Anda di halaman 1dari 33

``Journal Reading

Evidence of the Importance of Dietary Habits Regarding


Depressive Symptoms and Depression

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Madya

Pembimbing
dr.Ika Nur Farida ,Sp.KJ

Disusun Oleh

Riski Amalia P 21904101013


Safira Wahyu 21904101014
Rahma Auri W. 21904101015
Dipranastri W. 21904101016

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN JIWA


RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sholawat serta salam yang kami junjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran
sehingga dalam penyelesaian tugas ini kami dapat memilah antara yang baik dan
buruk. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami dr. Ika
Nur Farida, Sp.KJ dalam mengerjakan Journal Reading ini. Tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga penyusunan Journal Reading
ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari dalam penyusunan Journal Reading ini belum sempurna
secara keseluruhan oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
masukan-masukan yang membangun sehingga dapat membantu dalam
penyempurnaan dan pengembangan penyelesaian laporan selanjutnya.
Demikian pengantar ini kami tulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Lawang, Oktober 2020

Penyusun
Tina Ljungberg , Emma Bondza, and Connie Lethin. 2020. Evidence of the
Importance of Dietary Habits Regarding Depressive Symptoms and Depression.
Sweden. Int. J. Environ. Res. Public Health 2020, 17, 1616;
doi:10.3390/ijerph17051616

ABSTRACT
Pendahuluan : Penyakit jiwa merupakan salah satu ancaman yang paling
cepat meningkat terhadap kesehatan masyarakat dimana depresi dan gangguan
kecemasan meningkat paling banyak. Penelitian menunjukkan bahwa diet
berhubungan dengan gejala depresi atau depresi (depresi). Tujuan: Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak pola makan terhadap depresi, dengan
meninjau bukti ilmiah untuk ntervensi pencegahan dan ipengobatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan tinjauan sistematis, dan analisis sintesis
naratif dilakukan. Hasil: Dua puluh artikel ilmiah dimasukkan dalam jurnal ini.
Hasilnya menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi pada makanan yang
rekomendasi; menghindari makanan olahan; asupan makanan anti-inflamasi;
magnesium dan asam folat; berbagai asam lemak; dan konsumsi ikan dapat
menurunkan depresi. Profesional public health (kesehatan masyarakat) yang
bekerja untuk mendukung dan memotivasi kebiasaan makan yang sehat dapat
membantu mencegah dan mengobati depresi berdasarkan bukti yang ditunjukkan
pada hasil penelitian ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat
hubungan sebab akibat dan menentukan strategi berbasis bukti untuk diterapkan
dalam pencegahan dan pengobatan oleh perawatan kesehatan masyarakat.

Kata Kunci : anxiety, hubungan sebab akibat, depresi, gejala depresi, diet,
kesehatan jiwa, pencegahan, kesehatan masyarakat, profesional kesehatan
masyarakat.

PENDAHULUAN
Depresi dan keadaan kesehatan mental lainnya terjadi peningkatan secara
global dan tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat dimana gangguan
depresi dan kecemasan yang meningkat paling banyak. Prevalensi depresi yaitu
lebih dari 300 juta orang. Depresi adalah penyebab utama beban penyakit tidak
fatal. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian kedua pada orang dewasa
muda, dan hampir 800.000 kasus bunuh diri setiap tahunnya di seluruh dunia.
Menurut The Organization for Economic Co-operation and Development
(OECD), biaya untuk kesehatan mental yang buruk di Uni Eropa (UE)
diperkirakan lebih dari 4% dari produk domestik bruto (PDB), yang setara dengan
lebih dari €600 miliar. Kesehatan mental sangat penting diperlukan pembelajaran,
produktivitas dan partisipasi masyarakat, dan dukungan bukti ilmiah untuk hasil
yang baik dalam perawatan pencegahan. Selanjutnya penelitian menunjukkan
bahwa kebiasaan gaya hidup berhubungan dengan kesehatan mental. Pada 2015,
Majelis Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa memutuskan tujuan baru
pembangunan global baru. Tujuan tersebut diberi nama Agenda 2030 dan tujuan
dari deklarasi tersebut adalah untuk mempromosikan masa depan yang
berkelanjutan dan memberantas kemiskinan global. Salah satu sub-tujuan tersebut
adalah mengenai tindakan pencegahan dan pengobatan untuk mengurangi
kematian akibat untuk penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit
kardiovaskular, serta promosi kesejahteraan dan kesehatan mental. Depresi dan
kondisi mental lainnya dapat mempengaruhi semua orang, dan perbedaan antara
kesehatan mental dan penyakit tidak mudah untuk didefinisikan.
Banyak pekerjaan dalam masyarakat saat ini tidak terlalu membebani
secara fisik karena perkembangan teknologi, sementara ketegangan psikologis
telah berkurang banyak. Penyakit mental bagi individu dapat menyebabkan
masalah dalam menghadapi kehidupan sehari-hari seperti keluarga dan pekerjaan.
Perasaan bersalah dan malu mungkin menjadi kendala untuk mencari pertolongan
penyakit mental. Penyakit mental tidak lagi distigmatisasi seperti sebelumnya, dan
lebih banyak orang mencari bantuan pada perawatan kesehatan. Depresi adalah
salah satu tantangan kesehatan masyarakat utama dan pada tahun 2015, World
Health Organization (WHO) menetapkan rencana tentang bagaimana masalah
tersebut harus ditangani pada “The European Mental Health Action Plan”.
Rencana tindakan ini mencakup kesehatan mental dan gangguan mental pada
semua umur dan sepenuhnya selaras dengan nilai-nilai dan prioritas kerangka
kerja kebijakan Eropa yang baru untuk kesehatan dan kesejahteraan, Kesehatan
2020.
Melalui bukti dampak positif pada gejala depresi atau depresi (selanjutnya
disebut depresi) melalui perubahan pola makan, dapat memotivasi untuk
pencegahan dan peningkatan gaya hidup yang sehat. Dengan mengacu pada biaya
yang ditimbulkan oleh penyakit mental, maka menjadi perhatian semua bahwa
pencegahan y dapat mengurangi beban biaya bagi masyarakat. Dalam sebuah
studi oleh Berk et al. mengatakan penelitian yang ada telah mengumpulkan
beberapa kebiasaan untuk mengatur depresi dalam tinjauan naratif. Tinjauan
tersebut menganalisis dan menghasilkan tiga rekomendasi klinis. Yang pertama
adalah faktor gaya hidup seperti makan tidak sehat, gaya hidup tidak aktif,
merokok, dan beberapa zat yang dapat menyebabkan peningkatan risiko depresi,
dan beberapa faktor yang secara bersamaan mempengaruhi gaya hidup. Pedoman
klinis kedua didasarkan pada bukti bahwa latihan fisik efektif sebagai pengobatan
untuk depresi.
Pedoman ketiga hanya didasarkan pada beberapa studi dan masih menunjukkan
pengaruh pemberian dukungan untuk berhenti merokok dan rekomendasi diet
sebagai pengobatan depresi. Dalam studi yang menunjukkan hubungan antar
faktor, Berk et al. terdapat faktor-faktor yang mungkin penting untuk dihindari
sebagai risiko terjadinya depresi tetapi membutuhkan lebih banyak penelitian.
Saat ini, lebih banyak penelitian telah diterbitkan di lapangan, dan untuk
berkontribusi pada basis pengetahuan tentang kebiasaan gaya hidup, studi literatur
saat ini merupakan penelitian yang diterbitkan setelah penelitian Berk et al., dan
khususnya tentang diet dan nutrisi. Penyakit mental merupakan ancaman yang
berkembang bagi kesehatan masyarakat dan depresi dan gangguan kecemasan
adalah kondisi yang meningkat paling banyak. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini, penyakit mental hanya sebatas mencakup kondisi ini. Melalui bukti yang
teridentifikasi, profesional kesehatan masyarakat dapat memberikan penyuluhan
tentang kebiasaan makan sebagai suplemen untuk perawatan medis. Tujuan
tinjauan sistematis ini adalah untuk menyelidiki dampak diet terhadap depresi
dengan memetakan bukti yang tersedia untuk tujuan pencegahan dan pengobatan.
MATERIAL DAN METODE
Studi pustaka ini dilakukan sebagai tinjauan sistematis dan analisis sintesis
narasi [5–9]. Pencarian pustaka dilakukan secara sistematis dan berdasarkan
sintesis narasi dan meta-analisis yang diterbitkan oleh Berk et al. termasuk
penelitian yang diterbitkan selama 2012-08-01. Pengumpulan data dilakukan di
database CINAHL, PubMed, dan PsycINFO. Model PICO digunakan dalam
penelitian ini [10]; P = gejala depresi atau depresi; I = intervensi diet; C =
pembukaan / intervensi atau tidak ada pembukaan / intervensi; dan O = mencegah
dan mengobati gejala depresi atau depresi.
Kriteria inklusi pada penelitian adalah yang diterbitkan 2012-08-01–2019-08-31,
peer-review studi kuantitatif empiris, yang menggambarkan tujuan penelitian saat
ini, dan dilakukan di Eropa, Oceania, dan Amerika Serikat (AS). Semua yang
disertakan pada studi disetujui menurut standar etika penelitian. Desain penelitian
yang memenuhi syarat untuk dimasukkan adalah randomized controlled trials
(RCTs) dan studi observasi. Negara-negara tersebut harus memiliki rekomendasi
makanan nasional yang sebanding dan mendiskusikan faktormerugikan yang
potensial. Studi tentang wanita hamil dan studi dalam bahasa selain bahasa Inggris
masuk kretiria excluded. Pencarian dilakukan menggunakan istilah Boolean
seperti AND, OR, dan dengan istilah MeSH dan topik mayor (MM). Yang
termasuk dalam istilah pencarian yang digunakan: Kesehatan mental; depresi;
kegelisahan; memakan; diet; perilaku makan; hubungan sebab dan akibat; dan
faktor risiko. Contoh pencarian strategi di PubMed disajikan pada Tabel 1
menurut daftar periksa PRISMA.
Tabel 1. Pencarian dan pencarian istilah untuk PubMed
Cari Istilah Pencarian Hits Peninjauan Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3
Nomor Abstrak Penilaian Penilaian Studi
(#) Relevansi Kualitas Yang
Masuk
Kriteria

#1 Makan [MeSH] 324.299 - - - -


ATAUDiet
[MeSH]
#2 Penyebab 796.445 - - - -
[MeSH] Depresi
[MeSH]
#3 OR Kecemasan 288.337 - - - -
[MeSH]
OR kesehatan
mental[MeSH]

#4 1 DAN # 2 DAN 175 127 47 20 14


#3

Penulis melakukan penilaian hubungan dan kualitas secara individual dan


mandiri. Penilaian hubungan dilakukan dalam dua langkah. Pada langkah
pertama, penyaringan kasar dilakukan berdasarkan judul dan abstrak dan jika ada
keraguan, artikel diteruskan ke ulasan berikutnya, langkah kedua. Pada langkah
kedua, artikel ditinjau dalam teks lengkap untuk hubungan . Studi yang
dipertimbangkan relevan dimasukkan dalam kompilasi literatur sistematis dan
dilanjutkan ke penilaian kualitas. Studi yang masuk kriteria dinilai kualitasnya
sesuai dengan pola ulasan yang relevan dari Institut Joanna Briggs . Untuk
menilai kualitas studi yang direview, dilakukan evaluasi kualitas, dan studi dinilai
dalam kaitannya dengan kategori: Kuat; cukup kuat; dan terbatas (artikel
overview, Tabel 2). Kriteria yang digunakan dalam penilaian adalah:
Pertimbangan etis; ukuran populasi; seleksi ; drop-out; metode pengukuran dan
pertimbangan untuk kekcauan; keabsahan internal dan eksternal; keandalan; dan
generalisasi. Studi yang tidak mempertimbangkan poin-poin tersebut untuk
tingkat yang memuaskan dinilai dengan kualitas rendah sesuai dengan kategori
tidak cukup dan tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Diagram alir digunakan
untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pemilihan proses artikel, lihat
diagram alir PRISMA (Gambar 1)
Tabel 2. Overview terkait artikel yang masukkriteria inklusi pada penelitian
Penulis / Desain Populasi/ Tujuan Hasil Kesimpulan Studi
Tahun / Studi / Seleksi Kualitas
Negara Jumlah Berdasar
Peserta kan
GRADE

Adjibade Kelomp Peserta Hubungan Hasilnya Menjaga Kuat


et al. ok dari antara menunjukkan berat badan
(2019a) prospekt Nutrinet- diet bahwa diet pro- normal dan
[17] if Santé inflamasi inflamasi mungkin menghindari
Perancis n = Dewasa dan terkait makanan
26.730 18–86 gejala dengan pro-
tahun depresi. peningkatan risiko inflamasi
depresi bisa menjadi
gejala, terutama target yang
pada penderita menarik
obesitas dan strategi
obesitas pencegahan
peserta (Hazard untuk
Ratio (HR) 1,29). mencegah
depresi dan
gejala.
depresi

Adjibade Kelomp Peserta Hubungan Peningkatan risiko menghindari Kuat


et al. ok dari antara gejala depresi makanan
(2019b) prospekt Nutrinet- makanan diamati secara olahan
[18] if Santé olahan tinggi dari penting
Perancis n = Dewasa dan risiko proporsi makanan dalam
26.730 18–86 depresi. olahan dalam mencegah
tahun makanan mental
(HR 1.21). penyakit.

Adjibade Kelomp Peserta Periksa Kepatuhan tinggi Kepatuhan Kuat


et al. ok dari Hubungan terhadap nasihat pada nasihat
(2018) prospekt Nutrinet- prospectiv diet berhubungan diet bisa
[19] if Santé e antara dengan risiko memiliki
Prancis n = Dewasa kepatuhan gejala depresi yang efek
26.225 18–86 terhadap lebih rendah pencegahan
tahun nasihat depresi.
diet
dan
kejadian
depresi.

Adjibade Kelomp Peserta Selidiki Signifikansi Mempromos Kuat


et al. ok studi dari Hubungan ditemukan di ikan pola
(2017) prospekt SU.VI. prospectiv subkelompok makan sehat
[20] if MAX e antara pria, perokok, dan yang terdiri
Prancis dengan kohort potensi tidak aktif secara makanan
follow yang diet yang fisik anti-
up awalnya berefek bahwa diet dengan inflamasi
12,6 tidak inflamasi proporsi yang dapat
tahun mengalam dan risiko lebih tinggi dari membantu
n = 3523 i Gejala berkemba makanan pro- mencegah
35–60 depresi ng inflamasi bisa gejala
tahun Dewasa menjadi meningkatkan depresi.
gejala risiko gejala
depresi. depresi (Odds
Rasio (OR) 2.32 /
2.21 / 2.07,
masing-masing).
Akbaraly Kelomp Data dari Menyelidi Indeks makanan Bagi wanita, Cukup
dkk. ok Whitehall ki apakah sehat dikaitkan diet sehat kuat
(2013) prospekt II Dewasa kepatuhan dengan efek bisa
[21] if 35–55 terhadap perlindungan mencegah
Kerajaan n = 4215 tahun diet sehat terhadap depresi.
Serikat dikaitkan depresi pada
dengan wanita.
gejala
depresi.
Bergmans Studi Data dari Menyelidi Asupan makanan Diet pro- Terbatas
dan cross- NHANES ki apakah inflamasi yang inflamasi
Malecki sectional Dewasa dietnya tinggi berpotensi
(2017) n = berusia 20 indeks dikaitkan dengan meningkatk
[22] AS 11.592 tahun inflamasi signifikan an
dan lebih adalah peningkatan risiko inflamasi,
tua terkait depresi (OR 2.26), yang pada
dengan dan sering cemas akhirnya
depresi (OR 1.81). dapat
dan meningkatk
penyakit an risiko
mental depresi.
lainnya.
Chang et Kelomp Data dari Asupan Asupan yang lebih Asupan Kuat
al. 2016 ok Perawat makanan tinggi dari semua flavonoid
[23] prospekt studi yang lebih subclass flavonoid yang lebih
Amerika if kesehatan besar kecuali untuk tinggi
Serikat dengan Wanita flavonoid flavan-3-ols mungkin
10 tahun 36–80 secara terkait dengan terkait
Asosiasi tahun signifikan signifikasi dengan
follow terkait risiko depresi jauh risiko
up dengan lebih rendah; depresi yang
n = sederhana hubungan terkuat lebih
82.643 pengurang (HR untuk rendah,
an risiko keduanya: 0.83) terutama di
depresi, ditemukan untuk kalangan
khususnya flavon dan pro- wanita
golongan antosianin. lansia.
wanita
lansia.
Collin Kelomp Data dari Menyelidi Kepatuhan Kepatuhan Kuat
dkk. (2016 ok Studi ki apakah terhadap saran diet pada diet
) [24 ] prospekt SU.VI.M ada Prancis adalah Rekomenda
Prancis if n = AX hubungan terkait dengan si mungkin
3328 Dewasa antara insiden yang lebih relevan
35–60 kepatuhan rendah dari gejala dengan
tahun pada diet depresi kronis dan menghindari
rekomend berulang gejala
asi dan (p> 0,001). depresi.
depresi di
wanita
dan pria
paruh
baya
Elstgeest Kelomp Data dari menyelidi Gejala depresi Pria dengan Terbatas
dkk. ok studi LASA ki saat ini dan masa gejala
(2019) longitudi Nutrition hubungan lalu dikaitkan depresi bisa
[25 ] nal dan antara dengan kualitas merasa lebih
Beland n = 1439 Makanan depresi pola makan yang baik dengan
yang dan lebih buruk diet makan
berhubun kualitas berdasarkan indeks berkualitas
gan diet makanan, tinggi
dengan terutama pada pria
Perilaku
orang
dewasa
55–85
tahun

Emerson penguku Data dari menyelidi Buah dan sayur Diet sehat Terbatas
dan ran Canadian ki menunjukkan harus
Carbert Prospect Communi hubungan signifikansi efek dipertimban
2019 [26] ive ty Health antara perlindungan gkan untuk
Kanada cohort Survey nutrisi dan terhadap gejala mencegah
cross- Dari 12 depresi depresi penyakit
section tahun dari Seperti gangguan mental
n= imigran di suasana hati dan untuk
37.071 Kanada kecemasan imigran di
Kanada
Gangwisc Prospect Data dari menyelidi Dietary glycemic Diet GI Kuat
h dkk. ive Women’s ki index (GI) tinggi dapat
(2015) cohort n Health hubungan berhubungan menjadi
[27] A = 87.618 Initiative antara GI dengan faktor risiko
Observati tinggi dan peningkatan yang depresi pada
onal study depresi signifikan wanita
Wanita pada risiko depresi pada pascamenop
50–79 wanita wanita ause
tahun pasca pascamenopause
menopaus (OR 1.22). Asupan
e yang lebih tinggi
tambahan gula
dikaitkan dengan
meningkatkan
risiko depresi
secara signifikan
(OR 1,23) dan
konsumsi buah-
buahan yang tinggi
(OR 0.88) sayuran
(OR 0.88), dan
serat
(OR 0.86)
dikaitkan dengan
mengurangi risiko
depresi secara
signifikan
Godos Studi Data dari Untuk Asupan polifenol Asupan Cukup
dkk. 2018 observas MEAL menilai total tidak terkait flavonoid kuat
[28 ] i study hubungan dengan gejala yang lebih
Italia n = 1572 Dewasa antara depresi. besar
18–92 perkiraan Namun untuk mungkin
tahun diet golongan polifenol memiliki
asupan tertentu hubungan
polifenol asupan terbalik
total, berhubungan dengan
kelas, terbalik yang gejala
subclass signifikan depresi
dan dengan gejala
senyawa, depresi,
dan gejala membandingkan
depresif kuartil
asupan tertinggi
dengan yang
terendah. Asam
fenolat (OR 0,64),
flavanon (OR
0,54), dan
antosianin
(ATAU 0.61)

Gougeon studi Data dari Hubungan Pada wanita, Asupan Kuat


dkk. observas randomiz antara mereka dengan vitamin B
2016 [29] i ed intake asupan tertinggi bisa
Kanada longitudi medical vitamin B dari B6 memiliki mempengar
nal database dan risiko yang lebih uhi risiko
n = 1793 in Quebec depresi rendah (OR 0,57) depresi.
Dewasa dan
67–84 di antara laki-laki,
tahun orang-orang
dengan yang
tertinggi
asupan B12
memiliki risiko
yang lebih rendah
(OR
0.42)
Huddy Studi Data dari Memeriks Diet sehat Kepatuhan Terbatas
dkk. cross- Melbourn a dikaitkan dengan pada diet
(2016) sectional e Infant hubungan lebih sedikitnya sehat dapat
[30 ] n = 437 Feeding, antara gejala depresi mengurangi
Australia Activity, asupan risiko gejala
and buah- depresi
Nutrition buahan, pada ibu
Trial sayuran, untuk
Women ikan, dan pertama kali
19–45 depresi
tahun pada ibu
untuk
pertama
kalinya
Jacka RCT Single Tujuanny Kedua kelompok Pengobatan Kuat
dkk. (2017 n = 56 blind a adalah secara signifikan dengan
) RCT untuk memiliki kondisi intervensi
[31 ] Austr Dewasa menyelidi lebih baik setelah diet dalam
alia dari 18 ki tiga bulan. Grup bentuk
tahun efektivitas menerima konseling
program pengobatan individu
perbaikan dengan intervensi menurut MI
diet untuk diet bisa
mengobati memiliki lebih dari membantu
depresi 30% orang
kondisinya dengan
membaik, depresi
dibandingkan untuk
dengan meningkatk
menerima an
dukungan sosial kesehatan
8% mental

Lai Prospect Data dari Marker Hubungan diamati Mungkin cukup


dkk. (2016 ive Hunter inflamasi antara ada kuat
) cohort n Communi berpengar asupan berbagai hubungan
[32 ] = 2035 ty study. uh asam lemak, antara
Australia Adults terhadap antioksidan, lemak
Dewasa antioksida pengaruh asupan asam
55–85 n dan marker inflamasi, dan depresi,
tahun asupan dan risiko depresi sebagian
asam dimediasi
lemak oleh marker
berhubun inflamasi
gan
dengan
depresi

Lucas dkk. Prospect Data dari Tujuanny Diet inflamasi Peradangan cukup
(2014) ive Nurses’ a adalah secara signifikan kronis kuat
[33] AS cohort n health untuk terkait dengan mungkin
= 43.685 study menyelidi peningkatan risiko merupakan
Perempua ki depresi (Regresi hubungan
n :55–77 hubungan Peringkat yang
tahun antara Berkurang mendasari
diet (RRR) 1,41 (p> antara diet
inflamasi 0,001) dan
dan depresi
depresi

Matta Prospect Data dari Studi Terlepas dari pola Gejala Terbatas
dkk. (2018 ive Constance tersebut makan, risiko depresi bisa
) cohort s Cohort meneliti depresi secara jadi terkait
[34 ] Pranc Cross- Dewasa hubungan bertahap dengan
is sectional 18–69 cross- meningkat dengan pengecualia
n = tahun sectional jumlah n makanan
90.380 antara makanan yang
gejala dikecualikan
depresif
dan diet
vegetarian

Parletta RCT Single Tujuanny Kelompok yang Perubahan Kuat


dkk (2019) n = 85 blind a adalah menerima pola makan
[35 ] RCT untuk intervensi dengan yang sehat
Australia Dewasa menyelidi nasihat diet dan telah
18–65 ki apakah pendidikan terbukti
tahun Diet menurut diet meningkatk
mediteran Mediterania punya an
ia kesehatan mental kesehatan
ditambah yang meningkat mental
dengan secara signifikan orang
minyak setelah tiga bulan dengan
ikan dan hasilnya depresi
bisa positif
meningkat tetap setelah enam
kan bulan follow up
mental
kesehatan
orang
dengan
depresi.

Ruusunen Prospect Data dari Pengkajia Tiga pola diet Kepatuhan Cukup
et al. ive Kuopio n berbeda telah pada diet kuat
(2014) cohort Ischemic hubungan teridentifikasi. Kel sehat dapat
[36 ] Finla n = heart diet ompok dengan mengurangi
ndia 1003 disease dengan asupan makanan risiko
Risk depresi yang banyak dari depresi
Factor diet yang sehat
Pria 46– punya
65 tahun perlindungan
terhadap
efek depresi

Smith Studi Data dari Hubungan Konsumsi ikan Konsumsi


dkk. (2014 longitudi Childhoo antara secara signifikan ikan secara Kuat
) nal d konsumsi dapat melawan teratur dapat
[37 ] Austr n = 1386 Determin ikan dan depresi pada mengurangi
alia ants of risiko wanita, pada pria risiko
Adult depresi. tidak ada depresi pada
Health hubungan yang wanita
Dewasa terlihat.
Dewasa
26–36
tahun
Yary dkk. Studi Data dari Hubungan Asupan Asupan Cukup
(2015) Prospect The antara magnesium punya magnesium Kuat
[38 ] Finla ive KIDH asupan pelindung efek mungkin
ndia cohort Study. magnesiu terhadap depresi memiliki
dengan Pria 42– m dalam (HR 0,53) dampak
20 tahun 61 makanan pada risiko
Follow tahun dan risiko berkembang
up depresi. depresi pada
n = 2320 pria

GRADE: The Grading of Recommendation Assessment; GI: Glycaemic Index;


KIDH: Koupio Ischemic Heart Disease risk factor study; LASA: Longitudinal
Ageing Study Amsterdam; NAHNES: National Health and Nutrition Examination
Survay; RCT: Randomized Controlled Trial; SU.VI.MAX: Supplémentation en
Vitamines et Minéraux Antioxidants; USA: United States of the America.

Pencarian menghasilkan 21 artikel, selain itu, satu artikel ditemukan oleh


pencarian teks gratis diPubMed, yang menghasilkan total 22 artikel yang masuk
kriteria dalam penelitian ini (Tabel 1). Sebuah narasi sintesis telah dilakukan.
Dalam analisis, hasil dinilai secara detail dan disintesis, hasil dari studi yang
berbeda digabungkan untuk menciptakan perspektif dan pendekatan baru.Ini
awalnya dilakukan secara individu oleh penulis, diikuti dengan diskusi untuk
mencapai konsensus.Langkah terakhir dalam evaluasi adalah menilai seberapa
kuat dasar ilmiah secara keseluruhan.The Grading of Recommendation
Assessment, Development and Evaluation (GRADE) [39- 41] system digunakan
untuk menilai kualitas artikel sebagai nilai bukti "kuat" (n = 11), nilai bukti
"cukup kuat" (n = 6), atau dengan nilai bukti "terbatas" (n = 5) dalam persiapan
bukti yang kuat (Tabel 1). Studi yang termasuk dalam studi literatur ini telah
disetujui berdasarkan masing-masing aturan Negara saat ini tentang penelitian dan
persetujuan etis. Semua partisipan yang masuk kriteria artikel telah diberikan
persetujuan untuk berpartisipasi

HASIL
Hasilnya termasuk 22 artikel, penelitian yang mempelajari hubungan
antara diet dan depresi. Penelitian dilakukan di Australia (n = 5), Kanada (n = 2),
Finlandia (n = 2), Prancis (n = 6), Italia (n = 1), Belanda (n = 1), Amerika Serikat.
Kerajaan (Inggris) (n = 1), dan Amerika Serikat (n = 4). Semua negara yang
termasuk memiliki rekomendasi diet nasional yang sebanding. Jumlah total
peserta dalam 22 penelitian adalah 455.781 orang dengan varian antara 56-90, 380
peserta (Tabel 1). Studi dengan hasil yang signifikan memiliki nilai p> 0,05.
Semua studi termasuk telah memperhitungkan faktor perancu potensial, seperti
usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pendapatan, pekerjaan,
aktivitas fisik, merokok, alkohol, dan indeks massa tubuh (BMI).
Perincian
Hasilnya dibagi menjadi lima kategori :
1. Kepatuhan pada rekomendasi diet dan risiko depresi;
2. Diet pro-inflamasi dan depresi;
3. Asupan makanan asam folat, magnesium, dan asam lemak terkait
dengan depresi;
4. Pilihan makanan dan risiko depresi;
5. Hubungan kausal antara diet dan depresi.

Kepatuhan pada rekomendasi diet dan risiko depresi.


Kepatuhan yang tinggi terhadap rekomendasi diet dalam beberapa
penelitian menunjukkan efek perlindungan yang signifikan terhadap depresi dan
gejala depresi, dan dipelajari pada populasi yang berbeda berdasarkan asal, usia,
dan jenis kelamin. Kepatuhan yang tinggi terhadap anjuran diet dikaitkan dengan
penurunan risiko secara signifikan mengembangkan gejala depresi pada ibu
pertama kali di Australia. Kepatuhan yang tinggi terhadap rekomendasi diet
dikaitkan dengan risiko gejala depresi yang lebih rendah pada orang dewasa di
Prancis. Kepatuhan diukur berdasarkan empat nilai yaitu; modified French
Programme National Nutrition Sante’-Guideline Score (mPNNS-GS), Probability
of Adequate Nutrient Intake Dietary Score (PANDiet), Diet Quality Index-
International (DQI-I), dan Alternative Healthy Eating Index-2010 (AHEI-2010).
Pengurangan risiko dalam studi ini diperkirakan masing-masing 21%, 20%, dan
12%, dan pada kelompok AHEI-2010 tidak ada signifikansi yang terdeteksi.
Kepatuhan yang tinggi terhadap rekomendasi Prancis tentang diet dan aktivitas
fisik menunjukkan hubungan yang sangat signifikan dengan penurunan risiko
depresi. Kepatuhan terhadap rekomendasi diet yang berbeda telah terbukti efektif
dalam mencapai peningkatan kesehatan mental pada orang paruh baya dan lebih
tua dengan diagnosis depresi saat ini atau sebelumnya. Hubungan itu signifikan di
antara pria, di mana kepatuhan yang lebih buruk terhadap diet Mediterania dan
AHEI dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi secara signifikan.
Kepatuhan terhadap Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) tidak
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan depresi. AHRI telah
menunjukkan hubungan yang signifikan dengan efek perlindungan terhadap
depresi pada wanita. Asupan tinggi buah-buahan, sayuran, serat, dan asupan
rendah lemak trans berada dalam studi yang sama terkait dengan risiko
kekambuhan depresi yang lebih rendah. Analisis poin diet berdasarkan AHEI
mengungkapkan hubungan dosis-respons yang signifikan untuk wanita. Wanita
yang meningkatkan skor AHEI mereka selama 10 tahun memiliki risiko gejala
depresi berulang 65% lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang terus
memiliki skor AHEI rendah. Dalam studi tersebut, tidak ada hasil signifikan yang
ditemukan pada pria. Dalam sebuah penelitian dari Finlandia, pola makan sehat
dengan proporsi yang lebih tinggi dari sayuran, buah, ayam, ikan, produk biji-
bijian, kacang-kacangan, beri, dan keju rendah lemak dibandingkan dengan pola
makan khas Barat termasuk makanan olahan seperti sosis; Kentang goreng;
makanan cepat saji; permen seperti es krim, kue, permen, dan coklat; soda; daging
olahan; kentang panggang; keju tinggi lemak; dan telur. Pada populasi pria
Finlandia paruh baya yang diteliti, efek perlindungan yang signifikan ditemukan
dengan tingkat kepatuhan yang lebih tinggi terhadap pola makan yang sehat. Efek
perlindungan diukur pada 25% penurunan risiko menderita gejala depresi.
Peningkatan risiko yang signifikan untuk gejala depresi dengan diet yang terdiri
dari diet aWestern diukur pada peningkatan 41% dalam studi yang sama.
Rekomendasi pola makan yang sehat dan asupan buah dan sayuran telah
menunjukkan efek perlindungan yang signifikan untuk penyakit mental di antara
para imigran di Kanada dan asupan buah dan sayuran yang lebih tinggi dikaitkan
dengan peningkatan kesehatan mental 19% –23%.

Diet pro-inflamasi dan depresi;


Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara asupan makanan
dengan potensi inflamasi dan risiko depresi pada populasi yang berbeda. Produk
yang terkait dengan dampak yang lebih kecil pada peradangan sistemik telah
ditemukan untuk sayuran, biji-bijian, minyak zaitun, dan ikan. Produk seperti
permen; tepung olahan; produk berlemak tinggi; daging merah dan olahan
dikaitkan dengan dampak yang lebih besar pada peradangan sistemik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa diet pro-inflamasi dikaitkan dengan peningkatan
risiko depresi yang signifikan pada subkelompok wanita; orang dewasa paruh
baya; dan orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Jadi, hubungan
terkuat pada orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Peningkatan risiko
depresi dikaitkan dengan tingginya proporsi makanan olahan dalam makanan, dan
untuk setiap peningkatan 10% proporsi makanan olahan. Asupan tinggi makanan
pro-inflamasi dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala depresi secara
signifikan. Pada subkelompok pria, perokok dan tidak aktif secara fisik, pola
makan yang terdiri dari makanan pro-inflamasi dengan proporsi yang lebih tinggi,
secara signifikan meningkatkan risiko gejala depresi. Hubungan antara makanan
dengan efek inflamasi dan peningkatan risiko depresi dihitung dengan signifikan
dalam studi cross-sectional yang dilakukan di Amerika Serikat. Asupan diet
inflamasi yang tinggi secara signifikan dikaitkan dengan terjadinya kecemasan
dalam penelitian yang sama. Dalam studi lain dari Amerika Serikat, hasilnya
menunjukkan hubungan yang signifikan antara diet inflamasi dan risiko depresi
pada wanita.
Asupan makanan asam folat, magnesium, dan asam lemak terkait dengan
depresi;
Mikronutrien dalam makanan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit mental. Asupan magnesium melalui makanan secara signifikan dikaitkan
dengan risiko pengembangan depresi pada pria paruh baya. Perhitungan dibuat
antara tiga model statistik mengenai kandungan magnesium dalam makanan, dan
asupan magnesium terendah dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi yang
signifikan. Ketika ketiga model dalam studi dibandingkan, ditemukan bahwa
mereka yang memiliki asupan magnesium tertinggi memiliki efek perlindungan
terhadap depresi. Hubungan antara asupan B12, asam folat, dan magnesium
muncul sebagai efek samping pada hasil di mana tujuan utamanya adalah untuk
menyelidiki kepatuhan terhadap anjuran diet sehat. Mereka yang memiliki
kepatuhan tertinggi terhadap saran diet sehat dalam penelitian yang sama
memiliki risiko gejala depresi yang lebih rendah dan asupan magnesium, asam
folat, dan B12 yang jauh lebih tinggi dalam makanan. Dalam studi lain, asupan
makanan olahan yang tinggi meningkatkan risiko depresi, dan mereka yang
memiliki asupan makanan olahan yang tinggi memiliki asupan B12, magnesium,
dan asam folat yang jauh lebih rendah dalam makanannya, dibandingkan dengan
kelompok yang memiliki asupan olahan terendah makanan. Asosiasi yang
signifikan pada kedua jenis kelamin telah dihitung mengenai asupan vitamin B
dan risiko depresi. Pada wanita, mereka dengan asupan B6 tertinggi memiliki
risiko yang lebih rendah dan di antara pria, mereka dengan asupan B12 tertinggi
memiliki risiko yang lebih rendah. Kadar B6 dan B12 yang rendah, masing-
masing dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi dalam penelitian yang sama.
Asupan asam lemak dalam makanan diteliti sebagai mediator risiko peradangan
dan kaitannya dengan depresi pada orang tua. Penanda inflamasi dalam penelitian
tersebut diukur dengan C-reactive protein (CRP) dan Interleukin-6 (IL-6). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa omega 3 dan asam lemak tak jenuh ganda
memiliki efek perlindungan terhadap depresi pada pria, dan CRP merupakan
penanda yang berpengaruh secara signifikan. Selain itu, total asupan lemak, asam
lemak jenuh, dan asam lemak tak jenuh tunggal memiliki dampak yang meningkat
secara signifikan pada CRP dan IL-6 pada wanita. Asupan makanan dari subkelas
flavonoid memiliki dalam satu penelitian, efek perlindungan yang signifikan
terhadap risiko depresi di kalangan wanita. Selanjutnya, asupan tertinggi flavonol,
flavon, dan flavanon, secara signifikan dikaitkan dengan risiko depresi 7% -10%
lebih rendah dibandingkan dengan asupan terendah dalam sebuah penelitian dari
Amerika Serikat. Dalam sebuah studi oleh Godos et al. asupan makanan polifenol
total, kelasnya, subkelasnya, dan senyawanya dinilai dalam kaitannya dengan
gejala depresi. Hasilnya, tidak ada hubungan signifikan dengan gejala depresi
yang ditemukan dengan asupan polifenol total. Dalam subclass, studi ini menilai
signifikansinya, yang menunjukkan bahwa asupan flavonoid yang lebih tinggi
mungkin berhubungan terbalik dengan gejala depresi.

Pilihan makanan dan risiko depresi


Pola makan yang berbeda telah dikaitkan dengan peningkatan atau
penurunan risiko depresi. Hubungan telah dibuktikan dengan risiko
berkembangnya depresi saat tidak memasukkan makanan tertentu dari makanan.
Prevalensi gejala depresi tertinggi pada vegan (28,4%) dan terendah pada
omnivora (16,2%). Studi tersebut menunjukkan bahwa apa pun dietnya, risiko
depresi meningkat secara signifikan dengan jumlah makanan yang dikecualikan
dari diet tersebut. Hubungan dosis-respons muncul pada wanita muda mengenai
konsumsi ikan dan risiko depresi, dan trennya adalah penurunan 6% per porsi
ikan. Wanita yang makan ikan dua kali seminggu atau lebih memiliki risiko
depresi 25% lebih rendah selama masa tindak lanjut dibandingkan dengan wanita
yang makan ikan kurang dari dua kali seminggu. Wanita yang mengalami depresi
selama masa tindak lanjut memiliki kemungkinan 15% lebih rendah untuk makan
ikan dua kali seminggu dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami
depresi. Asupan ikan tidak secara signifikan berhubungan dengan depresi pada
pria. Konsumsi ikan dimasukkan sebagai variabel dalam satu studi di mana diet
pro-inflamasi dan risiko gejala depresi dipelajari pada pria dan wanita. Dengan
asupan makanan pro-inflamasi yang tinggi, peningkatan risiko gejala depresi yang
signifikan terlihat. Pada saat yang sama, mereka yang memiliki risiko tertinggi
memiliki asupan daging, ikan, dan telur yang jauh lebih rendah dibandingkan
dengan mereka yang mengonsumsi makanan yang lebih tidak diproses, dan
hubungan ini berlaku untuk pria dan wanita. Indeks glikemik makanan (IG)
dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi yang signifikan pada wanita
pascamenopause di AS. Dalam studi yang sama, asupan gula tambahan yang lebih
tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi yang signifikan, dan konsumsi
buah-buahan, sayuran, dan serat yang tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko
depresi secara signifikan.

Hubungan kausal antara diet dan depresi.


Hasilnya termasuk dua studi uji coba terkontrol secara acak (RCT) yang
kami dapat menunjukkan hubungan sebab akibat antara diet dan penyakit mental.
Konseling individu dengan wawancara motivasi (MI) untuk meningkatkan
kepatuhan pada diet sehat menghasilkan hasil pengobatan yang jauh lebih baik
dibandingkan dengan pengobatan konvensional (kelompok dukungan sosial).
Durasi percakapan konseling menurut MI dan dukungan percakapan sosial pada
kedua kelompok sama. Mereka yang menerima dukungan dalam perubahan pola
makan berdasarkan MI menunjukkan gejala depresi yang berkurang secara
signifikan, dan kekuatan hasilnya dihitung ke jumlah yang dibutuhkan untuk
mengobati (NNT) 4. Kepatuhan pada diet Mediterania menyebabkan peningkatan
kesehatan mental secara signifikan pada orang dewasa dengan depresi. Kelompok
intervensi yang mendapat dukungan dan pelatihan kelompok dalam makan sesuai
dengan diet Mediterania memiliki asupan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan
kacang-kacangan yang secara signifikan lebih tinggi dan asupan permen yang
secara signifikan lebih rendah daripada kelompok kontrol yang menerima
pertemuan kelompok dengan kegiatan sosial. Pada kelompok intervensi diet,
penurunan 1,68 kali lipat gejala depresi dihitung, yang tetap selama enam bulan
masa tindak lanjut.

DISKUSI
Hasil penelitian ini menunjukkan pola makan dapat berperan penting
untuk munculnya dan pengobatan pada penyakit jiwa. Kepatuhan yang tinggi
terhadap anjuran diet, diet anti-inflamasi, konsumsi ikan, tidak mengkonsumsi
makanan olahan, dan asupan yang cukup terkait kebutuhan asam folat,
magnesium different fatty acids yang berkaitan dengan resiko penyakit mental.
Kepatuhan terhadap anjuran diet yang direkomendasikan menghasilkan
asupan nutrisi yang cukup dan dapat mengurangi resiko serta mengurangi gejala
penyakit mental. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan respon-dosis dengan
mengikuti rekomendasi diet saat ini dan mengurangi resiko penyakit mental pada
usia dan populasi yang berbeda. Hasil ini sesuai dengan studi literatur sistematis
yang diterbitkan baru-baru ini dan menunjukkan hasil yang konsisten. Diet yang
seimbang dengan asupan sayuran, buah-buahan, dan ikan dikaitkan dengan
penurunan resiko depresi, sementara diet dengan tambahan gula, soda, dan junk
food dikaitkan dengan risiko depresi. Hasil penelitian ini dan hasil dari sumber
lain memperkuat Berk et al. Rekomendasi diet dianjurkan oleh pihak berwenang
dan WHO apabila diikuti dengan kepatuhan yang baik, hal ini dapat melawan
penyakit mental.
Makanan mungkin memiliki pengaruh pada tingkat peradangan dalam
tubuh dan mungkin terkait dengan peningkatan risiko depresi dan makanan
dengan efek anti-inflamasi dapat menurunkan gejala dan melindungi dari penyakit
mental. Penelitian ini menunjukkan bahwa diet anti-inflamasi dapat mengurangi
resiko depresi, gejala depresi dan sebaliknya. Asupan makanan yang tinggi terkait
dengan efek pro-inflamasi meningkatkan resiko. Temuan ini didukung oleh
penelitian negara lain dimana prevalensi depresi dan kecemasan dikaitkan dengan
asupan makanan pro-inflamasi yang tinggi. Dalam studi lain, potensi peradangan
dari diet diselidiki pada gadis remaja dan hasilnya menunjukkan tingkat stres
meningkat secara signifikan pada gadis remaja ketika diet terdiri dari proporsi
tinggi makanan pro-inflamasi. Meta-analisis menunjukkan bahwa menghindari
diet pro-inflamasi dikaitkan dengan resiko depresi yang lebih rendah. Penelitian
yang tersedia terkait hubungan antara radang, usus, dan penyakit mental sepeti
depresi dan kecemasan telah dipelajari dalam literatur sistematis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa probiotik (asupan bakteri baik) dan prebiotik (makanan
untuk bakteri baik) meningkatkan kesehatan usus yang dapat mengurangi
peradangan dan menyebabkan sedikit gejala penyakit mental. Makanan dengan
pro-inflamasi harus dihindari untuk tujuan pencegahan sebelum dan dalam kasus
penyakit mental.
Berbagai konstituen mikronutrien makanan dapat menjadi penting untuk
depresi. Asam lemak dalam makanan dapat mempengaruhi tingkat peradangan
dalam tubuh dan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala depresi. Asupan
mikronutrien pada penelitian ini ditujukkan sebagai agen protektif untuk melawan
gejala depresi. Asupan yang tinggi seperti magnesium, asam folat, B6 dan B12
yang lebih tinggi melalui makanan memiliki perlindungan efek terhadap gejala
mental pada populasi yang berbeda. Kandungan asam lemak makanan penting
pada pengaruh terhadap penyakit mental karena karena peningkatan peradangan,
peningkatan asam lemak atau menurunkan resiko depresi. Temuan dalam
penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dimana terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar folat dan B12 yang rendah dalam serum dan
peningkatan resiko depresi pada keduanya. Asupan makanan tinggi B6 dan B12
menunjukkan perlindungan yang signifikan untuk perkembangan depresi. Selain
itu, asupan magnesium yang rendah dalam makanan juga dikaitkan dengan
peningkatan resiko depresi pada populasi orang yang lebih muda dan lebih tua
dalam penelitian lain. studi sebelumnya dan meta-analisis menemukan korelasi
yang signifikan dengan kadar asam folat dan depresi, dimana kadar darah rendah
dikaitkan dengan peningkatan risiko dan asupan diet tinggi asam folat dengan efek
proteksi terhadap depresi. Pola makan dengan asupan mikronutrien yang memadai
dapat melindungi dari depresi dan harus di anjurkan di segala usia.
Pengecualian makanan dari diet dapat dikaitkan dengan peningkatan
resiko penyakit mental, serta asupan makanan olahan dengan GI tinggi seperti
permen, minuman ringan, dan whole food. Hasil dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pilihan diet sehat seperti peningkatan konsumsi ikan dan diet
Mediterania mungkin memiliki efek protektif, sementara asupan tinggi permen
dan produk dengan GI tinggi dikaitkan dengan peningkatan resiko gejala depresi
dan depresi. Selain itu, terlepas dari pola makannya, resiko depresi meningkat
dengan jumlah makanan yang dikecualikan dari makanan tersebut. Beberapa
penelitian dari meta-analisis telah menunjukkan bahwa orang-orang yang pola
makannya terdiri dari pola makan barat memiliki resiko depresi yang meningkat
secara signifikan, sedangkan mereka yang makan banyak sayuran dan biji-bijian
memiliki penurunan resiko yang signifikan. Dalam tinjauan pustaka lain,
konsumsi minuman manis seperti minuman ringan dan hubungan dengan resiko
depresi diselidiki. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
resiko depresi pada orang dengan asupan minuman bersoda yang tinggi.
Konsumsi ikan telah dikaitkan dengan penurunan risiko depresi dalam beberapa
artikel yang diterbitkan. Dalam ulasan terbaru menemukan hubungan dosis-
respons yang signifikan yang memperkuat hasil penelitian. Pola makan bervariasi
yang kaya kan makanan non-olahan serta ikan dapat melindungi anda dari depresi.
Intervensi diet mungkin merupakan pengobatan yang efektif untuk
depresi. Dukungan untuk perubahan pola makan dapat terdiri dari MI dan
intervensi kelompok dengan edukasi terkait makanan sehat yang dapat
memberikan pengobatan yang efektif dan dapat mengarah pada pengurangan
gejala depresi. Hasil penelitian ini menunjukkan efek positif yang signifikan
terhadap kesehatan mental bagi mereka yang mendapatkan intervensi diet dalam
bentuk penyuluhan gizi dan memasak di tingkat kelompok dan bimbingan
berbasis MI ditingkat individu. Lebih lanjut, hasil penelitian termasuk beberapa
studi RCT dengan intervensi diet yang dibandingkan dengan percakapan sosial
atau aktivitas kelompok seperti pengobatan terhadap depresi. Hasil ini
menunjukkan perbedaan yang signifikan dan hubungan kausal antara pentingnya
diet untuk kesehatan mental. Penelitian dalam proyek The MooDFOOD dalam
waktu dekat akan menunjukkan bukti pentingnya diet. Dalam salah satu studi
RCT dan termasuk dalam hasil studi ini, NNT 4, dan jika hasil ini akan tetap ada
dalam studi mendatang dengan intervensi diet hal ini dapat menjadi pengobatan
yang ampuh untuk gejala depresi dan depresi. Untuk memberikan perspektif pada
NNT 4 ini dapat dibandingkan dengan statin yang sekarang digunakan untuk
pencegahan primer, dan NNT telah dihitung pada 104 untuk mencegah infark
miokard dan NNT 154 untuk mencegah stroke. Dalam sebuah studi RCT oleh
Estruch et al, pencegahan efek obat ini terhadap penyakit jantung dan stroke
dibandingkan dengn pengobatan dengan diet Mediterania dan berdasarkan
intervensi diet untuk pencegahan primer infark miokard dan stroke hasilnya
adalah NNT 61. Hasil ini tidak secara khusus menyoroti penyakit mental tetapi
menunjukkan bahwa pola makan mungkin berdampak besar pada kesehatan.
Bimbingan dan konseling di tingkat individu dan kelompok mungkin efektif
dalam mencegah dan mengobati penyakit mental. Tingkat peradangan dalam
tubuh telah dikaitkan dengan beberapa kondisi penyakit, dan dalam hasil
penelitian ini juga dikaitan dengan kondisi mental. Prevalensi sindrom metabolik
yang tinggi (lebih dari 1 triliun orang) menyebabkan pradiabetes, tekanan darah
tinggi, dan peningkatan kadar peradangan. Hubungan ini logis karena kesehatan
mental tidak lepas dari kesehatan fisik karena semuanya saling berhubungan.
Sebagian besar penyakit mental dapat dicegah bila penyebabnya didasarkan pada
kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat. Para profesional perawatan kesehatan
perlu bekerja secara preventif dalam skala yang lebih besar dan menangani
penyebab daripada gejala. Studi RCT dan studi kohort berkualitas tinggi dengan
bukti kuat yang disertakan dalam hasil penelitian ini semakin menguatkan hasil.
Lebih lanjut, pengetahuan ini dapat digunakan dalam pekerjaan peningkatan
kesehatan profesional kesehatan masyarakat, lebih disukai dalam kombinasi
dengan MI ada tingkat individu dan kelompok. Dasar studi RCT dengan
intervensi konseling diet untuk mendukung dan memotivasi orang untuk
mengubah kebiasaan makannya memiliki keterbatasan namun ada beberapa yang
menunjukkan efek yang positif. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mendukung perubahan orang dalam kebiasaan makan untuk pencegahan dan
pengobatan gejala depresi atau depresi.
Metode PICO digunakan untuk menyusun strategi pencarian berdasarkan
tujuan penelitian ini untuk meningkatkan akurasi dalam database dan untuk
membangun validasi internal. Kata “kausalitas” dan “faktor resiko” digunakan
dalam teks bebas di CINAHL dan PsycINFO karena mencari terkait topik utama
terdapat keterbatasan. Untuk mencapai hasil yang lebih dapat digeneralisaikan dan
ditransfer, studi juga dilakukan di negara-negara barat. Tahun publikasi termasuk
penelitian terbaru setelah publikasi dari Berk et al ( juli 2012- september 2019)
yang dapat memperkuat ketepatan waktu dan hasil. Untuk memperkuat aspek
etika, hanya studi dengan persetujuan etika yang dimasukkan. Wanita hamil
dikeluarkan dari penelitian, karena kelompok ini adalah kelompok pasien yang
utamanya bertemu dengan bidan dan dipengaruhi hormon sehingga dapat
mempengaruhi hasil .
Penulis melakukan penilaian untuk relevansi dan tinjauan artikel untuk
kualitas individual, menggunakan template yang divalidasi. Artikel dibahas untuk
memperkuat reability. Faktor perancu mungkin menjadi masalah dalam studi
observasional dan dapat dikendalikan dengan cara yang berbeda. Semua studi
termasuk dalam hasil diperiksa untuk sejumlah besar faktor perancu. Sebagai
contoh, sebagian besar studi yang dimasukkan telah menyusun ateri menjadi
subkelompok dan menggunakan model regresi. Evaluasi kualitas pembelajaran
menurut GRADE meliputi faktor perancu dan penelitian yang belum
memperhitungkan hal tersebut belum dimasukkan dalam penelitian ini dan ini
merupakan suatu kekuatan. Sintesis hasil dilakukan terlebih dahulu secara
individual dan kemudian dalam diskusi bersama. Banyak artikel dalam studi
pustaka ini dapat dilihat sebagi kekuatan dan meningkatkan transferabilitas.
Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah hanya sedikit penelitian
RCT yang dimasukkan kedalam hasil. Lebih banyak studi RCT mungkin lebih
memperkuat hasil dan kausalitas. Mengenai hasil dengan risiko, penting untuk
memasukkan studi observasional, karena studi RCT biasanya tidak dapat
menjawab lebih banyak pertanyaan jangka anjang. Studi observasi dapat
memberikan informasi penting dan berkontribusi pada evaluasi bukti secra
keseluruhan. Studi yang termasuk dalam tinjauan sistematis ini adalah studi
observasional yang dilakukan dengan baik dimana kelomppok besar telah diikuti
dari waktu ke waktu. Aspek lain dari pengalihan hasil adalah bahwa studi yang
dilakukan di berbagai bagian lain di dunia dengan berbagai budaya menunjukkan
hasil yang sejalan dengan penelitian ini. Studi yang dilakukan di china dan Iran
telah menunjukkan bahwa pola makan yang sehat berdampak positif pada
kesehatan mental seperti hasil penelitian kali ini.

KESIMPULAN
Diet mungkin memiliki efek signifikan dalam mencegah dan mengobati
depresi pada individu. Pola makan yang dapat melindungi dan menyebabkan
depresi harus terdiri dari sayuran, buah-buahan, serat, ikan, biji-bijian, kacang-
kacangan dan sedikit gula tambahan, dan makanan olahan. Dalam pencegahannya,
perawat kesehatan masyarakat dan pekerjaan yang mempromosikan kesehatan,
dukungan dan bantuan untuk mengubah kebiasaan makan orang mungkin efektif
untuk menurunkan depresi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa rekomendasi yang dapat diikuti
seperti
- Nasihat tentang diet seperti meningkatkan asupan sayuran, buah-buahan, ikan,
kacang-kacangan, polong-polongan, minyak zaitun harus diberikan kepada orang-
orang. Selain itu nasihat tentang mengurangi konsumsi makanan olahan seperti
sosis, jus, minuman ringan, dan permen untuk mengurangi depresi
- Kandungan mikronutrien makanan seperti magnesium, asam folat, dan berbagai
vitamin B dalam diet sangat berhubungan dengan depresi (nilai bukti yang cukup
kuat).
- Para profesional kesehatan masyarakat dapat menggunakan MI sebagai
pendekatan dan strategi untuk memotivasi dan mendukung perubahan pola makan
dalam depresi (nilai bukti terbatas).
- Sumber daya lain harus digunakan untuk membantu mempertahankan pola
makan yang sehat untuk tujuan pencegahan depresi (nilai bukti kuat).

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Depression; World Health Organization: Geneva, Switzerland, 2018;
Available online: https://www. who.int/news-room/fact-sheets/detail/depression
(accessed on 12 January 2020).
2. WHO. Preventing depression in the WHO European Region; World Helth
Organization: Geneva, Switzerland, 2016; Available online:
http://www.euro.who.int/en/health-topics/noncommunicable-diseases/mental-
health/ publications/2016/preventing-depression-in-the-who-european-region-
2016 (accessed on 12 January 2020).
3. Berk, M.; Sarris, J.; Coulson, C.E.; Jacka, F.N. Lifestyle management of
unipolar depression. Acta Psychiatr. Scandinavica. Suppl. 2013, 127, 38–54.
[CrossRef]
4. Assosciation, U.N. Agenda 2030. Available online:
https://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainabledevelopment-goals/
(accessed on 12 January 2020).
5. Hopewell, S.; Loudon, K.; Clarke, M.J.; Oxman, A.D.; Dickersin, K.
Publication bias in clinical trials due to statistical significance or direction of trial
results. Cochrane Database Syst. Rev. 2009, Mr000006. [CrossRef]
6. Haynes, R.B.; Devereaux, P.J.; Guyatt, G.H. Physicians’ and patients’ choices
in evidence based practice. BMJ (Clin. Res. Ed.) 2002, 324, 1350. [CrossRef]
[PubMed]
7. Golder, S.; Loke, Y.K.; Bland, M. Meta-analyses of adverse effects data
derived from randomised controlled trials as compared to observational studies:
Methodological overview. PloS Med. 2011, 8, e1001026. [CrossRef] [PubMed]
8. Atkins, D.; Best, D.; Briss, P.A.; Eccles, M.; Falck-Ytter, Y.; Flottorp, S.;
Guyatt, G.H.; Harbour, R.T.; Haugh, M.C.; Henry, D.; et al. Grading quality of
evidence and strength of recommendations. BMJ (Clin. Res. Ed.) 2004, 328,
1490.
9. Guyatt, G.; Oxman, A.D.; Akl, E.A.; Kunz, R.; Vist, G.; Brozek, J.; Norris, S.;
Falck-Ytter, Y.; Glasziou, P.; DeBeer, H.; et al. GRADE guidelines: 1.
Introduction-GRADE evidence profiles and summary of findings tables. J. Clin.
Epidemiol. 2011, 64, 383–394. [CrossRef] [PubMed]
10. Boudin, F.; Nie, J.Y.; Bartlett, J.C.; Grad, R.; Pluye, P.; Dawes, M.
Combining classifiers for robust PICO element detection. BMC Med. Inform.
Decis. Mak. 2010, 10, 29. [CrossRef] [PubMed]
11. Rosen, M. The aprotinin saga and the risks of conducting meta-analyses on
small randomised controlled trials—A critique of a Cochrane review. BMC
Health Serv. Res. 2009, 9, 34. [CrossRef]
12. Moher, D.; Tetzlaff, J.; Tricco, A.C.; Sampson, M.; Altman, D.G.
Epidemiology and reporting characteristics of systematic reviews. PloS Med.
2007, 4, e78. [CrossRef]
13. Shea, B.J.; Grimshaw, J.M.; Wells, G.A.; Boers, M.; Andersson, N.; Hamel,
C.; Porter, A.C.; Tugwell, P.; Moher, D.; Bouter, L.M. Development of
AMSTAR: A measurement tool to assess the methodological quality of systematic
reviews. BMC Med. Res. Methodol. 2007, 7, 10. [CrossRef]
14. Von Elm, E.; Altman, D.G.; Egger, M.; Pocock, S.J.; Gotzsche, P.C.;
Vandenbroucke, J.P. The Strengthening the Reporting of Observational Studies in
Epidemiology (STROBE) statement: Guidelines for reporting observational
studies. PloS Med. 2007, 4, e296. [CrossRef] [PubMed]
15. JBI Critical Appraisal Tools. Available online:
https://joannabriggs.org/ebp/critical_appraisal_tools (accessed on 21 December
2019).
16. Moher, D.; Liberati, A.; Tetzlaff, J.; Altman, D.G. Preferred reporting items
for systematic reviews and meta-analyses: The PRISMA statement. PloS Med.
2009, 6, e1000097. [CrossRef]
17. Adjibade, M.; Lemogne, C.; Touvier, M.; Hercberg, S.; Galan, P.; Assmann,
K.E.; Julia, C.; Kesse-Guyot, E. The Inflammatory Potential of the Diet is
Directly Associated with Incident Depressive Symptoms Among French Adults. J.
Nutr. 2019, 149, 1198–1207. [CrossRef] [PubMed]
18. Adjibade, M.; Julia, C.; Alles, B.; Touvier, M.; Lemogne, C.; Srour, B.;
Hercberg, S.; Galan, P.; Assmann, K.E.; Kesse-Guyot, E. Prospective association
between ultra-processed food consumption and incident depressive symptoms in
the French NutriNet-Sante cohort. BMC Med. 2019, 17, 78. [CrossRef]
19. Adjibade, M.; Lemogne, C.; Julia, C.; Hercberg, S.; Galan, P.; Assmann, K.E.;
Kesse-Guyot, E. Prospective association between adherence to dietary
recommendations and incident depressive symptoms in the French NutriNet-Sante
cohort. Br. J. Nutr. 2018, 120, 290–300. [CrossRef]
20. Adjibade, M.; Andreeva, V.A.; Lemogne, C.; Touvier, M.; Shivappa, N.;
Hebert, J.R.; Wirth, M.D.; Hercberg, S.; Galan, P.; Julia, C.; et al. The
Inflammatory Potential of the Diet Is Associated with Depressive Symptoms in
Different Subgroups of the General Population. J. Nutr. 2017, 147, 879–887.
[CrossRef]
21. Akbaraly, T.N.; Sabia, S.; Shipley, M.J.; Batty, G.D.; Kivimaki, M.
Adherence to healthy dietary guidelines and future depressive symptoms:
Evidence for sex differentials in the Whitehall II study. Am. J. Clin. Nutr. 2013,
97, 419–427. [CrossRef]
22. Bergmans, R.S.; Malecki, K.M. The association of dietary inflammatory
potential with depression and mental well-being among U.S. adults. Prev. Med.
2017, 99, 313–319. [CrossRef]
23. Chang, S.C.; Cassidy, A.; Willett, W.C.; Rimm, E.B.; O’Reilly, E.J.; Okereke,
O.I. Dietary flavonoid intake and risk of incident depression in midlife and older
women. Am. J. Clin. Nutr. 2016, 104, 704–714. [CrossRef]
24. Collin, C.; Assmann, K.E.; Andreeva, V.A.; Lemogne, C.; Hercberg, S.;
Galan, P.; Kesse-Guyot, E. Adherence to dietary guidelines as a protective factor
against chronic or recurrent depressive symptoms in the French SU.VI.MAX
cohort. Prev. Med. 2016, 91, 335–343. [CrossRef] [PubMed]
25. Elstgeest, L.E.M.; Winkens, L.H.H.; Penninx, B.; Brouwer, I.A.; Visser, M.
Associations of depressive symptoms and history with three a priori diet quality
indices in middle-aged and older adults. J. Affect. Disord. 2019, 249, 394–403.
[CrossRef] [PubMed]
26. Emerson, S.D.; Carbert, N.S. An apple a day: Protective associations between
nutrition and the mental health of immigrants in Canada. Soc. Psychiatry
Psychiatr. Epidemiol. 2019, 54, 567–578. [CrossRef] [PubMed]
27. Gangwisch, J.E.; Hale, L.; Garcia, L.; Malaspina, D.; Opler, M.G.; Payne,
M.E.; Rossom, R.C.; Lane, D. High glycemic index diet as a risk factor for
depression: Analyses from the Women’s Health Initiative. Am. J. Clin. Nutr.
2015, 102, 454–463. [CrossRef] [PubMed]
28. Godos, J.; Castellano, S.; Ray, S.; Grosso, G.; Galvano, F. Dietary Polyphenol
Intake and Depression: Results from the Mediterranean Healthy Eating, Lifestyle
and Aging (MEAL) Study. Molecules 2018, 23, 999. [CrossRef] [PubMed]
29. Gougeon, L.; Payette, H.; Morais, J.A.; Gaudreau, P.; Shatenstein, B.; Gray-
Donald, K. Intakes of folate, vitamin B6 and B12 and risk of depression in
community-dwelling older adults: The Quebec Longitudinal Study on Nutrition
and Aging. Eur. J. Clin. Nutr. 2016, 70, 380–385. [CrossRef] [PubMed]
30. Huddy, R.L.; Torres, S.J.; Milte, C.M.; McNaughton, S.A.; Teychenne, M.;
Campbell, K.J. Higher Adherence to the Australian Dietary Guidelines Is
Associated with Better Mental Health Status among Australian Adult First-Time
Mothers. J. Acad. Nutr. Diet. 2016, 116, 1406–1412. [CrossRef] [PubMed]
31. Jacka, F.N.; O’Neil, A.; Opie, R.; Itsiopoulos, C.; Cotton, S.; Mohebbi, M.;
Castle, D.; Dash, S.; Mihalopoulos, C.; Chatterton, M.L.; et al. A randomised
controlled trial of dietary improvement for adults with major depression (the
‘SMILES’ trial). BMC Med. 2017, 15, 23. [CrossRef]
32. Lai, J.S.; Oldmeadow, C.; Hure, A.J.; McEvoy, M.; Hiles, S.A.; Boyle, M.;
Attia, J. Inflammation mediates the association between fatty acid intake and
depression in older men and women. Nutr. Res. (New York N.Y.) 2016, 36, 234–
245. [CrossRef]
33. Lucas, M.; Chocano-Bedoya, P.; Schulze, M.B.; Mirzaei, F.; O’Reilly, E.J.;
Okereke, O.I.; Hu, F.B.; Willett, W.C.; Ascherio, A. Inflammatory dietary pattern
and risk of depression among women. Brainbehaviorand Immun. 2014, 36, 46–53.
[CrossRef]
34. Matta, J.; Czernichow, S.; Kesse-Guyot, E.; Hoertel, N.; Limosin, F.;
Goldberg, M.; Zins, M.; Lemogne, C. Depressive Symptoms and Vegetarian
Diets: Results from the Constances Cohort. Nutrients 2018, 10, 1695. [CrossRef]
35. Parletta, N.; Zarnowiecki, D.; Cho, J.; Wilson, A.; Bogomolova, S.; Villani,
A.; Itsiopoulos, C.; Niyonsenga, T.; Blunden, S.; Meyer, B.; et al. A
Mediterranean-style dietary intervention supplemented with fish oil improves diet
quality and mental health in people with depression: A randomized controlled trial
(HELFIMED). Nutr. Neurosci. 2019, 22, 474–487. [CrossRef] [PubMed]
36. Ruusunen, A.; Lehto, S.M.; Mursu, J.; Tolmunen, T.; Tuomainen, T.P.;
Kauhanen, J.; Voutilainen, S. Dietary patterns are associated with the prevalence
of elevated depressive symptoms and the risk of getting a hospital discharge
diagnosis of depression in middle-aged or older Finnish men. J. Affect. Disord.
2014, 159, 1–6. [CrossRef] [PubMed]
37. Smith, K.J.; Sanderson, K.; McNaughton, S.A.; Gall, S.L.; Dwyer, T.; Venn,
A.J. Longitudinal associations between fish consumption and depression in young
adults. Am. J. Epidemiol. 2014, 179, 1228–1235. [CrossRef] [PubMed]
38. Yary, T.; Lehto, S.M.; Tolmunen, T.; Tuomainen, T.P.; Kauhanen, J.;
Voutilainen, S.; Ruusunen, A. Dietary magnesium intake and the incidence of
depression: A 20-year follow-up study. J. Affect. Disord. 2016, 193, 94–98.
[CrossRef]
39. Guyatt, G.H.; Oxman, A.D.; Kunz, R.; Vist, G.E.; Falck-Ytter, Y.;
Schunemann, H.J. What is “quality of evidence” and why is it important to
clinicians? BMJ (Clin. Res. Ed.) 2008, 336, 995–998. [CrossRef]
40. Guyatt, G.H.; Oxman, A.D.; Kunz, R.; Woodcock, J.; Brozek, J.; Helfand, M.;
Alonso-Coello, P.; Glasziou, P.; Jaeschke, R.; Akl, E.A.; et al. GRADE
guidelines: 7. Rating the quality of evidence–inconsistency. J. Clin. Epidemiol.
2011, 64, 1294–1302. [CrossRef]
41. Guyatt, G.H.; Oxman, A.D.; Vist, G.E.; Kunz, R.; Falck-Ytter, Y.; Alonso-
Coello, P.; Schunemann, H.J. GRADE: An emerging consensus on rating quality
of evidence and strength of recommendations. BMJ (Clin. Res. Ed.) 2008, 336,
924–926. [CrossRef]
42. Huang, Q.; Liu, H.; Suzuki, K.; Ma, S.; Liu, C. Linking What We Eat to Our
Mood: A Review of Diet, Dietary Antioxidants, and Depression. Antioxidants
2019, 8, 376. [CrossRef]
43. Lassale, C.; Batty, G.D.; Baghdadli, A.; Jacka, F.; Sanchez-Villegas, A.;
Kivimaki, M.; Akbaraly, T. Healthy dietary indices and risk of depressive
outcomes: A systematic review and meta-analysis of observational studies. Mol.
Psychiatry 2019, 24, 965–986. [CrossRef]
44. Nicolaou, M.; Colpo, M.; Vermeulen, E.; Elstgeest, L.E.M.; Cabout, M.;
Gibson-Smith, D.; Knuppel, A.; Sini, G.; Schoenaker, D.; Mishra, G.D.; et al.
Association of a priori dietary patterns with depressive symptoms: A harmonised
meta-analysis of observational studies. Psychol. Med. 2019, 1–12. [CrossRef]
45. Salari-Moghaddam, A.; Keshteli, A.H.; Afshar, H.; Esmaillzadeh, A.; Adibi,
P. Association between dietary inflammatory index and psychological profile in
adults. Clin. Nutr. (Edinb. Scotl.) 2019, 38, 2360–2368. [CrossRef] [PubMed]
46. Shivappa, N.; Hebert, J.R.; Rashidkhani, B. Association between
Inflammatory Potential of Diet and Stress Levels in Adolescent Women in Iran.
Arch. Iran. Med. 2017, 20, 108–112. [PubMed]
47. Peirce, J.M.; Alvina, K. The role of inflammation and the gut microbiome in
depression and anxiety. J. Neurosci. Res. 2019, 97, 1223–1241. [CrossRef]
48. Petridou, E.T.; Kousoulis, A.A.; Michelakos, T.; Papathoma, P.; Dessypris,
N.; Papadopoulos, F.C.; Stefanadis, C. Folate and B12 serum levels in association
with depression in the aged: A systematic review and meta-analysis. Aging Ment.
Health 2016, 20, 965–973. [CrossRef] [PubMed]
49. Skarupski, K.A.; Tangney, C.; Li, H.; Ouyang, B.; Evans, D.A.; Morris, M.C.
Longitudinal association of vitamin B-6, folate, and vitamin B-12 with depressive
symptoms among older adults over time. Am. J. Clin. Nutr. 2010, 92, 330–335.
[CrossRef] [PubMed]
50. Tarleton, E.K.; Littenberg, B. Magnesium intake and depression in adults. J.
Am. Board Fam. Med. Jabfm 2015, 28, 249–256. [CrossRef] [PubMed]
51. Sun, C.; Wang, R.; Li, Z.; Zhang, D. Dietary magnesium intake and risk of
depression. J. Affect. Disord. 2019, 246, 627–632. [CrossRef] [PubMed]
52. Bender, A.; Hagan, K.E.; Kingston, N. The association of folate and
depression: A meta-analysis. J. Psychiatr. Res. 2017, 95, 9–18. [CrossRef]
53. McEligot, A.J.; Cruz, S.S.; Gonzalez, S.; Pogoda, J.M. The Association
between Total Folate Intakes and Depression amongst Three Racial/Ethnic
Groups. Calif. J. Health Promot. 2018, 16, 6–15. [CrossRef]
54. Li, Y.; Lv, M.R.; Wei, Y.J.; Sun, L.; Zhang, J.X.; Zhang, H.G.; Li, B. Dietary
patterns and depression risk: A meta-analysis. Psychiatry Res. 2017, 253, 373–
382. [CrossRef] [PubMed]
55. Wang, C.J.; Yang, T.F.; Wang, G.S.; Zhao, Y.Y.; Yang, L.J.; Bi, B.N.
Association between dietary patterns and depressive symptoms among middle-
aged adults in China in 2016-2017. Psychiatry Res. 2018, 260, 123–129.
[CrossRef] [PubMed]
56. Hu, D.; Cheng, L.; Jiang, W. Sugar-sweetened beverages consumption and the
risk of depression: A meta-analysis of observational studies. J. Affect. Disord.
2019, 245, 348–355. [CrossRef] [PubMed]
57. Yang, Y.; Kim, Y.; Je, Y. Fish consumption and risk of depression:
Epidemiological evidence from prospective studies. Asia-Pac. Psychiatry Off. J.
Pac. Rim Coll. Psychiatr. 2018, 10, e12335. [CrossRef] [PubMed]
58. Li, F.; Liu, X.; Zhang, D. Fish consumption and risk of depression: A meta-
analysis. J. Epidemiol. Community Health 2016, 70, 299–304. [CrossRef]
59. Matsuoka, Y.J.; Sawada, N.; Mimura, M.; Shikimoto, R.; Nozaki, S.;
Hamazaki, K.; Uchitomi, Y.; Tsugane, S. Dietary fish, n-3 polyunsaturated fatty
acid consumption, and depression risk in Japan: A population-based prospective
cohort study. Transl. Psychiatry 2017, 7, e1242. [CrossRef]
60. Roca, M.; Kohls, E.; Gili, M.; Watkins, E.; Owens, M.; Hegerl, U.; van
Grootheest, G.; Bot, M.; Cabout, M.; Brouwer, I.A.; et al. Prevention of
depression through nutritional strategies in high-risk persons: Rationale and
design of the MooDFOOD prevention trial. BMC Psychiatry 2016, 16, 192.
[CrossRef]
61. Lehman, S.L. J NNT for Statins vs. the Mediterranean Diet In ACA News
Articles. 2015. Available online: https://www.acatoday.org/News-
Publications/ACA-News-Archive/ArtMID/5721/ArticleID/106/ NNT-for-Statins-
vs-the-Mediterranean-Diet (accessed on 12 January 2020).
62. Estruch, R.; Ros, E.; Salas-Salvado, J.; Covas, M.I.; Corella, D.; Aros, F.;
Gomez-Gracia, E.; Ruiz-Gutierrez, V.; Fiol, M.; Lapetra, J.; et al. Primary
Prevention of Cardiovascular Disease with a Mediterranean Diet Supplemented
with Extra-Virgin Olive Oil or Nuts. N. Engl. J. Med. 2018, 378, e34. [CrossRef]
63. Saklayen, M.G. The Global Epidemic of the Metabolic Syndrome. Curr.
Hypertens. Rep. 2018, 20, 12. [CrossRef]

Anda mungkin juga menyukai