Npm : 2201171009
Semester : tujuh (7)
Tugas UAS hygiene industry
1.Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber
radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat
pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa
dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti
sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
gelombang. Pengertian tentang radiasi dan gelombang dapat dijelaskan pada kejadian berikut. Apa
yang anda lakukan bila anda melihat kolam air tenang yang pada permukaannya mengapung
beberapa helai daun..?? Secara spontan mungkin anda akan melempar kerikil ke kolam tersebut.
Dapat anda lihat bahwa pada lokasi jatuhnya kerikil akan muncul riak, yang kemudian akan
menyebar dalam bentuk lingkaran. Riak-riak tersebut ialah gelombang dan memperlihatkan
pergerakan energi yang diberikan oleh kerikil dan energi tersebut menyebar dari lokasi jaruhnya
kerikil ke segala arah. Ketika riak mencapai daun, daun tersebut akan terangkat naik ke puncak
gelombang
Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana energi dilepaskan oleh atom-atom. Radiasi ini
biasanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni Radiasi korpuskuler (corpuscular radiation),
adalah suatu pancaran atau aliran dari atom-atom dan atau partikel-partikel sub-atom, yang
mempunyai kemampuan untuk memindahkan energi geraknya atau energi kinetiknya (kinetic
energy) ke bahan-bahan yang mereka tumbuk/bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah suatu
pancaran gelombang (gangguan medan elektris dan magnetis) yang bisa menyebabkan perubahan
struktur dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya (medium).
Radiasi adalah energi yang dihantarkan, dipancarkan dan diserap dalam bentuk partikel atau
gelombang.
1. Radiasi alam
Radiasi alam berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, peluruhan radom dan thorium
di udara, serta radionuklida yang ada dalam bahan makanan. Berikut sumber radiasi dari alam
Radiasi benda langit
Karena medan magnet bumi mempengaruhi radiasi ini, maka orang di kutub menerima
lebih banyak daripada yang ada di katulistiwa. Selain itu orang yang berada di lokasi yang lebih
tinggi akan menerima radiasi yang lebih besar karena semakin tipis lapisan udara yang dapat
bertindak sebagai penahan radiasi. Jadi, orang yang berada di puncak gunung akan menerima
radiasi yang lebih banyak daripada yang di permukaan laut. Begitupula orang yang bepergian
dengan pesawat terbang juga menerima lebih banyak radiasi
Bahan radioaktif utama yang ada dalam kerak bumi adalah Kalium-40, Rubidium-87, unsur
turunan dari Uranium-238 dan turunan Thorium-232. Besarnya radiasi dari kerak bumi ini berbeda-
beda karena konsentrasi unsur-unsur di tiap lokasi berbeda, tetapi biasanya tidak terlalu berbeda
jauh. Penelitian di Perancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa kira-
kira 95 persen populasi manusia tinggal di daerah dengan tingkat radiasi rerata dari bumi antara
0,3–0,6 milisievert (mSv ) per tahun. Sekitar 3 persen populasi dunia menerima dosis 1 mSv per
tahun atau lebih.
2. Radiasi buatan
Radiasi buatan adalah radiasi yang timbul karena atau berhunbungan dengan aktivitas manusia,
seperti penyinaran dengan sinar-X di bidang medis (radiodiagnostik dan radioterapi), radiasi
diperoleh di pembangkit tenaga nuklir, radiasi yang diperoleh di bidang industri dll. Berikut
sumber radiasi dari buatan :
Untuk kepentingan tindakan medik yang menggunakan cobalt-60, dinding kamar tempat
penggunaan zat radioaktif jenis ini harus memiliki ketebalan khusus.Dalam sekali
penyinaran sinar-X ke dada, seseorang dapat menerima dosis radiasi total sejumlah 35-90
hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran sinar-X untuk pemeriksaan gigi
memberikan dosis total kira-kira 3 hari jumlah radiasi yang diterima dari alam. Penyinaran
radiasi untuk penyembuhan kanker nilai dosisnya kira-kira ribuan kali dari yang diterima
dari alam. M eskipun dosis radiasi yang diterima dari kedokteran ini cukup tinggi, orang
masih mau menerimanya karena nilai manfaatnya jauh lebih besar daripada resikonya.
Radiasidarireaktornuklir
Banyak orang beranggapan bahwa tinggal di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir akan
menyebabkan terkena radiasi yang tinggi. Meskipun di dalam reaktor terdapat banyak
sekali unsur radioaktif, tetapi sistem keselamatan reaktor membuat jumlah lepasan radiasi
ke lingkungan sangat kecil. Dalam kondisi normal, seseorang yang tinggal di radius 1-6 km
dari reaktor menerima radiasi tambahan tak lebih daripada 0,005 milisievert per tahun. Nilai
ini jauh lebih kecil daripada yang diterima dari alam (kira-kira 2 milisievert per tahun) atau
1/400 nilai radiasi dari alam.
Jenis Radiasi
Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis radiasi tersebut memiliki panjang gelombang
masing-masing. Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan
radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik ialah radiasi yang tidak memiliki massa.
Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X,
sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel ialah radiasi berupa partikel yang memiliki massa,
misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Bila ditinjau dari “muatan listriknya” radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non-
pengion. Radiasi pengion ialah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu akan
muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi, Ion
ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.
Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke dalam radiasi pengion
ialah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa
dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung.
Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga
termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung.
Radiasi non-pengion ialah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam
radiasi non-pengion ialah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan
ultraviolet.
Beberapa jenis radiasi memiliki energi yang cukup untuk mengionisasipartikel. Secara umum, hal
ini melibatkan sebuah elektron yang ‘terlempar’ dari cangkang atom elektron, yang akan
memberikan muatan (positif). Hal ini sering mengganggu dalam sistem biologi, dan dapat
menyebabkan mutasi dan kanker.
Radiasi Eksterna
Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien atau pasien mendapat pajanan
radiasi dari luar tubuhnya yang dapat mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun
mengenai sebagian tubuh saja (penyinaran parsial). Radiasi eksterna ada yang dimanfaatkan
untuk keperluan diagnosa biasanya digunakan sumber radiasi sinar-X yang dibangkitkan
pada tegangan 40 kV-150 kV, sedangkan untuk keperluan terapi selain digunakan sinar
gamma dari radioisotope Cobalt dan Cessium.
Radiasi Interna
Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien. Sumber radiasi yang
diperlukan adalah radioisotope non toksik yang mempunyai waktu paruh pendek dan
aktivitas rendah, misalnya Tc 99 atau I-131. Radiasi interna kebanyakan untuk keperluan
diagnosa.
Faktor-Faktor Sosial di Tempat Kerja Menurut Johansson & Rubenowitz (1994) ada
beberapa faktor-faktor psikososial dalam lingkungan kerja yang memiliki pengaruh dalam kinerja
sebagai berikut : a. Pengaruh dan kontrol pekerjaan Dalam hal ini ada beberapa hal yang bisa
dilihat antara lain seperti pengaruh tingkatan kerja, pengaruh metode kerja, pengaruh aIokasi kerja
dan kontrol teknis serta pengaruh peraturan kerja. Tiap individu akan mnerima porsi sesusi dengan
jabatan
b. Iklim Iklim yang bisa dilihat adalah kontak dengan penyedia, saat penyedia meminta saran dan
masukan terbadap masalah-masalah yang dengan pekerjaan. saat penyedia memberikan
pertimbangan sudut pandang tertentu dan memberikan informasi yang dibutuhkan serta iklim
berkomunikasi dalam organisasi atau perusahaan. Iklim atau suasan kerja yang baik dapat
berpengaruh terhadap produktifitas karyawan
c. Rangsang dari kerja itu sendiri Hal-hal yang diperhatikan adalah apakah pekerjaan tersebut
menarik dan menstimulasi individu untuk bekerja atau tidak, apakah pekerjaan tersebut bervariasi
dan terbagi-bagi atau tidak, kesempatan untuk mempergunakan bakat dan keterampilan,
kesempatan untuk belajar banyak hal baru dari pekerjaan dan perasaan keseluruhan tentang
pekerjaan yang dilakukan
d. Hubungan dengan rekan kerja Hal-hal yang diperhatikan antara lain adalah hubungan dan
kontak dengan rekan kerja, pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan
rekan kerja, perluasan pengalaman dalam suasana kerja yang Peran Faktor-Faktor Psikososial ...
(Wahyu Rahardjo) Proceeding, Seminar Nasional PESA T 2005 Auditorium Universitas
Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN : 18582559 menyenangkan, diskusi tentang
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan penghargaan rekan kerja sebagai seorang teman
yang baik atau bukan. Sistem Pengawasan Yang Buruk dan tidak efisien dapat menimbulkan
ketidak puasaan lainnya, seperti ketidak stabilan suasana politik dan kurangnya umpan balik
prestasi kerja. Perselisihan Antara Pribadi Dan Kelompok Hal ini terjadi apabila kedua belah pihak
mempunyai tujuan yang sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisihan inin dapat
berdampak negatif yaitu terjadinya peselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya kekompakan dan
kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah adanya usaha positif untuk mengatasiperselisihan
ditempat kerja, diantaranya: persaingan, masalah status dan perbedaan antara individu
e. Beban kerja secara psikologis Beberapa hal yang dipertimbangkan adalah stres kerja, beban
kerja, perasaan lelah dan kejenuhan sehabis bekerja yang meningkat, ada atau tidaknya
kemungkinan untuk relaksasi dan beristirahat saat bekerja dan beban mental yang ditimbulkan oleh
pekerjaan itu sendiri.
Satu contoh Pekerjaan Yang Berlebihan dengan waktu yang terbatas atau mendesak dalam
penyelesaian suatu pekerjaan akan menimbulkan penekanan dan ketegangan terhadap karyawan,
sehingga hasil yang didapat kurang maksimal Penanggulangan dari faktor-faktor social di
lingkungan kerja antara lain : Strategi bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan reaksi kognitif. Artinya , jika seorang
karyawan merasa dirinya ada kenaikan ketegangan, para karyawan tersebut seharusnya time out
terlebih dahulu. Cara time out ini bisa macammacam, seperti istirahat sejenak namun masih dalam
ruangan kerja; keluar ke ruang istirahat (jika menyediakan); pergi sebentar ke kamar kecil untuk
membasuh muka dengan air dingin atau berwudlu bagi orang Islam; dan sebagainya. Atau,
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bisa mengendorkan ketegangan, seperti bercanda dengan
teman sekerja, mendengarkan musik, nonton televisi.
2. Melakukan relaksasi dan meditasi. Kegiatan relaksasi dan meditasi ini bisa dilakukan di rumah
pada malam hari atau hari-hari libur kerja. Dengan melakukan relaksasi, karyawan dapat
membangkitkan perasaan rileks dan nyaman. Dengan begitu, karyawan yang melakukan relaksasi
diharapkan dapat men - transfer kemampuan dalam membang - kitkan perasaan rileks ke dalam
perusa - haan di mana mereka mengalami situasi stres. Lebih jauh, jika para karyawan sudah
mampu mentransfer perasaan rileks ke situasi stres di perusahaan, mereka mampu beradaptasi
dengan perasaan-perasaan semacam itu. Dengan melakukan meditasi, para karyawan dapat
memanfaatkan media meditasi itu untuk mendapatkan posisi yang pas dan enak. Beberapa cara
meditasi yang biasa dilakukan adalah dengan menutup atau memejamkan mata, menghilangkan
pikiran yang mengganggu, kemudian perlahan-lahan mengucapkan doa atau mantra yang
dipercayai. Perlu diingat, dalam meditasi, posisi atau postur tubuh tertentu sangat diperlukan agar
diperoleh kenyamanan dan memudahkan melakukan hubungan transcendental.
3. Melakukan perubahan pada pekerjaan - pekerjaan tertentu. Sifat bisa bersumber dari perasaan
bosan karena melakukan pekerjaan berulang-ulang. Karyawan yang melakukan pekerjaan yang
sama dalam waktu lama akan bosan dan merasa tidak ada tantangan baru. Untuk itu, perlu
perubahan pekerjaan, misalnya melakukan pengayaan pekerjaan (usaha untuk
mengembangkan/memperbanyak skope pekerjaan) atau melakukan pembatasan perpindahan kerja
ke tempattempat yang tidak disukal karyawan.
Radiasi Non-Ionisasi
Radiasi Neutron
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri dari neutron bebas. Neutron ini
bisa mengeluarkan selama baik spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari
reaksi nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama bahwa partikel
bermuatan seperti proton dan elektron tidak (menarik elektron), karena neutron tidak
memiliki muatan. Namun, neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen,
membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong radioaktivitas dalam materi
yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini dikenal sebagai aktivasi neutron.
Radiasi elektromagnetik
Cahaya
Radiasi termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda memancarkan energi panas dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa
atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, sepertipanas dan cahaya yang dikeluarkan
oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya.Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari
pergerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik.
Gelombang frekuensi yang dipancarkan dariradiasi termal adalah distribusi probabilitas
tergantung hanya pada suhu, dan untuk benda hitam asli yang diberikan oleh hukum radiasi
Planck. hukum Wien memberikan frekuensi paling mungkin dari radiasi yang dipancarkan,
dan hukum Stefan-Boltzmannmemberikan intensitas panas.
Pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan, baik dari segi jumlah maupun jenis penggunaannya. Hal tersebut menunjukkan
adanya pengakuan yang baik dan indikasi kebutuhan terhadap manfaat dari sumber radiasi pengion
bagi kesehatan seseorang. Selain sisi manfaat dari penggunaan sumber radiasi pengion juga
memberikan potensi risiko radiasi bagi pekerja atau personil, pasien dan anggota masyarakat.
Semakin besar pemanfaatan maka semakin besar pula potensi risiko yang akan diterimanya.
Apalagi ditunjang dengan meningkatnya ketergantungan seseorang akan teknologi kedokteran dan
vonis dokter dalam hal menentukan kondisi kesehatan.
Secara garis besar, pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu: radiologi diagnostik, radiologi intervensional, radioterapi, dan kedokteran
nuklir. Paparan radiasi pada individu (pasien) yang menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi
pengion selain memiliki manfaat dari radiasi yang diterimanya juga berpotensi terhadap risiko
radiasi yang memicu munculnya efek deterministik maupun efek stokastik dan dapat menaikkan
komplikasi penyakit yang diderita oleh pasien. Selain paparan radiasi pada pasien, pelaksana
kegiatan seperti staf atau personil yang terlibat, pendamping pasien, keluarga dekat (pada tindakan
kedokteran nuklir), petugas magang, dan sukarelawan dalam penelitian biomedik juga memiliki
potensi terpapar radiasi karena hamburan dari pasien.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi bidang fisika radiasi memungkinkan pengukuran jumlah
(dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat sasaran, bidang biologi radiasi
(radiobiologi) yang memungkinkan tatacara pemberian dan jumlah dosis yang efektif, bidang
onkologi (ilmu tentang kanker) yang memungkinkan penentuan jenis dan stadium kanker serta
pemilihan jenis pengobatan yang sesuai (operasi, radioterapi, khemoterapi/obat-obatan, atau
kombinasinya). Penentuan radioterapi didasarkan pada hispatologi dan asal tumor, stadium/tingkat
penyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaan sarana dan prasarana.
Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat diagnosis dan alat terapi berbagai
macam penyakit.
Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis suatu penyakit.
Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices), dapat dilakukan penelitian
proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis,
suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan
tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari
menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu
radioisotop yang sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk
mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur
tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk analisis biokimia
yang disebut radio-immunoassay. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi
hormon, enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam darah.
Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah untuk pengobatan
kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan
dapat berupa sumber eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber internal,
yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan
untuk penyembuhan kanker kelenjar tiroid.
Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi gamma dari
Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif dibandingkan sterilisasi
menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga
dapat digunakan untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep,
dan larutan kimia Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah
proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan
benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.
Penggunaan Sinar-X
Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-Xyang hampa udara, dimana didalamnya terdapat duaelemen
yaitu anoda dan katoda. Sinar-Xmerupakan gelombang elektromagnetik yangmempunyai energi
tinggi, sehingga dapatmenembus zat padat yang dilaluinya. Sinar-X dibangkitkan dengan jalan
menembaki target logamdengan elektron cepat dalam suatu tabung vacum.Elektron di hasilkan dari
pemanasan filamen yangjuga berfungsi sebagai katoda. ada saat arus listrikdari sumber dihidupkan,
filamen akan mengalamipemanasan sehingga kelihatan menyala. Dalamkondisi tersebut filamen
akan mengeluarkanelektron. Selanjutnya antara katoda dan anodadiberi beda potensial yang tinggi
dengan orde kiloVolt, sehingga mempunyai kecepatan dan energikinetik yang tinggi bergerak
dengan capat menujuke anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal sempurnaantara elektron dan
anoda.Pada peristiwatumbukan tersebut terjadilah pancaran sinar-X daripermukaan
anoda.Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-XPesawat sinar-X (pesawat Rontgen) dapatdigunakan
sebagai alat diagnose. Sebagai alatuntuk pemeriksa pasien pesawat sinar-X perlu dapatdiatur dalam
menghasilkan sinar-X. Untuk itu adatiga parameter yang harus diatur yaitu tegangantinggi (kV),
Arus (mA) dan waktu expose (S). Padasaat melakukan pencitraan pada pasien tigaparameter
tersebut harus diatur, karena dalampencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anak-anakbeda
dengan orang dewasa. Pencitraan orangkurus beda dengan orang gemuk. Pengaturanpencitraan ini
bertujuan supaya hasil gambar yangdihasilkan pada film baik dan memenuhi kriteriakedokteran.
Untuk meningkatkan kualitas gambardalam radiodiagnostik digunakan media kontrasdengan cara
memasukkan subtansi yang bisamenyerap sinar-X lebih banyak kedalam tubuh yangsedang di
diagnosis. Bahan yang biasa digunakanmedia kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I)
2. cahaya
merupakan suatu gelombang elektromagnetik atau partikel foton yang dipancarkan oleh
benda-benda yang mampu bersinar seperti matahari dan lampu pijar listrik sehingga
memungkinkan mata kita dapat menangkap bayangan benda-benda yang berada di sekitar benda
yang bersinar tersebut.
Dari pengertian tentang cahaya di atas, kita ketahui bahwa cahaya dapat bertindak sebagai
“gelombang” elektromagnetik dan juga sebagai “partikel” foton. Oleh karena itu, bermunculan
teori-teori atau pendapat tentang cahaya. Ada yang beranggapan cahaya sebagai gelombang dan
ada juga yang beranggapan cahaya sebagai partikel. Perbedaan dua pandangan tentang cahaya
tersebut, kemudian dikenal sebagai
dualisme gelombang-partikel.
Namun jauh sebelum lahirnya dualisme gelombang, para ahli fisika pada zaman dahulu
telah merumuskan konsep atau hakekat tentang cahaya. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan
belajar mengenai beberapa teori atau pendapat mengenai cahaya yang dikemukakan oleh para ahli
fisika. Silahkan kalian simak penjelasan berikut ini
Pendapat Plato dan Euclides
Plato (429 – 348 SM) dan Euclides (287 – 212 SM) berasal dari Yunani, keduanya berpendapat
bahwa kita dapat melihat benda di sekeliling kita karena dari mata kita memancarkan sinar-sinar
pengelihatan yang berbentuk kumis-kumis peraba. Apabila kumis-kumis peraba menyentuh benda,
maka kita akhirnya dapat melihat benda tersebut.
Pendapat Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM) juga berasal dari Yunani. Ia menentang adanya kumis-kumis peraba,
karena pada kenyataannya kita tidak dapat melihat benda-benda yang berada di dalam ruangan
gelap. Menurut Aristoteles, pengelihatan merupakan bentuk yang diterima mata dari objek yang
sedang dilihat. Tetapi sayangnya, Aristoteles sendiri tidak dapat menjelaskan, mengapa mata dapat
melihat benda. Akhirnya, teori kumis-kumis peraba ini dapat bertahan sampai abad pertengahan.
Pendapat Al-Kindi
Al-Kindi (801 – 873 M) merupakan ilmuwan muslim pertama yang mencurahkan
pikirannya udah mengkaji ilmu optik. Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep pengelihatan yang
dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut Al-Kindi, pengelihatan justru ditimbulkan karena ada daya
pencahayaan yang berjalan dari mata ke objek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
Sifat-Sifat cahaya
Descarter mengemukakan teori cahaya dalam dalam suatu tulisannya tentang topik pada tahun
1637 dan menyatakan bahwa cahaya adalah suatu impuls (gangguan) yang merambat lurut dengan
cepat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari semua penjelasannya, maka teori impuls cahaya
dari Rene Descarter ini mampu menjelaskan hukum Snellius.
Teori Korpuskuler
Teori Korpuskuler diungkapkan oleh fisikawan dan ahli matematika yang berasal dari Inggris,
yaitu Sir Isaac Newton (1642-1727). Dalam teorinya, Newton mengungkapkan bahwa sumber-
sumber dari cahaya memancarkan elemen-elemen sangat halus yang mengenai mata kita, sehingga
memberikan kesan cahaya. Bagian-bagian yang sangat halus tersebut, menurut Newto merupakan
partikel-partikel cahaya yang dipancarkan ke segala arah. Maka berdasarkan teori tersebut cahaya
terdiri dari berkas partikel.
Teori korpuskuler Newton juga mengungkapkan bahwa laju cahaya cepat ketika memasuki
medium yang lebih rapat, hal tersebut dikarenakan cahaya mendapatkan tarikan gravitasi lebih
besar. Teori Kopuskuler bisa menjelaskan fakta tentang pemantulan cahaya, namun kemudian teori
tersebut bertentangan dengan teori cahaya yang diungkapkan oleh Huygens.
Teori Gelombang
Teori gelombang diungkapkan oleh seorang ahli astronomi, matematikawan, dan ahli fisika yang
berasal dari Belanda yaitu Christian Huygens (1629-1695). Menurut Huygens, di dalam sumber
cahaya terdapat sesuatu yang bergetar dan getaran tersebut merambat lurus ke mata kita sebagai
gelombang. Karena cahaya bisa merambat dalam ruang hampa, maka menurut Huygens, medium
untuk cahaya bukan udara.
Berdasarkan hal tersebut, maka pada akhir abad 19 para ilmuan percaya bahwa di ruang angkasa
terdapat eter yang menyebabkan cahaya bisa merambat melalui ruang hampa. Eter adalah zat yang
memenuhi ruangan dan tidak memiliki massa. Tetapi kemudian, hipotesis tentang eter tersebut
tidak terbukti karena berdasarkan percobaan dari Albert Michelson dan Edward Morley, eter
tersebut tidak ada.
Pada tahun 1678, Huygens mengungkapkan sebuah prinsip yang dikenal sebagai prinsip Huygens,
yang berbunyi sebagai “Setiap titik pada muka gelombang cahaya bisa bertindak sebagai sumber
gelombang sekunder yang memancar dari pusatnya dengan frekuensi, kecepatan, dan panjang
gelombang yang sama seperti gelombang sumbernya.
Gelombang sekunder yang dihasilkan, menurut prinsip Huygens, disebut sebagai anak gelombang.
Prinsip Huygens bisa menjelaskan apa yang terjadi ketika cahaya / gelomabng lain menumbuk
sebuah penghalang atau memasuki medium lain selama proses pembiasan.
Pada tahun 1801, seorang ilmuwan Inggris bernama Thomas Young (1773-1829) dan seorang
ilmuan Perancis yaitu Augustin Jean Fresnel (1788-1827), berhasil mengembangkan teori
gelombang cahaya Huygens. Young dan Fresnel menyatakan perbedaan antara partikel dengan
gelombang, yaitu ketika dua buah atau lebih gelombang berpadu dalam medium yang sama, maka
gelombang-gelombang tersebut bisa saling menguatkan atau saling meniadakan perpindahan
partikel-partikel pada berbagai tempat dalam medium.
Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan percobaan tentang interferensi yang dilakukan oleh
Young dan Fresnel secara terpisah. Young merupakan ilmuwan yang mengajukan ide mengenai
interferensi gelombang cahaya, sedangkan Fresnel adalah ilmuwan yang mampu menganalisis
fenomena interferensi dan difraksi secara matematis. Selain itu, Fresnel juga mampu menjelaskan
tentang polarisasi cahaya dan menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal.
Teori gelombang elektromagnetik diajukan oleh seorang ahli fisika Inggris, yaitu James Clerk
Maxwell (1831-1879). Berdasarkan gagasan Faraday tentang hubungan listrik dan magnet, maka
Maxwell menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang tidak
membutuhkan medium untuk merambat.
Maxwell berhasil menunjukkan bahwa cahaya tampak merupakan bagian dari spektrum gelombang
elektromagnetik dan ia juga berhasil memprediksi kelajuan cahaya dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Teori gelombang elektromagnetik Maxwell didukung oleh Heinrich Hertz yang berhasil
membangkitkan dan medeteksi adanya gelombang elektromagnetik dari sebuah percobaan dengan
menggunakan listrik.
Teori Kuantum
Pelopor dari teori kuantum yaitu Max Planck dan Einstein. Teori tersebut menyatakan bahwa
cahaya bisa berperilaku sebagai sebuah gelombang maupun partikel, hal ini berdasarkan gagasan
Max Planck bahwa cahaya terdiri dari paket-paket energi yang disebut dengan foton.berdasarkan
teori kuantum, maka pada tahun 1905 Albert Einstein (1875-1955) berhasil menjelaskan peristiwa
tentang efek foto listrik
Polusi cahaya membuat bintang dan bulan tak tampak. Burung yang bermigrasi menggunakan
bintang dan bulan sebagai andi alat navigasi. Akibat adanya polusi cahaya, mereka tidak dapat
bermigrasi ke tempat yang tepat. Penyu laut juga tidak datang ke pantai dan bertelur seperti biasa
karena takut dengan cahaya.
Polusi cahaya menyebabkan masalah tidur terhadap manusia. Cahaya yang berlebihan dari
billboard mengganggu orang yang sedang tidur di apartemen. Ilmu pengetahuan juga mengalami
dampak dari polusi cahaya. Astronom tidak dapat mengamati dan menemukan objek di angkasa
karena terlalu banyak cahaya yang menutupi langit malam.
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak jaringan
saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.
Hal ini sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah salah satu bahaya fisik
utama. Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas sebesar 85 dB
selama 8 jam sehari. Pajanan kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu
tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen
adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh : Pengolahan kayu,
tekstil, metal, dll.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi bahaya dari kebisingan?
Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system ventilasi, dan
alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka memiliki masalah yang
terkait dengan kebisingan.
Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi mungkin harus
dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan bahwa semua sumbersumber
kebisingan teridentifikasi.
Terapkan 'rule of thumb' sederhana jika sulit untuk melakukan percakapan, tingkat
kebisingan mungkin melebih batas aman.
Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para pekerja yang
mungkin terekspos kebisingan
Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas pengendaliannya
Setelah tingkat kebisingan ditentukan, alat pelindung diri seperti penutup telinga
(earplug dan earmuff) harus disediakan dan dipakai oleh pekerja di lokasi yang
mempunyai tingkat kebisingan tidak dapat dikurangi.
Dalam kebanyakan kasus, merotasi pekerjaan juga dapat membantu mengurangi
tingkat paparan kebisingan.
b. Penerangan
Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan.
Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan kualitas dan produktivitas.
Sebagai contoh, pekerjaan perakitan benda kecil membutuhkan tingkat penerangan lebih
tinggi, misalnya mengemas kotak. Studi menunjukkan bahwa perbaikan penerangan,
hasilnya terlihat langsung dalam peningkatan produktivitas dan pengurangan kesalahan. Bila
penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk dan mencoba untuk
memfokuskan penglihatan mereka, sehingga tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah
pada punggung dan mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan mereka.
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensial kerugian dari
penerangan yang buruk?
pastikan setiap pekerja mendapatkan tingkat penerangan yang sesuai pada
pekerjaannya sehingga mereka tidak bekerja dengan posisi membungkuk atau
memicingkan mata;
untuk meningkatkan visibilitas, mungkin perlu untuk mengubah posisi dan arah lampu.
c. Getaran
Ketika suhu berada di atas atau di bawah batas normal, keadaan ini memperlambat
pekerjaan. Ini adalah respon alami dan fisiologis dan merupakan salah satu alasan mengapa
sangat penting untuk mempertahankan tingkat kenyamanan suhu dan kelembaban ditempat
kerja. Faktorfaktor ini secara signifikan dapat berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas
individu pada pekerja. Sirkulasi udara bersih di ruangan tempat kerja membantu untuk
memastikan lingkungan kerja yang sehat dan mengurangi pajanan bahan kimia. Sebaliknya,
ventilasi yang kurang sesuai dapat:
mengakibatkan pekerja kekeringan atau kelembaban yang berlebihan;
menciptakan ketidaknyamanan bagi para pekerja;
mengurangi konsentrasi pekerja, akurasi dan perhatian mereka untuk praktek kerja
yang aman.
Agar tubuh manusia berfungsi secara efisien, perlu untuk tetap berada dalam kisaran suhu
normal. Untuk itu diperlukan iklim kerja yang sesuai bagi tenaga kerja saat melakukan
pekerjaan. Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat
dari pekerjaannya.
Iklim kerja berdasarkan suhu dan kelembaban ditetapkan dalam Kepmenaker No 51
tahun 1999 diatur dengan memperhatikan perbandingan waktu kerja dan waktu istirahat
setiap hari dan berdasarkan beban kerja yang dimiliki tenaga kerja saat bekerja (ringan,
sedang dan berat).
Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau memperbaiki kontrol iklim kerja?
Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak membatasi aliran udara;
Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa meniup langsung
pada mereka yang bekerja dekat itu;
Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi panas dan
memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang cukup.
e. Radiasi Tidak Mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari radiasi tidak mengion antara lain
gelombang mikro dan sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro digunakan antara lain
untuk gelombang radio, televisi, radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai frekuensi
30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi gelombang
mikro yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit dapat menyebabkan kulit
seperti terbakar.
Sedangkan gelombang mikro yang lebih panjang (> 1 cm) dapat menembus jaringan yang
lebih dalam. Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium
yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar ultra violet
berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat berdampak pada kulit dan mata.
Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi sinar tidak mengion adalah :
Sumber radiasi tertutup;
Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang sejauh mungkin dari
sumbersumber radiasi tersebut;
Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan benda yang dapat menghasilkan
radiasi sinar tersebut;
Memakai alat pelindung diri;
Secara rutin dilakukan pemantauan
4.Fakor kimia di lingkungan kerja
Bahan kimia berbahaya Bahan berbahaya khususnya bahan kimia adalah bahan-bahan yang pada
suatu kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, pada setiap tingkat pekerjaan
yang dilakukan (penyimpanan, pengangkutan, penggunaan, pembuatan dan pembuangan). Secara
umum, bahan-bahan kimia berbahaya dapat dikelompokkan menjadi :
b. Bahan kimia mudah meledak Adalah bahan kimia berupa padatan atau cairan, atau
campurannya yang sebagai akibat suatu perubahan (reaksi kimia, gesekan, tekanan, panas, atau
perubahan lainnya) menjadi bentuk gas yang berlangsung dalam proses yang relative singkat
Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene Industri halaman 5 disertai dengan
tenaga perusakan yang besar, pelepasan tekanan yang besar serta suara yang keras.
c. Bahan kimia mudah terbakar Adalah bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi
pada suatu kondisi tertentu, Akan menghasilkan nyala API. Tingkat bahaya dari bahan-bahan ini
ditentukan oleh titik bakarnya, makin rendah titik bakar bahan tersebut semakin berbahaya.
Beberapa titik nyala yang umum Bahan kimia Titik Nyala (0C) Gasoline -43 0 Acetene -190
Methyl alcohol 110 Kerosene 430 Heptane -4 0 Toulene 6 0
d. Bahan kimia beracun Merupakan bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat
mempengaruhi kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, apabila terabsorbsi tubuh
manusia melalui injeksi. Sifat racun dari bahan dapat berupa kronik atau akut dan sering tergantung
pada jumlah bahan tersebut yang masuk kedalam tubuh.
e. Bahan kimia korosif Adalah bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan bahan-
bahan kuat lainnya, yang sering mengakibatkan kerusakan logam-logam bejana atau penyimpan.
Senyawa asam alkali dapat menyebabkan luka bakar pada tubuh, merusak mata, merangsang kulit
dan system pernafasan.
f. Bahan kimia radioaktif Yaitu bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk
memancarkan sinar-sinar radioaktif seperti sinar alfa, beta, sinar gamma, sinar netron, dan lain-lain,
yang dapat membahayakan tubuh manusia. Suatu bahan kimia dikatakan memiliki sifat berbahaya
apabila satu atau lebih dari sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat didalam bahan kimia tersebut,
yang selain mudah meledak, dapat pula menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan.
g. Bahan kimia oksidator Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena sangat reaktif
dan tidak stabil, mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraianya sehingga dapat
menimbulkan kebakaran selain ledakan. Bahan oksidator terdiri dari : – Oksidator organik :
Permanganat, Perklorat, Dikromat, Hidrogen Peroksida, Periodat, Persulfat. – Peroksida organik :
Benzil Peroksida, Asetil Peroksida, Eteroksida, Asam Parasetat. – Peroksida-peroksida organik
dapat pula terbentuk pada penyimpanan pelarut organik seperti eter, keton, ester, senyawa-senyawa
tidak jenuh dsb yang bersifat eksplosif. Lingkungan Kerja Faktor Kimia DAN BIOLOGI Higiene
Industri halaman 6
h. Bahan kimia reaktif Adalah bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan-
bahan lainnya, disertai pelepasan panas dan menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau
keracunan, atau korosi. Sifat reaktif dari bahan-bahan kimia dapat dibedakan atas dua jenis : –
Reaktif terhadap air, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat mudah bereaksi dengan air,
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. – Reaktif tehadap asam, yaitu bahan kimia
reaktif yang sangat mudah bereaksi dengan asam, menghasilkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau gas-gas beracun serta bersifat korosif.
i. Bahan reaktif terhadap air Beberapa bahan kimia dapat bereaksi hebat dengan air, dapat
meledak atau terbakar. Ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan
panas) yang besar atau mengeluarkan gas yang mudah terbakar, contoh : – Alkali (Na, K) dan
Alkali tanah (Ca) – Logam Halida (Alumunium tibromida) – Oksida logam anhidrat (CaO) –
Oksida non logam Halida (Sulfuril Halida) Jelas bahan-bahan tersebut harus jauh dari air atau
disimpan ditempat yang kering dan bebas dari kebocoran bila hujan turun, dan bahan reaktif diatas
juga reaktif terhadap asam. Selain itu juga terdapat bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan
asam secara hebat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis atau menghasilkan gas-gas yang
mudah terbakar atau eksplosif, contoh : Kalium Klorat/perklorat, Kalium Permanganat, Asam
Akromat (Cr₂O₃).
j. Gas bertekanan Gas bertekanan telah banyak digunakan dalam industri ataupun
laboratorium. Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya adalah karena tekanan tinggi dan juga efek
yang mungkin juga bersifat racun, aspiksian, korosif, dan mudah terbakar.
penggunaan gas bertekanan dan bahayanya GAS Penggunaan Bahaya Asetilen Gas bakar
Mudah terbakar, aspiksian Ammonia Bahan baku pupuk Beracun Etilen Oksida Sterilisasi Beracun
dan mudah terbakar Hidrogen Hidrogenasi, gas karier Mudah terbakar dan meledak Nitrogen Gas
pencuci, membuat udara inert Aspiksian Klor Klorinasi Beracun, korosif Vinil Klorida Produksi
plastic Beracun dan mudah terbakar Gas-gas tersebut diatas dalam silinder yang bertekanan, harus
disimpan dalam keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan serta terikat kuat dan bebas dari
kebocoran kran.
Pengendalian faktor kimia ini bisa dilakukan dengan membuat ventilasi udara, mengisolasi,
penggunaan bahan yang lebih aman, dan lainnya. Informasi lengkap terkait pengendalian faktor
kimia bisa dilihat pada Permenaker No. 5 Tahun 2018, Pasal 21 angka 2.
5.Faktor biologi
Para pekerja dapat mengalami kontak dengan bahaya biologi dalam beberapa macam
keadaan :
1. Intrinsik pada pekerjaan tertentu; pekerja konstruksi pada fasilitas pengolahan limbah
berisiko terpapar infeksi bakteri.
2. Insidental pada saat berkerja (bukan bagian dari aktivitas pekerjaan); pekerja yang
menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.
3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan; pekerja yang berpergian dari/ke tempat
endemik penyakit tertentu.
4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; bakteri legionella dapat tersebar dengan mudah di air dan
tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam pekerjaan seperti petugas maintence
sistem pengairan dan pekerja kantoran dengan AC.
Berikut adalah tipe pekerjaan yang berisiko tinggi terpapar bahaya biologi :
a. Pekerja lapangan (outdoor)
b. Pekerja yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan
c. Pekerja yang terpapar darah atau cairan tubuh manusia
d. Pekerja yang bekerja di lingkungan kerja tertentu
A. Identifikasi Risiko Bahaya Kerja Biologi di Tempat Kerja
Identifikasi risiko bahaya kerja biologi di lingkungan tempat kerja, yaitu melalui
agents penyebab penyakit seperti : (1) Mikro organisme (bakteri, virus, infeksi, sengatan,
toksin, infeksi, alergi). (2) Arthopoda (serangga, dll), (fungi). (3) Tumbuhan tingkat tingkat
tinggi (toksin & dermatitis, asma, pilek, (allergen). (4) Tumbuhan tingkat tingkat rendah
(yang membentuk spora). (5) Vertebrata (protein) allergi. (6) Inervertebrata selain urine,
saliva, faeces, kulit/rambut (allergen) Arthopoda (cacing, protozoa).
1. Bakteri
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu :
a. bulat (kokus),
b. lengkung dan
c. batang (basil)
Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan
hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri :
anthrax (kulit dan paru), tuberculosis (paru), burcelosis (sakit kepala, atralagia,
enokkarditis), lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
2. Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang
potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga
binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus,
salmonella, chlamydia, psittaci.
Masuknya M.O. kedalam tubuh tidak selalu mengakibatkan infeksi, dipengaruhi
oleh banyak faktor, aanata lain : (i)Virulensi, (ii) Route of infection, (iii) Daya tahan
tubuh.
3. Virus
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 - 300 nano meter. Virus
tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas.
Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya menyebabkan penurunan daya kekebalan tubuh, ditularkan melalui: (HIV)
Tranfusi darah yang tercemar, Tertusuk/teriris jarum/pisau yag terkontaminasi, Hubungan
sexual, Luka jalan lahir waktu melahirkan Pekerja RS, Pekerja yang sering ganti-ganti
pasangan Pekerja berisiko (HIV).
4. Parasit
a. Malaria : gigitan nyamuk anopheles
b. Ansxylostomiosis : anemia khronis
c. Jamur : gatal-gatal dikulit
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek
karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan
hidup dari organisme atau hewan lain.
5. Hewan
a. Sengatan : Serangga
b. Ular : Gigitan binatang berbisa
c. Carnivora : Binatang buas
6. Tumbuhan
a. Allergi: Debu kayu & asma
b. Allergi saluran nafas: Debu kapas
7. Organisme Viable dan Racun Biogenic
a. Organisme viable termasukdi dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun
biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan bakteri.
b. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan
media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang berisiko : pekerja pada silo bahan
pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll.
c. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s disease.
8. Alergi Biogenic
a. Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
b. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari
bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
c. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu, juga dijumpai di bioteknologi (enzim, vaksin
dan kultur jaringan).
d. Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma.
e. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.
Penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-
infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable,
racun biogenik dan alergi biogenik.
Faktor-faktor penyebab penyakit akibat biologi :
1. Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh manusia
seperti hepatitis, AIDS, tbc, demam berdarah, anthrax.
2. Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau kontak
dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via vektor.
3. Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang menimbulkan penyakit
seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong asap pabrik, pabrik
penghasil debu-debu :
a. Inhalation fever, akibat paparan udara yang berat : metal fume fever, polymer fume
fever, organic dust fever, legionenelosis.
b. Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembangbiak dan
penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan
mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Infeksi
silang- spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan
pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan
sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.
B. Penyakit Akibat Kerja yang Disebabkan Bahaya Kerja Biologi
Faktor-Faktor Sosial di Tempat Kerja Menurut Johansson & Rubenowitz (1994) ada
beberapa faktor-faktor psikososial dalam lingkungan kerja yang memiliki pengaruh dalam
kinerja sebagai berikut : a. Pengaruh dan kontrol pekerjaan Dalam hal ini ada beberapa hal yang
bisa dilihat antara lain seperti pengaruh tingkatan kerja, pengaruh metode kerja, pengaruh aIokasi
kerja dan kontrol teknis serta pengaruh peraturan kerja. Tiap individu akan mnerima porsi sesusi
dengan jabatan
b. Iklim Iklim yang bisa dilihat adalah kontak dengan penyedia, saat penyedia meminta saran
dan masukan terbadap masalah-masalah yang dengan pekerjaan. saat penyedia memberikan
pertimbangan sudut pandang tertentu dan memberikan informasi yang dibutuhkan serta iklim
berkomunikasi dalam organisasi atau perusahaan. Iklim atau suasan kerja yang baik dapat
berpengaruh terhadap produktifitas karyawan
c. Rangsang dari kerja itu sendiri Hal-hal yang diperhatikan adalah apakah pekerjaan tersebut
menarik dan menstimulasi individu untuk bekerja atau tidak, apakah pekerjaan tersebut
bervariasi dan terbagi-bagi atau tidak, kesempatan untuk mempergunakan bakat dan
keterampilan, kesempatan untuk belajar banyak hal baru dari pekerjaan dan perasaan
keseluruhan tentang pekerjaan yang dilakukan
d. Hubungan dengan rekan kerja Hal-hal yang diperhatikan antara lain adalah hubungan dan
kontak dengan rekan kerja, pembicaraan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan
rekan kerja, perluasan pengalaman dalam suasana kerja yang Peran Faktor-Faktor Psikososial ...
(Wahyu Rahardjo) Proceeding, Seminar Nasional PESA T 2005 Auditorium Universitas
Gunadanna, Jakarta, 23-24 Agustus 2005 ISSN : 18582559 menyenangkan, diskusi tentang
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan penghargaan rekan kerja sebagai seorang teman
yang baik atau bukan. Sistem Pengawasan Yang Buruk dan tidak efisien dapat menimbulkan
ketidak puasaan lainnya, seperti ketidak stabilan suasana politik dan kurangnya umpan balik
prestasi kerja. Perselisihan Antara Pribadi Dan Kelompok Hal ini terjadi apabila kedua belah
pihak mempunyai tujuan yang sama dan bersaing untuk mencapai tujuan tersebut. Perselisihan
inin dapat berdampak negatif yaitu terjadinya peselisihan dalam berkomunikasi, kurangnya
kekompakan dan kerjasama. Sedangkan dampak positifnya adalah adanya usaha positif untuk
mengatasiperselisihan ditempat kerja, diantaranya: persaingan, masalah status dan perbedaan
antara individu
e. Beban kerja secara psikologis Beberapa hal yang dipertimbangkan adalah stres kerja, beban
kerja, perasaan lelah dan kejenuhan sehabis bekerja yang meningkat, ada atau tidaknya
kemungkinan untuk relaksasi dan beristirahat saat bekerja dan beban mental yang ditimbulkan
oleh pekerjaan itu sendiri.
Satu contoh Pekerjaan Yang Berlebihan dengan waktu yang terbatas atau mendesak
dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan menimbulkan penekanan dan ketegangan terhadap
karyawan, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal Penanggulangan dari faktor-faktor
social di lingkungan kerja antara lain : Strategi bisa dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. melakukan perubahan reaksi perilaku atau perubahan reaksi kognitif. Artinya , jika seorang
karyawan merasa dirinya ada kenaikan ketegangan, para karyawan tersebut seharusnya time out
terlebih dahulu. Cara time out ini bisa macammacam, seperti istirahat sejenak namun masih
dalam ruangan kerja; keluar ke ruang istirahat (jika menyediakan); pergi sebentar ke kamar kecil
untuk membasuh muka dengan air dingin atau berwudlu bagi orang Islam; dan sebagainya. Atau,
melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bisa mengendorkan ketegangan, seperti bercanda dengan
teman sekerja, mendengarkan musik, nonton televisi.
2. Melakukan relaksasi dan meditasi. Kegiatan relaksasi dan meditasi ini bisa dilakukan di rumah
pada malam hari atau hari-hari libur kerja. Dengan melakukan relaksasi, karyawan dapat
membangkitkan perasaan rileks dan nyaman. Dengan begitu, karyawan yang melakukan
relaksasi diharapkan dapat men - transfer kemampuan dalam membang - kitkan perasaan rileks
ke dalam perusa - haan di mana mereka mengalami situasi stres. Lebih jauh, jika para karyawan
sudah mampu mentransfer perasaan rileks ke situasi stres di perusahaan, mereka mampu
beradaptasi dengan perasaan-perasaan semacam itu. Dengan melakukan meditasi, para karyawan
dapat memanfaatkan media meditasi itu untuk mendapatkan posisi yang pas dan enak. Beberapa
cara meditasi yang biasa dilakukan adalah dengan menutup atau memejamkan mata,
menghilangkan pikiran yang mengganggu, kemudian perlahan-lahan mengucapkan doa atau
mantra yang dipercayai. Perlu diingat, dalam meditasi, posisi atau postur tubuh tertentu sangat
diperlukan agar diperoleh kenyamanan dan memudahkan melakukan hubungan transcendental.
3. Melakukan perubahan pada pekerjaan - pekerjaan tertentu. Sifat bisa bersumber dari perasaan
bosan karena melakukan pekerjaan berulang-ulang. Karyawan yang melakukan pekerjaan yang
sama dalam waktu lama akan bosan dan merasa tidak ada tantangan baru. Untuk itu, perlu
perubahan pekerjaan, misalnya melakukan pengayaan pekerjaan (usaha untuk
mengembangkan/memperbanyak skope pekerjaan) atau melakukan pembatasan perpindahan
kerja ke tempattempat yang tidak disukal karyawan.