Makalah
Konsep Dasar Python
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019
1. Operasi Biner
Operasi biner dinotasikan ¿ adalah operasi yang memasangkan / memetakan elemen a
dan b ke suatu elemen c ditulis a∗b=c (Baca a operasi b=c ¿. Operasi penjumlahan,
perkalian, pembagian, perpangkatan pada bilanga real adalah contoh-contoh operasi biner.
Diketahui S himpunan dan a , b ∈ S. Operasi biner ¿ pada Smerupakan pengaitan pasangan
elemen (a , b) pada , yang memenuhi dua kondisi berikut:
1. Setiap pasangan elemen (a , b) pada Sdikaitkan dengan tepat satu elemen di S (tunggal).
2. Setiap elemen yang dikaitkan dengan pasangan elemen(a , b) pada S merupakan elemen di
S (tertutup).
Contoh 1 :
Ssuatu himpunan tag kosong, didefinisikan suatu operasi biner pada S sebagai berikut :
x∗y =x ∀ x , y ∈ S
JIka S terhingga, misalnya S={m ,n , o , p } maka operasi tersebut dapat disajikan pada tabel
Cayley berikut :
¿ m n o p
m m m m m
n n n n n
o o o o o Tabel di atas dinamakan daftar Cayley yang akan sering
p p p p p digunakan untuk selanjutnya.
Contoh 2 :
Contoh 3 :
Diketahui G=Z, yaitu himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan operasi ¿ pada Z
dengan syarat untuk setiap , b ∈ Z , a∗b=a+ b . Apakah operasi ¿ merupakan operasi biner
pada Z?
Contoh 4 :
1. Komutatif,
jika a∗b=b∗a, ∀ a , b ∈ S.
2. Asosiatif,
jika (a∗b)∗c=a∗( b∗c) , ∀ a , b , c ∈ S .
3. Mempunyai identitas,
jika terdapat e sedemikian hingga a∗e=e∗a=a, ∀ a ∈ S.
≫Identitas Kiri,
jika terdapat e 1 sedemikian hingga e 1∗a=a , ∀ a ∈ S.
≫Identitas Kanan,
jika terdapat e 2 sedemikian hingga a∗e 2=a , ∀ a ∈ S.
4. Mempunyai sifat invers,
jika untuk setiap a terdapat a−1sedemikian hingga a∗a−1=a−1∗a=e , dimana e adalah
elemen identitas untuk operasi ¿ dan a−1 disebut invers dari elemen a.
5. Distributif terhadap operasi +¿ dan ¿,
jika untuk setiap a , b , c berlaku
a∗( b+ c )=( a∗b ) +(a∗c)
dan
( b+ c )∗a=( b∗a ) +(c∗a) .
Contoh 1
Operasi biner penjumlahan biasa adalah sebuah operasi yang bersifat komutatif, karena
untuk sembarang bilangan x dan y berlaku x + y= y + x .
Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, karena untuk sembarang x , y , zberlaku
( x + y ) + z=x+ ( y+ z ) . Identitas untuk operasi penjumlahan adalah 0. Invers penjumlahan untuk
sembarang bilangan padalah − p ,karena p+(−p)=0.
Contoh 2 :
Operasi perkalian bersifat distributif terhadap operasi penjumlahan, karena untuk
setiap bilangan a , b dan c berlaku
( b+ c ) × a=( b × a ) + ( c ×a )
Operasi penjumlahan tidak bersifat distributif terhadap operasi perkalian, karena terdapat p , q
dan r dimana
p+ ( q × r ) ≠ ( p+q ) × ( p+ r )
Seperti
2+ ( 3 × 4 ) ≠ ( 2+ 3 ) × ( 2+ 4 ) .
Contoh 3 :
Z+¿ :¿ Himpunan bilangan bulat positif, bahwa operasi ¿ didefinisikan sebagai berikut :
a∗b=a , ∀ a , b ∈ Z+¿ ¿ . Operasi tersebut merupakan operasi biner tetapi tidak berlaku sifat
komutatif, misalnya : pilih a=5 dan b=7, maka 5∗7=5 sedangkan 7∗5=7. Jadi a∗b ≠ b∗a.
Contoh
1. Himpunan bilangan bulat Z tertutup terhadap operasi penjumlahan biasa, karena untuk
setiap x , y ∈ Z .Berlaku x + y ∈ Z
2. Himpunan bilangan bulat Z tidak tertutup terhadap operasi pembagian biasa, karena
terdapat 2 , 3∈ Zdimana 2 :3∉ Z .
3. Misalkan A={ 0,1 } .
A tertutup terhadap operasi perkalian bisa karena :
0 × 0=0 ∈ A
0 ×1=0 ∈ A
1 ×0=0 ∈ A
1 ×1=1 ∈ A
A tidak tertutup terhadap operasi penjumlahan biasa karena 1+1=2 ∉ A .
Rangkuman
Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan. Tunjukan bahwa G adalah suatu grup terhadap
perkalian (G, .).
Penyelesaian :
x -1 1
-1 1 -1
1 -1 1
Dari tabel akan ditunjukan bahwa G = {-1, 1} merupakan suatu grup terhadap perkalian
(G, .), yaitu :
a. Tertutup
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan -1 dan 1 ε G.
Dapat ditulis :
-1 . 1 = -1
Karena hasilnya -1 ε G, maka tertutup terhadap G
b. Assosiatif
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan a = -1, b = -1 dan c = 1ε G
(a . b) . c = (-1 . -1) . 1 = 1 . 1 = 1
a . (b . c) = 1 . (-1. -1) = 1 . 1 = 1
Sehingga (a . b) . c = a . (b . c) = 1
maka G assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
• misalkan -1 ε G sehingga -1 . e = e . (-1) = -1
• misalkan 1 ε G sehingga 1 . e = e . 1 = 1
maka G ada unsur satuan atau identitas
d. Adanya unsur balikan atau invers
• Ambil sebarang nilai dari G, misalkan -1 ε G, pilih -1 ε G, sehingga :
-1. (-1) = 1 = e, maka (-1)-1 = -1
• Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 ε G, pilih 1 ε G, sehingga :
1. 1 = 1. 1 = e, maka (1)-1 = 1
maka G ada unsur balikan atau invers
Kesimpulan dari point a, b, c dan d, maka :
G = {-1, 1} merupakan grup terhadap perkalian (G, .).
Contoh 2.2 :
Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan. Apakah G merupakan suatu grup terhadap
penjumlahan (G, +).
Penyelesaian :
Contoh 2.3 :
Penyelesaian:
+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 0
2 2 3 4 5 0 1
3 3 4 5 0 1 2
4 4 5 0 1 2 3
5 5 0 1 2 3 4
Berdasarkan dari tabel, G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +), yaitu :
a. Tertutup
1+0=1
1+1=2
1+2=3
1+3=4
1+4=5
1+5=0
Terlihat bahwa semua hasil operasi ada di G, maka (G, +) bersifat tertutup.
b. Assosiatif
(a + b) + c = (2 + 4) + 5 = 0 + 5 = 5
a + (b + c) = 2 + (4 + 5) = 2 + 3 = 5
Sehingga :
(a + b) + c = a + (b + c) = 5
maka G assosiatif
¿ ( a . U ) .a−1
¿ a . a−1
¿U
Jadi ( a . b ) . ( b−1 . a−1 ) =U ..........2
Dari 1 dan 2 disimpulkan bahwa ( a . b ) .(a . b)−1=( a .b ) . ( b−1 . a−1 )
Dengan sifat konselasi diperoleh (a . b)−1=a−1 .b−1