Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT USIA PRESCHOOL”


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak I

disusun oleh:
Kelompok 2
1. Eka Febri Anita (052310101060)
2. Ikhfi Khasbiya Habibi (052310101045)
3. Siti Nur Cholisoh (062310101045)
4. Dince Setianingsih (082310101002)
5. Anisa Diana Sari (082310101009)
6. Rizki Dwi Eriawan (082310101011)
7. Fajrin Nurrahmi (082310101012)
8. Jumuatul Masullah (082310101016)
9. Imelda Fitrah Dewi (082310101033)
10. Christiana Ayu (082310101034)
11. Dian Arista (082310101047)
12. Monica Sheila C. (082310101054)
13. Ditha Ariesya (082310101060)
14. Kimas Arya Udayana (082310101063)
15. Rismawan Adi Yunanto (082310101066)
16. Agung Maulana (082310101070)
17. Moh. Faisol Al Fady (082310101076)
18. Ariska Ana Veronika (092310101085)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahaesa karena


atas segala rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak Sehat Usia Preschool”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak I.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. dr. Sujono Kardis, Sp.KJ., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember atas bimbingannya;
2. Ns. Dini Kurniawati, S.Kep., M.Psi., selaku dosen pengampu mata kuliah
keperawatan anak I;
3. dosen dan karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah
membantu penyusunan makalah ini;
4. teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember yang telah
membantu penyusunan makalah ini dan memberi dorongan semangat;
5. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis mengakui bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
penulis menerima semua kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jember, November 2010


Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
C. PERUMUSAN MASALAH ......................................................................... 3
D. TUJUAN PROGRAM ................................................................................. 4
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN .............................................................. 4
F. KEGUNAAN PROGRAM ........................................................................... 5
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT .................................................... 6
H. METODE PELAKSANAAN ....................................................................... 7
I. JADWAL KEGIATAN PKM ....................................................................... 9
J. BIAYA ........................................................................................................... 12
K. LAMPIRAN ................................................................................................. 13
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Periode preschool mendekati tahun antara 3 dan 6 tahun. Anak-anak
menyempurnakan penguasaan terhadap tubuh mereka dan merasa cemas
menunggu awal pendidikkan formal. Terkadang anak susah untuk diajak
memulai pendidikkan secara formal. Beberarapa aspek perkembangan fisik
terus menjadi stabil dalam tahun preschool. Perpanjangan tungkai kaki
menghasilkan penampilan anak menjadi lebih kurus. Perbedaan kecil terjadi
antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umum yang
terjadi pada anak-anak berusia di bawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A
dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang
besar dari makanan yang berlemak dapat menimbulkan kegemukan dan
menjadiakn anak usia ini menjadi lapar. Orang tua dan pemberi pelayanan
kesehatan perlu membuat usaha secara sadar untuk membantu preschool
mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi.
Dunia preschool meluas di luar keluarga ke dalam lingkungan
tetangga dimana anak-anak bertemu dengan anak-anak lain dan orang dewasa.
Keingintahuan mereka dan inisiatif yang berkembang mengarah pada
eksplorasi aktif terhadap lingkungan, dan perkembangan ketrampilan baru,
serta membuat teman baru. Dalam banyak aktivitas bermain, preschool
memperlihatkan kewaspadaan terhadap bentuk sosial.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat membuat rumusan masalah dari
makalah ini yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan Anak Sehat pada Anak
Usia Preschool?”
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui karakteristik perkembangan anak usia preschool;
2. untuk mengetahui asuhan keperawatan anak usia preschool.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Anak usia preschool adalah anak dengan usia antara 3 sampai 6 tahun.
Pada usia preschool, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak
preschool ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku
yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah
usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga
usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.
I. Karakteristik anak preschool antara lain:
1. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
Fase phalic (3-6 tahun)
1. memegang genetalia;
2. Oedipus complex.
Positif :
1. Egosentris : sosial interaksi
2. Mempertahankan keinginanya.
2. Perkembangan Psikosial (Ericson)
Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
1. anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan;
2. rasa inisiatif mulai menguasai anak;
3. anak mulai menuntut untuk melakukan tugas;
4. kemampuan anak berbahasa meningkat;
5. rasa kecewa dan bersalah.
3. Perkembangan Kongnitif (Piaget)
Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa
lalu, sekarang dan yang akan datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5
Tahun)
1. rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan
semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya;
2. anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi,
makan, minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

II. Tugas Perkembangan Anak Usia Preschool


Havighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan merupakan
suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya,
sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada
diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau
keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu sesuai dengan usia
atau fase perkembangannya, seperti tugas yang berkaitan dengan
perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama
dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan
hidupnya.
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak
usia 4 – 5 tahun adalah sebagai berikut:
1. mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum;
2. membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk
yang sedang tumbuh;
3. belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya;
4. mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat;
5. mengembangkakn keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis, dan berhitung;
6. mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari;
7. mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai;
8. mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan
lembaga-lembaga;
9. mencapai kebebasan pribadi.
Pertumbuhan Fisik
Penampilan maupun gerak gerik anak usia preschool mudah
dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. a) Anak
preschool umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol
terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.
b) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat
yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus
beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak. c) Otot-
otot besar pada anak preschool lebih berkembang dari kontrol terhadap jari
dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa
melakukan kegiatan yang rumit, seperti mengikat tali sepatu. d) Anak
masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan masih kurang sempurna. e) Walaupun tubuh anak lentur,
tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft).
Perkembangan Motorik
Di usia preschool, gerakan tangan anak (handstroke) sudah pada
taraf membuat pola (pattern making). Ini tingkat paling sulit karena anak
harus membuat bangun/bentuk sendiri. Jadi, betul-betul dituntut hanya
mengandalkan imajinasinya. Pada keterampilan motorik kasar, anak usia
preschool sudah mampu menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk
melakukan gerakan-gerakan seperti berlari, memanjat, naik-turun tangga,
melempar bola, bahkan melakukan dua gerakan sekaligus seperti
melompat sambil melempar bola.
Perkembangan Kreativitas
Kreativitas imajiner (orang, benda, atau binatang yang diciptakan
anak dalam khayalannya) dan animasi (kecenderungan mengganggap
benda mati sebagai benda hidup) yang merupakan kreativitas awal di masa
batita sudah mulai ditinggalkan. Sebagai gantinya, anak preschool
cenderung melakukan dusta putih (white lie) atau membual. Tujuannya
bukan untuk menipu orang lain, tapi karena ia merasa yakin hal itu benar.
Ia ingin bualannya didengar. Perlu diketahui, pada masa preschool, anak
sudah mulai menunjukkan ego dan otoritasnya. Misal, ia melihat seekor
naga hitam melintas di depan rumah. Anak ini merasa yakin dan ingin
orang lain juga turut meyakininya.
Kelak, sejalan dengan pertambahan usianya dimana anak mulai
membedakan antara khayalan dan kenyataan, kebiasaan membual mulai
hilang. Sebaliknya, orang dewasa juga jangan membiarkan anak untuk
terus-terusan membual berlebihan. Sebab, bila hal ini dibiarkan, membual
dan melebih-lebihkan yang dilakukan dengan tujuan mengesankan orang
lain, malah berbuah menjadi kebohongan yang mungkin menjadi
kebiasaan.
Perkembangan Emosi
Salah satu tolak ukur kepribadian yang baik adalah kematangan
emosi. Semakin matang emosi seseorang, akan kian stabil pula
kepribadiannya. Pada anak usia preschool, kemampuan mengekspresikan
diri bisa dimulai dengan mengajari anak mengungkapkan emosinya.
Jadi, anak preschool dapat diajarkan bersikap asertif, yaitu sikap
untuk menjaga hak-haknya tanpa harus merugikan orang lain. Saat
mainannya direbut, kondisikan agar anak melakukan pembelaan. Entah
dengan ucapan, semisal, “Itu mainan saya. Ayo kembalikan!”, atau dengan
mengambil kembali mainan tersebut tanpa membahayakan siapa pun.
Ciri Emosional Pada Anak Preschool: a) Anak TK cenderung
mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering
diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b) Iri hati pada anak preschool sering terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru (Ananda 2010).
Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam
hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau
bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.
Usia preschool memberi kesempatan luas kepada anak untuk
mengembangkan keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat
dunia lain di luar dunia rumah bersama ayah-ibu. Kemampuan
bersosialisasi harus terus diasah. Sebab, seberapa jauh anak bisa meniti
kesuksesannya, amat ditentukan oleh banyaknya relasi yang sudah dijalin.
Banyaknya teman juga membuat anak tidak gampang stres karena ia bisa
lebih leluasa memutuskan kepada siapa akan curhat.
Ciri Sosial Ciri Anak Preschool atau TK: a) Umumnya anak pada
tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat
berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial,
mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang
sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis
kelamin yang berbeda. b) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak
terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-
ganti. c) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak
yang lebih besar.
Parten (1932) dalam sosial participation among preschool children
melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah,
dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial:
a) Tingkah laku unoccupied. Anak tidak bermain dengan sesungguhnya.
Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya
tanpa melakukan kegiatan apapun.
b) Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan menggunakan alat
permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada
di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan
mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan
anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
d) Bermain pararel. Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi
tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka
menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara
tidak saling bergantung.
e) Bermain asosiatif. Anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi.
Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan
caranya sendiri-sendiri.
f) Bermain Kooperatif. Anak bermain dalam kelompok di mana ada
organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan
kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau
perang-perangan.
Perkembangan Moral
Kemampuan sosialisasi yang berkembang membawa anak usia
preschool masuk ke dalam berbagai kelompok baru di luar rumah, yaitu
sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sebagai bagian dari kelompok, anak
preschool belajar mematuhi aturan kelompok dan menyadari
konsekuensinya bila tidak mengikuti aturan tersebut.
Anak usia preschool belajar perilaku moral lewat peniruan. Itulah
sebabnya, orang-orang dewasa harus menghindari melakukan hal-hal yang
buruk, semisal bicara kasar, memukul, mencela, dan lain-lainnya di depan
anak.
Sosialisasi juga membawa anak pada risiko konflik, terutama
dengan teman sebaya. Oleh karenanya, kemampuan memecahkan konflik
merupakan modal yang harus dimiliki anak. Semakin baik kemampuannya
dalam hal ini, maka kepribadiannya akan semakin stabil.
Anak yang pandai mengatasi konflik umumnya akan mudah pula
mengatasi masalah dalam hidupnya, entah di sekolah, di rumah, ataupun
kelak di tempat bekerja.
Perkembangan Kognitif
Ciri Kognitif Anak Preschool atau TK a) Anak preschool
umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang
berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi
kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi
pendengar yang baik. b) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui
interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang.
Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973)
menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi
kompeten dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering
mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa
yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak
untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal. d)
Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai
kegiatan secara mandiri. e) Doronglah anak agar mau mencoba
mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. f) Tentukan batas-
batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. g) Kagumilah
apa yang dilakukan anak. h) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan
anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
Keterampilan Gender
Anak preschool sudah mampu membedakan pria dan wanita yang
dilihat dari penampilan yang berbeda, pakaian yang berbeda dan rambut
yang berbeda. Beberapa anak juga mulai memahami organ-organ tubuh
yang berbeda pada pria dan wanita karena orang tua mereka mulai
memperkenalkannya, entah lewat pengamatan langsung atau lewat buku-
buku.
Tidak semua anak di usia ini punya keterampilan membedakan melalui
anatomi fisik/organ intim karena beberapa orang tua masih enggan
membicarakan soal peran seks pada anak mereka di usia preschool. (Santi
Hartono, 2010)
Stimulasi Perkembangan Anak Usia 4-5 Tahun
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh
orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan
sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara,
pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang
mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi (Kania
2010).
Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah :
1. gerakan kasar, dilakukan dengan member kesempatan anak melakukan
permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan;
2. gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar
menggambar;
3. bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue;
4. bergaul dan mandiri dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain ke tetangga. (Suherman, 2000)
BAB 3 PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Anak Usia Preschool


1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh. Pengkajian yang dilakukan pada anak sehat usia
preschool antara lain :
a. Asupan Nutrisi
Beberapa anak preschool masih memiliki kebiasaan makan yang
khas pada masa toddler, seperti makanan ringan dan pemilih makanan
yang berasa kuat. Ketika anak mencapai 4 tahun, mereka mulai memasuki
periode lain dari keributan makan, yang biasanya khas pada anak yang
pemberontak dan ceroboh pada usia ini. Pada usia 5 tahun anak menjadi
lebih dapat menerima untuk mencoba makanan baru, terutama jika mereka
didorong oleh orang dewasa yang memperbolehkan mereka membantu
mempersiapkan makanan atau bereksperimen dengan rasa yang baru atau
peralatan makan yang berbeda. Jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi anak kecil sangat bervariasi dari hari kehari. Konsekuensinya
orang tua kadang khawatir tentang kuantitas makanan yang dikonsumsi
preschool.
b. Aktivitas
Tingkat aktivitas masih tetap tinggi, meskipun aktivitas yang
tenang, seperti menonton televisi, semakin menarik perhatian dan bisa
menjadi pengganti yang tak sehat untuk permainan aktif. Kemampuan dan
koordinasi motorik kasar pada anak preschool telah semakin meningkat
sehingga memberikan mereka kesempatan utuk memainkan berbagai jenis
olahraga, dengan catatan hanya pada tinggkat pemula. Apakah anak kecil
sudah boleh memulai latihan formal dalam suatu aktifitas pada usia dini
ini masih controversial. Kesiapan anak untuk berpartisipasi dalam
olahraga yang terorganisasi harus ditentukan secara individual.
Keputusan harus didasarkan pada motivasi dan kesenangan anak (bukan
orang tua). American Academy of Pediatrics mendorong permainan bebas,
berbagai aktivitas fisik, dengan suasana non-kompetitif, dan menekankan
pada kesenangan dan keamanan.
c. Tidur
Masa preschool merupakan waktu utama terjadinya masalah tidur.
Anak kecil mengalami masalah pergi tidur, terutama setelah banyak
beraktivitas dan mendapatkan stimulasi selama siang hari. Anak lain dapat
mengalami ketakutan saat tidur, terbangun di malam hari, atau mengalami
mimpi buruk atau teror tidur. Sedang anak yang lain masih memerlukan
ritual panjang yang tidak bisa ditinggalkan.
d. Personal Higiene
Kondisi kebersihan badan, mulut, gigi, pakaian perlu dikaji apakah
dalam kondisi yang bersih atau tidak. Selain itu juga perlu dikaji
lingkungan bermainnya apakah dalam kondisi yang bersih.
e. Riwayat Kesehatan
Yang perlu dikaji antara lain riwayat kesehatan dahulu yang
berfokus pada ibu dimana pada saat hamil, proses persalinan bayi, dan
kondisi bayi setelah lahir. Dikaji pula riwayat diet anak, penyakit dahulu,
riwayat imunisasi, serta riwayat alergi tertentu.
f. Pengkajian Fisik
Dilakukan untuk mengetahui kelainan-kelainan fisik yang dimiliki
anak baik secara reversible ataupun irreversible dengan melakukan
pemeriksaan head to toe.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada anak sehat usia
preschool antara lain:
1) Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial,
bermain, atau pendidikan sekunder pada anak usia preschool.
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan: imunisasi berhubungan dengan
belum adekuatnya system imun anak usia preschool
3) Resiko cidera berhubungan dengan kurangnya kesadaran akan bahaya
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketakutan pada kegelapan;
mimpi buruk; proses panjang yang biasa dilalui.
5) Resiko konstipasi berhubungan dengan ketidakadekuatan serat dalam
diet; informasi yang tidak akurat sekunder sebagai contoh:
kepercayaan budaya, keyakinan keluarga.
3) Intervensi dan Implementasi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Resiko keterlambatan Tujuan : keterlambatan 1) Ajarkan orang tua tentang tugas 1) Orang tua mengetahui apa
pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai yang seharusnya sudah
perkembangan perkembangan tidak terjadi. dengan kelompok usia dapat dilakukan dan apa
berhubungan dengan Kriteria hasil : yang seharusnya belum
keterbatasan kesempatan a) mengidentifikasi dapat dilakukan oleh
untuk memenuhi perilaku sesuai seorang anak usia
kebutuhan sosial, bermain, dengan tugas preschool
atau pendidikan sekunder perkembangan anak. 2) Kaji tingkat perkembangan anak 2) Mengetahui tingkat
pada anak usia preschool. b) Memunculkan sikap dalam seluruh area fungsi perkembangan anak actual
dan sifat yang sesuai menggunakan alat pengkajian
dengan usia pada yang spesifik
anak 3) Dorong untuk perawatan diri 3) Membantu anak dalam
sendiri, memakai baju sendiri, memenuhi tuntutan
perawatan mulut, perawatan perkembangannya
rambut.
4) Beri waktu bermain dengan orang 4) Mengembangkan aspek
lain yang sering dan dengan sosial anak dalam
berbagai mainan. permainan
5) Bacakan cerita dengan suara 5) Mengembangkan indera
keras pendengaran dan daya
imajinasi anak
6) Perintahkan untuk memberikan 6) Mengembangkan respon
respon verbal dan mengajukan anak terhadap suatu aksi
permintaan yang diberikan
7) Sebutkan kata-kata untuk 7) Mengembangkan daya
peralatan, objek, dan orang-orang ingat anak tentang sesuatu
serta minta anak-anak untuk
mengulang 8) Meningkatkan
8) Beri waktu untuk bermain sendiri kemampuan anak dalam
dan gali lingkungan bermain mengolah permainan
secara mandiri
9) Beri dorongan oleh orang tua 9) Orang tua adalah orang
serta melibatkan dalam yang paling dekat dengan
perawatan. anak sehingga sangat
penting untuk mengawasi
anak-anak.

2. Perilaku mencari bantuan Tujuan: Mendapatkan 1) Tetapkan pengetahuan atau 1) Meningkatkan


kesehatan: imunisasi imunisasi di tenaga persepsi anak dan orang tua pemahaman tentang
berhubungan dengan kesehatan tentang imunisasi yang diberikan imunisasi yang perlu
belum adekuatnya system Kriteria hasil: untuk diberikan pada anak
imun anak usia preschool a) Imunisasi diberikan 2) Tentukan pola perawatan 2) Mengetahui tindakan
pada anak kesehatan pada anak pada waktu perawatan yang pernah
b) Ada peningkatan lalu diterima anak sebelumnya
kekebalan tubuh pada 3) Beri informasi yang spesifik 3) Informasi yang diberikan
anak tentang peningkatan kesehatan akan meningkatkan
pada anak usia preschool pengetahuan pada anak
preschool
4) Berikan penjelasan tentang 4) Menjelaskan pada orang
keuntungan yang didapat dari tua kebaikan-kebaikan
program imunisasi yang yang akan diperoleh anak
diberikan setelah imunisasi
5) Tingkatkan aktualisasi diri pada 5) Anak dapat meningkatkan
anak yang mencari bantuan peran dirinya secara ideal.
untuk meningkatkan kesehatan.

3. Resiko cidera berhubungan Tujuan: anak menyatakan 1) Ajarkan orang tua untuk 1) Orang tua mengetahui
dengan kurangnya cedera lebih sedikit dan rasa memperkirakan perubahan pada perubahan yang mungkin
kesadaran akan bahaya takut cenderung berkurang kemampuan anak dan waspada terjadi pada aktivitas anak
Kriteria hasil: 2) Diskusikan dengan orang tua 2) Pemantauan yang
a) Mengidentifikasi perlunya pemantauan konstan dilakukan sebagai control
factor-faktor yang terhadap anak preschool terhadap aktivitas yang
meningkatkan resiko dapat membahayakan anak
cidera 3) Pengasuh dapat menjadi
b) Mengungkapkan 3) Beri orang tua informasi untuk pengontrol anak ketika
keinginan untuk membantu mereka dalam orang tua memiliki
mengamankan diri memilih pengasuh aktivitas diluar rumah
dari cidera 4) Mengetahui hubungan
4) Observasi interaksi pengasuh yang terjalin anatra
dan anak pengasuh dan anak apakah
merupakan suatu
hubungan yang baik
5) Orang tua dapat memantau
5) Ajarkan orang tua untuk apa saja yang dapat ditiru
memperkirakan anak meniru anak-anaknya serta
mereka dan mengajarkan anak mampu melakukan
apa yang dapat mereka lakukan pengawasan apa yang
dengan atau tanpa pengawasan dapat dilakukan anak
6) Anak dapat memahami
6) Jelaskan dan perkirakan aturan yang perlu
kepatuhan dengan aturan dijalankan dan yang akan
tertentu mengenai: jalan, alat menghindarkan anak dari
permainan, air, api, dll cedera
7) Orang tua memiliki
7) Dorong orag tua untuk kemampuan dasar untuk
mempelajari penyelamatan melakukan penyelamatan
hidup dasar pada anak pada kondisi
tertentu
8) Meminimalkan resiko
8) Ajarkan orang tua untuk cedera akibat tekanan
membantu anak mereka dalam sebaya
menangani tekanan sebaya yang
melibatkan perilaku beresiko

1) Anak dapat
4. Gangguan pola tidur Tujuan: menunjukkan 1) Jelaskan waktu malam pada mengidentifikasi malam
berhubungan dengan keseimbangan yang optimal anak preschool dan apa yang harus
ketakutan pada kegelapan; antara istirahat dan aktivitas dilakukan pada malam
mimpi buruk; proses Criteria hasil: hari
panjang yang biasa dilalui. 1) Mengembangkan factor 2) Anak-anak mengetahui
yang mencegah atau 2) Diskusikan bagaimana hal-hal apa saja yang
menghambat tidur beberapa orang bekerja pada dilakukan dimalam hari
2) Mengidentifikasi teknik malam hari 3) Membiarkan anak untuk
untuk menginduksi 3) Jika terjadi mimpi buruk, menyampaikan apa yang
tidur dorong anak untuk telah dialaminya yang
membicarakan hal ini jika membuatnya takut.
mungkin 4) Anak mendapt informasi
4) Yakinkan pada anak bahwa tentang konsep mimpi
mimpi adalah sesuatu yang
tidak nyata 5) Anak dapat meminimalkan
5) Beri anak lampu malam atau kegelapan ketika ia
senter agar dapat digunakan terbangun di malam hari
oleh anak dalam mengontrol 6) Anak tidak terlalu cemas
kegelapan untuk tidur sendiri
6) Yakinkan anak bahwa anda
berada di dekatnya sepanjang 7) Anak mendapatkan
malam pemahaman tentang
7) Jelaskan kemungkinan masalah masalah tidur yang
tidur pada anak mungkin dihadapi oleh
anak

1) Memberikan informasi
tentang pola defekasi
5. Resiko konstipasi Tujuan: menghindari adanya 1) Ajarkan orang tua tentang pola normal yang perlu
berhubungan dengan pola defeksai > 3 hari sekali defekasi yang teratur dan sehat dilakukan
ketidakadekuatan serat Kriteri hasil: 2) Diet seimbang sebagai
dalam diet; informasi yang 1) Mengetahui pola aspek mencegah terjadinya
tidak akurat sekunder defekasi teratur 2) Ajarkan pentingnya diet konstipasi, meminimalkan
sebagai contoh: 2) Mengetahui efek seimbang terjadinya konstipasi
kepercayaan budaya, cairan, serat, dan
keyakinan keluarga. aktivitas pada
defekasi 3) Cairan adekuat untuk
meminimalkan resiko
konstipasi
3) Dorong asupan cairan yang 4) Membuat penjadwalan
sesuai dengan kebutuhan anak untuk melakukan kegiatan
pra sekolah eliminasi secara teratur
4) Tetapkan waktu regular untuk 5) Orang tua dapat
eliminasi memahami factor-faktor
apa saja yang dapat
5) Diskusikan beberapa penyebab menjadi penyebab
konstipasi pada anak pra terjadinya konstipasi pada
sekolah anak
6) Meningkatkan asupan
serat pada klien agar
konstipasi dapat teratasi
6) Bila defekasi jarang, dengan
feses keras pada anak pra
sekolah, tambahkan sereal 7) Orang tua sebagai orang
sekam, jus prune, buah, dan yang paling bertanggung
sayuran. jawab terhadap segala
7) Libatkan orang tua dalam sesuatu yang terjadi pada
pengawasan terhadap pola anak
defekasi anak
Peran Orang Tua Pada Anak Pra Sekolah
Orang tua sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam tumbuh
kembang anak memiliki peran yang penting dalam menunjang pertumbuhan dan
juga perkembangan anak dalam fase kehidupannya. Adapun beberapa peran orang
tua yang perlu dipahami berdasarkan tingkatan usia antara lain:
Usia 3 Tahun
1. persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan
yang lebih luas;
2. anjurkan untuk mendaftarkan anak ke TK;
3. tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu;
4. anjurkan orangtua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang;
5. perubahan pada usia 3 ½ tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi
(antatorik dan emosi),gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku
seperti bicara gagap;
6. orang tua harus memberikan perhatian yang extra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang
tua;
7. ingatkan orang tua tentang keseimbang an yang telah dicapaipada usia 3
tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun;
8. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak;
9. tekankan tentang perlunyaperlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.

Usia 4 Tahun
1. persiapakan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktivitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan;
2. bersikap menentang terhadap orangtua;
3. explorasi perasaan ortu berkenaan dengan tingkah laku anak;
4. masukkan anak ke TK;
5. persiapan untuk peningkatan keinginan tahuan anak tentang seks;
6. tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak;
7. anjurkan untuk belajar berenang jika belum dilakukan pada usia
sebelumnya;
8. adanya mimpi buruk; beritahu orangtua bahwa anak, sering
anakterbangun karena adanya mimpi yang menakutkan;
9. tenangkan Ibu, bahwa masa yang tenang pada anak dimulai pada usia 5
tahun.

Usia 5 Tahun
1. masa tenang pada usia 5 tahun;
2. siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah;
3. pastikan kelengkapan immunisasi sebelum memasuki sekolah.
BAB 3 PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Anak usia preschool adalah anak dengan usia antara 3 sampai 6 tahun.
Pada usia preschool, anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Perlu diketahui pada masa preschool, anak sudah mulai menunjukkan ego dan
otoritasnya. Asuhan keperawatan pada anak usia preschool dilakukan setelah
melakukan beberapa hal diantaranya adalah pengkajian, intervensi, dan
implementasi. Hal yang perlu dikaji meliputi asupan nutrisi, aktivitas, waktu tidur,
personal hygene, riwayat kesehatan, dan pengkajian fisik head to toe. Setelah
pengkajian dilanjutkan dengan diagnosa terkait, intervensi dan implementasi
pemberian asuhan keperawatan pada anak usia preschool. Intervensi dan
implementasi yang ada diharapkan mampu mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan dari anak usia preschool.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis ungkapkan antara lain:
1. untuk mahasiswa keperawatan baik strata ataupun profesi untuk dapat
meningkatkan asuhan keperawatan yang komprehensif dalam ruang
lingkup pediatrik;
2. untuk perawat di instansi kesehatan untuk dapat mengoptimalkan kinerja
di instansi kesehatan sehingga nantinya asuhan keperawatan yang
dijalankan adalah asuhan yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

A.H. Markum. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK-UI.
Azis, Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika.
Cecily, L. Betz, dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. 2001. Jakarta:
EGC.
Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.
Wong, Donna, L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume 1. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai