Anda di halaman 1dari 23

Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No.

4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


VOLUME EKSPOR BIJI KAKAO INDONESIA
KE MALAYSIA
Ilma Yuni Rosita, Lilis Imamah Ichdayati* dan Rizki Adi Puspita Sari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi


volume ekspor kakao Indonesia ke Malaysia. Regresi linear dan kuadrat biasa
(OLS) digunakan untuk menganalisis data time series dari tahun 2005 hingga
2013. Berdasarkan analisis, diperoleh bahwa faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi volume ekspor kakao Indonesia ke Malaysia dengan tingkat
signifikansi (α ) lima persen adalah harga riil ekspor kakao Indonesia ke Malaysia
dan harga riil biji kakao pasar internasional.

Kata kunci: volume ekspor, biji kakao, Indonesia, Malaysia, harga ekspor

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors that affect the volume of Indonesian cocoa
exports to Malaysia. Multiple linear regression and ordinary least squares (OLS)
were employed to analyze time series of data from 2005 until 2013. Based on the
analysis, it is obtained that factors that significantly effect the volume of
Indonesian cocoa exports to Malaysia with a significance level (α) five percent
are the real prices of Indonesian cocoa exports to Malaysia and the real prices of
cocoa beans the international market.

Keywords: export volumes, cocoa beans, Indonesia, Malaysia, export prices

PENDAHULUAN Indonesia. Oleh karena itu, kakao


menjadi salah satu jenis komoditas
Kakao merupakan salah satu ekspor yang memiliki potensi
komoditas pertanian dalam sektor strategis dalam membangun
perkebunan yang menjadi andalan perekonomian negara pada skala
ekspor Indonesia. Selain sebagai nasional.
penyedia lapangan pekerjaan, sumber Pengembangan wilayah dalam
pendapatan petani dan devisa negara, sektor perkebunan kakao dapat dilihat
ekspor kakao juga mampu dengan bertambahnya luas areal
meningkatkan pengembangan perkebunan kakao di Indonesia.
wilayah serta pengembangan Menurut status pengusahaannya,
agribisnis dan agro industri di perkebunan kakao Indonesia dibagi

37
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

menjadi tiga bagian, yaitu perkebunan kakao di Indonesia terpusat di Pulau


rakyat, perkebunan besar negara, dan Sulawesi dengan sentra perkebunan di
perkebunan besar swasta. Perkebunan Sulawesi Tengah (297.572 ha),
rakyat sendiri telah mendominasi Sulawesi Selatan (282.071 ha),
perkebunan kakao Indonesia sebesar Sulawesi Tenggara (264.954 ha), dan
94,6% dari perkebunan kakao Sulawesi Barat (180,585 ha) dengan
Indonesia, diikuti oleh perkebunan kontribusi persentase lahan yang
besar negara sebesar 2,8% dari mencapai 55,3% dari lahan kakao
perkebunan kakao Indonesia, nasional. Diikuti Sumatera Barat
kemudian perkebunan besar swasta sebesar 7,72%, Aceh 5,8%, Sumatera
sebesar 2,6% dari perkebunan kakao Utara 4,52%, Lampung 3,7%, dan
Indonesia (Direktorat Jenderal wilayah Indonesia lainnya sebesar
Perkebunan, 2013 dalam Wahyudi, 22,93%. Tabel 1 berikut
dkk, 2015 : 14). menunjukkan data perkembangan luas
Perkebunan kakao hampir areal dan perkembangan produksi
tersebar di seluruh pelosok Indonesia. kakao (perkebunan rakyat,
Menurut Direktorat Jenderal perkebunan negara, dan perkebunan
Perkebunan (2013) dalam Wahyudi, swasta) di Indonesia yang mengalami
dkk (2015 : 14), areal perkebunan peningkatan.

Tabel 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kakao Indonesia Tahun 2004 -
2013
Luas Areal Pertumbuhan Produksi Pertumbuhan
Tahun
(Ha) (%) (Ton) (%)
2004 1.090.960 0 691.704 0
2005 1.167.046 6,52 748.828 7,63
2006 1.320.820 11,64 769.388 2,67
2007 1.379.279 4,24 740.006 -3,97
2008 1.425.217 3,22 803.594 7,91
2009 1.587.136 10,20 809.583 0,74
2010 1.650.621 3,85 837.918 3,38
2011 1.732.641 4,73 712.231 -17,65
2012 1.774.463 2,36 740.513 3,82
2013 1.740.612 -1,94 720.862 -2,73
Rata-Rata 1.486879,50 4,48 757.462,70 0,18
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI (2014:3)
(Diolah)

Rata-rata produksi biji kakao : 10) menunjukkan bahwa negara


Indonesia dalam sepuluh tahun yang Indonesia menempati peringkat
cukup tinggi menempatkan Indonesia ketiga sebagai penghasil biji kakao
ke dalam lima besar negara produsen terbesar di dunia setelah Pantai
biji kakao terbesar di dunia. Gading (Afrika) menempati peringkat
Berdasarkan data dari ICCO pertama dan Ghana (Afrika)
(International Cocoa Organization) menempati peringkat kedua.
(2013) dalam Wahyudi, dkk (2015 Kontribusi pasokan biji kakao dari

38
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

ketiga negara tersebut mencapai 68% kakao fermentasi dan tanpa


dari kebutuhan kakao di dunia dan fermentasi tidak berbeda jauh.
10,6% kakao dunia berasal dari Tabel 2 berikut menunjukkan data
Indonesia. Alasan kenapa para petani total volume dan nilai ekspor biji
kakao di Indonesia tidak melakukan kakao yang dilakukan oleh Indonesia
fermentasi biji kakao adalah harga biji ke seluruh negara tujuan ekspor
kakao.

Tabel 2. Volume dan Nilai Ekspor Biji Kakao Indonesia Tahun 2004 – 2013
VolumeEkspor Pertumbuhan NilaiEkspor Pertumbuhan
Tahun
(Ton) (%) (000US$) (%)
2004 275.484,49 0 369.863,00 0
2005 367.425,78 25,02 467.827,36 20,94
2006 490.777,60 25,13 619.016,76 24,42
2007 379.829,20 -29,21 622.600,38 0,58
2008 380.512,86 0,17 854.584,78 27,15
2009 439.305,32 13.38 1.087.484,65 21,42
2010 432.326,85 -1.61 1.190.739,69 8,67
2011 210.066,99 -105.80 614.496,35 -93,77
2012 163.500,82 -28.48 384.829,79 -59,68
2013 188.420,19 13.23 446.094,72 13,73
Rata-
332.765,01 -9.79 665.753,75 -3,65
Rata
Sumber: Badan Pusat Statistika Diolah Pusat Data dan Informasi Kementerian
Perdagangan RI (2016 :1) (Diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 2 pada tahun 2004 volume ekspor biji
menunjukkan bahwa pada tahun 2005 kakao Indonesia mengalami
volume ekspor biji kakao Indonesia peningkatan. Meningkatnya volume
mengalami kenaikan sebesar 25,02%. ekspor biji kakao Indonesia yang
Kenaikan volume ekspor tersebut mengakibatkan berkurangnya bahan
sesuai dengan kenaikan produksi biji baku dalam negeri, maka pemerintah
kakao Indonesia dimana pada tahun menghapuskan kebijakan PPN 10%
2005 produksi biji kakao Indonesia terhadap komoditas kakao.
mengalami peningkatan sebesar Melalui kebijakan bea keluar
7,63% (Tabel 1). Bertambahnya total yang disahkan oleh Kementerian
produksi biji kakao Indonesia Keuangan, pemerintah berharap
semakin membuat tingginya minat ekspor kakao lebih banyak dalam
petani kakao untuk mengekspor bentuk olahan. Selain bertujuan untuk
hasil pertanian biji kakao mereka mengembangkan industri pengolahan
sehingga dapat meningkatkan volume kakao dalam negeri, adanya kebijakan
ekspor biji kakao Indonesia. bea keluar juga bertujuan untuk
Besarnya minat petani kakao menekan volume ekspor biji kakao
untuk mengekspor hasil pertanian Indonesia.Ada beberapa negara yang
kakao semakin didukung oleh menjadi tujuan utama ekspor biji
Peraturan Pemerintah Nomor 46 kakao Indonesia. Negara-negara
Tahun 2003. Setelah ditetapkannya tersebut meliputi Amerika Serikat,
PPN sebesar 10% oleh pemerintah,

39
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Malaysia, Singapura, China, dan lain-


lain.

Tabel 3. Volume Ekspor (Ton) Biji Kakao Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan
Utama Tahun 2004 – 2013
Tahun/ Amerika
China Malaysia Singapura Lainnya
Negara Serikat
2004 84.007,0 5.474,6 125.384,3 31.570,3 29.048,4
2005 107.630,5 15.830,1 156.057,0 30.093,9 57.814,2
2006 131.738,5 18.240,9 193.173,5 43.976,5 103.648,2
2007 53.224,4 20.746,1 183.172,1 43.683,5 79.003,1
2008 53.689,7 15.902,5 209.408,5 45.157,5 56.354,7
2009 120.304,0 7.122,6 183.539,1 55.889,3 72.450,3
2010 89.306,5 15.317,9 203.847,7 53.932,2 69.922,5
2011 9.765,9 7.637,0 141.104,6 33.793,0 17.766,5
2012 143,3 5.751,5 102.350,1 39.707,4 15.548,6
2013 7.208,7 8.320,0 134.774,4 32.350,2 5.766,9
Rata-
65.701,8 12.034,3 163.281,1 41.015,4 50.732,3
Rata
Sumber: Badan Pusat Statistika Diolah Pusat Data dan Informasi Kementerian
Perdagangan RI (2016:1)

Berdasarkan data pada Tabel 3 Malaysia terhadap biji kakao


menunjukkan bahwa selama kurun Indonesia mengalami perubahan di
waktu tahun 2004 – 2013 volume setiap tahunnya.
ekspor biji kakao Indonesia
didominasi oleh negara Malaysia. Rumusan Masalah
Rata-rata volume ekspor biji kakao Berdasarkan uraian pada latar
Indonesia ke Malaysia dalam kurun belakang, maka dapat dirumuskan
waktu 2004 - 2013 sebesar 163.281,1 beberapa permasalahan yaitu sebagai
ton, lebih besar dibandingkan berikut:
dengan volume ekspor biji kakao 1. Apa saja faktor – faktor yang
ke negara-negara lain. Data tersebut mempengaruhi volume eskpor
menunjukkan bahwa Malaysia biji kakao Indonesia ke Malaysia
merupakan konsumen terbesar periode 2005 - 2013?
komoditas biji kakao yang dihasilkan 2. Seberapa besar pengaruh factor –
Indonesia. factor tersebut terhadap volume
Meskipun negara Malaysia ekspor biji kakao Indonesia ke
menjadi negara tujuan utama dan Malaysia periode 2005-2013?
terbesar ekspor biji kakao Indonesia,
namun volume biji kakao yang METODE PENELITIAN
diekspor Indonesia ke Malaysia
mengalami kecenderungan Waktu Penelitian
berfluktuatif dari tahun ke tahun. Penelitian tentang faktor-faktor
Volume ekspor biji kakao Indonesia yang mempengaruhi volume ekspor
ke Malaysia yang berfluktuatif biji kakao Indonesia Ke Malaysia ini
menunjukkan bahwa ada faktor-faktor dilakukan dengan cara pengambilan
yang menyebabkan permintaan data dari beberapa lembaga yang

40
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

terkait dengan penelitian. Lembaga- kuantitatif yang digunakan dalam


lembaga tersebut meliputi penelitian ini terdiri dari data volume
Kementerian Pertanian Republik ekspor biji kakao Indonesia ke
Indonesia, Kementerian Perdagangan Malaysia, produksi biji kakao
Republik Indonesia, Badan Pusat Indonesia, volume impor biji kakao
Statistik (BPS) Republik Indonesia, Malaysia, nilai tukar rupiah terhadap
Bank Indonesia (BI), International dollar Amerika Serikat, harga riil
Cocoa Organization (ICCO), ekspor biji Indonesia ke Malaysia,
uncomtrade, dan lembaga-lembaga harga riil pasar internasional biji
lainnya yang menunjang penelitian, kakao, dan dummy tarif ekspor biji
serta penelitian-penelitian terdahulu. kakao Indonesia ke Malaysia.
Penelitian ini dilaksanakan selama Berdasarkan sumbernya, data
tiga bulan, yaitu bulan Oktober yang digunakan dalam penelitian
sampai bulan Desember 2015. tentang analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi volume ekspor biji
Jenis dan Sumber Data kakao Indonesia ke Malaysia yaitu
Data yang digunakan dalam menggunakan data sekunder.Data
penelitian tentang faktor-faktor yang sekunder adalah data yang diperoleh
mempengaruhi volume eskpor biji dari lembaga-lembaga atau instansi-
kakao Indonesia ke Malaysia instansi tertentu atau data dari
berdasarkan jenisnya yaitu sumber kedua (Suyatno dan Sutinah,
menggunakan data kuantitatif. Data 2005:56). Adapun data-data yang
kuantitatif dalam penelitian ini digunakan dan sumber data yang
merupakan data yang didapatkan dari terkait dalam penelitian ini dapat
fakta dan informasi yang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
diukur berupa angka-angka. Data

Tabel 4. Data dan Sumber Data Penelitian


No Data SekunderPenelitian Sumber Data

Badan Pusat Statistik Diolah


Volume ekspor biji kakao Indonesia
1. ke Malaysia (000ton) Pusat Data dan Informasi
Kementerian Perdagangan RI
Produksi biji kakao Indonesia (000 Kementerian Pertanian Republik
2.
ton) Indonesia
Volume impor biji kakao Malaysia Uncomtrade dengan mengakses
3.
(000ton) website www.comtrade.un.org
Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Bank Indonesia dengan
4.
Amerika Serikat(Rp/US$) mengakses website www.bi.go.id
Badan Pusat Statistik Diolah
Hargariil ekspor biji kakao
5. Pusat Data dan Informasi
Indonesia ke Malaysia (US$/000 ton)
Kementerian Perdagangan RI

41
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Internasional Cocoa Organization


Harga riil pasar internasional biji
6. kakao(US$/000 ton) (ICCO) dengan mengakses
website www.icco.org
kuantitatif dalam penelitian tentang
Metode Pengumpulan Data analisis faktor-faktor yang
Metode pengumpulan data mempengaruhi volume ekspor biji
adalah cara yang dapat digunakan kakao Indonesia ke Malaysia meliputi
dalam penelitian untuk variabel-variabel yang digunakan
mengumpulkan data. Penelitian dalam penelitian.
tentang analisis faktor-faktor yang Metode pengolahan data
mempengaruhi volume ekspor biji berdasarkan variabel-variabel
kakao Indonesia ke Malaysia ini dalam penelitian ini secara lebih rinci
menggunakan data sekunder dengan sebagai berikut:
data deret waktu (time series) pada 1. Data volume ekspor biji kakao
skala triwulan dari tahun 2005 hingga Indonesia ke Malaysia dengan
tahun 2013 (9 tahun). Metode yang satuan ribu ton (000 ton) dalam
digunakan dalam pengumpulan data skala triwulan kurun waktu tahun
pada penelitian ini yaitu teknik 2005 sampai 2013.
pengumpulan data dengan cara 2. Data produksi biji kakao
mengkaji dan memahami sumber- Indonesia dengan satuan ribu ton
sumber data yang dibutuhkan dalam (000 ton) dalam skala triwulan
penelitian. Mengunjungi lembaga- kurun waktu tahun 2005 sampai
lembaga yang terkait dalam penelitian 2013. Berdasarkan data dari
ini, seperti Kemeterian Pertanian RI, Kementerian Pertanian
Kementerian Perdagangan RI, dan Republik Indonesia, data
Badan Pusat Statistik (BPS) RI. produksi biji kakao Indonesia
Pengumpulan data dalam penelitian yang tersedia merupakan data
ini juga menggunakan media tahunan, sehingga diasumsikan
internet meliputi website Bank untuk mendapatkan data triwulan
Indonesia (BI) yaitu www.bi.go.id, maka diambil rata-rata triwulan
website International Cocoa dalam setahun.
Organization (ICCO) yaitu 3. Data volume impor biji kakao
www.icco.org, dan website Malaysia dengan satuan ribu ton
uncomtrade yaitu (000 ton) dalam skala triwulan
www.comtrade.un.org, serta kurun waktu tahun 2005 sampai
mengunjungi website-website yang 2013. Berdasarkan data dari
terkait untuk menunjang penelitian. uncomtrade, data volume impor
biji kakao yang tersedia
Metode Pengolahan Data dan merupakan data tahunan,
Analisis Data sehingga diasumsikan untuk
Data-data yang diperoleh mendapatkan data triwulan maka
selama penelitian diolah dengan diambil rata-rata triwulan dalam
menggunakan alat analisis kualitatif satu tahun.
berupa analisis deskriptif dan alat 4. Data nilai tukar riil rupiah
analisis kuantitatif berupa analisis terhadap dollar Amerika Serikat
regresi linear berganda. Data-data dengan satuan rupiah per US$
yang dibutuhkan untuk analisis (Rp/US$) dalam kurun waktu

42
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

triwulan tahun 2005 sampai ke Malaysia diwakili dengan


2013. Nilai tukar riil adalah harga variabel dummy.
relatif dari barang-barang kedua 8. Indeks harga konsumen adalah
negara, yang menyatakan tingkat ukuran biaya keseluruhan barang
di mana kita dapat dan jasa yang dibeli oleh
memperdagangkan barang- konsumen (Mankiw, 2012 :
barang dari suatu negara untuk 26). Nilai indeks harga
barang-barang dari negara lain konsumen yang digunakan dalam
(Rahardja dan Manurung, penelitian ini meliputi indeks
2008:307). harga konsumen Indonesia
5. Harga riil ekspor biji kakao sebagai negara pengekspor biji
Indonesia ke Malaysia dengan kakao, indeks harga konsumen
satuan US$ per ribu ton Malaysia sebagai negara
(US$/000 ton) dalam kurun pengimpor biji kakao, serta
waktu triwulan tahun 2005 indeks harga konsumen Amerika
sampai 2013. Harga ekspor biji Serikat sebagai negara yang mata
kakao Indonesia ke Malaysia uangnya digunakan sebagai alat
diperoleh dari pembagian nilai transaksi di pasar internasional.
ekspor biji kakao Indonesia ke
Malaysia (US$) dengan volume Analisis Deskriptif
ekspor biji kakao Indonesia ke Analisis deskriptif merupakan
Malaysia (000 ton). Sedangkan analisis yang dilakukan dengan cara
harga riil ekspor biji kakao memberikan penggambaran. Tujuan
Indonesia ke Malaysia diperoleh dari analisis deskriptif adalah untuk
dari pembagian harga ekspor biji memberikan gambaran secara
kakao Indonesia ke Malaysia sistematis dan akurat mengenai
dengan indeks harga konsumen hubungan antara fenomena yang
(Malaysia tahun dasar diteliti. Fenomena-fenomena yang
2007=100). dideskripsikan dalam penelitian
6. Harga riil pasar internasional biji tentang analisis faktor-faktor yang
kakao merupakan harga biji mempengaruhi volume ekspor biji
kakao yang berlaku di pasar kakao Indonesia ini berupa
internasional dengan satuan US$ perkembangan-perkembangan biji
per ribu ton (US$/000 ton) dalam kakao di negara produsen (Indonesia),
kurun waktu triwulan tahun 2005 meliputi perkembangan luas areal
sampai 2013. Harga riil kakao Indonesia, perkembangan
internasional diperoleh dari produksi kakao Indonesia,
pembagian harga internasional perkembangan harga biji kakao,
dengan indeks harga konsumen perkembangan ekspor biji kakao
(Amerika Serikat tahun dasar Indonesia, dan perkembangan tarif
2007 = 100). ekspor biji kakao di Indonesia.
7. Tarif ekspor biji kakao Kemudian mendeskripsikan
Indonesia ke Malaysia adalah fenomena perkembangan-
pajak dibebankan terhadap perkembangan biji kakao dunia (pasar
ekspor biji kakao Indonesia ke internasional), meliputi
Malaysia. Dalam penelitian ini perkembangan luas areal kakao dunia,
tarif ekspor biji kakao Indonesia perkembangan produksi kakao dunia,
perkembangan ekspor biji kakao

43
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

dunia, dan perkembangan impor biji Y = Volume ekspor biji kakao


kakao dunia. Mendeskripsikan Indonesia ke Malaysia
fenomena perkembangan- α = Konstanta
perkembangan biji kakao di negara β = Koefisien regresi
konsumen (Malaysia), meliputi X1 = Produksi biji kakao Indonesia
perkembangan produksi kakao X2 = Volume impor biji kakao
Malaysia, perkembangan konsumsi Malaysia
biji kakao Malaysia, dan X3 = Nilai tukar riil rupiah terhadap
perkembangan impor biji kakao dollar Amerika Serikat
Malaysia. X4 = Harga riil ekspor biji kakao
Indonesia ke Malaysia
Analisis Regresi Linear Berganda X5 = Harga riil pasar internasional
Analisis kuantitatif yang biji kakao
digunakan dalam penelitian tentang XD = Dummy tarif ekspor biji kakao
analisis faktor-faktor yang Indonesia ke Malaysia, dummy
mempengaruhi volume ekspor biji menunjukkan perubahan pada
kakao Indonesia ke Malaysia adalah kebijakan tarif ekspor. Angka 1
analisis regresi linear berganda. mewakili data setelah pemberlakuan
Menurut Ridwan (2010:154) regresi tarif ekspor (tahun 2010 pada triwulan
linear berganda adalah suatu alat kedua sampai tahun 2013) dan angka
analisis peramalan nilai pengaruh dua 0 mewakili data sebelum
variabel bebas atau lebih terhadap pemberlakuan tarif ekspor (tahun
variabel terikat untuk membuktikan 2005 sampai tahun 2010 pada
ada atau tidaknya hubungan fungsi triwulan pertama)
atau hubungan kausal antara dua ɛ = Error
variabel atau lebih dengan variabel
terikat. Uji Kriteria Ekonometrika (Uji
Ada beberapa faktor yang Asumsi Klasik)
mempengaruhi volume ekspor biji Sujianto (2007) dalam Sujianto
kakao Indonesia ke Malaysia di (2009:79) menyatakan model regresi
antaranya, produksi biji kakao linear berganda disebut model yang
Indonesia, volume impor biji kakao baik jika model tersebut memenuhi
Malaysia, nilai tukar riil rupiah asumsi normalitas data dan terbebas
terhadap dollar Amerika Serikat, dari asumsi-asumsi klasik yaitu
harga riil ekspor biji kakao Indonesia multikolienearitas, autokolerasi, dan
ke Malaysia, harga riil pasar heteroskedastisitas.Berdasarkan
internasional biji kakao, serta dummy pendapat ini, uji normalitas data
tarif ekspor biji kakao Indonesia ke bukan satu-satunya cara untuk
Malaysia. Persamaan regresi linear menyimpulkan model regresi
berganda untuk mengidentifikasi berganda adalah baik. Dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi melakukan estimasi model regresi
volume ekspor biji kakao Indonesia berganda maka harus memenuhi
ke Malaysia sebagai berikut : kriteria ekonometrik, yaitu kriteria
Y= α+β1X1+β2X2+ β3X3+β4X4+β5 yang diuji meliputi multikolinearitas,
X5+XDXD+ ɛ heteroskedasitas, autokorelasi, dan
Hipotesa: β1, β2,β4,β5 >0 ; β3, βD<0 normalitas.
Keterangan:

44
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Uji Statistik (Uji Hipotesis) triwulan (time series) selama 9 tahun


Uji hipotesis dapat dilakukan dari tahun 2005 sampai tahun 2013.
dengan melakukan pengujian e. Harga riil ekspor biji kakao ke
parameter model regresi (uji t dan uji Malaysia adalah harga biji kakao
F) serta pengujian koefisien ekspor yang berlaku ke Malaysia
determinasi (R2). dalam satuan US$ per ribu ton
(US$/000 ton). Data yang digunakan
Definisi Operasional merupakan data triwulan (time series)
Definisi operasional adalah selama 9 tahun dari tahun 2005
suatu definisi mengenai variabel yang sampai tahun 2013.
dirumuskan berdasarkan f. Harga riil pasar internasional biji
karakteristik-karakteristik varaibel kakao adalah harga biji kakao yang
tersebut yang dapat diamati (Azwar, berlaku di pasar internasional dalam
2013:74). Berikut adalah definisi satuan US$ per ribu ton (US$/000
operasional masing-masing variabel ton). Data yang digunakan merupakan
dalam penelitian tentang faktor-faktor data triwulan (time series) selama 9
yang mempengaruhi volume ekspor tahun dari tahun 2005 sampai tahun
biji kakao Indonesia ke Malaysia: 2013.
a. Volume ekspor biji kakao g. Tarif ekspor biji kakao Indonesia
Indonesia ke Malaysia yang dimaksud ke Malaysia adalah pajak yang
adalah total volume ekspor biji kakao dikenakan terhadap biji kakao yang
Indonesia ke Malaysia dalam satuan diekspor ke Malaysia yang bertujuan
ribu ton (000 ton). Data yang untuk menekan volume ekspor biji
digunakan merupakan data triwulan kakao Indonesia ke Malaysia. Data
(time series) selama 9 tahun dari yang digunakan merupakan data
tahun 2005 sampai tahun 2013. dummy tarif ekspor dengan skala
b. Produksi biji kakao Indonesia triwulan (time series) selama 9 tahun
adalah total keseluruhan produksi biji dari tahun 2005 sampai tahun 2013.
kakao Indonesia. Satuan yang
digunakan adalah ribu ton (000 ton). HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan merupakan data
triwulan (time series) selama 9 tahun Identifikasi Faktor-Faktor yang
dari tahun 2005 sampai tahun 2013. Mempengaruhi Volume Ekspor
c. Volume impor biji kakao Malaysia Biji Kakao Indonesia ke Malaysia
adalah total volume impor biji kakao Tahun 2005 – 2013
Malaysia dari seluruh dunia dalam Model volume ekspor biji
satuan ribu ton (000 ton). Data yang kakao Indonesia ke Malaysia yang
digunakan merupakan data triwulan digunakan dalam penelitian ini
(time series) selama 9 tahun dari bertujuan untuk mengetahui faktor-
tahun 2005 sampai tahun 2013. faktor yang mempengaruhi volume
d. Nilai tukar riil rupiah ekspor biji kakao Indonesia ke
terhadap dollar Amerika Serikat Malaysia tahun 2005 - 2013 dengan
adalah nilai perbandingan mata uang menggunakan metode Ordinary Least
rupiah terhadap dollar Amerika Square (OLS) pada program SPSS 22.
Serikat (US$) yang berlaku dalam Data yang digunakan dalam
satuan Rupiah per US$ (Rp/US$). penelitian ini adalah deret waktu
Data yang digunakan merupakan data (time series) dengan skala triwulan
mulai dari tahun 2005 hingga tahun

45
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

2013 (9 tahun dengan 36 data time menggunakan uji multikolinearitas,


series). uji heteroskedastisitas, uji
Faktor-faktor yang autokorelasi, dan juga uji normalitas.
mempengaruhi volume ekspor biji Pada uji hipotesis dianalisis
kakao Indonesia ke Malaysia menggunakan uji simultan (uji F), uji
didapatkan dengan memasukkan parsial (uji t), dan uji koefisien
variabel-variabel bebas yang diduga determinasi (R2).
mempengaruhi volume ekspor biji
kakao Indonesia ke Malaysia Hasil Pengujian Asumsi Klasik
(variabel terikat). Variabel-variabel Pengujian asumsi klasik
bebas yang digunakan ada enam bertujuan untuk mengetahui ada atau
variabel yaitu produksi biji kakao tidaknya penyimpangan asumsi klasik
Indonesia, volume impor biji kakao dalam model volume ekspor biji
Malaysia, nilai tukar riil rupiah kakao Indonesia ke Malaysia. Uji
terhadap dollar Amerika Serikat, asumsi klasik meliputi uji
harga riil ekspor biji kakao Indonesia multikolinearitas, uji
ke Malaysia, harga riil pasar heteroskedastisitas, uji autokorelasi,
internasional biji kakao, dan dummy serta uji normalitas.
tarif ekspor biji kakao Indonesia ke
Malaysia. Uji Multikolinearitas
Model volume ekspor biji Salah satu cara dalam
kakao Indonesia ke Malaysia terlebih mendeteksi ada atau tidaknya
dahulu dilakukan serangkaian multikolinearitas dalam suatu model
pengujian baik pengujian secara adalah dengan melihat nilai Variance
pengujian secara ekonometrik (uji Inflation Factor (VIF). Apabila nilai
asumsi klasik) maupun statistik (uji VIF > 10, maka dapat
hipotesis). Penelitian ini juga disimpulkan terdapat masalah
mengikutsertakan pembahasan multikolinearitas. Hasil uji
ekonomi yang bertujuan untuk multikolinearitas model volume
menganalisis hasil estimasi dengan ekspor biji kakao Indonesia ke
keadaan yang sebenarnya. Pada uji Malaysia dapat dilihat pada Tabel 7
asumsi klasik dianalisis dengan berikut ini.

Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas Model Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
ke Malaysia
Collinierity Statistics
No Variabel Independen
Tolerance VIF
1. Produksi biji kakao Indonesia ,522 1,915
2. Volume impor biji kakao Malaysia ,568 1,760
Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Amerika
3. ,500 1,999
Serikat
Harga riil eksporbiji kakao Indonesia ke
4. ,134 7,488
Malaysia

46
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

5. Harga riil pasar internasional biji kakao ,439 2,277


Dummy tarif ekspor biji kakao Indonesia ke
6. ,220 4,538
Malaysia
Sumber: Data Sekunder (Diolah)
Berdasarkan hasil uji
multikolinearitas yang telah dilakukan
pada Tabel 7 menunjukkan bahwa
nilai VIF dari masing-masing variabel
bebas (produksi biji kakao Indonesia,
volume impor biji kakao Malaysia,
nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat, harga riil ekspor biji
kakao Indonesia ke Malaysia, harga
riil biji kakao Indonesia, dan Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas
dummy tarif ekspor biji kakao Model Volume Ekspor Biji Kakao
Indonesia ke Malaysia) bernilai Indonesia ke Malaysia.
kurang dari 10 (VIF <10), sehingga Berdasarkan hasil uji
dapat disimpulkan bahwa model heteroskedastisitas dengan scatterplot
volume ekspor biji kakao Indonesia pada Gambar 20 menunjukkan bahwa
ke Malaysia yang dihasilkan dalam titik-titik hasil pengolahan data antara
penelitian ini tidak terdapat masalah ZPRED dan SRESID menyebar di
multikolinearitas. bawah maupun di atas titik origin
(angka 0) pada sumbu Y dan tidak
Uji Heteroskedastisitas mempunyai pola yang teratur. Oleh
Salah satu cara untuk karena itu dapat disimpulkan bahwa
mendeteksi masalah model volume ekspor biji kakao
heteroskedastisitas dalam suatu model Indonesia ke Malaysia tidak terdapat
penelitian adalah dengan melihat hasil masalah heteroskedastisitas.
scatterplot. Hasil uji
heteroskedastisitas dengan scatterplot Uji Autokorelasi
pada model volume ekspor biji kakao Mendeteksi adanya autokorelasi
Indonesia ke Malaysia dapat dilihat atau tidak dalam model volume
pada berikut ini. ekspor biji kakao Indonesia ke
Malaysia yaitu dengan menggunakan
nilai Durbin-Watson (DW). Berikut
merupakan tabel hasil pengujian
autokorelasi Durbin-Watson (DW)
dalam penelitian di mana nilai k = 6,
n = 36, tingkat signifikansi (α) = 5%.

Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi Model Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia ke
Malaysia

47
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Adjusted R Std. Errorof Durbin-


Model R R Square
Square the Estimate Watson
1 ,802a ,642 ,569 7,41948 1,923
Sumber: Data Sekunder (Diolah)

Berdasarkan hasil uji mengetahui ada atau tidaknya


autokorelasi pada Tabel 8 dapat autokorelasi dapat dilihat pada Tabel
diketahui nilai Durbin-Watson (DW) 9 berikut ini.
dalam model volume ekspor biji Tabel 9. Hasil Pengujian Ada
kakao Indonesia ke Malaysia adalah Tidaknya Autokorelasi dengan Uji
sebesar 1,923, untuk dapat Durbin-Watson
Nilai DW
Autokorelasi tanpa 1,923 tidak Tanpa Autokorelasi
positif kesimpula terjadi kesimpulan negatif
n autokorelasi

0 d d 4-dU 4-dL 4
L U
1,11 1,8764 2,1236 2,8856
44
Sumber: Data Sekunder (Diolah) Keterangan: Taraf Nyata (α) Lima Persen

Berdasarkan Tabel 9
menunjukkan bahwa nilai Durbin- Uji Normalitas
Watson (DW) sebesar 1,923 berada di Uji normalitas dapat dilakukan
antara dU dan 4-dU. Hal ini dengan menggunakan analisa normal
menunjukkan bahwa tidak terjadi probability plot yaitu dengan melihat
gangguan autokorelasi pada model penyebaran data pada grafik Normal
volume ekspor biji kakao Indonesia P-P plot. Regression Standardized
ke Malaysia. Ini berarti variabel bebas Residual. Hasil dari uji normalitas
(produksi biji kakao Indonesia, pada model volume ekspor biji kakao
volume impor biji kakao Malaysia, Indonesia ke Malaysia dapat terlihat
nilai tukar riil rupiah terhadap dollar dari penyebaran data pada grafik
Amerika Serikat, harga riil ekspor biji Normal P-Pplot Regression
kakao Indonesia ke Malaysia, harga Standardized Residual dan diperoleh
riil pasar internasional biji kakao, dan hasil sebagai berikut:
dummy tarif ekspor biji kakao
Indonesia ke Malaysia) tidak
terganggu atau tidak terpengaruhi
oleh variabel pengganggu sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam
model volume ekspor biji kakao
Indonesia ke Malaysia tidak terjadi
masalah autokorelasi.

48
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

kakao Indonesia ke Malaysia


terdistribusi secara normal.

Hasil Pengujian Hipotesis


Uji hipotesis dapat dilakukan dengan
melakukan pengujian parameter
model regresi linear berganda (uji t
dan uji F) serta pengujian koefisien
determinasi (R2).

Uji F (Uji Simultan)


Hasil Uji Normalitas Model Volume Uji F statistik digunakan untuk
Ekspor Biji Kakao Indonesia ke mengetahui apakah variabel-variabel
Malaysia bebas (produksi biji kakao Indonesia,
volume impor biji kakao Malaysia,
Berdasarkan hasil uji normalitas nilai tukar riil rupiah terhadap dollar
pada Gambar 21 menunjukkan bahwa Amerika Serikat, harga riil ekspor biji
grafik Normal P-Pplot Regression kakao Indonesia ke Malaysia, harga
Standardized Residual titik-titik yang riil pasar internasional biji kakao, dan
tersebar tidak jauh pada sumbu dummy tarif ekspor biji kakao
diagonal P-Plot sehingga data pada Indonesia ke Malaysia) pada
model volume ekspor biji kakao penelitian secara simultan (bersama-
Indonesia ke Malaysia memenuhi sama) berpengaruh nyata terhadap
asumsi normalitas. Menurut Sunyoto variabel terikat (volume ekspor biji
(2010:108) suatu data dikatakan kakao Indonesia ke Malaysia) pada
berdistribusi normal jika garis data tingkat kepercayaan 95% atau pada
riil mengikuti garis diagonal. Maka taraf nyata (α) sebesar 5%.
dapat disimpulkan bahwa residual Berikut merupakan hasil uji F dalam
dalam model volume ekspor biji model volume ekspor biji kakao
Indonesia ke Malaysia:

Tabel 10. Hasil Uji F (Uji Simultan) Model Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia
ke Malaysia
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 2868,880 6 478,147 8,686 ,000b
Residual Total 1596,410 29 55,049
4465,291 36
Sumber: Data Sekunder (Diolah)
Keterangan: Taraf Nyata (α) Lima Persen

Berdasarkan Tabel 10 tersebut berada di bawah nilai


menunjukkan bahwa hasil uji F signifikansi (0,000 < 0,05) maka
dengan tingkat signifikansi 0,05 dapat dapat disimpulkan bahwa dalam
diketahui bahwa nilai probabilitas F model volume ekspor biji kakao
sebesar 0,000 yang berarti nilai Indonesia ke Malaysia secara

49
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

simultan atau bersama-sama variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa


bebas (produksi biji kakao Indonesia, secara simultan atau bersama-sama
volume impor biji kakao Malaysia, variabel bebas (produksi biji kakao
nilai tukar riil rupiah terhadap dollar Indonesia, volume impor biji kakao
Amerika Serikat, harga riil ekspor biji Malaysia, nilai tukar riil rupiah
kakao Indonesia ke Malaysia, harga terhadap dollar Amerika Serikat,
riil pasar internasional biji kakao, harga riil ekspor biji kakao Indonesia
dan dummy tarif ekspor biji kakao ke Malaysia, harga riil pasar
Indonesia ke Malaysia) memiliki internasional biji kakao, dan
pengaruh yang signifikan terhadap dummy tarif ekspor biji kakao
variabel terikatnya (volume ekspor Indonesia ke Malaysia) memiliki
biji kakao Indonesia ke Malaysia). pengaruh yang signifikan terhadap
Selain melihat nilai probabilitas variabel terikatnya (volume ekspor
F (P-value), untuk pengujian secara biji kakao Indonesia ke Malaysia).
simultan atau secara bersama-sama
juga dapat dilihat dari nilai F- Uji t (Uji Parsial)
hitungnya. Hasil dari uji F diketahui Uji t statistik digunakan untuk
bahwa F-hitung adalah sebesar mengetahui apakah koefisien masing-
8,686 dengan degree of freedom masing variabel bebas (produksi biji
(df) = k-1 = 7-1 = 6 dan derajat bebas kakao Indonesia, volume impor biji
penyebut (df2) = n-k = 36-7 = 29, kakao Malaysia, nilai tukar riil rupiah
dimana k adalah jumlah variabel terhadap dollar Amerika Serikat,
bebas dan terikat dan n adalah jumlah harga riil ekspor biji kakao Indonesia
observasi/sampel pembentu regresi. ke Malaysia, harga riil pasar
Berdasarkan tabel distribusi F (tabel internasional biji kakao, dan dummy
bantuan jika menggunakan statistik tarif ekspor biji kakao Indonesia ke
uji F) diperoleh F-tabel sebesar Malaysia) secara parsial (individu)
2,43. Jika dibandingkan antara F- memberikan pengaruh yang
hitung dan F-tabel, maka nilai F- signifikan terhadap variabel terikat
hitung (8,686) lebih besar dari pada (volume ekspor biji kakao Indonesia
F-tabel (2,43) (8,686 > 2,43), ke Malaysia).

Hasil Uji t (Uji Parsial) Model Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia ke Malaysia
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -36,237 31,294 -1,158 ,256
X1 ,194 ,168 ,178 1,158 ,256
X2 ,039 ,096 ,060 ,404 ,689
X3 -,002 ,001 -,188 -1,196 ,241
X4 ,001 ,000 ,670 2,205 ,036
X5 ,001 ,000 ,611 3,644 ,001
XD 2,326 5,343 ,103 ,435 ,666
Sumber: Data Sekunder (Diolah)
Keterangan: Taraf Nyata (α) Lima Persen
Keterangan:

50
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

X1 = Produksi biji kakao di Indonesia dan tingkat signifikansi yang


X2 = Volume impor biji kakao digunakan. Tingkat signifikansi yang
Malaysia digunakan pada penelitian ini adalah
X3 = Nilai tukar riil rupiah terhadap sebesar 5% dengan nilai df = n – k =
dollar Amerika Serikat 36 – 7 = 29, maka diperoleh nilai t-
X4 = Harga riil ekspor biji kakao tabel adalah sebesar 1,69913.
Indonesia ke Malaysia
X5 = Harga riil pasar internasional Uji Koefisien Determinasi (R2)
biji kakao Koefisien determinasi (R2)
XD = Dummy tarif ekspor biji kakao digunakan untuk mengetahui sejauh
Indonesia ke Malaysia mana ketepatan atau kecocokan garis
Berdasarkan table di atas dapat regresi yang terbentuk dalam
diketahui t-hitung yang diperoleh dari mewakili kelompok data hasil
masing- masing variabel. Kemudian observasi. Koefisien determinasi
perlu diketahui nilai t-tabel yang akan menggambarkan bagian dari variasi
digunakan. Nilai t-tabel tergantung total yang dapat diterangkan oleh
pada besarnya degree of freedom (df) model.

Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Volume Ekspor Biji
KakaoIndonesia ke Malaysia

Adjusted R Std. Errorof the


Model R R Square
Square Estimate
1 ,802a ,642 ,569 7,41948
Sumber: Data Sekunder (Diolah)
Keterangan: Taraf Nyata (α) Lima Persen

Berdasarkan Tabel 12 64,2%, sedangkan 35,8% lainnya


diperoleh nilai koefisien determinasi dijelaskan oleh variabel- variabel
(R square) sebesar 0,642. Hal ini bebas lain di luar model (yang
berarti bahwa variabel terikat diteliti).
(volume ekspor biji kakao Indonesia
ke Malaysia (Y)) mampu dijelaskan Persamaan Regresi Linear
oleh variabel-variabel bebas dalam Berganda
penelitian ini yang meliputi; produksi Berdasarkan hasil analisis
biji kakao Indonesia (X1), volume regresi linear berganda pada Tabel
impor biji kakao Malaysia (X2), nilai 11, maka model volume ekspor biji
tukar riil rupiah terhadap dollar kakao Indonesia ke Malaysia
Amerika Serikat (X3), harga riil diperoleh persamaan regresi sebagai
ekspor biji kakao Indonesia ke berikut:
Malaysia (X4), harga riil pasar Y = -36,237 +0,194X1+0,039 X2-
internasional biji kakao (X5), dan 0,002 X3+0,001 X4+0,001
dummy tarif ekspor biji kakao X5+2,326 XD+e
Indonesia ke Malaysia (XD) sebesar Keterangan:

51
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Y = Volume ekspor biji kakao Berdasarkan hasil regresi linear


Indonesia ke Malaysia berganda pada model volume ekspor
X1 = Produksi biji kakao Indonesia biji kakao Indonesia ke Malaysia,
X2 = Volume impor biji kakao variabel produksi biji kakao
Malaysia Indonesia memiliki nilai koefisien
X3 = Nilai tukar riil rupiah terhadap regresi sebesar 0,194.
dollar Amerika Serikat Berdasarkan hasil uji t yang telah
X4 = Harga riil ekspor biji kakao dilakukan, variabel produksi biji
Indonesia ke Malaysia kakao Indonesia dalam model
X5 = Harga riil pasar internasional volume ekspor biji kakao Indonesia
biji kakao ke Malaysia tidak berpengaruh
XD = Dummy tarif ekspor biji kakao secara signifikan atau tidak
Indonesia ke Malaysia berpengaruh nyata pada taraf nyata
e = error (α) lima persen terhadap volume
ekspor biji kakao Indonesia ke
Faktor-Faktor yang Malaysia. Ketidaksesuaian tersebut
Mempengaruhi Volume Ekspor diduga kualitas biji kakao Indonesia
Biji Kakao Indonesia ke Malaysia yang rendah dikarenakan tidak
Tahun 2005 – 2013 melalui proses fermentasi terlebih
Faktor-faktor yang dahulu, sehingga tidak semua biji
mempengaruhinya merupakan kakao yang diproduksi Indonesia
variabel bebas dalam penelitian dapat dijual di pasar ekspor
dengan enam variabel bebas yaitu; Malaysia.
produksi biji kakao Indonesia (000 2. VolumeImpor Biji Kakao
ton), volume impor biji kakao Malaysia (X2)
Malaysia (000 ton), nilai tukar riil Hasil regresi linear berganda
rupiah terhadap dollar Amerika model volume ekspor biji kakao
(Rp/US$), harga riil ekspor biji Indonesia ke Malaysia menunjukkan
kakao Indonesia ke Malaysia bahwa tanda koefisien volume impor
(US$/000 ton), harga riil pasar biji kakao Malaysia adalah positif.
internasional biji kakao (US$/000 Berdasarkan hasil analisis regresi
ton), dan dummy tarif ekspor biji linear berganda pada model volume
kakao Indonesia ke Malaysia (%). ekspor biji kakao Indonesia ke
Hasil penelitian model volume Malaysia, variabel volume impor biji
ekspor biji kakao Indonesia ke kakao Malaysia memiliki nilai
Malaysia menunjukkan faktor-faktor koefisien regresi sebesar 0,039.
yang mempengaruhi volume ekspor Berdasarkan hasil uji t yang telah
biji kakao Indonesia ke Malaysia dilakukan, variabel volume impor
dalam penelitian ini sebagai berikut: biji kakao Malaysia dalam model
volume ekspor biji kakao Indonesia
1. Produksi Biji Kakao Indonesia ke Malaysia tidak berpengaruh
(X1) secara signifikan atau tidak
Hasil regresi linear berganda berpengaruh nyata pada taraf nyata
model volume ekspor biji kakao (α) lima persen terhadap volume
Indonesia ke Malaysia menunjukkan ekspor biji kakao Indonesia ke
bahwa tanda koefisien produksi biji Malaysia. Apabila kebutuhan biji
kakao di Indonesia adalah positif. kakao di Malaysia pada tahun
tersebut tinggi namun volume ekspor

52
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

biji kakao Indonesia ke Malaysia di Berdasarkan hasil uji t yang


tahun yang sama mengalami telah dilakukan, variabel harga riil
penurunan, maka untuk memenuhi ekspor biji kakao Indonesia ke
kebutuhan biji kakao, Malaysia Malaysia dalam model volume
melakukan impor biji kakao dari ekspor biji kakao Indonesia ke
negara lain. Malaysia berpengaruh secara
signifikan/nyata pada taraf nyata (α)
3. Nilai Tukar Riil Rupiah lima persen terhadap volume ekspor
terhadapDollar biji kakao Indonesia ke Malaysia.
AmerikaSerikat(X3)
Hasil regresi linear berganda 5. Harga riil pasar internasional biji
model volume ekspor biji kakao kakao (X5)
Indonesia ke Malaysia menunjukkan Hasil regresi linear berganda
bahwa tanda koefisien nilai tukar riil model volume ekspor biji kakao
rupiah terhadap dollar Amerika Indonesia ke Malaysia menunjukkan
Serikat adalah negatif. bahwa tanda koefisien harga riil
Berdasarkan hasil analisis regresi pasar internasional biji kakao adalah
linear berganda pada model volume positif.
ekspor biji kakao Indonesia ke Berdasarkan hasil analisis regresi
Malaysia, variabel nilai tukar riil linear berganda pada model volume
rupiah terhadap dollar Amerika ekspor biji kakao Indonesia ke
Serikat memiliki koefisien regresi Malaysia menunjukkan bahwa
sebesar -0,002. Variabel nilai tukar variabel harga riil pasar internasional
riil rupiah terhadap dollar Amerika biji kakao memiliki koefisien regresi
Serikat dalam model volume ekspor sebesar 0,001.
biji kakao Indonesia ke Malaysia Berdasarkan hasil uji t yang
tidak berpengaruh secara signifikan telah dilakukan, variabel harga riil
atau berpengaruh tidak nyata pada pasar internasional biji kakao dalam
taraf nyata (α) lima persen terhadap model volume ekspor biji kakao
volume ekspor biji kakao Indonesia Indonesia ke Malaysia juga
ke Malaysia. berpengaruh secara signifikan/nyata
pada taraf nyata (α) lima persen
4. Harga Riil Ekspor Biji Kakao terhadap volume ekspor biji kakao
Indonesia ke Malaysia (X4) Indonesia ke Malaysia.
Hasil regresi linear berganda
model volume ekspor biji kakao 6. Dummy Tarif Ekspor Biji Kakao
Indonesia ke Malaysia menunjukkan Indonesia ke Malaysia (XD)
bahwa tanda koefisien harga riil Berdasarkan hasil analisis
ekspor biji kakao Indonesia ke regresi linear berganda pada model
Malaysia adalah positif. volume ekspor biji kakao Indonesia
Berdasarkan hasil analisis ke Malaysia menunjukkan bahwa
regresi linear berganda pada model variabel dummy tarif ekspor biji
volume ekspor biji kakao Indonesia kakao Indonesia ke Malaysia
ke Malaysia, variabel harga riil memiliki koefisien regresi
ekspor biji kakao Indonesia ke sebesar2,326.
Malaysia memiliki koefisien regresi Berdasarkan hasil uji t yang
sebesar 0,001. telah dilakukan, variabel dummy
tarif ekspor biji kakao Indonesia ke

53
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Malaysia tidak berpengaruh nyata Serikat, harga riil ekspor biji


terhadap volume ekspor biji kakao kakao Indonesia ke Malaysia,
Indonesia ke Malaysia pada taraf harga riil biji kakao intenasional,
nyata (α) lima persen. Kebijakan dan dummy tarif ekspor biji
tarif ekspor yang telah ditetapkan kakao Indonesia ke Malaysia)
oleh pemerintah bertujuan untuk sebesar 64,2% sedangkan 35,8%
menekan volume ekspor biji kakao dijelaskan oleh variabel-
Indonesia, sehingga dengan adanya variabel bebas lainnya. Hasil uji
tarif ekspor biji kakao diharapkan F menunjukkan secara simultan
mampu menurunkan volume ekspor (bersama- sama) variabel bebas
biji kakao Indonesia ke Malaysia. yang diteliti memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
variabel terikatnya. Adapun
KESIMPULAN faktor-faktor yang paling
berpengaruh secara
Berdasarkan hasil dan signifikan/nyata terhadap
pembahasan yang dilakukan dalam volume ekspor biji kakao
penelitian dengan judul “Analisis Indonesia ke Malaysia dengan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi taraf nyata (α) lima persen
Volume Ekspor Biji Kakao Indonesia adalah harga riil ekspor biji
ke Malaysia” dalam kurun waktu kakao Indonesia ke Malaysia
2005 - 2013 dapat disimpulkan dan harga riil pasar internasional
beberapa hal sebagai berikut: biji kakao.
1. Faktor - faktor yang
mempengaruhi volume ekspor DAFTAR PUSTAKA
biji kakao Indonesia ke Malaysia
yang telah dianalisis dalam Algifari. 2013. Analisis Regresi
penelitian ini adalah produksi Teori, Kasus, dan Solusi.
biji kakao Indonesia, volume Yogyakarta: BPFE-
impor biji kakao Malaysia, nilai Yogyakarta.
tukar riil rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat, harga riil Azwar, Saifuddin. 2013. Metode
ekspor biji kakao Indonesia ke Penelitian.Yogyakarta:
Malaysia, harga riil pasar Pustaka Pelajar.
internasional biji kakao, dan
dummy tarif ekspor biji kakao Badan Pusat Statistik (BPS). 2014.
Indonesia ke Malaysia. Data Ekspor Biji Coklat
2. Hasil penelitian ini Menurut Negara Tujuan
menunjukkan nilai koefisien Utama, 2002 – 2013. 1
determinasi (R2) sebesar 0,642. Halaman.
Artinya bahwa volume eskpor http://www.bps.go.id//.
biji kakao Indonesia ke Diakses pada 16 Mei 2015.
Malaysia mampu dijelaskan Pukul 12:48 WIB.
oleh variabel-variabel bebas
(produksi biji kakao Badan Pusat Statistik (BPS). 2015.
Indonesia, volume impor biji Data Indeks Harga
kakao Malaysia, nilai tukar riil Konsumen Indonesia, 2005–
rupiah terhadap dollar Amerika 2014. 1 Halaman.

54
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

http://www.bps.go.id//.
Diakses pada 18 November ____________. Data Ekspor Biji
2015. Pukul 10:58 WIB. Kakao Dunia.1 Halaman.
http://www.fao.org//. Diakses
Bank Indonesia. 2014. Data Nilai pada 19 Januari 2016.
Tukar Rupiah. 1 Halaman. Pukul13:35 WIB.
http://www.bi.go.id//.
Diakses pada 12 November ____________. Data Impor Biji
2015. Pukul 17:49 WIB. Kakao Dunia.1 Halaman.
http://www.fao.org//. Diakses
Basri, Faisal dan Haris Munandar. pada 19 Januari 2016.
2010. Dasar-dasar Ekonomi Pukul13:40 WIB.
Internasional.
Jakarta: Kencana Prenada Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi
Media Group. Analisis Multivariate dengan
Program SPSS. Semarang:
Department of Statistic Malaysia. Badan Penerbit Universitas
2015. Data Produksi Biji Diponegoro.
Kakao Malaysia. 1 Halaman.
http://www.statistics.gov.my/ Halwani, R Hendra. 2002. Ekonomi
/. Diakses pada 20 Januari Internasional dan Globalisasi
2016. Pukul 15:32 WIB. Ekonomi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
. Data Konsumsi Biji Kakao
Malaysia.1 Halaman. Heryanto dan Lukman. 2008.
http://www.statistics.gov.my/ Statistik Ekonomi. Ciputat
/. Diakses pada 20 Januari Jakarta Selatan: Lembaga
2016. Pukul 15:36 WIB. Penelitian Universitas Islam
NegeriSyarif Hidayatullah
Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.
2014. Statistik Perkebunan
Indonesia Kakao. Jakarta: Indikator Ekonomi. 2015. Data
Kementerian Pertanian Indeks Harga Konsumen
Republik Indonesia. Amerika Serikat, 2005 –
2013. 1 Halaman.
Food and Agriculture Organization http://www.tradingeconomics
(FAO). 2015. Data Luas .com//. Diakses pada
Areal Kakao Dunia. 1 18November 2015. Pukul
Halaman. 11.15 WIB.
http://www.fao.org//. Diakses
pada 19 Januari 2016. . Data
Pukul13:25 WIB. Indeks Harga Konsumen
Malaysia, 2005 – 2013. 1
___________. Data Produksi Kakao Halaman.
Dunia.1 Halaman. http://www.tradingeconomics
http://www.fao.org//. Diakses .com//. Diakses pada 18
pada 19 Januari 2016. November 2015. Pukul 11.15
Pukul13:30 WIB. WIB.

55
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Jakarta: Komisi Kakao


International Cocoa Organization Indonesia.
(ICCO). 2012. The World
Cocoa Economy: Past and Lukman. 2007. Pengantar Mikro
Present. [E-Book]. London: Ekonomi. Ciputat Jakarta
International Cocoa Selatan: Lembaga Penelitian
Organization. UIN Jakarta dengan UIN
Jakarta Press.
. 2014. Data Harga Biji Kakao Malaysian Cocoa Board. 2014. Data
Internasional. 9 Halaman. Harga Biji Kakao Malaysia. 9
http://www.icco.org//. Halaman.
Diakses pada 9November http://www.koko.gov.my//.
2015. Pukul 19.37 WIB. Diakses pada 15 Januari
2016. Pukul 20:39WIB.
KBRI Kuala Lumpur. 2011. Market
Brief: Penetrasi Pasar Kakao Mankiw, N Gregory, Euston Quah,
Malaysia. 25 dan Peter Wilson. 2012.
Halaman.http://www.kbrikual Pengantar Ekonomin Makro.
alumpur.org//. Diakses pada 3 Jakarta: Salemba Empat.
Juni 2015. Pukul 12:33 WIB.
. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta:
Kementerian Keuangan Republik Salemba Empat.
Indonesia. 2012. Kajian
Perkembangan Perekonomian Masyhuri. 2007. Ekonomi Mikro.
Kakao Nasional Pasca Malang: UIN-Malang Press.
Pengenaan Bea Keluar Biji
Kakao.8 Halaman. Muhidin, Sambas Ali dan Maman
http://www.fiskal.depkeu.go.i Abdurrahman. 2007.
d//. Diakses pada 27 Juni Analisis Korelasi, Regresi,
2015. Pukul 15:20 WIB. dan Jalur dalam Penelitian.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Kementerian Perdagangan Republik
Indonesia. 2015. Data Ekspor Murni, Asfia. 2006. Ekonomi Makro.
Sepuluh Komoditi Utama Bandung: PT Refika Aditama
Negara Indonesia, 2010 –
2015. 1 Halaman. Nopirin. 1999. Ekonomi
http://www.kemendag.go.id//. Internasional Edisi Ketiga.
Diakses pada 5 Februari Yogyakarta: BPFE-
2016. Pukul 16.05 WIB. Yogyakarta
.2016. Realisasi Ekspor Biji Kakao
Indonesia ke Dunia, 2004 – Nurahmat, Dady. 2011. Analisis
2015. 2 Halaman Microsoft Faktor-Faktor Yang
Excel. 21 Maret2016. Memengaruhi Penawaran
Ekspor CPO Indonesia Ke
Komisi Kakao Indonesia. 2006. India (Periode Analisis Tahun
Direktori Dan Revitalisasi 1989-2010) [Skripsi]. Bogor:
Agribisnis Kakao Indonesia. Fakultas Ekonomi dan

56
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Manajemen Institut Pertanian


Bogor. Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika &
Analisis Runtun Waktu
Pambudi, Archibald Damar. 2011. Terapan dengan EViews.
Analisis Faktor-Faktor Yang Yogyakarta: CV Andi Offset.
Mempengaruhi Ekspor Biji
Kakao Indonesia Ke Salvatore, Domonick. 1997.
Malaysia Dan Singapura Ekonomi Internasional Edisi
[Skripsi]. Semarang: Fakultas Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ekonomi Universitas
Diponegoro. Sasono, Herman Budi. 2013.
Pindyck, Robert S., Daniel L. Manajemen Ekspor dan
Rubinfeld. 2007. Perdagangan Internasional.
Mikroekonomi Edisi Keenam Yogyakarta: CV. Andi
Jakarta: PT Indeks. Offset.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Setiawan dan Dwi Endah Kusrini.
Indonesia. 2010. Budi Daya 2010. Ekonometrika.
Kakao. Jakarta: AgroMedia Yogyakarta. CV. Andi Offset.
Pustaka
Siregar, Sofiyan. 2010. Statistik
Putra, Dinan Arya. 2013. Analisis Deskriptif untuk Penelitian.
Faktor-Faktor Yang Jakarta. PT Raja Grafindo
Mempengaruhi Ekspor Indonesia.
Tembakau Indonesia ke
Jerman [Skripsi]. Semarang: Sitanggang, Veronika Eka. 2009.
Fakultas Ekonomi Analisis Faktor-Faktor Yang
Universitas Negeri Semarang. Mempengaruhi Permintaan
Ekspor Biji Kakao Indonesia
Rahardja, Prathama, Mandala di Malaysia, Singapura, dan
Manurung. 2008. Pengantar Thailand dalam Skema
Ilmu Ekonomi CEFT-AFTA [Skripsi].
(Makroekonomi & Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Mikroekonomi) Edisi Ketiga. Manajemen Institut Pertanian
Jakarta: Lembaga Penerbit Bogor.
Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar
Ekonomi Pertanian Teori dan
Rasul, Agung Abdul, Nuryadi Aplikasi Edisi Revisi 2002.
Wijiharjono, dan Tupi Jakarta: PT RajaGrafindo
Setyowati. 2013. Ekonomi Persada.
Mikro Edisi Kedua. Jakarta:
Penerbit Mitra Wacana . 2003. Agribisnis
Media. Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Ridwan. 2010. Metode dan Teknik
Menyusun Tesis, Cetakan ke- Sujianto, Agus Eko. 2009. Aplikasi
8. Bandung: Alfabeta. Statistik dengan SPSS 16.0.

57
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

Jakarta: PT. Prestasi Widyatutik dan Reni Kristina


Pustakarya. Arianti. 2013. Strategi
Kebijakan Mutu dan Standar
Sukirno, Sadono. 2010. Produk Ekspor dalam
Makroekonomi Teori Meningkatkan Daya Saing
Pengantar Edisi Ketiga. (Studi Kasus Produk Ekspor
Jakarta: Rajawali Pres. Biji Kakao) [Jurnal]. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan
. 2009. Statistik Manajemen Institut Pertanian
Ekonomi Induktif Metode Bogor.
Pengujian &Pengambilan
Keputusan. Jakarta: PT Yuwono, prapto. 2005. Pengantar
Macanan Jaya Cemerlang. Ekonometri. Yogyakarta:
Sunyoto, Danang. 2010. Uji KHI CVAndi Offset.
Kuadrat dan Regresi Untuk * Alamat Korespondensi:
Penelitian.Yogyakarta :
Graha Ilmu. lilis.imamah@uinjkt.ac.id

Suparmoko. 1998. Pengantar


Ekonomika Makro.
Yogyakarta. BPFE.

Suyatno, Bagong & Sutinah. 2005.


Metode Penelitian Sosial
edisi ketiga. Prenada Media
Group: Jakarta.

Uncomtrade. 2015. Data Impor Biji


Kakao Malaysia. 1 Halaman.
http://www.comtrade.un.org//
. Diakses pada 10 Januari
2016. Pukul 16:24 WIB.

Wahyudi, T, T.R. Panggabean, dan


Pujiyanto. 2009. Kakao
Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Wahyudi, Teguh, Pujiyanto, dan


Miswani. 2015. Kakao
(Sejarah, Botani, Proses
Produksi, Penglahan, dan
Perdagangan). Yogyakarta:
Gadjah Mada University
Press.

58
Jurnal Agribisnis, Vol. 13, No. 4, Juni 2019, [37- 58] ISSN : 1979-0058

59

Anda mungkin juga menyukai