Oleh :
Herlambang Devianto
37 / 021718026306
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat
serta ridho Nya yang tiada terkira besarnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Peran Liver pada Metabolisme Karbohidrat Penderita Diabetes” . Penyususnan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Oral.
Kami menyadari banyaknya kekuranagan dalam makalah ini karena kemampuan dan
pengalaman kami yang masih terbatas. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan
dari makalah ini agar kiranya makalah ini bias menjadi lebih baik.
Di akhir kata, Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pembimbing Dr.
Anis Irmawaty drg. Mkes. Dan teman teman sekalian yang telah membantu seleseinya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
Penulis
ii
Peran Liver pada Metabolisme Karbohidrat Penderita Diabetes
( The Role of Liver in Carbohydrate Metabolism in Diabetics )
1
Herlambang Devianto, 2Anis Irmawaty
1
Residen PPDGS Ilmu Penyakit Mulut
2
Departemen Biologi Oral
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
Surabaya, Indonesia
Email : Herlambangdevianto@gmail.com
Latar Belakang : Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan penanganan secara
terus penerus. Diabetes Mellitus adalah penyakit akibat gangguan metabolism karbohidrat pada tubuh. Liver
adalah organ yang memiliki peranan dalam metabolism karbohidrat untuk menghasilkan energi. Metabolisme
karbohidrat dan Diabetes Mellitus memiliki keterkaitan yang erat dalam keberadaan insulin. Tujuan : Untuk
Mengatahui bagaimana peranan liver pada metabolism karbohidrat pada penderita Diabetes Mellitus. Metode :
Menggunakan cara studi Literatur yang mendukung teori penyeleseian. Hasil : Dengan adanya kelainan
metabolisme maka tubuh akan melakukan homeostasis khususnya organ liver. Kesimpulan : Perubahan
Metabolisme karbohidrat membuat tubuh melakukan kompensasi khususnya pada proses gluconeogenesis dan
glicolisis pada Liver.
Background: Diabetes Mellitus is a chronic disease that requires continued treatment of the successor. Diabetes
Mellitus is a disease caused by carbohydrate metabolism disorders in the body. Liver is an organ that has a role
in the metabolism of carbohydrates to produce energy. Carbohydrate metabolism and Diabetes Mellitus have a
strong association in the presence of insulin. Objective: To Know how the role of liver in carbohydrate
metabolism in people with Diabetes Mellitus. Methods: Using Literature study methods that support the theory
of research. Result: With the abnormality of body metabolism caused homeostasis especially liver organ.
Conclusion: Changes in carbohydrate metabolism makes the body to compensate, especially in the process of
gluconeogenesis and glicolis in the Liver.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
iv
Bab I. Pendahuluan
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana peranan liver pada metabolisme karbohidrat penderita
diabetes mellitus
1
Bab II. Tinjauan Pustaka
2
Aliran darah di hati dibagi dalam unit struktural yang disebut asinus
hepatik. Asinus hepatik berbentuk seperti buah berry, terletak di traktus
portal. Asinus ini terletak di antara 2 atau lebih venula hepatic terminal,
dimana darah mengalir dari traktus portalis ke sinusoid, lalu ke venula
tersebut. Asinus ini terbagi menjadi 3 zona, dengan zona 1 terletak paling
dekat dengan traktus portal sehingga paling banyak menerima darah kaya oksigen,
sedangkan zona 3 terletak paling jauh dan hanya menerima sedikit oksigen. Zona 2 atau
zona intermediet berada diantara zona 1 dan 3. Zona 3 ini paling mudah terkena jejas
iskemik 10.
3
Gambar 2. Sel Hepatosit 1
4
2.2 Fungsi Metabolime Liver
Liver memiliki beberapa fungsi metabolisme
a. Metabolisme Karbohidrat
Fungsi liver dalam metabolisme karbohidrat adalah menyimpan glikogen dalam
jumlah besar, mengkonversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa,
glukoneogenesis dan membentuk senyawa kimia yang penting dari hasil perantara
karbohidrat
b. Metabolisme lemak
Fungsi liver pada metabolisme lemak antara lain : mengoksidasi asam lemak
untuk menyuplai energi bagi fungsi tubuh yang lain, membentuk sebagian besar
kolesterol, fosfolipid dan lipoprotein, membentuk lemak dari protein dan
karbohidrat.
c. Metabolisme Protein
Fungsi liver dalam metabolisme protein adalah deaminasi asam amino,
pembentukan ureum untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh, pembentukan
protein plasma, dan interkonversi beragam asam amino dan membentuk senyawa
lain dari asam amino.
d. Lain lain
Fungsi liver antara lain merupakan tempat penyimpanan vitamin, liver sebagai
tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, liver membentuk zat – zat yang
digunakan untuk koagulasi darah dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan
atau mengekskresikan obat-obatan, hormon dan zat lain 2.
6
Etiologi Diabetes Mellitus
Penyebab diabetes yang utama adalah kurangnya produksi insulin (DM tipe I)
atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap insulin (DM tipe II). Namun jika
dirunut lebih lanjut, ada beberapa faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :
Patofisiologi
Diabetes tipe 1
DM tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang berhubungan dengan
kerusakan sel-sel Beta pada pankreas secara selektif. Onset penyakit secara klinis
menandakan bahwa kerusakan sel-sel beta telah mencapai status terakhir.
Beberapa fitur mencirikan bahwa diabetes tipe merupakan penyakit autoimun. Ini
termasuk :
(a). Kehadiran sel-immuno kompeten dan sel aksesori di pulau pankreas yang
diinfiltrasi.
(b). Asosiasi dari kerentanan terhadap penyakit dengan kelas II (respon imun) gen
8
mayor histokompatibilitas kompleks (MHC; leukosit manusia antigen HLA).
(c). Kehadiran autoantibodies yang spesifik terhadap sel Islet of Lengerhans;
(d). Perubahan pada immunoregulasi sel-mediated T, khususnya di CD4 +
Kompartemen.
(e). keterlibatan monokines dan sel Th1 yang memproduksi interleukin dalam
proses penyakit.
(f) respons terhadap immunotherapy, dan
(g) sering terjadi reaksi autoimun pada organ lain yang pada penderita diabetes
tipe 1 atau anggota keluarga mereka.
Mekanisme yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk berespon terhadap
sel-sel beta sedang dikaji secara intensif.
Diabetes tipe 2
DM tipe 2 memiliki hubungan genetik lebih besar dari tipe 1 DM. Satu
studi populasi kembar yang berbasis di Finlandia telah menunjukkan rate
konkordansi pada kembar yang setinggi 40%. Efek lingkungan dapat menjadi
faktor yang menyebabkan tingkat konkordansi diabetes tibe 2 lebih tinggi
daripada tipe 1 DM. Studi genetika molekular pada diabetes tipe 2, menunjukkan
bahwa mutasi pada gen insulin mengakibatkan sintesis dan sekresi insulin yang
abnormal, keadaan ini disebut sebagai insulinopati. Sebagian besar pasien dengan
insulinopati menderita hiperinsulinemia, dan bereaksi normal terhadap
administrasi insulin eksogen. Gen reseptor insulin terletak pada kromosom yang
mengkodekan protein yang memiliki alfa dan subunit beta, termasuk domain
transmembran dan domain tirosin kinase. Mutasi mempengaruhi gen reseptor
insulin telah diidentifikasi dan asosiasi mutasi dengan diabetes tipe 2 dan
resistensi insulin tipe A telah dipastikan.
Insulin resistensi tidak cukup untuk menyebabkan overt glucose
intolerance, tetapi dapat memainkan peranan yang signifikan dalam kasus
obesitas di mana terdapat penurunan fungsi insulin. Insulin resistensi mungkin
merupakan event sekunder pada diabetes tipe 2, karena juga ditemukan pada
individual obese non-diabetik. Namun, gangguan dalam sekresi insulin barulah
faktor primer dalam diabetes tipe 2. Banyak faktor berkontribusi kepada
ketidakpekaan insulin, termasuk obesitas dan durasi obesitas, umur, kurangnya
latihan, peningkatan pengambilan lemak dan kurangnya serat dan faktor genetik.
Obesitas dapat disebabkan oleh faktor genetika bahkan faktor lingkungan, namun,
9
ini memiliki efek yang kuat pada pengembangan diabetes tipe 2 DM seperti yang
ditemukan di negara-negara barat dan beberapa etnis seperti Pima Indian. Evolusi
obesitas sehingga menjadi diabetes tipe 2 adalah seperti berikut:
12
c. Menghambat kerja cAMP
Dalam menghambat atau meransang kerja suatu enzim, insulin memainkan
peran ganda. Selain menghambat secara langsung, insulin juga mengurangi
terbentuknya cAMP yang memiliki sifat antagonis terhadap insulin. Insulin
meransang terbentuknya fosfodiesterase-cAMP. Dengan demikian insulin
mengurangi kadar cAMP dalam darah 6.
15
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Liver merupakan organ kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia. Perannya
dalam fungsi metabolisme dalam tubuh, salah satunya adalah metabolisme
karbohidrat. Pada penderita diabetes mellitus terjadi kelainan metabolik yang
dikarakteristikkan dengan hiperglikemia kronis serta kelainan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin
maupun keduanya. Adanya gangguan pada fungsi metabolisme inilah yang membuat
tubuh perlu melakukan homeostasis agar proses metabolisme tetap berlangsung.
3.2 Saran
Seiring semakin meningkatnya prevalensi penyakit Diabetes Mellitus akhir
akhir ini, maka perlunya pemahaman untuk seorang dokter gigi maupun dokter gigi
spesialis terhadap metabolisme karbohidrat oleh liver pada penderita diabetes sebagai
dasar menentukan rencana perawatan gigi dan mulut yang merupakan manifestasi dari
adanya gangguan metabolisme karbohidrat ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Barret, Kim, Brooks Hedwdwen, Boitano Scott And Barman Susan, 2010, Ganong’s
Rview of Medical Physiology Twenty-Third Edition. The Mc Graw Hill Companies
Guyton Arthur C and John E. 2006. Textbook of Medical Physiology Eleventh Edition.
Elsevier Saunders. Philadelphia
Guo Xin, Li Honggoui, Xu Hang, Woo Shihlung, Dong Hui, Lu Fuer, Lange Alex and
Wu Chadong, 2012, ‘Glycolysis in the control of blood glucose homeostasis’. Acta
Pharmaceutica Sinica B 2(4) , hh 358 – 367
Hollenbeck, Clarie B and Coulston, Ann M, 1991, ‘Effects of Dietary Carbohydrate and
Fat Intake on Glucose and Lipoprotein Metabolism in Individuals With Diabetes
Mellitus’. Diabetes Care Vol 14, hh 774 – 785
John. MF Adam, 2006, Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang
Baru. Cermin Dunia Kedokteran.
King M. W., 2007. Glycolysis: Process of Glucose Utilization and
Homeostasis
Maulana Mirza, 2008, Diabetes Melitus, Jogjakarta, Katahati
M.F. Al Homsi and ML Lukic, 1993, The Merck Manual of Medical.
Information
Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A., & Rodwell, V.W. 2003
Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta: EGC
Mescher, Anthony L, 2016. Junqueira’s Basic Histology Text and Atlas Fourteenth
Edition. The Mc Graw Hill Companies