Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULIAN

A. Keadaan Umum Puskesmas

Berdasarkan PERMENKES Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat, Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga,
kelompok dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderita
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

UPTD Puskesmas Surulangun merupakan satu-satunya Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Dasar di wilayah Kecamatan Rawas Ulu, yang bertanggung jawab atas
pembangunan kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat setingi-tingginya di
Kecamatan Rawas Ulu. UPTD Puskesmas Surulangun Mempunyai Motto, Visi
Misi serta Tata Nilai Sebagai Berikut :
a. MOTTO : “Masyarakat Sehat Negara Kuat’’
b. VISI dan MISI UPTD Puskesmas Surulangun
VISI
“Terwujudnya Kecamatan Sehat Dengan Menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan
Dasar Yang Bermutu Dan Berkualitas Dengan Upaya Pelayanan Kesehatan
Yang Adil Dan Merata”
MISI
1. Peningkatan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
bermutu dan berstandarisasi
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas dengan
pemanfaatan teknologi
3. Membuka seluas-luasnya akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan
5. Mewujudkan kecamatan sehat dan bermartabat

RENSTRA UPTD PUSKESMAS SURULANGUN TAHUN 2016-2021 1


c. TATA NILAI dan Budaya Kerja
UPTD Puskesmas Surulangun mempunyai Tata Nilai dan Budaya Kerja
sebagai berikut :
B (Bersih)
Pelayanan yang bersih baik dari segi alat/ sarana dan lingkungan serta
petugas bersih dari pungli
E (Empati)
Etika dalam pelayanan (Salam, Sapa, Senyum,Salam dan Sabar)
R (Responsif)
Ketepatan waktu dan tanggap dalam memberikan pelayanan Kesehatan
pelayanan sesuai visi misi
P (Profesional)
Peningkatan sumber daya petugas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
A (Aman)
Pelayanan Puskesmas menjamin keamanan pengunjung dan senantiasa
mengutamakan dan menjamin keselamatan pasien
C (Contoh)
harus menjadi contoh yang baik dalam penataan manajemen maupun
Pelayanan
U (Unggul)
Pelayanan yang diberikan harus berkualitas atau bermutu

Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan di Puskesmas, maka UPTD


Puskesmas Surulangun menyusun Rencana Strategi ( Renstra ) sebagai kerangka
acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan di puskesmas guna
pencapaian program, sasaran dan kegiatan selama kurun waktu 5 tahun ke depan
(Tahun 2016 – 2021). Dengan berpedoman pada renstra maka diharapkan semua
kegiatan akan lebih terencana , lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai
target baik dalam kualitas maupun kuantitas program kegiatan serta memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat pada umumnya. Penyusunan renstra ini
mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Sumatera Selatan dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara. Adapun
penetapan kegiatan dalam renstra didasarkan pada pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal ( SPM ) Bidang Kesehatan.
B. Tujuan Penyusunan Rencana Lima Tahunan
Dalam penyusunan Rencana Setrategis (Renstra) UPTD Puskesmas Surulangun
mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut :
Maksud
1. Menjabarkan gambaran umum dan upaya kesehatan UPTD Puskesmas
Surulangun dalam rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
2. Mewujudkan keterpaduan arah , strategi , keselarasan program dan kegiatan
sesuai dengan target dan sasaran yang ditetapkan.
3. Sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan operasionalisasi kegiatan
Puskesmas guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan secara terpadu,
terarah dan terukur.
4. Adanya tolok ukur sebagai bahan evaluasi kinerja tahunan program kegiatan
UPTD Puskesmas Surulangun .
Tujuan
1. Menjabarkan visi, misi, program kerja puskesmas ke dalam program kegiatan
untuk periode waktu Tahun 2016 – 2021.
2. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkan
dalam Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ).
3. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan instrument
pengendalian, pengawasan dan evaluasi program kegiatan guna pencapaian
program, sasaran dan kegiatan.
BAB II

KENDALA DAN MASALAH

A. Identifikasi Keadaan dan Masalah


1. Telaah Renstra Kementerian/Lembaga Dan Renstra Provinsi/ Kabupaten/
Kota
a. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2014-2019
Untuk mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok
dan fungsi Kementrian Kesehatan, maka ditetapkan Visi Kementrian
Kesehatan, yaitu “Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan".
Misi Kementrian Kesehatan ditetapkan sebagai berikut :
a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu
dan berkeadilan
c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
d. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.

Kementerian Kesehatan menetapkan tujuan Pembangunan kesehatan


adalah meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa
dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan
prilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata,
serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah
Republik Indonesia. sehingga keluaran dari tujuan terebut yaitu : pertama
meningkatnya status kesehatan masyarakat, dan kedua adalah
:meningkatnya daya tanggap (responsif) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan financial dibidang kesehatan.
Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan RI dalam pembangunan
kesehatan tahun 2014 - 2019, yaitu :
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar
85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar
18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki
kebijakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) tertentu sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun
sebesar 5,4%.
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
terakreditasi sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi
sebanyak 481 kab/kota.
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar
90%. b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat
kesehatan yang diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
b. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 83%.
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis
dasar dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
sebanyak 56,910 orang.
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung
pembangunan kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik
dalam pelaksanaan SPM sebesar 80%.
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program
kesehatan sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber
dayanya untuk mendukung kesehatan sebanyak 15 %.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan
yang diimplementasikan sebanyak 40 %.
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan-evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran
kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan
pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola
program kesehatan dan atau pemangku kepentingan sebanyak 120
rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang
kesehatan dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan
kerugian negara ≤1% sebesar 100%.
11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian
Kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan
jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan
nilai kinerja minimal baik sebesarMeningkatkan sistem informasi
kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a) Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data
kesehatan prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar
80%.
b) Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang
diperuntukkan untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%.

b. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan


Untuk mewujudkan arah, peran dan kewenangan serta tugas pokok
dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, maka ditetapkan
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, yaitu “Masyarakat
Sumatera Selatan yang Sehat untuk Membangun Bangsa dan Negara
dengan Mengoptimalkan Anggaran Kesehatan dan Seluruh Potensi
untuk Mendukung Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Selatan mempunyai Misi sebagai berikut :
1) Menjamin pelayanan kesehatan yang Berkualitas bagi Seluruh
Masyarakat Sumatera Selatan.
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
melaluipendidikan kesehatan kepada masyarakat dan
pemberdayaan masyarakat.
3) Meningkatkan profesionalitas SDM Kesehatan mengutamakan upaya
peningkatan dan pencegahan dengan tidak mengabaikan
upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan.

Berdasarkan telaahan terhadap visi dan misi Dinas Kesehatan Provinsi


Sumatera Selatan teridentifikasi bahwa beberapa kekuatan yang dapat
dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara,
antara lain :
a. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan bertekad untuk mencegah,
jangan sampai ada masyarakat yang tidak terlayani terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan melalui Jaminan Sosial
Kesehatan Semesta.
b. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat akan
berdampak positif terhadap penurunan beban anggaran kesehatan
untuk biaya pengobatan (kuratif).
c. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan mendorong
peningkatan jumlah SDM Kesehatan professional yang berakhlakul
karimah; jujur, berkomitmen, pekerja keras, kreatif dan inovatif; dengan
cara perbaikan mutu kurikulum pendidikan Kesehatan yang
memadukan aspek ilmiah dan spiritual, serta
melakukan pembinaan yang berkelanjutan
d. Paradigma baru pembangunan kesehatan menempatkan pelayanan
kesehatan bukan hanya di Rumah Sakit dan Poliklinik atau
pelayanan kesehatan tidak hanya berfungsi menyembuhkan dan
memulihkan, tetapi mencakup dan mengutamakan upaya
peningkatan (promotif) dan upaya pencegahan (preventif) dengan
sasaran utama kelompok atau masyarakat yang sehat

Disamping kekuatan tersebut, ternyata terdapat berbagai


kelemahan internal Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan yang
harus ditekan serendah mungkin, dan diminimasi oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara antara lain:
a. Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan dari segi kuantiítas
maupun kualitas masih perlu ditingkatkan terus. Perlu adanya analisa
SDM yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki yang akan
menduduki struktur baru Dinas yang sesuai dengan PP No.
18/2016 , Permenpan/RB No. 33/ 2011 dan Permenkes No. 49/2016
b. Sistem Manajemen Database masih lemah, sehingga informasi
tentang pencapaian hasil pembangunan kesehatan masih sulit
didapatkan, sehingga kesulitan dalam menetapkan pencapaian
indikator kesehatan.
c. kurang optimalnya pelayanan kesehatan pada masyarakat dan
meningkatnya Angka Kematian, kesakitan dan prevalensi kurang gizi,
yang dapat membahayakan kelangsungan dan kualitas SDM
masa mendatang yang diakibatkan jumlah penduduk
miskin yang bertambah, angka pengangguran bertambah, Kultur
dan perilaku serta tingkat pendidikan masyarakat yang rendah,

c. Telaah Rencana Tata Ruang Dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


1. Geografis
Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan salah satu kabupaten di
ujung barat wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten ini adalah
Daerah Otonomi Baru berdasarkan UU Nomor 16 tahun 2013 dan
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas. Secara
geografis, Kabupaten Musi Rawas Utara terletak antara 102°4’0’’ BT-
103°22’13’’ BT dan 2°19’15’’ LS-3°6’30’’ LS. Kabupaten Musi Rawas
Utara berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi dan Provinsi
Bengkulu. Berikut batas wilayah administrasi dari Kabupaten Musi
Rawas Utara:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun, Provinsi
Jambi
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas,
Provinsi Sumatera Selatan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebong, Provinsi
Bengkulu

Kabupaten Musi Rawas Utara beribukota di Kelurahan Muara


Rupit, Kecamatan Rupit dengan luas wilayah mencapai 6.008,55 km².
Secara administratif, Kabupaten Musi Rawas Utara terbagi menjadi tujuh
kecamatan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Ulu Rawas
yang mencapai hampir seperempat luas wilayah Kabupaten Musi Rawas
Utara. Kecamatan Rupit merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terkecil yaitu 6,41% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara.
Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara secara
lebih jelas tersaji dalam Tabel 3.7 dan Gambar 3.2

Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
No. Kecamatan Luas (km²)* Persentase (%)
1 Karang Dapo 551,5 9,18
2 Karang Jaya 1.436,0 23,9
3 Nibung 654,3 10,89
4 Rawas Ilir 1.019,6 16,97
5 Rawas Ulu 478,2 7,96
6 Rupit 386,3 6,41
7 Ulu Rawas 1.482,3 24,67
Kab. Musi Rawas 6.008,5 100
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara
1. Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara
2. UU No 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (*)
3. Musi Rawas Utara dalam Angka 2014
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

Secara administratif, lebih rinci Kabupaten Musi Rawas


Utara terbagi menjadi 89 desa. Kecamatan Rawas Ulu dan
Kecamatan Rupit merupakan dua kecamatan dengan jumlah desa
yang terbanyak, yaitu masing-masing 17 desa. Kecamatan dengan
jumlah desa paling sedikit yaitu Kecamatan Ulu Rawas, yaitu tujuh
desa. Pembagian administrasi dan ibukota serta jumlah desa per
kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara.

Tabel 2.2
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara
Banyaknya
Kelurahan Desa
No. Kecamatan Ibukota Jumlah Nama Kelurahan/Desa

Karang Karang 1 8 9 Karang Dapo, Karang Dapo I, Biaro


Dapo Dapo Lama, Biaro Baru, Bina Karya, Setia
Karang Karang Jaya 1 1 1 Bukit
Marga, Ulu,
Aringin, Sukaraja, Lubuk
Rantau Kadam,
Jaya 4 5 Kumbung, Tanjung
Agung, Rantau Telang, Muara
Nibung Karang 1 1 Batang
1 Jadi Mulya,Empu, Sukamenang,
Kerani Jaya, Sumber
Makmur 0 1 Makmur, Mulya Jaya, Kelumpang
Jaya, Srijaya Makmur, Karya
Rawas Ilir Bingin Teluk 1 1 1 Beringin Makmur I, Bingin Teluk,
2 3 Mandi Angin, Beringin Sakti,
Beringin Makmur II, Tanjung Raja,
Rawas Ulu P 1 1 1 Pangkalan, Teladas, Kerta Dewa,
a 6 7 Pulau Lebar, Sungai Baung,
s Surulangun, Pasar Surulangun,
a Sungai Jauh, Sungai Kijang, Lesung
Rupit Muara Rupit 1 1 1 Tanjung Beringin, Noman, Batu
6 7 Gajah, Maur Baru, Maur Lama,
Bingin Rupit, Muara Rupit, Lubuk
Rumbai, Pantai, Lawang Agung,
Ulu Rawas Muara 1 6 7 Kuto Tanjung, Napal Licin,
Kulam Sosokan, Muara
Kulam, Muara Kuis, Pulau Kidak,
Jangkat
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara
1. Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara
2. UU No 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara (*)
3. Musi Rawas Utara dalam Angka 2014

2. Aspek Demografi
Laju pertumbuhan penduduk Musi Rawas Utara antara tahun 2006-
2015 sebesar 1,65% angka laju pertumbuhan ini memiliki besar yang
sama dengan angka rata-rata pertumbuhan penduduk. Pada tahun
2006, jumlah penduduk Musi Rawas Utara sebesar 157.780 jiwa
sedangkan pada tahun 2015 meningkat menjadi 182.800 jiwa. Jumlah
penduduk tertinggi pada tahun 2015 adalah Kecamatan Rupit sebanyak
34.607 jiwa dan paling sedikit ada di Kecamatan Ulu Rawas yaitu 11.550
jiwa. Kecamatan Rupit memiliki tingkat aksesibilitas tinggi karena dilewati
oleh jalan lintas tengah Sumatera dan dialiri 2 (dua) sungai. Letak yang
strategis dan tingkat aksesibilitas tinggi serta peran Rupit sebagai
ibukota Kabupaten Musi Rawas Utara membuat jumlah penduduk di
Kecamatan Rupit paling tinggi. Sementara itu, kondisi geografi
Kecamatan Ulu Rawas yang memiliki kelerengan lebih dari 40% dan
terdapat Taman Nasional Kerinci Seblat menjadi hambatan untuk
berkembangnya permukiman. Berikut jumlah penduduk tiap kecamatan
dan pertumbuhan penduduk di kabupaten Musi Rawas Utara.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Tahun 2006 s.d 2015 Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Rawas Ulu 30.024 30.493 30.971 31.387 31.027 31.268 31.522 32.571 32.768 32.145
Ulu Rawas 10.086 10.255 10.398 10.538 10.761 10.950 11.095 11.305 11.449 11.550
Rupit 29.077 29.602 30.028 30.430 31.602 32.302 32.806 33.163 33.721 34.607
Karang Jaya 27.779 28.248 28.639 27.600 27.855 28.135 28.436 29.230 29.461 29.126
Rawas Ilir 23.233 24.244 23.955 24.276 28.178 28.976 29.507 29.569 30.200 31.578
Karang Dapo 16.737 17.018 17.258 17.490 17.720 17.987 18.209 18.596 18.811 18.887
Nibung 20.844 21.198 21.479 22.352 22.268 22.885 23.299 23.366 23.857 24.907
Musi Rawas
Utara 157.780 161.058 162.728 164.073 169.411 172.503 174.874 177.800 180.267 182.800

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara


1. Kecamatan Dalam Angka 2006-2013
2. Musi Rawas Dalam Angka 2006-2013
3. Musi Rawas Utara Dalam Angka 2014-2015
4. Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas, 2016

Rata-rata pertumbuhan penduduk Musi Rawas Utara dari tahun


2006-2015 mencapai 1,65%. Kecamatan Rawas Ilir memiliki rata-
rata pertumbuhan paling tinggi yaitu 3,57% dan Kecamatan Karang
Jaya paling rendah hanya 0,54%. Proyeksi jumlah penduduk di
Kabupaten Musi Rawas Utara dalam 5 tahun ke depan
berdasarkan data akan meningkat karena semua rata-rata
pertumbuhan penduduk di setiap kecamatan memiliki
kecenderungan positif. Hasil proyeksi jumlah penduduk di tahun
2016 akan berjumlah 185.814 jiwa dan meningkat sekitar 15.833
jiwa menjadi 201.647 jiwa (2021).
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa Kecamatan Rupit dan
Rawas Ilir akan memiliki penduduk paling banyak pada tahun 2021
sedangkan yang paling rendah yaitu Kecamatan Ulu Rawas.
Proyeksi jumlah penduduk tahun 2021 Kecamatan Rupit akan
berjumlah 38.866 jiwa dan Kecamatan Rawas Ilir 38.747 jiwa
sedangkan Ulu Rawas 12.642 jiwa. Hal tersebut menunjukkan
kondisi yang sama dengan eksisting dimana jumlah penduduk
terbanyak Kabupaten Musi Rawas Utara ada di Kecamatan Rupit
dan yang terendah adalah Ulu Rawas. Jumlah penduduk yang
berpotensi akan tinggi dimasa datang yaitu di Kecamatan Rawas
ilir karena memiliki nilai rata-rata pertumbuhan yang cukup tinggi
dibanding kecamatan lain di Kabupaten Musi Rawas Utara yaitu
3,57%. Proyeksi penduduk di Musi Rawas Utara dapat menjadi
dasar pemerintah untuk memperhitungkan fasilitas pelayanan apa
saja yang harus dibangun agar kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi diantaranya fasilitas pelayanan kesehatan Tingkat
pendidikan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Musi
Rawas Utara pada t a h u n 2015 adalah tidak/belum sekolah dan
belum tamat SD/sederajat dengan persentase mencapai 42,99%
dari total penduduk yang ada. Angka ini termasuk sangat tinggi
karena merupakan gabungan dari dua jenis jenjang pendidikan
tertinggi. Pendidikan tertinggi lainnya yang ditamatkan oleh
penduduk Musi Rawas Utara yaitu tamat SD/sederajat dengan
persentase mencapai 31,32%, lulusan SMP/sederajat (12,53%),
lulusan SMA/sederajat (11,16%) dan 2,00% merupakan lulusan
perguruan tinggi. Masih banyaknya penduduk yang tidak
bersekolah atau belum tamat SD/sederajat serta minimnya
penduduk yang melanjutkan pendidikan menengah dan
perguruan tinggi menunjukkan masih kurangnya kualitas SDM
masyarakat di Kabupaten Musi Rawas Utara, sehingga berdampak
terhadap pembangunan daerah dan daya saing dalam mengakses
pekerjaan.

Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Tahun 2015 Menurut Pendidikan Tertinggi
Kabupaten Musi Rawas Utara
Pendidikan Tertinggi Jumlah Penduduk

Tidak/Belum Tamat SD
belum tamat SD/sederajat 89.958
SD 65.532
SMP 26.228
SMA 23.345
Perguruan Tinggi 4.191
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Musi Rawas Utara, 2016

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara


mengembangkan rencana Penyediaan sarana kesehatan didasarkan
pada kebutuhan jumlah penduduk yang akan dilayani, disertai dengan
upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan dan pemerataan
kesempatan memperoleh layanan kesehatan yang murah dan
berkualitas.

Berdasarkan penelaahan aspek-aspek RTRW, yang meliputi :


1. Struktur tata ruang saat ini;
2. Rencana struktur tata ruang;
3. Pola ruang saat ini;
4. Rencana pola ruang; dan
5. Rencana Indikasi program pemanfaatan ruang.

Memberikan kesempatan dan peluang kepada Dinas Kesehatan


Kabupaten Musi Rawas Utara untuk melaksanakan hal hal sebagai
berikut :
1. Kawasan tempat bangunan fasilitas kesehatan berada antara lain
kawasan Rumah Sakit Rupit , kawasan puskesmas dan lainnya.
2. Pengembangan puskesmas dan puskesmas pembantu
dilakukan secara merata ke seluruh wilayah kota.
3. Pengembangan Puskesmas non perawatan menjadi puskesmas
perawatan atau rumah sakit tingkat pratama.

Telaahan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan


untuk mengkaji Kebijakan Rencana Indikasi Program Pemanfaatan
Ruang yang direncanakan diharapkan dapat mengantisipasi
dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh pelaksanaan program
pembangunan. Maka Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara
melaksanakan :
1) Pengawasan Kesehatan terhadap lingkungan / sarana dan
prasana umum seperti pasar, terminal dll
2) Penyediaan sarana pengolahan limbah Medis Cair ( IPAL) dan
Pengolahan Limbah Padat (insenerator) dibeberapa puskesmas
3) Pemantauan terhadap penyediaan air minum / Depot air
minum yang ada di Kabupaten Musi rawas Utara secara berkala
Mengatasi dampak lingkungan pembuangan sampah /
melakukan penyemprotan TPA dan TPS yang ada di Kabupaten
Musi Rawas Utara
1. Tim Mengumpulkan Data
a. Data Umum
a) Letak Geografis
UPTD Puskesmas Surulangun Kecamatan Rawas Ulu terletak di wilayah
Kabupaten Musi Rawas Utara, Propinsi Sumatera Selatan, dengan profil
daerah sebagai berikut :
UPTD Puskesmas Surulangun mempunyai batasan daerah :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Rupit.

3. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ulu Rawas.

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Rupit.

Kecamatan Rawas Ulu terdiri dari 16 Desa dan 1 Kelurahan, Luas


Kecamatan Rawas Ulu yaitu 49.816,88 Ha. Dimana Desa Remban
adalah desa terluas di Kecamatan Rawas Ulu.Hampir semua
desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Rawas Ulu merupakan daerah
yang dilewati aliran sungai sehingga masih ada transportasi yang
dilakukan melalui jalur sungai, meskipun sudah bisa di akses melalui
jalur darat.
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Surulangun meliputi 16 desa dan
1 kelurahan. yaitu Desa Remban, Lubuk Kemang, Lesung Batu Muda,
Lesung Batu, Surulangun, Sungai Jauh, Sungai Kijang, Sungai Lanang,
Simpang Nibung Rawas, Sukomoro, Sungai Baung, Pulau Lebar,
Kertadewa, Teladas, Pangkalan dan Lubuk Mas, serta Kelurahan Pasar
Surulangun. dengan jumlah penduduk 34 523 jiwa.

Gambar 2.2
Peta Batas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Surulangun
U
b) Wilayah Administrasi
Secara administrasi wilayah kerja UPTD Puskesmas Surulangun
terdiri dari 17 Desa dan 1 Kelurahan yang terdiri dari 64 dusun dan13
RT yaitu di setiap desa terdapat jaringan pelayanan kesehatan UPTD
Puskesmas Surulangun yaitu Pustu dan Polindes. Terdapat 18
polindes/Poskesdes dan 10 Pustu yang tersebar diwilayah kerja UPTD
Pusksesmas Surulangun, dengan jenis pelayanan berupa Promotif,
Preventif, dan Kuratif. Semua wilayah kerja Puskesmas Surulangun
dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan hanya beberapa desa
yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, jarak tempuh dari
desa ke Puskesmas rata-rata 15- 30 menit.

Tabel 2.5
Jarak dari Desa / Kelurahan ke Ibukota Kecamatan di Kecamatan Rawas
Ulu
N Jarak
Desa / Kelurahan Transportasi
o (Km2)
1 Pangkalan 16 Darat
2 Teladas 13 Darat
3 Kerta Dewa 10 Darat
4 Pulau Lebar 9 Darat
5 Sungai Baung 3 Darat
6 Surulangun 1 Darat
7 Pasar Surulangun 0 Darat
8 Sungai Jauh 3 Darat
9 Sungai Kijang 7 Darat
10 Lesung Batu Muda 5 Darat
11 Lesung Batu 6 Darat
12 Lubuk Kemang 8 Darat
13 Remban 12 Darat
14 Lubuk Mas 18 Darat
15 Sungai Lanang 22 Darat
16 Simpang Nibung Rawas 7 Darat
17 Sukomoro 0,5 Darat
Sumber : Kantor Camat Rawas Ulu
c) Keadaan Penduduk
A. Jumlah dan Distribusi Penduduk
Tabel 2.6

Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

N
Tingkat Pendidikan Jumlah
Sumber : o Kantor
Camat 1 Tidak /Belum Sekolah 8.165 Rawas Ulu

2 SD 11.345
3 SMP 3.919
Tabel 2.7
4 SMA 3.539
Jumlah Penduduk
menurut 5 Akademik / Perguruan Tinggi 495 Status
6 S-2 10
JUMLAH 27.473
Pekerjaannya Per Desa / Kelurahan di Kecamatan Rawas Ulu

Tidak Lainnya
Mencari
No Desa / Kelurahan Bekerja Bekerja/ (Sekolah,
Pekerjaan
Penganggur dll)
1 Pangkalan 415 71 56 101
2 Teladas 201 41 40 95
3 Kerta Dewa 312 60 41 121
4 Pulau Lebar 201 30 35 82
5 Sungai Baung 480 100 75 187
6 Surulangun 312 62 41 162
7 Pasar Surulangun 621 118 150 200
8 Sungai Jauh 217 40 47 157
9 Sungai Kijang 200 31 45 135
10 Lesung Batu Muda 411 65 56 116
11 Lesung Batu 421` 45 62 125
12 Lubuk Kemang 318 45 55 127
13 Remban 620 120 150 201
14 Lubuk Mas 112 25 36 95
15 Sungai Lanang 221 16 25 121
16 Simpang Nibung Rawas 280 18 25 102
17 Sukomoro 180 25 31 52
JUMLAH 5522 912 970 2179
Sumber : Kantor Camat Rawas Ulu

B. Profil Penduduk Pada Wilayah UPTD Puskesmas Surulangun


Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Surulangun tahun
2018, menurut data dari Profil Kecamatan Rawas Ulu sebanyak
34.523 jiwa. Jumlah Penduduk tertinggi di Kelurahan Pasar
Surulangun yang berjumlah 4512 jiwa, sedangkan yang terendah di
Desa Lubuk Mas yaitu 720 jiwa.
1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk di Wilayah Puskesmas Surulangun tahun
2018 adalah 65.30 jiwa/ Km2.

Tabel 2.8
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Rawas Ulu

Kepadatan Jumlah
Luas Wilayah Jumlah
No Desa / Kelurahan Penduduk Dusun /
(Km2) Penduduk
(jiwa/Km2) RT
1 Pangkalan 3962.32 1814 45.78 5
2 Teladas 4117.32 1129 27.42 4
3 Kerta Dewa 2176.83 1463 67.21 4
4 Pulau Lebar 3441.37 864 25.11 2
5 Sungai Baung 5270.33 4139 78.53 5
6 Surulangun 1896.75 2410 127.06 5
7 Pasar Surulangun 1196.01 4512 377.25 13
8 Sungai Jauh 1121.42 1239 110.48 4
9 Sungai Kijang 5565.11 1148 20.63 2
10 Lesung Batu Muda 1480.52 2941 198.65 4
11 Lesung Batu 1545.01 2138 138.38 3
12 Lubuk Kemang 2847.62 1978 69.46 4
13 Remban 5711.12 3468 60.72 6
14 Lubuk Mas 2647.56 720 27.19 3
15 Sungai Lanang 3702.01 1204 32.52 4
16 Simpang Nibung Rawas 3135.58 1369 43.44 6
17 Sukomoro - 1994 - 3
JUMLAH 49.816,88 34 523 65.30 77
Sumber : Kantor Camat Rawas Ulu

2) Sex Ratio
Sex Ratio penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Surulangun tahun 2018 bahwa jumlah penduduk perempuan lebih
sedikit 16.909 jiwa (48%) dibandingkan dengan jumlah penduduk
Laki-laki 17.614 jiwa (52 %).

d) Sumber Daya Puskesmas


1. Ketenagaan
Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama Puskesmas Surulangun telah dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang memadai dan didukung oleh
tenaga dokter umum, bidan, perawat, perawat gigi, analis kesehatan,
Sanitarian, ahli gizi, apoteker.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur
terpenting dalam organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat
tergantung dari keberadaan SDM. SDM Kesehatan yang memiliki
kompetensi tentu akan menunjang keberhasilan pelaksanaan
kegiatan, program dan pelayanan kesehatan. Jenis dan Jumlah
tenaga kesehatan di Puskesmas Surulangun pada tahun 2018
sebanyak 141orang terdiri dari : perawat 39 orang, dokter umum 3
orang, perawat gigi 4 orang, tenaga kesling 2 orang, tenaga
kesehatan masyarakat 3 orang, bidan 74 orang, tenaga Asisten
Apoteker 5 orang, dan tenaga administrasi 4 orang, serta lain-lain
berjumlah 3 orang.
Adapun Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Surulangun pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.9
Data Pegawai UPTD Puskesmas Surulangun Tahun 2018

JENIS TENAGA JUMLAH


NO
1 Dokter Umum 3

2 Dokter Gigi 0

3 S-1 Kesehatan Masyarakat 3

4 Ners 2

5 S-1 Keperawatan 7

6 Terapis Gigi Dan Mulut 4

7 D-III Keperawatan 30

8 D-IV Kebidanan 13

9 D-III Kebidanan 61

10 D-I Kebidanan 0

11 D-III Kesehatan Lingkungan 2

12 Analis 3

13 Asisten Apoteker 5
14 S-1 Farmasi 0

15 Nutrisionis 1

16 AdministrasiUmum 4

17 Sopir Ambulance 1

18 PetugasKebersihan 1

19 Petugas Keamanan 1
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Surulangun tahun 2018

2. Peralatan dan Sarana Kesehatan


Untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan kesehatan,
Puskesmas Surulangun telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan
dalam gedung seperti :

Tabel.2.10
Fasilitas Pelayanan Dalam Gedung UPTD Puskesmas Surulangun

KONDISI UPTD PUSKESMAS


STANDAR
SURULANGUN
NO UPTDPUSKESMAS
SURULANGUN ADA TIDAK ADA

1 Area Parkir √
2 Pintu Masuk √
3 Ruang Tunggu √
4 Ruang Farmasi √
5 Ruang Tindakan √
6 Ruang Persalinan √
7 Ruang Pendaftaran dan Ruang √
Rekam Medik
8 Ruang Pemeriksaan Umum √
9 Ruang Kesehatan Gigi dan √
Mulut
10 Ruang Promosi Kesehatan √
11 WC Petugas √
12 WC Pasien Wanita √
13 WC Pasien Pria √
14 Ruang Sterilisasi √
15 Laboratorium √
16 Gudang Umum √
17 Dapur √
18 Ruang Rapat √
19 Ruang Administrasi Kantor √
20 Ruang Kepala Puskesmas √
21 Ruang KIA KB & Imunisasi √
22 Ruang ASI √
23 Ruang Rawat Pasca √
Persalinan
24 Ruang Rawat Darurat √
25 Ruang Jaga Petugas √
26 Ruang Rawat Inap Pria √
27 Ruang Rawat Inap Wanita √
28 Ruang Rawat Anak √
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Surulangun tahun 2018

3. Sarana Penunjang
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan pelayanan dan
program, Puskesmas Surulangun juga didukung dengan sarana
penunjang seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.11
Sarana Penunjang di UPTD Puskesmas Surulangun Th. 2018
JENIS SARANA/ KONDISI
NO JUMLAH
PRASARANA B RR RS RB
1 Puskesmas Pembantu 10 6 2 2
2 Polindes 11 6 5
3 Poskesdes 8 5 3
4 Rumah Dinas Dokter 1 1
5 Rumah Dinas Perawat 2 2
6 Ambulance 2 1 1
7 Puskesmas Keliling 1 1
Roda 4 (DK)
8 Sepeda Motor 9 6 3
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Surulangun tahun 2018

4. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan puskesmas bersumber dari pendapatan puskesmas
yang digunakan kembali sebagai biaya operasional. Sumber
pendapatan puskesmas berasal JKN, dan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). Adapun pendapatan Puskesmas Surulangun
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12
Sumber dan Jumlah Pendapatan Puskesmas Surulangun Tahun 2018
NO SUMBER PENDAPATAN JUMLAH
1 JKN (BPJS) Rp.70.000.000 / Bulan
2 BOK Rp.766.000.000/Tahun
Sumber : Laporan Keuangan Puskesmas Surulangun Th 2018

b. Data Cakupan
Pembangunan bidang kesehatan telah membawa perubahan yang
positif namun perkembangan derajat kesehatan sebagai tolok ukur dari
keberhasilan bidang ini belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Berbagai persoalan seperti rendahnya cakupan komplikasi kebidanan
yang ditanggani, rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS), masih tingginya angka kesakitan
(morbiditas) akibat penyakit-penyakit menular atau infeksi, tingginya
jumlah kematian ibu dan bayi. Hasil pencapaian kinerja pelayanan
kesehatan berdasarkan indikator Sistem Pelayanan Minimal (SPM) dapat
dilihat berikut gambaran capaian yang telah dicapai.
Dinas kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara telah menghasilkan
capaian – capaian yang berdasarkan sasaran/target yang telah ditetapkan
dan menghasilkan kinerja menurut SPM untuk urusan wajib, indikator
sesuai urusan yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Musi Rawas. Hasil yang telah dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Musi
Rawas dapat dilihat secara rinci sebagai berikut:

1. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Indikator ini berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan persalinan yang
professional. Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
adalah tenaga kesehatan (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
dan bidan) yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2010 sampai 2012
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2013 mengalami
penurunan. Mengacu pada SPM kesehatan, target SPM Nasional 2015
adalah 90% di tahun 2015. Mulai tahun 2010, Kabupaten Musi Rawas
Utara telah berhasil mencapai target yang diharapkan.
Meskipun angka cakupan pertolongan persalinan telah melebihi
target, Kabupaten Musi Rawas Utara harus tetap mempertahankan
pencapaian tersebut dan tetap meningkatkan pelayanan. Dengan
demikian, hal ini diharapkan akan mampu mengurangi risiko kematian
ibu dan bayi.

Tabel 2.13
Cakupan Pertolongan Persalinan Tahun 2010 s.d 2013*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Tahu
Uraia 2010 2011 n 2012 201
n
Pertolongan Persalinan 399 408 424 3 398
Rasio Persalinan 9
440 1
448 1
434 6
416
Cakupan Pertolongan Persalinan 4
90,8 6
90,9 2
97,6 9
95,6
Target SPM Nasional 2015 0 90 7 90 7 90 1 90
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2013, diolah; *) masih
bergabung dengan Kab. Musi Rawas

Gambar 2.3
Grafik Cakupan Pertolongan Persalinan Tahun 2010 s.d 2013
Kabupaten Musi Rawas Utara

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

Tabel 2.14
Cakupan Pertolongan Persalinan Tahun 2013*)
Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
tenaga kesehatan cakupan
Kecamatan Pertolongan Jumlah pertolongan persalinan
persalinan persalinan oleh (%)
Rawas Ulu 691 778 88,82
Ulu Rawas 265 292 90,75
Rupit 822 890 92,36
Karang Jaya 661 656 100,76
Rawas Ilir 543 536 101,31
Karang Dapo 426 452 94,25
Nibung 578 565 102,30
Kabupaten Musi Rawas 3.986 4.169 95,61
Sumber:
Utara Profil Kesehatan 2013; *) masih bergabung dengan
Kab. Musi Rawas

2. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan


Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (anak usia 0 s/d 4
tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/Kota. Balita gizi buruk
merupakan balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan
umur (U) dengan Z-score < -3 dan atau dengan tanda-tanda
klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). Balita gizi
buruk yang mendapat perawatan merupakan balita gizi buruk yang
dirawat/ditangani di sarana pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu, sesuai dengan tatalaksana gizi buruk. Di
Kabupaten Musi Rawas Utara, cakupan balita gizi buruk yang
mendapatkan perawatan telah mencapai target SPM Nasional.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
828/MENKES/ SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, Kemenkes
menargetkan SPM untuk cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan adalah sebesar 100% di tahun 2010. Kabupaten Musi
Rawas Utara sejak tahun 2010 telah berhasil mencapai target tersebut
dan mempertahankannya hingga tahun 2013
Tabel 2.15
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Tahun 2010 s.d 2013*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat
Uraian Perawatan (% )
2010 2011 2012 2013
Kasus Balita Gizi Buruk 2 4 8 5
Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan 2 4 8 5
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat
100 100 100 100
Perawatan
Target SPM Nasional Tahun 2010 100 100 100 100
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2013, diolah; *) masih bergabung
dengan Kab. Musi Rawas

Tabel 2.16
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Tahun 2013*)
Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
Jumlah Balita Jumlah Balita Cakupan balita gizi
Kecamatan
Gizi Buruk Gizi buruk yang mendapat
Rawas Ulu Terta - Bur - -
Ulu Rawas - - -
Rupit 4 4 100
Karang Jaya - - -
Rawas Ilir - - -
Karang Dapo 1 1 100
Nibung - - -
Kabupaten Musi
Rawas 5 5 100
Utara
Sumber: Profil Kesehatan 2013; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

3. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC BTA


(+)
Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA (+) (%)
merupakan Rasio penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan
diobati di suatu wilayah kerja selama satu tahun dibanding dengan
Rasio perkiraan penderita baru TBC BTA (+) dalam kurun waktu yang
sama.
Di Kabupaten Musi Rawas Utara, terjadi penurunan cakupan
penemuan dan penanganan TBC BTA (+) di Kabupaten Musi Rawas
Utara dari tahun 2011 ke 2012. Penurunan cakupan penemuan dan
penanganan TBC BTA (+) di Kabupaten Musi Rawas Utara yang cukup
signifikan juga terjadi pada tahun 2012 ke 2013 yaitu dari 66,67%
menjadi 12,31%. Masih rendahnya cakupan karena masih adanya
sebagian masyarakat yang putus berobat (drop out) menyebabkan
kemungkinan penularan masih tetap tinggi. Peranan Pengawas
Menelan Obat (PMO) dalam membantu jalannya pengobatan TBC paru
sangat penting, sehingga perlu pemahaman PMO tentang penyakit
TBC paru dan bagaimana seharusnya prosedur pengobatan dijalankan
merupakan aspek penting untuk mencegah terjadinya putus berobat.

Tabel 2.17
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Tahun 2010 s.d
2013*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Cakupan Penemuan dan Penanganan
Uraian Penderita Penyakit TBC BTA (+) (%)
2010 2011 2012 2013
Penderita TBC BTA(+) yang Ditemukan dan Diobati 228 215 184 192
Rasioperkiraan penderita baru TBA BTA(+) 302 276 276 1560
Cakupan Penemuan dan Penanganan TBC
BTA(+) 75.50 77.90 66.67 12.31
Target SPM Nasional tahun 2010 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2013, diolah; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, secara nasional target
SPM untuk cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
TBC BTA (+) adalah sebesar 100% di tahun 2010. Kabupaten Musi
Rawas Utara belum mencapai SPM yang ditetapkan. Gambaran
pencapaian SPM Kabupaten Musi Rawas Utara.

Gambar 2.4
Grafik Persentase Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita TBC BTA
(+)Tahun 2010 s.d 2013
Kabupaten Musi Rawas Utara
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

Tabel 2.18
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita TBC BTA (+) Tahun 2013*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Jumlah penderita Jumlah Cakupan penemuan
Kecamatan baru TBC BTA (+) Perkiraan dan penanganan
yang ditemukan Penderita baru penderita penyakit
dan diobati TB BTA(+) TBC BTA (+)
Rawas Ulu 43 210 20,48
Ulu Rawas 7 40 17,50
Rupit 42 414 10,14
Karang Jaya 31 316 9,81
Rawas Ilir 15 161 9,32
Karang Dapo 30 283 10,60
Nibung 24 136 17,65
Kabupaten Musi Rawas 192 1560 12,31
Utara
Sumber: Profil Kesehatan 2013; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

4. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD


Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
adalah persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di
suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun dibandingkan dengan
Rasio penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun
waktu satu tahun yang sama. Penanganan penyakit DBD di
Kabupaten Musi Rawas Utara pada tahun 2013 telah terlaksana
100% (lihat table2.22). Angka tersebut telah mencapai SPM yang
ditetapkan pada tahun 2010 di mana cakupan penemuan dan
penanganan penyakit adalah 100%. Pada tahun 2010 bahkan tidak
terdapat kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas Utara. Hal ini
menunjukkan bahwa penanganan terhadap penyakit DBD di Kabupaten
Musi Rawas Utara telah berjalan dengan baik dan dapat dipertahankan
hingga saat ini

Tabel 2.19
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Tahun 2010 s.d 2013*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
raian Penyakit DBD
2010 2011 2012 2013
RasioKasus DBD 0 3 11 1
Kasus DBD yang Tertangani 0 3 11 1
Kabupaten Musi Rawas Utara 0 100 100 100
Target SPM Nasional tahun 2010 100 100 100 100
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2013, diolah; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas
Tabel 2.20
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Tahun 2013*) Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
Jumlah penderita Jumlah
Kecamatan DBD yang ditangani penderita yang % DBD
Rawas Ulu - - Ditangani -
Ulu Rawas - - -
Rupit - - -
Karang Jaya 1 1 100
Rawas Ilir - - -
Karang Dapo - - -
Nibung - - -
Kabupaten Musi Rawas 1 1 100
Utara
Sumber: Profil Kesehatan 2013; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

5. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin


Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
adalah rasio kunjungan pasien masyarakat miskin di saranan
kesehatan strata 1 di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu
tertentu dibandingkan dengan rasio seluruh masyarakat miskin di
wilayah tersebut. Sarana kesehatan strata 1 adalah tempat pelayanan
kesehatan yang meliputi puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan
swasta, Praktek bersama dan perorangan. Berdasarakan Indikator
Indonesia Sehat 2010 untuk kabupaten dan kota di seluruh Indonesia,
target yang harus dicapai oleh kabupaten untuk indikator cakupan
pelayanan kesehatan dasar untuk pasien miskin adalah 100%.
Pada Tahun 2012, cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
miskin di Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 10,81%, yang berarti
cakupan tersebut masih sangat jauh dari target 100% (untuk lebih
jelasnya lihat tabel 2.24 dan gambar 2.7). Kecenderungan
perkembangan cakupan pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat
miskin juga turun drastis dari tahun-tahun sebelumnya

Tabel 2.21
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Tahun 2010 s.d 2012*)
Kabupaten Musi Rawas Utara

Cakupan Pelayanan
Uraian Kesehatan Dasar
2010 2011 2012
RasioKunjungan Pasien Miskin di Sarana 30.78 17.89 5.68
Kesehatan Strata
RasioSeluruh 1
Masyarakat Miskin 1
49.34 9
49.34 8
52.61
Kabupaten Musi Rawas Utara 962,3 936,2 210,8
Target Indonesia Sehat tahun 2010 7100 7 100 1 100
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2012, diolah; *) masih bergabung
dengan Kab. Musi Rawas

Tabel 2.22
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin Tahun 2012*) Menurut
Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
Jumlah Jumlah Cakupan pelayanan
Kecamatan Pengunjung Penduduk kesehatan rujukan
Pasien Miski pasien masyarakt
Rawas Ulu 1439 9299 15,47
Ulu Rawas - 3626 0,00
Rupit - 10653 0,00
Karang Jaya 4249 8337 50,97
Rawas Ilir - 8657 0,00
Karang Dapo - 5360 0,00
Nibung - 6680 0,00
Kabupaten Musi Rawas 5688 52612 10,81
Utara
Sumber: Profil Kesehatan 2012; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

Gambar 2.5
Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin Tahun
2010 s.d 2012
Kabupaten Musi Rawas Utara

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

6. Cakupan Kunjungan Bayi


Cakupan kunjungan bayi merupakan cakupan kunjungan bayi umur
29 hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes,
puskesmas pembantu, puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit)
maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan
sebagainya melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh
pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari – 3
bulan, 1 kali pada umur 3 – 6 bulan, 1 kali pada umur 6 – 9 bulan dan 1
kali pada umur 9 – 11 bulan.
Data cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara
mengalami kenaikan dari 81,88% di tahun 2011 menjadi 99,67% di
tahun 2012. Pada tahun 2011 cakupan kunjungan bayi mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2010. Rasio kunjungan
bayi yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun 2011
sebanyak 3.520 bayi, rasio tersebut lebih sedikit dibandingkan
kunjungan bayi pada tahun 2010 mencapai 3.648 bayi, namun cakupan
di tahun 2011 mengalami penurunan karena Rasio bayi meningkat dari
3.982 bayi menjadi 4.299 bayi lahir hidup.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota,Kemenkes
menargetkan SPM untuk cakupan kunjungan bayi adalah sebesar
90% di tahun 2010. Bila dibandingkan dengan target SPM tersebut,
cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Musi Rawas Utara sudah
memenuhi target di tahun 2012 dengan persentase 99,67%.

Tabel 2.23
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2010 s.d 2012*)
Kabupaten Musi Rawas Utara
Uraian 2010 2011 2012
RasioBayi 3.982 4.299 4.213
RasioKunjungan Bayi 3.648 3.520 4.199
Cakupan Kunjungan Bayi 91,61 81,88 99,67
Target SPM tahun 2010 90,00 90,00 90,00
Sumber: Profil Kesehatan Musi Rawas Tahun 2010-2012, diolah; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas

Gambar 2.6
Grafik Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2010 s.d 2012 Kabupaten Musi Rawas
Utara
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

Tabel 2.24
Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2012*)
Menurut Kecamatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
Kecamata Jumlah Bayi Kunjungan Cakupan
n
Rawas Ulu 799 Bayi 844 Kunjungan Bayi105,63
Ulu Rawas 272 238 87,50
Rupit 779 707 90,76
Karang Jaya 667 609 91,30
Rawas Ilir 729 809 110,97
Karang 440 485 110,23
Dapo
Nibung 527 507 96,20
TOTAL 4213 4199 99,67
Sumber: Profil Kesehatan 2012; *) masih bergabung dengan Kab. Musi Rawas
BAB III
INDIKATOR DAN STANDAR KINERJA UNTUK TIAP UPAYA DAN JENIS
PELAYANAN UPTD PUSKESMAS SURULANGUN

Target Kinerja yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Surulangun untuk Tahun


2016-2021 yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128/MENKES/SK//2004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 741/MENKES/PER/V/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Musi Rawas Utara tahun 2016-2021. Ditetapkan Target Kinerja UPTD Puskesmas
Surulangun untuk tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Target Kinerja UPTD Puskesmas Surulangun Tahun 2016-2021
Tabel 3.1
Target Kinerja UPTD Puskesmas Surulangun Tahun 2016-2021
BAB IV

ANALISIS KINERJA

A. Pencapaian Kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan upaya Puskesmas


Adapun Capaian Kinerja UPTD Puskesmas Surulangun, dapat di lihat pada
tabel dibawah ini.

Tabel 4.1
Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan tahun 2011-2015
Jenis Indikator Sasaran Tingkat Capaian
Pelayanan Capaian
N
Dasar & Sub Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
o
Kegiatan 2016
Pelayanan 1 Cakupan
I Kesehatan Kunjungan Ibu 95 93,55 95,01 90,80 85,7 90,2
Dasar Hamil K4.
2 Cakupan Ibu
hamil dengan
80 79,16 13,12 30,16 56,4 65,0
komplikasi yang
ditangani.
3 Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
bidan atau
tenaga 90 90,97 97,67 95,61 85,5 88,9
kesehatan yang
memiliki
kompetensi
kebidanan.
4 Cakupan
pelayanan Ibu 90 89,06 95,13 91,6 85,7 82,9
Nifas
5 Cakupan
neonatal
dengan 80 89,42 13,90 29,5 35,2 57,0
komplikasi yang
ditangani
6 Cakupan
90 81,88 90.00 95,2 77,3 81,3
kunjungan bayi.
7 Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child 100 96,47 92,13 93,26 97,0 98,5
Immunization
(UCI).

8 Cakupan 90 30,16 61,17 48,6 70,0 53,2


pelayanan anak
balita.
9 Cakupan
pemberian
makanan
pendamping
100 16,35 5,41 22,59 85,0 100
ASI pada anak
usia 6-24 bulan
keluarga
miskin.
1 Cakupan Balita
0 gizi buruk
100 100,00 100,00 100 100 100
mendapat
perawatan
1 Cakupan
1 penjaringan
kesehatan 100 92,56 100,00 91,15 95,38 44,3
siswa SD dan
setingkat
1 Cakupan
70 88,28 85,30 45,1 74 63,1
2 peserta KB Aktif
  Cakupan
Penemuan dan
penanganan          
penderita
penyakit
1 Acute Flacid
3 Paralysis (AFP)
rate per
100 0,001 0,001 3,1 1,52 2,55
100.000
penduduk < 15
tahun
1 Penemuan
4 Penderita
100 69,55 38,85 20,2 11,3 100
Pneumonia
Balita
1 Penemuan
5 Pasien Baru TB 100 77,90 66,67 12,31 40,7 39,91
BTA Positif
1 Penderita DBD
100 100,00 100,00 100 100 100
6 yang Ditangani
1 Penemuan
7 Penderita Diare

100 5,12 3,30 89,3 100 100

1 Cakupan
8 pelayanan
kesehatan
100 30,07 8,09 105 100 100
dasar
masyarakat
miskin
II Pelayanan 1 Cakupan
Kesehatan 9 pelayanan
Rujukan kesehatan
100 0,51 0,11 0,87 10,96 3,5
rujukan pasien
masyarakat
miskin.
2 Cakupan
0 pelayanan
gawat darurat
level 1 yg harus
100 33,33 100,00 63,88 64,3 65,1
diberikan
sarana
kesehatan (RS)
di Kab/Kota.
III Penyelidikan 2 Cakupan
Epidemiologi 1 Desa/Kelurahan
dan mengalami KLB
Penanggulangan yang dilakukan 100 100,00 100,00 100 100 66,6
wabah penyelidikan
epidemiologi
<24 jam
IV Promosi 2 Cakupan Desa
80 100,00 100,00 89.58 44,2 46,7
Kesehatan 2 Siaga Aktif

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara


B. Analisis Kinerja
1. Kelemahan UPTD Puskesmas Surulangun
Pada bagian-bagian yang terdahulu sudah diperlihatkan berbagai faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja pelayanan kesehatan di UPTD
Puskesmas Surulangun. Selanjutnya telah dilakukan kegiatan Focused
Group Discussion (FGD) dan Concensus Decision Making Group (CDMG),
untuk menganalisa faktor-faktor kelemahan dan kekuatan internal SKPD
Kesehatan, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Faktor Kelemahan Internal UPTD Puskesmas Surulangun
 Kuantitas dan kualitas SDM kesehatan masih kurang memadai
 Disiplin kerja yang masih kurang
 Pencatatan dan pelaporan tidak tepat waktu
 Sarana dan prasarana belum memadai dan pemanfaatannya belum
optimal
 Perencanaan program masih belum optimal
 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan
program masih belum optimal
 Sebagian cakupan program belum tercapai
 Tupoksi belum seluruhnya dilaksanakan

b. Faktor Tantangan Eksternal UPTD Puskesmas Surulangun


 Jarak tempuh ke ibukota propinsi yang lama (sekitar 8 jam)
 Pencairan dana yang terlambat
 Anggaran kesehatan masih dibawah 20%
 Belum diterapkannya sistem manajemen mutu bagi puskesmas
 Tuntutan masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan yang semakin
tinggi

2. PELUANG
Selain menganalisa faktor-faktor internal, juga beberapa faktor-faktor
eksternal yang dianggap mempengaruhi kinerja pelayanan kesehatan, dengan
memperhatikan kekuatan yang ada, dan hasilnya adalah sebagai berikut :
1. Faktor Kekuatan Internal SKPD Kesehatan
 Kepemimpinan yang baik
 Program kesehatan yang berjalan sesuai dengan rencana dan target
 Kerja sama lintas program baik
 Lingkungan kerja yang mendukung kinerja pegawai
 Adanya visi dan misi daerah
 Komitmen Dinkes Kabupaten Musi Rawas Utara yang kuat terhadap
peningkatan derajat kesehatan di Kabupaten Musi Rawas Utara
 Telah tersedianya SPM yang menjadi acuan target kinerja Dinkes
Kabupaten Musi Rawas Utara

2. Faktor Peluang Eksternal SKPD Kesehatan


 Geografi, tofografi, iklim, dan kesuburan tanah bagus
 Kondisi alam yang mendukung perkembangan sektor perkebunan,
pertanian dan pertambangan
 Pembangunan bidang transportasi dan telekomunikasi yang membuka
daerah-daerah terisolir
 Perijinan sarana kesehatan yang mudah
 Dukungan pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara yang kuat dalam
peningkatan kualitas SDM kesehatan
 Sumber anggaran kesehatan yang bervariasi (APBN, DAK, APBD
PROVINSI, APBD KABUPATEN)
 Kader kesehatan aktif
 Kerja sama lintas sektor baik
 Tersedianya tenaga kerja sukarela (TKS)
 Partisipasi masyarakat mendukung program kesehatan

Adapun peluang lain yang mendukung pelayanan UPTD Puskesmas


Surulangun antara lain: biaya pelayanan terjangkau; adanya dukungan keuangan
dan kebijakan serta ketenagaan dari pemerintah daerah; adanya dukungan
pengembangan sumber daya manusia dari pemerintah daerah; adanya posyandu
dan desa siaga yang aktif disemua desa, adanya regulasi yang mendukung upaya
kesehatan baik di tingkat Kota, Provinsi dan pusat; adanya dana BOK,
JAMPERSAL dan JKN (BPJS).
Sedangkan ancaman dalam pelayanan kesehatan antara lain : rendahnya
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan; kondisi geografis yang
memungkinkan terjadinya KLB dan bencana; banyaknya tempat
perkembangbiakan vektor penular penyakit; dinamika epidemiologi penyakit yang
cepat berubah dan mobilisasi penduduk yang tinggi; rendahnya kesadaran
masyarakat untuk melaksanakan PHBS. Dengan ancaman ini menghambat
pelayanan kesehatan yang menghambat derajat kesehatan.
Untuk melihat dinamika peluang dan tantangan global, nasional dan regional
dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Peluang dan Tantangan Global, Nasional, Regional dalam Pelayanan Kesehatan

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/Lokal


- Menurunkan proporsi Meningkatkan pemberdayaan Pembangunankesehatan secara
penduduk yang masyarakat dan swasta dalam keseluruhan, pemerataan dan
menderita kelaparan pembangunan kesehatan keterjangkauan pelayanan
- Menurunkan angka melalui kerja sama nasional kesehatan yang bermutu belum
kematian ibu dan global optimal
melahirkan (AKI) Meningkatkan pembiayaan Pelayanan kesehatan terutama di
- Menurunkan angka pembangunan kesehatan, daerah perkebunan milik rakyat
kematian balita (AKB) terutama untuk mewujudkan masih kurang mendapat perhatian
- Menurunkan angka jaminan sosial kesehatan
kesakitan penyakit nasional
menular Meningkatkan pelayanan Sistem perencanaan dan
kesehatan yang merata, penganggaran Dinas Kesehatan
terjangkau, bermutu dan Kabupaten Musi Rawas Utara
berkeadilan dengan belum optimal, penyebabnya
mengutamakan pada upaya adalah kurangnya dukungan
promotif-preventif keterpaduan dan kemampuan dari
unsur-unsur perencanaan masih
terbatas. Sistem pengendalian,
pengawasan dan pertanggung
jawaban kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Musi Rawas Utara
belum optimal
Meningkatkan Meningkatnya jumlah kejadian
pengembangan dan penyakit menular seperti DBD,
pemberdayaan SDM TB-Paru, Rabies, ISPA dan Diare.
kesehatan yang merata dan Penyakit tidak menular juga
bermutu mengalami kecenderungan
meningkat seperti: hipertensi,
diabetes dan penyakit degeneratif
lainnya.
Meningkatkan ketersediaan, Ketersediaan tenaga kesehatan,
pemerataan dan baik jumlah, jenis maupun mutu
keterjangkauan obat dan alat masih kurang memadai dan
kesehatan serta menjamin penyebarannya tidak merata.
keamanan/khasiat, Masih terbatasnya pengangkatan
kemanfaatan dan mutu tenaga kesehatan di Kabupaten
sediaan farmasi, alat Musi Rawas Utara
kesehatan dan makanan Standar pedoman pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang
spesifik dengan masalah kesehatan
di Kabupaten Musi Rawas Utara
masih kurang, baik jumlah
maupun mutunya.
Penelitian dan pengembangan
kesehatan belum banyak dilakukan
Pengembangan pemberdayaan
masyarakat masih belum sesuai
harapan
Meningkatkan manajemen Dukungan dan perhatian sektor
kesehatan yang akuntabel, terkait dalam pembangunan
transparan, berdaya guna dan kesehatan di Kabupaten Musi
berhasil guna untuk Rawas Utara belum optimal
memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung
jawab
Sumber : Dinas Kesehatan Kubupaten Musi Rawas Utara
BAB V

RENCANA PENCAPAIAN KINERJA LIMA TAHUN

A. Program Kerja dan kegiatan


Program merupakan penjabaran dari kebijakan secara menyeluruh yang akan
dilaksanakan oleh setiap badan, dinas dan lembaga teknis daerah secara
terintegrasi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Program juga merupakan
salah satu elemen perencanaan strategis bagi tercapainya kebijakan yang telah
ditetapkan serta kemudian dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan. Penyusunan
program juga mengacu Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Program dan kegiatan strategis mengacu pada arah kebijakan umum
pembangunan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara sebagaimana tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2016- 2021. Program
dirumuskan untuk menjawab permasalahan strategis dan isu strategis dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Setiap program dan kegiatan ditetapkan target capaian pada setiap tahun.
Untuk mencapai target tersebut dialokasikan dana berupa pagu indikatif. Antara
target yang telah ditetapkan dengan alokasi dana merupakan dua hal yang saling
terkait satu dengan lainnya. Program dan Kegiatan Renstra UPTD Puskesmas
Surulangun tertuang selengkapnya pada table 5.1
Tabel 5.1.
Program dan Kegiatan UPTD Puskesmas Surulangun yang juga selaras
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara
No Program Kegiatan
1 Program Upaya 1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di
Kesehatan Masyarakat. Puskesmas dan jaringannya
2. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan
3. Pengadaan, peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana Puskesmas dan
jaringannya
4. Penyelenggaraan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular dan wabah
5. Perbaiakan gizi masyarakat
6. Revitalisasi sistem kesehatan
7. Pelayanan kefarmasiaan dan alat
kesehatan
8. Pengadaan peralatan dan perbekalan
kesehatan termasuk obat generic esensial
9. Peningkatan kesehatan masyarakat
10. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi
pengungsi korban bencana
11. Peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah kesehatan
12. Penyediaan biaya operasional dan
pemeliharaan
13. Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
14. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
2 Program Pengawasan 1. Peningkatan pemberdayaan konsumen /
obat dan makanan masyarakat di bidang obat dan makanan
2. Peningkatan pengawasan keamanan pangan
dan bahan berbahaya
3. Peningkatan kapasitas laboratorium
pengawasan obat dan makanan
4. Peningkatan penyelidikan dan penegakan
hokum di bidang obat dan makanan
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
3 Program 1. Pengumpulan, updating dan analisis data
Pengembangan data informasi capaian target kinerja program dan
dan informasi kegiatan
2. Penyusunan dan pengumpulan data informasi
kebutuhan penyusunan dokumen
perencanaan
3. Penyusunan profil daerah
4. Pendataan penduduk sasaran program
kesehatan
5. Sistem informasi geografis sarana, prasarana
dan SDM Kesehatan
6. Pelayanan perizinan
4 Program promosi 1. Pengembangan media promosi dan informasi
kesehatan dan sadar hidup sehat
pemberdayaan 2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
masyarakat 3. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
4. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluhan
kesehatan
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5 Program perbaikan gizi 1. Penysunan peta informasi masyarakat
masyarakat kurang gizi
2. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
3. Penanggulangan kurang gizi protein (KEP),
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang
yodium (GAKY), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya.
4. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian keluarga sadar gizi
5. penanggulangan gizi lebih
6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
6 Program 1. Pengkajian pengembangan lingkungan
pengembangan sehat
lingkungan sehat 2. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
3. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
7 Program pencegahan 1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
dan penanggulangan 2. Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan
penyakit menular fogging
3. Pengadaan vaksin penyakit menular
4. Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak
sekolah
5. Pelayanan pencegahan dan
penaggulangan penyakit menular
6. Pencegahan penularan penyakit endemik /
epidemic
7. Pemusnahan/karantina sumber penyebab
penyakit menular
8. Peningkatan imunisasi
9. Peningkatan surveilans epidemeiologi dan
penanggulangan wabah
10. Peningakatan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
11. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
8 Program standarisasi 1. Penyusunan standar pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan 2. Evaluasi dan pengembangan standar
pelayanan kesehatan
3. Pembangunan dan pemutakhiran data
dasar standar pelayanan kesehatan
4. Penyusunan naskah akademis standar
pelayanan kesehatan
5. Penyusunan standar analisis belanja
pelayanan kesehatan
6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
9 Program pelayanan 1. Pelayanan operasi katarak
kesehatan penduduk 2. Pelayanan kesehatan THT
miskin 3. Pelayanan operasi bibir sumbing
4. Pelayanan sunatan missal
5. Penanggulangan ISPA
6. Penanggulangan penyakit kecacingan
7. Pelayanan kesehatan kulit dan kelamin
8. Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk
9. Pelayanan kesehatan akibat lumpuh layu
10. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
10 Program kemitraan 1. Kemitraan asuransi kesehatan masyarakat
peningkatan pelayanan 2. Kemitraan pencegahan dan pemberantasan
kesehatan penyakit menular
3. Kemitraan pengelolaan limbah rumah sakit
4. Kemitraan alih tekhnologi keokteran dan
kesehatan
5. Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan
paramedic
6. Kemitraan pengobatan bagi pasien yang
kurang mampu
7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
11 Program peningkatan 1. Penyuluhan kesehatan anak balita
pelayanan kesehatan 2. Imunisasi bagi anak balita
anak balita 3. Rekrutmen tenaga pelayanan kesehatan anak
balita
4. Pelatihan dan pendidikan perawatan anak
balita
5. Pembangunan sarana dan prasarana khusus
pelayanan perawatan anak balita
6. Pembangunan panti asuhan anak terlantar
balita
7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
12 Program peningkatan 1. Pelayanan pemeliharaan kesehatan
pelayanan kesehatan 2. Rekrutmen tenaga perawat kesehatan
lansia 3. Pendidikan dan pelatihan perawatan
kesehatan
4. Membangun pusat-pusat pelayanan kesehatan
5. Pembangunan panti asuhan
6. Pelayanan kesehatan
7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
13 Program peningkatan 1. Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil keluarga
keselamatan ibu kurang mampu
melahirkan dan anak 2. Perawatan secara berkala ibu hamil bagi
keluarga kurang mampu
3. Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga
kurang mampu.
14 Program Peningkatan 1. Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas
Sarana Dan Prasarana 2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung
Aparatur Kantor
3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional
4. Pemeliharaan rutin berkala komputer
15 Program Peningkatan 1. Pendidikan dan Pelatihan Formal
Kapasitas Sumber 2. Kegiatan Pemberian Bantuan PNS Tugas
Daya Aparatur Belajar dan Ikatan Dinas

16 Program Peningkatan 1. Penyusunan RUK dan RPK


Pengembangan 2. Penyusunan Laporan Keuangan
System Pelaporan Semesteran
Capaian Kinerja Dan 3. Penyusunan laporan prognosis realisai
Keuangan anggaran
4. Penyusunan Rencana PTP Puskesmas
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara

B. Rencana Program dan Kegiatan


Dalam rangka mewujudkan sasaran organisasi dengan indikator sasaran
sebagai tolak ukur keberhasilannya, maka UPTD Puskesmas Surulangun yang
mengacu kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Rawas Utara menetapkan
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif untuk pelaksanaan program Kesehatan kurun waktu 2016-
2021 seperti pada tabel 5.2. sebagai berikut :
Tabel 5.2
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja , Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
BAB VI

PENUTUP

Rencana strategis UPTD Puskesmas Surulangun tahun 2016 – 2021 diharapkan


dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya
kesehatan yang dilaksanakan UPTD Puskesmas Surulangun dalam kurun waktu 5
tahun sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kinerja dan perencanaan tahunan Puskesmas Pakkat .

Renstra yang disusun ini mengacu pada RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten
Musi Rawas Utara tahun 2016 – 2021 dan tetap berpedoman pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.

Dokumen ini sangat terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan. Masa berlakunya renstra ini tahun 2016 – 2021, sesuai dengan
RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara. Sedangkan untuk periode selanjutnya akan
disusun kembali rencana strategis sesuai dengan perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang sedang berkembang. Bila dalam perkembangannya terdapat perubahan
akan dipaparkan didalam Perencanaan Tingkat Puskesmas Tahunan sebagai
penjabaran renstra.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dokumen ini diucapkan
terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya. Dengan penyusunan dokumen ini,
diharapkan upaya UPTD Puskesmas Surulangun dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di masa depan dapat terarah dan terukur.

Anda mungkin juga menyukai