Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

SANITASI AIR (LAUT, DANAU & SUNGAI)

DOSEN PEMBIMBING
Wahyuni Mulyawati, S.Pd

DISUSUN OLEH

Putri Dewi Chandra

AKADEMI PARIWISATA JAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas dengan tepat waktu. Saya harap dengan pembuatan resume ini dapat menambah
pengetahuan tentang Sanitasi dan Higiene.

Saya menyadari bahwa resume ini bentuknya masih sangat sederhana, masih banyak
sekali kekurangan yang ada serta masih jauh dari kata sempurna. Karena pengetahuan dan
pengalaman saya yang terbatas dalam membuat resume ini, maka dari itu sebelumnya saya
memohon maaf sekaligus saya meminta permakluman, jika masih banyak kekurangan dalam
resume ini karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Sehingga saya sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan resume ini. Semoga dengan
resume ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua, walaupun hanya sedikit tetapi
mungkin akan bermanfaat bagi kita semua. Dan kami harap teman-teman bisa mengambil
pelajaran dari makalah ini.

Jakarta, 16 November 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari
masyarakat yang sehat, sejahtera dan damai. Hampir 50 persen rumah tangga di wilayah
perkotaan dan pedesaan di Indonesia kekurangan layanan-layanan dasar seperti ini.
Sistem air bersih dan sanitasi yang baik akan menghasilkan manfaat ekonomi,
melindungi lingkungan hidup, dan vital bagi kesehatan manusia.
Masyarakat tidak selalu menyadari pentingnya kebersihan. Praktik-praktik
kebersihan yang ada seringkali tidak kondusif bagi kesehatan yang baik, dan kakus tidak
dipelihara atau digunakan dengan baik. Tingginya angka kejadian diare, penyakit kulit,
penyakit usus dan penyakit-penyakit lain yang berasal dari air di kalangan masyarakat
berpenghasilan rendah tetap menjadi halangan yang seringkali terjadi dalam upaya
meningkatkan kesehatan anak secara umum. Selain akses yang buruk terhadap air bersih,
kegagalan untuk mendorong perubahan perilaku—khususnya di kalangan keluarga
berpenghasilan rendah dan penduduk di daerah kumuh—telah memperburuk situasi air
bersih dan sanitasi di Indonesia.
Sanitasi yang buruk juga menjadi penyumbang signifikan dari polusi air—yang
menambah biaya air yang aman bagi rumah tangga, dan menurunkan produksi perikanan
di sungai dan danau Tahun 2006, Indonesia kehilangan 2,3 persen produk domestik bruto
yang disebabkan oleh sanitasi dan kebersihan yang buruk.

1.2Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa itu sanitasi?
2. Apa hubungan sanitasi dengan air?
3. Bagaimana upaya-upaya sanitasi air bersih?
4. Darimana sumber-sumber air bersih?
5. Bagaimana pengolahan air yang baik?

1.3Tujuan
Adapun tujuan dari laporan yang saya buat ini adalah :
1. Agar kita mengetahui apa itu sanitasi,
2. Agar kita mengetahui dampak pencemaran air,
3. Agar kita mengetahui hubungan sanitasi dengan air bersih.
4. Agar kita mengetahui sumber-sumber air bersih
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan
manusia.
Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi
berhubungan langsung dengan:
1. Kesehatan
Semua penyakit yang berhubungan dengan air sebenarnya berkaitan dengan
pengumpulan dan pembuangan limbah manusia yang tidak benar. Memperbaiki
yang satu tanpa memperhatikan yang lainnya sangatlah tidak efektif.
2. Penggunaan air
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan hingga 40%
dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah penggunaan
190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit baru yang
menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari penggunaan
air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan.
Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di sebuah
rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas, hal ini
tidak diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan hal
tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang dengan
benar.
3. Penggunaan ulang air.
Jika sumber daya air tidak mencukupi, air limbah merupakan sumber penyediaan
yang menarik, dan akan dipakai baik resmi disetujui atau tidak. Karena itu
peningkatan penyediaan air cenderung mengakibatkan peningkataan penggunaan
air limbah, diolah atau tidak dengan memperhatikan sumber-sumber daya tersebut
supaya penggunaan ulang ini tidak merusak kesehatan masyarakat.
2.1.2 Air Bersih
Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan
jasad-jasad lain. Khususnya manusia, manusia akan lebih cepat meninggal karena
kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Didalam tubuh manusia itu sendiri
sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55 – 60 % berat badan terdiri
dari air, untuk anak – anak sekitar 65 % , dan untuk bayi sebesar 80 %.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi,
mencuci ( bermacam – macam cucian ) dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO
dinegara – negara maju tiap orang memerlukan air antara 60 – 120 liter per hari.
Sedangkan dinegara – negara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan
air antara 30 – 60 liter per hari.
Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan
fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif. Air yang tidak tercemar, didefinisikan sebagai
air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang
ditetapkan sehingga air tersebut dapat dipergunakan secara normal. Air yang memenuhi
syarat, diharapkan dampak negatif penularan penyakit melalui air bisa diturunkan.
2.2 Persyaratan Air Bersih
Air selain merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, juga dapat menjadi sarana
penyebaran penyakit ataupun keracunan. Air bersih yang sehat harus memenuhi
persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. : 416/MENKES/PER/IX/1990.
Adapun persyaratan air bersih sbb.:
1. Syarat Fisik
 Jernih
 Tidak berwarna
 Tidak berasa
 Tidak berbau
 Temperatur tidak melebihi suhu udara.
2. Syarat Kimia
 Tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun.
 Tidak mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandung kuman parasit, kuman patogen, bakteri E. coli.
Ketentuan : Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri
E. Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
4. Syarat Radio aktif :
Tidak mengandung sinar alfa, sinar gamma
2.3 Sumber – sumber air
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber – sumber air ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan :
1. Air Hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Tetapi air hujan ini
tidak mengandung kalsium oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang
sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2. Air sungai dan Danau ( Air Permukaan)
Menurut asalnya sebagia dari air sungan dan air danau ini juga dari air hujan yang
mengalir melalui saluran – saluran kedalam sungai atau danau ini. Oleh karena air
sungan dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam
kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3. Mata Air
Air yang keluar dari mata air biasanya keluar dari air tanah yang muncul secara
alamiah. Oleh karena itu air dari mata air ini, bila belum tercemar oleh kotoran
sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah
betul belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum
diminum.
4. Air sumur dangkal
Air ini keluar dari dalam tanah, maka juga disebut air tanah. Air berasal dari
lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air ini dari permukaan
tanah dari tempat yang satu ke yang lain berbeda – beda. Biasanya berkisar antara
5 sampai dengan 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini
belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada.
Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum.
5. Air Sumur Dalam
ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah. Dal;amnya dari permukaan
tanah biasanya diatas 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam
ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung ( tanpa melalui
pengolahan ).
2.4 Pencemaran Air
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan
ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami
pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik,
seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa
bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Pencemaran air dapat di sebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan
kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti
logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut
memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang
dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
4. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum
5. Pencemaran air oleh sampah.
Akibat yang dapat di timbulkan dari pencemaran air adalah:
a. dapat menyebabkan banjir
b. erosi
c. kekurangan sumber air
d. dapat membuat sumber penyakit
e. tanah Longsor
f. dapat merusak ekosistem sungai
g. kerugian untuk nelayan.
Dengan adanya pemberdayaan hidup bersih dapat memberikan air yan bersih dan
hidup yang sehat bagi masyarakat, salah satu cara agar pemberdayaan hidup bersih dapat
di lakukan dengan cara pengadaan WC umum bagi masyarakat, mengelola.
2.5 Penyakit - penyakit
1. Penyakit melalui air
Ditularkan melalui air dan menularkan kedalam manusia, seperti : Kholera,
dysentri, typhoid dan hepatitis.
2. Penyakit parasit :
Ditularkan oleh organisme patogen yang menjalani siklus hidupnya dalam air,
seperti penyakit cacing/scehhistorosomiasis.
3. Penyakit karena serangga :
Artinya ditularkan melalui serangga yang menggunakan air untuk bertelur dan
berkembang biak, seperti : Penyakit Demam berdarah.

2.6 Penyebab Buruknya Kualitas Air dan Sanitasi di Indonesia


Ada dua masalah pokok yang menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia :
1. Rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat
tinggalnya.
Masih banyak penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan tentu
menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia terutama pada sumber-sumber
air yang seharusnya menjadi sumber penghidupan warga. Dengan tingkat populasi
yang tinggi, namun kesadaran akan lingkungan yang rendah semakin
memperparah kondisi tersebut. Masyarakat Indonesia masih sering membuang
limbah rumah tangga, sampah, dst. Padahal sungai-sungai itulah yang menjadi
sumber penghidupan mereka. Belum juga eksploitasi air tanah untuk kepentingan
fasilitas hotel, apartemen, dan perkantoran yang menyebabkan semakin
berkurangnya debit air bersih.
2. Rendahnya alokasi APBD tiap daerah yang digunakan untuk memperbaiki
layanan air bersih dan sanitasi.
Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam
Negeri, pada tahun 2010 yang lalu, rata-rata alokasi belanja sanitasi seluruh kota
dan kabupaten di Indonesia masih di angka 1,5% dari total belanja APBD.
Dibandingkan pada saat tahun 2006 yang alokasi rata-ratanya hanya 0.5%, hal itu
tentu mengalami kenaikan yang signifikan. Namun, berkaca dari kondisi
Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata layak, karena kondisi sanitasi dan air
bersih di Indonesia telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.

Ada 3 langkah strategis yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah air
bersih dan sanitasi :
1. Pemerintah terus menggalakkan upaya penumbuhan kesadaran masyarakat
terhadap lingkungan sekitarnya melalui program PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat).
PHBS mengupayakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar,
mau dan mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sasaran
penyuluhan program ini adalah kelas IV dan V SD/sederajat. Namun, perlu
digarisbawahi, bahwa hendaknya penyuluhan tentang PHBS sebaiknya lebih
dimulai dari dini. Bahkan sejak taman kanak-kanak, pemerintah harus
memberikan penyuluhan juga. Mulai dari hal-hal kecil seperti mencuci tangan
sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga, penanaman
perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik berada di pendidikan
dasar.
PHBS seharusnya juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak. Orang tua pun
juga perlu diberi pengetahuan tentang ini. Sebab, orang tua-lah yang membentuk
pribadi dan perilaku anak tersebut. Secara tidak langsung, orang tua juga menjadi
pengawas bagi anak saat di rumah, apakah anak tersebut mampu melaksanakan
perilaku hidup sehat ataukah tidak.
2. Menaikkan anggaran untuk meningkatkan fasilitas untuk mengakses air bersih
serta sanitasi yang layak.
3. Pemerintah dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional
yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya lembaga PBB, seperti WHO atau World
Health Organization.
2.7 Upaya – upaya Sanitasi Air
1. Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
2. Tidak membuang sampah ke sungai.
3. Mengurangi intensitas limbah rumah tangga.
4. Melakukan penyaringan limbah pabrik sehingga limbah yang nantinya bersatu
dengan air sungai bukanlah limbah jahat perusak ekosistem.
5. Melakukan penanaman pohon.
6. Tidak melakukan kegiatan rumah tangga seperti MCK di sungai atau di dekat
sumber air lainnya.
7. Membuat sumur resapan
Sumur resapan adalah sarana untuk penampungan air hujan dan meresapkannya
ke dalam tanah. Sumur serapan berfungsi untuk membantu penyerapan air hujan
ke dalam tanah dan kembali ke siklus air yang semestinya sehingga tidak
menggenang di permukaan.
3.1 Air Laut
1. Kualitas Air Laut
Air laut yang bersih itu mempunyai beberapa ciri yang dapat dirasakan dan dilihat, baik
secara kasat mata ataupun tidak. Berikut adalah hal yang dapat di ukur untuk menentukan
kualitas air laut.
 Suhu Air
Suhu normal pada permukaan air laut berkisar 26-30°C. Semakin ke dalam, suhu air laut
akan semakin rendah. Hal itu terjadi karena sinar matahari tidak mampu lagi
menembusnya. Oh iya, air laut juga memiliki sifat yang cukup lama untuk menyerap dan
melepaskan panas dari sinar matahari. Kalian tahu nggak apa saja penyebab air laut sulit
untuk menyerap panas? Ini dia nih penyebabnya:
 Permukaan air laut mengkilat seperti cermin sehingga cahaya matahari terpantul
 Air laut bergerak, sehingga panas yang diterima tersebar ke segala arah
 Panas cahaya matahari tidak hanya diterima untuk menaikkan suhu, tetapi juga
digunakan untuk proses penguapan
 Kalor jenis air laut cukup besar sehingga untuk menaikkan suhu 10ºC/cm³
dibutuhkan kalor yang lebih banyak dibandingkan daratan.
Sebaliknya, pada malam hari, air laut lambat mengalami pendinginan karena:
 Proses pelepasan panas terhalang oleh uap di atas permukaan laut.
 Permukaan laut yang mengkilat menghalangi proses pelepasan panas.
 Kalor jenis air laut cukup besar sehingga untuk menurunkan suhu 10ºC harus
melepas kalori yang cukup banyak.
2. Warna Air Laut
Air laut yang baik memiliki tingkat kecerahan dan kejernihan yang bergantung pada
dalam atau dangkalnya laut tersebut,selain itu warna dan kecerahan air laut juga
dipengaruhi oleh:
 Kedalaman air laut, semakin dalam air laut makan semakin berwarna biru dan jika
semakin dangkal maka akan cenderung berwarna putih
 Pantulan sinar matahari yang masuk (sehingga air terlihat biru)
 Zat-zat yang larut di dalam air
 Organisme yang terdapat di permukaan air laut.
3. Salinitas atau Garam yang Terkandung di Air Laut
Salinitas adalah banyaknya kandungan garam yang terdapat pada satu liter air laut.
Tingkat salinitas ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain penguapan, curah hujan,
dan banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut.

Air laut yang tercemar, juga bisa diukur dengan beberapa hal di antaranya:
 Parameter Fisika: Meliputi pengukuran tentang warna air laut, rasa, bau, suhu, kekeruhan,
dan radioaktivitas (tingkat pencemaran oleh bahan radioaktif.
 Parameter Kimia: Digunakan untuk mengukur kadar CO2, pH, keasaman, dan kadar
logam yang terkandung.
 Parameter Biologi: Ditandai dengan punahnya beberapa hewan tertentu yang tidak tahan
akan perubahan, baik secara fisika atau kimia.
Contoh penyebab tercemarnya air laut.
1. Oil Spill (Tumpahan Minyak)
Pencemaran ini biasanya terjadi karena kelalaian manusia, sehingga menyebabkan minyak
tertumpah ke laut dalam jumlah yang besar. Contohnya adalah kecelakaan kapal tanker atau
kecelakaan dalam proses pengeboran sumur minyak.
2. Pencemaran oleh Logam Berat
Logam berat adalah materi anorganik baik padat atau cair yang memiliki masa lebih dari 5
gram/cm³. Bbiasanya terjadi karena pembuangan limbah industri secara sembarangan ke
sungai sehingga logam berat yang terkandung terbawa sampai ke laut. Contoh dari logam
berat misalnya, merkuri(Hg), seng (Zn), nikel (Ni) dan timbal (Pb).
3. Pencemaran Mikrobiologi Laut
Akibat adanya kontaminasi yang disebabkan oleh virus, bakteri patogen, atau parasit yang
terbawa oleh aliran air sungai.
4. Pencemaran Pestisida
Pencemaran ini terjadi jika ada perkebunan/sawah yang berada di aliran sungai menggunakan
sistem irigasi dan menyemprot tanamannya dengan pestisida. Sementara itu, pestisida tidak
bisa larut di dalam air dan justru dimakan oleh plankton, sehingga semua jenis ikan yang
memakan plankton tersebut memiliki kandungan pestisida. Hal ini berbahaya apalagi jika
ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia untuk jangka waktu yang lama.
5. Pencemaran Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah segala sesuatu yang dibuang manusia ke dalam aliran
air/got/parit. Misalnya sisa makanan organik (nasi, sayur, ikan, minyak), plastik, dan bahan
anorganik lainnya kemudian terbawa oleh aliran air hingga ke laut.
6. Pencemaran Radioaktif
Ledakan reaktor nuklir di Fukushima, Jepang (Sumber: yournewswire.com)
Pencemaran radioaktif dapat terjadi karena secara alami atau akibat manusia. Contoh yang
paling mudah adalah bocornya reaktor nuklir Fukushima di Jepang, sehingga melepaskan air
yang mengandung radiasi ke laut. Hal ini sangat berbahaya, karena jika radiasi terakumulasi
dalam tubuh secara terus menerus, dapat berakibat pada kanker.
3.2Danau
A. Pengertian Ekosistem Danau
Sesuai dengan nama yang dimilikinya, ekosistem danau merupakan ekosistem yang
cakupan wilayahnya berupa danau dan sekitarnya. Ekosistem sendiri merupakan interaksi timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan danau merupakan ceruk atau
sekungan yang terdapat pada permukaan Bumi dan terisi oleh air. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ekosistem danau ini merupakan hubungan dari beberapa populasi yang hidup di suatu
ceruk atau cekungan terisi air di permukaan Bumi, dan saling mengadakan interaksi baik
langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya (hubungan berupa timbal balik).
Ekosistem danau ini termasuk ke dalam ekosistem air tawar, meskipun secara umum air di
danau bisa juga terisi air asin. Ekosistem danau ini tidak hanya meliputi di air saja, namun juga
daratan yang ada di sekitar danau tersebut.
B. Ciri- ciri Ekosistem Danau
Ciri- ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah:
1. Terdapat variasi suhu yang tidak mencolok
Ekosistem danau ini mempunyai suatu ciri yakni mempunyai variasi suhu yang tidak
mencolok. Ciri ini memang rata- rata dimiliki oleh ekosistem air tawar yang lain pula.
Variasi suhu mempunyai arti bahwa suhu antara siang dan malam tidak terlalu mencolok
perbedaannya. Terlebih di wilayah cekungan air. Biasanya cahaya matahari (baca:
bagian-bagian matahari)yang masuk tidak dapat menembus terlalau dalam, namun hanya
beberapa meter saja. Sehingga hal ini tidak akan menimbulkan perbedaan jauh antara
suhu siang dan suhu pada malam hari.
2. Memiliki penetrasi cahaya yang kurang
Masih berkaitan dengan ciri yang pertama, yakni tentang cahaya matahari yang
menyinari wilayah danau. Ekosistem danau ini merupakan ekosistem yang mempunyai
penetrasi cahaya yang kurang. Hal ini karena sinar matahari hanya mampu menembus
permukaan danau hingga beberapa meter saja, maka dari itulah wilayah air di danau
memiliki penetrasi cahaya yang kurang.
3. Dipengaruhi oleh iklim dan cuaca
Karena letaknya di lingkungan daratan dan cakupan wilayahnya pun tidak luas, maka
ekosistem danau ini sangat dipengaruhi cuaca dan juga iklim (baca: iklim di indonesia).
Memang air di danau ini biasanya tidak pernah habis, namun ketika musim (baca:
pembagian musim di Indonesia) penghujan tiba, air danau juga bisa bertambah banyak.
Selain itu, tingkat kesuburan di daratan sekitar danau ini juga tergantung pada cuaca
maupun iklim. Di negara yang memiliki empat musim, mungkin saja air danau akan
membeku menjadi es (baca: hujan es) pada bagian permukaannya karena dipengaruhi
oleh dinginnya udara di sana.
4. Jenis tumbuhan didominasi oleh ganggang dan tumbuhan biji
Biasanya ekosistem danau ini mempunyai flora yang khas, yakni berupa ganggang dan
tumbuhan biji. Selain itu, tumbuhan yang ada di danau ini merupakan tumbuhan yang
sudah beradap tasi dengan lingkungan air tawar. Beberapa ciri dari tumbuhan yang yang
hidup di air tawar antara lain:
 Bersel Satu
 Memiliki dinding yang kuat
 Air masuk ke dalam sel hingga maksimal dan kemudian akan berhenti sendiri
 Tumbuhan tingkat tinggi memiliki jangkar yang berupa akar sulur
 Tumbuhan rendah, memiliki tekanan osmosis yang sama dengan tekanan osmosis
lingkungan atau isotonis.
5. Dihuni oleh hampir semua filum hewan
Ekosistem danau ini merupakan ekosistem air tawar dan biasanya dihuni oleh semua
filum hewan. Ada salah satu hewan yang menghuni ekosistem air tawar (termasuk juga
ekosistem danau) yaitu Nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan
menggunakan otot yang kuat. Kemudian hewan tingkat tinggi yang berada di eksositem
danau ini misalnya adalah ikan.
C. Komponen Ekosistem Danau
Seperti dengan jenis ekosistem yang lainnya, ekosistem danau juga mempunyai komponen-
komponen yang menyusun ekosistem banau tersebut. Komponen yang ada di ekosistem
danau ini juga meliputi komponen biotik dan juga abiotik. Komponen abiotik merupakan
komponen yang tidak hidup atau berupa benda mati, sedangkan komponen biotik merupakan
komponen yang berupa makhluk hidup. Berikut ini merupakan komponen yang ada di dalam
ekosistem danau:
 Komponen biotik. Komponen biotik atau komponen hidup yang dimiliki oleh
ekosistem danau ini jumlahnya banyak sekali, diantaranya adalah ikan, udang, alga,
ganggang, enceng gondok, fitoplankton dan zooplankton, serta binatang air tawar dan
tumbuhan air tawar lainnya.
 Komponen abiotik. Selain komponen yang hidup, ada pula komponen yang tidak
hidup. Komponen yang tidak hidup ini disebut sebagai komponen abiotik. Meskipun
tidak hidup namun keberadaan komponen ini bisa mempengaruhi komponen-
komponen yang lainnnya yang terdapat di ekosistem tersebut. Beberapa komponen
abiotik yang dimiliki oleh ekosistem danau ini antara lain adalah suhu, air (baca: jenis
air bumi), cahaya matahari, angin, batu (baca: proses terjadinya siklus batuan), tanah,
dan tingkat keasaman atau pH.

3.3Sungai
A. Pengertian Sungai
Sungai adalah suatu alur yang panjang, tempat-tempat dan wadah - wadah serta jaringan
pengaliran air di atas permukaan bumi yang mengalir terus-menerus dengan arah tertantu dan
airnya dapat berasal dari dalam tanah, hujan maupun permukaan serta bermuara ke laut dan
sungai atau perairan terbuka. Sungai juga merupakan lingkungan alam yang banyak dihuni
oleh organisme. Secara sederhana sungai dapat dikatakan sebagai perpaduan antara alur
sungai dan aliran air di dalamnya (BLH Prov. Jateng,2009). Menurut Odum (1996), Sungai
merupakan perairan yang airnya mengalir terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air
tanah, air permukaan yang diakhiri bermuara ke laut. Ciri-ciri daerah aliran sungai yaitu
semakin ke hulu daerahnya mempunyai topografi makin bergelombang sampai bergunung-
gunung. Sungai sebagai perairam umum yang berlokasi didarat dan merupakan suatu
ekosistem terbuka yang berhubungan erat dengan sistem terestrial dan lentik.
B. Suhu (Temperatur) Perairan
Menurut Kordi (2010), suhu merupakan salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi
metabolisme dan pertumbuhan badan ikan. Penyebaran suhu dalam perairan dapat terjadi
karena adanya penyerapan dan angin, sedangkan yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu
adalah musim, cuaca, waktu pengukuran, dan kedalaman air. Kisaran suhu yang baik untuk
ikan adalah antara 250 C - 320 C. Kisaran suhu ini umumnya di daerah beriklim tropis
seperti Indonesia. Laju metabolisme ikan dan hewan air lainnya secara langsung meningkat
dengan naiknya suhu. Peningkatan metabolisme juga berarti meningkatkan kebutuhan akan
oksigen. Suhu juga mempengaruhi sirkulasi air, sebaran biota (ikan), daur kimia dan sebaran
sifat-sifat fisik air lainnya.
C. Kecepatan Arus
Menurut Odum (1996), Arus dari sungai berubah dari deras pada bagian hulu dan menjadi
lambat pada bagian hilir. Perubahan ini juga bisa diikuti dengan berubahnya keadaan spesies-
spesies ikan yang menghuninya. Kecepatan arus ditentukan oleh kemiringan, kedalaman dan
substrat dasarnya. Sungai dengan kecepatan arus lebih dari 1,00 m/s termasuk sungai
dengan kecepatan arus sangat cepat sedangkan kecepatan arus kurang dari 0,1 m/s termasuk
sungai dengan kecepatan arus yang sangat lambat. Kecepatan arus antara 0,1-0,25 m/s
termasuk sungai dengan kecepatan arus lambat, kecepatan arus antara 0,25-0,50 m/s
termasuk sungai dengan Faktor Kondisi, Fekunditas..., Yulliana Anita Sari, FKIP UMP, 2012
21 kecepatan arus sedang dan kecepatan arus antara 0,50-1,00 m/s termasuk sungai dengan
kecepatan arus cepat (Setijanto dan Sulistyo, 2008).
D. Intensitas Cahaya (Kecerahan)
Cahaya merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan ikan dan berperan secara
langsung maupun tidak langsung. Cahaya dibutuhkan ikan untuk mengejar mangsa,
menghindarkan diri dari predator dan dalam perjalanan menuju suatu tempat. Hanya
beberapa spesies ikan yang beradaptasi untuk hidup di tempat yang gelap. Selain penting
dalam membantu penglihatan, cahaya juga penting dalam metabolisme ikan dan pematangan
gonad. Ikan yang mendiami daerah air yang dalam, pada siang hari akan bergerak menuju ke
daerah yang lebih dangkal untuk mencari makanan dengan adanya rangsangan cahaya
(Anwar, 2008).
E. pH air
Menurut Asdak (2002), pH air merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang
menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH > 7 dan dikatakan
asam bila pH < 7. Secara alamiah pH peraiaran dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida
dan senyawa yang bersifat asam. Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang
mempunyai nilai pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah.
Nilai pH yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya berkisar 7.
BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Sanitasi merupakan usaha kesehatan preventif yang menitik beratkan pada kesehatan
lingkungan hidup, sedangkan hygiene merupakan usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan pada kesehatan individu atau diri manusia. Di dalam Industri Pariwisata,
sanitasi hygiene sangat penting perannya, beberapa manfaat yang bisa didapatkan antara
lain :
• Mencegah timbulnya penyakit
• Mencegah kecelakaan kerja
• Menghindari pencemaran
• Meningkatkan omset penjualan

2.2 Saran
Dengan laporan ini pembaca menjadi lebih tahu mengenai hygiene sanitasi dalam
lingkungan sekitar. Sebaiknya hygiene dan sanitasi dapat diterapkan dan ditingkatkan
ketika melakukan berbagai pekerjaan di lingkungan sehari-hari untuk mencegah berbagai
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai