Anda di halaman 1dari 12

TOPIK

MODEL PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN


SEKOLAH ISLAM TERPADU (STUDI KASUS DI SDIT
AL-BIRUNI MAKASSAR)

F A R I D A H A N U N*)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model penyelenggaraan pendidikan alternatif di
SDIT Al-Biruni Makassar Sulawesi Selatan dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan: (a) Model Sekolah Islam Terpadu melalui proses pendidikan yang mengintegrasikan
pelajaran umum dan agama mampu menghasilkan siswa yang memiliki sederet keunggulan kompetitif
dan menguasai kemampuan akademik, non akademik, keagamaan dan sosial, (b) akses mengikuti
pendidikan agama alternatif baru dirasakan pada kalangan elit muslim, karena biaya sekolah yang
mahal, (c) Kementerian Agama perlu memberikan masukan yang konstruktif terkait format sekolah
agama alternatif yang telah berkembang di masyarakat.

KATA KUNCI:
Model, Penyelenggaraan, Pendidikan, Alternatif

A BSTRACT
This study aims at determining an alternative model of education in SDIT Al-Biruni Makassar in South
Sulawesi by utilizing qualitative methods. The results of this study indicated that: (a) Integrated Islamic school
model that incorporates general and religious subjects is able to generate students with competitive excellences in
academics, non-academics, religion and social relation; (b) the access to this alternative model of education is
currently limited to wealthy Muslims, due to the expensive school fees, (c) the Ministry of Religious Affairs should
provide constructive supports to the alternative model of Islamic schools developing in the community.

KEY WORDS:
Model, Implementation, Education, Alternative

A. PENDAHULUAN keahliannya masing-masing, sehingga dapat


Pendidikan menjadi bagian penting ketika
dikatakan bahwa pendidikan adalah hak untuk
dipahami secara luas sebagai sebuah proses belajar
semua orang
yang berlangsung terus menerus sepanjang
Namun, esensi dari pendidikan sebagai proses
hayat. Pendidikan membantu manusia untuk
belajar mengoptimalkan potensi unik pribadi
menemukan potensi dan bakatnya serta
akhir-akhir ini menjadi bias. Proses pendidikan
berkembang sesuai dengan keunikan dan
formal yang berjalan di sekolah-sekolah perlu
dicermati lagi. Sistem pendidikan tersebut
*) Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan membuat para siswa menjadi obyek pasif yang
Litbang dan Diklat Kementerian Agama Jl. MH. Thamrin N0. 6 harus menguasai seluruh mata pelajaran yang
Jakarta. E-Mail: farida_ridwan@yahoo.com
diberikan, bukan menjadikan para siswa tertarik
** Naskah diterima Juli 2015, direvisi September 2015,
disetujui untuk dimuat November 2015. dan mencintai apa yang dipelajari. Sedangkan

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 177


kurikulum yang padat dan harus diselesaikan adalah bahwa agama dapat menyatu dalam
dalam waktu tertentu membuat para guru kepribadian dan panduan dalam aktifitas hidup
mengajar dengan suasana kelas yang tegang, sehari-hari. Dengan kondisi ini, mendorong
monolog, tidak kontekstual karena terlalu teoretis orang tua untuk memilih lembaga pendidikan
dan abstrak, serta tidak mencelupkan anak ke ideal sebagai salah satu alternatif mengatasi
dalam pengalaman konkret. keterbatasan pendidikan formal dalam
Menurut Tilaar, proses pendidikan yang satu memberikan pelajaran agama. Dari berbagai
arah, monolog, dan menindas perkembangan persoalan yang ada, lahirnya berbagai sekolah
peserta didik adalah pendidikan yang tidak alternatif yang merupakan sesuatu yang wajar
mengakui partisipasi.1 Selanjutnya kondisi sistem sebagai upaya dari masyarakat untuk mencari
pendidikan formal sebagaimana yang dijelaskan solusi alternatif terhadap berbagai masalah
oleh Ivan Illich, perlu upaya pembaharuan dalam pendidikan yang ditemukan. Saat ini
struktur pendidikan, yaitu suatu perubahan fenomena kemunculan salah satu lembaga
yang masih berada dalam kemampuan sarana- pendidikan alternatif yang berada di Indonesia
sarana yang dimiliki masyarakat.2 yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu menjadi pusat
Saat ini, pendidikan nasional di Indonesia, perhatian masyarakat.
perlu melakukan perubahan dan penyesuaian Lembaga pendidikan tersebut dipandang
sistem pendidikan nasional sehingga dapat sebagai model yang lebih baik, dan mempunyai
mewujudkan proses pendidikan yang lebih berbagai bentuk keunggulan (excellencies) terkait
mengintegrasikan pelajaran Islam ke setiap dengan berbagai komponen sistem
pelajaran umum. Masyarakat mulai sadar dan pendidikannya. Misalnya kualitas guru, sistem
melihat bahwa pendidikan di Sekolah Dasar akademik, sosio-kultural sekolah, manajemen,
merupakan pondasi dari pendidikan sarana dan fasilitas, termasuk sumber-sumber
selanjutnya. Pembentukan kecerdasan tidak belajar lainnya, serta keunggulan menyangkut
hanya dinilai dari umum tapi juga agama, profil siswa atau lulusannya.
khususnya agama Islam. Masa pendidikan dasar Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian
adalah masa pendidikan moral. Hal ini yang ini perlu dilakukan. Adapun masalah penelitian
akan menentukan bagaimana anak di antaranya: faktor-faktor apa yang
berkembang. Kemerosotan moral yang terjadi melatarbelakangi munculnya Sekolah Dasar
pun juga disebabkan salah satunya oleh Islam Terpadu (SDIT)? Bagaimana strategi yang
penanaman nilai agama pada anak usia dini dikembangkan dalam upaya peningkatan kualitas
yang diabaikan pendidikan agama (kurikulum, pendidik, peserta
Terkait dengan penanaman nilai-nilai agama didik, sarana prasarana, metode pembelajaran
yang memang merupakan hal yang tidak boleh dan sistem evaluasi)?
dilupakan dalam setiap elemen pendidikan dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah mengetahui model penyelenggaraan pendidikan
berkembangnya potensi peserta didik agar alternatif di SDIT Al-Biruni. Sedangkan manfaat
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa penelitian ini diharapkan menjadi masukan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Kementerian Agama dalam hal ini Ditjen
menjadi warganegara yang demokratis dan Pendidikan Islam dalam menentukan kebijakan
bertanggungjawab.3 pembinaan Pendidikan Agama pada masa
Pendidikan agama seyogyanya bukan mendatang.
hanya pentransferan materi saja tetapi lebih jauh
Kajian Literatur
Pengertian Model Penyelenggaraan
1
HAR Tilaar, Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Pendidikan Alternatif
Paedagogik Transformatif Untuk Indonesia (Jakarta: Grasindo, 2002),
34.
Pengertian model menurut Wikipedia bahasa
2
Ivan Illich, Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Sekolah Indonesia, ensiklopedia bebas, adalah rencana,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000), 99. representasi, atau deskripsi yang menjelaskan
3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3.
suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali

178 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...


berupa penyederhanaan atau idealisasi. tantangan yaitu bagaimana upaya untuk
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa membangun paradigma baru pendidikan Islam,
Indonesia, model adalah pola (contoh, acuan, visi, misi, dan tujuan, yang didukung dengan
ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau sistem kurikulum atau materi pendidikan,
dihasilkan. manajemen dan organisasi, metode pembelajaran
Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai untuk dapat mempersiapkan manusia yang
suatu proses pengalaman, dan kehidupan itu berkualitas, bermoral tinggi dalam menghadapi
adalah pertumbuhan, karena itu pendidikan perubahan masyarakat global yang begitu cepat.
berarti suatu proses penyesuaian pada tiap-tiap Perubahan yang perlu dilakukan pendidikan
fase serta menambah kecakapan di dalam diri Islam, yaitu: [1] Membangun sistem pendidikan
seseorang.4 Islam yang mampu mengembangkan sumber
Definisi penyelenggaraan pendidikan daya manusia yang berkualitas agar mampu
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun mengantisipasi kemajuan iptek untuk
2010 adalah kegiatan pelaksanaan komponen menghadapi tantangan dunia global menuju
sistem pendidikan pada satuan atau program masyarakat Indonesia baru yang dilandasi
pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis dengan nilai-nilai ilahiyah, kemanusiaan
pendidikan agar proses pendidikan dapat [insaniyah], dan masyarakat, serta budaya, [2]
berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan menata manajemen pendidikan Islam dengan
nasional.5 berorientasi pada manajemen berbasis sekolah
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan agar mampu menyerap aspirasi masyarakat, dapat
alternatif menurut Yusuf Hadi Miarso6 adalah mendayagunakan potensi masyarakat, dan
istilah dari berbagai program pendidikan yang daerah dalam rangka penyelenggaraan
dilakukan dengan cara berbeda dari cara pendidikan Islam yang berkualitas, [3]
tradisional. Pendidikan alternatif dapat meningkatkan demokratisasi penyelenggaraan
mengembangkan paradigma baru yang dianggap pendidikan Islam secara berkelanjutan dalam
dapat dijadikan jalan keluar sebagai lawan dari upaya memenuhi kebutuhan masyarakat agar
tipologi belajar konvensional. Pendidikan dapat menggali serta mendayagunakan potensi
alternatif membangun pembelajaran yang faktual, masyarakat.8
konseptual, dan kontekstual. Sebagaimana yang Dari uraian di atas, menegaskan bahwa
dijelaskan oleh Johar, pendidikan alternatif adalah lembaga-lembaga pendidikan Islam harus
pendidikan yang berorientasi kepada proses mendisain model-model pendidikan alternatif
pendidikan yang mengembangkan kompetensi: yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
1) metodologi, 2) konseptualisasi, 3) pemahaman sekarang ini. Muncul pertanyaan model-model
konsep, 4) aplikasi, dan 5) nilai (value).7 pendidikan Islam bagaimana, yang diharapkan
Pemerintah memberi peluang kepada dapat menghadapi dan menjawab tantangan
masyarakat untuk melembagakan pendidikan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
alternatif dengan kriterium yang mereka ciptakan masyarakat baik sosial maupun kultural menuju
namun tetap berada dalam garis kebijakan masyarakat Indonesia baru?
nasional pendidikan. Saat ini di Indonesia terdapat berbagai bentuk
dan jenis pendidikan Islam, apabila dicermati
Penyelenggaraan Sekolah Islam Terpadu model-model pendidikan Islam alternatif sekarang
Pendidikan Islam sekarang ini menghadapi ini sekurang-kurangnya berbasis pada empat
jenis lembaga pendidikan Islam yang dapat
4
Jhon Dewey, Experience and Education (Jakarta: Teraju mengambil peran dalam memberdayakan umat,
Mizan, 2004), 24.
5
yaitu pendidikan Islam berbasis pondok
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 pesantren, pendidikan Islam berbasis pada
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
6
Yusufhadi Miarso, Pendidikan Alternatif Sebuah Agenda
8
Reformasi (Jakarta: Jurusan Teknologi Pendidikan UNJ, 1999), Hujair AH. Sanaky, Mengembangkan Madrasah Menjadi
1. Pendidikan Alternatif, Jurnal Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah,
7
Johar, Kurikulum yang Mencerdaskan. Visi 2030 dan Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia, Vol.
Pendidikan Alternatif (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2008), VIII TH VI Januari 2003, 35-45.
9
149. Ibid.

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 179


masjid, pendidikan Islam berbasis pada sekolah untuk mengawali pengenalan agama di sekolah
atau madrasah, dan pendidikan Islam berbasis dasar dan memberi kesempatan untuk
pada pendidikan umum yang bernafaskan Islam9. mempelajari agama.11
Kalau melihat empat jenis lembaga pendidikan Dengan demikian yang dimaksud dengan
Islam sebagaimana disebutkan di atas, maka model penyelenggaraan pendidikan alternatif
Sekolah Islam Terpadu termasuk jenis pendidikan dalam penelitian ini adalah bentuk layanan
Islam berbasis pada pendidikan umum yang pendidikan agama pada sekolah umum berciri
bernafaskan Islam. khas Islam dengan sistem pendidikan Islam yang
Adapun yang dimaksud dengan Sekolah integratif dan terpadu.
Islam Terpadu adalah sekolah yang memadukan
antara pelajaran umum berdasarkan kurikulum Metodologi
nasional dengan pelajaran agama.10 Akhir-akhir Penelitian ini menggunakan metode
ini Sekolah Islam Terpadu banyak diminati oleh kualitatif, 12 yaitu prosedur penelitian yang
masyarakat. SDIT kemudian menjadi model dan menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata
percontohan Sekolah Dasar Islam Terpadu di tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku
Indonesia dan menjadi trend sekolah bagi yang dapat diamati.
kalangan muda muslim. Sekolah Islam terpadu Lokasi penelitian dilakukan pada sekolah
ini awalnya sebagai sekolah alternatif, yang penyelenggara pendidikan agama alternatif SD IT
ingin melahirkan generasi yang memiliki Al-Biruni dengan alasan: (1) sekolah tersebut
keseimbangan iman & taqwa dengan ilmu & mempunyai jumlah jam pendidikan agama lebih
teknologi. banyak dari pada di sekolah reguler (biasa), (2)
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kelebihan jumlah jam pendidikan agama
berdirinya SDIT, diantaranya secara historis dilakukan di luar jam sekolah, dan (3)
memang bangsa Indonesia tidak akan pernah mempunyai keunggulan dalam proses
lepas dari nilai-nilai religius yang menjadi pembelajaran pendidikan agama.
sumber dan daya kekuatan bangsa. Di sisi lain Pengumpulan data dilakukan dengan
masyarakat bosan dengan Sistem Pendidikan menggunakan beberapa teknik: a) studi
Nasional dan model pendidikan umum yang Kepustakaan; b) pedoman wawancara;
terus memisahkan antara pendidikan agama wawancara dilakukan dengan dua cara; formal
(Islam) dengan pendidikan umum. Sementara itu dan informal, c) daftar isian, yang diisi oleh
Sekolah Islam Terpadu menawarkan hal yang stakeholders yang berguna untuk mengetahui
lebih dibandingkan dengan pendidikan lebih dalam tentang penyelenggaraan pendidikan
umum. Selain mengintegrasikan pendidikan agama alternatif. Informan penelitian ini terdiri
agama dengan pendidikan umum, juga dari unsur-unsur sebagai berikut: Pimpinan
mencoba menerapkan sistem pembelajaran yang yayasan, pimpinan lembaga, wakil kurikulum,
tidak melulu nilai angka yang diprioritaskan, pendidik, dan peserta didik.
tapi mulai mengarah kepada nilai akhlak yang Analisis data merupakan tindak lanjut dari
dimiliki anak didik. Dengan demikian, SDIT semua tahap kerja di atas. Di lapangan, peneliti
selain mengolah anak didik menjadi sumber daya sebagai instrumen, dengan bantuan pedoman
manusia yang pintar juga unggul secara perilaku wawancara dan studi dokumen, peneliti
Lingkungan SDIT berupaya memberikan merekam, mencatat, mengkaji, melakukan check
penekanan terhadap aspek-aspek agama yang dan recheck, mengklasifikasi, serta
akan diajarkan kepada anak-anaknya. mengembangkan dan mengabstraksi data dan
Sebagaimana yang diusulkan Neil Postman, informasi yang diperoleh dari responden. Data-
data yang dihimpun melalui wawancara
mendalam, kuesioner dan studi pustaka akan
10
Zuhairansyah Arifin, Dilema Pendidikan Islam pada Sekolah diolah dan dirumuskan menjadi laporan
Elit Muslim Antara Komersial dan Marginalitas (Riau: Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska, 2014), 34.
penelitian.
11
Neil Postman, Matinya Pendidikan: Redefinisi Nilai-nilai
Sekolah (Yogyakarta: Jendela, 2001), 250.
12
B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Moleong, L.J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cetakan Keenambelas, 2000), 45.
Profil Kelembagaan SD IT Al Biruni

180 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...


Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Islam tua dan masyarakat) secara proaktif dan efektif
Terpadu (SDIT) Al-Biruni dimulai sejak 14 juli dalam bingkai kooperatif. Selain itu, SDIT Al-
2002 dengan lokasi di Hotel Marannu Jl. Sultan Biruni mengintegrasikan kekayaan nilai-nilai
Hasanuddin Makassar. Pendiri dari sekolah ini Islami dalam setiap sesi pembelajaran dan
adalah Muh. Arafah Kube, S.T dengan Dr. Erna perkembangan anak didik yang diramu dalam
Tri Herdiani. Pada pendiriannya ini mereka muatan-muatan pendidikan indoor dan outdoor.
didampingi dan dibantu oleh teman-teman Adapun visi dari SDIT Al-Biruni adalah “Be
seperjuangannya yaitu Jahrim, S.T. dan Rahmia a Leadership School in East Indonesia.” Sedangkan
Siradjuddin, S.T. Di awal pendiriannya SDIT Al- misi lembaga ini meliputi: a) menciptakan
Biruni memiliki 11 siswa namun sekarang jumlah manusia kreatif, mandiri, berakhlak mulia,
siswa sudah lebih dari dua ratus orang. tangguh dan berwawasan global, b) mencetak
Adapun yang melatarbelakangi pendirian peneliti muda yang handal dalam aplikasi ilmu
sekolah ini adalah semangat membangun bangsa dan teknologi, c) menjalin ukhuwah antar orang
Indonesia agar memiliki sumber daya manusia tua, pemerintah dan masyarakat.
yang handal khususnya sumber daya manusia Sedangkan tujuan sekolah ini didirikan agar
muslim yang Islami. Harapan dengan siswa-siswinya mempunyai: a) aqidah yang
didirikannya sekolah ini adalah tercetaknya satu bersih (Salimul Aqidah), b) ibadah yang benar
generasi yang mencintai Allah dan Rasulnya (Shahihul Ibadah), c) pribadi yang matang (Matinul
sehingga terbentuk suatu generasi yang cerdas Khuluq), d) mandiri (Qadirun Alal Kasbi), cerdas
dan berakhlak mulia. dan berpengetahuan (Mutsaqqaful Fikri), e) sehat
Meskipun hanya dengan sarana dan dan kuat (Qawiyul Jismi), f) bersungguh-sungguh
prasarana yang amat terbatas, namun dengan dan disiplin (Mujahidun Linafsihi), g) tertib dan
bermodalkan semangat yang tinggi, maka SDIT cermat (Munazhzhom Fi Syu’unihi), h) efisien
Al-Biruni mulai melaksanakan proses belajar- (Harisun ‘Ala waqtihi), i) bermanfaat (Nafiun
mengajar setiap hari. Dalam prakteknya pengelola Lighoirihi).
melihat adanya sistem pembelajaran yang harus
diefektifkan yaitu dengan merubah jam masuk Pengembangan Kurikulum
sekolah yaitu dari Senin-Jum’at mulai pukul 07.15 Kurikulum Sekolah Islam Terpadu Al-Biruni
– 14.15 wita. Hal ini berlaku pada semester II Makassar mengacu pada kurikulum Kementerian
tahun ajaran 2002 – 2003 dan berlanjut sampai Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
dengan hari ini untuk kelas 1 dan 2 sedangkan (Kurikulum KTSP) dan diintegrasikan dengan
untuk kelas 3 – 6 belajar mulai 07.15 – 16.15 wita. muatan-muatan pendidikan Islam. Muatan
Seiring waktu akhirnya Al-Biruni kurikulum Sekolah Islam Terpadu Al-Biruni
memerlukan SMPIT untuk siswa siswi yang ada untuk tingkat Sekolah Dasar dan Menengah
di Kota Makassar. SMPIT Al-Biruni berdiri pada Pertama adalah : a) pendidikan agama Islam, b)
tahun 2004 dengan siswa angkatan pertama pendidikan Kewarganegaraan , c) pendidikan
sebanyak 11. Lokasi kedua mulai tahun 2003 di Jasmani, d) pendidikan karakter, e) Ilmu
jalan mesjid Raya No. 49 Makassar sampai tahun Pengetahuan Alam, f) Ilmu Pengetahuan Sosial,
2007. Pada tahun 2007 sampai sekarang berada g) Bahasa Arab, h) Bahasa Indonesia, i) Bahasa
di Jalan AP Pettarani Ruko Diamond No. 12-14 Inggris, j) Matematika, k) Mental Aritmatika, l)
Makassar. Pendirian SDIT Al-Biruni yang Tahfidzh Al-Qur ’an, m) Teknologi Informatik
disahkan tahun 2003 dengan berada di bawah (TIK), n) Kerajinan Tangan dan kesenian dan o)
Yayasan Al-Biruni Mandiri, kini telah Pramuka.
mendapatkan nilai akreditasi A pada tahun 2007 Berpijak pada visi misi, dan tujuan serta
untuk tingkat SDIT. mendukung sasaran yang dibidik maka
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al- karakteristik sekolah Islam Al-Biruni dirancang
Biruni Makassar adalah sekolah yang dengan sistem terpadu dengan optimalisasi fungsi
menerapkan kurikulum Kementerian Pendidikan sekolah sebagai media dan sentra kegiatan siswa
dan Kebudayaan dengan program Full Days yang memiliki tiga kriteria dasar : 1) guru tidak
School, yang memadukan potensi tiga hanya berperan sebagai pengajar (mudarris) tetapi
penanggung jawab pendidikan (sekolah, orang juga sebagai pendidik setia yang memahami

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 181


perkembangan siswa sekaligus eksistensinya pelatihan kependidikan yang terdiri dari
menjadi sumber keteladanan yang nyata bagi Quantum Learning, Quantum Teaching, Efektif
siswa, 2) lingkungan pembelajaran dan dan berbagai skill, Active Learning, Psikologi
pendidikan dirancang tidak sebatas bangunan Perkembngan, Menjadi Guru Efektif dan berbagai
sekolah tetapi melibatkan pihak-pihak terkait skill profesi lainnya.
yang mendukung pengetahuan dan Sistem rekruitmen pimpinan dilakukan
pengembangan pembelajaran anak didik, dan 3) melalui beberapa tahap di antaranya: a) seleksi
proses pendidikan bernuansa religius dan administrasi, wawancara pertama, psikotest,
terpadu sehingga terbentuk karakter keagamaan mikroteaching, dan wawancara kedua. Adapun
yang baik, berinteraksi secara simbiosis kriteria kualifikasi kepala sekolah: a) pimpinan
mutualistik (ta’aawun bil khayri), saling diupayakan sudah di Al-Biruni minimal 2 tahun,
mengingatkan dan menasehati (tawaashau bil haq b) pendidikan minimal S1, c) punya minat dalam
wa shabr) dan tercipta masyarakat belajar (learning pendidikan, diutamakan pernah dan sedang
society) yang mampu mengembangkan potensi mengikuti proses tarbiyah, d) senang dengan
dasarnya secara terus menerus dan anak-anak, e) memiliki jiwa leadership, f) memiliki
berkesinambungan sehingga siap menjadi pelajar visi: niat untuk meningkatkan sekolah: siap
sekaligus pengajar. bekerja keras dan g) memiliki integritas moral
Selanjutnya sekolah ini melakukan yang tinggi: siap bekerja full days.
pengembangan aspek kurikulum pendidikan Sedangkan sistem rekruitmen pendidik
agama melalui revisi dan evaluasi dilakukan dilakukan seleksi ketat mulai dari administrasi,
setiap satu semester sekali, pengembangan wawancara, psikotest dan mikroteaching.
kurikulum dilakukan dalam satu tahun tetapi Adapun kriteria kualifikasinya sbb: a)
metode pembelajaran dalam satu semester. pengalaman mengajar minimal 2 tahun, b) punya
Sedangkan ruang lingkup materi yang diajarkan sikap dalam melakukan Islam secara utuh dalam
dan dikembangkan dalam pendidikan agama kehidupan sehari-hari, c) siap bekerja full days.
menyangkut aspek agama, praktek ibadah dalam Dan sistem rekruitmen peserta didik diantaranya
keseharian pembelajaran, hafalan Al-qur’an di dengan menggunakan seleksi, untuk anak kelas
mata pelajaran tahfiz dan pemahaman ada di 1 SD dites melalui kematangan sekolah sedangkan
pembelajaran di kelas. Jenis materi tersebut untuk sekolah kelas 2 dan seterusnya melalui tes
diajarkan dan dikembangkan agar siswa kemampuan akademiknya.
memahami Islam seutuhnya dan mau
melaksanakan Islam dengan senang hati melalui Pengembangan Inovasi Pembelajaran pada
pola pengaturan waktu pemberian pendidikan Aspek IQ, EQ dan SQ
agama yang sudah dijadwalkan sebagai berikut: SDIT Al-Biruni memadukan keseimbangan
alokasi tahfiz 1 jam sehari, praktek ibadah wudhu, IQ,EQ dan SQ. Hal ini ditandai dengan beberapa
shalat dhuha, dhuhur dan ashar dilakukan setiap program dan kegiatan sekolah yang meliputi
hari pada jam istirahat, mentoring sebagai kajian hafalan Al-qur’an melalui tahfiz, kedalam
pendalaman materi agama Islam 1,5 jam per al Islam dalam 6 mata pelajaran atau 3 jam per
pekan. Materi mata pelajaran termasuk sejarah, pekan, praktek ibadah setiap hari mulai awal
aqidah akhlak ada dalam pelajaran selama 2 jam sekolah dengan do’a belajar, wudu, shalat dhuha,
dalam satu pekan. dhuhur dan ashar, serta mabit yang
diselanggaran satu bulan sekali, tadabur alam
Sistem Rekruitmen Pendidik dalam bentuk outbond, pekan ramadhan yang
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Biruni berisikan bakti sosial, pasar murah untuk kaum
Makassar diasuh oleh para guru yang siap dhuafa, zakat dll.
menjadi pendidik dan senang mengikuti Metode baru yang dikembangkan dalam
program-program pengembangan sumber daya proses pembelajaran pendidikan agama adalah
manusia di bidang pendidikan. Mereka adalah metode aktive learning dan tematik. Metode
tenaga profesional lulusan Program D3 hingga pembelajaran ini biasanya akan terus dievaluasi
S3 dari Perguruan Tinggi Negeri dan swasta dalam satu semester, jika setelah dievaluasi tidak
yang tengah dipersiapkan melalui ratusan jam cukup bagus maka dilakukan perubahan dalam

182 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...


semester selanjutnya. Inovasi pembelajaran digunakan untuk browsing materi dan
diterapkan dalam proses pembelajaran melalui perkembangan aktual bagi dunia Islam, e)
pemberian materi disesuaikan dengan kurikulum laboratorium IPA, laboratorium ini menjadi
tentang metode diserahkan pada guru dengan sarana penunjang bagi mata pelajaran fisika,
ketentuan aktive learning untuk siswa. kimia dan biologi, f) perpustakaan, fasilitas ini
Sekolah mengembangkan dan memadukan terletak di lantai dua menempatkan koleksi buku,
keseimbangan Intelligence Quotient (IQ), Emotional antara lain majalah, novel, buku pelajaran dll, g)
Quotiont (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ) dalam mushalla/masjid, disamping sebagai sarana
proses pembelajaran dalam bentuk meramu ibadah umat Islam, mushalla digunakan dalam
program/kegiatan sehingga terdapat mata pelajaran Agama Islam, dan h) kantin.
keseimbangan di antara semuanya. Misalnya Dalam proses kegiatan belajar mengajar
acara outbond atau tadabur alam. Acara terdiri menggunakan media pembelajaran dengan
dari praktek ibadah shalat malam, wudu, shalat bantuan LCD dan komputer untuk; sarana
fardhu berjamaah, pentas seni di malam hari, presentasi guru, pimpinan ataupun tamu dari luar
pada acara mencari jejak pelajaran sekolah pun untuk menyampaikan materi tentang Islam dan
keluar, anak berlatar mandiri jauh dari orang tua pada acara mabit untuk melihat secara visual
dan belajar bersosialisasi bersama teman- aktifitas keislaman yang ingin diterapkan atau
temannya. ayat-ayat kauniyah yang terekam dalam kaset
Kegiatan lain, misalnya pekan ramadhan harun yahya yang menceritakan tentang proses
siswa belajar tentang keislaman mulai dari puasa penciptaan manusia.
dll melalui ramadhan event kemudian dirangkai
dengan bakti sosial di panti asuhan untuk Penerapan Manajemen yang Bermutu
mengasah emosionalnya, mengadakan tilawah Pencapaian kualitas pendidikan pada SDIT
bersama setiap pagi hari untuk meningkatkan Al-Biruni tidak terlepas dari konsistensi sekolah
spiritual anak dan belajar seperti biasa untuk ini dalam menerapkan manajemen pendidikan
meningkatkan kecerdasan anak. Tempat yang berorientasi mutu. Penerapan manajemen
pembelajaran dapat dilakukan di kelas, pendidikan didasarkan pada prinsip penerapan
laboratorium, dan di tempat panti asuhan. Total Quality Management (TQM) yang
Dari hasil wawancara terungkap bahwa bagi menekankan pada upaya memenuhi kebutuhan
peserta didik materi pelajaran yang paling penting kualitas pendidikan yang diinginkan yaitu
dipelajari adalah aqidah akhlak, karena membuat evaluasi dan perbaikan yang terus menerus
pondasi dan dasar pada anak tentang tauhid terhadap program atau kegiatan yang dijalankan.
sebagai dasar pembentukan sikap dan akhlak di Ranah peningkatan mutu pendidikan yang
kemudian hari. Metode pembelajaran yang paling dilakukan melalui TQM tidak hanya pada proses
disukai peserta didik adalah pembelajaran game pembelajaran active learning yang selalu dievaluasi
dan outbond yang dikemas dalam bentuk tiap semester, tapi juga mencakup keseluruhan
permainan yang sarat dengan makna dan hikmah hal yang terkait langsung dengan komponen–
dan dilakukan di alam terbuka. komponen penting yaitu: struktur dan isi
kurikulum, kebijakan kelembagaan, kualifikasi
Pemanfaatan Sarana Pendidikan dan Media guru dan karyawan, iklim dan kultur akademik,
Pembelajaran standarisasi proses dan mutu.
SDIT dalam mengelola sistem pendidikan
menggunakan sarana dan media pembelajaran Iklim Sekolah yang Kondusif
yang lengkap agar hasil pendidikannya lebih Keadaan pendidikan konvensional yang
optimal. Fasilitas yang digunakan meliputi: a) terdapat di sekolah umum, memiliki keterbatasan-
ruangan kelas dilengkapi dengan AC, b) aula keterbatasan diantaranya waktu belajar yang
serbaguna, c) akses internet wireless SDT Al- sebentar misalnya dari 07.00-10.30. Hal ini
Biruni menyediakan akses internet wireless di menyebabkan orang tua harus mengisi kembali
wilayah sekolah, d) laboratorium komputer, waktu anak-anak tersebut dengan les. Bagi orang
terdapat 10 set Personal Computer (PC) dan tua yang sibuk kerja di luar rumah, dengan
dihubungkan dengan Local Area Network yang kondisi anak berada di luar kontrol lebih banyak,

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 183


terlebih dengan banyaknya korban pelecehan Katolik Rajawali, SD Kristen Gamaliel, SD Kristen
seksual, perkelahian dan narkoba di sekolah- Frater atau SD umum yang berafiliasi dengan
sekolah, hal ini akan menjadi masalah buat Kristen, contoh SD Nusantara, SD Mulia Bakti.
keluarga. Dengan kondisi ini, orang tua Alasan mereka memilih sekolah tersebut adalah
cenderung merasa aman jika menitipkan anaknya karena kualitas akademik yang cukup bagus.
di SDIT Al-Biruni yang menerapkan sistem full Kedua, kebutuhan terhadap kondisi
days school dari jam 07.00-14.15 dengan lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, aman
lingkungan sekolah yang kondusif, aman, dan dan Islami bagi siswa. Dengan banyaknya korban
Islami. pelecehan seksual, perkelahian dan narkoba di
sekolah, orang tua cenderung mencari tempat
Membangun Jaringan Kelembagaan sekolah yang kondusif, aman dan Islami.
Pendidikan merupakan tugas dan tanggung Sehingga mereka aman menitipkan anaknya di
jawab orang tua, sekolah dan masyarakat. Orang sekolah. Jadi SDIT Al-Biruni mencoba
tua sebagai pengguna hasil pendidikan memiliki menawarkan hal tersebut. Ketiga, kondisi
tugas yang sama dalam mendidik anak. pendidikan konvensional yang tidak memenuhi
Hubungan para orangtua murid dengan pihak harapan dan memiliki keterbatasan. Sekolah
sekolah bersifat mutualistik dan bersama-sama umum belum memenuhi keinginan orang tua baik
mewujudkan kerjasama yang produktif dan dari segi sarana ataupun secara metode
saling pengertian. Melalui Komite Sekolah, orang pembelajarannya. Dan Keempat, corak pemikiran
tua murid dapat memainkan peran dalam masyarakat semakin religius. Masyarakat sudah
membantu melancarkan proses pendidikan, mulai memahami pentingnya arti pendidikan
memberikan masukan, saran, tanggapan, Islam bagi anak-anaknya. Masyarakat sekarang
gagasan dan melakukan evaluasi terhadap cenderung menyekolahkan anaknya di sekolah
jalannya proses pendidikan. Komite sekolah yang menanamkan keislaman lebih karena
merupakan bagian integral dari struktur lembaga mereka beranggapan anak soleh lebih utama
pendidikan. Dalam membangun jaringan keluar, dibandingkan dengan akademiknya. Respon
SDIT Al-Biruni terhimpun dalam Jaringan masyarakat terhadap bangkitnya sekolah umum
Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di Indonesia. yang bernuansa keislaman ditanggapi positif,
dengan berdirinya sekolah-sekolah bernuansa
C. ANALISIS DAN TEMUAN keislaman. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya
Latar Belakang Munculnya Pendidikan sekolah Islam lainnya dan siswanya pun tetap
Agama Alternatif banyak, kondisi ini dilihat di SDIT Al-Ikhtiar,
Secara kelembagaan, terdapat beberapa faktor SD Islam Al-Azhar, SDIT Al-Fithyan dll.
yang melatarbelakangi pendirian Sekolah Dasar Selain faktor eksternal, ada juga faktor
Islam Terpadu (SDIT) Al-Biruni diantaranya internal yang mempengaruhi munculnya
adalah pertama, seiring dengan meningkatnya pendirian SDIT Al-Biruni diantaranya: pertama,
perekonomian masyarakat Sulawesi Selatan, para tingkat kesempatan memberi kemandirian dan
orang tua sudah mulai menyadari untuk kreativitas individu siswa. Banyaknya jiwa-jiwa
menyekolahkan anaknya di sekolah Islam kreatifitas yang kurang di sekolah dasar negeri
berkualitas. SDIT Al-Biruni mencoba dan swasta dikarenakan sedikitnya waktu yang
memberikan alternatif sekolah Islam untuk orang dapat mereka lakukan di sekolah karena
tua agar mereka merasa aman dalam menitipkan banyaknya siswa dalam satu kelas atau
anak-anaknya di sekolah karena terjamin sedikitnya waktu belajar di kelas. Hal ini akan
pengetahuan dan keamanannya. Di lain pihak berdampak pada tidak optimalnya perkembangan
banyaknya anggapan bahwa sekolah Islam potensi anak. Dengan kondisi ini, SDIT Al-Biruni
kurang bermutu di Makassar, sehingga bagi dibentuk karena prihatin atas ketidakmandirian
orang tua yang memiliki ekonomi menengah ke dan rendahnya kreatifitas siswa dan diperkuat
atas (segmen masyarakat elit menengah ke atas) dengan adanya kesempatan bagi yayasan untuk
cenderung menyekolahkan anak-anaknya ke menyelenggarakan sekolah yang tidak
sekolah-sekolah swasta lain yang notabene bertentangan pendirian izinnya dengan
berlatar belakang agama Kristen, contoh SD Kemendikbud.

184 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...


Kedua, tingkat pengamalan spiritual anak. menggunakan sistem fulldays memerlukan biaya
Pendirian sekolah ini disebabkan oleh mahal dalam penyelenggaraan sistem
kurangnya pengamalan spiritual pada siswa- pendidikannya, mengikuti hukum pasar yakni
siswi di Makassar. Hal ini ditunjukkan oleh masih supply and demand. Dampak dari kondisi ini adalah
sedikitnya anak-anak dan remaja dengan senang tidak semua orang memiliki peluang untuk dapat
hati menggunakan baju muslimah ke luar rumah. mengaksesnya.
Terdapatnya sekolah Islam yang hanya
mewajibkan menggunakan kerudung pada hari Kendala dan Pendukung
Jum’at saja. Seiring perkembangan teknologi Kendala utama dalam menyelenggarakan
anak-anak juga harus dibekali dengan filter untuk sekolah full days ini adalah a) kesadaran dan
memilah acara televisi atau ajakan temannya yang kemampuan pendidik dalam membina siswa.
menyimpang atau tidak diridhai oleh Allah SWT. Mereka masih banyak memerlukan pelatihan dan
Ketiga, motivasi. Rendahnya motivasi siswa pembinaan dalam mendidik, karena sebagian
untuk aktif mendorong sekolah ini menciptakan mereka rata-rata fresh graduate, sehingga perlu
suasana agar siswa senang dan aktif dalam dana cukup besar untuk pelatihan yang akan
kegiatan sekolah, oleh karena itu sekolah SDIT diselenggarakan agar kemampuan mereka sesuai
ini diharapkan mampu memotivasi siswa dalam dengan yang diharapkan, b) bagi pendidik waktu
berpartisipasi aktif pada pembelajaran dengan persiapan pembelajaran dirasakan sangat
adanya student active learning, field trip, kunjungan kurang; c) metode pembelajaran yang digunakan
edukasi, serta pada pelaksanaan kegiatan Islami yaitu active learning memerlukan persiapan yang
lainnya. Dan keempat, niat yang luhur. SDIT Al- matang; d) fasilitas yang tersedia cukup memadai,
Biruni terdorong untuk menciptakan sosok hanya jika ada peralatan yang rusak baru menjadi
manusia Indonesia seutuhnya yaitu cerdas dunia kendala; e) sumber pembiayaan: berasal dari orang
akhirat, berprestasi di bidang akademik dengan tua, BOS dan dana gratis, tapi belum mencukupi
nilai yang tinggi, dan berakhlak mulia, yaitu untuk pembiayaan secara keseluruhan; f )
salah satunya melalui hafalan Al-qur’an. motivasi peserta didik dalam mempelajari
pendidikan agama cenderung karena mengikuti
Dampak Penyelenggaraan Pendidikan Agama orang tua, belum kepada tingkat kesadaran
Alternatif perlunya pendidikan agama bagi kehidupan; h)
Dampak dari penyelenggaraan pendidikan sistem penyelenggaraan pendidikan keagamaan
agama alternatif ini di antaranya, pertama, bagi pada lembaga ini sudah bagus, hanya kontrol
peserta didik. Pendidikan agama dapat hariannya masih belum berjalan, terlihat terlalu
menciptakan anak yang siap melaksanakan percaya pada pendidik.
ajaran Islam secara menyeluruh, misalnya; rata- Adapun faktor pendukung terselenggaranya
rata siswa yang memiliki akhlak yang sholeh pendidikan agama di SD IT Al-Biruni di
biasanya anaknya cerdas dalam akademik. Pada antaranya dapat dilihat dari antusiasme seluruh
umumnya siswa menjadi lebih santun, mau pergi pihak dalam kegiatan sekolah yang dilakukan
ke masjid dan mau menghafal Al-qur’an. Mereka secara bersama. Pimpinan yang siap berjuang
juga sangat bersyukur atas nikmat yang telah untuk peningkatan sekolah ke arah yang lebih
Allah berikan jika melihat teman-temannya di baik untuk menerapkan Islam dalam segala aspek
panti asuhan yang tidak memiliki orangtua. kehidupan.
Kedua, kondisi lingkungan yang kondusif dimana Selain itu dengan adanya beberapa pendidik
antara semua stakeholder (yayasan, pimpinan, yang sudah memiliki kesadaran bahwa mendidik
guru, TU dan siswa) mempunyai sikap dalam siswa merupakan suatu ibadah bukan sekedar
menerapkan Islam secara utuh pada kehidupan mencari nafkah, kondisi ini tentunya akan
sehari-hari sehingga iklim kebersamaan (sense of mempengaruhi kualitas proses belajar mengajar
togetherness), saling memiliki (sense of belongingness), di kelas.
saling percaya (sense of trustworthyness), saling Dari sisi potensi siswa dan peranan orang
transfer ilmu dan adanya niat yang ikhlas untuk tua yang memiliki harapan besar untuk arah
berdakwah terlihat jelas di SDIT Al-Biruni. sekolah Islam yang lebih baik, ditambah dengan
Namun di sisi lain, SDIT Al-Biruni yang peran pimpinan dan para pendidik dalam

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 185


pembinaan pendidikan agama, mereka semuanya memunculkan solusi (jalan keluar) dari
sebagai pelaksana bagi pembinaan pendidikan keterpurukan model pendidikan yang selama ini
agama di sekolah merangkap juga sebagai guru diterapkan dan terbukti belum mampu
mentor yang diselenggarakan 1 pekan sekali. melahirkan manusia-manusia Indonesia yang
Semua kondisi ini tentunya turut mendukung kompetitif dan sekaligus memiliki integritas dan
keberhasilan output siswa. moralitas yang tinggi.
Ketiga, akses untuk dapat mengikuti SDIT
Harapan Mendatang baru dapat dirasakan pada kalangan elit muslim,
Dalam meningkatkan akses atau kesempatan karena biaya yang mahal dalam
mempelajari pendidikan agama (untuk semua penyelenggaraannya. Keempat, format SDIT yang
kalangan baik ekonomi lemah, menengah dan diharapkan ke depan adalah format sekolah yang
atas, SDIT Al-Biruni mencoba membuka akses mampu membantu peserta didik menguasai
dengan masyarakat di sekitarnya untuk dapat kompetensi: keagamaan, akademik, ekonomi,
mengkaji pendidikan agama lebih lanjut. Untuk dan sosial dengan memperhatikan azas-azas
dari kalangan menengah ke atas, dengan psikologi dan pedagogi, sehingga pendidikan
bersekolah di SDIT dan SMPIT Al-Biruni serta dapat mampu menumbuhkan dan
untuk kalangan lemah, yayasan membuka mengembangkan potensi fitrah peserta didik yang
kesempatan untuk bersekolah di SDIT ini dengan memiliki sederet keunggulan kompetitif guna
memberikan beasiswa dan dibukanya kelas TPA menghadapi segala tantangan ke depan.
dan TKA untuk mereka yang sekolah di negeri Rekomendasi dari kesimpulan di atas di
dan masyarakat sekitar. Dan lebih penting lagi antaranya: dalam meningkatkan akses atau
ke depan dalam hal promosi perlu ditingkatkan kesempatan mempelajari pendidikan agama, ke
sehingga akan banyak kalangan atas yang masuk depan perlu dipikirkan format sekolah agama
sekolah ini. Bagi kalangan menengah ke bawah alternatif untuk semua kalangan baik ekonomi
diinformasikan kalau sekolah ini pun lemah, menengah dan atas.
mengadakan subsidi silang (untuk pemberian Tata kelola penyelenggara sekolah agama
beasiswa). alternatif agar sesuai pencapaian target, silabus
Selanjutnya dalam pengelolaan pendidikan dan lulusan yang dihasilkan optimal, maka perlu
agama, tata kelola dianggap baik apabila diupayakan ke arah yang sesuai dengan standar
pembelajaran terselenggara sesuai pencapaian pendidikan nasional. Terakhir, Kementerian
target, silabus dan lulusan yang dihasilkan Agama perlu memberikan masukan yang
optimal. Peningkatan ini dapat dilakukan melalui konstruktif terkait format pendidikan agama
diusahakannya tata kelola yang ada sesuai dengan alternatif yang telah berkembang di masyarakat.[]
standar ISO.

D. PENUTUP
Kesimpulan penelitian ini di antaranya:
pertama, latar belakang munculnya Sekolah Dasar
Islam Terpadu (SDIT) diawali dengan adanya
kebutuhan masyarakat terhadap kondisi
lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, aman
dan Islami bagi siswa dan di sisi lain kondisi
pendidikan konvensional tidak memenuhi
harapan dan memiliki keterbatasan. Sehingga
masyarakat memberikan respon yang positif
berdirinya sekolah bernuansa keislaman. Hal ini
ditandai dengan tumbuhnya sekolah Islam
terpadu. Kedua, SDIT Al-Biruni merupakan
sekolah yang berupaya mewujudkan suatu
institusi pendidikan yang berbasiskan pada
pendidikan secara holistik sebagai upaya untuk

186 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...


D A F TA R P U S TA K A

Arifin, Zuhairansyah. Dilema Pendidikan Islam nilai sekolah. Yogyakarta: Jendela, 2001.
pada Sekolah Elit Muslim Antara Komersial dan
Marginalitas. Riau: Fakultas Tarbiyah dan Sanaky, Hujair AH. Mengembangkan Madrasah
Keguruan UIN Suska, 2014. menjadi pendidikan Alternatif. Jurnal
Pendidikan Islam, Jurusan Tarbiyah,
Illich, Ivan. Bebaskan Masyarakat dari Belenggu Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas
Sekolah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Islam Indonesia, Vol. VIII TH VI Januari
2000. 2003.
Moleong, L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Tilaar, HAR. Perubahan Sosial dan
Cetakan Keenambelas. Bandung: Remaja Pendidikan:Pengantar Paedagogik Transformatif
Rosdakarya, 2000. Untuk Indonesia. Jakarta: Grasindo, 2002.
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Tentang Perubahan Atas Peraturan Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.
Pemerintah nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Postman, Neil. Matinya pendidikan:Redefinisi nilai-

Dialog Vol. 38, No.2, Des 2015 187


188 Model Penyelenggaraan Pendidikan ...

Anda mungkin juga menyukai