Anda di halaman 1dari 7

Rangkaian Proses Perancangan Bilah Turbin Angin Skala Mikro

1. Penentuan Parameter Perancangan Bilah


Dalam perancangan bilah, dibutuhkan parameter yang ditetapkan dan yang akan
dihitung. Parameter itulah yang akan digunakan dalam perhitungan geometri bilah
untuk mengetahui perkiraan desain yang akan dirancang. Pada tugas khusus kerja
praktik ini, yang menjadi fokus perancangan adalah merubah desain airfoil, sehingga
airfoil yang dijadikan sebagai variabel bebas. Dan yang dijadikan sebagai variabel
tetap adalah daya yang diinginkan, efisiensi bilah, efisiensi generator, efesiensi
controller, efisiensi transmisi, karakter geografis wilayah berupa kecepatan
maksimum yang menjadi ladang kincir angin, tip speed ratio (TSR), dan jumlah bilah

Efisiensi sistem yang terdiri dari bilah, transmisi, generator, dan controller. Pada
perancangan kali ini efisiensi bilah dimasukkan 2 nilai yaitu saat efisiensi bilah
rendah (30%) dan saat efisiensi bilah tinggi (40%). Efisiensi transmisi sebesar 90%
dikarenakan putaran bilah langsung dihubungkan dengan generator dan tidak
menggunakan transmisi. Sedangkan untuk efisiensi generator dan controller
mempunyai nilai efisiensi yang berbeda, namun pada perancangan kali ini
diasumsikan efisiensi generator dan controller sama yaitu 90%. Untuk mendapatkan
efisiensi sistem maka keempat efisiensi tadi dikalikan sehingga dihasilkan efisiensi
sistem sebesar 21,8% untuk efisiensi bilah 30% dan efisiensi sistem sebesar 29,1%
untuk efisiensi bilah 40%.
2. Penentuan Geometri Perancangan Bilah
Pada tahap ini, semua parameter yang telah di tentukan sebelumnya akan dilakukan
perhitungan untuk mendapatkan geometri bilah yang di rancang sebelum di buat
dalam bentik gambar. Pertama kali yang harus dilakukan adalah penentuan jumlah
elemen. Pada umumnya pembagian elemen pada perancangan bilah berkisar antara
10-20 elemen, namun pada perancangan ini bilah dibagi menjadi 11 elemen.
Pembagian elemen ini dilakukan untuk mempermudah pada saat proses
manufakturing bilah.
Untuk mendapatkan jari-jari parsial maka dapat digunakan rumus sebagai berikut
:

r = 0.25 + [( )x elemen]

Dimana n = jumlah elemen


Langkah selanjutnya adalah menentukan TSR.Untuk menentukan TSR
sendiri memerlukan estimasi, yang mana estimasi itu dapat diperoleh dengan
melihat referensi bahwa TSR untuk turbin angin dengan 3 bilah berkisar pada
rentang 6 – 8 (Tim LAN, 2019). Dalam perancangan ini digunakan TSR sebesar
7.Selain itu juga terdapat TSR parsial dan untuk menghitung nilai TSR parsial
maka dapat menggunakan persamaan dibawah ini :

Dimana :
r = Jari – jari parsial
R = Jari – jari bilah yang digunakan
TSR awal yang digunakan

Dilanjutkan dengan mencari nilai Cl, nilai Cl dapat dicari dengan menggunakan
persamaan :

Dimana:
= lebar chord (m)
B = jumlah bilah
Berikutnya adalah mencari flow angel,untuk mencari nilai flow angel maka dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :

= tan

Dimana :
= TSR parsial tiap elemen bilah
Langkah terakhir adalah mencari nilai twist (sudut puntir).Untuk mencari nilai
twist maka dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Twist
= Sudut serang
Sudut puntir (twist) dalam pembuatan bilah amat besar pengaruhnya terhadap
kemudahan pembuatannya,oleh karena itu apabila twist yang didapat ternyata
tidak membentuk garis linear maka perlu dilakukan optimasi sudut twist dengan
linearisasi garis.

3. Simulasi Bilah Menggunakan Software Q-blade


Software Q-Blade merupakan software yang digunakan untukmenyimulasikan
berbagai jenis airfoil agar didapatkan desain airfoil yangmemiliki nilai
maksimum pada grafik Cl/Cd terhadap alfa dan Cl terhadapalfa. Desain airfoil
terbaik nantinya akan digunakan untuk membuat bilah tipetaper yang akan
digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin laut yangberada di pesisir
Pantai Ciheras,Cipatujah,Tasikmalaya oleh PT Lentera BumiNusantara
(LBN).Dalam pembuatan desain airfoil membutuhkan beberapadata- data
diantaranya : nilai jari-jari parsial (r), nilai twist linearisasi dan nilaiChord (Cr)
linearisasi. Setelah semua data tadi dimasukkan ke dalamSoftware Q-Blade, maka
akan didapatkan nilai Coefficient of Performance(Cp), dimana nilai Cp itu
menyatakan nilai performa dari desain suatu bilah.Semakin besar nilai Coefficient
of Performance (Cp) maka semakin bagus pula performa desain suatu bilah
karena jumlah energi yang dapat ditangkap oleh bilah semakin besar.
Berikut ini adalah hasil simulasi dari bilah dengan menggunakan airfoil NACA
6510

Setelah semua data geometri bilah tadi dimasukkan ke dalam Software QBlade,
maka akan didapatkan nilai Coefficient of Performance (Cp), dimana nilai Cp itu
menyatakan nilai performa dari desain suatu bilah. Berikut ini adalah grafik
perbandingan coefficient performa dibanding TSR (Cp-TSR) :
Berdasarkan simulasi memberikan hasil bahwa bilah memiliki Cp 41% pada TSR
4,6 dan pada TSR 7 dapat menghasilkan Cp 31%.Untuk jenis bilah taper memiliki
karakteristik kinerjanya lebih efektif ketika bekerja pada kecepatan angin yang
tinggi. Kelebihan bilah jenis taper adalah memerlukan kecepatan angin yang
relatif kecil untuk perputaran awal bilah dibandingkan dengan tipe bilah taperless.
Sedangkan kekurangan bilah jenis taper yaitu memiliki lebar chord yang relatif
kecil dari pangkal menuju ujungnya memungkinkan energi angin yang ditangkap
lebih sedikit dibandingkan tipe bilah taperless saat bilah berputar

4. Design Bilah Menggunakan Software Solidworks

Solidwork merupakan software yang digunakan untuk mendesain bilah baik


desain 3D maupun 2D. Setelah geometri bilah telah ditentukan maka langkah
selanjutnya adalah mendesain bilah 3 dimensi dengan software
Lalu untuk memudahkan pendesainan pada software solidwork maka satuan
koordinat diubah menjadi mmgs dan dikalikan 100 serta ditambahkan satu sumbu
koordinat yaitu sumbu Z yang bertuliskan 0. Tulisan 0 pada sumbu Z berarti
bahwa pada elemen ini berada pada posisi 0 mm, lalu kurangi koordinat Z dengan
jarak antar elemen, pengurangan dilakukan sebanyak jumlah elemen desain yaitu
10 elemen kecuali elemen 0 karena elemen 0 merupakan pangkal bilah. Berikut
adalah gambar pengolahan koordinat geometri bilah taper
Data hasil dari pengolahan koordinat bilah tadi, kemudian dimasukkan ke menu
toolbar Curve (Curve Through XYZ Points) yang terdapat pada software
Solidwork sehingga akan terbentuklah sebuah bentuk airfoil. Kemudian
menambahkan pangkal
bilah dan dibuat bentuk pejal dengan toolbar Extrude Boss, sehingga terbentuk
model bilah Taper NACA 6510 seperti gambar dibawah ini

Hasil Input Data Koordinat KeSolidworks (tampak samping)

Hasil input data koordinat ke Solidwork (Isometris)


Model Bilah Taper NACA 6510 3D

Anda mungkin juga menyukai