Anda di halaman 1dari 4

Nama : Novira Pratiwi

NIM : 18613221
Kelas : 3C D3 Keperawatan

1. Sebutkan Pengkalisifikasian Obat Herbal yang ada di Indonesia beserta


penjelasannya dan contohnya ?
Jawaban:
Pembagian Obat Tradisional :
Obat Tradisional dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan jenisnya; dan masing masing
golongan diberi tanda dengan simbol yang dicantumkan dalam kemasan yaitu sbb :

a) Jamu
Diberi tanda simbol gambar pohon berwarna hijau. Jamu adalah obat tradisional
berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang disediakan secara tradisional,
misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
Jamu telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu. Manfaat Jamu adalah untuk memelihara kesehatan,
contoh kunyit asam, jahe manis; menambah nafsu makan, contoh temulawak, beras
kencur.
b) Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) :
Diberi tanda dengan simbol Tiga Bintang. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat
bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Obat Herbal Terstandar adalah obat
tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain proses produksi dengan teknologi
maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standar
pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis,
dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Contoh produk OHT di Indonesia adalah Kiranti, Antangin, dan Tolak Angin.
c) Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine).
Diberi tanda dengan simbol seperti bunga es atau Salju Berwarna Hijau. Fitofarmaka
adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara ilmiah dengan  uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya
telah di standarisasi. Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam
yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
Contoh fitofarmaka: Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus,
Rheumaneer.

2. Jelaskan permasalahan obat herbal yang terjadi di Indonesia ?


a. Kurangnya sarana budidaya tanaman obat secara komersial. Kementerian Pertanian
menyatakan bahwa kurang lebih 85% kebutuhan bahan baku untuk IOT dan UKOT
masih diperoleh melalui upaya penambangan hutan dan pekarangan.
b. Selain itu, petani juga menghadapi permasalahan terkait rendahnya mutu produk
tanaman obat yang dihasilkan, karena curah hujan yang tinggi, sehingga terserang
jamur dan tidak berkembang, rendahnya produktivitas dan harga, ketidakpastian
pasar, dan lemahnya modal serta daya tawar. Rendahnya produktivitas antara lain
disebabkan oleh belum diterapkannya budidaya sesuai anjuran SOP yang baku serta
belum digunakannya bibit unggul.
c. Mutu, keamanan dan manfaat tanaman obat tergantung pada kandungan senyawa
berkhasiat (aktif) yang ada pada tanaman obat tersebut yang dipengaruhi oleh: tempat
tumbuh, kulaitas bibit, cara dan waktu panen, pengemasan, penyimpanan.
d. Tanaman obat impor kualitasnya tidak baik di bandingkan tanaman obat Indonesia,
karena banyak mengandung residu logam berat.
e. Kendala penyediaan Tanaman Obat untuk bahan baku Jamu yaitu ketersediaan dan
sustainability dan kurangnya networking dan sinergitas.
f. Rantai nilai (value chain) disinyalir menjadi salah satu penyebab rendahnya harga
yang diterima petani. Rantai nilai merupakan rantai kegiatan pada proses transformasi
produk dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Rantai nilai tanaman obat seringkali
sangat panjang, terdiri dari 6-7 tahap pemasaran mulai dari penambang dan petani,
tengkulak lokal, pasar grosir regional, pasar grosir besar, dan pemasok khusus.
g. Kebanyakan industri lebih suka membeli dari pemasok dan pedagang grosir, sehingga
menyebabkan gross margin (keuntungan kotor) diantara pelaku bisnis menjadi tidak
merata. Penambang yang merupakan pelaku kunci, justru mendapatkan margin yang
rendah.
h. Data permintaan, luas areal dan produksi yang tersedia hanya sebatas pada tanaman
temu-temuan yang sudah dibudidayakan secara luas, seperti Jahe, Kencur Temulawak
dan Kunyit. Padahal bahan baku industri obat tradisonal sangat bervariasi jenisnya
i. Perkembangan terakhir menunjukan peningkatan permintaan akan produk tanaman
obat tidak hanya sebatas peningkatan kuantitas tanaman yang telah biasa digunakan,
akan tetapi juga ke arah horizontal, yaitu bertambah jenis tanaman yang digunakan
dan secara vertikal berupa bertambahnya produk yang dihasilkan.
j. Ketersediaan VS Kebutuhan Bahan baku tidak seimbang.
k. Harga bahan baku kurang bersaing dengan bahan baku impor.
l. Variasi geografis dan perbedaan tempat tumbuh.
m. Kontaminasi pestisida, senyawa logam dan aflatoksin.
n. Terbatasnya dukungan IPTEK.

3. Asam Urat
Penyakit Asam Urat
Asal Daerah Lampung
Obat Herbal Ekstrak Daun Salam
Refrensi Jurnal Intan Fajar Ningtiyas2, M. Ricky Ramadhian1
1Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung Dengan Judul : Efektivitas Ekstrak Daun Salam untuk
Menurunkan Kadar Asam Urat pada Penderita ArtritisGout
Sumber Jurnal : Majority | Volume 5 | Nomor 3 | September 2016 | 105
Mekanisme Tanaman salam mengandung tanin, flavonoid, saponin, triterpen, polifenol,
Kerja alkaloid, dan minyak atsiri. Berdasarkan penelitian terdahulu, decocta(sari-
sari dalam air yang dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu
90 0C sampai 98 0C dengan lamanya penyarian 30 menit) daun salam pada
dosis 1,25 g/kg BB, infusa daun salam pada dosis 5,0 g/kg BB, dan ekstrak
etanol daun salam pada dosis 420 mg/kg BB mampu menurunkan kadar
asam urat dalam serum darah yang hasilnya setara dengan allopurinol dosis
10 mg/kg BB.24 Fraksi air ekstrak etanol daun salam dapat menyaring
senyawa-senyawa polar yang ada dalam ekstrak etanol daun salam.
Fraksinasi adalah prosedur pemisahan yang bertujuan memisahkan
golongan utama kandungan yang satu dari golongan utama yang lain.
Pemisahan jumlah dan jenisnya senyawa menjadi fraksi yang berbeda yang
tergantung pada jenis tumbuhan. Senyawasenyawa yang bersifat polar akan
masuk ke pelarut polar, begitu pula senyawa yang bersifat non polar akan
masuk ke pelarut non polar. Etanol 70% adalah campuran dua bahan
pelarut yaitu etanol dan air dengan kadar etanol 70% (v/v). Etanol tidak
menyebabkan pembengkakan pada membran sel dan memperbaiki stabilitas
bahan obat terlarut.
Keuntungan lainnya adalah sifatnya yang mampu mengendapkan albumin
dan menghambat kerja enzim. Etanol 70% sangat efektif dalam
menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal. Etanol dipertimbangkan
sebagai penyaring karena lebih selektif. Kapang dan kuman sulit tumbuh
dalam etanol diatas 20%. Kandungan flavonoid pada daun salam juga
mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja
enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat.2
Suatu penelitian menyatakan bahwa ekstrakdaun salam dapat menurunkan
kadar IL-6 dan TNF-α serum penderita hiperurisemia yang
ditunjukkandengan nilai delta ekstrak daun salam penurun asam urat lebih
besar dibandingkan allopurinol, meskipun secara statistik masih belum
menunjukkan perbedaan yang bermakna. Penurunan nilai TNF-α ini sesuai
keadaan klinis yaitu ekstrakdaun salam penurun asam urat dapat
mengurangi nyeri pada penderita dengan hiperurisemia. Hal ini sesuai
dengan penelitian lainnya, dimana ekstrakdaun salampenurun asam urat
mengurangi nyeri pada penderitahiperurisemia simtomatik pada hari ke-28
secarabermakna dibandingkan kelompok plasebo dengan p=0,004.
Berkurangnya nyeri pada penderitahiperurisemia diduga akibat penurunan
pelepasan sitokin proinflamasi (TNF-α, IL-6, dan IL-1β).25

Anda mungkin juga menyukai