Anda di halaman 1dari 21

Karakter Kewirausahaan

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Kewirausahaan


Dosen Pengampu : Susi Purwanti,S.SiT.,M.PH

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Amalia P07220118063
Christine Octavia Aneke Komalasari P P07220118072
Lidya P07220118092
Nur Apsari P07220118097

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


PRODI D III KEPERAWATAN KELAS C BALIKPAPAN
TINGKAT III/SEMESTER VI
KALIMANTAN TIMUR
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNyalah, makalah yang berjudul “Karakter Kewirausahaan ”  ini dapat
terselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.
Harapan penulis dengan adanya makalah ini, siapa saja yang membacanya dapat
mengambil manfaatnya dan menjadikan motivasi untuk lebih mengetahui dan
mempelajarinya lagi.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Sebagai manusia, penulis pun menyadari bahwa penulisan makalah ini  tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis sangat  mengharapkan kritik maupun saran
yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah yang akan datang.

Balikpapan, Januari 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

Bab I...........................................................................................................................................1

Pendahuluan...............................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................................2

Bab II..........................................................................................................................................3

Tinjauan Pustaka........................................................................................................................3

A. Ciri-ciri wirausahan.........................................................................................................3

B. Unsur-unsur pokok wirausahaan.....................................................................................4

C. Menumbuhan semangat wirausaha.................................................................................5

D. Keuntungan dan kerugian wirausaha..............................................................................7

E. Spirit Wirausaha..............................................................................................................9

F. Profil wirausaha............................................................................................................12

G. Karakter wirausaha........................................................................................................13

Bab III......................................................................................................................................16

Penutup.....................................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

Daftar Pustaka..........................................................................................................................17

ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan
sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang
sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja ciri-ciri kewirausahan?


2. Apa saja unsur-unsur pokok wirausaha?
3. Bagaimana menumbuhkan semangat wirausaha?
4. Apa saja keuntungan dan kerugianwirausaha ?

1
5. Apa saja spirit wirausaha?
6. Bagaimana profil wirausaha?
7. Apa saja karakter wirausaha?

C. Tujuan

1. Mengetahui ciri-ciri kewirausahaan


2. Mengetahui unsur-unsur pokok wirausaha
3. Mengetahui bagaimana menumbuhkan semangat wirausaha
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian wirausaha
5. Mengetahui spirit wirausaha
6. Mengetahui profil wirausaha
7. Mengetahui karakter wirausaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

KARAKTER KEWIRAUSAHAAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirausaha merupakan


orang yang pandai atau berbakat dalam memahami produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru hingga
mengatur permodalan dan pemasarannya.

1. Ciri ciri wirausahaan

Sebagai seorang pejuang dalam mendirikan suatu usaha, maka sudah


sepatutnya seorang wirausaha memiliki beberapa ciri-ciri dan karakterstik
sebagai berikut.

A. Berprestasi

Penggerak utama yang memotivasi untuk berwirausaha adalah


kebutuhan untuk berprestasi. Kebutuhan merupakan keinginan atau
dorongan dalam diri personal yang memotivasi ke arah pencapaian
tujuan. Pencapaian tujuan merupakan bentuk tantangan bagi
individu kompetitif.

B. Jujur

Kejujuran merupakan karakteristik mutlak dalam berwirausaha.


Kejujuran dalam berwirausaha merupakan fondasi awal kokohnya sebuah
wirausaha. Sebuah perusahaan yang memiliki pimpinan dan karyawan
yang jujur akan lebih berkembang dan sukses.

C. Disiplin

Selain menjunjung tinggi kejujuran, seorang wirausaha juga harus


memiliki sikap disiplin. Sikap disiplin mampu menggerakkan semangat
dan motivasi untuk menjalankan usaha sehingga dapat mencapai target.

D. Kreatif dan Inovatif

Kreatif merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu


yang berbeda. Sedangkan inovatif merupakan gagasan baru yang
meninggalkan cara lama dalam bekerja. Wirausaha yang kreatif dan
inovatif akan membawa perusahaan sukses berkembang sesuai zaman
dalam menghadapi pasar.

E. Berkomitmen Tinggi

3
Komitmen merupakan suatu karakter yang memegang teguh prinsip
yang telah disepakati. Pada umumnya orang akan memilih dengan siapa
mereka bekerja sama, diantaranya adalah dengan orang yang
berkomitmen.

F. Mandiri dan Realistis

Sebagaii seorang yang mempelopori sebuah usaha, maka seorang


wirausaha adalah orang yang mandiri dalam melakukan sesuatu. Selai itu
sikap realistis dalam membaca realita di sekitarnya merupakan karakter
seorang wirausaha.

G. Terampil

Seorang wirausaha harus mampu mencari dan menangkap peluang


yang datang demi menguntungkan usahanya. Berkomunikasi dengan
siapapun, menangani masalah apapun, dan mampu bekerja sama dengan
pihak yang menguntungkan perusahaan.

H. Futuristik

Sebagai penggerak roda usaha, wirausaha memiliki kemampuan


perencanaan dan berpikir ke depan. Seorang wirausaha mampu mencari
dan mengantisipasi segala hal yang boleh jadi terjadi di masa yang akan
datang.

I. Cerdas Finansial

Keuntungan finansial adalah hal yang tidak penting dibandingkan


prestasi kerja seorang wirausaha. Uang merupakan lambang konkret dari
tercapainya tujuan dan sebagai bukti kompetensi seorang wirausaha.

2. Unsur unsur pokok wirausahaan

Ada beberapa unsur penting dalam kewirausahaan yang saling terkait


satu dengan lainnya:
A. Pengetahuan (Kognisi, Daya Nalar, Daya Pikir, Intelegensi)
Tingkat penalaran (reasoning) atau kemampuan berpikir yang
dimiliki oleh seseorang dicirikan oleh daya pikir, pengetahuan,
kepandaian, intelektual atau unsur kognisi. Kemampuan inilah yang
membedakan manusia dengan hewan, bahkan kemampuan inipulalah
yang membedakan daya kreatifitas seseorang maupun bangsa yang
menyebabkan perbedaan kemakmuran dan kejayaan bangsa.
Daya penalaran merupakan kekuatan otak yang merupakan juga
sumber dan awal kelahiran berbagai kreasi dan penemuan baru. Kreasi
dan penemuan baru ini menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Jika

4
otak seumpama pisau, maka ketajamannya hanya dapat diperoleh jika
sering diasah. Jika otak diumpamakan hard-disc, maka ia hanya akan
memiliki kemampuan besar jika diisi banyak masukan. Tantangan yang
dihadapi dalam peningkatan daya nalar adalah bagaimana dapat
meningkatkan pengetahuan agar dapat hidup maju dan menjadi makmur.
Pendidikan adalah salah satu unsur penting dalam pengembangan
pengetahuan seseorang. Makin tinggi dan makin luas pendidikan yang
diperoleh, maka makin tinggi dan luas pula pengetahuan yang
dimilikinya. Pengetahuan seseorang dapat juga berkembang dari hasil
belajar sendiri seperti: membaca, mendengar radio, menonton televisi,
diskusi, dan lain sebagainya.
B. Keterampilan (Psikomotor)
Berfikir saja, tidaklah dapat mewujudkan sesuatu. Sesuatu itu dapat
diwujudkan jika ada tindakan. Daya gerak untuk bertindak, terutama
tindakan awal disebut daya inisiatif. Daya ini dapat mencirikan seseorang
apakah ia malas atau rajin. Banyak orang yang tahu, tetapi karena tidak
bertindak atau lambat bertindak, maka dia akan merugi.
Keterampilan merupakan tindakan raga terutama tangan dan kaki
untuk melaksanakan sesuatu kerja dan dari kerja tersebut baru akan
terwujud hasil karya. Berbagai macam hasil karya telah lahir dari orang-
orang yang mempunyai keterampilan.
Keterampilan, sebagaimana halnya pengetahuan dapat ditingkatkan.
Bebrapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
adalah sebagai berikut:
1) Rajin dan tekun melakukan latihan mengerjakan sesuatu yang ingin
diterampilkan.
2) Melakukan latihan dengan teratur, tetib dan bergairah.
3) Selalu berusaha untuk dapat melakukan lebih baik lagi dari pada
kemaren.
4) Selalu berusaha untuk menemukan cara kerja yang paling baik dan
efisien.
5) Berusaha kuat untuk menghasilkan karya yang terbaik.
6) Harus mampu bekerja dengan “ zero mistake “.
7) Rajin mengikuti berbagai pelatihan keterampilan.
C. Sikap Mental
Seseorang mungkin saja mempunyai otak yang cerdas dan
keterampilan tinggi, namun jika ia malas, lamban, tidak mempunyai
keberanian, dan apalagi ceroboh, tentulah hal itu tidak menjamin untuk
dapat sukses. Sukses dapat dipakai jika pemikiran, keteramplan dan sikap
mental maju digabungkan. Sikap mental maju ini meliputi: keteladanan,
keluhuran, keberanian, penuh tanggung jawab, jujur, berjiwa besar dan
mandiri. Jika ditelusuri lebih dalam, akan se makin jelas bahwa
kesuksesan seseorang, kemajuan suatu bangsa disebabkan seseorang
maupun bangsa tersebut memiliki sikap mental maju, daya penalaran dan
keterampilan yang tinggi.
D. Intuisi
Sebenarnya ada faktor lain selain kecerdasan penalaran,
keterampilan dan sikap mental yang berpengaruh atas sukses seseorang,

5
yaitu daya intuisinya. Daya intuisi adalah daya ramal atau dikenal juga
dengan feeling seseorang yang sulit digambarkan apakah itu hasil
pemikiran atau khayalan. Jika seseorang merasakan bahwa apa yang akan
dilakukan itu benar dan akan membawa keuntungan, maka sering apa
yang semula hanya dirasakan itu kemudian setelah diperjuangkan
terbukti benar adanya.
Banyak usahawan yang sukses karena memiliki kewaspadaan
khususnya daya intuisi yang kuat. Daya ini memang sulit dijelaskan
karena seolah-olah menyatu dengan pikiran, jiwa dan perasaan seseorang.
Karena intuisi hanyalah sesuatu yang abstrak, maka haruslah ada
tindakan untuk dapat mewujudkan apa yang dirasakan itu menjadi
kenyataan. Gabungan empat unsur itulah yang menentukan seseorang
maju atau terbelakang, kaya atau miskin, berjaya atau sengsara. Jadi
tantangan terletak pada upaya mengembangkan empat unsur tersebut
secara serentak dan harmonis, sehingga mampu membawa seseorang
menjadi orang yang maju.

3. Menumbuhkan semangat wirausaha

Menjadi seorang entrepreneur merupakan salah satu langkah untuk


mencapai sebuah kesuksesan. Hampir setiap orang ingin menjadi
wirausahawan atau entrepreneur sukses, namun hanya segelintir orang yang
serius untuk “take action” dan mewujudkan impiannya menjadi
entrepereneur sukses. Risiko dan perencanaan yang terlalu lama seringkali
menjadi penghambat seseorang untuk maju dan menjalankan perusahaannya.
Untuk membangun bisnis dan menjadi entrepereneur, sebagai langkah awal
seseorang harus menumbuhkan jiwa wirausaha dan terjun langsung
membangun bisnisnya. Ikuti beberapa tips berikut ini untuk menumbuhkan
jiwa entrepreneurship.

A. Memulai Bisnis dengan Niat & Keyakinan

Ini termasuk kunci dasar yang harus dimiliki oleh wirausahawan.


Bila kita membuka bisnis tanpa adanya niat dan keyakinan, pasti bisnis
tersebut tidak akan berjalan maksimal. Jadikan niat dan keyakinan untuk
berwirausaha sebagai pondasi Anda membangun sebuah bisnis. Jika
sudah berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah menumbuhkan
keyakinan Anda untuk membangun bisnis menjadi nyata dan meraih
sukses.

B. Memiliki Kecepatan Melihat Peluang

Banyak orang memulai bisnis mandiri karena memanfaatkan peluang


yang mereka peroleh di lingkungannya. Peluang harus dicari, bila perlu
pergilah melakukan perjalanan sekedar untuk mencari peluang-peluang
bisnis. Karena setiap orang yang berwirausaha harus pandai mencari

6
peluang. Dari peluang itulah bisa tercipta produk atau jasa yang
dibutuhkan banyak orang.

C. Pelajari Kisah Sukses Orang Lain

Ada banyak kisah pengusaha sukses yang membangun kerajaan


bisnisnya dari nol, dengan perjuangan yang berat, jatuh bangun dan
akhirnya mencapai kesuksesan yang besar. Kisah sukses seseorang dalam
berbisnis ini dapat menumbuhkan motivasi Anda untuk melakukan hal
serupa dan menghindarkan diri Anda dari ketakutan dan risiko yang akan
dihadapi. Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan
menumbuhkan jiwa entrepreneurship dalam diri Anda.

D. Modal

Kebanyakan orang ragu untuk memulai bisnis karena tidak ada


modal (uang). Untuk mengatasi hal ini, Anda harus mencari modal.
Caranya? Kita harus kerja terlebih dahulu. Kerja pun harus serius. Tidak
hanya memandang job desk kita. Kerjakan beberapa hal lain dalam
pekerjaan. Selain menambah pemasukan, juga menambah pengalaman
kita dalam dunia kerja. Modal juga bisa didapatkan dengan cara
meminjam ke Bank ataupun pihak lain.

E. Fokus dalam Berwirausaha

Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam memulai


sebuah bisnis. Oleh sebab itu sikap fokus yang dibarengi keyakinan dan
optimis wajib dimiliki oleh seorang entrepreneur agar tidak mudah
menyerah dan berhenti di tengah jalan.

F. Memiliki Kemampuan Menjual

Hal ini sangat penting dimiliki oleh calon entrepreneur. Bila tidak,
semua hanya tinggal angan-angan. Kemampuan menjual adalah satu-
satunya cara untuk menarik minat orang agar mau membeli produk atau
jasa yang Anda tawarkan. Dengan terus melatih dan mencoba,
kemampuan menjual dapat berkembang dari waktu ke waktu.

G. Lakukan Sekarang Juga

Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak memulai


bisnisnya, sehingga impiannya untuk memiliki bisnis hanya jalan di
tempat tanpa tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon
entrepreneur sukses harus memiliki keberanian untuk “take action” dan
menghilangkan ketakutan-ketakutannya serta langsung terjun ke dalam
bisnis yang direncanakannya. Jika Anda telah memulai dan menjalankan
bisnis dengan konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa
entrepreneurship akan terbentuk.

7
4. Keuntungan dan kerugian wirausaha

Bagi wirausahawan tentu tidak akan dengan sengaja bertindak atau


mengambil keputusan tanpa pertimbangan dan perhitungan matang. Dari
literatur kewirausahaan kami berbagi sejumlah keuntungan dan kerugian
dalam menjadi wirausahawan (Suparyanto, 2006:18-28), yakni:
A. Keuntungan berwirausaha:
1) Dapat memilih bidang usaha sesuai minat dan bakat; seorang
wirausahawan dapat memilih bidang usaha sesuai dengan minat dan
bakatnya, maka ia akan mencintai usahanya, dan jika ia sudah mencintai
usahanya maka segenap perhatian dan kemampuan akan dicurahkan demi
perkembangan usaha. Selain bidang usaha yang dipilih tersebut sesuai
dengan minat dan bakat tentunya yang memang dibutuhkan oleh
konsumen agar “profitable”.
2) Keuntungan usaha dapat dinikmati sendiri
Usaha yang dijalankan merupakan usaha yang dimilikinya maka
keuntungan dari hasil usaha menjadi miliknya juga. Ia akan
memperoleh minimal dua macam pendapatan. Pertama, pendapatan
dari posisinya sebagai pemilik usaha dan kedua, pendapatan yang
diperoleh dari posisinya sebagai manajer.
3) Memperoleh kepuasan
Keberhasilan mengelola usaha akan memberikan kepuasan
tersendiri bagi seorang wirausahawan. Kepuasan ini secara tidak
langsung akan memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar
perkembangan usaha semakin lama semakin baik dan kuat dalam
menghadapi persaingan. Kepuasan juga akan mempertebal rasa
percaya diri dalam berinteraksi dengan pihak ketiga termasuk dengan
pelanggan, pemasok, distributor, perbankan dan investor.
4) Tidak ada yang memerintah
Seorang wirausahawan, ia menjadi pemilik sekaligus manajer
dari perusahaannya maka ia juga memegang jabatan tertinggi di
perusahaan tersebut sehingga tidak ada seorangpun yang akan
memerintahnya untuk melakukan tugas- tugas tertentu. Ia hanya
diperintah oleh dirinya sendiri dan ia dapat memerintah orang lain
yang bekerja kepada dirinya.
5) Tidak perlu persetujuan pihak lain dalam membuat keputusan
Saat tertentu seorang wirausahawan harus mengambil keputusan
tentang sesuatu hal misalnya keputusan untuk melakukan ekspansi
dengan membuka cabang perusahaan ditempat lain, keputusan untuk
mengikuti pameran produk yang diselenggarakan oleh pihak tertentu,
keputusan joint venture, dll. Seorang wirausahawan sebagai pemilik
dan manajer perusahaan dapat memutuskan semua hal tersebut tanpa
harus menunggu kebijakan dari pihak lain, kalaupun ia meminta perti
mbangan dari tenaga ahli atau konsultan dengan alasan agar
keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang paling baik
bagi perkembangan perusahaan. Semua masukan dari pihak lain

8
menjadi pertimbangan seorang wirausahawan dan pada akhirnya dia
sendiri yang akan mengambil keputusan. 
6) Mempunyai peluang membantu orang lain
Sebagai makhluk sosial seorang wirausahawan mempunyai
cukup peluang untuk membantu orang lain misalnya dengan
mengalokasikan zakat penghasilan untuk membantu korban bencana
alam, peperangan, ataupun mempekerjakan mereka yang mempunyai
potensi tetapi belum bernasib baik mendapatkan pekerjaan, dengan
tetap memperhatikan kualitas sesuai job specification.

B. Kerugian berwirausaha:
1) Jam kerja panjang dan tidak teratur
Wirausahawan tidak menutup kemungkinan akan bekerja
dengan jam kerja yang sangat panjang mulai dari bangun tidur pagi
hari sampai menjelang tidur kembali di malam hari. Waktu benar-
benar tercurah kepada kepentingan usaha apalagi jika usaha yang
dijalankan sedang menghadapi kerugian atau sebaliknya karena ingin
mendapatkan keuntungan yang besar pada periode tertentu. Selain
itu jam kerja wirausahawan tidak menentu. Pada saat tertentu
memiliki waktu luang yang cukup tetapi pada saat lainnya ia sangat
sibuk bahkan sampai lupa beristirahat.
2) Resiko dan tanggung jawab luas
Sehubungan dengan posisinya sebagai pemilik sekaligus
manajer bagi usahanya sendiri maka seorang wirausahawan memiliki
tanggung jawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan
usahanya. Wirausahawan harus menanggung resiko pada saat terjadi
kerugian pada usahanya. Tidak menutup kemungkinan resiko harus
dipertanggungjawabkan sampai kepada harta yang dimiliki walaupun
berada di luar perusahaan. Hal ini terutama jika perusahaan
bentuknya perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup, maka
untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga wirausahawan harus
menutup semua kewajiban tersebut walaupun dengan menggunakan
harta yang ada dirumah.
3) Pendapatan tidak stabil
Salah satu kerugian yang dialami oleh wirausahawan
berhubungan dengan pendapatan. Pendapatan wirausahawan tidak
dapat dipastikan atau tidak stabil. Pada periode tertentu pendapatan
bersih setelah dikurangi dengan total pengeluaran akan
menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan dari satu periode ke
periode lainnya berubah-ubah, terkadang besar pada saat lainnya
kecil, bahkan pada periode tertentu wirausahawan mengalami
kerugian usaha. Inilah salah satu resiko yang dapat dialami oleh
wirausahawan.
4) Sering terlibat masalah keuangan
Kerugian lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan
adalah masalah keuangan. Wirausahawan harus berpikir keras untuk
dapat mengalokasikan dana yang ada untuk berbagai kepentingan

9
usaha termasuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, biaya
promosi dan lain-lain.
5) Belajar tidak ada akhirnya
Wirausahawan dituntut untuk selalu mengadaptasi berbagai
perubahan yang terjadi. Keterlambatan dalam mengikuti
perkembangan dunia usaha akan berakibat kerugian dalam
berwirausaha.

5. Spirit wirausaha

Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak ketimbang


negara berkembang, apalagi miskin. amerika serikat, misalnya, memiliki
wirausaha 11,5 persen dari total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga singapura
adalah pengusaha sehingga negara kecil itu maju.
1ndonesia dengan segala sumber daya alam yang dimilikinya ternyata
hanya memiliki wirausaha tak lebih 0,8persen dari total penduduknya. secara
historis dan konsensus,sebuah negara minimal harus memiliki wirausaha 2 persen
dari total penduduk agar bisa maju. Untuk itu, bagi kita bangsa 1ndonesia sumber
energy yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun
adalah mempunyai semangat dan gairah untuk mengerjakannya. Kedua-duanya
adalah satu dan menjadi sumber energy (motivasi) dalam berwirausaha. Kita juga
buku dynamo stater atau pematik agar sumber energy itu bisa menyala (bergairah
dan bersemangat) terus menerus, yaitu komitmen dalam memilih jalan karir
sebagai wirausaha yang sukses dan cerdas. Kunci penting dalam menciptakan
semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa factor, yaitu;

1) Figure bagi seseorang guna membangkitkan semangat; karena


melihat orang itu suksesdan kaya, maka ia ingin menjadi seperti
orang itu.
2) Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta
akankewirausahaan.
3) Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan dan hidup
semangat bisamuncul karena keinginan untuk tetap bertahan hidup.

10
4) Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang lebih baik lagi
tidak ingin miskin selamanya.
5) Mengalami kegagalan dalam meniti karir pekerjaan dan
mengambil jalan pintas untuk semangat menjadi wirausahawan.
6) Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.

Kewirausahaan bisa diterapkan dalam semua bidang seperti kampus, di


tempat kerja,saat melakukan kegiatan sehari-hari, atau ketika memutuskan dan
menjalankan sebuah unitusaha.Keterampilan wirausaha itu ada pada setiap orang
termasuk mahasiswa, tetapi yangsering terjadi adalah kemampuan kewirausahaan
tidak dimunculkan, dioptimalkan dandigunakan sebagaimana mestinya. Hal itu
terjadi karena kita terjebak oleh pola pikir logika yang selalu mengutamakan
kenyamanan, bebas dari risiko, memilih solusi yang pastisehingga kemampuan
berpikir kita jarang gunakan. Namun disisi lain ada juga orang yang
memanfaatkan kemampuan berwirausaha mereka dengan maksimal seiring
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi dan bidang lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya,
teknologi,kesejahteraan telah menciptakan gap dia antara factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan. Sehingga akan menyebabkan perubahaan status
social, perilaku, gayahidup, kebutuhan, keinginan selera, dan sebagainya sehingga
bisa membangkitkan sebuahinspirasi bisnis sehingga pada akhirnya memunculkan
peluang bisnis.
Munculnya peluang bisnis yang baru akan menstimulus munculnya
entrepreneur-entrepreneur muda. Hal inilah yang mendorong muculnya spirit of
entrepreneurship seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada
beberapa factor yang menstimulus spiritof entrepreneurship, yaitu;

1) Evolusi produk 
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkansebuah peluang baru.
2) Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk
baru dan begitu seterusnya.

11
3) Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk
yang berbeda.
4) Perubahan teknologi
Berkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5) Perubahan budaya
Berkembangan gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan
sebagainya akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini
mempengaruhi kebutuhan akan produk yang berbeda di setiap
tempat.
Joseph A. Schumpeter, ekonomi asal -ustria yang kemudian menetap di
Amerika mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang khas adalah
kemampuannya, kecerdasannya dan keberaniannya yang ditopang oleh ketetapan
hatinya dan keteguhan jiwanya untuk melancarka nusaha yang serba baru dengan
melihat pada kemungkinan-kemungkinan potensial di masa depan dan berhasil
menjelmakan menjadi kenyataan efektif.
Satu hal dari pandangan /chumpeter yang menggugah adalah penilainnya
tentang entrepreneur yang sama sekali berbeda dengan pengusaha (businessman).
Entrepreneur memiliki “Sikap jeli” terhadap kemungkinan potensial yang
terbayang dalam perkembangan masa depan, kemudian mampu merintis dan
mengatur inovasi, menempuh pola barudalam penggunaan sumber dana dan daya
produksi dalam suatu kombinasi optimal yang baru pula (neue Kombination).
Entrepreneur cenderung menggunakan energinya untuk melakukan dan
membangun suatu kegiatan, ketimbang hanya melakukan pengamatan dan
analisis. Dengan visinya,entrepreneur itu dengan sadar memperhitungkan risiko,
baik secara personal maupun finansial dan kemudian melakukan apa saja agar
bisa mengurangi risiko dan kemungkinan gagal. Kewirausahaan adalah
kemampuan untuk mengindera (sensing) suatu peluang, ketika yang lain masih
melihatnya sebagai suatu yang kontradiksi, dan membingungkan. Entrepreneur itu
memiliki bagaimana menemukan sesuatu, merangkai, dan mengendalikan
sumber-sumber untuk mewujudkan tujuannya.

12
Modal paling mendasar menjadi wirausahawan adalah tekad dan
keberanian mengambil dan menghitung resiko. Tanpa diberi modal sebesar
apapun, tidak akan pernah menjadi wirausahawan. Kalau sudah ada keberanian,
kita beri kesempatan bagaimana mengelola bisnis dengan baik.
Kewirausahaan adalah lebih kepada spirit, bukan sekedar yang terlihat secara
kasat mata. Bisa saja orang yang sehari-harinya berbisnis tapi di dalam dirinya
tidak terdapat spririt kewirausahaan.

6. Profil wirausaha            

Wirausaha adalah Orang / kelompok yang mendobrak sistem ekonomi


yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru
Beberapa macam-macam profil  wirausaha:

1) Woman Entrepreneur/ Wirausahawan Perempuan.


Banyak wanita yang terjun dalam bidang bisnis dengan alasan mau
menekuni bidang seperti ingin memperlihatkan kemampuan kinerjanya,
membantu ekonomi rumah tangga, frustasi terhadap pekerjaannya.
2) Minority Entrepreneur/ Wirausahawan minoritas.
Kaum minoritas terutama di negara kita Indonesia kurang memiliki
kesempatan kerja di bidang pemerintahan. Mereka berusaha menekuni
kegiatan bisnis dalam kehidupan sehari-hari. Para perantau dari daerah
tertentu yang menjadi kelompok minoritas pada suatu daerah, mereka juga
giat mengembangkan bisnis.
3) Immigrant Entrepreneurs/ Wirausahawan imigran
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit memperoleh
pekerjaan formal. Mereka lebih leluasa mencari pekerjaan yang bersifat
non formal yang dimulai dari berdagang kecil-kecilan sampai berkembang
menjadi perdagangan tingkat menengah.
4) Part Time Entrepreneurs/ Wirausahawan paruh waktu
Memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part time merupakan

13
pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar. Bekerja part time
tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain misalnya seseorang pegawai
mencoba mengembangkan hobinya untuk berdagang atau
mengembangkan suatu hobi yang menarik. Apabila bisnis ini lebih maju,
pegawai itu berhenti dari pegawai dan beralih profesi kebisnis yang
disenangi yang merupakan hobinya.
5) Home Based Entrepreneur/ Wirausahawan di Rumah
Banyak ibu-ibu yang memulai kegiatan bisnis rumah tangga, misalnya
ibu-ibu pandai membuat kue atau aneka masakan, mengirim kue-kue ke
toko di sekitar tempat tinggalnya. Usaha tersebut makin lama makin maju.
Juga usaha catering yang dimulai dari rumah tangga yang hobi memasak,
kemudian usaha tersebut berkembang melayani pesanan untuk pesta.
6) Family Owned Business/ Bisnis Keluarga,
Suatu bisnis yang melbatkan dua atau lebih angggota keluarga yang
mengendalikan keuangan perusahaan. Sebuah keluarga membuka berbagai
jenis dan cabang usaha. Mungkin usaha keluarga yang telah dirintis oleh
bapaknya, setelah maju dibuka cabang baru yang dikelola oleh ibu. Kedua
perusahaan ini maju dan membuka beberapa cabang lain yang mungkin
jenis usaha berbeda atau lokasinya berbeda. Usaha ini dikembangkan dan
dikelola oleh anak-anaknya.
7) Copreneurs
adalah pasangan kewirausahaan yang bekerja sama sebagai co-pemilik
bisnis mereka, pembagian pekerjaan didasarkan atas keahlian masing-
masing orang sekaligus pertanggungjawaban produk/ divisi.

7. Karakter Wirausahawan

Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai


karakteristik umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi
industri Inggris berasal dari kelas menengah dan menengah bawah. Dalam
sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan belas, Heillbroner mengemukakan
bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua yang mempunyai

14
kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter
menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada
dari semua kelas.

Menurut Mc Clelland, karakteristik Wirausahawan adalah sebagai berikut:

1) Keinginan untuk berprestasi.


Penggerak psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah
kebutuhan untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai
kebutuhan. Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan
dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan.
Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi kompetisi individu.
2) Keinginan untuk bertanggung jawab.
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian
tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara
bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri
terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi mereka akan melakukannya
secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi mempengaruhi
hasil-hasil.
3) Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-
tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan
yang mereka percaya akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya
bisa mereka penuhi.
4) Persepsi pada kemungkinan berhasil.
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas
kepribadian Wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta
yang dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya
tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan
melanjutkan tugas-tugas tersebut.
5) Rangsangan oleh umpan balik.
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan,
apakah umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk

15
mencapai hasil kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa
efektif usaha mereka.
6) Aktifitas enerjik.
Wirausahawan menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan
rata-rata orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi
waktu yang besar dalam mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka
sangat menyadari perjalanan waktu. Kesadaran ini merangsang mereka
untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang mereka lakukan.
7) Orientasi ke masa depan.
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka
mencari dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa
depan.
8) Ketrampilan dalam pengorganisasian.
Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan
orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif dalam
memilih individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih
yang ahli bukan teman agar pekerjaan bisa dilakukan dengan efisien.
9) Sikap terhadap uang.
Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari
prestasi kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang
kongkret dari tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi
mereka.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirausaha merupakan
orang yang pandai atau berbakat dalam memahami produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru hingga
mengatur permodalan dan pemasarannya.
Dalam kewirausahaan memiliki beberapa ciri-ciri yaitu berprestasi, jujur,
disiplin, kreaktif dan inovatif, berkomitmen tinggi, mandiri dan realistis, terampil,
futuristik, cerdas finansial.
Unsur pokok kewirausahaan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap
mental dan intusi.
Menumbuhkan wirausaha dengan cara memulai bisnis dengan niat dan
keyakinan,memiliki kecepatan melihat peluang.

B. Saran
Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT makalah ini
dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan
tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis
memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk
mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
ahmad. (2014). pengertian wirausaha. Retrieved from https://saintif.com:
https://saintif.com/pengertian-wirausaha/
amalia, d. (2017, 10 3). tips menumbuhkan jiwa entrepreneurship. Retrieved from
https://www.jurnal.id: https://www.jurnal.id/id/blog/2017-tips-
menumbuhkan-jiwa-entrepreneurship/
elwamendri. (2013, 3 5). unsur unsur kewirausahaan. Retrieved from
https://elwamendri.wordpress.com:
https://elwamendri.wordpress.com/2013/03/05/unsur-unsur-
kewirausahaan/
erwin. (2015, 3). keuntungan dan kerugian berwirausaha. Retrieved from
https://tipsserbaserbi.blogspot.com:
https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/03/keuntungan-dan-kerugian-
berwirausaha.html

https://binus.ac.id/entrepreneur/2019/07/04/karakteristik-wirausahawan/

18

Anda mungkin juga menyukai