Profesi prostitusi atau PSK merupakan salah satu bentuk penyakit mayarakat yang
harus diberhentikan penyebarannya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan usaha
perbaikan. Prostitusi dilakukan wanita pekerja seks komersial yang menjual diri kepada
seseorang untuk memuaskan nafsu seks dan mendapatkan imbalan seks.
Mendengar kata Pekerja Seks Komersial (PSK), kita semua sepakat yang ada dibenak
banyak orang adalah tentang sosok perempuan kotor yang menjual kehormatannya. Seorang
perempuan abmoral, tuna susila, dan bekerja dalam limbah kenistaan. PSK selalu mendapat
stigma negatif dari masyarakat.
PSK yang menjalani profesinya secara terpaksa dan tekanan dari linkungan sekitar
(masyarakat, keluarga) akan menimbulkan ganguan psikologis berupa rasa dihantui perasaan
bersalah dan menurunnya rasa percaya diri sehingga merasa sungkan dalam bergaul
dilingkungan masyarakat. Sedangkan yang menjalanakan profesinya secara tidak terpaksa
akan menimbulkan efek kecanduan dan merasa tidak pernaah puas dengan pasanganya,
sehingga akan terus menari pasangan yangsesuai dengan kriterinnya.
Menarik dari pembahasan diatas, dapat kita pahami bahwa pelaku tunasusila
mengalami deskriminasi dan kekerasaan dalam bentuk verbal maupun bentuk fisik. Yang
kedua hal tersebut sangat berpengaruh akan kesehatan mental mereka. Hal ini sangat penting
untuk diperhatikan karena kesehatan mental masuk dalam segala aspek dan aktifitas
kehidupan manusia, mulai darikehidupan pribadi, keluarga, sosial, politik, agama serta
sampai pada bidang pekerjaan dan profesi.
Kondisi kesehatan mental sangat berdampak pada kehidupaan seseoarang, mulai dari
pengambilan keputusan, pengambilan tindakan.Orang yang tengah mengalami kecemasan
dan depresi,cenderung kesulitan untuk melewati aktivitas hariannya.. Disini gerakan “Kita
Bebas” menjadi forum diskusi, curhat, dan pelatiahn kepa mereka kaum tunasusila untuk
mencurahkan hal yang selama mereka ini takutkan untuk berbagi kepada lingkungan. Karena
setiap manusia itu beharga termasuk PSK, kita harus memberi dukungan mental tanpa
membenarkan perilaku mereka.
Oleh karena itu sebelum kita melakukan berbagai macam pelatihan untuk
mengembangkan berbagai macam minat dan bakat mereka, maka diperlukan pembenaran
/pemerhatian kesahatan mental pada merka untuk mengoptimalisasi kedepannya.
KitaBebas merupakan sebuah projek sosial yang berhubungan erat dengan kaum tunasusila.
Dimana pada program KitaBebas ini menyediakan pelayanan konseling mental kaum
tunasusila dengan mendirikan rumah pelatihan .Kegiatan pemerhatian kesehatan mental ini
bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti :
Didalam sosial projek ini, KitaBebas mampu bersinergi bersama berbagai pihak untuk
mengoptimalkan kegiatan ini. Maka dari itu KitaBebas akan berkolaborasi bersama :
1. Mahasiswa Psikolgi
2. Ikatan Psikolog Sumatera Selatan
3. Dinas Ketanagakerjaan Sumatera Selatan
4. Dinas Sosial Sumatera Selatan
5. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat
Sumatera Selatan
b) Tahapan Kegiatan
Pada tahap ini dilakukan pemberian konseling mental kepada kaum wanita tunasusila
melalui 5 cara yang telah ditulis pada bagain deskripsi projek.