Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN
PUSTAKA

A. Landasan Teori
Untuk mendukung laporan ini, maka perlu menjelaskan dan
menguraikan teori - teori yang berhubungan dengan topik judul yang
digunakan dalam pembahasan proposal penelitian.

A.1 Definisi Sistem

Terdapat beberapa definisi sistem yang dikemukakan


oleh para ahli. Diantaranya sebagai berikut :

“Sistem adalah kumpulan dari elemen - elemen berupa


data, jaringan kerja dari prosedur - prosedur yang saling
berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware
maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu
kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama”
(Maniah dan Dini Hamidini, 2017:1)

“Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen


-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan. Sebagai besar sistem terdiri dari
subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih
besar" (Romney dan Steinbart, 2015:3)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan


bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen – komponen
yang saling berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai
tujuan dalam melaksanakan suatu kegiatan pokok.
A.2 Karakteristik Sistem

1). Komponen

Sistem memiliki beberapa komponen yang saling


berinteraksi, yang memiliki arti saling bekerja sama untuk
membentuk satu kesatuan. Komponen sistem sendiri terdiri
dari komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian
lain dari sistem.

2). Batasan Sistem (Boundary)

Batasan sistem adalah batasan antara sistem satu


dengan sistem lain. Batasan sistem ini dapat memungkinkan
sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batasan dari suatu
sistem juga menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem
tersebut.

3). Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar sistem adalah kondisi yang ada di luar


sistem, namun dapat mempengaruhi jalan atau beropersinya
sistem. Lingkungan sendiri dapat bersifat menguntungkan
dan merugikan. Sifat menguntungkan ini harus tetap di jaga,
sedangkan sifat merugikan harus dijaga dan dikendalikan
agar tidak merusak kelangsungan hidup sistem.

4). Penghubung Sistem (Interface) Penghubung sistem adalah


media bantu untuk menghubungkan antara suatu subsistem
dengan subsistem lain. Keluaran dari subsistem akan
menjadi masukkan untuk subsistem lain melalui
penghubung.

5). Masukkan Sistem (Input)

Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam


sistem, yang berupa perawatan dan masukkan sinyal.
Perawatan input adalah energi yang dimasukkan agar sistem
dapat beroperasi, sedangkan sinyal input adalah energi yang
diproses untuk mendapatkan keluaran.

6). Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan


diklasifikasikan menjadi keluaran yang memiliki nilai guna
dan sisa pembuangan.

7). Pengolah Sistem

Pengolah sistem adalah bagian yang akan merubah


maukkan menjadi keluaran.

8). Sasaran Sistem

Sasaran sistem adalah tujuan (goal) atau sasaran


(objective) dari sebuah sistem. Sasaran dari sistem sangat
menentukan masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran
yang akan dihasilkan oleh sistem.

A.3 Definisi Informasi

“Informasi (information) adalah data yang telah


dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki
proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya,
pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai
kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi” (Menurut
Romney dan Steinbart 2015:4)

A.4 Karakteristik Informasi

Agar informasi dapat bermanfaat bagi pemakainya,


menurut Romney (2015:15) maka informasi harus memiliki
kualitas atau karakteristik sebagai berikut :

1) Akurat (Accuracy)

Akurasi atau tingkat keakuratan dapat diartikan bahwa


sejauh mana informasi bebas dari kesalahan, tidak bisa atau
menyesatkan. Secara ideal semua informasi yang dihasilkan
harus seakurat mungkin.

2) Ketepatan Waktu (Timeline)

Manajer seharusnya dapat memperoleh informassi yang


menggambarkan apa yang terjadi sekarang atau dimasa
yang akan datang dan informasi apa yang telah terjadi
dimasa lampau, mengingat informasi disajikan
mempengaruhi proses pembuatan keputusan.

3) Kelengkapan (Completeness)

Informasi semakin berharga jika dapat memberikan


suatu gambaran yang utuh dari permasalahan, atau
pemecahan masalah. Namun informasi yang berlebihan,
sama sekali bukan merupakan keuntungan, melainkan justru
merupakan suatu ancaman tersendiri, karena sangat
mungkin terjadi pihak pengguna informasi (manajemen
perusahaan) misalnya akan mengabaikan seluruh informassi
yang ada.

4) Relevansi (Relevance)

Informasi harus dapat menambah pengetahuan atau


nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi
ketidakpastian, menaikan kemampuan untuk memprediksi,
atau menegaskan atau membenarkan ekspetasi semula.

5) Ringkas (Simple)

Informasi telah dikelompokan sehingga tidak perlu


diterangkan.

6) Jelas (Clear)

Tingkat informasi dapat dimengerti dan dipahami oleh


penerima.

7) Dapat Dikuantifikasi (Kualitatif)

Tingkat informassi dapat dinyatakan dalam bentuk


angka.

8) Konsisten (Consistency)

Tingkat informasi dapat dibandingkan.

A.5 Definisi Web

Web merupakan fasilitas hyperteks untuk menampilkan


data berupa teks, gambar, suaru, animasi dan data multimedia
lainnya. Sedangkan website adalah kumpulan dari halaman -
halaman situs, dimana tempatnya berada di dalam word wide
web (www) di internet. Sebuah web page adalah dokumen
yang ditulis dalam format HTML (Hyper Text Markup
Language) yang hampir selalu dapat diakses melalui HTTP
(Hyper Text Transfer Protocol) yaitu protocol yang
menyampaikan informasi dari server website untuk dapat
ditampilkan kepada para pemakai melalui web browser.

A.6 Definisi PHP (Page Hypertext Preprocessor)

PHP adalah skrip bersifat server-side yang


ditambahkan kedalam HTML. Penggunaan program PHP
memungkinkan sebuah website menjadi lebih intraktif dan
dinamis. Data yang dikirim oleh pengunjung website akan
diolah dan simpan dalam database web server, dan bisa
ditampilkan kembali apabila diakses.

A.7 Definisi MySQL (My Strukture Query Language)

MySQL (My Strukture Query Language) merupakan


sebuah program pembuat database yang bersifat open source,
artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak dicekal.
MySQL dapat dijalankan pada semua platform baik Windows
ataupun Linux. Selain itu, MySQL merupakan program
pengakses database yang bersifat jaringan sehingga bisa
digunakan untuk aplikasi multiuser (banyak pengguna).

A.8 Definisi HTML (Hypertext Markup Language)

HTML (Hypertext Markup Language) merupakan


dokumen text biasa yang mudah untuk dimengerti
dibandingkan bahasa pemrograman lainnya. Dan karena itu
HTML dapat dibaca lewat platform yang berlainan seperti
Windows, Unix dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya HTML
adalah suatu script dimana kita bisa menampilkan informasi
dan daya kreasi kita lewat internet.

A.9 Definisi CSS (Cascading Style Sheet)

CSS bukan merupakan bahasa pemrograman, akan


tetapi dapat disebut dengan dokumen special yang berguna
untuk melakukan pengaturan pada setiap komponen web
(bagian-bagian seperti tabel, form, dll). Inti dari dokumen CSS
adalah tag HTML, didalam CSS tag HTML tidak lagi disebut
sebagai tag tetapi disebut sebagai selector. Fungsi terpenting
dari dokumen CSS adalah melakukan pengaturan halaman web
dengan sistem style, karena dokumen CSS merupakan bentuk
turunan dari elemen HTML (perintah html) maka dokumen ini
merupakan kode yang embeded dengan tag HTML.

A.10 Definisi Pembangunan Jalan

Pembangunan merupakan proses perubahan yang


direncanakan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat, yang
ditandai dengan adanya pertumbuhan ekonomi, industrialisasi
dan modernisasi. Namun dalam pelaksanaan khususnya pada
pembangunan yang bersifat fisik seringkali para pihak yang
terlibat mengabaikan masalah lingkungan, sehingga
menyebabkan kerusakan lingkungan.
A.11 Simbol Data Flow

Diagram Data Flow Diagram (DFD) merupakan salah


satu alat untuk mengetahui aliran data yang mengalir dalam
sistem. DFD menggunakan beberapa simbol sebagai berikut.

NO SIMBOL KETERANGAN

Kesatuan luar (Eksternal Entity)

Merupakan kesatuan diluar lingkungan sistem


1
yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem

lain.

Arus Data

2 Merupakan arus dari data yang dapat berupa

masukan untuk sistem atau hasildari proses sistem

Proses

Kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang ,

3 mesin atau komputer dari hasil suatu arus data

yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus

data yang akan keluar dari proses.

Simpanan Data

4 Simpanan data dapat berupa suatu file, arsip

catatan, buku, simbol catatan


B. Penelitian Sebelumnya
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni Mahardika dan Dimitri
Octaviana SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KONDISI
JALAN DI KABUPATEN SUMEDANG BERBASIS
ANDROID Jurnal Ilmu-ilmu Informatika dan Manajemen Vol.
13 No.1 Mei (2019) INFOMAN’S | 34 ISSN : 1978-3310 ǀ E-
ISSN : 2615-3467.
Pada Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kabupaten
Sumedang belum ada sebuah Sistem Informasi Gegografis baik
yang manual maupun otomatis. Pada Dinas Binamarga dan Sumber
Daya Air Kabupaten Sumedang informasi didapat melalui sebuah
data konvensional, data yang hanya berupa tulisan dan angka saja,
sehingga Bidang Jalan tidak tahu pasti kondisi jalan tersebut seperti
apa, letak jalan tersebut ada dimana. Perkembangan yang sangat
pesat dari teknologi informasi dan teknologi komunikasi di satu sisi
memberikan keuntungan bagi user sekaligus mempunyai
konsekuensi. Kecepatan dalam memperoleh informasi serta
keakuratan informasi itu sendiri merupakan faktor yang sangat
penting, bahkan krusial bagi pengelola dalam menjalankan
operasionalnya. Dengan bantuan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi kebutuhan tersebut dapat direalisasikan. Setiap saat
seorang pengguna dapat mengakses informasi tersebut melalu
berbagai media. Salah satunya smartphone Android, yang dapat
dijadikan media yang tepat untuk mengimplimentasikan SIG
tentang kondisi jalan di Kabupaten Sumedang. Tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan penggunaan smartphone Android
relatif terus meningkat hinga saat ini. Berdasarkan uraian di atas,
maka perlu adanya Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi
Geografis berbasis Android yang diharapkan dapat membantu
Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sumedang,
khususnya Bidang Jalan, untuk menampilkan gambaran peta jalan
Kabupaten Sumedang dan kondisinya. Penyajian informasi dalam
bentuk Android akan memudahkan pegawai Dinas Binamarga dan
Sumberdaya Air Kabupaten Sumedang, bahkan masyarakat untuk
mengaksesnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lisnawati dan Soraya Lestari


ANALISIS FAKTOR PEMBANGUNAN DESA DALAM
PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BERKELANJUTAN
PADA DESA BUNGHU ACEH BESAR Jurnal Ilmu
Administrasi Publik ISSN: 2541-2515(p), 2541-2035(e)
Volume: 4 (2) 2019.
Dana desa menjadi isu yang marak dan menjadi perhatian
publik. Sejak keluarnya peraturan undang-undang tentang Desa
No. 6 Tahun 2014. Peraturan ini menyatakan bahwa setiap desa
akan menerima anggaran sebesar 10% dari APBN. Dana ini
yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat pada desa tersebut. Peningkatan kualitas hidup dapat
dilihat dari segi peningkatan ekonomi, pendidikan dan
kesehatan. Peningkatan ekonomi dilihat dari pertumbuhan
penduduk dengan jumlah pendapatan per kapita penduduk di
desa tersebut. Desa yang maju merupakan desa yang dapat
mengelola sumber daya alam menjadi suatu yang bernilai guna.
Artinya, masyarakat sudah mampu mengolah sumberdaya alam
yang menjadi ciri khas desa tersebut dan mengkonversinya
dalam bentuk upah yang layak. Peningkatan ekonomi desa juga
dibangun dari munculnya banyak UMKM yang berasal dari desa
tersebut. UMKM ini sendiri merupakan badan usaha produktif
dan berkelanjutan sehingga mampu menciptakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dana desa diharapkan dapat
menjadi modal awal bagi masyarakat desa untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan banyak
membuat kegiatan pelatihan, penyuluhan dan pemberdayaan
masyarakat dengan output kualitas yang lebih baik.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Munawir Arifin PERAN


PEMERINTAH DESA TERHADAP PENINGKATAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN (STUDI KASUS DESA MALIAYA
KECAMATAN MALUNDA KABUPATEN MAJENE)
Jurnal Ilmu Pemerintahan & Ilmu Komunikasi Volume 2,
Nomor 1, April 2017.
Dengan lahirnya otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut
untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, serta
melibatkan masyarakat dalam kegiatan pembangunan yang
dilakukan di daerah, yaitu dengan memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk memberikan partisipasinya dalam
pembangunan. Dengan melibatkan adanya partisipasi, maka
masyarakat akan merasa memiliki dan bertanggungjawab
terhadap pembangunan kemajuan daerahnya. Partisipasi
masyarakat sangat penting dalam pembangunan adalah karena
masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan,
sehingga pembangunan tersebut akan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien, dan dengan sendirinya masyarakat akan mempunyai
rasa tanggung jawab. Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dapat diliha tmulai dari perencanaan
pembangunan, penyusunan program-program pembangunan
sampai pada tahap pengawasannya. Dengan adanya partisipasi
masyarakat ini, maka dapat dikatan bahwa pemerintah desa
sudah dapat menjalankan perannya, yaitu melaksanakan peranan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dalam merencanakan suatu program pembangunan, masyarakat
harus menjadi prioritas utama dalam melakukan perencanaan
pembangunan desa yang dilakukan, dimana masyarakat harus
benar-benar terlibat di dalamnya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hotimah, Khusnul, Sunaryo,


Dedy Kurnia, dan Jasmani (2019) SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS BERBASIS WEB UNTUK PEMERINTAH
DESA (STUDI KASUS DESA DUKUWALUH
KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS
Pembangunan Indonesia mulai dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam rangka negara
kesatuan adalah Nawacita ketiga dari sembilan Nawacita yang
diusung oleh Pemerintahan saat ini. Kualitas data dan informasi
yang tersedia tentunya mempengaruhi tingkat keberhasilan
program pembangunan di suatu wilayah pemerintahan.
Pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan di tingkat
pusat seringkali mengacu pada basis data yang tidak akurat dari
pemerintahan yang ada di bawahnya (Satar, 2016). Oleh karena
itu, Desa sebagai wilayah administrasi terdepan menjadi
tumpuan utama untuk membangun basis data yang lebih akurat.
Ketersediaan data yang dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya di lapangan disadari sebagai prasyarat penyediaan
layanan dasar yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemerintah Desa adalah bagian terkecil dari tatanan pemerintah
yang secara otomatis menjadi pemerintahan yang sangat dekat
dengan masyarakat. Salah satu cita-cita pemerintah desa yaitu
memperbaiki sistem pendataan pada tingkat desa, mengingat
adanya berbagai permasalahan yang terkait dengan data seperti
adanya kebutuhan untuk memanggil atau menemukan data
secara cepat, banyaknya permintaan dari pemerintahan supra
desa yang meminta data ke desa tetapi tidak bisa terpenuhi
dalam waktu yang cepat, serta banyaknya dokumen-dokumen
desa yang masih dalam bentuk hardfile sangat rentan hilang
(Kusdarjito dkk, 2015).

Sehingga perlu adanya sistem yang dapat mengatasi akan


permasalahn tersebut. Sistem informasi desa merupakan salah
satu sistem yang dapat menjawab atas permasalahan data dan
informasi pemerintahan desa. Sistem informasi desa ini telah
diatur dalam UndangUndang nomor 6 Tahun 2014 pasal 86
tentang desa yang menyatakan bahwa pemerintah desa harus
memiliki sistem informasi desa meliputi data desa dan
pembangunan desa. Dengan adanya perubahan paradigma
pembangunan desa membuat sistem informasi desa semakin
penting (Badan Infiormasi Geospasial, 2016). Data dan
informasi desa dapat disajikan secara visual dalam bentuk peta
dan dikemas dalam sistem informasi desa berbasis geospasial
dengan memanfaatkan sistem informasi geografis atau dikenal
dengan SIG. SIG merupakan sistem yang menyediakan serta
memiliki kemampuan untuk melakukan analisis, pengembangan,
dan menyajikan keluaran geografi, serta dapat melakukan query
spasial, sehingga dapat digunakan sebagai penunjang sistem
informasi desa. Penyajian Sistem Informasi Geografis dapat
dalam bentuk aplikasi berbasis web, yang mana aplikasi ini
nantinya dapat membantu pemerintah dan masyarakat desa
dalam pencarian data desa dan informasi pembangunan secara
cepat dan lebih efektif. Agar penyajian SIG Desa ini sesuai
dengan desa maka perlu disesuaikan dengan kebutuhan tingkat
desa. Kebutuhan tingkat desa ini didefinisikan dari proses
wawancara terhadap pemerintah desa. Proses wawancara ini
dijadikan sebagai alat pengumpul data sehingga dapat diketahui
data dan informasi yang dapat digunakan untuk membuat SIG
Desa berbasis web.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Marita Dyah Ayu Fatimah dan
Tjitjik Rahaju, S.Sos., M.Si. (2019) IMPLEMENTASI
PEMBANGUNAN JALAN KABUPATEN DI
KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Vol
7, No.3 (2019)
Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada
dasarnya merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah
sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, baik Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar
maupun Urusan Pilihan (berbasis keunggulan
daerah/corecompetence). Salah satu yang menjadi permasalahan
di Kabupaten Wonogiri yaitu masih banyaknya infrastruktur
jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi dan
pembangunan yang rusak. Selain itu, tingkat kerusakan jalan,
jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan pembangunannya
serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat
dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang.
Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan
menjadi salah satu program pembangunan Bupati Wonogiri
yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri
Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021 yang
mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN 2004)
sebagai salah satu bentuk konsisten daerah terhadap pelaksanaan
pembangunan. Pada awal tahun 2016, lebih dari 80% jalan
terutama jalan kabupaten rusak dan lebih dari satu dasa warsa
jalan dibangun dengan sistem yang kurang pas, sehingga begitu
jalan diperbaiki dalam hitungan bulan kembali rusak.

Tidak ada skala prioritas yang diterapkan dalam melakukan


pembangunan jalan tersebut, sehingga bagi masyarakat
pinggiran hampir tidak pernah merasakan keberpihakan
pemerintah (sumber: www.wonogirikab.go.id diakses pada 15
September 2018). Selanjutnya, Pada tahun yang sama telah
dilakukan peningkatan jalan dengan capaian 323,694 km dengan
alokasi anggaran Rp. 250 milyar. Kemudian pada tahun 2017,
jalan yang dibangun dengan jenis laston mencapai 136,82 km,
sedangkan jenis jalan beton mencapai 93,67 km (sumber:
www.bukupintarkabupatenwonogiri.blogspot.com diakses pada
15 September 2018). Berdasarkan hasil observasi awal peneliti
dengan melakukan wawancara, salah satunya dengan Staf Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri yang menyebutkan
bahwa mekanisme pembangunan jalan yang dilakukan mulai
tahun 2016 berbeda dengan tahun sebelumnya. Pembangunan
jalan mulai tahun ini lebih ditekankan pada pembangunan jalan
satu ruas, dengan tujuan perbaikan jalan yang lebih merata.
Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan
yang ditangani oleh Bidang Bina Marga pada tahun 2018 yaitu
sejumlah 38 paket pekerjaan yang terdiri dari peningkatan jalan
dan jembatan, serta pemeliharaan atau rehabilitasi jalan dan
jembatan. Adapun jumlah paket pekerjaan terbanyak ialah 11
jumlah paket pekerjaan yang menggunakan anggaran APBD
perubahan (mendahului). Salah satu Kecamatan yang tidak
terlepas dari pembangunan Jalan Kabupaten adalah Kecamatan
Selogiri. Dimana Kecamatan Selogiri merupakan Kecamatan
terdekat dengan ibukota kabupaten dan salah satu kecamatan
yang memiliki potensi, namun pada kenyataannya masih
ditemui kerusakan infrastruktur jalan.

Potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Selogiri, yaitu: UMKM


(mebel, kerajinan lukis kaca, dan lukisan), hasil pertanian (padi,
semangka, salak, cabai, kacang tanah, dll), industri makanan
(jamu tradisional, ondeonde,tempe kripik), dan obyek wisata
(Prasasti Nglaroh, Tugu Pusaka, dan Sendang Siwani). Sebagian
besar masyarakat di Kecamatan Selogiri juga bermata
pencaharian sebagai seorang petani, sehingga hasil produksi
padi dari Kecamatan Selogiri dapat memenuhi kebutuhan
swasembada pangan di daerah sekitar.

Anda mungkin juga menyukai