Pengertian Matematika
Kata "matematika" berasal dari kata (mathema) dalam bahasa Yunani yang diartikan
sebagai "sains, ilmu pengetahuan, atau belajar" juga‚ (mathematikas) yang diartikan
sebagai "suka belajar".
Penerapan matematika ekonomi dan bisnis akan memberikan manfaat besar dalam
penyelesaian masalah ekonomi baik untuk ruang mikro dan makro. Matematika
ekonomi akan membantu menunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui
pemecahan masalah ekonomi dan bisnis melalui model matematika, terutama penerapan
atau penggunaan fungsi linear.
Cakupan Materi
Adapun materi Matematika Ekonomi dan Bisnis mempelajari:
1. Barisan Deret
2. Fungsi Linear dan Penerapannya
3. Fungsi Non-Linear dan Penerapannya
4. Keseimbangan Pasar, Pajak dan Subsidi
5. Fungsi konsumsi, tabungan, dan pendapatan nasional
6. Fungsi kuadrat, penggunaan fungsi kuadrat dalam ekonomi
7. Diferensial, kaidah-kaidah diferensial
8. Derivative dari derivative, penggunaan diferensial dalam ekonomi
9. Diferensial fungsi majemuk, diferensial parsial, derivative dari derivative parsial
10. Optimasi bersyarat
11. Utilitas marginal parsial dan keseimbangan konsumsi
12. Matrik
MODEL MATEMATIKA
1. Variabel
“C” dan “Y” disebut dengan variabel. Variabel merupakan sesuatu yang besarannya
dapat berubah-ubah, yaitu sesuatu yang nilainya bisa berbeda-beda. Variabel yang
sering digunakan dalam persamaan matematika ekonomi antara lain adalah harga,
keuntungan, konsumsi, investasi, ekspor dan lain-lain. Karena nilainya yang bisa
berubah-ubah, maka disimbolkan dengan huruf bukan dengan angka. P untuk harga
(price), R untuk keuntungan (reveneu) dan C untuk biaya (cost). Model ekonomi
yang baik memberikan nilai- nilai solusi untuk setiap variabelnya. Misal tingkat
harga pada keseimbangan pasar serta tingat produksi untuk memberikan keuntungan
maksimal.
a. Variabel Endogen
Variabel endogen merupakan variabel yang nilai solusinya ditentukan dari model.
Pada contoh sebelumnya, yang merupakan variabel endogen adalah konsumsi
(C). Karena tingkat konsumsi ditentukan oleh besarnya tingkat pendapatan
melalui model dengan parameter a dan b.
b. Variabel Eksogen
Variabel eksogen merupakan variabel yang nilai solusinya dipengaruhi oleh
kekuatan lain di luar model. Pada contoh sebelumnya, yang merupakan variabel
eksogen adalah pendapatan (Y), karena pendapatan tidak dipengaruhi oleh
konsumsi tetapi dipengaruhi oleh tingkat produksi dan harga input serta output.
2. Parameter
Parameter merupakan konstanta yang menunjukkan pengaruh variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Parameter dapat berdiri sendiri yang disebut intersep,
dapat pula bergabung dengan variabel eksogen yang disebut koefisien.
b. Persamaan Perilaku
Merupakan persamaan yang menunjukkan bahwa perubahan perilaku suatu
variabel sebagai akibat dari perubahan variabel lainnya yang berhubungan. Misal,
perubahan biaya total sebuah perusahaan sebagai akibat dari perubahan jumlah
produksi. maka persamaannya adalah : TC = 100 + 25Q atau TC= 150 + Q
c. Kondisi Keseimbangan
Merupakan suatu persamaan yang menggambarkan prasyarat untuk mencapai
keseimbangan. Misal, kondisi keseimbangan pasar dan pendapatan nasional.
Qd = Qs dan S = I
Prinsip-prinsip deret dan baris banyak diterapkan untuk menelaah perilaku bisnis
dan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Prinsip deret hitung banyak
diterapkan dalam menganalisis perilaku perkembangan. Sedangkan prinsip deret ukur,
bersama-sama dengan konsep logaritma, sering digunakan untuk menganalisis perilaku
pertumbukan.
Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu.
Bilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara sukusuku
berurutan ditentukan oleh ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan
tertentu. Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang tetap,
maka barisan ini disebut barisan aritmetika.
a. 2, 5, 8, 11, 14, ………ditambah 3 dari suku di depannya
b. 100, 95, 90, 85, 80, …dikurangi 5 dari suku di depannya
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai kelipatan bilangan tetap, maka disebut
barisan geometri. Misal:
1) 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, ………. dikalikan 2 dari suku di depannya
2) 80, 40, 20, 10, 5, 2½, ………… dikalikan ½ dari suku di depannya
Deret adalah penjumlahan dari anggota-anggota suatu barisan. Pada umumnya deret dan
barisan dibedakan menjadi dua macam, yaitu Barisan/Deret Hitung (deret aritmatika),
dan barisan/Deret Ukur (deret geometri). Baris dan deret itu selalu berpasangan,
sehingga banyak orang menggangapnya suatu kesatuan/ menjadi "deret" (baris dan
deret). Maka kedepannya anggap saja (diasumsikan) deret dan barisan itu sama (satu
paket).
2. Mencari jumlah nilai dari semua suku pada barisan hitung (mencari deret) Jumlah
sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku-
sukunya, sejak suku pertama (S1, atau a) sampai dengan ke-n (Sn) yang
bersangkutan.
Dn = ½ n (2a + (n – 1) b); dimana a = suku pertama b = pembeda n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9, 11, …
Diketahui : a = 3 | b = 2 | n = 25 Ditanya : D25 ?
Jawab : Dn = 1/2 n (2a + (n – 1) b)
D25 = 1/2 25 (2.3 + (25 – 1) 2)
D25 = 12,5 (6 + (24) 2)
D25 = 12,5 (6 + 48)
D25 = 12,5 54
D25 = 675
PERTEMUAN KE- 3
POKOK BAHASAN SISTEM BILANGAN
1. SISTEM BILANGAN
Dalam matematika mumi terdapat pembagian bilangan nyata dan bilangan khayal.
Perbedaan utama dari bilangan nyata dan khayal adalah bahwa bilangan nyata
mempunyai sifat pembedaan yang jelas antara positif dan negatif sementara bilangan
khayal tidak jelas sifatnya, misalnya akar dari suatu bilangan negatif. Dalam matematika
ekonomi dan bisnis, hanya bilangan nyata yang digunakan. Skema bilangan bisa
digambarkan sebagai berikut :
- Bilangan Irasional adalah hasil bagi antara dua bilangan, berupa pecahan
dengan desimal terbatas dan tidak berulang, termasuk bilangan n =3,14... dan e
=2,718...
Contoh:
3. Bilangan Bulat dan Bilangan Pecahan
Bilangan Bulat adalah hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya bulat, termasuk
0 (nol). Bilangan bulat dapat dibagi rnenjadi tiga,yaitu:
1) Bilangan bulat positif {1,2,3,4,5,6,7, ... }
2) Nol, bukan positif atau negatif {0}
3) Bilangan bulatnegatif {... , -7,-6,-5,-4,-3,-2,-1}
Bilangan bulat dinotasikan dengan B yang bila diurut kan adalah B ={... ,-3,-2,-
1,0,1,2,3,... }•
Bilangan Pecahan adalah hasil bagi antara dua bilangan yang hasilnya pecahan
dengan desimal terbatas atau desimal berulang.
Selain itu, ada beberapa jenis bilangan yang termasuk bilangan bulat, yaitu :
1. Bilangan Asli, yaitu semua bilangan positif tidak termasuk nol. Contoh:
A = {1,2,3,4,5, ... }
2. Bilangan Cacah, yaitu semua bilangan bulat positif atau nol. Contoh: C =
{0,1,2,3,4,5,6, ... }
3. Bilangan Prima, yaitu bilangan yang habis dibagi oleh bilangan satu dan dirinya
sendiri (mempunyai 2 faktor). Contoh: P = {2,3,5,7,11,13,.. .}
4. Bilangan Komposit, yaitu bilangan yang habis dibagi lebih dari dua faktor.
Contoh: K = {4,6,8, . . .}
6. OPERASI TANDA
Untuk (+) = bilangan positif dan (-) = bilangan negatif, berlaku ketentuan :
1. (+) x (+) = (+) atau (+) : (+) = (+)
2. (+) x (-) = (-) atau (+) : (-) = (-)
3. (-) x (+) = (-) atau (-) : (+) = (-)
4. (-) x (-) = (+) atau (-) : (-) = (+)
5. Jika operasi x/: dan +/- terjadi secara bersarnaan, rnaka dahulukan pengerjaan
operasi x/:, barn kernudian operasi +/- dirnulai dari urutan bilangan yang
terdepan.
OPERASI PECAHAN
1. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Murni dan Campuran
Untuk menjumlahkan dan mengurangkan pecahan terlebih dahulu menyamakan
penyebutnya. Penyebut yang sama sebaiknya merupakan KPK dari penyebut-
penyebut pecahan yang akan dijumlahkan atau dikurangkan. Contoh soal :
Penyelesaian:
Penyelesaian:
PERSAMAAN MATEMATIKA
1. PersamaanLinear
a. Konsep Dasar Persamaan linear adalah suatu persamaan dengan satu variabel (satu
peubah) yang memiliki pangkat bulat positif dan pangkat tertinggi variabelnya
satu.
Bentuk umum persamaan linear adalah 𝑎𝑥+𝑏=0 Dalam menyelesaiakn persamaan
linear dapat dilakukan dengan memisahkan variabel dan konstantadengan
konstanta pada ruas yang berbeda. Contoh soal Tentukan himpunan penyelesaian
persamaan berikut ini : 5𝑥 − 2 = 3𝑥 + 10
Penyelesaian : 5𝑥 − 2 = 3𝑥 + 10
5𝑥 − 3𝑥 = 2+10
2𝑥 = 12; 𝑥 = 12/2 ; 𝑥=6
Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk persamaan linear satu
variabel. Untuk menerjemahkan kalimat cerita kedalam kalimat matematika atau
model matematika diperlukan langkah-langkah untuk menyusun kalimat
matematika atau model matematika. Berikut langkah-langkah menyusun Model
Matematika:
1) Buatlah sketsa atau diagram jika soal memerlukan.
2) Data yang ada dalam soal tersebut diterjemahkan dalam satu atau beberapa
persamaan atau pertidaksamaan linear satu variabel (Kalimat Matematika atau
Model Matematika).
Contoh :Sugi membeli 3 kg gula pasir. Dia membayar dengan selembar uang
dua puluh ribuan dan menerima uang kembalian sebesar Rp 3.500,00.
Nyatakanlah ke dalam matematika jika harga gula 𝑥 rupiah setiap kg. Misalkan
harga gula = 𝑥
3 kg × harga gula = 20.000−3.500
3𝑥=20.000−3.500 ; 3𝑥=16.500
2. Pertidaksamaan
a. Konsep dasar Pertidaksamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat
ungkapan >, ≥, <, atau ≤. Pertidaksamaan muncul dari kasus-kasus sbb :
1) Tidak kurang dari 70 siswa gagal dalam Ujian Akhir Semester (UAS) MK
Matematika Ekonomi tahun ini. Pernyataan ini secara matematis ditulis sbb :
𝑥 ≥ 70 , x = Banyaknya siswa yang gagal UAS
2) Pada jalan tertentu tertulis rambu “ Beban maksimum 4 ton “. Pernyataan ini
dapat ditulis sbb : 𝑏 ≤ 4, 𝑏 = Beban
3) Steven mendapatkan nilai 66 dan 72 pada dua tes yang lalu. Jika ia ingin
mendapatkan nilai rata-rata paling sedikit 75, berapa nilai tes ketiga yang
harus ia peroleh ?.Persoalan ini dapat ditulis 66+72+x ≥ 75. Kalimat
matematika di atas yang menggunakan tanda-tanda <,>,≤ dan ≥dinamakan
pertidaksamaan. Simbol/Notasi Garis Bilangan sx > ax ≥ ax < ax ≤a
4) Notasi/Simbol > artinya “lebih dari” Simbol ≥ artinya “lebih dari atau sama
dengan” Simbol < artinya “kurang dari” Simbol ≤ artinya “kurang dari atau
sama dengan” Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan pangkat satu.
Contoh : Selesaikan : 7x + 21 ≥14 7x + 21 –21 ≥14 –21 (tambahkan -21
pada kedua ruas) 7x ≥ -7 (bagilah kedua ruas dengan 7) x ≥ -1 dalam
bentuk garis bilangan
5) Sifat –sifat pertidaksamaan :
1) Sifat tak negatif : Untuk 𝑎∈𝑅 maka ≥ 0.
2) Sifat transitif : Untuk 𝑎,𝑏,𝑐 ∈ 𝑅 Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑏 < 𝑐 maka 𝑎 < 𝑐;
Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑏 > 𝑐 maka 𝑎 > 𝑐;
3) Sifat penjumlahan : a ≤ x ≤ bx < a atau x ≥ bba-1
Untuk 𝑎,𝑏,𝑐 ∈ 𝑅 Jika 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 < 𝑏 + 𝑐 Jika 𝑎 > 𝑏 maka 𝑎 + 𝑐 > 𝑏
+ 𝑐 Jika kedua ruas pertidaksamaan dijumlahkan dengan bilangan yang
sama tidak mengubah tanda ketidaksamaan
4) Sifat perkalian : Jika 𝑎 < 𝑏, 𝑐 > 0 maka 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐 Jika 𝑎 > 𝑏, 𝑐 > 0 maka
𝑎𝑐 > 𝑏𝑐 Jika 𝑎 < 𝑏, 𝑐 < 0 maka 𝑎𝑐 < 𝑏𝑐 Jika kedua ruas dikalikan
bilangan riil positif tidak akan mengubah tanda keridaksamaan,
sedangkan jika dikalikan dengan bilangan negatif akan mengubah tanda
ketidaksmaan
5) Sifat kebalikan : Jika 𝑎 > 0 maka 1𝑎 > 0. Jika 𝑎 < 0 maka 1𝑎 < 0.
Suatu bilangan dan kebalikannya memilki tanda yang sama baik untuk
bilangan positif maupun negatif.
)(