-kadang dan ada yang
sekolah baru, bahkan sampai kegiatan-kegia- tidak menyapa guru ketika di luar jam pelaja-
tan yang ada di sekolah baru. Siswa dalam ran, 81% mudah bosan saat jam pelajaran, 59%
lingkungan sekolah baru harus mampu me- kurang setuju dan tidak setuju dengan peratu-
nyesuaikan diri dengan teman baru, karena ran tata tertib sekolah, 59% berperilaku nega-
teman baru di sekolah baru tidak sama dengan tif, dan 55% kurang percaya diri saat diskusi
teman sewaktu di Sekolah Dasar, meskipun kelompok di dalam kelas. permasalahan yang
ada hanya beberapa saja. Guru juga tidak sama dialami siswa tersebut akan menyulitkan siswa
dengan guru waktu di Sekolah Dasar yang untuk melakukan penyesuaian diri.
hanya satu guru mengampu berbagai mata pe- Selaras dengan hasil penelitian yang di-
lajaran, sedangkan di Sekolah Menengah Per- lakukan oleh Kusdiyanti dan Halimah (2011)
tama setiap mata pelajaran hanya diampu oleh menunjukkan bahwa teradapat sebanyak 95
satu guru dan terkadang juga merangkap seba- siswa (52,5%) tidak dapat menyesuaikan diri

62
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

dengan baik terhadap lingkungan sosial di se- lingkungan baru siswa akan bercerita atau
kolahnya, dan sebanyak 86 siswa (47,5%) dapat menceritakan keluh kesahnya kepada teman.
menyesuaikan diri dengan baik terhadap ling- Selain teman sebaya, guru juga sangat penting
kungan sosial di sekolah. siswa yang tepenga- dalam membantu siswa dalam melakukan me-
ruh dengan teman sebaya yang berperilaku nyesuaikan diri. Oleh karena itu, dapat dika-
negatif lebih sulit untuk menyesuaikan diri takan bahwa dukungan sosial baik dari teman
di lingkungkangan sekolah, sebaliknya siswa maupun guru sangat dibutuhkan siswa dalam
yang tidakterpengaruh dengan teman sebaya melakukan penyesuaian diri di lingkungan se-
lebih mudah untuk menyesuaikan diri di se- kolah baru.
kolah. Pada lingkungan sekolah baru, siswa di-
Faktor yang menentukan berhasil atau ti- hadapkan dengan masalah menyesuaikan diri,
daknya penyesuaian diri dipengaruhi oleh fak- baik menyesuaikan diri dengan guru-guru, te-
tor internal dan eksternal. Faktor internal yang man, mata pelajaran bahkan tata tertib diseko-
berpengaruh dalam penyesuaian diri adalah lah. Dalam menyesuaikan diri di lingkungan
konsep diri (Supriyo, 2008). Setiap siswa me- sekolah baru, siswa memerlukan waktu yang
miliki konsep diri yang berbeda-beda, karena cukup lama agar tercipta suatu kenyamanan,
konsep diri merupakan gambaran mengenai jika dalam proses menyesuaikan diri siswa
dirinya sendiri baik yang berhubungan dengan tidak dapat mengatur emosionalnya karena
aspek fisik, sosial dan psikologis, prestasi yang merasa tertekan dengan keadaan baru maka
mereka capai (Ghufron dan Risnawati, 2016). akan berdampak pada penyesuaian diri yang
Pandangan mengenai dirinya sendiri negatif. Oleh karena itu, dukungan sosial san-
sangat mempengaruhi siswa dalam melaku- gat dibutuhkan siswa dalam menyesuaikan
kan penyesuaian diri di sekolah baru. Pandan- diri di lingkungan sekolah baru, baik dukun-
gan tersebut bisa saja pandangan yang positif gan dari guru maupun dukungan dari teman-
dan bisa saja pandangan negatif. Siswa dengan temannya.
konsep diri positif akan terlihat lebih percaya Penelitian ini diarahkan secara khusus
diri, optimis, selalu bersikap positif terhadap untuk menguji empat hipotesis yaitu (1) gam-
segala sesuatu, dan juga terhadap kegagalan baran tingkat penyesuaian diri, konsep diri,
yang dialaminya. Siswa yang memiliki konsep dan dukungan sosial, (2) ada hubungan antara
diri positif memandang suatu kegagalan bu- konsep diri dengan penyesuaian diri siswa, (3)
kanlah suatu akhir dari segalanya, melainkan ada hubungan antara dukungan sosial dengan
dijadikan sebagai suatu pelajaran yang berhar- penyesuaian diri siswa, (4) ada hubungan an-
ga untuk melangkah kedepan. Hal tersebut da- tara konsep diri dan dukungan sosial dengan
pat dikatakan bahwa siswa yang memiliki kon- penyesuaian diri siswa.
sep diri positif cenderung lebih percaya diri
dalam melakukan hal-hal yang baru salah sa- METODE PENELITIAN
tunya yaitu, dalam melakukan menyesuaikan
diri di lingkungan sekolah baru. Sebaliknya, Penelitian ini menggunakan desain des-
siswa dengan konsep diri negatif cenderung kriptif korelasional yang dimaksudkan untuk
bersikap pesimis terhadap kehidupan, merasa mengungkapkan hubungan dua variabel be-
lemah, dan merasa tidak disenangi teman. Sis- bas dengan variabel bebasnya baik secara sen-
wa dengan konsep diri negatif tidak melihat diri-sendiri maupun simultan. Populasi dalam
tantangan sebagai kesempatan, melainkan le- penelitian ini berjumlah 286 siswa. Pengambi-
bih sebagai halangan. Hal tersebut dapat dika- lan sampel menggunakan teknik probability
takan bahwa siswa yang memiliki konsep diri sampling, sehingga didapatkan jumlah selu-
negatif cenderung kurang percaya diri dalam ruh sampel yang terlibat dalam penelitian ini
menghadapi lingkungan baru, sehingga di- berjumlah 158 siswa.
rinya susah dalam menyesuaikan diri di ling- Instrumen yang digunakan dalam pene-
kungan sekolah yang baru (Syam, 2014). litian ini meliputi skalapenyesuaian diri, skala
Selain faktor konsep diri, terdapat faktor konsep diri, dan angket dukungan sosial. Ska-
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan la penyesuaian diri terdiri atas 35 item per-
penyesuaian diri siswa yaitu, teman sebaya nyataan dengan lima pilihan jawaban. Aspek
(Supriyo, 2008). Teman sebaya sangat dibu- dari skala ini meliputi kematangan emosional,
tuhkan siswa dalam melakukan penyesuaian kematangan intelektual, kematangan sosial,
diri di lingkungan sekolah baru, karena ke- tanggung jawab (Desmita, 2016). Pengujian
tika sedang merasa tertekan dengan kondisi validitas skala ini dilakukan dengan mengko-

63
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

relasikan skor item dengan skor total. Hasil uji dalam kategori tinggi.
validitas menunjukkan bahwa tingkat validi- Teknik analisis data yang digunakan da-
tas skala berkisar antara 0,013 sampai dengan lam penelitian ini adalah korelasi sederhana
0,941. Selain itu dilakukan juga uji reliabilitas dan korelasi ganda. Sebelum melakukan ana-
dengan menggunakan Alpha Cronbach. Hasil lisis data menggunakan regresi terlebih dulu
pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa re- harus melakukan serangkaian uji asumsi yang
liabilitas skala sebesar 0,955. meliputi uji normalitas, dan uji linearitas,. Uji
Skala konsep diri terdiri atas 47 item per- asumsi dan uji hipotesis dilakukan dengan
nyataan dengan lima pilihan jawaban. Aspek bantuan SPSS versi 21.
dari skala ini meliputi karakter fisik, cara ber- Pengujian normalitas data dilakukan
pakaian, benda-benda yang dipunyai, hubun- dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov.
gan keluarga, sekolah dan pekerjaan sekolah, Suatu data dikatakan normal apabila dipe-
status intelektual, bakat dan kemampuan khu- roleh nilai probabilitas > 0,05 (Ghozali, 2011).
sus, ciri kepribadian, sikap dan hubungan so- Berdasarkan kriteria tersebut, maka semua
sial, minat religious, dan kemandirian (Burns, variabel dalam penelitian ini adalah normal
1993). Pengujian validitas skala ini dilakukan (K-S penyesuaian diri = 1,188 p = 0,119; K-S
dengan mengkorelasikan skor item dengan konsep diri = 0,887 , p = 0,411; K-S dukungan
skor total. Hasil uji validitas menunjukkan sosial = 1,081, p = 0,193).
bahwa tingkat validitas skala berkisar antara Uji Linearitas digunakan untuk melihat
0,139 sampai dengan 0,953. Selain itu dilaku- apakah spesifikasi model yang digunakan
kan juga uji reliabilitas dengan menggunakan menunjukkan hubungan yang linear atau tidak
Alpha Cronbach. Hasil pengujian reliabilitas Pengujian linearitas dilakukan dengan melihat
menunjukkan bahwa reliabilitas skala sebesar signifikansi pada linearity. Jika signifikansi
0,977. menunjukkan <0,05 maka uji asumsi lineari-
Angket dukungan sosial terdiri atas 30 tas terpenuhi (Priyatno: 2010). Hasil uji asumsi
item pernyataan dengan empat pilihan jawa- linearitas dalam penelitian ini menunjukkan
ban. Aspek dari skala ini meliputi dukungan telah terpenuhi.
emosional, dukungan nyata, dukungan infor- Pengujian hipotesis 2 dan 3 dilakukan
masional, dukungan persahabatan (Sarafino, dengan menggunakan korelasi sederhana.
2011). Pengujian validitas skala ini dilakukan Hasil uji regresi sederhana antara konsep diri
dengan mengkorelasikan skor item dengan dengan penyesuaian diri menunjukkan adanya
skor total. Hasil uji validitas menunjukkan hubungan yang signifikan (R =0,648, p=<0,05).
bahwa tingkat validitas skala berkisar antara Dengan demikian jawaban hasil uji hipotesis 2
0,029 sampai dengan 0,968. Selain itu dilaku- adalah “ada hubungan yang signifikan antara
kan juga uji reliabilitas dengan menggunakan konsep diri dengan penyesuaian diri pada sis-
Alpha Cronbach. Hasil pengujian reliabilitas wa kelas VII SMP Negeri 11 Semarang”. Rang-
menunjukkan bahwa reliabilitas skala sebesar kuman hasil analisis korelasi sedaerhana dapat
0,970. dilihat pada tabel 2.
Hasil uji regresi sederhana antara du-
HASIL kungan sosial dengan penyesuaian diri juga
menunjukkan adanya hubungan yang signifi-
Deskripsi hasil penelitian secara kesulu- kan (R = 0,350 , p = <0,05). Dengan demikian
ruhan dapat dilihat pada tabel 1 yang mengin- jawaban hasil uji hipotesis 3 adalah “ada hu-
formasikan tentang rata-rata, standar deviasi, bungan yang signifikan antara dukungan so-
dan jumlah sampel penelitian. sial dengan penyesuaian diri pada siswa kelas
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dike- VII SMP Negeri 11 Semarang”. Rangkuman
tahui bahwa skor rata-rata penyesuaian diri hasil analisis korelasi sedaerhana dapat dilihat
seluruh sampel adalah 3,576. Apabila mengacu pada tabel 3.
pada range skor terendah sampai yang terting- Pengujian hipotesis 4 dilakukan dengan
gi, yaitu 1 sampai dengan 5 maka dapat diny- menggunakan analisis korelasi ganda. Jawa-
atakan bahwa tingkat penyesuaian diri siswa ban hasil uji hipotesis 4 adalah “ada hubungan
berada dalam kategori tinggi. Adapun konsep yang signifikan antara konsep diri dan dukun-
diri termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini ka- gan sosial dengan penyesuaian diri pada siswa
rena skor rata-rata konsep diri menunjukkan kelas VII SMP Negeri 11 Semarang (R = 0,658 ,
angka 3,437. Sedangkan dukungan sosial me- p = <0,05). Koefisien determinasi (R2) sebesar
nunjukkan skor rata- rata 3,978 yang termasuk 0,433 yang menginformasikan bahwa sumban-

64
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Variabel Mean Standar Deviasi N
Penyesuaian diri 3.576 0.338 158
Konsep Diri 3.437 0.335 158
Dukungan sosial 3.978 0.382 158

Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri


Variabel N Sig. Konsep diri Penyesuaian diri
Konsep Diri 0,000 1 0,648
158
Penyesuaian Diri 0,000 0.648 1

Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri


Variabel N Sig. Dukungan Sosial Penyesuaian Diri
Dukungan Sosial 0,000 1 0,350
158
Penyesuaian Diri 0,000 0.350 1

Tabel 4. Tabel Hasil Uji Korelasi Berganda


Model R R Square F Sig.
1 0,658 0,433 59,297 0,000 < 0,005

gan pengaruh dari konsep diri dan dukungan diri dan penyesuaian diri termasuk dalam ka-
sosial terhadap penyesuaian diri sebesar 43,3%. tegori tinggi. Akan tetapi jika dilihat lebih lan-
Sedangkan sisanya sebesar 56,7% dipengaruhi jut pada indikator-indikator konsep diri den-
oleh variabel lain yang tidak diteliti. Rangku- gan hasil keseluruhan penyesuaian diri maka
man hasil analisis korelasi ganda dapat dilihat diperoleh hasil yang menarik yaitu terdapat
pada tabel 4. tiga indikator konsep diri yang tergolong da-
lam kategori sedang namun penyesuaian di-
PEMBAHASAN rinya tinggi. Indikator tersebut yaitu status
intelektual, Hal ini memberikan informasi
Penelitian ini dimaksudkan untuk men- bahwa siswa yang memiliki status intelektual
getahui tingkat konsep diri, dukungan sosial, sedang maka siswa dapat menyesuaikan diri
dan penyesuaian diri, serta untuk mengetahui dengan baik di lingkungan sekolah. Tinggi dan
ada atau tidaknya hubungan antara konsep rendahnya status intelektual atau kemampuan
diri dan dukungan sosial dengan penyesu- berprestasi bukan hanya dipengaruhi oleh fak-
aian diri baik secara parsial maupun secara tor internal saja melainkan juga dapat dipenga-
bersama-sama. Secara umum, hasil penelitian ruhi oleh faktor eksternal.
menunjukkan bahwa antara konsep diri dan Edi (dalam Riyani, 2012) menyatakan
dukungan sosial dengan penyesuaian diri baik bahwa kemampuan dalam mencapai status in-
secara parsial maupun secara bersama-sama telektual dipengaruhi oleh faktor internal dan
memiliki korelasi yang signifikan. ekternal. Faktor internal berasal dari dalam
Hasil uji hipotesis secara parsial antara diri sendiri yaitu seperti kesehatan, kecerdas-
konsep diri dengan penyesuaian diri menun- an, bakat, minat, perhatian serta motivasi. Se-
jukkan adanya korelasi yang signifikan. Hasil dangkan faktor eksternal yaitu faktor yang ber-
ini selaras dengan hasil penelitian yang dila- hubungan dengan faktor lingkungan sekolah.
kukan oleh Nurhadi (2013) didapatkan hasil Dengan seperti itu, ketika faktor dalam diri
bahwa ada hubungan yang signifikan antara seperti minat, bakat, dan kesehatan tidak da-
konsep diri dengan penyesuaian diri. Hal ini pat mendukung siswa untuk mencapai presta-
memberi informasi bahwa semakin tinggi kon- si, maka masih ada faktor dari luar diri seperti
sep diri maka semakin tinggi penyesuaian diri. lingkungan sekolah yang dapat mendukung
Sebaliknya, semakin rendah konsep diri sema- siswa untuk mencapai status intelektual. Ter-
kin rendah pula kemampuan penyesuaian diri. capainya suatu prestasi yang diinginkan akan
Jika dilihat sacara keseluruhan konsep menjadikan siswa percaya diri untuk melaku-

65
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

kan penyesuaian diri di lingkungan sekolah. masing-masing. Kemandirian sendiri bukan


Selaras dengan pendapat Desmita (2016) me- hanya dilihat dari bisa atau tidaknya siswa
nyatakan bahwa siswa yang berprestasi tinggi bertanggung jawab dengan kemampuan yang
cenderung memiliki konsep diri yang berbeda mereka miliki, melainkan juga bisa dilihat
dengan siswa yang berprestasi rendah, siswa dari bentuk-bentuk kemandirian. Havighurst
yang berprestasi rendah akan memandang (dalam Desmita , 2016) menyatakan bahwa
diri mereka sebagai orang yang tidak mempu- kemandirian bisa dilihat dari berbagai bentuk
nyai kemampuan dan kurang dapat melaku- yaitu seperti kemandirian emosi, kemandi-
kan penyesuaian diri yang kuat dengan ling- rian ekonomi, kemandirian intelektual, dan
kungannya. kemandirin sosial. Pendapat tersebut membe-
Kemudian indikator kedua yaitu ciri rikan informasi bahwa ketika siswa tidak me-
kepribadian, hal ini memberikan informasi miliki kemandirian pada bentuk kemandirian
bahwa siswa yang memiliki ciri kepribadian emosi, ekonomi, dan itelektual, maka siswa
sedang dapat menyesuaikan diri dengan baik masih memiliki kemandirian sosial yang da-
di lingkungan sekolah. Pada dasarnya setiap pat menjadikan siswa mampu menyesuaikan
siswa memiliki pandangan terhadap dirinya diri dengan baik di lingkungan sekolah.
masing-masing, pandangan tersebut salah Sama halnya dengan konsep diri, du-
satunya yaitu pada ciri kepribadian yang kungan sosial juga memiliki korelasi yang sig-
mereka rasakan pada dirinya sendiri seperti nifikan dengan penyesuaian diri. Temuan ini
kemampuan untuk selalu jujur, mudah men- sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
gakrabkan diri dengan teman-teman, serta Kumalasari (2012) yang menyatakan bahwa
selalu gembira ketika berada di dalam ling- terdapat korelasi signifikan antara dukungan
kungan yang di tempatinya. Desmita (2016) sosial dengan penyesuaian diri. Hal ini mem-
menyatakan bahwa pandangan kita tentang beri informasi bahwa semakin tinggi dukun-
watak kepribadian yang kita rasakan ada pada gan sosial maka semakin tinggi penyesuaian
diri kita seperti jujur, setia, gembira, aktif, dan diri. Sebaliknya, semakin rendah dukungan
bersahabat. sosial semakin rendah pula kemampuan pe-
Tinggi dan rendahnya ciri kepribadian nyesuaian diri. Dukungan sangat mempen-
siswa dapat di lihat dari bebarapa pandangan, garuhi siswa dalam menyesuaiankan diri,
sehingga ketika siswa memiliki kepribadian karena dengan adanya dukungan sosial sis-
sedang namun masih dapat menyesuaikan wa akan merasa bahwa dirinya dibantu oleh
diri dengan baik dikarenakan masih terdapat orang-orang disekitarnya. Sejalan dengan ha-
pandangan yang dapat menunjang kemam- sil penelitian yang dilakukan oleh Eggens, Van
puan siswa untuk menyesuaikan diri. Misal- Der Werf & Bosker (2007) menyatakan bahwa
nya, siswa kurang mampu mengakrabkan dukungan sosial dapat berfungsi sebagai “jar-
diri dengan teman-teman, dan mudah marah ring penyelamat” yang membantu pelajar
dan emosi, akan tetapi disisi lain siswa masih dalam penanggulangan stress dan kesulitan-
mampu jujur untuk mengerjakan tugas dari kesulitan selama masa belajar.
guru. Kemampuan untuk jujur tersebut yang Apabila dilihat sacara keseluruhan du-
dapat menjadikan siswa berpandangan bah- kungan sosial dan penyesuaian diri termasuk
wa dengan jujur mengerjakan tugas maka sis- dalam kategori tinggi. Akan tetapi jika dilihat
wa mampu menyesuaikan diri di lingkungan lebih lanjut pada indikator-indikator dukun-
sekolah, khususnya menyesuaikan diri dalam gan sosial dengan hasil keseluruhan penyesu-
mata pelajaran. aian diri maka diperoleh hasil temuan yang
Indikator ketiga yaitu kemandirian yang menarik yaitu terdapat satu indikator du-
sedang mampu menyesuaikan diri dengan kungan sosial yang tergolong dalam kategori
baik. Siswa yang memiliki kemandirian ting- sedang namun tingkat penyesuaian dirinya
gi berarti siswa mampu untuk bertidak dan tinggi. Indikator tersebut yaitu dukungan per-
bertanggung jawab sesuai dengan kemampun sahabatan. Hal tersebut menginformasikan
yang mereka miliki. Sebaliknya siswa yang bahwa siswa kurang mendapatkan dukungan
memiliki kemandirian rendah, maka siswa persahabatan dari teman-teman, akan tetapi
cenderung kurang yakin dengan kemampu- siswa dapat menyesuiakan diri dengan baik
an yang mereka miliki dan selalu bergantung di lingkungan sekolah.
dengan orang lain. Setiap siswa memiliki Kemampuan penyesuaian diri dipenga-
pendangan terkait kemandirian pada dirinya ruhi oleh faktor internal dan eksternal, ketika

66
Afridatuz Zahro, Awalya, dan Maria Theresia Sri Hartati/ Indonesian Journal of Guidance and Counseling: 7(2) (2018)
61-67.

faktor eksternal seperti dukungan persahaba- dengan secara berkala agar hasil yang didapat-
tan tidak mendukung siswa untuk mencapai kan benar-benar lengkap dan sesuai dengan
penyesuaian diri yang optimal, maka masih apa yang diharapkan, serta dapat menggu-
ada faktor internal seperti kepribadian, dan nakan variabel lain yang jauh lebih efektif da-
konsep diri yang dapat mendukung siswa lam mempengaruhi variabel Y.
untuk melakukan penyesuaian diri. Misalnya
seperti siswa memiliki pandangan yang posi- DAFTAR PUSTAKA
tif terhadap dirinya sendiri maka siswa yakin
bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk Burns, R.B. 1993. Konsep Diri: Teori Pengukuran,
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah Perkembangan Dan Perilaku. Jakarta: Arcan.
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
tanpa mengandalkan bantuan atau dukun-
Bandung: Remaja Rosda Karya.
gan persahabatan dari teman-teman. Sejalan Eggens, L., Van Der Werf, M. C. P., & Bosker, R. J.
dengan pendapat Williams dan Karau (dalam (2007). The influence of personal networks
Myers 2012) bahwa ketika orang melihat orang and social support on study attainment of
lain dalam kelompoknnya tidak dapat diper- students in university education. Journal of
caya atau tidak mampu dalam memberikan Educational Psychology, 5(5): 553-573.
konstribusi, maka mereka akan bekerja keras Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Pro-
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. gram SPSS. Semarang: Universitas Dipone-
Secara umum, temuan dalam peneliti- goro.
Ghufron, M.N. & R. Risnawati. S. 2016. Teori-teori
an ini menginformasikan bahwa tidak semua
Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
indikator konsep diri dan dukungan sosial Kusdiyanti, S., L. Halimah, & Faisaluddin. 2011. Pe-
termasuk dalam kategori tinggi, akan tetapi, nyesuaian Diri Di Lingkungan Sekolah Pada
terdapat beberapa indikator yang tergolong Siswa Kelas XI SMA Pasundan 2 Bandung.
dalam kategori sedang namun masih memiliki Jurnal Humanitas, 3(2): 171-194.].
hubungan dengan nilai keseluruhan penyesu- Kumalasari, F. 2012. Hubungan Antara Dukungan
aian diri yang tergolong dalam kategori tinggi. Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja Di
Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(1):
SIMPULAN 21-31.
Myers, D.G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
Simpulan dari hasil penelitian ini yaitu
Nurhadi, R.A. 2013. Hubungan Antara Konsep Diri
tingkat konsep diri, dukungan sosial dan pe- Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja di Islam-
nyesuaian diri termasuk dalam kategori tinggi, ic Boarding School SMPIT Daarul Hikmah
ada hubungan yang signifikan antara konsep Bontang. Disertasi. Malang: Fakultas Pendi-
diri dengan penyesuaian diri, ada hubungan dikan Psikologi Universitas Negari Malang.
yang signifikan antara dukungan sosial den- Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan
gan penyesuaian diri, dan ada hubungan yang SPSS. Jakarta: PT. Buku Seru.
signifikan antara konsep diri dan dukungan Riyani, Y. 2012. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
sosial dengan penyesuaian diri. Berdasarkan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal EKSOS,
8(1): 19-25.
hasil penelitian ini disarankan kepada guru
Sarafino, E.P. & T.W. Smith. 2011. Health Psycology
bimbingan dan konseling sebagai perantara Byopsychosocial Interaction. Unitec States Of
orang tua dan murid, sebaiknya dapat mela- Amirica: JohnWiley & Sons, Inc.
kukan treatment atau teknik metode konseling Sunarto & A. Hartono. 2013. Perkembangan Peserta
untuk meningkatkan konsep diri, dukungan Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
sosial dan penyesuaian diri siswa yang masih Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling.
rendah, serta dapat mengoptimalkan yang su- Semarang : CV. Nieuw Setapak.
dah tinggi. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin Syam, N.W. 2014. Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu
melakukan penelitian dengan variabel yang Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda-
karya Offset.
serupa hendaknya dapat melakukan observasi

67

Anda mungkin juga menyukai