Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NRP : 1887070
Mata Kuliah : Hukum Perjanjian Kredit dan Jaminan
Perjanjian kredit terdiri dari dua unsur kata yaitu perjanjian dan juga kredit.
Perjanjian merupakan suatu hal yang mengikat bagi para pihak yang membuatnya yang
memiliki tujuan yang sama untuk dicapai. Di dalam perjanjian tersebut harus memiliki
kekuatan hukum yang mengikat dan memiliki kepastian hukum. Pada Pasal 1313
KUHPerdata memberikan definisi mengenai perjanjian yaitu suatu perbuatan dengan mana
satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Menurut R. Setiawan, perjanjian merupakan suatu perbuatan hukum yaitu
perbuatan yang bertujuan untuk menimbulkan akibat hukum, menambahkan perkataan atau
saling mengikatkan dirinya. Sehingga berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa perjanjian adalah perbuatan hukum, dimana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Sementara itu, kredit berasal dari kata credere yang diambil dari bahasa Romawi
yang berarti kepercayaan yang dimana bila seseorang atau badan usaha mendapat fasilitas
kredit dari lembaga keuangan yang dimana dalam hal ini adalah bank berarti dia mendapat
sebuah kepercayaan pinjaman dana dari bank selaku kreditur. Sehingga di dalam hal ini
hubungan yang dibangun antara para pihak adalah adanya rasa saling percaya yang dimana
pemberi kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) akan sanggup memenuhi
kewajibannya baik pembayaran beserta dengan bunga dengan jangka waktu yang telah
disepakati bersama.
Pengertian kredit menurut Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Perbankan adalah
sebagai berikut: “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil
keuntungan.”
Dalam Undang-Undang Perbankan terdapat sedikit perubahan mengenai
pengertian kredit sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 angka 11 sebagai berikut:
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”
Berdasarkan pengertian dari perjanjian dan pengertian kredit di atas, maka
dapat diartikan bahwa perjanjian kredit merupakan perjanjian pinjam meminjam
uang antara bank dengan pihak lain yang dimana dalam hal ini adalah nasabah.
Debitur yang dalam hal ini merupakan nasabah merupakan pihak peminjam yang
harus menjalankan kewajibannya untuk melunasi utangnya dengan jumlah bunga
serta jangka waktu yang telah disepakati para pihak.
Di dalam membuat perjanjian terdapat beberapa syarat sah untuk dapat
mengadakan suatu perjanjian, yang dimana hal tersebut diatur dalam Pasal 1320
KUHPerdata. Syarat sah perjanjian meliputi:
1. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya dalam
perjanjian, di dalam syarat ini pihak yang terlibat di dalam perjanjian
sepakat untuk mengikatkan dirinya di dalam perjanjian tersebut yang
dimana perjanjian tersebut menjadi undang-undang yang mengikat bagi
para pihak yang membuat perjanjian tersebut.
2. Para pihak cakap, di dalam hal ini para pihak yang terlibat di dalam
perjanjian tersebut harus cakap menurut hukum yang dimana seseorang
tersebut telah dewasa, sehat baik jasmani maupun rohani, tidak boros dan
tidak dibawah pengampuan.
3. Suatu hal tertentu, dalam membuat perjanjian tersebut objek yang
diperjanjikan harus jelas.
4. Suatu sebab yang halal, dalam membuat perjanjian tersebut isi di dalam
perjanjiannya tidak boleh bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan
dan ketertiban umum.