Anda di halaman 1dari 3

KOMKEP

Nama: KUS TRIPANJI WJCAKSONK

Kelas: 1E

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
2020
1Bahasa

Besarnya peran bahasa sebagai alat komunikasi tidaklah diragukan lagi. Bagi perawat, memiliki
keterampilan berbahasa sangatlah penting agar dapat menyampaikan informasi kesehatan dengan
singkat, padat, dan jelas serta mudah diterima dan dipahami oleh pasien maupun keluarga pasien.

Namun, perawat juga harus memahami bahwa bahasa juga bisa menjadi gangguan atau hambatan
komunikasi tersendiri. Hal ini terjadi ketika perawat dihadapkan dengan pasien dan keluarga pasien yang
menggunakan bahasa asing di luar bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.

perawat yang menguasai bahasa asing tentu akan mudah untuk berkomunikasi dengan pasien atau
keluarga pasien. Namun, perawat yang tidak menguasai bahasa asing tentunya akan menemui kendala
dalam menyampaikan informasi kesehatan, memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan.

2. Gangguan berbicara pasien

Contoh yang paling nyata adalah pasien yang terkena stroke. Mereka kerapkali menjadi kesulitan untuk
berbicara dengan orang lain akibat dampak dari serangan stroke itu sendiri.

Untuk itu, perawat atau bahkan keluarga pasien perlu untuk memahami kesulitan yang dihadapi oleh
pasien dengan cara meminta pasien untuk menuliskan kata-kata yang hendak disampaikan.

3. Budaya

Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, perawat kerap dihadapkan dengan situasi di mana pasien
atau keluarga pasien memiliki latar belakang budaya yang berbeda.

Perbedaan budaya dapat menjadi faktor yang mengganggu komunikasi keperawatan karena masing-
masing budaya memiliki perbedaan dalam menafsirkan pesan, baik pesan verbal maupun pesan
nonverbal. Perbedaan ini akan berujung pada terjadinya kesalahpahaman.

Untuk itu, perawat atau petugas media lainnya harus memiliki kepekaan terhadap perbedaan budaya
yang ada.

4).endengaran pasien

Selain gangguan penglihatan, gangguan pendengaran yang dialami pasien juga dapat menjadi kendala
tersampaikannya informasi kesehatan kepada pasien.

Bagi pasien yang pendengarannya terganggu atau mengalami kesusahan mendengar umumnya mereka
hanya mampu mendengarkan suara tetapi tidak memahami apa yang dikatakan.

Mereka hanya mampu mendengarkan dengan jelas suara-suara tertentu dengan frekuensi suara yang
rendah dan suara-suara tertentu dengan frekuensi suara yang tinggi. Situasi inilah yang kerap
menimbulkan kesalahpahaman dalam komunikasi.
Gangguan pendengaran seperti ini kerap ditemui pada pasien lanjut usia. Untuk itu, perawat harus
mengetahui dan memahami bagaimana cara berkomunikasi dengan pasien lanjut usia dengan segala
keterbatasan yang timbuk seiring dengan bertambahnya usia pasien agar pesan dapat tersampaikan
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai