Anda di halaman 1dari 6

1. JELASKAN PENGERTIAN AL-QUR'AN !

Al Quran merupakan sesuatu bacaan yang harus dibaca. Al Quran berasal dari kata Qara'a -
Yaqra'u - Qira'atan - Qur'anan. Al Quran merupakan kallamullah yang diturunkan untuk Nabi
Muhammad SAW. Al Quran memiliki pedoman hidup untuk umat muslim didunia. Al Quran
merupakan mukjizat dari Nabi Muhammad SAW sebagai hidayah untuk manusia.
Allah SWT. Berfirman
Artinya : ''Sungguh, Al Quran ini memberikan petunjuk ke jalan  yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka
akan mendapat pahala yang besar.'' ( Q.S. Al Isra'/17:9 )
Kandungan Hukum Al Quran
 Akidah atau keimanan, yaitu keyakinan yang dimiliki dalam hati.  AKidah terkait
dengan  keimanan seseorang berada pada diri manusia
 Syariah atau ibadah, yaitu mengatur tata cara ibdah dengan baik benar.
 Akhlak atau berbudi pekerti, yaitu hukum yang berisi tentang akhlak manusi yang
berasal dari AL Quran. Al Quran akan menuntun akhlak umat manusia menjadi yang
baik dan benar

2. JELASKAN NAMA DAN SIFATNYA AL-QUR’AN !


A. Nama-nama Al-Quran :
Allah menamakan Quran dengan beberapa nama, diantaranya:
1. Qur`an

‫إن هَ َذا ْالقُرْ آَنَ يَ ْه ِدي لِلَّتِي ِه َي أَ ْق َو ُم‬


َّ
`Al Qur`an ini memberikan petunjuk kepada yang lebih lurus`.( al-Israa:9)
2. Kitab

‫ل قَ ْد أَ ْنز َْلنَا إِلَ ْي ُك ْم ِكتَابًا فِي ِه ِذ ْك ُر ُك ْم‬


`Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat
sebab-sebab kemuliaan bagimu`.(al-Anbiyaa: 10)
3. Furqan

‫ك الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬ َ َ‫تَب‬
َ ‫ار‬
Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam`, (al-Furqan: 1)
4. Zikr

َ‫ِإنَّا نَحْ ُن نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬


`Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya`.( al-Hijr :9)
5. Tanzil

َ‫َوإِنَّهُ لَتَ ْن ِزي ُل َربِّ ْال َعالَ ِمين‬


Dan sesungguhnya Al Qur`an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam`,(as-
Syuaraa:192 ).
Penyebutan Al-Quran dan al-kitab lebih populer dari nama-nama yang lain. Dalam hal ini Dr.
Muhammada Daraz berkata: ` ia dinamakan Quran karena ia `dibaca` dengan lisan, dan
dinamakan al- kitab karena ia `ditulis` dengan pena. Kedua kata ini menunjukkan makna
yang sesuai dengan kenyataannya`. Penamaan Quran dengan kedua nama ini memberikan
isyarat bahwa selayaknyalah ia dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan.

B. Sifat-sifat Al-Quran :
Allah telah melukiskan Quran dengan beberapa sifat, diantaranya ;
1. Nur (cahaya ) :

‫َوأَ ْنز َْلنَا إِلَ ْي ُك ْم نُورًا ُمبِينًا‬


`Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. dan
telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang`.(an-nisaa : 174 )
2. Huda ( petunjuk ), Syifa` ( obat ), Rahmah ( rahmat ),dan Mauizah ( nasehat ) :

َ‫ور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬


ِ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ ُد‬
`Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman`.( Yunus : 57 ).
3. Mubin ( yang menerangkan ) :

ٌ ِ‫قَ ْد َجا َء ُك ْم ِمنَ هَّللا ِ نُو ٌر َو ِكتَابٌ ُمب‬


‫ين‬
`Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan`.(
al-Maidah :15 ).
Sifat-sifat yang lain sebagaimana disebutkan dalam banyak ayatnya, seperti : Mubarak ( yang
diberkati ), Busyra ( kabar gembira ),`Aziz ( yang mulia ), Majid ( yang dihormati ), Basyr
( pembawa kabar gembira ).

3. JELASKAN KEHADIRANNYA AL-QUR’AN !


1. Petunjuk Menuju Allah
Tujuan dari mempelajari al-Qur’an tidaklah sesederhana gelar atau pujian dari manusia. Juga
bukan untuk pamer kemampuan dan intelektualitas di hadapan manusia. Lebih dari itu,
mempelajari al-Qur’an adalah cara kita mengenal Allah dan juga petunjuk untuk menuju
Allah.
Dengan diturunkannya Al-Qur’an, maka seorang hamba bisa lebih mengenal Allah.
Mengetahui apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Allah. Juga mengetahui
bagaimana cara menjadi hamba yang dicintai Allah.
2. Membentuk Pribadi Islami
Al-Qur’an berisi banyak pengajaran bagi manusia. Mulai dari pengajaran tentang diri, alam,
lingkungan, hingga ibadah dan cara mengenal Allah. Berbagai pengajaran ini menjadikan
seorang muslim menjadi pribadi islami dengan keislaman yang kaffah dan menyeluruh.
Dengan memahami tujuan Al-Qur’an sebagai pembentuk pribadi muslim, maka setiap
muslim akan terdorong untuk mempelajari Al-Qur’an lebih dalam. Tidak terbatas hanya
sampai pengkajian saja, tapi juga untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari dan dalam
berbagai aspek kehidupan.
Dalam salah satu hadits riwayat Ahmad pun Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Bahwasanya aku diutus adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.”
(HR. Ahmad)
3. Membimbing dan Memandu Manusia
Al-Qur’an adalah petunjuk, pembimbing, dan pemandu manusia. Dalam al-Qur’an terdapat
hukum yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya membahas
apa yang baik dan apa yang buruk.
Pengaturan yang menyeluruh ini bukanlah sebuah batasan yang mengekang. Sebaliknya,
pengaturan yang menyeluruh ini justru menciptakan keseimbangan antar manusia dengan
manusia hingga manusia dengan lingkungannya.
Saat setiap panduan di dalam Al-Qur’an dijalankan dengan baik, maka tidak akan terjadi
benturan kepentingan, benturan hak, benturan kewajiban, hingga benturan ego yang umum
terjadi saat ini.
4. Membentuk Masyarakat Islam
Terakhir, tujuan pokok diturunkannya al-Qur’an adalah untuk membentuk masyarakat Islam.
Dalam masyarakat Islam, setiap elemen masyarakatnya terbiasa menegakkan nilai – nilai
iman. Termasuk ciri masyarakat islam adalah kondisi dimana masyarakatnya terbiasa
menyuruh dan mengingatkan untuk melakukan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar,
serta beriman kepada Allah.
Saat suatu masyarakat sudah terbentuk menjadi masyarakat Islam, maka masyarakat tersebut
telah menjadi bagian dari umat terbaik yang disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 110, yang
berbunyi :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.”
(QS. Ali Imran, 3 : 110)

B. 2. APA HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR !


1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat. Dakwah Rasulullah pada era Makkiyah penuh
dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan.
2. Sebagai tantangan dan mukjizat. Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak
henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan
pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin.
3. Mempermudah dalam menghafal dan memahami. Dengan turunnya Alquran secara
berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan
memahaminya.
4. Relevan dengan penetapan hukum dan aplikasinya. Sayyid Quthb mengatakan bahwa para
sahabatnya adalah generasi yang selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Alquran.
Karena dijuluki dengan Jailul Qur’ani Farid (generasi qur’ani yang unik).
5. Memperkuat keyakinan bahwa Alquran adalah benar dari Allah. Ketika Alquran turun
berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian yang
sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat
dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya,
semakin menguatkan bahwa Alquran benar-benar kalam Ilahi, Zat yang Maha Bijaksana lagi
Maha Terpuji
3. APA HIKMAH PEMBAGIAN AYAT-AYAT MAKI DAN MADANI !
1. Sebab ulama ahli Ilmu Al-Qur'an mempunyai prinsip hukum, bahwa ayat-ayat
Madaniyyah menasakh ayat-ayat Makkiyah karena memandang bahwa ayat
Madaniyyah turun lebih akhir daripada ayat Makkiyyah. (Muhammad Abdul ‘Azhim
Az-Zarqani, Manahilul ‘Irfan fi ‘Ulumil Qur’an, [Kairo, Isa Al-Babi Al-Halabi wa
Syirkah: tanpa tahun], juz I, halaman 94 dan juz II, halaman 176). Dalam konteks ini
pakar tafsir Al-Qur’an asal Kota Baghdad, Al-Imam Al-Muqri (w. 410 H/1019 M)
dalam karyanya An-Nashikh wal Mansukh fil Qur’an menjelaskan: َ‫ُوخ بِ َم َّكة‬ ِ ‫َونُ ُزو ُل ْال َم ْنس‬
‫ة َكثِي ٌر‬Šِ َ‫خ بِ ْال َم ِدين‬ ِ َّ‫ َكثِي ٌر َونُ ُزو ُل الن‬. Artinya, “Turunnya ayat yang dimansukh di Kota Makkah
ِ ‫اس‬
banyak, dan turunnya ayat yang memansukh di kota Madinah juga banyak,” (Al-
Muqri, An-Nasikh wal Mansukh: 30).
2. Faedah kedua, adalah untuk mengetahui secara global tarikh tasyri’ dari suatu hukum
dan tahapan-tahapannya yang sarat hikmah. Dari sinilah kemudian akan muncul
semangat keislaman dan keimanan yang kuat karena begitu bijaknya syariat Islam
dalam mendidik masyarakat, bangsa dan individu-individunya. Pemahaman atas
perbedaan kategori antara ayat Makkiyah dan Madaniyyah akan menyadarkan bahwa
syariat Islam mengandung berbagai hikmah syariat Islam yang sangat agung.
3. Faedah ketiga, untuk semakin menguatkan kepercayaan atas validitas dan orisinalitas
Al-Qur’an yang kita terima dan selalu kita baca hari ini, yang terhindar dari
perubahan dan penyelewengan redaksional maupun hukum-hukumnya.

4. Tafsir Al-Qur’an dalam bentuk Tahlili dan Tematik

A. Tafsir Al-Quran dalam bentuk Tahlili


Salah satu metode tafsir yang sering digunakan oleh para pengkaji al-Qur’an
adalah metode tahlili. Metode Tahlili adalah metode menafsirkan al-Qur’an yang
berusaha menjelaskan al-Qur’an dengan menguraikan berbagai seginya dan
menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh al-Qur’an. Tafsir ini dilakukan secara
berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir sesuai
dengan susunan mushaf al-Qur’an, menjelaskan kosa kata, konotasi kalimatnya, latar
belakang turunnya ayat, kaitannya dengan ayat lain, baik sebelum maupun
sesudahnya (munasabah), dan tidak ketinggalan pendapat-pendapat yang telah
diberikan berkenaan dengan tafsiran ayat-ayat tersebut, baik yang disampaikan oleh
Nabi saw., sahabat, para tabi’in maupun ahli tafsir lainnya, dan menjelaskan arti yang
dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur-unsur I’jaz,
balaghah, dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diambil dari
ayat yaitu hukum fikih, dalil syar’i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak dan lain
sebagainya.
Tujuan utama para ulama menafsirkan al-Qur’an dengan metode ini adalah untuk
meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukjizatan al-Qur’an,
sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa ini.
Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini menghasilkan
gagasan yang beraneka ragam dan terpisah-pisah

B. Tafsir Al-Quran dalam bentuk Tematik


Menurut Hassan Hanafi, ada beberapa kelebihan tafsir tematik dibandingkan
dengan karya tafsir tahlili: (1) dalam tafsir tematik menafsirkan al-Quran bukan
sekedar menggali makna dari teks tetapi juga menarik makna itu ke dalam realitas.
Lebih detil ia menjelaskan bahwa dalam aktivitas hermeneutika, penafsiran tematik
bukan hanya merepresentasikan upaya-upaya untuk menerangkan makna teks, tetapi
juga merupakan upaya untuk memahaminya (understanding); dengan demikian, tafsir
tematik tidak hanya menjadi perhatian untuk bisa mengetahui (knowing), tetapi juga
menyadari dan mengalaminya. (2) Dalam tafsir tematik sang mufassir tidak hanya
berfungsi sebagai penerima makna, tetapi juga berperan sebagai pemberi makna. Ia
menerima makna lalu meletakkannya dalam sebuah struktur yang rasional dan
berbasis kenyataan. Di sini, penafsiran tematik merupakan penemuan identitas asli
antara wahyu, akal, dan alam semesta. (3) Dalam tafsir tematik, upaya yang disebut
dengan istilah interpretasi bukan sekedar kegiatan menganalisis, tetapi juga upaya
membuat sintesis; dengan kata lain, bukan hanya memecah kesatuan ke dalam bagian-
bagiannya, tetapi juga mengembalikan bagian-bagian itu ke dalam kesatuan. Dalam
hal ini, interpretasi berarti melihat inti dari sesuatu, membawa objek ke dalam fokus.
(4) Dalam istilah akademik interprestasi adalah menemukan sesuatu yang baru, di
antara garis-garis, menambahkan pengetahuan utama yang tidak dikenal dan tidak
diartikulasikan untuk masuk ke level yang lebih dalam dari sebuah teks yang
bersesuaian dengan tingkat kesadaran lebih mendalam. Dengan kata lain, interpretasi
adalah menulis sebuah teks baru, sebuah refleksi kitab suci dalam cermin kesadaran
individu.

Anda mungkin juga menyukai