Anda di halaman 1dari 2

Pertemuan METLIT ke 11

Cara belajar di Perguruan Tinggi mengikuti Standar Nasional (S1, S2 dan S3) yang fokus pada pada pengembangan
filosofis keilmuan yang ditunjang dengan kehlian spesifik mahasiswa sebagai wujud kemandirian, bukan seperti
Standar Nasional Pendidikan Polyteknik (diploma) yang cukup fokus pada pengembangan dan peningkatan keahlian
yang spesifik saja.

Pembelajaran dengan pemahaman berjenjang selama ini diselesaikan seperti pada bagan di berikut ini:

Peta ini menggambarkan jenjang pemahaman pembelajaran dengan learning by doing sebanyak sembilan langkah.
Yang bertentangan dengan suasana di tempat kerja/hobi yang terbiasa dengan plan-do-check-action (pdca). Yang
terbiasa nyaman dengan pdca akan selalu resah melakukan learning by doing. Demikian tantangan dalam jihad
belajar, apakah tantangan yang selalu tidak nyaman dijadikan peluang atau hambatan selama empat tahun kuliah.
Apakah self awareness yang fokus pada pada pengembangan filosofis keilmuan yang ditunjang dengan kehlian
spesifik mahasiswa sebagai wujud kemandirian.

Fenomena atau fakta setelah satu kegiatan selesai selalu ada hasil, baik yang sesuai ketentuan awal atau tidak
sesuai. Ada hasil/output/akhir tentunya ada masukan/input/awal. Satu keniscayaan bahwa input menjadi output
melewati process. Pada rentang waktu kapanpun juga yang demikian ini diakui bersama sehingga memenuhi syarat
sebagai “sistem”. Dan umumnya mewakili satu fenomena/fakta atau memodelkan satu fenomena yang diperhatikan
atau dimatai atau diteliti.

Kedewasaan dan kesadaran pengamatan atau kemampuan meneliti satu fakta pekerjaan/hobi sehari-hari yang
dialami oleh oleh mahasiswa telah dijelaskan dalam dua jawaban UTS yal sebagai berikut:
Banyak model/sistem yang mewakili berbagai fakta terkait input, process dan output (IPO). Seringkali model/sistem
ini disebut dengan modul pekerjaan. Tiap hari banyak sekali sistem/model IPO atau modul pekerjaan yang
diselesaikan dengan cara yang proaktif hindari yang reaktif, karena diperlukan dekomposisi satu modul menjadi
berbagai rincian menjadi entitas. Hubungan entitas selalu diperiksa berulang keterakaitannya, sehingga proses
penyelesaian pekerjaan menjadi utuh, atau hindari tercecer dan lalai atau serampangan.

Agar sesuai dengan kriteria penangan pekerjaan terseut di atas, maka sebagai kasus, dua jawaban UTS mahasiswa
di atas diisikan dalam satu pengaturan awal sistem/model IPO, seperti pada tabel berikut ini:

Dynamic/
No. Entitas Atribut/penjelas Uraian Kegiatan Static/
Hybrid
lebih dari satu Diisi lebih dari satu atribut yang Pilih salah satu
entitas dimulai dengan posisi bujur
lintang dan ketinggian.

Penelitian berbagai sistem dalam satu atau lebih kegiatan digolongkan dalam dua klasifikasi entitas yang pokok yaitu
bahan dan alat. Pada berbagai bahan dan alat melekat sifatnya yang disebut dengan atribut atau penjelas entitas
ybs. Diperhatikan atau diteliti penjelas yang dinilai mempengaruhi proses dengan dua tipe pendekatan penelitian,
yaitu Induksi atau deduktif, dan keduanya ini apakah kejadiannya static, atau dynnamic, atau hybrid. Kejadiannya
atau prosesnya diurai sedemikain rupa menjadi rinci dan runtut atau yang dinamakan sebagai algoritma. Selalu
diperhatikan ketelitian dan kebenaran data agar algoritma memenuhi syarat unambiguous, precise dan definite.

Anda mungkin juga menyukai