Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga Surabaya
This study aims to determine is there influence between laughter training on reducing
stress levels in the elderly in a nursing institution Hargo Dedali. Stress that occurs in
the elderly caused by an inability to adapt or adjust themselves to the environment as
well as lower the changes that occurred in his life,
feeling depressed and lonely, and feeling isolated, removed, and is not required. The
research was conducted in elderly in nursing InstitutionHargo Dedali. the number of
study subjects 14 people, consisting of a control group of 7 people and 7 experimental
groups. Scale data collection tool in the form of stress levels in the elderly consisting of
59 items. Data analysis was performed with statistical techniques Mann-Whitney U-
Test, with the help of statistical program SPSS version 12.0. From the analysis of
research data obtained siginifikansi value of 0.04. This suggests that there is influence
between laughter training to decrease the stress levels in the elderly in a nursing
institution Hargo Dedali.
1
Korespondensi mengenai artikel ini dapat
dilakukan dengan menghubungi:
esterina_fitri@yahoo.com
335
LESTARI
ini menonjol pada penghuni panti werdha besar dalam pola hidupnya, menentukan
(Haditono, 1988:16). kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan
Perasaan-perasaan tersebut diatas, ekonomi dan fisik, mencari teman baru untuk
akan berdampak kurang baik bagi kesehatan menggantikan suami atau istri yang telah
psikisnya, karena perasaan-perasaan seperti meninggal dan/atau pergi jauh dan/atau cacat,
itu menimbulkan seseorang menjadi stres. mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi
Padahal tujuan didirikannya panti werdha, waktu luang yang semakin bertambah, belajar
selain untuk peningkatan perawatan untuk memperlakukan anak yang sudah besar
kesehatan, juga untuk menghindari perasaan sebagai orang dewasa, mulai terlibat dalam
kesepian ataupun tidak diperhatikan oleh kegiatan masyarakat yang secara khusus
anak-anaknya karena di panti, mereka akan direncanakan untuk orang dewasa, mulai
bertemu dengan orang-orang seusianya. merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang
sesuai untuk orang berusia lanjut dan
Tujuan Penelitian memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk lama yang berat dengan kegiatan yang cocok
mengetahui apakah ada pengaruh pelatihan dengan kondisi badannya, dimanfaatkan oleh
tawa terhadap penurunan tingkat stres pada para penjual obat dan kriminalitas karena
lanjut usia yang tinggal di panti werdha. merasa tidak sanggup lagi untuk
mempertahankan diri.
Tinjauan Pustaka
1. Lanjut Usia 2. Stres
Menurut Undang-undang no. 13 tahun Dalam pengertian umum, stres terjadi jika
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, seseorang dihadapkan dengan suatu peristiwa
mendefinisikan lanjut usia sebagai seseorang yang dirasakan sebagai sesuatu yang
yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas mengancam kesehatan fisik atau
yang dapat dikategorikan dalam 2 kelompok psikologisnya. Peristiwa yang mengancam
lanjut usia, yaitu lanjut usia potensial dan tersebut disebut sebagai stresor dan reaksi
lanjut usia tidak potensial. orang terhadap peristiwa tesebut disebut
Menurut Hardywinoto dan Tony respon stres (Atkinson Rita L, dkk. 1987. hal
Setiabudhi, (2005, hal 8). yang dimaksud 338).
dengan lanjut usia adalah seseorang yang Defini lain berasal dari Richard S Lazarus
telah berusia 60 tahun ke atas dan (dalam Christian M, dkk, 2005: 4) yang
memerlukan perhatian khusus di abad ke 21, berbunyi ”Stress is a condition or feeling
karena selain jumlahnya meningkat dengan experienced when a person perceives that
cepat, juga secara potensial dapat demand exceed the personal and social
menimbulkan permasalahan yang akan resources the individual is able to mobilize”
berpengaruh pada kelompok usia yang lebih (Stress adaah situasi dan perasaan yang
muda. dialami ketika seseorang merasakan adanya
Menurut Hurlock (1980, hal: 387) tuntutan yang melebihi daya kemampuan
menyebutkan beberapa permasalahan umum pribadi dan sosial yang bisa dia kerahkan).
yang unik pada orang lanjut usia, yaitu: Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa
keadaan fisik menjadi lemah dan tidak stres terjadi ketika ada tekanan di luar
berdaya sehingga harus tergantung pada orang kemampuan kita.
lain, status ekonominya berkurang dan Stres tidak selalu bersifat negatif karena
mengancam sehingga melakukan perubahan pada dasarnya stres merupakan respon-respon
tertentu dari tubuh terhadap adanya tuntutan- kaki dingin dan nyeri, sering keluar angin,
tuntutan dari luar. Adanya berbagai tuntutan sering buang air kecil, susah buang air
ini, tubuh manusia akan berusaha mengatasi besar, diare, dorongan seks rendah,
dengan menciptakan keseimbangan antara kesulitan orgasme.
tuntutan luar, kebutuhan, dan nilai-nilai 3. Gejala Mental Stress, seperti: gelisah,
internal, kemampuan coping personal, serta khawatir, rasa bersalah, dan tenang,
kemampuan lingkungan untuk memberikan peningkatan rasa marah dan frustasi,
dukungan. Hasil dari interaksi tersebut adalah moody (perasaan berubah-ubah), depresi,
persepsi terhadap stres. afsu makan meningkat atau malah
Stres bisa diketahui dari gejala-gejalanya. menurun, pikiran terburu-buru, mimpi
Gejala stres sebenarnya terjadi setiap hari buruk, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan
sehingga banyak yang mengabaikannya dan belajar sesuatu yang baru, mudah lupa,
menganggapnya biasa. Dalam buku The disorganisasi atau kebingungan, kesulitan
Doctor’s Guide to Instant Stress Relief: A membuat keputusan, merasa berat beban
Psychological and Medical System” yang dan terlindas masalah, lebih sering
ditulis oleh Ronald G. Nathan, Ph. D., menangis, pikiran-pikiran bunuh diri,
Thomas E. Staats, Ph.D., dan Paul J. Rosch, takut dengan orang lain, kesepian.
M.D., disebutkan empat kelompok gejala 4. Gejala Perilaku Stress, seperti: tidak
yang terjadi pada tubuh seseorang yang peduli pada cara berpakaian atau
sedang dilanda stres (Christian M, dkk, 2005: penampilan, keterlambatan yang
5-7): meningkat, kenampilan yang lebih serius,
1. Gejala Fisik Stress Yang Melibatkan perilaku yang tidak biasa, perilaku tegang,
Otot-Otot Sekitar Tulang, seperti: sakit seperti memukul-mukul jari tangan dan
kepala, wajah berkerut, gigi menghentak-hentak kaki, jalan bolak-
bergemeretak, nyeri rahang, gagap, bibir balik atau menyusuri lantai, meningkatnya
dan tangan bergetar, otot tegang, rasa frustasi dan kejengkelan, gampang
mengkerut, dan nyeri. nyeri leher, nyeri bereaksi pada hal-hal kecil, meningkatnya
punggung, bahasa tubuh agresif. kecelakaan kecil, perfeksionisme,
2. Gejala Fisik Stress Yang Melibatkan produktifitas dan efisiensi kerja menurun,
Sistem Syaraf Otonom, seperti: sakit berbohong atau berdalih untuk menutupi
kepala migraine, peningkatan sensitifitas pekerjaan yang jelek, bicaranya terlalu
terhadap cahaya dan suara, pusing, cepat atau tidak jelas, bicaranya terlalu
pusing, lemah seperti mau jatuh, bunyi cepat atau tidak jelas, sikap defensif dan
denging di telinga, bola mata membesar, penuh curiga, komunikasi yang tegang
wajah memerah, mulut kering, kesulitan dengan orang lain, menarik diri secara
menelan, sering demam dan flu, jerawat, sosial, rasa lelah terus menerus,
kulit memerah, ubuh menggigil dan bulu mengalami masalah tidur, sering
roma berdiri, heartburn (nyeri dada), menggunakan obat-obatan, rasa lelah
kram perut, dan mual-mual, detak jantung terus menerus, mengalami masalah tidur,
tinggi dan tidak teratur meskipun tanpa sering menggunakan obat-obatan, tubuh
olahraga, kesulitan bernafas, panik yang makin gemuk atau makin kurus walau
mendadak dan menyesakkan seolah mau tidak diet, makin banyak merokok, sekali-
mati, nyeri jantung dan dada, peningkatan kali menggunakan obat-obatan untuk
keringat, keringat pada malam hari, hiburan, meningkatnya penggunaan
tangan dingin dan berkeringat, tangan dan alkohol, berjudi dan banyak keluar uang.
Sementara itu, menurut dr. William Foy dari sehingga kekebalan tubuh akan bertambah.
Universitas Stanford, tertawa terbahak-bahak Jika kita bisa hidup dengan senyuman dan
amat bermanfaat bagi orang sakit. Hasil tawa, akan membuat tubuh lebih segar serta
penelitiannya menunjukkan bahwa tertawa bermanfaat dalam menekan stres yang sering
terpingkal-pingkal akan menggoyangkan- kita hadapi. Tertawa yang kelihatannya kecil
goyangkan otot perut, dada, bahu, serta dan hanya berlangsung sesaat ternyata sangat
pernafasan, sehingga membuat tubuh seakan- bermanfaat dalam hidup dan bertahan cukup
akan sedang joging di tempat, dan setelah lama (Simanungkalit Bona, Bien Pasaribu,
tertawa, tubuh akan terasa rileks, segar dan 2007, hal 33).
tenang (Simanungkalit Bona, Bien Pasaribu,
2007, hal 15). Hipotesis
Menurut Dr. Lee S. Berg, peneliti dari Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
Universitas Loma Linda California Amerika pengaruh antara pelatihan tawa dengan
Serikat, mengatakan bahwa tertawa bisa penurunan tingkat stres pada lansia yang
mengurangi tingkat hormon stres di dalam tinggal di panti werdha Hargo Dedali.
tubuh sekaligus meningkatkan imunitas
Metode
Tipe penelitian yang dilakukan ini tingkat stres pada lansia yang diperoleh lewat
termasuk dalam tipe penelitian kuantitatif pengujian terhadap isi tes dengan analisis
dengan menggunakan teknik pengambilan rasional atau melalui profesional judgement.
data eksperimen. Hal ini sesuai dengan Untuk menguji validitas item-item instrumen
maksud penelitian ini yang ingin mengetahui tersebut maka selanjutnya akan
apakah ada pengaruh pelatihan tawa terhadap dikonsultasikan dengan ahli.
penurunan tingkat stres pada lanjut usia yang Perhitungan reliabilitas skala tingkat
tinggal di panti werdha.Variabel bebas (X) stres menggunakan Alpha Cronbach dengan
dalam penelitian ini adalah pelatihan tawa bantuan program SPSS 12.0 for Windows.
sedangkan variabel terikat (Y) adalah stres Teknik korelasi yang dipakai
pada lanjut usia yang tinggal di panti werdha. menganalisa data dari penelitian ini adalah
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini teknik Mann-Whitney U-Test. Operasionalisai
adalah seluruh lanjut usia yang tinggal di teknik ini menggunakan program komputer
panti werdha Hargo Dedali. SPSS 12.0 for Windows.
Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tingkat stres pada lansia, diukur
dengan menggunakan skala Likert.
Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas isi kuesioner
Stres yang dialami para lansia yang tinggal di akan berpengaruh pada kondisi tubuhnya dan
panti werdha, jika direspon secara negatif memperbesar peluang penyakit fisik dan
dalam penelitian ini sudah lansia sehingga helper/suppressor yang penting untuk
ketika melakukan tertawa terlalu berlebihan menghilangkan infeksi/peradangan (Parrish
dikhawatirkan dapat mengganggu Monique M, Quinn Patricia 1999).
kesehatannya. Ketika seseorang mengalami stres,
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, khususnya pada lansia, akan berpengaruh
pelatihan tawa telah terbukti mempunyai pada kondisi tubuhnya dan memperbesar
pengaruh terhadap penurunan tingkat stres peluang penyakit fisik dan mental. Dengan
pada lansia. Hal tersebut dapat dijelaskan diberikan pelatihan tawa ini, para lansia yang
bahwa ketika kita dapat tertawa secara alami, menjadi subyek penelitian terlihat lebih ceria
dapat merangsang pengeluaran zat-zat yang dan bersemangat. Selain itu, teknik-teknik
baik bagi otak, yaitu endorphine, serotonin, dalam pelatihan tawa dapat diterapkan pada
dan metanonin, dan tertawa secara alami lansia dan mudah untuk dilakukan. Pelatihan
dapat dilatih dengan melakukan pelatihan tawa ini bisa berpengaruh juga karena adanya
tawa. antusiasme para lansia untuk mengikuti
Pelatihan tawa merupakan suatu kegiatan pelatihan ini. Meskipun terkadang beberapa
yang membuat hidup lebih sehat, tenang, mengeluhkan capek, namun setelah
nyaman, serta menunjukkan getaran otak pada beristirahat sebentar, subyek bersemangat
frekuensi gelombang alfa yang membuat untuk mengkuti pelatihan tawa dan
orang merasa rileks dan santai. Ketika melakukan teknik dalam pelatihan tawa.
seseorang mengalami stres, akan keluar Berdasarkan hasil evaluasi setelah
hormon adrenalin yang mempengaruhi melaksanakan pelatihan tawa, subyek
tekanan darah dan mengakibatkan jantung menyatakan merasa lebih senang dan rileks,
berdebar keras. Pada saat kita tertawa, tubuh proses pelatihan tawa juga diakui menarik,
akan melepaskan hormon adrenalin dan tidak begitu melelahkan, cepat dan relatif
secara otomatis tercipta efek antiadrenalin dan mudah untuk dilakukan. Beberapa hari
menghambat kerja hormon adrenalin dalam setelah penelitian, peneliti mengunjungi
aliran darah, sehingga ketegangan merada dan subyek penelitian dan subyek masih
tekanan darah menurun (Simanungkalit Bona, mengingat beberapa teknik pelatihan tawa.
Bien Pasaribu, 2007:15). Teknik yang paling diingat adalah tawa
Beberapa peneliti yang melakukan studi singa, karena bagi mereka tawa ini yang lucu
mengenai tertawa dan mendukung penelitian dan mudah untuk dilakukan.
ini, diantaranya adalah menurut dr. William Hal lain yang juga mempengaruhi hasil
Foy (dalam Simanungkalit Bona, Bien penelitian adalah pedoman dasar dalam
Pasaribu, 2007:15), hasil penelitiannya pelaksanaan pelatihan tawa, setiap peserta
menunjukkan bahwa tertawa tepingkal- sebaiknya jangan berdiri berjauhan dan harus
pingkal akan menggoyang-goyangkan otot terus menjaga kontak mata. Melalui kontak
perut, dada, bahu, serta pernafasan, sehingga mata ini, tertawa bisa ditularkan dan hal ini
membuat tubuh seakan-akan joging di tempat dilakukan dalam pelaksanaan pelatihan tawa
dan setelah tertawa, tubuh terasa rileks, segar, ini. Bagi subyek yang bisa berpindah tempat,
dan tenang. Studi yang dilakukan oleh Loma biasanya mengajak subyek yang lain untuk
Linda dari Universitas Imunologi tertawa, begitupun peneliti sebagai trainer
Obat/Kedokteran (Berk, 1989), yang yang dibantu oleh co trainer, mengajak
menyimpulkan bahwa tertawa menurunkan subyek yang kurang bisa tertawa lepas dengan
serum kortisol dan meningkatkan sel mendatanginya untuk mengajak tertawa dan
pembunuh alami seperti T sel dengan reseptor tetap terus menjaga kontak mata. Kontak mata
JURNAL PSIKOLOGI 342
PELATIHAN TAWA TERHADAP PENURUNAN STRES
ini merupakan salah satu komunikasi tanpa rendah, juga bermanfaat untuk menjauhkan
ada kata-kata untuk menjelaskannya yang stres dari orang yang belum atau tidak
digunakan untuk mengirimkan pesan mengalami stres. Hal ini terlihat dari hasil
emosional atau sikap terhadap orang lain. penelitian bahwa subyek yang memiliki stres
Komunikasi ini disebut dengan komunikasi rendah tetap memiliki stres rendah atau bisa
non verbal. dikatakan tidak mengalami peningkatan stres
Pelatihan tawa ini, selain bermanfaat setelah melakukan pelatihan tawa. Sehingga
untuk menurunkan tingkat stres, yaitu subyek dengan melakukan pelatihan tawa, dapat
yang memiliki tingkat stres tinggi setelah mengurangi stres bagi yang telah menderita
diberikan pelatihan tawa menjadi stres sedang stres dan menjauhkan stres bagi yang belum
ataupun stres rendah, dan subyek yang stres stres.
sedang menjadi stres rendah atau stres sangat
Kepustakaan
Arixs (2006, 30 Oktober). Plus Minus (on-line). Diakses pada tanggal 28 Mei
Menitipkan Orang Tua di Panti Jompo 2007 dari