Anda di halaman 1dari 17

METODE EULER

MATEMATIKA TEKNIK

Oleh :

I Putu Eka Darmawan


NIM: 1404105067

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020

HALAMAN PENYATAAN

1
DAFTAR ISI

HALAMAN PENYATAAN....................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1. Metode Euler.............................................................................................6
2.2. Sumber error pada Metode Euler..............................................................8
2.3. Penyempurnaan Metode Euler dengan Metode Heun.............................10
2.4. Contoh Soal Aplikasi Metode Euler & Heun..........................................11
BAB V PENUTUP.................................................................................................16
3.1. Simpulan..................................................................................................16
3.2. Saran........................................................................................................16

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar ilustrasi mencari nilai baru dengan Metode Euler..................7
Gambar 2.2 Grafik perbandingan perhitungan metode Euler dengan eksak...........8
Gambar 2.3 Grafik perbandingan pengurangan nilai step size..............................10
Gambar 2.4 Grafik ilustrasi metode Heun.............................................................11
Gambar 2.5 Grafik perbandingan hasil metode Euler dan metode Heun..............12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persamaan diferensial berperang penting di alam, sebab kebanyakan
fenomena alam dirumuskan dalam bentuk diferensial. Persamaan diferensial
sering digunakan sebagai model matematika dalam bidang sains maupun dalam
bidang rekayasa. Persamaan differensial adalah pesamaan yang memuat turunan
satu (atau beberapa) fungsi yang tidak diketahui. Penyelesaian persamaan
diferensial adalah suatu fungsi yang memenuhi persamaan diferensial dan juga
memenuhi kondisi awal yang diberikan pada persamaan tersebut (Triatmodjo,
1992).
Suatu persamaan diferensial yang terdiri dari satu variabel bebas saja
dinamakan perasamaan diferensial biasa (Ordinary Differential Equation-ODE).
Sedangkan persamaan diferensial yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas
dinamakan Persamaan Diferensial Parsial (Partial Differential Equation-PDE).
Penyelesaian persamaan diferensial biasa (ODE) mempunyai bentuk umum yaitu:
dy
=f ( x , y)
dx
Pada pembahasan makalah kami akan membahas persamaan diferensial
biasa (ODE) dengan Metode Euler dan penyempurnaan dengan Metode Heun.
Penyelesaian PDB secara umerik berarti menghitung nilai fungsi di x r +1=x r +h,
dengan h adalah ukuran langkah atau step size setiap lelaran. Pada metode
analitik, nilai awal berfungsi untuk memperoleh solusi yang unik, sedangkan pada
metode numerik nilai awal (initial value) atau kondisi batas (boundary condition)
pada persamaan di atas berfungsi untuk memulai lelaran.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian di atas adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Euler?
2. Apa metode lain yang digunakan untuk penyempurnaan dari Metode Euler?

4
3. Bagaimana contoh aplikasi penggunaan Metode Euler dalam bidnag
struktur?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Metode Euler
2. Untuk mengetahui metode lain yang digunakan untuk penyempurnaan dari
Metode Euler
3. Untuk mengetahui contoh aplikasi penggunaan Metode Euler dalam bidang
struktur

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan laporan ini adalah dapat
memberikan altenatif metode numerik yang hasilnya dapat mendekati keadaan riil
dari suatu persamaan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Metode Euler


Metode Euler adalah prosedur numerik orde pertama untuk menyelesaikan
persamaan differensial biasa (Ordinary Differensial Equation/ODE) dengan nilai
awal tertentu. Ini adalah metode eksplisit paling dasar untuk integrasi numerik
dari persamaan differensial biasa (ODE) dan merupakan Metode Runge-Kutta
yang paling sederhana. Metode Euler dinamai menurut penemunya Leonhard
Euler, yang mengolahnya dalam bukunya Institutionum calculi integralis. Metode
Euler seringkali berfungsi sebagai dasar untuk membangun metode yang lebih
kompleks, misalnya, metode prediktor-korektor.

Contoh ODE yang paling sederhana dapat ditulis dengan fungsi

dy
=f ( x , y) . Untuk dapat mengetahui hasil dari fungsi tersebut maka dapat
dx
dilakukan dengan cara mengintegrasi atau memecahkan ODE ini secara numerik.
Pada Gambar 2.1 terdapat suatu fungsi dengan kondisi awal yang sudah
ditentukan. Mekanisme dalam metode euler adalah dengan mencari nilai baru
berdasarkan nilai lama ditambah dengan slope fungsi dan step size yang
ditentukan. Atau bisa ditulis dengan rumus sederhana
Nilai baru=nilai lama+ slope x step ¿ ¿. Dalam bahasa matematika dapat ditulis
dengan persamaan y i+1 = y i+ f ( x i , yi ) h. Untuk memudahkan pengertian terhadap
teori tersebut, disajikan dalam Gambar 2.1.

6
Gambar 2.1 Gambar ilustrasi mencari nilai baru dengan Metode Euler

Adapun langkah-langkah penggunaan metode euler adalah sebagai berikut:

a. Menentukan kondisi batas awal atau boundary condition/initial


condition dari suatu fungsi polynomial.
b. Menentukan besaran nilai step size yang akan digunakan.
c. Mencari nilai slope / gradien dengan memasukkan nilai batas awal ke
fungsi polinomial.
d. Dengan rumus y i+1 = y i+ f ( x i , yi ) h, maka akan didapatkan nilai baru atau
dalam rumus ini dilambangkan dengan y i+1 .
e. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk mendapatkan nilai baru
selanjutnya.

dy
Jika diketahui suatu persamaan yaitu =−2 x3 +12 x 2−20 x+8.5 .
dx
Selanjutnya mencari nilai turunannya dengan pendekatan numerik menggunakan
metode Euler. Hasil perhitungannya kemudian diplot dalam grafik pada Gambar
2.2.

Gambar 2.2 Grafik perbandingan perhitungan metode Euler dengan eksak

7
2.2. Sumber error pada Metode Euler

Dari Gambar 2.2 dapat disimpulkan bahwa terdapat error yang cukup besar
yang terjadi. Jika ditelusuri terdapat dua penyebab error yang terjadi yaitu:

1. Pemotongan atau diskretisasi, error yang memang disebabkan oleh


teknik yang digunakan. Pemotongan atau diskretisasi ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu error akibat pemotongan lokal dan error akibat
perambatan pemotongan.
2. Round Off merupkan error yang disebabkan terbatasnya digit signifikan
yang dapat dihitung (pembulatan)

Metode Euler dapat diturunkan dari deret Taylor. Nilai error dapat
dijelaskan menggunakan deret Taylor dalam persamaan berikut:

y i+1 = y i+ y ' i h+ y } rsub {i}} over {2!} h+…+ {{{y} rsub {i}} ^ {left (n right )}} over {n!} {h}

Metode Euler hanya mengunakan persamaan suku dengan Orde 1 yaitu


y i+1 = y i+ y ' i h , sedangkan suku dengan order yang lebih tinggi ¿ diabaikan atau
tidak terwakilkan. Karena suku tersebut diabaikan maka akan menjadi sumber
error dalam pengggunaannya sebagai metode numerik.

Meskipun metode Euler sederhana, tetapi ia mengandung dua macam galat,


yaitu galat pemotong (truncation error) dan galat longgokan (cumulative error).
Galat pemotong dapat langsung ditentukan dari persamaan berikut:

8
1
E p  h 2 y" (t )  0(h 2 )
2

Galat pemotongan ini sebanding dengan kuadrat ukuran langkah h sehingga


di sebut juga galat per langkah (error per step) atau galat lokal. Semakin kecil nilai
h (yang berarti semakin banyak langkah perhitungan). Nilai pada setiap langkah (
y r ) dipakai lagi pada langkah berikutnya. Galat solusi pada langkah ke-r adalah
tumpukan galat dari langkah-langkah sebelumnya. Galat yang terkumpul pada
akhir langkah ke-r ini di sebit galat longgokan (cumulative error). Jika langkah
dimulai dari x 0 = a dan berakhir di x n = b maka total galat yang terkumpul pada
solusi akhir ( y n) adalah:

n
h2 " (b  a ) "
Etotal    1/ 2  h 2 y " (t )  n y (t )  y (t )h
r 1 2 2

Galat longgokan total ini sebenarnya adalah:


Etotal  y (b) sejati  y ( xn ) Euler

Error dapat dikurangi dengan mengurangi besaran nilai step size. Dan error
akan nol jika fungsi yang didekati merupakan fungsi linier. Pengurangan nilai step
size dicontohkan pada Gambar 2.3, pengurangan nilai step size akan semakin
mendekati nilai fungsi aslinya.

Gambar 2.3 Grafik perbandingan pengurangan nilai step size

9
2.3. Penyempurnaan Metode Euler dengan Metode Heun
Metode Euler mempunyai ketelitian yang rendah karena galatnya besar
(sebanding dengan h). Buruknya galat ini dapat dikurangi dengan menggunakan
metode Heun, yang merupakan perbaikan metode Euler (modifified Euler’s
method). Pada metode Heun, solusi dari metode Euler dijadikan sebagai solusi
perkiraan awal (prediktor), selanjutnya solusi perkiraan awal diperbaiki dengan
metode Heun (corrector). Perbaikan slope/gradien yang digunakan merupakan
slope dari dua titik yang ada. Dalam persamaan, suku ruas kanan mengandung
y r +1ini adalah solusi perkiraan awal (prediktor) yang dihitung dengan metode
Euler. Persamaan dapat dituliss sebagai berikut:

Prediktor: y r 1  yr  hf ( xr , yr )
(0)

h
yr 1  yr  [ f ( xr , yr )  f ( xr 1 , y (0) r 1 )]
Corrector: 2

Untuk memudahkan pemahaman akan ditampilkan dalam bentuk grafik


pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Grafik ilustrasi metode Heun.


Jika fungsi yang digunakan pada metode Euler diatas dihitung menggunakan
metode Heun maka nilai errornya lebih kecil dan lebih mendekati fungsi aslinya.
Nilai perhitungan diplot pada Gambar 2.5.

10
Gambar 2.5 Grafik perbandingan hasil metode Euler dan metode Heun

2.4. Contoh Soal Aplikasi Metode Euler & Heun


Diketahui fungsi dari nilai momen balok sederhana adalah sebagai berikut:

dy
=1.5 x 2−5 x +2. 5. Dicari turunan dari fungsi tersebut dengan ketentuan
dx
sebagai berikut. Dari x=0sampai x=4dengan step size (h) = 0.5 dan kondisi batas
x=0, y=1 atau dapat ditulis y (0)=1.

y i+1 = y i+ f ( x i , y i ) h

x 0=0

y 0=1

x 1=0.5

y 1= y 0 + f ( x 0 , y 0 ) h

y 1=1+ ( 1.5 (0)2−5(0)+2.5 ) 0. 5

y 1=1+1.2 5

y 1=2.25

11
x 2=1

y 2 = y 1 + f ( x1 , y 1 ) h

y 2=2.25+ ( 1.5(0.5)2−5( 0.5)+2.5 ) 1

y 2=2.25+ 0.375

y 2=2.625

Hasil perhitungan keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik:

No x y euler
0 0 1
1 0.5 2.25
2 1 2.4375
3 1.5 1.9375
4 2 1.125
5 2.5 0.375
6 3 0.0625
7 3.5 0.5625
8 4 2.25

1
Sumbu Y

Metode Euler
-1

-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Sumbu X

12
Dengan melakukan integral, maka akan didapat persamaan untuk solusi
eksak:

y=0.5 x 3−2.5 x 2 +2.5 x+1


x 0=0

y 0=0.5(0)3−2.5 ( 0 )2 +2.5 ( 0 ) +1

y 0=1

x 1=0.5

y 1=0.5 (0.5)3−2.5 ( 0.5 )2 +2.5 ( 0.5 ) +1

x 2=1

y 1=1.6875

y 2=0.5 (1)3−2.5 ( 1 )2 +2.5 ( 1 ) +1

y 2=1.5

Hasil perhitungan keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik:

No x y euler y eksak
0 0 1 1
1 0.5 2.25 1.6875
2 1 2.4375 1.5
3 1.5 1.9375 0.8125
4 2 1.125 0
5 2.5 0.375 -0.5625
6 3 0.0625 -0.5
7 3.5 0.5625 0.5625
8 4 2.25 3

13
4

2
Sumbu Y

0
Metode Euler
-1 Metode Eksak

-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Sumbu X

Untuk memperbaiki keakuratan dari Metode Euler, selanjutnya akan dihitung


menggunakan Metode Heun.

f ( xi , y i ) +f ( x i+1 , y i+1 )
y i+1 = y i+ h
2

x 0=0

y 0=1

x 1=0.5

f ( x 0 , y 0 ) +f ( x 1 , y 1 )
y 1= y 0 + h
2

( 1.5(0)2−5 (0)+ 2.5 ) + ( 1.5( 0.5)2 −5(0.5)+2.5 )


y 1=1+ 0.5
2

2.5+0.375
y 1=1+ 0.5
2

y 1=1.7188

14
Hasil perhitungan keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik:

No x y euler y eksak y heun


0 0 1 1 1
1 0.5 2.2500 1.6875 1.7188
2 1 2.4375 1.5000 1.5625
3 1.5 1.9375 0.8125 0.9063
4 2 1.1250 0.0000 0.1250
5 2.5 0.3750 -0.5625 -0.4063
6 3 0.0625 -0.5000 -0.3125
7 3.5 0.5625 0.5625 0.7813
8 4 2.2500 3.0000 3.2500

2
Sumbu Y

0
Metode Euler
-1 Metode Eksak
Metode Heun
-2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Sumbu X

Dari hasil diatas didapatkan kesimpulan bahwa metode Heun memiliki nilai
error yang lebih kecil dari pada metode Euler. Sehingga hasilnya lebih mendekati
fungsi aslinya.

15
BAB V
PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilaksanakan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Metode Euler merupakan metode numerik ODE orde pertama yang
paling sederhana, namun hasilnya yang kurang akurat.
2. Metode Heun merupakan penyempurnaan dari Metode Euler.
3. Dari contoh soal dibuktikan bahwa metode Heun memiliki nilai error
yang lebih kecil dari pada metode Euler. Sehingga hasilnya lebih
mendekati fungsi aslinya.

3.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah error bisa diminimalkan
dengan cara memperkecil step size yang digunakan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai