Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

CORONAVIRUS DISEASE (COVID-19)

Laporan Pendahuluan Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas PBK Matakuliah


Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

DIAN YUSTIKA

NIM : 18.067

3B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AHMAD DAHLAN CIREBON


Jalan Walet No 21, Kedawung Cirebon Jawa Barat 45153 Telp. (0231) 201942
2020/2021
Konsep Penyakit

A. Definisi Corona Virus Disease (Covid-19)


Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran
pernapasan, misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi
udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet. Selain virus SARS-
CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki
beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan
penyebaran dan keparahan gejala[ CITATION Pan20 \l 1033 ].

B. Manifestasi klinis Covid-19


Secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
virus Corona[ CITATION Pan20 \l 1033 ] yaitu :

1. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


2. Batuk kering
3. Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus
Corona meskipun lebih jarang, yaitu:

 Diare
 Sakit kepala
 Konjungtivitis
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa
 Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
 Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2
minggu setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi
virus Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun.
Kondisi ini disebut happy hypoxia.

C. Faktor Resiko Infeksi Covid-19


Faktor risiko COVID-19 sampai sekarang belum diketahui secara menyeluruh.
Faktor risiko utama dari penyakit COVID-19 adalah:

a. Riwayat bepergian ke area yang terjangkit COVID-19


b. Kontak langsung terhadap pasien yang sudah dikonfirmasi COVID-19

Beberapa faktor risiko yang mungkin dapat meningkatkan risiko mortalitas pada
pasien COVID-19, antara lain:

 Usia >50 tahun


 Pasien imunokompromais, seperti HIV
 Hipertensi
 Diabetes mellitus
 Penyakit keganasan, seperti kanker paru, Asma
 Penyakit kardiovaskular, seperti gagal jantung
 Penyakit paru obstruktif kronis
 Disfungsi koagulasi dan organ
 Wanita hamil

D. Etiologi Covid-19
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu : protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), gliko protein spike S (spike), protein
E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronavirus dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4
genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus dan
deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, yaitu HcoV-2229E (alphacoronavirus), HcoV-OC43
(betacoronavirus), HcoVL63 (alphacoronavirus0 HcoV-HKU1 (betacoronavirus),
SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).

Coonavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk kedalam genus


betacoronavirus, umumnya berbentuk bundardengan beberapa pleomorfik, dan
berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukan bahwa virus ini
masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah
besar SARS pda 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini ,
international committee on Taxonomy of Viruses (ictv) memberikan nama
penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2[ CITATION Sug20 \l 1033 ].

E. Patofisiologi Covid-19
Patofisiologi ini diambil dari jurnal [ CITATION Fit20 \l 1033 ] :

Virus dapat melewati membran mukosa, terutama mukosa nasal dan laring,
kemudian memasuki paru-paru melalui traktus respiratorius. Selanjutnya, virus
akan menyerang organ target yang mengekspresikan Angiotensin Converting
Enzyme 2 (ACE2), seperti paru-paru, jantung, sistem renal dan traktus
gastrointestinal (Gennaro dkk., 2020). Protein S pada SARS-CoV-2 memfasilitasi
masuknya virus corona ke dalam sel target. Masuknya virus bergantung pada
kemampuan virus untuk berikatan dengan ACE2, yaitu reseptor membran
ekstraselular yang diekspresikan pada sel epitel, dan bergantung pada priming
protein S ke protease selular, yaitu TMPRSS2 (Handayanidkk., 2020; Kumar
dkk., 2020; Lingeswaran dkk., 2020). Protein S pada SARS-CoV-2 dan SARS-
CoV memiliki struktur tiga dimensi yang hampir identik pada domain receptor-
binding. Protein S pada SARS-CoV memiliki afinitas ikatan yang kuat dengan
ACE2 pada manusia. Pada analisis lebih lanjut, ditemukan bahwa SARS-CoV-2
memiliki pengenalan yang lebih baik terhadap ACE2 pada manusia dibandingkan
dengan SARS-CoV. (Zhang dkk., 2020).

Periode inkubasi untuk COVID19 antara 3-14 hari. Ditandai dengan kadar
leukosit dan limfosit yang masih normal atau sedikit menurun, serta pasien belum
merasakan gejala. Selanjutnya, virus mulai menyebar melalui aliran darah,
terutama menuju ke organ yang mengekspresikan ACE2 dan pasien mulai
merasakan gejala ringan. Empat sampai tujuh hari dari gejala awal, kondisi pasien
mulai memburuk dengan ditandai oleh timbulnya sesak, menurunnya limfosit, dan
perburukan lesi di paru. Jika fase ini tidak teratasi, dapat terjadi Acute Respiratory
Distress Syndrome(ARSD), sepsis, dan komplikasi lain. Tingkat keparahan klinis
berhubungan dengan usia (di atas 70 tahun), komorbiditas seperti diabetes,
penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hipertensi, dan obesitas (Gennaro dkk.,
2020; Susilo dkk., 2020).

F. Komohibrid atau Komplikasi


Komplikasi penyakit yang rentang terpapar COVID-19[CITATION Bur20 \l 1033 ]

 Diabetes
 Geriatri
 Autoimun
 Penyakit ginjal
 Gastrointestinal

G. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul


Berikut adalah masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan pada seseorang
yang terpapar COVID-19 :

 Bersihan jalan napas tidak efektif brhubungan dengan (b.d) penyebab


dibuktikan dengan (d.d) tanda dan gejala
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan (b.d) penyebab dibuktikan
dengan (d.d) tanda dan gejala
 Hipertermi berhubungan dengan (b.d) penyebab dibuktikan dengan (d.d) tanda
dan gejala
 Ansietas berhubungan dengan (b.d) penyebab dibuktikan dengan (d.d) taanda
dan gejala
 Defisit pengetahuan berhubungan dengan (b.d) penyebab dibuktikan dengan
(d.d) faktor penyebab
 Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan (b.d) penyebab
dibuktikan dengan (d.d) tanda dan gejala
 Resiko ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan (b.d) penyebab
dibuktikan dengan (d.d) tanda dan gejala

H. Pemeriksaan Penunjang Covid-19


Untuk memastikan diagnosis COVID-19, bisa dilakukan beberapa pemerikasaan
penunjang sebagai berikut :

 Pemeriksaan RT-PCR (Swab Test)


Pemeriksaan RT PCR merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi
materi genetik virus. Pemeriksaan PCR dapat menggunakkan sampel swab
nasofaring (melalui hidung) dan swab orofaring (melalui tenggorokan). Alat yang
digunakan menggunakan swab khusus yang digunakan untuk pemeriksaan PCR
kemudian dimasukkan kedalam tabung penampung( viral transport media/ VTM).
Metode PCR terdiri dari beberapa tahap yaitu proses pelepasan dan penggandaan
materi genetik virus sehingga dapat dideteksi dengan alat. Pemeriksaan ini
dilakukan dalam ruangan laboratorium dan peralatan PCR yang sesuai dengan
standar Biosafety Level 2. Faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan PCR antara
lain faktor pengambilan sampel, transportasi sampel, hingga proses pengerjaan
sampelnya. Untuk proses pengerjaan sampel hingga dikeluarkan hasil dapat
memakan waktu yang cukup lama dibandingkan pemeriksaan laboratorium
lainnya. Untuk memastikan adanya seseorang terinfeksi virus SARS COV-2 ini
dianjurkan menggunakan PCR SARS COV-2.

 Pemeriksaan Serologis (Rapid Test)


Rapid test lebih berperan sebagai cara penyaringan awal terhadap kasus positif
Covid-19. Hasil rapid test tak bisa dijadikan penopang diagnosis pasien Covid-19.
Sebab, pemeriksaan serologis ini hanya bertujuan melihat ada atau tidaknya
sistem kekebalan tubuh yang muncul sebagai respons terhadap masuknya virus.
Virus ini tidak selalu SARS-CoV-2 atau penyebab Covid-19. Waktu pemeriksaan
juga mempengaruhi hasil rapid test. Bisa jadi belum ada respons dari sistem imun
karena virus corona baru saja masuk. Karena itu, hasil rapid test yang positif atau
reaktif tidak selalu menandakan orang yang dites positif corona. Diperlukan tes
berulang hingga swab test untuk menegakkan diagnosis. Walau demikian, orang
dengan hasil rapid test positif bisa disaring dan diisolasi sebagai langkah
antisipasi penularan Covid-19 sembari menunggu kepastian diagnosis. Prosedur
rapid test lebih sederhana dan singkat dibanding swab test. Biayanya pun lebih
murah. Cara yang paling jamak adalah dengan mengambil sampel darah dari
ujung jari. Sampel ini lalu diperiksa menggunakan alat rapid test untuk melihat
sistem imun. Bila ditemukan respons sistem imun atau reaktif, ada potensi infeksi
virus corona. Begitu pula sebaliknya. Hasil ini bisa diketahui dalam hitungan
menit hingga jam sejak pengambilan sampel.

I. Peran Perawat Terhadap Covid-19


Ditengah pandemi Covid-19 perawat mempunyai peran penting dalam pelayanan
kesehatan. Peran perawat dalam bentuk asuhan keperawatan adalah rangkaian
interaksi perawat dengan penderita dan lingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian penderita (Jawapos.com). Hal ini sesuai
dengan undang-undang No.38 tahun 2014 tentang keperawatan, peran perawat
[ CITATION Lip20 \l 1033 ] yaitu sebagai :

 Caregiver yang merupakan peran utama, dimana perawat akan terlibat aktif
selama 24 jam dalam memberikan asuhan keperawatan di tatanan pelayanan
klinis seperti di rumah sakit.
 Edukator, dimana perawat sebagai tim pendidik yang memberikan edukasi
kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Perawat berperan dalam memperkuat
pemahaman masyarakat terkait dengan apa dan bagaimana Covid-19,
pencegahan dan penularan, serta bagaimana meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang tanda dan gejala dari Covid-19. Hal ini dilakukan dalam
rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga masyarakat menjadi
lebih waspada dan menerapkan perilaku pencegahan dan juga tidak panik.
 Advokat untuk membantu mengurangi stigma masyarakat bagi pasien dan
keluarga yang terindikasi Covid-19.

J. Perencanaan Keperawatan
Cara pencegahan terbaik dalam penanganan masalah covid-19 ini yaitu dengan
cara menghindari faktor-faktor penyebab infeksi virus covid-19 yaitudengan cara
mematuhi protokol kesehatan :

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang


lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian seperti saat
bepergian ke pasar, kampus/ sekolah, saat bekerja.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau handsanitizer yang
mengandung alkohol minimal 70%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi
makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan
mencegah stres.
 Hindari kontak dengan penderta COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang
tisu ke tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
 Tingkatkan imunitas tubuh dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi makanan
bergizi dan mengkonsumsi vitamin.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek) yang


sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP
(pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak
menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.
 Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh.
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan,Erlina. Dkk. Pedoman Tatalaksana Covid-19. Jakarta: Perhimpunan


Dokter Paru Indonesia (Pdpi), 2020.

Fitriani, Nur Indah. "Tinjauan Pustaka Covid-19: Virologi, Patogenesis, Dan


Manifestasi Klinis." Jurnal Medika Malahayati ( Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung) 4 (Juli 2020): 196-197.

Liputo, Gusti Pandi. Https://Gustinerz.Com/Peran-Perawat-Dalam-Penanganan-


Covid-19-Antara-Tanggung-Jawab-Profesional-Dan-Keselamatan-Diri/.
Desember 18, 2020. Https://Gustinerz.Com/Peran-Perawat-Dalam-
Penanganan-Covid-19-Antara-Tanggung-Jawab-Profesional-Dan-
Keselamatan-Diri/ (Accessed Januari 10, 2021).

Pane, Merry Dame Cristy. Desember 21 Senin, 2020.


Https://Www.Alodokter.Com/Virus-Corona (Accessed Desember 27
Minggu, 2020).

Sugihantono, Anung, Dkk. Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Disesase


(Covid-19). Jakarta: Kementrian Kesehatan Ri, 2020.

Erlina Burhan, Agus Dwi susanto dkk. 2020. PEDOMAN TATALAKSANA


COVID-19. 2nd ed. Jakarta: PDPI, IDAI.
Guizter. 2020. "Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Covid-
19"https://guizterz.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-covid-19/
diaksespada tanggan 10 Januari 2021
Indonesia, Menteri Kesehatan Republik. 2020. PEDOMAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISESASE (COVID-19). Edited by Adistikah
Aqmarina
Listiana Azizah. 5th ed. Jakarta Selatan: Kemenkes RI.
Kartika, Sari Melani. 2020. “Sosialisasi Tentang Pencegahan Covid-19 Di
Kalangan Siswa Sekolah Dasar Di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten
Kediri.” Karya Abdi 4: 2018–21.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/Menkes/413/2020/Tentang pedoman pencegahan dan pengendalian
coronavirus desease 2019 (COVID-19)
M arifin Nawas, Faisa Yunus. 2019. “Multi-Drug Resistance Tuberculosis.” The
Indonesian Society of Respirology 40 (2): 122.
Pane,Marry Dame Cristy, 2020 ."Virus Corona"https://www.alodokter.com/virus-
corona diakses pada tanggal 10 Januari 2021
Yuliana. 2020. “Wellness and Healthy Magazine.” Corona Irus Disease 2
(February): 187–92.

CATATAN:
1. TAMBAHKAN MASALAHA KEPERAWATAN PADA
KELUARGANYA SERTA TINDAKAN KEPERAWATAN UTK
MENYELESAIKAN MASALAH TERSEBUT
2. PERBAIKI KEMBALI PARAGRAFNYA
3. PERBAIKI PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai