halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... i
Getaran, Gelombang, dan Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari.......
A. Struktur Bagian Telinga Manusia dan Fungsinya……………….. 1
B. Getaran .................................................................................................. 6
C. Gelombang ........................................................................................... 8
D. Bunyi……………….. ........................................................................... 13
E. Mekanisme Mendengar…………………………………… .............. 27
F. Sistem Sonar……………………………………………………. ........ 27
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 32
Kelelawar mampu terbang di malam hari yang gelap gurita tanpa mengalami
gangguan yang berarti. Apa yang membuat kelelawar bisa terbang dengan luar biasa di
malam hari? Jika organ penglihatan berupa mata tidak bisa berfungsi saat cahaya
terbatas, lalu organ apa pada seekor kelelawar yang bertanggungjawab mendeteksi
keadaan lingkungan sekitarnya?
Perhatikan Gambar 1, ternyata
kelelawar justru menggunakan telinga
(indra pendengaran) untuk mengenali
keadaan sekitarnya, terutama saat
menangkap mangsa. Dengan kata lain
kelelawar menggunakan tekhnologi sonar
(Sound Navigation and Ranging) dalam
mengenali lingkungan. Adakah contoh
hewan lain yang menggunakan sistem
sonar? Konsep IPA apa saja yang Gambar 1. Kelelawar yang hendak
“bekerja” pada sistem sonar tersebut? dan menangkap mangsanya
Sumber: www.gambarhewan.web.id
bagaimana penerapan sistem sonar dalam
kehidupan manusia? Untuk menjawabnya mari kita pelajari pada pembahasan berikut.
1. Telinga Luar
Telinga bagian luar bertugas utama sebagai pengumpul bunyi. Bagian ini terdiri
atas daun telinga dan saluran telinga. Daun telinga nampak dari luar , berbentuk seperti
corong dan mengumpulkan gelombang dan langsung diteruskan kedalam saluran
telinga.
2. Telinga Tengah
Telinga bagian tengah bertugas sebagai
pengeras bunyi. Bagian ini terdiri atas gendang
telinga, tiga jenis tulang pendengaran, dan
saluran Eustachius. Gendang telinga memisahkan
bagian luar telinga dan bagian tengah telinga.
Tiga jenis tulang pendengaran adalah tulang
martil, landasan, dan sangurdi.
Gelombang bunyi melewati saluran telinga
dan menyebabkan gendang telinga bergetar.
Getaran tersebut disalurkan ke tiga tulang
pendengaran yang dapat memperkeras bunyi dan
Gambar 3 Anatomi Telinga Tengah
kemudian disalurkan hingga ke jendela oval
Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Jika dalam satu detik terjadi 5 getaran berarti
frekuensi getaran ini adalah 5 Hertz. Hubungan antara frekuensi dan periode dapat
dituliskan dalam bentuk matematika sebagai berikut:
Keterangan
f = frekuensi getaran (Hertz/Hz)
T = periode getaran (sekon)
C. Gelombang
Jika bunyi dihasilkan oleh getaran? Bagaimana mekanisme bunyi tersebut sampai
ditelinga kita?Fenomena bahwa bunyi dapat merambat dari sumber bunyi sampai ke
telinga kita, menuntun kita untuk memahami bahwa bunyi merupakan suatu
gelombang. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa “Gelombang adalah getaran yang
merambat baik menggunakan
medium maupun tanpa
menggunakkan medium”.
Ketika seorang drummer
memukul sebuah drum, maka
membrane pada drum akan
bergetar naik-turun. Saat
membran drum turun, maka
udara di atas membran
mengalami renggangan Gambar 7. Proses Renggangan-Rapatan Partikel Udara saat
(rarefaction), sebaliknya saat Menghantar Bunyi
membran naik udara di atas
membran akan merapat (compression). Jadi, getaran pada membran drum akan memantik
udara di sekitar drum untuk turut bergetar dengan frekuensi yang sama dengan
Lab Mini
“Gelombang”
Apa yang harus kamu siapkan?
Tali dengan panjang 3 m dan karet gelang.
Apa yang harus kamu lakukan?
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ikatlah karet gelang pada tali kira-kira pada jarak 0,5 m.
3. Peganglah salah satu ujungnya olehmu dan ujung yang lain oleh
temanmu, kemudian getarkan tali ke atas dan ke bawah.
4. Amati yang terjadi pada tali dan karet gelang yang diikatkan tadi.
Ayo Pecahkan
1. Pada saat kamu getarkan, apakah karet gelang ikut bergerak
bersama gelombang?
2. Apakah bagian tali ikut berpindah merambat bersama gelombang?
3. Apa yang dirambatkan oleh gelombang?
4. Mintalah temanmu untuk menggetar-getarkan tali tersebut dengan
cepat. Apakah kamu merasakan sesuatu?
1. Macam-Macam Gelombang
Berdasarkan energinya, gelombang dapat dibedakan menjadi dua jenis:
a. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik yaitu
gelombang yang perambatannya tidak
memerlukan medium untuk merambatkan
energinya.
Contoh : gelombang radio, gelombang
cahaya, dan gelombang radar
gelombang bunyi
Berdasarkan arah rambat dan arah getarnya, gelombang mekanik dibedakan menjadi;
1) Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah
gelombang yang arah
rambatannya tegak lurus arah
getarannya (usikannya).
Contoh gelombang transversal
:
Gambar 10. Tali yang digoyangkan menghasilakan
a) getaran sinar gitar yang gelombang transversal
Sumber https://arifkristanta.files.wordpress.com
dipetik
b) getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya
Gambar 11. Grafik simpangan terhadap arah rambat gelombang dilambangkan dengan
Sumber http://luthfianggia.blogspot.com
λ (dibaca lamda) dengan satuan
meter. Simpangan terbesar dari gelombang itu disebut amplitudo (bb’ atau dd’ pada
Gambar 11). Dasar gelombang terletak pada titik terendah gelombang, yaitu d dan h,
dan puncak gelombang terletak pada titik tertinggi yaitu b dan f. Lengkungan c-d-e dan
g-h-i merupakan lembah gelombang. Lengkungan a-b-c dan e-f-g merupakan bukit
gelombang.
Satu gelombang longitudinal terdiri atas satu rapatan dan satu regangan seperti pada
Gambar 13. berikut ini,
Seperti halnya pada gelombang transversal, waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
satu gelombang pada gelombang longitudinal disebut periode gelombang dengan satuan
sekon (s) dan dilambangkan dengan T. Jumlah gelombang yang terbentuk dalam 1 sekon
disebut frekuensi gelombang. Lambang untuk frekuensi adalah f dengan satuannya
hertz (Hz).
2. Hubungan antara Panjang Gelombang, Frekuensi, Cepat Rambat, dan Periode
Gelombang
Pernahkah kamu memperhatikan cahaya kilat dan bunyi guntur? Kamu akan
mendengar bunyi guntur beberapa saat setelah cahaya kilat terlihat. Walaupun guntur
dan cahaya kilat muncul dalam waktu yang bersamaan, kamu akan melihat cahaya kilat
lebih dahulu karena cahaya merambat jauh lebih cepat daripada bunyi. Cahaya
merambat dengan kecepatan 3 x 108 ms-1, sedangkan bunyi hanya merambat dengan
kecepatan 300 ms-1. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v, dengan satuan
ms-1. Kecepatan adalah perpindahan dibagi waktu, atau dapat dirumuskan sebagai
berikut;
v =s/t
Jika gelombang itu menempuh jarak satu panjang gelombang (λ), maka waktu tempuhnya
adalah periode gelombang itu (T), sehingga rumus di atas dapat ditulis
v =λ/t
Karena T= 1/f, dengan mengganti T pada rumus kecepatan itu, maka cepat rambat
Jika kita membuat usikan pada tali yang salah satu ujungnya dipegang temanmu bagaimanakah
kondisi gelombang yang terjadi pada tali? Apakah ada gelombang yang kembali?
Gambar 14. Perjalanan Bunyi dari Sumber Bunyi, Telinga, Bunyi yang dihasilkan akan
sampai ke Otak dihantarkan menuju telinga.
Penghantaran dalam bentuk
gelombang yang membentuk rapatan dan regangan pada medium udara sampai
akhirnya ditangkap oleh reseptor pada telinga yaitu organ korti, yang kemudian
dihantarkan keotak.
Lab Mini
“Proses Mendengar”
Model yang kamu buat masih disimpan bukan? Coba lipat lagi seperti gambar di
bawah ini!
1. Berbicaralah di dekat model telinga (dekat daun telinga) amati semua bagian
kertas ! Apakah semua bagian model telinga bergetar ?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
2. Berdasarkan pengamatan pada bagan berikut ini, coba susunlah secara skematis
bagaimana proses mendengar yang terjadi pada diri kamu ?
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
d. Resonansi
Mungkin kalian pernah mendengar kaca jendela tiba-tiba bergetar pada saat ada
kendaraan bermotor yang lewat di dekatnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Untuk memahami hal tersebut perhatikan percobaan di bawah ini.
Gambar di disamping dua buah
garpu tala yang mempunyai
frekuensi sama diletakkan pada
kotak yang diberi kotak udara.
Jika garpu tala Akemudian
digetarkan dengan cara dipukul
Gambar 16. Resonansi bunyi pada garpu tala
dengan alat pemukul dan
dibiarkan bergetar beberapa saat kemudian dipegang hingga berhenti bergetar, ternyata garpu
tala B yang didekatnya terlihat masih bergetar. Hal tersebut bisa terjadi karena getaran yang
dihasilkan oleh garpu tala A merambat di udara dan menggetarkan garpu tala B. Peristiwa itu
disebut resonansi. Tetapi seandainya frekuensi garpu tala B tidak sama dengan frekuensi garpu
tala A, maka garpu tala B tidak akan bergetar. Jadi, dapat disimpulkan resonansi adalah ikut
bergetarnya suatu sumber bunyi akibat sumber bunyi yang lain. Syarat terjadinya resonansi
adalah frekuensi sumber-sumber bunyi tersebut sama. Akibat resonansi yaitu dapat
memperkuat bunyi aslinya. Beberapa alat yang dapat menunjukkan peristiwa resonansi antara
lain sebagai berikut.
terjadi peristiwa resonansi. Pada saat terjadi perkerasan pertama dikatakan terjadi
resonansi I. Pada saat terjadi perkerasan kedua dikatakan terjadi resonansi II
Pada saat terjadi perkerasan ketiga dikatakan terjadi resonansi III dan seterusnya
1
Resonansi I syaratnya jika L = 4 𝜆
3
Resonansi IIsyaratnya jika L = 4 𝜆
5
Resonansi III syaratnya jika L =4 𝜆
Keterangan:
L adalah panjang kolom udara di atas permukaan air.
𝜆 adalah panjang gelombang bunyi yang terbentuk.
Dengan percobaan resonansi pada kolom udara tersebut dapat ditentukan
kecepatan bunyi di udara pada saat itu dengan menggunakan persamaan:
Keterangan :
v : kecepatan bunyi (dalam m/detik)
λ : panjang gelombang (dalam meter)
f : frekuensi sumber bunyi (dalam Hz)
Penyelesaian:
Diketahui : f = 400 Hz; L = 25 cm; Resonansi I
Ditanya : v
Jawab :
1
Resonansi I jika L = 4𝜆
λ =4L
λ = 4 . 25 = 100 cm
v=λxf
v = 100 x 400
v = 40.000 cm/s
atau
v = 400 m/s
e. Pemantulan Bunyi
Jika kamu berteriak menghadap bukit berdinding
terjal, apa yang kamu dengar? Ketika kamu
mendengar suara petir, mungkin kamu juga akan
mendengar suara susulan yang merupakan gema
suara aslinya. Suara susulan ini terjadi akibat
adanya bunyi yang menumbuk dinding
penumbuk, kemudian dipantulkan oleh dinding
itu. Tidak semua bunyi yang mengenai dinding
pemantul akan dipantulkan. Ada sebagian bunyi
Gambar 21. Dinding dapat
tersebut yang diserap dinding pemantul. memantulkan bunyi
Kemampuan suatu permukaan dalam
memantulkan bunyi tergantung pada keras lunaknya permukaan.
1) Hukum Pemantulan Bunyi
Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan hukum pemantulan bunyi sebagai berikut.
“Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak dalam satu bidang datar. Sudut
datang sama besar dengan sudut pantul”.
𝟐𝒅 𝒗𝒕
𝒗= atau 𝒅 =
𝒕 𝟐
ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri atas tulang
martil, landasan, dan sanggurdi. Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh tabung
eustachius. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui
membran jendela oval ke koklea. Koklea merupakan suatu tabung yang bergulung seperti
rumah siput. Koklea berisi cairan limfa.
Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa dalam ruangan koklea.
Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi carian sel-sel
rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya. Sel-sel rambut ini
akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga menstimulasi getaran yang
diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
F. Sistem Sonar
Kelelawar mampu terbang di malam hari yang
gelap-gulita tanpa mengalami gangguan yang
berarti. Padahal diketahui bahwa mata
kelelawar mengalami disfungsi (pelemahan
fungsi). Apa kiranya yang menyebabkan
kelelawar bisa terbang dengan manuver yang
Gambar 31. Kelelawar dan lumba-lumba sangat luar biasa di malam hari? Jika organ
memanfaatkan sistem sonar untuk
menentukan letak mangsa atau musuh penglihatan berupa mata tidak bisa berfungsi
Sumber: https://izzudinzaki.files.wordpress.com
saat cahaya terbatas, lalu organ apa pada
menyimpan intensitas setiap denyut dan waktu arah gemanya. Berdasarkan data,
computer akan menghitung kedalaman dan lokasi setiap benda yang menghasilkan
gema, lalu menampilkan titik cerah pada monitor.
2. Gelombang ultrasonik digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada manusia,
seperti mendeteksi adanya kista pada ovarium.
𝒗𝒙𝒕
𝒔=
𝟐
Biggs Alton, dkk. 2008. Glencoe Science Level Blue. Washington D.C. : McGraw-Hill.
Campbell, N.A. & Jane B. Reece. 2008. Biologi. edisi 8. jilid 3. Erlangga. Jakarta
https://books.google.co.id/books?id=eA_OTfdVHQQC&pg=PT140&lpg=PT140&dq=P
RINSIP+KERJA+RESONANSI+SMP+KELAS+VIII&source=bl&ots=Br4mWaylEr
&sig=RrcJN-
LT0CSpf32wgW1g7OPhUvA&hl=id&sa=X&ei=O45aVbTCMsS7uATe9oG4Cw&v
ed=0CCkQ6AEwAg#v=onepage&q=PRINSIP%20KERJA%20RESONANSI%20SM
P%20KELAS%20VIII&f=false. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015
Marthen Kanginan. 2002. Sains Fisika SMP untuk Kelas VIII Semester 1. Jakarta:
Erlangga.
Pusat Riser Terapi Musik dan Gelombang Otak. Terapi Musik, Apa itu Terapi Musik?
http://www.terapimusik.net/?en_memahami-terapi-musik,40. Diakses tanggal
22 Mei 2015.
Saeful Karim. 2008. Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/
SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Siti Zubaidah, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Buku Siswa.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Siti Zubaidah, dkk. 2013. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Buku Guru.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim dosen IPA. 2014. Buku Sumber untuk dosen LPTK Pembelajaran IPA SMP di
LPTK. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Wasis dan Sugeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Wijaya, Agung, dkk. 2009. Cerdas Belajar IPA VIII : Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta :
Pusat Perbukuan.