Anda di halaman 1dari 5
MAJELIS PENGKAJIAN TAUHID TASAWUF INDONESIA (MPTT-I) ABUYA SYEKH. H. AMRAN WALY AL-KHALIDI Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.. A. Sejarah Majlis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia a. Latar Belakang Berdirinya Sebagaimana kita saksikan bahwa problema ummat Islam yang terjadi dewasa ini mulai dari kesyirikan, Kenifaqan, kefasiqan, kedhaliman, kemaksiatan, kejahilan dan lainnya sehingga dapat membawa Islam dan ummat Islam dalam kerusakan dan kehancuran, di sebabkan bahwa ajaran Islam tidak dipelajari dan diamalkan sepenuhnya sehingga Islam ini mudah pudar dan rusak, sehingga dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan yang dapat merusak persatuan ukhuwah persaudaraan dalam tubuh Islam sendiri, yang mana semestinya bahwa ajaran kesufian ini adalah merupakan roh Islam Untuk memperkokoh agidah keimanan, dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan ikhlas, memperbagus akhlak serta bermakrifat dengan tauhid haqiqi, untuk mengembalikan marwah Islam sebagaimana agama yang tinggi dan rahmatalil alamin, b. Pedoman, Aqidah dan Asas 1, Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Khalidi berpedoman kepada Al- Qur'an, As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas. 2. Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Khalidi beraqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah dengan mengikuti Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi, figih bermadzhab Imam Syafii dan bidang tasawuf mengikuti Syekh Abu Al Qasim Tbnu Muhammad Al Junaid Al-Baghdadi, Syekh Imam Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali dan Syekh Muhammad Bahaudin Al-Uwaisi Al-Bukhari an-Nagsyabandi serta Ulama-ulama tasawuf mutabarah lainnya 3. Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia Abuya Syekh Haji Amran Waly Al-Khalidi berasaskan Dienul Islam, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. ¢. Perkembangan Awal Pengkajian ini mulai dikembangkan dari pondok pesantren Darul Ihsan desa Pawoh Kec. Labuhan Haji Kab. Aceh Selatan pada tahun 1998, dengan mengadakan pengkajian secara kelompok dengan membuat majelis-majelis rutinan secara umum dan khusus dengan waktu yang telah di tentukan. Berkembang dari desa ke desa di berbagai pelosok sampai ke perkotaan di berbagai daerah baik di Aceh, Summatera Utara, Summatera Barat, Batam, Jawa, Sulawesi Manado, Gorontalo, Makasar, kalimantan dan Papua, dan juga Singapur, Malaysia, Thailand, Philipina, Brunai, Kamboja, China dan juga Eropa/Turki, Tunisia, Mesir dan Maroko dengan membuat beberapa kali Seminar/Muzakarah baik tingkat Asean dan Internasional ‘yang di hadiri puluhan ribu jamaah. Di Meulaboh Kab. Aceh Barat, Prov. Aceh tahun 2010 Selangor Malaysia tahun 2012 Blangpidie Kab. Abdya, Prov. Aceh 2014 Cibinong Kab. Bogor, Prov. Jawa Barat 2016 Kota Gorontalo, Prov. Gorontalo 2017 Banda Aceh, Prov. Aceh 2018 Kota Batam, Prov. Kepri 2019 Kab. Gorontalo & Kab. Bone Bolango Prov. Gorontalo 2019 eNOneuNe . Hambatan/Tudingan dari Ulama-ulama Aceh dan Cendekiawan Islam di Aceh. Dengan berkembangnya ajaran kesufian ini oleh kebanyakan ulama di Aceh khususnya gagal_memahami bahkan menganggap bahwa ajaran ini memutarbalikkan agidah, merusak keimanan, bahkan menuduh murtad dan kafir, hingga Merusak dan membakar balai pengajian, melempar dan merusak kendaraan serta pengusiran dan pelemparan jamaah yang sedang berzikir. Demikian itu terjadi umumnya di Aceh. Padahal ajaran kesufian ini adalah untuk memperkokoh agidah memperbagus hubungan dengan Allah /ibadah khusyuk,ikhias dan bagus gaul dengan sesama / Berkasih sayang dan beraklak mula. ._ Adapun Mabadi-Mabadi/Dasar-Dasar Ilmu MPTT-I Bilamana kita ingin untuk mendapatkan bahagian dari ilmu, kita harus dapat mengetahui._mabadi-mabadi/dasar-dasar ilmu, Dasar-dasar ilmu yang dibahas oleh Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia- (MPTT-1): 1. Namanya : Tauhid Tasawuf (Tauhid bagi orang yang telah bertasawuf) 2. Pengertianya 2 Satu ilmu untuk memperbaiki nafsu. 3, Penggagasnya : Ulama-ulama tasawuf/Abuya Syekh H. Amran Wali Al-Khalidy. 4, Hukum mempelajarinya : Fardhu Atin, Bilamana nafsu tidak baik, keimanan dan pengamalan tidak diterima oleh Allah. 5. Maudhu' yang dibicarakannya : Mengenai nafsu dan sifat-sifatnya agar tercabut —_penyakit-penyakit nafsu yang tercela dan_ terhias dengan sifat-slfat_ yang baik untuk dapat berakhlak mulia. 6. Masalahnya : Seperti taubat, zuhud, —wara’, tawakkal, mahabbah clan lain-lain. 7. \stimdad/sandaranya : Al-Qur’an. Hadist, dan kalam atau perkataaan Ulama tasawuf/sufi Para Wali-Wali Allah. 8. Nisbah/bandinganya 1 Ibarat Roh dan Tubuh dari ilmu-ilmu yang lain, karna ilmu ini menyangkut dengan matrifat. 9. Ghayah/tujuannya : Untuk menghilangkan syirik dan kenifagan yang tumbuh dalam bathin ummat. 10. Buahnya : Untuk mendapatkan kemenangan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Tauhid Tasawuf untuk mentahqeqkan syari‘at/pengamalan + Tauhid ‘Irfani untuk mentahgegkan ‘agidah/keimanan Orang-orang yang tidak bertauhid Tasawuf dan Tauhid Shufi hidupnya sia~ sia, baik sebagai cendikiawan Islam dari alumni pesantren dan kampus yang berada di Negara kita harus dapat mempelajari Tauhid Tasawuf dan Tauhid Shufi agar Islam kembali tumbuh dan berkembang dibelahan dunia. Karena demikian telah berkata oleh Imam Junaid A-Baghdady "Jikalaw kami ketahui bahwa dibawah langit ada yang paling mulia daripada ilmu yang kami bicarakan ini dengan teman-teman kami, sungguh aku berusaha untuk mendapatkannya” Dan juga Syaikh Asshagily didalam kitab Anwarul Qulub Fi ‘limi Mauhub berkata “Siapa yang membenarkan ini ilmu, mereka adalah daripada orang-orang khawas, siapa yang paham dengan ilmu ini, dia orang khawasul-khawas dan siapa orang yang membicarakan ilmu ini maka ia ibarat bintang yang tidak dapat diperoleh dan laut yang tidak kering” . Maka Majelis ini membicarakan : 1. imu yang berkaitan dengan agama dari sanad yang shaheh dan nagal yang syareh, 2, Memperbaiki amal dan memperkokoh niat disertai dengan syarat-syarat amal dan rukun yang sempurna, ikhlas tidak ‘ujub dan riya. 3, Untuk dapat melihat penyakit-penyakit nafsu, menghilangkan kesombongan, kedengkian dan lainnya sebab yang demikian itu dapat merusak amal. 4. Dia dapat bermusyahadah/tajalli perbuatan, sifat dan wujud Allah pada bathinnya, hilang keberadaan selain Haq dalam pandangannya agar senantiasa Allah dalam ingatannya, dia dapat bersama Allah dalam menata kehidupan, Inilah penyebab diadakan MPTT-I dimana-mana agarlsiam cemerlang kembali untuk ummat baik pemerintahan, usahawan, ulama dan rakyat biasa. f. Penerima Manfaat > Umara (Pemerintah Daerah/TNI/Polri) > Ulama (Lembaga dan Organisasi Keagamaan) > Ummat (Pengurus dan Jamaah MPTT-I serta masyarakat luas) Majelis ini merupakan satu organisasi untuk ummat Islam khususnya dan bani Adam umumnya. Dimana dewasa ini kita melihat dan menyaksikan ummat Islam dinegara kita hampir 80% beragama Islam akan tetapi Islam dan ummat Islam tidak mempunyai kualitasnya, sebab mereka kurang peduli kepada agama dan ajaran yang terkandung di dalamnya, diantara lain: + Banyak diantara mereka tidak mengetahui ‘aqidah/keimanan dan hukum syara’, karena dipengaruhi oleh kebodohan thabi‘at dan adat nafsu, © Banyak diantara mereka mengetahui ajaran Islam tapi kurang mengamalkannya karna sangat cinta mereka kepada dunia sehingga mereka lalai, tidak peduli kepada agama Islam dan ajarannya. * Banyak diantara ummat Islam mereka mempunyai ilmu dan mengamalkan ilmu tapi mereka ibadahnya bercampur dengan ujub den riya, + Ada ummat Islam mereka tidak mau menerima pendapat orang lain, mereka menganggap bahwa ilmu dan amal yang mereka lakukan itu hak/kebenaran dalam pandangan mereka, mereka tidak dapat melihat yang benar sebagaimana firman Alla op Red: Kebenaran itu dari Tuhanmu maka jangan adalah kamu termasuk golongan orang-orang yang ragu.(QS.Al-Bagarah 147) Visi Dan Misi MPTT-I > Mensyari‘atkan orang yang belum bersyar‘iat dan Menghagiqatkan orang yang telah bersyariat. + Misi: > Beriman kepada Allah dan Rasul, Mendekati/mencintai Allah dan Rasul, menjunjung tinggi perintah dan larangannya serta berakhak yang mulia dan bermakrifat dengan tauhid haqiqi. Logo dan Makna Logo MPTT-1 Logo ini adalah _merupakan lambang dari ajaran tauhid tasawuf untuk memperbaiki nafsu agar bersifat dengan nafsu muthmainnah dan menghilangkan keakuan dan kesombongan didalam diri. Logo juga sebagai lambang untuk mencerminkan perjalanan_ kerohaniyan kepada alam - alam yang ditempuh dari sebelum ada diri dan setelah adanya dir, Maka warna-warna di dalamnya itu merupakan gambaran dari alam uluhiyah dan alam khalqiyah dimana diri kita tsubut dan wujud di dalamnya. Bintang sembilan adalah melambangkan Lathaif dalam ajaran thariqah kesufian. Bintang-bintang itu juga merupakan cahaya keimanan terhadap Allah bahwa Allah itu ada, kita dan alam semesta ini semuanya tidak terlepas daripada genggaman kekuasaaNya. Warna-warna di logo : - Kuning, hati/qalab (alam ajsam) = Merah, nyawa/roh (alam arwah) - Putin, sir (alam jabarut) - Hitam, khafi (alam tahut) > Hijau, akfha (alam ghaib hakikat) - Putin di tengah-tengah itu kosong dalam artian hanya hakikat wujud Allah. Catatan: = Warna Kuning cahaya zikir nabi Adam, letaknya di qalab = Warna Merah cahaya zikir nabi Ibrahim, letaknya di roh - Warna Putih cahaya zikir nabi Musa, letaknya di sir = Warna Hitam cahaya zikir nabi Isa, letaknya di khafi - Warna Hijau cahaya zikir nabi Muhammad, letaknya di akhfa = Kosong Putin di tengah itu merupakan ketauhidan hanya Allah yang ada semata-mata agar kita bisa terlepas daripada syirik, bersih Allah dari yang baharu hanya Allah dalam pandangan kita, tidak ada selain Allah termasuk diri kita, yakni Allah yang menyaksikan diri Nya dengan diriNya Kesimpulan ; Kegunaan logo sebagai pertanda agar bani Adam senantiasa kembali pada asalnya yaitu bersama Allah pada dhahirnya dan batinnya. Penutup Demikian profil ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana_ mestinya, terimakasih. Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, Pengurus Besar Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indon: Abuya Syekh H. Amran Waly Al-Khal Ketua Umum Sekretaris Umum Td Ted Indonesia TGK. SAHAL TASTARI WALY, SE.MM TGK. HADHRAMI HAMID HABIB.

Anda mungkin juga menyukai