Anda di halaman 1dari 2

Apa yang dinamakan sebagai politik luar negeri?

Politik luar negeri secara sederhana dapat diartikan sebagai hubungan antara pemerintahan suatu
negara dengan pemerintahan negara lain atau istilahnya “government to government”. Politik luar
negeri ada dua jenis yakni yang dikenal dengan istilah hubungan bilateral dan hubungan multilateral.
Nah, hubungan bilateral merupakan hubungan antara dua negara saja, misalnya hubungan
pemerintahan Indonesia dengan Malaysia. Sedangkan hubungan multilateral merupakan hubungan
antara satu negara dengan banyak negara, misalnya hubungan Indonesia dengan negara ASEAN.

Lalu, apa politik luar negeri Indonesia di era global?

Politik luar negeri Indonesia di era global tetaplah sama yakni berupa politik bebas-aktif. Meski politik
luar negeri yang bebas dan aktif telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia sejak era 1970-an, ternyata
politik bebas-aktif masih dirasa cukup mumpuni untuk mengatur sikap Indonesia dalam menjalin
hubungan internasional.

Dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif menempatkan Indonesia selalu dapat memegang teguh
prinsip netralitas dan tidak berpihak pada salah satu blok. Bahkan ketika dalam percaturan dunia dimana
saat ini dunia dikuasai oleh dua blok atau kubu yaitu blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dan blok
timur yang dipimpin Rusia, Indonesia masih tetap bisa bersikap netral. Kenetralan ini bukan berarti
Indonesia bersikap acuh tak acuh -“ah..negara itukan bukan kelompok ku, ngapain saya bantu?”- bukan
begitu, melainkan justru membuat Indonesia selalu terlibat dalam membantu negara-negara yang
membutuhkan tanpa ada paksaan dan tekanan dari negara manapun.

Nurdiaman (2009) dalam bukunya menjelaskan politik atau kebijakan luar negeri pada hakikatnya
merupakan “kepanjangan tangan” dari politik dalam negeri sebuah negara. Politik luar negeri suatu
negara sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kondisi politik dalam negeri, kemampuan ekonomi
dan militer, serta lingkungan internasional.

Dasar hukum kebijakan politik luar negeri Indonesia

Dasar hukum kebijakan politik luar negeri Indonesia sendiri telah diatur dalam undang-undang yakni
terdapat pada pembukaan UUD 1945 alinea pertama,”… kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
keadilan”. Kemudian dilanjutkan dalam alinea ke-empat,”… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Selain itu dasar hukum kebijakan politik luar negeri Indonesia terdapat pada pernyataan Pemerintah
Republik Indonesia pada tanggal 2 September 1948 tentang kebijakan politik luar negeri kepada Badan
Pekerja Komite Nasional menyatakan bahwa: “… Pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus
kita ambil ialah supaya kita jangan menjadi obyek dalam pertarungan politik internasional melainkan
harus tetap menjadi subyek yang berhak menentukan sikap kita sendiri, berhak memperjuangkan tujuan
kita sendiri yaitu Indonesia seluruhnya” (Dewi, 2009).

Lalu, apa tujuan politik luar negeri Indonesia?


Dalam bukunya “Dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia”, salah satu bapak pendiri bangsa
-Mohammad Hatta- menjelaskan bahwa tujuan politik luar negeri Indonesia ada empat yakni:

1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.

2. Memperoleh barang dan jasa dari luar negeri yang dibutuhkan dalam negeri karena di dalam negeri
belum mampu membuatnya.

3. Ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia karena kemakmuran dan kesejahteraan negara hanya
bisa dicapai jika dunia dalam keadaan damai.

4. Menjalin persaudaraan antar bangsa seperti yang tertuang dalam pancasila sebagai falsafah dasar
negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai