Anda di halaman 1dari 2

Masjid Menara Kudus

Masjid menara kudus tidak terlepas


dari peran sunan kudus sebagai penggagas
dan pendiri. Sebagaimana walisongo yang
lainnya, Sunan kudus menggunakan
pendekatan kultural (budaya) dalam
berdakwah. Beliau mengadaptasi dan
melakukan pribumisasi ajaran islam di
tengah masyarakat yang telah memiliki
budaya mapan dalam pengaruh agama
hindu dan buddha.
Akulturasi budaya hindu dan budha
dalam dakwah islam yang dilakukan sunan Masjid Sultan Ternate
kudus terlihat jelas pada arsitektur dan
konsep bangunan masjid menara Masjid Sultan ini diperkirakan telah dirintis
kudus.masjid ini mulai didirikan pada tahun sejak masa Sultan Zainal Abidin, namun ada
956 h atau 1549 m. Hal ini didasarkan juga yang beranggapan bahwa pendirian
pada inskripsi berbahasa arab yang tertulis Masjid Sultan baru dilakukan awal abad ke-
pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm 17, yaitu sekitar tahun 1606 saat
dan panjang 46 cm yang terletak berkuasanya Sultan Saidi Barakati.
pada mihrab masjid. Peletakan batu
Sebagaimana Kesultanan Islam lainnya di
pertama menggunakan batu dari baitul
Nusantara, Masjid Sultan Ternate dibangun
maqdis di palestina, oleh karena itu masjid
di dekat Kedaton Sultan Ternate, tepatnya
ini kemudian dinamakan masjid Al Aqsha.
sekitar 100 meter sebelah tenggara kedaton.
Posisi masjid ini tentu saja berkaitan dengan
peran penting masjid dalam kehidupan
beragama di Kesultanan Ternate.
Berbeda dengan masjid pada umumnya, AR BANGUNAN MASJID
Masjid Sultan Ternate yang disebut juga Sigi
PENINGGALAN KERAJAAN
Lamo. Masjid ini terkenal unik karena
memiliki aturan-aturan adat yang tegas[2], ISLAM INDONESIA
seperti larangan memakai sarung atau wajib
mengenakan celana panjang bagi para
jamaahnya, kewajiban memakai penutup Pendidikan Sejarah
kepala (kopiah), serta larangan bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
perempuan untuk beribadah di masjid ini. Universitas Jember
MASJID RAYA MASJID KOTA GEDE
BAITURRAHMAN Di kotagede Yogyakarta memang terdapat
banyak peninggalan bersejarah yang
Masjid Raya yang asli dibangun pada tahun 1612
menyimpan informasi pada masa kerajaan
di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Ada
Mataram. Salah satu tempat bersejarah di kota
juga yang mengatakan bahwa Masjid Raya
ini adalah Masjid Agung Kotagede yang
Baiturrahman yang asli dibangun lebih awal pada
dibangun pada zaman kerajaan Mataram pada
tahun 1292 oleh Sultan Alaidin Mahmudsyah.
Masjid Kerajaan yang asli menampilkan atap tahun 1640 oleh Sultan Agung bergotong-
jerami berlapis-lapis yang merupakan fitur khas royong dengan masyarakat setempat yang
arsitektur Aceh. pada umumnya waktu itu beragama Hindu dan
Budha.
Ketika Kolonial Hindia Belanda menyerang Masjid Kotagede Yogyakarta yang sudah
Kesultanan Aceh pada 10 April 1873, masyarakat MASJID AMPEL
berusia ratusan tahun memiliki sebuah prasasti
Aceh menggunakan Masjid Raya yang asli Masjid ini adalah masjid yang paling terkenal yang menyebutkan bahwa Masjid tersebut
sebagai benteng pertempuran, dan menyerang dan suci bagi umat Muslim di Surabaya, setelah dibuat dalam dua tahap. Tahap pertama
pasukan Royal Belanda dari dalam masjid. Masjid Akbar Surabaya. Tepat di belakang dibangun pada masa Sultan Agung yang
Pasukan Royal Belanda pun membalas dengan Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan berhasil membangun inti masjid yang
menembakkan suar ke atap jerami masjid, yang
Ampel yang meninggal pada 1481. Di kawasan berukuran kecil yang disebut langgar. Tahap
menyebabkan masjid terbakar. Jendral Van ini ada yang menarik yaitu keberadaan
Swieten pun menjanjikan pemimpin lokal bahwa
kedua masjid ini dibangun oleh Raja
Kampung Arab yang sebagian besar ditempati Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X. Ada
dia akan membangun kembali Masjid Raya dan
keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah perbedaan pada bangunan masjid tersebut
menciptakan tempat yang hangat untuk
menetap ratusan tahun untuk berdagang. yang dibangun oleh Sultan Agung dan Paku
permintaan maaf. Pada tahun 1879 Belanda
Suasana kehidupan para pedagang ini nyaris Buwono X pada tiangnya. Tiang masjid yang
membangun kembali Masjid Baiturrahman
sebagai pemberian dan untuk mengurangi seperti suasana di Makkah. dibangun Sultan Agung berasal dari kayu,
kemarahan rakyat Aceh. Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid sedangkan tiang yang dibangun oleh Paku
Agung Sunan Ampel menjadi salah satu Buwono X berbahan dari besi.
kawasan yang paling dicari. Selama
Ramadhan, jumlah pengunjung meningkat dua
kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata
mencapai 2.000 orang. Pengunjung akan
semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam
tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan
jumlah di atas 10 ribu orang, bahkan dapat
mencapai 20 ribu orang. Selain niat ingin
menjalankan salat dan dzikir di tempat yang
tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke
makam Sunan Ampel.

Anda mungkin juga menyukai