Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Makalah
Konsep Dasar Python

Nama & Npm : - Kelvin Immanuel Susanto (53418614)


- Muhammad Rifqi Erfandira (54418892)
- Alfan Guntoro Aji (50418483)
Kelas : 2IA25
Jurusan : Teknik Informatika
Dosen : Ichsani Mursida

UNIVERSITAS GUNADARMA
2019

1. Operasi Biner
Operasi biner dinotasikan ¿ adalah operasi yang memasangkan / memetakan elemen a
dan b ke suatu elemen c ditulis a∗b=c (Baca a operasi b=c ¿. Operasi penjumlahan,
perkalian, pembagian, perpangkatan pada bilanga real adalah contoh-contoh operasi biner.
Diketahui S himpunan dan a , b ∈ S. Operasi biner ¿ pada Smerupakan pengaitan pasangan
elemen (a , b) pada , yang memenuhi dua kondisi berikut:
1. Setiap pasangan elemen (a , b) pada Sdikaitkan dengan tepat satu elemen di S (tunggal).
2. Setiap elemen yang dikaitkan dengan pasangan elemen(a , b) pada S merupakan elemen di
S (tertutup).

Contoh 1 :

Ssuatu himpunan tag kosong, didefinisikan suatu operasi biner pada S sebagai berikut :

x∗y =x ∀ x , y ∈ S

JIka S terhingga, misalnya S={m ,n , o , p } maka operasi tersebut dapat disajikan pada tabel
Cayley berikut :

¿ m n o p
m m m m m
n n n n n
o o o o o Tabel di atas dinamakan daftar Cayley yang akan sering
p p p p p digunakan untuk selanjutnya.

Contoh 2 :

Misalkan B= himpunan bilangan bulat. Operasi +¿ (penjumlahan) pada B merupakan


operasi biner, sebab operasi +¿ merupakan pemetaan dari ( B∗B ) → B , yaitu
∀ ( a , b ) ∈ B∗B maka (a+ b)∈ B. Jumlah dua bilangan bulat adalah suatu bilangan
bulat pula. Operasi ÷ (pembagian) pada B bukan merupakan operasi biner pada B
sebab terdapat ( a , b ) ∈ B sedemikian sehingga (a ÷ b) ∉ B, misalnya (3,4) ∈ B dan
(3 ÷ 4)∉ B.

Contoh 3 :
Diketahui G=Z, yaitu himpunan semua bilangan bulat. Didefinisikan operasi ¿ pada Z
dengan syarat untuk setiap , b ∈ Z , a∗b=a+ b . Apakah operasi ¿ merupakan operasi biner
pada Z?

→ Pertama, akan ditunjukkan bahwa operasi ¿ merupakan operasi yang tertutup.


Dapat diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka penjumlahan dua
bilangan bulat akan menghasilkan bilangan bulat juga. Sehingga dengan demikian
¿ b=a+b ∈ Z . Jadi, terbukti operasi ¿merupakan operasi yang tertutup.
→ Kedua, akan ditunjukkan bahwa operasi ¿ merupakan operasi yang terdefinisi
dengan baik. Dapat diperhatikan bahwa sesuai dengan sifat bilangan bulat, maka
setiap dua bilangan bulat dapat dijumlahkan dan menghasilkan bilangan bulat. Jadi,
terbukti operasi ¿ merupakan operasi yang terdefinisi dengan baik.
Jadi, operasi ¿ merupakan operasi biner pada Z.

Contoh 4 :

Didefinisikan operasi ¿ pada Z dengan syarat untuk setiap , b ∈ Z , a∗b=a ÷ b .


Apakah operasi ¿ merupakan operasi biner pada Z ?
Diperhatikan bahwa jika a=1 dan b=2 akan berakibat a∗b=1∗2=1÷ 2 ∉ Z.
Jadi,operasi ¿ tidak memenuhi kondisi tertutup. Diperhatikan juga bahwa jika a=1
dan b=0 akan berakibat a∗b=1∗0=1 ÷ 0 yang tidak bisa didefinisikan. Jadi,operasi ¿
tidak memenuhi kondisi terdefinisi dengan baik.
Jadi, operasi ∗ bukan merupakan operasi biner pada Z .
**SIFAT-SIFAT OPERASI BINER
Operasi ¿ pada himpunan S dikatakan :

1. Komutatif,
jika a∗b=b∗a, ∀ a , b ∈ S.
2. Asosiatif,
jika (a∗b)∗c=a∗( b∗c) , ∀ a , b , c ∈ S .

3. Mempunyai identitas,
jika terdapat e sedemikian hingga a∗e=e∗a=a, ∀ a ∈ S.
≫Identitas Kiri,
jika terdapat e 1 sedemikian hingga e 1∗a=a , ∀ a ∈ S.
≫Identitas Kanan,
jika terdapat e 2 sedemikian hingga a∗e 2=a , ∀ a ∈ S.
4. Mempunyai sifat invers,
jika untuk setiap a terdapat a−1sedemikian hingga a∗a−1=a−1∗a=e , dimana e adalah
elemen identitas untuk operasi ¿ dan a−1 disebut invers dari elemen a.
5. Distributif terhadap operasi +¿ dan ¿,
jika untuk setiap a , b , c berlaku
a∗( b+ c )=( a∗b ) +(a∗c)
dan
( b+ c )∗a=( b∗a ) +(c∗a) .

Contoh 1
Operasi biner penjumlahan biasa adalah sebuah operasi yang bersifat komutatif, karena
untuk sembarang bilangan x dan y berlaku x + y= y + x .
Operasi penjumlahan bersifat asosiatif, karena untuk sembarang x , y , zberlaku
( x + y ) + z=x+ ( y+ z ) . Identitas untuk operasi penjumlahan adalah 0. Invers penjumlahan untuk
sembarang bilangan padalah − p ,karena p+(−p)=0.

Contoh 2 :
Operasi perkalian bersifat distributif terhadap operasi penjumlahan, karena untuk
setiap bilangan a , b dan c berlaku

a × ( b+c )=( a× b ) + ( a × c ) . dan

( b+ c ) × a=( b × a ) + ( c ×a )

Operasi penjumlahan tidak bersifat distributif terhadap operasi perkalian, karena terdapat p , q
dan r dimana

p+ ( q × r ) ≠ ( p+q ) × ( p+ r )

Seperti

2+ ( 3 × 4 ) ≠ ( 2+ 3 ) × ( 2+ 4 ) .

Contoh 3 :

Z+¿ :¿ Himpunan bilangan bulat positif, bahwa operasi ¿ didefinisikan sebagai berikut :
a∗b=a , ∀ a , b ∈ Z+¿ ¿ . Operasi tersebut merupakan operasi biner tetapi tidak berlaku sifat
komutatif, misalnya : pilih a=5 dan b=7, maka 5∗7=5 sedangkan 7∗5=7. Jadi a∗b ≠ b∗a.

**Definisi Sifat Tertutup


Himpunan S dikatakan tertutup terhadap terhadap operasi biner ¿, jika untuk setiap
a , b ∈ S , berlaku a∗b ∈ S .

Contoh
1. Himpunan bilangan bulat Z tertutup terhadap operasi penjumlahan biasa, karena untuk
setiap x , y ∈ Z .Berlaku x + y ∈ Z
2. Himpunan bilangan bulat Z tidak tertutup terhadap operasi pembagian biasa, karena
terdapat 2 , 3∈ Zdimana 2 :3∉ Z .
3. Misalkan A={ 0,1 } .
A tertutup terhadap operasi perkalian bisa karena :
0 × 0=0 ∈ A
0 ×1=0 ∈ A
1 ×0=0 ∈ A
1 ×1=1 ∈ A
A tidak tertutup terhadap operasi penjumlahan biasa karena 1+1=2 ∉ A .

Rangkuman

1. Operasi Biner adalah proses menghubungkan atau memetakan sebuah himpunan


ke himpunan itu sendiri menggunakan operator biner. Operator biner yang
dimaksud berupa penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x) atau
pembagian (/).
2. Sifat-sifat operasi biner yaitu: bersifat tertutup, bersifat komutatif, bersifat
2. Group
asosiatif, memiliki invers, memiliki identitas dan bersifat distributif.
Definisi;
Suatu grup (group) < G , x > terdiri dari himpunan anggota G bersama dengan operasi
biner (x) yang didefinisikan pada G dan memenuhi hukum berikut:
1. Hukum tertutup : a × b ∈ G untuk semua a, b ∈ G
2. Hukum assosiatif : (a × b) × c = a × ( b × c) untuk semua a, b, c ∈ G
3. Hukum identitas :terdapatlah suatu anggota e ∈ G sehingga e × x = x × e = x untuk
semua x ∈ G
4. Hukum invers : untuk setiap a ∈ G, terdapatlah a’ ∈ G sehingga a × a’ = a’× a =e
Biasanya lambang (G, x) hanya dituliskan G, demikian juga ab artinya a x b dan a−1 adalah
lambang untuk invers a.
Contoh 2.1:

Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan. Tunjukan bahwa G adalah suatu grup terhadap
perkalian (G, .).

Penyelesaian :

Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, .)

x -1 1
-1 1 -1
1 -1 1

Dari tabel akan ditunjukan bahwa G = {-1, 1} merupakan suatu grup terhadap perkalian
(G, .), yaitu :

a. Tertutup
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan -1 dan 1 ε G.
Dapat ditulis :
-1 . 1 = -1
Karena hasilnya -1 ε G, maka tertutup terhadap G
b. Assosiatif
Ambil sebarang nilai dari G, misalkan a = -1, b = -1 dan c = 1ε G
(a . b) . c  =  (-1 . -1) . 1 =  1 . 1  =  1
a . (b . c)  =  1 . (-1. -1)  =  1 . 1  =  1
Sehingga (a . b) . c  =  a . (b . c) = 1
maka G assosiatif
c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 1, terhadap perkalian)
Ambil sebarang nilai dari G
•  misalkan -1 ε G   sehingga  -1 . e  =  e . (-1)  =   -1
•  misalkan  1 ε G   sehingga    1 . e  =  e . 1  =  1
maka G ada unsur satuan atau identitas
d.  Adanya unsur balikan atau invers
•  Ambil sebarang nilai dari G, misalkan -1 ε G, pilih -1 ε G,  sehingga :
-1. (-1)  =   1  =  e,   maka   (-1)-1 =  -1
•  Ambil sebarang nilai dari G, misalkan 1 ε G, pilih 1 ε G,  sehingga :
1. 1   = 1.  1  =  e, maka  (1)-1 = 1
maka G ada unsur balikan atau invers
Kesimpulan dari point a, b, c dan d, maka :
G = {-1, 1} merupakan grup terhadap perkalian (G, .).

Contoh 2.2 :

Misalkan G = {-1, 1} adalah suatu himpunan. Apakah G merupakan suatu grup terhadap
penjumlahan (G, +).

Penyelesaian :

Tabel Daftar Cayley G = {-1, 1} terhadap (G, +)

Berdasarkan daftar Cayley dari tabel. Operasi penjumlahan himpunan G = {-1, 1}


menghasilkan {-2, 0, 2}.  Dikarenakan {-2, 0, 2} adalah bukan merupakan anggota dari
himpunan  G  =  {-1,  1},  maka  operasi  penjumlahan    G  =  {-1,  1}  tidak  tertutup
terhadap himpunannya.  Sehingga  G=  {-1,  1}  adalah  bukan  suatu  Grup  terhadap
penjumlahan (G, +).

Contoh 2.3 :

Misalkan G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} adalah merupakan himpunan dari Z 6.  Tunjukan bahwa G


adalah suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +).

Penyelesaian:

Tabel daftar cayley. Ditunjukan bahwa G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} merupakan {G,+ }

+ 0 1 2 3 4 5
0 0 1 2 3 4 5
1 1 2 3 4 5 0
2 2 3 4 5 0 1
3 3 4 5 0 1 2
4 4 5 0 1 2 3
5 5 0 1 2 3 4

Berdasarkan dari tabel, G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} suatu Grup terhadap penjumlahan (G, +), yaitu :

a. Tertutup

Ambil sebarang nilai dari G,  misalkan 0, 1, 2, 3, 4, 5 ε G

1+0=1

1+1=2

1+2=3

1+3=4

1+4=5

1+5=0

Terlihat bahwa semua hasil operasi ada di G, maka (G, +) bersifat tertutup.

b. Assosiatif

Ambil sebarang nilai dari G, misalkan a = 2, b = 4 dan c = 5 ε G

(a + b) + c = (2 + 4) + 5 = 0 + 5 = 5

a + (b + c) = 2 + (4 + 5) = 2 + 3 = 5

Sehingga :

(a + b) + c = a + (b + c) = 5

maka G assosiatif

c. Adanya unsur satuan atau identitas (e = 0, terhadap penjumlahan)

Ambil 0 ε G,  maka 0 + e = e + 0 = 0

Ambil 1 ε G,  maka 1 + e = e + 1 = 1

Ambil 2 ε G,  maka 2 + e = e + 2 = 2

Ambil 3 ε G,  maka 3 + e = e + 3 = 3

Ambil 4 ε G,  maka 4 + e = e + 4 = 4

Ambil 5 ε G,  maka 5 + e = e + 5 = 5

maka G ada unsur satuan atau identitas


d. Adanya unsur balikan atau invers

Ambil 0 ε G, maka 0 + 0 = 0 = e.  Sehingga  0-1 = 0

Ambil 1 ε G, maka 1 + 5 = 0 = e.  Sehingga 1-1 = 5

Ambil 2 ε G, maka 2 + 4 = 0 = e.  Sehingga 2-1 = 4

Ambil 3 ε G, maka 3 + 3  = 0 = e.  Sehingga 3-1 = 3

Ambil 4 ε G, maka 4 + 2  = 0 = e.   Sehingga 4-1 = 2

Ambil 5 ε G, maka 5 + 1  = 0 = e.   Sehingga 5-1 = 1

maka G ada unsur balikan atau invers

Jadi, karena G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} memenuhi 4 aksioma maka G merupakan Grup terhadap


penjumlahan (G, +).

3. Pembuktian Teorema Dalam Group

Dalam sebarang group berlaku sifat-sifat berikut:

a. Sifat konselasi kiri: ax=ay maka x= y


Bukti; diambil sebarana , x , y ∊G . dik G g merupakan grup dan a ∊ G n maka ada
a−1 ∊ G sehingga a . a−1=a−1 . a=u , dengan u elemen identitas dari (G , ∘) menurut
ketentuan a . x=a . y Jika kedua ruas dioperasikan a−1 dari kiri maka;

a−1 . ( a . x ) =a−1 .(a . y )


( a . a−1 ) . x=( a−1 .a ) . y
u . x=u . y x= y
b. Sifat konselasi kanan: xa= ya maka x= y
Bukti;diambil sebarang a , x , y ∊G . dik G adalah grup dan a ∊ G maka ada a−1 ∊ G
sehingga a . a−1=a−1 . a=u Dengan u elemen identitas dari (G , ∘) menurut ketentuan
a . x=a . y Jika kedua ruas dioperasikan a−1 dari kanan maka;
( x . a ) . a−1=( y . a ) . a−1
x . ( a. a−1 )= y . ( a−1 . a )
x . u= y . u x= y
c. Elemen identitas tunggal yaitu; e dan e’ elemen G yang memenuhi hukum identitas
maka e=e’.
Bukti; Asumsikan bahwa e, e’ ∊ G dimana keduanya memenuhi
a . e = a = e . a dan a . e’ = a = e’ . a, untuk setiap ∊a G. Berdasarkan hubungan
pertama, f . e = e’ = e . e’ dan berdasarkan hubungan kedua e . e’ = e = e’ . e. Oleh
karena itu kita peroleh e =e’ ,ini berarti elemen identitas di G adalah tunggal.
d. Setiap elemen di G mempunyai invers tunggal.
Bukti; Ambil x ∊ G sebarang. Asumsikan a, b ∊ G dan memenuhi
x . a = u = a . x dan x . b = u = b . x,
dimana e adalah elemen identitas di G.
Perhatikan bahwa
a=a.u
a= a . (x . b)
a= (a . x) . b
a= u . b  a= b
e. (G,∘) adalah group, maka untuk setiap a , b ∈G berlaku (a . b)−1=a−1 .b−1
Bukti;
a , b ∈G maka(a . b)∈G
Sehingga (a . b)−1 ∈G ( a . b ) .(a . b)−1=U ...........1

Perhatikan bahwa ( a . b ) . ( b−1 . a−1 ) =( a ( b . b−1 ) ) a−1

¿ ( a . U ) .a−1
¿ a . a−1
¿U
Jadi ( a . b ) . ( b−1 . a−1 ) =U ..........2
Dari 1 dan 2 disimpulkan bahwa ( a . b ) .(a . b)−1=( a .b ) . ( b−1 . a−1 )
Dengan sifat konselasi diperoleh (a . b)−1=a−1 .b−1

Anda mungkin juga menyukai